ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (INVESTASI, TENAGA KERJA, INFLASI, DAN PENGELUARAN PEMERINTAH) DI JAWA TIMUR TAHUN 1995-2015 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Oleh : BOEN SUASTYAONE B 300 130 152 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017 i ii iii ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (INVESTASI, TENAGA KERJA, INFLASI, DAN PENGELUARAN PEMERINTAH) DI JAWA TIMUR TAHUN 1996-2015 ABSTRAK Penelitian ini berjudul “ Analisis Pertumbuhan Ekonomi Dan FaktorFaktor Yang Mempengaruhinya (Investasi, Tenaga Kerja, Inflasi, Dan Pengeluaran Pemerintah) Di Jawa Timur Tahun 1986-2015”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengetahui seberapa besar pengaruh INV, TK, G dan INF, terhadap pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur tahun 1986-2015. Alat analisis menggunakan regresi data sekunder. Data Panel adalah data yang dikumpulkan berasal dari literatur yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti, yang pengumpulannya dilakukan oleh pihak lain. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara time series dengan metode Partial Adjustment Model (PAM) adalah model regresi data sekunder terbaik. Berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa tenaga kerja dan pengeluaran pemerintah berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi secara time series. Untuk itu pemerintah hendaknya memberikan banyak pelatihan-pelatihan dan didukung kebijakan guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur. Kata Kunci: Pertumbuhan ekonomi, INV, TK, INF, G ABSTRACT This study entitled "Analysis of Economic Growth and Its Affecting Factors (Investment, Labor, Inflation, And Government Expenditure) In East Java Year 1986-2015". This study aims to analyze and know how much influence INV, TK, G and INF, on economic growth in East Java in 1986-2015. The analysis tool uses secondary data regression. Panel data is data collected derived from the literature that has to do with the problem under study, the collection is done by other parties. The result of this research shows that time series with Partial Adjustment Model (PAM) method is the best secondary data regression model. Based on the analysis results found that labor and government expenditures have a negative and insignificant effect on time series economic growth. Therefore, the government should provide a lot of training and policy support to improve economic growth in East Java. Keywords: Economic growth, INV, TK, INF, G 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber daya yang menjadi sumber daya potensial di wilayah tersebut. Pemerintah daerah 1 dan masyarakat membentuk suatu pola kemitraan yang dapat menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang kegiatan perekonomian. Pembangunan daerah yang baik terjadi apabila terjadi pola kemitraan yang baik antara pemerintah, sektor swasta dan masyarakat (Saragih, 2009). Pertumbuhan dan pembangunan ekonomi memiliki definisi yang berbeda, yaitu pembangunan ekonomi ialah proses kenaikan output perkapita yang terus menerus dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan. Dengan demikian makin tingginya pertumbuhan ekonomi biasanya makin tinggi pula kesejahteraan masyarakat, meskipun terdapat indikator yang lain yaitu distribusi pendapatan. Pertumbuhan ekonomi adalah suatu “proses”, bukan suatu gambaran ekonomi pada suatu saat. Disini kita melihat aspek dinamis dari suatu perekonomian , yaitu melihat bagaimana suatu perekonomian berkembang atau berubah dari waktu ke waktu. Tekanannya pada perubahan atau perkembangan itu sendiri (Boediono, 1992). Disamping itu pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses yang nyata dari dampak suatu kebijakan pembangunan yang dilaksanakan, khususnya dalam bidang ekonomi. Pertumbuhan tersebut merupakan laju pertumbuhan yang terbentuk dari berbagai macam sektor ekonomi yang tidak langsung menggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Bagi daerah indikator ini sangat perlu untuk mengetahui keberhasilan pembangunan yang telah dicapai dan berguna untuk menentukan arus pembangunan dimasa yang akan datang. Laju pertumbuhan ekonomi daerah dapat ditunjukan dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Indikator yang seringkali digunakan dalam melihat sumber daya yang dimiliki oleh suatu daerah adalah aspek ekonomi dan ketenaga kerjaan sebagai penopang kekuatan dan kelemahannya. 2 Pertumbuhan ekonomi sebagai sebuah proses peningkatan output dari waktu ke waktu menjadi indikator penting untuk mengukur sebuah keberhasilan pembangunan suatu nnegara (Todaro, 2005). Oleh karena itu identifikasi berbagai macam faktor yang mempengaruhi termasuk investasi, tenaga kerja, inflasi, dan pengeluaran pemerintah menjadi menarik untuk dikaji lebih dalam. Pertumbuhan PDRB, sebagai tolak ukur pertumbuhan suatu ekonomi regional juga tidak bisa lepas dari peran pengeluaran pemerintah di sektor layanan publik. Menurut Barro kontribusi pengeluaran produktif akan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan sebaliknya untuk pengeluaran yang tidak produktif akan berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi (dalam Purbadharmaja, 2006). Pengeluaran pemerintah pada penjelasan kalimat sebelumnya bahwa pemerintah harus benar-benar memanfaatkan anggaran/dana guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi di setiap wilayah. Pengeluaran pemerintah daerah diukur dari total belanja rutin dan belanja pembangunan yang dialokasikan dengan dalam anggaran daerah. Semakin besar pengeluaran pemerintah daerah yang produktif maka semakin memperbesar tingkat perekonomian suatu daerah (Wibisono, 2005). 1.2 Tujuan Penelitian Menganalisis kemampuan pengarug dari variabel investasi, tenaga kerja, inflasi, dan pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi di Jawas Timur dan menganalisi faktor mana yang paling berpengaruh investasi, tenaga kerja, inflasi, dan pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur. 1.3 Landasan Teori 1.3.1 Pengertian Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran 3 masyarakat meningkat (Sukirno, 2000). Jadi pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian . Dari suatu periodeke periode lainnya kemampuan suatu negara untuk menghasilkan barang dan jasa akan meningkat. 1.3.2 Teori Pertumbuhan Ekonomi a. Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik Menurut ekonom klasik, Adam Smith, pertumbuhan ekonomi dipengaruhi pertumbuhan output oleh total dua dan faktor utama pertumbuhan yakni penduduk (Lincolin Arsyad, 1999). Unsur pokok dari system produksi suatu negara ada tiga : 1) Sumber daya alam yang tersedia merupakan wadah paling mendasar dari kegiatan produksi suatu masyarakat dimana jumlah sumber daya alam yang tersedia mempunyai batas maksimum bagi pertumbuhan suatu perekonomian. 2) Sumber daya insani (jumlah penduduk) merupakan peran pasif dalam proses pertumbuhan output, maksudnya jumlah penduduk akan menyesuaikan dengan kebutuhan akan tenaga kerja. 3) Stok modal merupakan unsur produksi yang sangat menentukan tingkat pertumbuhan output. Laju pertumbuhan ekonomi sangat dipengaruhi oleh produktivitas sektor- sektor dalam menggunakan faktor-faktor produksinya. Produktivitas dapat ditingkatkan melalui berbagai saran pendidikan, pelatihan dan manajemen yang lebih baik. Menurut Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik, pertumbuhan ekonomi bergantung pada faktor-faktor produksi (Sadono Sukirno, 1994). Persamaannya adalah : ∆Y = f (∆K, ∆L, ∆T) ∆Y = tingkat pertumbuhan ekonomi 4 ∆K = tingkat pertambahan barang modal ∆L = tingkat pertambahan tenaga kerja ∆T = tingkat pertambahan teknologi b. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik Teori pertumbuhan neo klasik melihat dari sudut pandang yang berbeda, yaitu dari segi penawaran. Menurut teori ini yang dikembangkan oleh Abramovits Solow pertumbuhan ekonomi tergantung pada perkembangan faktorfaktor produksi (Sadono Sukirno, 2004). Model pertumbuhan Solow ini yang sering disebut sebagai model pertumbuhan neo klasik (Mankiw, 2003). Model dasar dalam model pertumbuhan ini adalah : Y = f(K,L) Dimana : Y = Output K = Kapital/Modal fisik L = Angkatan Kerja Menurut teori pertumbuhan neo klasik, pertumbuhan output selalu bersumber dari tiga faktor, yaitu kenaikan kuantitas dan kualitas tenaga kerja (melalui pertumbuhan penduduk dan perbaikan pendidikan), penanaman modal (melalui tabungan dan investasi) serta penyempurnaan teknologi. c. Teori David Ricardo Menurut Lincoln Arsyad (2010), proses pertumbuhan ekonomi masih memacu antara laju pertumbuhan penduduk dan laju pertumbuhan output. Selain itu Ricardo juga menganggap bahwa jumlah faktor produksi tanah (sumber daya alam) tidak bisa bertambah sehingga akhirnya faktor pembatas dalam proses pertumbuhan suatua masyarakat. Perekonomian yang diciri-cirikan Ricardo sebagai berikut: 5 1) Tanah terbatas 2) Tenaga kerja meningkat atau menurun sesuao tingkat upah diatas atau dibawah tingkat upah minimal. 3) Akumulasi modal terjadi apabila tingkat keuntungan yang diperoleh pemilik modal berada diatas tingkat keuntungan minimal yang diperlukan untuk menarik meraka melakukan investasi. 4) Sektor pertanian dominan Dari faktor produksi tanah dan tenaga kerja, ada satu kekuatan dinamis yang selalu menarik perekonomian kearah tingkat upah minimum, yaitu bekerjanya the law of diminishing return. Pada akumulasi modal juga berlaku hukum tersebut. Dimana The law of dimishing return yang kan menang. Keterbatasan faktor produksi tanah akan membatas pertumbuhan ekonomi suatu negara. Suatu negara hanya bisa tumbuh sampai batas yang dimungkinkan oleh sumber-sumber alamnya. Apabila sumber daya alam ini telah diekspolitasi secara penuh maka perekonomian berhenti tumbuh, masyarakat akan mencapai stationernya. 1.3.3 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Menurut Todaro (2004), terdapat tiga faktor atau komponen utama dalam pertumbuhan ekonomi dari setiap bangsa, yaitu : a. Akumulasi Modal Akumulasi modal terjadi apabila sebgaian dari pendapatan ditabung dan diinvestasikan kembali dengan tujuan memperbesar output dan pendapatan dikemudian hari. 6 Investasi produktif yang bersifat langsung harus dilengkapi berbagai investasi penunjang yang biasa disebut dengan investasi infraktruktur ekonomi dan sosial. b. Pertumbuhan Penduduk Dan Tenaga Kerja Pertumbuhan dan angkatan kerja secara tradisional dianggap sebagai salah satu faktor positif yang memacu pertumbuhan ekonomi. Jumlah tenaga kerja yang berarti akan menambah jumlah tenaga kerja produktif, sedangkan pertumbuhan penduduk yang lebih besar berarti ukuran pasar domestik lebih besar. c. Kemajuan Teknologi Dalam pengertian sederhana, kemajuan teknologi digambarkan dengan ditemukannya cara–cara baru atau perbaikan atas cara–cara lama dalam menangani pekerjaan– pekerjaan (misalnya dalam proses produksi) yang lebih efisien dan efektif. 2. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini data yang telah terkumpul kemudian diolah dan dianalisis dengan menggunakan teknik analisa statistik guna mempermudah penarikan kesimpulan. Analisis data menggunakan alat analasis Ordinary Least Square (OLS) dengan metode Partial Adjustment Model (PAM). Model ekonometrika jangka panjang yang digunakan adalah sebagai berikut: Log( = - )- + + Dimana : PP : Pertumbuhan Ekonomi : Konstanta : Koefisien Regresi G : Pengeluaran Pemerintah INF : Inflasi INV : Investasi 7 + TK : tenaga Kerja εt : Error Term Sementara hubungan jangka pendek dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut: = - - + - + + Dimana : = = = = εt 3. HASIL PENELITIAN Tabel 1 Hasil Etimasi Model Log - = 1,677250 – 0,002466 Log(G) – 0,003223 INF + 0,009771 Log(INV) (0,8006) (0,0250) (0,2871) (0,0000) 0,0118 Log(TK)+ 0,994452 Log(PE)t-1 (0,0000) (0,4696) R2 = 0,997892 ; F-Stat = 2272,432 ; Durbin Watson stat = 2,037246 ; Prob (F-statistic) = 0,000000 Uji Diagnosis 1. Multikolinieritas (VIF) Log(G) = 11,42036 INF = 1,820005 Log(INV) = 2.523595 Log(TK) = 12,42638 2. Otokorelasi χ2(3)= 0,7561 Sig(χ2) = 0,10 3. Linieritas F(2,22) = 0,6651 Sig(F) = 0,10 4. Normalitas χ2(2) = 0,3763564 Sig(χ2) = 0,10 5. Heteroskedstisitas χ2(5) = 0,1363 Sig(χ2) = 0,10 Sumber: Hasil Olah Data E-Views 7 8 3.1 Uji Asumsi Klasik 3.1.1 Uji Multikolinieritas Dari hasil uji VIF penelitian ini dinyatakan tidak lolos uji multikolinieritas. 3.1.2 Uji Normaloitas Resdual Nilai perolehan probability dengan hasil 0,152 sehingga menunjukkan signifikansi statistik Jarque Bera yang melebihi α = 0,10. Artinya Ho diterima, maka dapat disimpulkan bahwa distribusi residual (Ut) nya normal. 3.1.3 Uji Heterokedastisitas Besar nilai probabilitas Uji White yang dilakukan terhadap Pertumbuhan Ekonomi sebesar 0.1363. dimana signifikansi χ2 hitung lebih dari 0.10 (α), maka Ho diterima artinya tidak terdapat masalah heterokedastisitas dalam model. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian ini telah lolos uji heterokedastisitas. 3.1.4 Uji Autokorelasi Hasilnya menunjukkan tingkat signifikansi χ2 yang diperoleh Pertumbuhan Ekonomi sebesar 0.7561. dimana 0.7561> 0,10, artinya Ho diterima, maka tidak terdapat masalah autokorelasi dalam model. Dapat disimpulkan bahwa penelitian ini lolos uji autokorelasi. 3.1.5 Spefikasi Model Nilai probabilitas 0.6551 dimana nilai statistik F > 0,10. Oleh karena itu Ho diterima, artinya model yang digunakan merupakan model yang linier dan spesifikasi modelnya benar. 3.2 Uji Kebaikan Model 3.2.1 Uji F Diperoleh nilai probabilitas F-statistik Pertumbuhan Ekonomi sebesar 0,000000 ≤ 0.05. oleh sebab itu pengujian hipotesisnya mengatakan bahwa Ho ditolak yang berarti model yang dipakai dalam penelitian ini eksis. 9 3.2.2 Interpretasi Koefisien Determinasi (R2) Nilai R2 (R-square) sebesar 0,997892 artinya variasi variabel dependen PDB (Produk Domestik Bruto) dapat dijelaskan oleh variasi variabel-variabel independen yaitu variabel investasi, inflasi, tenaga kerja, pengeluaran pemerintah 99,78%, dan sisanya sebesar 0,22% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak disertakan dalam model. 3.2.3 Uji t Variabel inflasi dan investasi memiliki pengaruih yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. 4. PENUTUP 4.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan analisis data mengenai pertumbuhan ekonomi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya (investasi, tenaga kerja, inflasi, dan sebagai berikut: Investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur. Hal ini membuktikan bahwa investasi yang masuk pada suatu wilayah akan meningkatkan kemampuan industri dan berkontribusi terhadap peningkatan pertumbuhan perekonomian. Tenaga kerja yang tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di jawa timur. Hal ini disebabkan karena tenaga kerja di Jawa Timur sebagian besar masih memiliki pendidikan yang rendah serta bekerja atau di tempatkan di tempat yang tidak sesuai dengan pendidikan dan ketrampilan yang ada di masing-masing pekerja. Inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur. Hal ini membuktikan bahwa inflasi yang meningkat namun relatif stabil akan memengaruhi kemampuan industri, pemerintah dan masyarakat untuk lebih mampu dalam memenuhi kebutuhannya sehingga akan memberikan peningkatan pertumbuhan perekonomian. 10 kontribusi terhadap Pengeluaran pemerintah yang berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan eknomi di jawa timur. Hal ini diasumsikan terjadi karena pengeluaran yang pemerintah lakukan tidak merupakan pengeluaran yang produktif, bukan pengeluaran untuk investasi ataupun peningkatan infrastruktur yang akan sangat jelas dapat menunjang pertumbuhan ekonomi yang ada di Jawa Timur. 4.2 Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran-saran yang dapat diberikan penulis melalui hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 4.2.1 Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat menganalisis variabelvariabel lain yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, perlu dikembangkannya pembahasan dan penelitian lebih lanjut untuk kesempurnaan penelitian yang sudah ada. 4.2.2 Pihak pemerintah diupayakan lebih mengikuti penetapan upah minimum yang ditetapkan negara, sehingga industri dari sektor ekonomi yang ada tetap mampu memberikan kontribusi dan peningkatan dalam penyerapan tenaga kerja di Jawa Timur. 4.2.3 Pihak pemerintah diupayakan lebih meningkatkan dan memfokuskan pengeluaran yang akan dilakukannya untuk kegiatan yang produktif dan dapat memfasilitasi serta menunjang kegiatan industri serta masyarakat yang ada di jawa Timur. DAFTAR PUSTAKA Arsyad, Lincolin. 1997. “Ekonomi Pembangunan Edisi Ketiga”. Yogyakarta. Bagian Penerbitan STIE YKPN Arsyad, L,. 1999. “Ekonomi Pembangunan”. Edisi Keempat. Yogyakarta: STIE YKPN. Boediono. 1992. ”Ekonomi Makro”. Edisi 4. BPFE: Yogyakarta. Boediono. 2000. “Ekonomi Moneter”. edisi 3, BPFE: Yogyakarta. Soebagiyo, Daryono dan Jihad, 2008. “Pengaruh sektor moneter terhadap Jakarta Islamic Index (Sebelum dan Sesudah Krisis 2008 dengan 11 pendekatan PAM).\ Surakarta Pada periode 2007-2008". Universitas Muhammdaiyah Dermawan Wibisono, 2005. “Metode Penelitian & Analisis Data”. Jakarta: Salemba Medika. Ghozali, Imam. 2009. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS “. Semarang: UNDIP. Gujarati, Damodar. 1997. “Ekonometrika Dasar”. Alih Bahasa Sumarno Zain. Erlangga: Jakarta. Gujarati, Damodar. 2010. “Dasar-Dasar Ekonometrika: Basic Economic”. Jakarta: Salemba Empat. Jhingan, M.L. 2010. “Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan”. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Mankiw, N Gregory. 2003. “Pengantar Ekonomi”. Jakarta: Erlangga. Nopirin. 2000. “Ekonomi Moneter Buku II”. Yogyakarta: BPFE. Sukirno, S., 1994. “Pengantar Teori Makro Ekonomi”. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sukirno, S,. 2000. “Makroekonomi Modern”. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sukirno, Sadono, 2002. “Makro Ekonomika Modern, Perkembangan Pemikiran dari Klasik hingga Keynesian Baru”. Jakarta: P.T. Raja Grafindo Persada. Sukirno, S. 2004. “Makroekonomi Teori Pengantar”. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sadono, Sukirno. 2010. ”Makroekonomi. Teori Pengantar”. Edisi Ketiga. PT. Raja Grasindo Perseda. Jakarta. Samuelson. P dan Nordhaus. W.D. 2001. “Ilmu Makro Ekonomi”. Jakrta: PT. Media Global Edukasi. Simanjuntak, J Payaman. 1998. “Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia”. Jakarta. LPPE UI. 12 Todaro, Michael. (2000). “Economic Development. edisi ketujuh”. England: Addison-Wesley. Todaro, Michael P. 2004. “Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, Penerjemah: Haris Munandar”. Jakarta. Erlangga. Todaro, Smith, 2005. “Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga”. Edisi Kedelapan Jakarta: Erlangga. Utomo, Sugeng Tri, dkk. 2009. “PASTI (Preparedness Assement Tools for Indonesia)”. Jakarta: HFI dan MCMC. Titik, farida dan Nur, 2013. “Pengujian Variabel Makro Ekonomi Terhadap Jakarta Islamic Index (JII) pada periode 2008-2012”. UMS Surakarta. Wicaksono, Eko dan miyasto, 2013. “Analisis Pertumbuhan Ekonomi dan Faktor- Faktor Yang Mempengaruhinya”. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Wulan, sri dan Irfan, 2013. “Pengaruh Makroekonomi dan Pasar Saham Syariah Internasional Terhadap JII”. Cooper, Ramin dan Lee Chuin, 2004. “Relationship between Macroeconomic `Variables and Stock Market Indices: Cointegration Evidence from Stock Exchange of Singapore’s All-S Sector Indices”. Kim Leng, Tan dan Tan, 2015. “Stylized Facts and Impact of Oil Price Shocks on International Shariah Stock Markets.” Syafii,Muhammad dan Hafidhoh, 2013. ”The Islamic Capital Market Volatility : a Comparative Study Between in Indonesia and Malaysia”. Ash-Shidiq, Hafidz dan Aziz, 2015. “Analisis Pengaruh Suku Bunga SBI, uang beredar, Inflasi dan Nilai Tukar terhadap Indeks Harga Saham JII periode 2009-2014”. Prayitno, Heru, 2012. “Analisis Hubungan Antara Harga Emas Dunia, Kurs Rupiah, dan Harga Crude Oil Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011”. Prima, Septian, 2012. “Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Harga Minyak Dunia,Harga Emas Dunia dan Kurs Rupiah Terhadap Pergerakan Jakarta\ Islamic Index (JII) di Bursa Efek Indonesia Periode Januari 2005Maret 2012” Rustiono, Deddy, 2008. “Analisis Investasi, Tenaga Kerja Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Propinsi Jawa Tengah”. 13 Pribadi, Adiesta Febrian, 2015. “Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, Inflasi, Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Gresik”. Wibisono, 2015. “Determinan Pertumbuhan Ekonomi Regional: Studi Empiris Antar Propinsi di Indonesia.” 14