BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asam lemak tidak jenuh yang memiliki ikatan π pada posisi atom karbon 9,10 seperti asam oleat, linoleat dan resinoleat dapat dioksidasi menghasilkan asam azelat (asam 1,9 – nonanadioat) (Brahmana (I) , 1998). Asam ini dijumpai sebagai trigliserida dalam minyak nabati seperti asam oleat banyak terdapat dalam minyak sawit, asam linoleat terdapat pada jagung serta asam resinoleat merupakan kandungan dari minyak jarak (Ketaren, 1986). Asam azelat tersebut bila diamidasi dengan menggunakan amonia atau urea dapat membentuk amida azelat dimana amida azelat dan asam azelat merupakan bahan dasar dalam pembuatan bahan polimer nilon 9,9. Amida azelat tersebut bila direduksi dengan menggunakan reduktor seperti LiAlH4 ataupun hidroksi amin sulfat dapat menghasilkan turunan dalam bentuk amin yaitu 1,9nonanadiamin (Brahmana (I), 1998).Senyawa amida umumnya dapat diperoleh melalui amidasi turunan asam karboksilat seperti asil halida dan metil ester (Fessenden, 1999). Disamping ini beberapa penelitian terdahulu telah berhasil melakukan amidasi langsung melalui pemanasan antara asam karboksilat dengan senyawa yang memiliki gugus amin seperti halnya reaksi antara asam azelat dengan urea untuk menghasilkan senyawa amida yang berguna sebagai bahan surfaktan (Budijanto, 2002) dan reaksi antara dodekilamina dengan asam ß hidroksi pelargonat yang menghasilkan N – dodekil – ß – hidroksi - nonamida berguna sebagai zat anti penuaan dan anti keriput dalam industri kosmetik (Silsia, 2000). Amidasi dengan gugus amin dari asam glutamat (asam - 2 – amino - 1,3 – propanadioat) terhadap metil ester asam lemak, asil klorida asam lemak maupun langsung terhadap asam lemak mono basa juga telah dilakukan dalam pembuatan steroyl glutamida yang dapat digunakan sebagai bahan surfaktan dan antimikroba (Miranda, 2003). Penelitian sebelumnya telah mensintesis dan karaterisasi senyawa dietanolamida yaitu HELA, (N,N – bis – 2 – hydroxy ethyllinsed oil fatty amide), yang diperoleh dari amidasi antara minyak biji rami dengan dietanolamina dengan bantuan katalis NaOCH3 melalui proses pemanasan (Alam,et.al, 2009). Alkanolamida dari turunan asam lemak yang memiliki gugus hidroksil digunakan sebagai bahan pembuatan shampo, pelunak pada pembuatan tekstil dan juga pencegahan korosif (Nuryanto, dkk, 2002). Senyawa alkaloamida juga digunakan sebagai zat antara dalam pembuatan polimer. Misalnya, polimerisasi senyawa alkanoamida dengan metilen diisosianat (MDI) juga telah dikembangkan sebagai bahan poliol dalam pembuatan poliuretan foam rigrid (busa kaku), dimana senyawa alkanoamida yang digunakan diperoleh dari hasil amidasi minyak inti kelapa dengan dietanolamina (Lee, et.al, 2007). Demikian juga Ginting pada tahun 2012 telah mensintesis senyawa alkanoamida melalui amidasi trigliserida dengan dietanolamina dengan katalis CH3ONa (Ginting, 2012). Dalam hubungan ini peneliti ingin mengembangkan reaksi amidasi dietanolamin dengan metil azelat menggunakan katalis natrium metoksida untuk menghasilkan di - N,N – 2 – hidroksi – etil – nonanadiamida dan diharapkan senyawa ini dapat digunakan sebagai bahan surfaktan. 1.2 Permasalahan Bagaimana proses sintesis senyawa di – N,N – bis – 2 – hidroksil – etil – 1,9 – nonanadiamida dari metil azelat dengan dietanolamina menggunakan katalis natrium metoksida ? 1.3 Pembatasan Masalah 1. Bahan yang digunakan sebagai sumber pembuatan asam azelat adalah asam oleat campuran. 2. Sumber amina yang digunakan adalah dietanolamina 3. Pembuatan dimetil azelat dilakukan reaksi antara asam azelat dengan metanol menggunakan katalis H2SO4(p) 4. Pembuatan amida dengan mereakasikan senyawa dimetil azelat dan dietanolamina menggunakan katalis natrium metoksida (NaOCH3). 1.4 Tujuan Penelitian Untuk mensintesis senyawa di – N,N – bis – 2 – hidroksil – etil – 1,9 – nonanadiamida melalui amidasi metil azelat dengan dietanolamina menggunakan katalis natrium metoksida. 1.5 Manfaat Penelitian Sebagai sumber informasi dalam reaksi sintesis oleokimia dan pengembangan dari reaksi – reaksi organik dalam reaksi amidasi untuk menghasilkan senyawa alkanolamida turunan asam azelat yang berguna sebagai bahan pembuatan surfaktan. 1.6 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di laboratorium Kimia Organik FMIPA USU. Analisis secara Spektrofometer FT – IR di perusahan swasta Medan, analisa 1H – NMR di labolatorium Kimia Organik ITB dan Uji titik lebur di laboratorium Kimia Anorganik FMIPA USU. 1.7 Metodologi Penelitian Penelitian ini dilakukan melalui eksperimen laboratorium. Asam oleat direaksikan dengan KOH sambil diaduk sehingga dihasilkan larutan kalium – oleat, kemudian kalium – oleat dioksidasi dengan KMnO4 lalu dihidrolisis dengan H2SO4 25% hingga pH = 3 sehingga diperoleh asam azelat. Asam azelat yang diperoleh diuji titik leburnya dan dianalisis gugus fungsinya dengan spektrofotometer FT – IR. Selanjutnya asam azelat direaksikan dengan metanol menggunakan katalis H2SO4(p) dalam pelarut benzena pada kondisi refluks dan diperoleh metil azelat. Metil azelat yang diperoleh dianalisis gugus fungsinya dengan spektrofometer FT – IR. Selanjutnya metil azelat diamidasi dengan dietanolamina menggunakan katalis natrium metoksida dalam pelarut metanol pada kondisi refluks menghasilkan alkanolamida turunan asam azelat yaitu di – N,N – bis – 2 – hidroksil - etil – 1,9 - nonanadiamida. Hasil reaksi yang diperoleh dilakukan analisis spektrofometer FT – IR dan 1H – NMR.