BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1
Sumber Daya Manusia (SDM)
Sumber daya adalah segala sesuatu yang merupakan aset perusahaan untuk
mencapai tujuannya. Sumber daya yang dimiliki perusahaan dapat dikategorikan atas
empat tipe sumber daya, seperti finansial, fisik, manusia dan kemampuan teknologi.
Hal ini penting untuk diketahui, karena akan bisa membedakan pengertian yang sama
dengan pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM), yaitu administrasi
karyawan atau juga manajemen karyawan. (Omar, 2014)
Sumber Daya Manusia diperusahaan perlu dikelola secara profesional agar
terwujud keseimbangan antara kebutuhan pegawai dengan tuntutan dan kemampuan
organisasi perusahaan. Keseimbangan tersebut merupakan kunci utama perusahaan
agar dapat berkembang secara produktif dan wajar, (Mangkunegara, 2007).
Dengan pengaturan manajemen Sumber Daya Manusia secara profesional,
diharapkan pegawai bekerja secara produktif. Pengelolaan pegawai secara profesional
ini harus dimulai sejak perekrutan pegawai, penyeleksian, pengklasifikasian,
penempatan pegawai sesuai dengan
kemampuan, penataran, dan pengembangan
kariernya (Mangkunegara, 2007).
9
10
2.1.1 Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen kepegawaian dan Sumber Daya Manusia sangat penting bagi
perusahaan dalam mengelola, mengatur, dan memanfaatkan pegawai, sehingga dapat
berfungsi secara produktif untuk mencapai tujuan perusahaan. Dengan pengaturan
manajeman Sumber Daya Manusia secara professional, diharapkan pegawai bekerja
secara produktif (Mangkunegara, 2007).
Mangkunegara (2007) mengatakan bahwa “Manajemen sumber daya manusia
merupakan suatu perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, pelaksanaan, dan
pengawasan
terhadap
pengadaan,
pengembangan,
pemberian
balas
jasa,
pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemisahan tenaga kerja dalam rangka mencapai
tujuan organisasi. Untuk lebih menjelaskan pengertian tentang Manajemen Sumber
Daya Manusia (MSDM), penulis akan menguraikan pendapat dari beberapa ahli,
antara lain.:
1. Mangkunegara (2007) “Manajemen sumber daya manusia merupakan suatu
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, pelaksanaan, dan pengawasan
terhadap pengadaan, pengembangan, pemberian balas jasa,
2. Menurut Samsudin (2005) “ Manajemen Sumber Daya Manusia adalah suatu
kegiatan pengelolaan yang meliputi pendayagunaan, pengembangan, penilaian,
pemberian balas jasa bagi manusia sebagai individu anggota organisasi atau
perusahaan.
11
3. Sedangkan menurut Mutiara S. (2005) “Manajemen Sumber Daya Manusia
merupakan suatu proses yang terdiri atas perencanaan, pengorganisasian,
pemimpin dan pengendalian kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan analisa
pekerjaan, pengadaan pengembangan, kompensasi, promosi dan pemutusan
hubungan kerja, guna mencapai tujuan yang ditetapkan.
2.1.2 Pendekatan Manajemen Sumber Daya Manusia
Menurut H. Abdurahmat Fathoni (2006, 16) Usaha mencari dan menemukan
jawaban yang logis dan rasional menggunakan berbagai pendekatan,
pendekatan yang digunakan antara lain :
1. Pendekatan politik
2. Pendekatan ekonomi
3. Pendekatan hukum
4. Pendekatan susio-kultural
5. Pendekatan administratif, dan
6. Pendekatan teknologikal
Masing-masing pendekatan itu di bahas secara singkat sebagi berikut :
1. Pendekatan politik
Pendekatan politik terhadap pemahamanpentingnya manajemen sumber daya
manusia berangkat dari keyakinan yang semakin mendalam dikalangan para
12
politis bahwa aset terpenting yang dimiliki oleh suatu negara adalah sumber
daya manusia.
2. Pendekatan ekonomi
Pendekatan ekonomi merupakan pendekatan yang paling erat hubungan nya
dengan pemahaman meningkatkan perhatian semakin banyak orang pada
manajemen sumber daya manusia.
3. Pendekatan hukum
Salah satu indikator kehidupan masyarakat modern adalah makain tingginya
keadaan para warga masyarakan akan pentingnya keseimbangan antara hak
dan kewajiban masing-masing. Semakin meningkatnya kesadaran demikian
biasanya di pandang sebagai salah satu akibat positif dari tingkat pendidikan
para warga masyarakat.
4. Pendidikan susio-kultural
Pemahaman tentang semakin besarnya perhatian makin banyak pihak
terhadap manajemen sumber daya manusia juga memerlukan pendekatan
susio-kultural. Pendekatan ini sangat penting klarena berhubungan langsung
dengan harkat dan martabat manusia.
5. Pendekatan administratif
Salah satu ciri yang menonjol dari abad sekarang ini adalah terciptanya
berbagai jenis organisasi. Apapun yang telah di capai oleh umat manusia
seperti kemampuan menjelajahi luar angkasa, perkembangan teknologi yang
sangat pesat, perluasan kesempatan, memperoleh pendidikan yang semakin
13
tinggi bagi banyak orang, komunikasi dengan berbagai sarana yang sangat
canggih, peningkatan tarif hidup semakin banyak orang, semua itu di capai
dengan adanya organisasi.
6. Pendekatan teknologikal
Pendekatan ilmu pengetahuan dan teknologi mempunyai dampak yang sangat
kuat terhadap manajemen sumber daya manusia, di lihat sepintas lalu dampak
tersebut dapat dikatakan bersifat negatif karena kesan yang segera timbul
ialah bahwa pemanfaatan berbagai hasil temuan di bidang teknologi berakibat
pada berkurangnya di lakukan oleh manusia kini “di ambil alih” oleh berbagai
jenis mesin.
2.1.3 Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
Pengembangan tenaga kerja adalah program yang khusus di rancang oleh
suatu organisasi dengan tujuan membantu karyawan dalam meningkatkan
kemampuan, pengetahuan dan memperbaiki sikapnya. Berbagai aktivitas yang dapat
di lakukan oleh suatu organisasi untuk mengembangkan tenaga kerja adalah :
a. Pelatihan / penmdidikan
b. Rotasi jabatan
c. Delegasi tugas
d. Promosi
e. Pemindahan
14
f. Konseling
g. Penugasan dalam keanggotaan sesuatu panitia
h. Konferensi
2.1.3.1 Fungsi Manajerial
Menurut Garry Dessler (2009 : 527), salah satu fungsi Sumber Daya
Manusia adalah merancang kompensasi bagi karyawannya. Kompensasi yang
diberikan
perusahaan
merupakan
salah
satu
factor
penting
yang
mempengaruhi bagaimana dan mengapa orang-orang memilih untuk bekerja
di sebuah organisasi dari pada organisasi yang lain. Pemberian kompensasi
yang tepat baik bagi keinginan karyawan maupun kemampuan perusahaan
mampu menciptakan hubungan kerjasama yang sehat untuk kemajuan kinerja
perusahaan. Selain itu kompensasi yang sesuai dengan keinginan karawan atas
pekerjaannya dapat memacu semangat karyawan utnuk bekerja lebih baik lagi
dari waktu ke waktu sehingga memberikan pengaruh positif bagi peningkatan
hasil kerja karyawan.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, Manajemen Sumber Daya
Manusia (MSDM) didalam organisasi perusahaan mempunyai peranan yang
sangat penting dan sangat menentukan dalam mencapai tujuan yang
ditentukan. Jadi Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) merupakan
manajemen yang menitikberatkan perhatiannya kepada faktor produksi
manusia dengan segala kegiatannya untuk mencapai tujuan perusahaan.
15
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan investasi yang memegang peranan
penting bagi perusahaan. Tanpa adanya sumber daya manusia, faktor produksi
lain tidak dapat dijalankan dengan maksimal untuk mencapai tujuan
perusahaan.
Fungsi Manajerial dari Manajemen Sumber Daya Manusia, menurut Umar
(2005) terdiri dari :
a.
Pengorganisasian (Organizing), merupakan suatu alat untuk mencapai
tujuan. Bagi seorang manajer Sumber Daya Manusia (SDM),
membentuk suatu organisasi haruslah dengan merencanakan hubungan
antara pekerjaan dan faktor-faktor fisik, hubungan antara sesame
kelompok dan hubungan antara pimpinan secara keseluruhaan.
b.
Pengarahan
(Directing),
melaksanakan
pekerjaan
fungsi
atau
ini
meliputi
bagaimana
bagaimana
cara
mengusahakan
agar
karyawannya mau bekerja sesuai dengan apa yang diinginkan oleh
perusahaan dengan efektif dan efisien.
c.
Pengawasan
/
pengendalian
(Controlling),
merupakan
fungsi
manajeman yang menyangkut masalah pengaturan terhadap berbagai
kegiatan sesuai dengan rencana Manajemen Sumber Daya Manusia
(MSDM) yang sudah dirumuskan.
16
2.1.3.2 Fungsi Operasional
Fungsi Operasional dari Manajemen Sumber Daya Manusia, menurut Umar
(2005) terdiri dari :
a.
Pengadaan(Procurement),
merupakan
usaha
untuk
memperoleh
karyawan baik dari segi jenis, jumlah, mutu ataupun kualitas karyawan
serta seleksi dan penempatan yang dibutuhkan guna menyelesaikan
tujuan organisasi.
b.
Pengembangan ( Development), merupakan peningkatan keterampilan
dan pengetahuan karyawan melalui pelatihan yang diperlukan agar
dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik.
c.
Kompensasi (
Compensation), fungsi ini berhubungan dengan
pemberian imbalan atau penghargaan yang adil dan layak bagi
kehidupan manusia dan diberikan kepada karyawan atas jasa atau
pekerjaan yang telah diberikan untuk mencapai tujuan perusahaan.
d.
Integrasi ( Integration), merupakan usaha untuk menghasilkan suatu
rekonsiliasi atau kecocokan yang layak atas kepentingan individu,
masyarakat dan organisasi.
e.
Pemeliharaan ( Maintenance), merupakan usaha untuk mengabadikan
keadaan di mana terpeliharanya kemauan dan keinginan para karyawan.
Hal ini sangat dipengaruhi komunikasi antar karyawan, kesehatan,
keadaan jasmani dan keselamatan kerja karyawan.
17
f.
Pemutusan Hubungan Kerja (Separation), merupakan suatu proses
pemisahan karyawan dari organisasi untuk mengembalikan karyawan ke
lingkungan masyarakat kembali yang dapat berbentuk pensiun,
pemberhentian, pemecatan, atau penempatan di luar perusahaan.
2.1.4 Manfaat Manajemen Sumber Daya Manusia
Manfaat dari Sumber Daya Manusia menurut Saydan (2005 : 66) antara lain sebagai
berikut :
a.
Perusahaan akan berkemampuan menyesuaikan diri dengan kebutuhan
sekarang.
b.
Perusahaan akan mempunyai sumber daya manusia yang selalu tampil
meyakinkan dalam melaksanakan pekerjaan.
c.
Perusahaan akan mampu menjawab tantangan perkembangan keadaan
masa depan.
d.
Program perusahaan akan tidak pernah ketinggalan dari para
pesaingnya.
e.
Perusaahaan dapat meningkatkan prestasi karyawan secara individual
maupun kelompok.
f.
Mekanisme perusahaan lebih fleksibel dan tidak kaku dalam
menggunakan teknologi baru.
g.
Biaya produksi yang dikeluarkan lebih efisien.
18
h.
Perusahaan dapat mempersiapkan karyawan – karyawan untuk
menduduki jabatan yang lebih tinggi.
Suatu perusahaan yang ingin maju dan tumbuh berkembang harus melaksanakan
pengembangan Sumber Daya Manusianya secara terus menerus agar pengetahuan,
kemampuan dan ketrampilan karyawan sesuai dengan tuntutan pekerjaan yang
dilakukan.
2.2
Program Pelatihan
Menurut Rivai dan Sagala (2011) analisis kebutuhan pelatihan adalah suatu
diagnosa untuk menentukan masalah yang dihadapi saat ini dan tantangan di masa
mendatang yang harus dihadapi saat ini dan tantangan di masa mendatang yang harus
dipenuhi oleh program pelatihan dan pengembangan. Mondy (2008 : 215) kebutuhankebutuhan pelatihan bisa ditentukan dengan :
a.
Analisis Organisasi: Kebutuhan pelatihan pari prespektif organisasi secara
menyeluruh, misi organisasi, tujuan perusahaan dan rencana-rencana strategik
perusahaan.
b.
Analisis Tugas: Berfokus pada tugas-tugas yang diperlukan untuk mencapai
tujuan-tujuan perusahaan. Deskripsi-deskripsi pekerjaan merupakan sumber
daya penting bagi level analisis ini.
b.
Analisis Orang: merupakan kebutuhan pelatihan individual berdasarkan siapa
objek yang memerlukan pelatihan ataupun dengan mengidentifikasikan
19
pengetahuan keterampilan, dan kemampuan apa yang dibutuhkan oleh
perusahaan. Kebutuhan tersebut diperoleh dari pengetahuan yang dialami oleh
Human Resource & Development (HRD) ataupun supervisior, quisioner dan
survey kebutuhan, test individu.
2.2.1 Menetapkan Tujuan Program Pelatihan
Mondy (2008 ; 215) menjelaskan bahwa pelatihan harus memiliki tujuantujuan yang jelas dan ringkas serta dikembangkan untuk mencapai tujuan-tujuan
organisasi. Tujuan diadakannya pelatihan yang diselenggarakan perusahaan
dikarenakan perusahaan menginginkan adanya perubahan dalam prestasi kerja
pegawai sehingga dapat sesuai dengan tujuan perusahaan. Pada umumnya, tujuan
dilakukan program pelatihan adalah untuk kemajuan kepentingan bersama antara
karyawan dengan perusahaan sehingga tercipta hubungan mutualisme.
2.2.2 Implementasi Program Pelatihan
Efektifitas merupakan hubungan antara hasil nyata dengan hasil yang
diharapkan. Efektifitas pelatihan merupakan gambaran sejauh mana karyawan
mampu menerapkan keterampilan, dan ilmu baru yang yang diperoleh untuk
kebutuhan pekerjaannya saat ini. Menurut Mathis dan Jackson (2008 : 269) Pelatihan
yang efektif terdiri dari :
1.
Kesiapan Peserta Pelatihan (Learner Readiness)
20
Seorang learner harus memiliki kesiapan dan kemauan untuk belajar sesuatu
hal baru yang terkait dengan pekerjaannya.Kesiapan peserta dapat ditentukan
seberapa besar motivasi dan antusiasme untuk mengikuti program pelatihan dan
kepercayaan diri untuk menerapkan ilmu dan keterampilan baru yang diterima.
2.
Gaya Belajar (Learning Styles)
Setiap karyawan memiliki gaya belajar yang berbeda-beda dalam memahami
suatu ilmu baru. Sebagai Contoh Gaya belajar audio bagi sebagian karyawan
lebih mudah memahami dengan mendengarkan isi materi pelatihan yang
dijelaskan oleh instruktur, sedangkan pada sebaian lagi karyawan lebih mudah
memahami dengan memanfaatkan dan mengamati gambar, bentuk ataupun
contoh yang disediakan dalam proses pelatihan. Untuk menunjang gaya
pelatihan yang disesuaikan dengan karakteristik gaya belajar karyawan, seorang
trainer haruslah memiliki kemampuan komunikasi untuk menyampaikan materi
secara baik, selain teori teori yang menguatkan, seorang trainer jua harus
memiliki kemampuan memotivasi untuk membangun percaya diri dan kemauan
karyawan untuk langsung menerapkan apa yang didapat dari pelatihan.
3.
Transfer Pembelajaran (Learning Transfer)
Pelatihan yang efisien haruslah mampu diterapkan dan diimplementasikan oleh
karyawan baik dalam jangka panjang ataupun jangka pendek pasca pelatihan
yang
diterimanya.
Perusahaan
menggunakan
sejumlah
metode
untuk
menyampaikan pengetahuan dan keterampilan kepada angkatan kerjanya.
Mondy (2008 : 217) Metode pelatihan yang digunakan dapat berupa :
21
a.
On Job Training
Metode palatihan informal yang memungkinkan seorang karyawan
untuk
mempelajari
tugas-tugas
dalam
pekarjaan
dengan
mengerjakannay secara nyata.
b.
Magang
Magang sebagai metode palatihan memungkinkan para peserta untuk
mengintegrasikan teori yang dipelajari dengan praktikpraktik kerja
nyata.
c.
Pelatihan Pemula
Metode pelatihan yang mengkombinasikan instruksi dikelas dengan on
job training. Pelatihan ini umum dalam pekerjaanpekerjaan yang
membutuhkan keterampilan.
d.
Rotasi Pekerjaan
Metode pelatihan dimana para karyawan berpindah dari satu pekerjaan
ke pekerjaan lainnya untuk memperluas pengalaman mereka.
e.
In basket training
Adalah metode pelatihan dimana para peserta diminta menyusun
prioritas dan kemudian menangani sejumlah dokumen bisnis, pesan email, memo, laporan, dan pesan telepon yang biasanya melewati meja
seorang manajer.
22
2.2.3 Tipe dan Kriteria Efektifitas Program Pelatihan
Program pelatihan bias di evaluasi berdasarkan informasi yang bias di peroleh
pada lima tingkatan, yaitu :
1. Reaction
2. Learning
3. Behaviors
4. Organizational result
5. Cost effectivity
Pertanyaan-pertanyaan pada masing-masing criteria tersebut seperti di uraikan
di bawah ini, memungkinkan penyaringan informasi yang bias menjelaskan
seberapa efektif program pelatihan yang di laksanakan tersebut.
Reaksi
Belajar
: Seberapa baik para peserta menyenangi pelatihan
: Seberapa jauh para peserta mempelajari fakta-fakta, prinsipprinsip, dan pendekatan-pendekatan yang terdapat di dalam
pelatihan
Biahior
: Seberapa jauh prilaku kerja para pekerja berubah karena
pelatihan
Hasil-hasil
: Apakah peningkatan produktivitas atau penurunan biaya
telah di capai.
23
2.3
Kompensasi
Suatu cara meningkatkan prestasi kerja, motivasi dan kepuasan kerja
karyawan adalah kompensasi. Kompensasi merupakan pengeluaran dan biaya bagi
perusahaan. Perusahaan mengharapkan kompensasi yang dibayarkan memperoleh
imbalan prestasi kerja yang lebih besar dari karyawan, perusahaan dalam memberikan
kompensasi kepada para pekerja
terlebih dahulu melakukan perhitungan kinerja
dengan membuat sistem penilaian kerja yang adil.
Para karyawan mungkin akan menghitung-hitung kinerja dan pengorbanan
dirinya dengan kompensasi yang diterima. Hal ini cukup berbahaya bagi perusahaan
apabila pesaing merekrut/membajak karyawan yang merasa tidak puas tersebut
karena dapat membocorkan rahasia perusahaan atau organisasi.
Kompensasi yang baik akan memberi beberapa efek positif pada
organisasi/perusahaan sebagai berikut :
a.
Mendapatkan karyawan yang berkualitas baik.
b.
Memacu pekerja untuk bekerja lebih giat dan meraih prestasi yang gemilang.
c.
Memikat pelamar kerja berkualitas dari lowongan kerja yang ada.
d.
Mudah dalam pelaksanakan administrasi maupun aspek hukumnya.
e.
Memiliki keunggulan lebih dari pesaing/kompetitor.
24
2.3.1 Pengertian kompensasi
Kompensasi adalah seluruh imbalan yang di terima karyawan atas hasil kerja
karyawan tersebut pada organisasi. Kompensasi bisa merupakan fisik ataupun non
fisik dan harus di hitung di berikan karyawan sesuai dengan pengorbanan yang telah
diberikannya kepada perusahaan atau organisasi.
Kompensasi yang tidak sesuai dengan kondisi yang ada dapat menyebabkan
masalah ketenaga kerjaan di kemudian hari ataupun dapat menimbulkan kerugian
pada organisasi atau perusahaan.Proteksi juga perlu diberikan kepada pekerja agar
dapat melaksanakan pekerjaannya dengan tenang sehingga kinerja dan kontribusi
pekerja tersebut dapat tetap maksimal dari waktu ke waktu.
2.3.2 Tujuan Dan Pentingnya Kompensasi
Menurut Siti al fajar, (2010 : 155) Kompensasi mempunya beberapa tujuan utama,
yaitu :
a.
Menarik pelamar kerja yang potensial
Dalam hubungannyadengan upaya rekrutmentdan seleksi organisasi, program
kompensasi dapat membantu memastikan bahwa pembayaran cukup untuk
menarik orang yang tepat, pada waktu yang tepat, untuk pekerjaan yang tepat.
b.
Mempertahankan karyawan yang baik
Bila program komunikasi di rasakan tidak adil. Karyawan yang baiak (yang
di butuhkan oleh organisasi) mungkin akan keluar. Untuk mencegah trun over
25
karyawan, pengupahan atau penggajian harus di jaga agar tetap kompetitif
dengan perusahaan-perusahaan yang lain
c.
Meraih keunggulan kompetitif
Untuk meraih keunggulan kompetitif, suatu organisasi mungkin memilih
menggunakan siste m computer sebagaipengganti tenaga kerja, atau pindah
keadaerah yang tenaga kerjanya lebih murang.
d.
Meningkatkan produktivitas
Imbalan yang tidak bersifat keuangan di mungkinkan bias mempengaruhi
motivasi dah kepuasan karyawan, di samping pembayaran yang di kaitkan
dengan keuangan selain itu, karena perbeadaan-perbedaan dan kesukaan
individu, suatu organisasi harus menentukan bauran yang tepat antara imbalan
yang bersifat keuangan dan yang tidak bersifat keuangan.
e.
Melakukan pembayaran sesuai dengan aturan hokum undang-undang
ketenagakerjaan)
f.
Menjamin keadilan
Administrasi pengupahan atau penggajian berusaha untuk memenuhi prinsip
keadilan atau konsistensi internal dan eaksternal sangat penting di perhatikan
dalam penentuan tingkat kompetensi.
g.
Memudahkan sasaran strategis
Suatu organisasi mungkin ingin menciptakan kultur yang menguntungkan dan
kompetitif, atau mungkin ingin menjadi tempat kerja yang menarik, sehingga
dapat merekrut pelamar-pelamar terbaik.
26
2.3.3 Jenis – Jenis Kompensasi
a.
Kompensasi Financial
Kompensasi Financial merupakan kompensasi yang diberikan oleh organisasi
kepada karyawan dalam bentuk uang. Adapun bentuk kompensasi ini antara
lain : Gaji, Bonus, Insentif
b.
Kompensasi Non Financial
Kompensasi Non Financial adalah segala bentuk balas jasa yang tidak berupa
uang. Bentuk kompensasinya antara lain :
•
Tersedianya fasilitas penunjang : poliklinik, tempat ibadah.
•
Komunikasi yang baik.
•
Lingkungan kerja yang kondusif.
2.3.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kompensasi
Besar kecilnya pemberian kompensasi tidak mungkin dapat di tentukan begitu
saja tanpa mengantisipasi perkembangan keadaan sekitar yang mengelilingi gerak
perusahaan. Penetapan konpensasi yang berdasarkan keinginan sepihak (perusahaan)
saja tanpa di dasarkan pada perhitungan-perhitungan yang rasional dan dapat di
pertanggung jawabkan secra yuridis akan sulit di terapkan dalam jangka panjang.
Oleh karena itu beranggapan bahwa besar kecilnya kompensasi akan selalu di
pengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
27
a.
Adanya permintaan dan ppenawaaran tenaga kerja
b.
Kemampuan dan kesediaan perusahaan membayar
c.
Serikat buruh atau organisasi karyawan
d.
Produktivitas kerja / prestasi kerja karyawan
e.
Biaya hidup
f.
Posisi atau jbatan karyawan
g.
Tingkat pendidikan dan pengalaman kerja
h.
Sektor pemerintah
2.4 Kinerja
2.4.1 Pengertian Kinerja
Istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance
(prestasi kerja atau prestasi sesunguhnya yang dicapai oleh seseorang). Kinerja atau
prestasi kerja adalah perilaku pegawai yang tampak atau terwujud dalam pelaksanaan
tugas di dalam kantor maupun tugas di luar kantor yang bersifat kedinasan. Menurut
Mangkunegara (2008) kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Seperti yang kita ketahui banyak sekali
faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang baik dari dalam diri orang
tersebut maupun faktor dari luar, umar (2014).
28
a.
Faktor kompensasi
Malayu (2005) mengatakan kompensasi adalah semua pendapatan berbentuk
uang ataupun barang yang diterima karyawan baik secara langsung maupun
tidak langsung.
b.
Faktor motivasi
Motivasi terbentuk dari sikap seseorang pegawai dalam menghadapi situasi
kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai yang
terarah untuk mencapai tujuan organisasi (tujuan kerja).
c.
Kepemimpinan
Kepemimpinan yang ditetapkan oleh seseorang manajer dalam organisasi
dapat menciptakannya integrasi yang serasi dan mendorong gairah kerja
karyawan untuk mencapai sasaran yang maksimal.
d.
Penilaian prestasi karyawan
Dengan penilaian prestasi berarti para bawahan mendapat perhatian dari
atasnnya sehingga mendorong mereka bergairah bekerja.
e.
Lingkungan kerja
Lingkungan kerja juga perlu diperhatikan karena dampaknya dapat dirasakan
langsung oleh para karyawan, dengan lingkungan kerja yang aman akan
membuat karyawan menjadi merasa betah dikantor.
f.
Latihan dan pengembangan
Latihan ataupun pengembangansangat diperlukan bagi karyawan dengan
begitu dapat meningkatkan kemampuan karyawan.
29
g.
Promosi
Jika ada kesempatan bagi setiap karyawan dipromosikan berdasarkan keadilan
dan objektifitas karyawan akan terdorong bekerja giat dan bersemangat.
2.4.2 Evaluasi Penilaian Kinerja
Menurut Manggison dalam Mangkunegara (2008) evaluasi kinerja atau
penilaian prestasi kerja adalah suatu proses yang digunakan oleh pimpinan untuk
menentukan apakah seorang pegawai dalam melakukan pekerjaannya sesuai dengan
tugas dan tanggung jawabnya. Selanjutnya Sikula dalam Mangkunegara (2008)
mengemukakan bahwa penilaian kinerja pegawai merupakan evaluasi yang sistematis
dari pekerjaan pegawai dan potensi yang dapat dikembangkan. Penilaian dalam
proses penafsiran atau penentuan nilai kualitas atau status dari beberapa objek orang
ataupun sesuatu barang.
Dari pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa evaluasi kinerja
adalah penilaian yang dilakukan secara sistematis untuk mengetahui hasil pekerjaan
pegawai dan kinerja organisasi. Di samping itu juga untuk menentukan pelatihan dan
dapat memberikan tanggung jawab yang sesuai kepada karyawan sehingga dapat
melaksanakan pekerjaan dengan baik dimasa yang akan datang dan sebagai dasar
untuk menentukan kebijakan dalam hal proses jabatan atau penentuan imbalan.
30
2.4.3 Tujuan Dan Manfaat Evaluasi Penilaian Kinerja
Tujuan dan manfaat penilaian adalah untuk memperbaiki atau meningkatkan
kinerja organisasi melalui peningkatan kinerja dari Sumber Daya Manusia organisasi.
Secara lebih spesifik tujuan dari evaluasi kinerja sebagai mana dikemukakan oleh
Agus Suyonto yang dikutip oleh Mangkunegara (2008) adalah :
Tujuan evalusi penilaian kerja
a.
Meningkatkan saling pengertian antara pegawai tentang persyaratan kinerja.
b.
Mencatat dan mengakui hasil kerja karyawan, sehingga mereka memotivasi
untuk berbuat yang lebih baik atau sekurang-kurangnya berprestasi sama
seperti prestasi sebelumnya.
c.
Mendenifisikan atau merumuskan kembali sasaran masa depan
sehingga
pegawai termotivasi untuk berprestasi sesuai kemampuannya.
d.
Memberikan peluang kepada pegawai untuk mendiskusikan keinginan dan
aspirasinya dan meningkatkan kepedulian terhadap karier atau terhadap
pekerjaan yang diembannyasekarang.
e.
Memberikan rencana pelaksanaan dan pengembangan yang sesuai dengan
kebutuhan pelatihan khusus, rencana diklat dan kemudian menyetujui rencana
itu juka tidak ada hal-hal yang perlu diubah.
31
Manfaat evaluasi penilaian kerja
a.
Sebagai dasar dalm mengambil keputusan yang digunakan untuk prestasi,
pemberhentian, dan besarnya balas jasa.
b.
Untuk mengukur sejauh mana seorang pegawai dapat menyelesaikan
pekerjaannya.
c.
Sebagai dasar untuk mengevaluasi seluruh kegiatan dalam organisasi
perusahaan.
d.
Sebagai dasar untuk mengwvaluasi program latihan dan keefektifitasan jadwal
kerja, sruktur organisasi, gaya pengawasan, kondisi kerja dan pengawasan.
e.
Sebagai alat untuk meningkatjkan motivasi kerja pagawai sehingga dicapai
kinerja yang baik.
f.
Sebagai indikator untuk menentukan kebutuhan akan latihan bagi pegawai
yang berada didalam organisasi.
g.
Sebagai alat untuk melihat kekurangan atau kelemahan dan meningkatkan
kemampuan pegawai selanjutnya.
2.4.4 Aspek-Aspek Kinerja Karyawan
Menurut Hasibuan yang dikutip oleh Mangkunegara (2005) mengemukakan
bahwa aspek-aspek yang dinilai pekerjaan menyangkut aspek-aspek kesetiaan, hasil
kerja, kreativitas, kerja sama, kepemimpinan, kepribadian, prakarsa, kecakapan dan
tanggung jawab.
32
Sedangkan menurut Husein Umar yang dikutip oleh Mangkunegara (2005)
membagi aspek-aspek kinerja meliputi mutu pekerjaan, kejujuran pegawai, inisiatif,
kehadiran, kerja sama, keandalan, pengetahuan tentang pekerjaan, tanggung jawab
dan pemanfaatan waktu kerja. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja
adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai
dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya.
2.4.5 Unsur-Unsur Kinerja Karyawan
Unsur-unsur yang di nilai dalam kinerja karyawan merupakan kriteria
mengenai kinerja karyawan di katakana baik atau kurang, menurut hasibuan (2009)
unsur-unsurnya adalah sebagai berikut : Kesetiaan, Prestasi kerja, Kejujuran,
Kedisiplinan, Kreativitas, Kerjasama, Kepemimpinan, Kepribadian, Prakarsa,
Kecakapan, Tanggung jawab.
2.4.6 Faktor-faktor Kinerja Karyawan
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja antara lain :
a.
Faktor kemampuan secara psikologis
Kemampuan (Ability) pegawai terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan
kemampuan realita (pendidikan) oleh karena itu pegawai perlu di tempatkan pada
pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya.
33
b.
Faktor motivasi
Tebentuk dari sikap (atitude) seorang pegawai dalam menghadapi situasi
kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakan diri pegawai menjadi terarah
untuk mencapai tujuan kerja.
2.5 Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian ini penulis merujuk pada beberapa hasil penelitian yaitu:
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No
Nama
Tahun
Judul
Hasil
1.
Winda Yulia
2013
Pengaruh karier dan
Variabel independen
Lestari
motivasi terhadap
dalam penelitian ini
(Perpustakaan
kinerja karyawan
berpengaruh secara
UMB 1129)
pada PT. Inoac
bersama-sama terhadap
Indonesia
variable dependen yaitu
kinerja karyawan
2.
Amelia Winda
2013
Pengaruh
Terdapat pengaruh
Sari
kompensasi
kompensasi terhadap
(Perpustakaan
terhadap loyalitas
loyalitas karyawan pada
UMB 924)
karyawan pada PT.
PT. Energy Logistic
Energy logistics
34
3.
4.
Fir Nur Ikhlas
Muhamad umar
2013
2014
Hubungan
Kompensasi memiliki
kompensasi dengan
hubungan yanng cukup
loyalitas kerja
kuat dan signifikan
karyawan di divisi
terhadap loyalitas kerja
marketing reserch
karyawan.
Pengaruh gaya
Gaya kepemimpinan
kepemimpinan dan
dan kompensasi
kompensasi
berpengaruh signifikan
terhadap kinerja
terhadap Kinerja
karyawan pt.
Karyawan Perusahaan,
Millenium muda
sedangkan secara parsial
makmur jakarta
Gaya Kepemimpinan
berpengaruh signifikan
terhadap Kinerja
karyawan , Kompensasi
berpengaruh signifikan
terhadap Kinerja
Karyawan
5.
Putri Amelia Sari
Aisyah
Pengaruh praktik
terdapat pengaruh yang
msdm dan
signifikan secara
2014
35
kepemimpinan
bersama-sama antara
manajerial terhadap
praktek MSDM dan
kinerja karyawan di
kepemimpinan
pt. Hitachi plant
manajerial terhadap
technologies
kinerja karyawan.
indonesia
6.
Eka Sari Dewi
2013
Analisis pengaruh
Motivasi memberikan
motivasi dan
pengaruh terhadap
lingkungan kerja
kinerja namun tidak
terhadap kinerja
signifikan,sedangkan
karyawan PT. Avnet
lingkungan kinerja
Datamastion
memberikan pengaruh
Solution
signifikan terhadap
kinerja
7
Fransiscus
xaverius
trilaksana
2013
Pengaruh
performance sales
promotion Girl
terhadap brand
equity
performance sales
promotion girl
memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap
brand equity
36
2.6 Kerangka Pemikiran
Tingkat keberhasilan perusahaan ditentukan oleh faktor sumber daya manusia
atau karyawan dalam mencapai tujuannya. Seorang karyawan yang memiliki kinerja
yang tinggi dan baik akan dapat menunjang tercapainya sasaran dan tujuan
perusahaan. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut perusahaan harus memberikan
kompensasi yang adil dan benar sehingga akan membantu perusahaan mencapai
tujuannya dan memperoleh, memelihara dan mempertahankan tenaga kerja yang
produktif.
Program pelatihan memegang kendali penting dalam kinerja karyawan SPG
karena SPG merupakan jembatan pertama dalam menyampaikan / mempromosikan
produk. Konpensasi yang baik akanberpengaruh kepada karyawannya agar bisa
mencapai tujuan perusahaan dan dapat memacu kinerjanya. Dari uraian di atas dapat
diajukan model kerangka pemikiran sebagai berikut:
Gmbar 2.1
Model Hubungn Pelatihan
Program Pelatihan
H1
(XI)
H3
Kinerja
(Y)
Kompensasi
(X2)
H2
37
2.7 Rumusan Hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan tentang suatu konsep yang masih bersifat
sementara dan masih harus diuji kebenarannya, (Hasan, 2006 : 13). Pengujian secara
hipotesis bertujuan untuk melihat pengaruh antara variabel-variabel yang di teliti
dalam penelitian ini. Hipotesis pada penelitian ini adalah :
1.
H1 : Terdapat pengaruh signifikan, program pelatihan terhadap kinerja
karyawan SPG pada PT. Indonesia Wacoal
2.
H2 : Terdapat pengaruh tidak signifikan, kompensasi terhadap kinerja
karyawan SPG pada PT. Indonesia Wacoal
3.
H3 : Terdapat pengaruh signifikan program pelatihan dan kompensasi
terhadap kinerja karyawan SPG pada PT. Indonesia Wacoal.
Download