pengaruh earning per share dan market to book ratio terhadap

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Menurut Levine dan Crom (1996:1-11), di Amerika Serikat pada beberapa
dekade tahun yang lalu perusahaan-perusahaan yang ada melakukan penjajahan
terselubung. Penindasan tersebut terbungkus oleh wewenang dan kekuasaan
pimpinan, hierarki struktur organisasi yang mengekang kebebasan insan pendukung
perusahaan tersebut. Manusia hanya dianggap sebagai gigi roda penggerak
perusahaan yang setiap waktu dapat diperas tenaganya tanpa mendapat perhatian dari
kalangan eksekutif perusahaan. Sikap eksekutif terhadap para karyawannya tersebut
seolah mendapat pembenaran karena sistem yang sama telah menjadi trend sebagai
acuan banyak perusahaan .
Manusia merupakan makhluk yang dibekali akal dan perasaan. Berbekal
kedua karunia tersebut manusia mempunyai keinginan-keinginan yang muncul dari
ketidakpuasan yang dia rasakan. Hal ini memicu mereka untuk berbuat sesuatu agar
segala keinginannya tersebut dapat segera diwujudkan. Perubahan, itulah modal
utama mereka untuk menuntaskan segala ketidakpuasan dan merealisasikan segala
keinginannya yang selama ini terpendam.
Prinsipnya corak kepemimpinan yang digunakan oleh perusahaan adalah
untuk mengusahakan tercapainya efektifitas kinerja karyawan, dan bagi seorang
pemimpin tentunya agar lebih efektif. Selama tahun-tahun pasca Perang Dunia II
perusahaan-perusahaan Amerika Serikat yang sedang mengalami keuntungan besar
menggunakan gaya otokrasi untuk mengelola perusahaan yang dipimpinnya. Gaya
otokrasi tersebut memberikan kewenangan penuh pada tingkatan top management
dan tanpa partisipasi dari karyawan menunjukan tingkat efektifitas dan efisiensi yang
tinggi. Tetapi seperti telah dikemukakan di atas bahwa manusia bukanlah robot atau
bahkan hewan, mereka makhluk yang memiliki akal dan perasaan. Dengan gaya
otokrasi tersebut menciptakan ketidakpuasan di kalangan karyawan, yang dalam
jangka panjang akan mempengaruhi kinerja karyawan dan bagi perusahaan tentunya
ketidakefektifan serta ketidakefisienan menjadi ancaman di masa depan.
Seluruh perusahaan pada awal didirikannya tidak akan terlepas dari perilaku
profit taking, dan tentu saja hal ini dilakukan untuk dapat membuat perusahaan
tersebut tetap berdiri. Agar tujuan tersebut dapat dipenuhi, perusahaan harus
memanfaatkan aset terbesar yang mereka miliki, yaitu tenaga kerja. Karyawan akan
selalu berperilaku sesuai dengan apa yang diperintahkan pimpinannya, akan tetapi
kepemimpinan yang baik adalah yang dapat membuat karyawannya berperilaku
secara optimal dengan ataupun tanpa pengawasan pimpinannya sehingga kinerja
perusahaan dapat meningkat sesuai atau bahkan lebih dari yang diharapkan.
Kebijakan manajemen tidak akan terlepas dari sosok pemimpin, yang akan
lebih baik jika dalam mengambil kebijakan tersebut melibatkan input dari para staf
maupun karyawan nonmanajemennya. Perilaku karyawan yang semakin mengarah
pada kesadaran akan pentingnya peranan mereka bagi keberhasilan perusahaan,
adalah hasil dari proses pemotivasian sebagai salah satu langkah kepemimpinan
manajemen dan khususnya pimpinan atau manajer dalam me-nanamkan pengaruh
pada karyawannya.
Nordhen
Basic
merupakan
perusahaan
berbadan
hukum
Perseroan
Komanditer dan merupakan home industry yang didirikan dengan modal keluarga
serta bergerak di bidang konfeksi. Sebagai salah satu UKM (Usaha Kecil Menengah)
Nordhen
Basic
tidak
terlalu
mengutamakan
perhatiannya
pada
sektor
pengelolaan/manajemen, karena di samping faktor produksi yang tidak mencapai
taraf kapasitas pabrik juga disebabkan pengelompokan pekerjaan yang tidak terlalu
kompleks sehingga meskipun tidak menempatkan banyak orang di dalam manajemen
tidak menjadi masalah yang besar bagi perusahaan. Nordhen Basic yang dibentuk
oleh modal keluarga tentunya menempatkan kuasa penuh kebijakan perusahaan pada
pihak pemilik. Akan tetapi dengan terlalu terpusatnya keputusan pada top
management, akan berpengaruh pada tingkat ketergantungan karyawan yang sangat
tinggi pada pengambilan keputusan, sehingga setiap ada masalah yang terjadi
karyawan harus selalu menunggu keputusan dari pimpinan terlebih dahulu, hal
tersebut membuat karyawan menjadi kebingungan ketika pimpinan sedang tidak ada
ditempat, sehingga membuat hasil kinerja perusahaan tidak maksimal. Selain itu
tugas yang sangat berat bagi pimpinan yang selain harus tetap berkonsentrasi pada
decision making, pimpinan juga harus memikirkan kesejahteraan para karyawan
tentunya agar kinerja tetap terjaga yang akhirnya akan berdampak pada kinerja
perusahaan itu sendiri.
Berkenaan dengan uraian tersebut di atas maka masalah ini menjadi menarik
untuk diteliti dan dianalisis, yang diwujudkan dalam sebuah skripsi yang berjudul:
“HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI KERJA
KARYAWAN PADA NORDHEN BASIC”.
1.2 Identifikasi Masalah
Sesuai dengan hal yang telah dikemukakan di muka, maka diperlukan
kebijaksanaan yang ditempuh manajemen mengenai gaya kepemimpinannya dalam
rangka menentukan motivasi kerja karyawan. Untuk mengetahui hal tersebut, maka
penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah gaya kepemimpinan pada Nordhen Basic?
2. Bagaimanakah motivasi kerja karyawan pada Nordhen Basic?
3. Bagaimanakah hubungan gaya kepemimpinan dengan motivasi kerja karyawan
pada Nordhen Basic?
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data dan informasi yang
berguna untuk mengetahui seberapa jauh hubungan gaya kepemimpinan dengan
motivasi kerja karyawan. Serta sebagai dasar bagi penyusunan skripsi yang
merupakan salah satu syarat dalam menempuh ujian sidang sarjana jurusan
Manajemen, Fakultas Bisnis Manajemen Universitas Widyatama.
Sedangkan tujuan dari penelitian ini berdasarkan identifikasi masalah di atas
adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui gaya kepemimpinan pada Nordhen Basic.
2. Untuk mengetahui motivasi kerja karyawan pada Nordhen Basic.
3. Untuk mengetahui bagaimana hubungan gaya kepemimpinan dengan motivasi
kerja karyawan pada Nordhen Basic.
1.4 Kegunaan Penelitian
Secara garis besar penelitian yang dilakukan penulis diharapkan mempunyai
kegunaan, antara lain :
1. Bagi Perusahaan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan dan pertimbangan
bagi pihak manajemen perusahaan dalam menentukan gaya ke-pemimpinan yang
lebih baik.
2. Bagi Dunia Ilmu
Dapat berguna sebagai penambah referensi, yaitu untuk pengembangan ilmu pada
umumnya
dan
khususnya
bagi
mahasiswa
jurusan
Manajemen
yang
menyelenggarakan studi di Universitas Widyatama dalam memahami Perilaku
Organisasi, secara lebih spesifik mengenai masalah kepemimpinan. Hasil
penelitian ini diharapkan dapat dijadikan dasar untuk melakukan penelitian
selanjutnya yang lebih mendalam lagi.
3. Bagi Penulis
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis di bidang Perilaku
Organisasi khususnya mengenai gaya kepemimpinan yang baik dalam suatu
perusahaan.
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
1.5.1 Kerangka Pemikiran
Organisasi merupakan suatu wadah atau tempat dimana terdiri dari individuindividu yang tidak dapat memenuhi kebutuhan serta keinginannya seorang diri. Dari
berbagai sifat, karakter, kemampuan, maupun keterampilan yang dimiliki oleh
masing-masing individu, menyebabkan timbulnya suatu kebutuhan akan figur yang
dapat menyatukan aset yang dimiliki oleh organisasi tersebut. Diperlukan suatu pihak
yang dapat bertanggungjawab terhadap pemenuhan seluruh keinginan dan kebutuhan
para anggotanya tersebut.
Adalah manajemen yang berisikan struktur organisasi, beberapa anggota yang
memiliki keterampilan yang lebih dibandingkan rekan-rekannya dan juga dianggap
memiliki kapabilitas untuk mengisi suatu jabatan tertentu dalam manajemen.
Kapabilitas yang diperlukan oleh seorang anggota organisasi untuk dapat duduk di
kursi manajemen adalah kepemimpinan, karena setinggi apapun ilmu seseorang, atau
seberapa hebat kemampuan dan keterampilan teknis seseorang itu tanpa diikuti oleh
kemampuan memimpin akan menyebabkan organisasi kekurangan sosok panutan.
Sebab Robbins (1996:39) mendefinisikan:
“Kepemimpinan sebagai kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok ke
arah tercapainya tujuan”.
Adapun beberapa definisi lain mengenai kepemimpinan diungkapkan
Wahjosumidjo (1987:21) sebagai berikut :
“1. Kepemimpinan adalah aktivitas para pemegang kekuasaan dan
membuat keputusan
2. Kepemimpinan adalah langkah pertama yang hasilnya berupa pola
interaksi
kelompok
yang
konsisten
dan
bertujuan
untuk
menyelesaikan problem-problem yang berkaitan
3. Kepemimpinan
adalah
suatu
proses
mempengaruhi
aktivitas
kelompok dalam rangka perumusan dan pencapaian tujuan”.
Dari pengertian yang telah disebutkan diatas dapat penulis tarik kesimpulan
bahwa gaya kepemimpinan merupakan kemampuan lebih yang dimiliki oleh
seseorang berdasarkan ilmu, pengetahuan dan pengalamannya untuk
mempengaruhi orang-orang yang berada di lingkungan sekitarnya agar bersedia
bekerja untuk mencapai tujuan yang telah di rencanakan, dengan indikator yang
mempengaruhinya, yaitu :
 Target dan Orientasi pemimpin
 Perilaku pemimpin
 Hubungan antara pemimpin dengan karyawan
 Pengambilan keputusan yang disesuaikan dengan keadaan.
Pada dasarnya manusia akan selalu berusaha memenuhi kebutuhan dan
keinginannya yang tidak ataupun belum terpenuhi. Sifat dasar manusia bersumber
dari adanya kebutuhan (needs) dan keinginan (wants). Kebutuhan manusia meliputi
segala hasrat manusia yang bersifat umum dan asasi. Setiap manusia pada dasarnya
membutuhkan sesuatu, walaupun prioritasnya berbeda-beda. Sedangkan keinginan
manusia meliputi hasrat manusia yang bersifat khusus. Kebutuhan dan keinginan
manusia inilah yang akan mempengaruhi perilaku seseorang.
Menjadi lebih jelas bagi pihak manajemen khususnya pimpinan, bahwa para
karyawannya memiliki karakteristik yang berbeda-beda dikarenakan setiap manusia
mempunyai prioritas kebutuhan dan keinginan yang berbeda-beda pula. Berbagai
kebutuhan dan keinginan yang terdapat di dalam diri karyawan tersebut yang juga
menyusun motivasi internalnya. Motivasi internal ini mendorong seseorang untuk
berperilaku dan berusaha untuk mencapai tujuan individunya. Selanjutnya
Wahjosumidjo (1987:172) menerangkan bahwa:
“Motivasi merupakan proses psikologis yang terjadi pada diri seseorang yang
mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi, dan sebagainya ....”.
Dari pengertian di atas dapat pula penulis tarik kesimpulan mengenai motivasi.
Motivasi adalah suatu upaya atau keinginan yang kuat yang mampu mendorong
atau menciptakan kegairahan kerja seseorang dalam hal upayanya untuk
memenuhi kebutuhannya maupun tujuannya.
Kemampuan dalam diri seseorang tidak akan begitu berpengaruh terhadap tujuan
yang diharapkan oleh perusahaan tanpa adanya dukungan dari beberapa indikator
motivasi seperti ;
 Prestasi kerja
 Tanggung jawab
 Penghargaan
 Pengakuan
 Kesempatan
Gaya kepemimpinan merupakan kemampuan lebih yang dimiliki oleh seseorang
berdasarkan ilmu, pengetahuan dan pengalamannya untuk mempengaruhi orangorang yang berada di lingkungan sekitarnya agar bersedia bekerja untuk mencapai
tujuan yang telah di rencanakan. Dan motivasi adalah suatu upaya atau keinginan
yang kuat yang mampu mendorong atau menciptakan kegairahan kerja seseorang
dalam hal upayanya untuk memenuhi kebutuhannya maupun tujuannya.
Apabila suatu perusahaan memiliki seorang pemimpin yang memiliki gaya
kepemimpinan yang baik maka secara tidak langsung akan menimbulkan
motivasi kerja yang tinggi pula. Dengan demikian dapat menghasilkan suatu
prestasi kerja yang baik dan sudah pasti kinerja perusahaan akan lebih baik lagi.
1.5.2 Hipotesis
Berdasar kerangka pemikiran di atas maka dalam melakukan penelitian ini
penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut :
“ Jika gaya kepemimpinan dirasakan sesuai dengan harapan karyawan
maka motivasi kerja karyawan akan tinggi”.
1.6 Metode Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian penjelasan atau
explanatory research, yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan kausal antara
variabel-variabel yang dipergunakan dalam skripsi ini melalui pengujian hipotesis.
Adapun dalam pengumpulan data, baik data primer maupun sekunder dilakukan dengan cara :
1. Studi Pustaka (Library Research)
Yaitu penelitian kepustakaan dengan tujuan untuk memperoleh berbagai referensi
tambahan dan pengetahuan teoritis dengan cara membaca dan mempelajari
literatur-literatur, catatan-catatan dan buku-buku yang ber-hubungan dengan
objek yang penulis teliti untuk memperoleh data sekunder.
2. Studi Lapangan (Field Research)
Yaitu penelitian langsung pada perusahaan yang bersangkutan dan melakukan
wawancara serta tanya jawab dengan unsur manajemen, dan dibantu oleh
karyawan yang berhubungan dengan masalah yang penulis teliti untuk memperoleh data primer.
Adapun teknik pengumpulan data yang penulis laksanakan adalah sebagai
berikut :
1. Wawancara
Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan komunikasi
langsung dengan manajemen dan para karyawan yang berhubungan dengan objek
yang penulis teliti.
2. Kuesioner
Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu
secara tertulis mengenai masalah-masalah yang akan diteliti.
Selanjutnya penulis menganalisis hasil data penelitian untuk dibandingkan
dengan kepustakaan.
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Nordhen Basic Bandung, sebuah perusahaan yang
bergerak di bidang konfeksi dengan memproduksi pakaian olah raga tetapi
berkonsentrasi pada produksi bermacam-macam jenis dan model sweater setengah
jadi yang terpola. Sedangkan waktu penelitian adalah dari November 2011 sampai
Januari 2012.
Download