PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG PERIKSA PAYUDARA SENDIRI PADA MAHASISWI PSIKOLOGI (The Influence Of Health Education On knowledge Of Breast Self Examination On Psychology Students) Meryanna R. Simanjuntak1, Agus Eka N.Yunetta2, M. Nur Dewi Kartikasari 3 ABSTRAK Kanker payudara merupakan jenis kanker yang mendominasi di Indonesia dengan prevalensi 4,3 per 1.000 penduduk dan lebih dari 80% kasus ditemukan pada stadium lanjut. Ada cara yang lebih mudah dan efisien untuk mendeteksi kelainan payudara oleh diri sendiri yang dikenal dengan Periksa Payudara Sendiri.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan tentang Periksa Payudara Sendiri pada Mahasiswi Psikologi.Metode penelitian berupa pra eksperimen menggunakan one group pretest-posttest dengan teknik total sampling.Subjek penelitian 54 mahasiswi Psikologi FK UNS semester IV dan VI dengan alat ukur berupa tes pilihan ganda. Analisis data menggunakan uji statistik paired ttest.Hasil penelitian menunjukkan peningkatan pengetahuan dengan rata-rata (mean) 13,63 menjadi 17,72. Hasil uji statistik paired t-test menunjukkan df = 53 dengan t hitung -13,778 dan p value sebesar 0,000 menandakan pengaruh tersebut signifikan. Kesimpulan yang dapat diambil adalah ada pengaruh signifikan pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan tentang Periksa Payudara Sendiri pada Mahasiswi Psikologi FK UNS. Kata Kunci : Pendidikan kesehatan, Periksa Payudara Sendiri, Pengetahuan ABSTRACT Breast cancer is the dominating cancer in Indonesia. It has prevalence 4.3per1,000 population and more than 80% of cases found at an advanced stage. There is an easier and more efficient way to detect breast abnormalities by myself known as Breast Self Examination. The purpose of this research is to know the influence of health education on knowledge of Breast Self Examination on psychology student.The research method uses pre experimental design with one group pretestposttest and total sampling techniques. The research subject are 54 Psychology Students of FK UNS in semester IV and VI with the measuring instrument in the form of multiple choice tests. Analysis data uses paired t-test.The result of this research is increase of knowledge from 13,63 to 17,72 in mean. The result of paired t-test showed df = 53 with t count 13,778 and p value 0.000 indicates the significant influence.The conclusion can be taken is there is significant influence of health education on knowledge of Breast Self Examination on Psychology Students of FK UNS. Keywords:Health education, Breast Self Examination, Knowledge PENDAHULUAN Penyakit kanker menjadi salah satu penyebab utama kematian di dunia. Berdasarkan data yang diperoleh dari WHO, setiap tahun ditemukan 1,38 juta kasus baru dan 458.000 meninggal karena kanker payudara. Di Indonesia, jenis kanker yang mendominasi adalah kanker payudara (30%) dan diikuti oleh kanker serviks (24%). Prevalensi kanker payudara di Indonesia 4,3 per 1.000 penduduk.1 Kejadian kanker payudara di provinsi Jawa Tengah sejumlah 9.542 kasus (48,58%) dengan prevalensi 0,029%.2Di Kota Surakarta sendiri pada tahun 2011 terdapat 3.734 (58%) kasus kanker payudara. Kasus kanker payudara mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2010 sebanyak 3.331 kasus.3 Di Indonesia, lebih dari 80% kasus ditemukan berada pada stadium lanjut, sehingga upaya pengobatan mencapai kesembuhan sulit dilakukan. Hasil survey yang dilakukan Yayasan Kesehatan Payudara tahun 2005 menunjukkan 80 % masyarakat tidak mengerti pentingnya pemeriksaan dini payudara, 11 % paham dan 8,5 % tidak tahu. 4 Oleh karena itu perlu pemahaman tentang upaya pencegahan, diagnosis dini, pengobatan kuratif maupun paliatif serta upaya rehabilitasi yang baik, agar pelayanan pada penderita dapat dilakukan secara optimal.5 Dalam perkembangan teknologi dunia kedokteran, ada berbagai macam cara untuk mendeteksi secara dini adanya kelainan pada payudara, diantaranya dengan thermography, mammography, ductography, biopsi dan USG payudara.Disamping itu ada juga cara yang lebih mudah dan efisien untuk dapat mendeteksi kelainan payudara oleh diri sendiri yang dikenal dengan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) merupakan salah satu langkah deteksi dini untuk mencegah terjadinya kanker payudara yang akan lebih efektif jika dilakukan sedini mungkin ketika wanita mencapai usia reproduksi.6 Seorang wanita dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan pada payudaranya sendiri setiap bulan sejak usia 20 tahun.7 Informasi tentang Periksa Payudara Sendiri dapat diperoleh melalui pendidikan kesehatan.8 Pemberian informasi melalui pedidikan kesehatan dapat menjadi motivasi bagi para perempuan untuk meningkatkan pengetahuan tentang pemeriksaan payudara. Semakin meningkatnya pengetahuan tentang Periksa Payudara Sendiri maka akan mempengaruhi sikap dan perilaku para perempuan tersebut untuk menyadari pentingnya Periksa Payudara Sendiri sebagai deteksi dini kanker payudara.9 Peneliti melakukan penelitian pada mahasiswi Psikologi karena pada usia 20 tahun seorang wanita dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan pada payudaranya. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Program Studi Psikologi FK UNS melalui wawancara dari 15 mahasiswi didapatkan 1 mahasiswi telah mengetahui tentang pengertian dan tujuan SADARI, 1 mahasiswi telah mengetahui tentang pengertian dan tujuan SADARI namun masih ragu-ragu dan 13 mahasiswi belum mengetahui tentang SADARI. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengambil judul “Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap Pengetahuan tentang Periksa Payudara Sendiri pada Mahasiswi Psikologi” yang diharapkan dapat memotivasi untuk meningkatkan pengetahuan tentang SADARI serta meningkatkan kesadaran tentang pentingnya melakukan pemeriksaan tersebut. METODE Penelitian ini merupakan penelitian pra eksperimen. Model rancangan penelitian ini menggunakan one group pretest – posttest dan dilaksanakan di Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran UNS pada bulan Januari – Juli 2013.Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswi Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran UNS.Untuk menentukan sampel dari penelitian ini peneliti menggunakan teknik nonprobability sampling yaitu dengan total sampling.Sampel dalam penelitian ini adalahmahasiswi semester IV dan VI Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran UNS sejumlah 65 mahasiswi. Namun, dalam pelaksanaannya sejumlah 11 mahasiswi tereksklusi sehingga jumlah sampel menjadi 54 mahasiswi..Dari sejumlah sampel yang ada sebelum diberikan perlakuan berupa pemberian pendidikan kesehatan dilakukan pretest terlebih dahulu.Setelah diberi perlakuan dilakukan pengukuran dengan mengadakan posttest.Intervensi dalam penelitian ini berupa pendidikan kesehatan tentang Periksa Payudara Sendiri. Teknik pengumpulan data dengan mengundang sampel yang telah memenuhi kriteria retriksi yaitu mahasiswi usia ≥ 20 tahun dan bersedia menjadi subjek penelitian.Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah slide power point, leaflet dan panthom payudara yang digunakan untuk pemberian pendidikan kesehatan serta tes pilihan ganda sejumlah 22 soal yang digunakan untuk mengetahui pengetahuan mahasiswi tentang SADARI sebelum dan sesudah diberi pendidikan kesehatan. Cara pengambilan data pada penelitian ini adalah langsung dari responden (data primer) dengan cara mengisi tes yang diberikan oleh peneliti.Sebelum tes diberikan kepada subjek penelitian, tes untuk mengukur pengetahuan peserta pendidikan kesehatan diuji validitas dan reliabilitasnya terhadap 30 mahasiswi jurusan Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Hasilnya kemudian diolah menggunakan program Microsoft Office Excell 2007. Uji validitas menggunakan rumus point biserial dan didapatkan dari 32 soal diperoleh hasil dengan 22 soal dinyatakan valid dan 10 soal yang dinyatakan tidak valid sehingga 10 item tersebut kemudian dihapus, karena item yang valid dianggap sudah dapat mewakili indikator yang ada. Selanjutnya dilakukan uji reliabilitas menggunakan rumus KuderRichardson 20 (KR-20) dan didapatkan hasil bahwa instrumen dinyatakan reliabel dengan r20 = 0,844.Analisis bivariat merupakananalisis untuk membandingkan nilai variabel terikat berdasarkan variabel bebas yaitu sebelum dan sesudah diberikan perlakuan.Pada data yang diperoleh dari penelitian ini dilakukan uji normalitas data menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Dari hasil uji normalitas didapatkan data terdistribusi normal sehingga data yang diperoleh dari penelitian dianalisis dengan uji statistik paired t-test.10 HASIL I. Analisis Univariat A. Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan tentang Periksa Payudara Sendiri pada mahasiswi Psikologi dengan subjek penelitian yang digunakan adalah mahasiswi semester IV dan semester VIdengan jumlah 54 mahasiswi. Umur responden Hasil penelitian tentang umur responden pada saat dilakukan penelitian dapat pada tabel berikut. Tabel1. Distribusi Subjek Berdasarkan Umur Umur Frekuensi 20 25 21 23 22 6 Jumlah 54 Sumber: Data Primer, 2013 Persentase (%) 46 43 11 100 Tabel diatas menunjukkan kelompok umur responden sebagian besar adalah umur20 tahun yaitu sebanyak 25responden (46%). Hasil pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan tentang Periksa Payudara Sendiri pada mahasiswi Psikologi FK UNS dapat dilihat pada tabel-tabel di bawah ini. 1. Pengetahuan tentang Periksa Payudara Sendirisebelum dilakukan pendidikan kesehatan Hasil yang diperoleh subjek sebelum dilakukan pendidikan kesehatan dapat dilihat pada tabel 2 berikut. Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Sebelum dilakukan Pendidikan Kesehatan Pretest Frekuensi Persentase (%) x < 13,63 26 48 28 52 x 13,63 Jumlah 54 100 Sumber : Data Primer, 2013 Tabel diatas menunjukkan jumlah responden yang paling banyak terdapat pada kelompok x 13,63 sejumlah 28 responden (52%). 2. Pengetahuan tentang Periksa Payudara Sendiri sesudah dilakukan pendidikan kesehatan Hasil yang diperoleh subjek sesudah dilakukan pendidikan kesehatan dapat dilihat pada tabel 3 berikut. Tabel 3. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Sesudah dilakukan Pendidikan Kesehatan Posttest Frekuensi Persentase (%) x < 17,72 24 45 x 17,72 Jumlah 30 55 54 100 Sumber : Data Primer, 2013 Tabel diatas menunjukkan jumlah responden yang paling banyak terdapat pada kelompok x 17,72 sejumlah 30 responden (55%). 3. Pengetahuan tentang Periksa Payudara Sendiripretest dan posttest. Hasil yang diperoleh subjek sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan adalah sebagai berikut. Tabel 4. Pengetahuan tentang SADARI Sebelum dan Sesudah Pendidikan Kesehatan Deskripsi Pretest Posttest Mean 13,63 17,72 Median 14 18 Variance 6,389 4,053 Std. Deviation 2,582 2,013 Skor tertinggi 19 22 Skor terendah 7 13 Range 12 9 Sumber : Data Primer, 2013 Tabel di atas menunjukkan perbedaan pengetahuan responden sebelum dan sesudah diberi pendidikan kesehatan tentang Periksa Payudara Sendiri pada Mahasiswi Psikologi FK UNS. Hal tersebut menunjukkan adanya pengaruh antara sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan. II. Analisis Bivariat Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji paired t-test karena peneliti ingin mengetahui adanya pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan tentang Periksa Payudara Sendiri pada mahasiswi Psikologi. Namun, sebelum melakukan analisis data peneliti melakukan uji normalitas data menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov untuk mengetahui normal tidaknya distribusi data. Tabel 5. Hasil Uji Normalitas Data Kolmogorov-Smirnov Statistic Df Sig. Pretest .095 54 .200 Posttest .110 54 .098 Sumber : Data Primer, 2013 Tabel 5 menunjukkan bahwa data penelitian memiliki distribusi data yang normal karena memiliki nilai p> 0,05. Setelah diketahui bahwa data berdistribusi normal maka peneliti melakukan analisis bivariat menggunakan uji paired t-test. Tabel 6. Hasil Uji Statistik Paired ttest Paired Differences Std. Std. Mean Devia Error tion Mean Pair1 PretestPosttest 4.093 2.183 .297 Lower Upper -4.688 -3.497 T -13.778 Sumber : Data Primer, 2013 Hasil uji statistik dengan menggunakan paired t-test menunjukkan t hitung -13,778 dengan df 53 dimana p value = 0,000 (p<0,05). Artinya, hipotesis diterima dan menunjukkan bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan tentang Periksa Payudara Sendiri pada mahasiswi Psikologi. PEMBAHASAN I. Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan tentang Periksa Payudara Sendiri pada mahasiswi Psikologi merupakan penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan serta pemahaman mahasiswi tentang Periksa Payudara Sendiri sebagai upaya deteksi dini kanker payudara. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan tentang Periksa Payudara Sendiri. Penelitian ini menggunakan 1 kelompok dengan jumlah 54 mahasiswi yang terdiri dari mahasiswa semester IV dan semester VI yang sesuai dengan kriteria inklusi.Sampel penelitian diperoleh menggunakan teknik total sampling dengan menggunakan seluruh anggota populasi df 53 Sig. .000 yang sesuai dengan kriteria inklusi.Hasil yang menjadi subjek penelitian adalah mahasiswi semester IV sejumlah 11 mahasiswi dan mahasiswi semester VI sejumlah 43 mahasiswi. Hasil penelitian menunjukkan distribusi frekuensi umur subjek dengan rentang umur antara 20 - 22 tahun. Kelompok umur subjek yang terbanyak yaitu usia20 tahun. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Setiati (2009) bahwa seorang wanita dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan pada payudaranya sendiri setiap bulan sejak usia 20 tahun.7Umur mempunyai pengaruh terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang terhadap dirinya. Semakin bertambah usia, semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikir seseorang terutama pada kesehatan sehingga pendidikan kesehatan tentang Periksa Payudara Sendiri dapat diterima dengan baik oleh responden.11 II. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Tentang Periksa Payudara Sendiri Pada Mahasiswi Psikologi Pengetahuan merupakan hasil dari “tahu” dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.11 Dalam penelitian ini, pengetahuan merupakan hasil “tahu” setelah mendapatkan pendidikan kesehatan tentang Periksa Payudara Sendiri. Pengetahuan responden dikelompokkan dalam dua kelompok yaitu baik dan kurang baik. Baik jika skor yang diperoleh responden di atas rata-rata (mean) dan kurang baik jika skor yang diperoleh responden di bawah rata-rata (mean). Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan mahasiswi tentang Periksa Payudara Sendiriyang diketegorikan baik sebelum diberikan pendidikan kesehatan sebesar 52% dengan rata-rata nilai 13,63. Sesudah diberikan pendidikan kesehatan, pengetahuan mahasiswi yang dikategorikan baik sebesar 55% dengan rata-rata nilai 17,72. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu pendidikan, informasi, budaya dan pengalaman. Dalam penelitian ini, peneliti juga mengendalikan faktor informasi dan pengalaman dengan memberikan pertanyaan yang berguna untuk menapis apakah responden pernah mendapatkan pendidikan kesehatan tentang Periksa Payudara Sendiri serta pertanyaan yang dapat menapis apakah responden pernah mempunyai riwayat penyakit payudara. Informasi merupakan salah satu hal yang dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Dengan mendapatkan suatu informasi, dapat membantu seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru.12 Hasil penelitian menunjukkan perbedaan pengetahuan responden tentang Periksa Payudara Sendiri sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan. Hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan rata-rata (mean) dari 13,63 menjadi 17,72 setelah diberi pendidikan kesehatan tentang Periksa Payudara Sendiri pada Mahasiswi Psikologi FK UNS. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh antara sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan yang ditandai dengan terjadinya peningkatan pengetahuan. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2010) yaitu ada berbagai macam cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswi tentang Periksa Payudara Sendiri, salah satunya adalah dengan memberikan pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan merupakan upaya persuasi atau pembelajaran kepada masyarakat agar masyarakat mau melakukan tindakan-tindakan yang dapat memelihara maupun meningkatkan kesehatan. Melalui pendidikan kesehatan tentang Periksa Payudara Sendiri maka akan terjadi transfer informasi kepada mahasiswi dan mereka akan melakukan penginderaan terhadap informasi tersebut sehingga informasi yang dimiliki bertambah dan akhirnya pengetahuan mereka tentang Periksa Payudara Sendiri meningkat.13Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perubahan perilaku. Dengan adanya pendidikan kesehatan diharapkan terjadi perubahan perilaku dalam memelihara serta meningkatkan kesehatan berdasarkan pengetahuan serta kesadaran.11 Dari hasil penelitian yang ada, didapatkan bahwa terjadi peningkatan nilai rata-rata pengetahuan mahasiswi tentang Periksa Payudara Sendiri yang ditunjukkan dengan pvalue (0,000) <p (0,05) menandakan pengaruh tersebut signifikan. Dengan demikian hasil analisis ini menunjukkan bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan yang signifikan terhadap pengetahuan tentang Periksa Payudara Sendiri pada mahasiswi. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Mubarak (2011) bahwa adanya pendidikan kesehatan yang diberikan secara menarik akan memberikan pengalaman menyenangkan yang berdampak terhadap pengetahuan untuk membentuk sikap positif.12 Keberhasilan pendidikan kesehatan tentang Periksa Payudara Sendiri terhadap pengetahuan mahasiswiPsikologi FK UNS salah satunya dipengaruhi tingkat pendidikan dimana mahasiswi mengikuti pendidikan di perguruan tinggi. Menurut Septalia (2010), pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap informasi baru yang diterimanya. Dapat dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin mudah seseorang menerima informasi yang didapatnya.14 Dalam penelitian ini, didapatkan hasil bahwa sebagian besar pengetahuan mahasiswi meningkat setelah diberikan pendidikan kesehatan.Dalam hal ini terbukti bahwa penerimaan informasi mereka lebih baik karena tingkat pendidikan yang tinggi. Keberhasilan pendidikan kesehatan dalam penelitian ini tidak terlepas dari peran media maupun alat peraga yang digunakan untuk menyampaikan informasi berupa phantom, slidepower point, leaflet dan video. Hal ini sesuai dalam buku Fitriani (2011), alat peraga akan membantu saat memberikan pendidikan kesehatan. Alat peraga ini disusun berdasarkan prinsip bahwa pengetahuan yang ada pada setiap manusia itu diterima atau ditangkap melalui panca indera. Semakin banyak indera yang digunakan untuk menerima sesuatu misalnya dengan melihat, mendengar dan mendemonstrasikan, maka semakin banyak dan semakin jelas pengetahuan yang diperoleh.15 Penelitian yang mendukung hasil penelitian ini diantaranya penelitian yang dilakukan Ayuningtyas (2012) dengan judul Pengaruh Penggunaan Metode Penyuluhan terhadap Tingkat Pengetahuan tentang SADARI di SMK Batik 1 Surakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Pendidikan kesehatan diberikan dengan menggunakan video, slide power point dan phantom. Data dianalisis dengan menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh signifikan penggunaan metode penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan tentang SADARI di SMK 1 Batik Surakarta dengan p value = 0,008.16 Penelitian lain yang sejenis dilakukan oleh Agustiningsih (2011) dengan judul Pengaruh Penyuluhan tentang SADARI terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Di SMAN Kebakkramat Karanganyar. Teknik sampel menggunakan cluster random sampling dan pengumpulan data menggunakan kuesioner. Alat yang digunakan untuk memberi penyuluhan berupa leaflet dan phantom. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan related sample t-test. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh penyuluhan tentang SADARI terhadap tingkat pengetahuan remaja putri di SMAN Kebakkramat Karanganyar dengan p value = 0,000.17 SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian Karya Tulis Ilmiah yang berjudul Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap Pengetahuan tentang Periksa Payudara Sendiri dengan subjek penelitian mahasiswi Psikologidengan jumlah sampel 54mahasiswi dapat ditarik kesimpulan yaitu sebagai berikut : Pengetahuan tentang Periksa Payudara Sendiri pada mahasiswi Psikologi FK UNS sebelum diberi pendidikan kesehatan memiliki rata-rata nilai (mean) 13,63 dan jumlah subjek yang dikategorikan baik sebanyak 28 mahasiswi (52%). Pengetahuan tentang Periksa Payudara Sendiri pada mahasiswi Psikologi FK UNS setelah diberi pendidikan kesehatan memiliki rata-rata nilai (mean) 17,72 dengan jumlah subjek yang dikategorikan baik sebanyak 30 mahasiswi (55%). Ada perbedaan yang bermakna antara pengetahuan mahasiswi tentang Periksa Payudara Sendiri sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan yang ditunjukkan dengan hasil p value0,000. Jadi, ada pengaruh yang signifikan dengan adanya pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan tentang Periksa Payudara Sendiri pada mahasiswi Psikologi FK UNS. SARAN Bagi tempat penelitian, diharapkan lebih lanjut dapat meningkatkan pemberian materi yang lebih luas dengan pendidikan kesehatan secara rutin dengan menggunakan berbagai macam metode seperti ceramah, diskusi dan demonstrasi serta penggunaan media seperti leaflat, slide power point, video dan phantom. Pemberian pendidikan kesehatan dapat melalui kuliah umum kepada seluruh mahasiswi Psikologi FK UNS tentang Periksa Payudara Sendiri sebagai deteksi dini kejadian kanker payudara secara khusus maupun tentang kesehatan reproduksi secara umum. Bagi responden, sebaiknya dapat mempraktikkan Periksa Payudara Sendiri secara rutin dalam kehidupan sehari – hari sehingga dapat mendeteksi secara dini kelainan pada payudara danmencegah terjadinya kanker payudara. Bagi profesi, Diharapkan lebih lanjut bidan dapat meningkatkanperan dalam upaya promotif dan preventif dengan memberikan pendidikan kesehatan sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan kesehatan serta memotivasi masyarakat untuk memiliki perilaku yang memelihara dan meningkatkan kesehatannya. DAFTAR PUSTAKA Agustiningsih, D. Pengaruh Penyuluhan tentang SADARI terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja Putri di SMAN Kebakkramat Karanganyar. Skripsi. Tidak Diterbitkan. FK UNS. Surakarta. (2011) Aristiarini, A. PR Panjang Tangani Kanker Payudara.www.ipmg-online.com diakses tanggal 14 Februari 2013 (2010) Ayuningtyas, N. Pengaruh Penggunaan Metode Penyuluhan terhadap Tingkat Pengetahuan SADARI di SMK Batik 1 Surakarta.Skripsi. Tidak Diterbitkan. FK UNS. Surakarta. (2012) Dahlan, S. Statistika untuk Kedokteran dan Kesehatan: Diskriptif, Bivariat, dan Multivariat. Jakarta: Salemba Medika. (2009) Depkes RI. 143 Milyar Dana Jamkesmas untuk Biaya Pengobatan Penyakit kanker. http://depkes.go.id diakses tanggal 13 Februari 2013. (2012) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Semarang: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.(2011) Dinas Kesehatan Kota Surakarta. Profil Kesehatan Kota Surakarta. Surakarta: Dinas Kesehatan Kota Surakarta. (2011) Fitriani, S. Promosi KesehatanEdisi Pertama.Yogyakarta : Graha Ilmu. (2011) Handayani, W. Perbedaan Motivasi untuk Melakukan Senam Nifas Pada Ibu Postpartum yang DiberikanPendidikan Kesehatan dengan yang Tidak Diberikan Pendidikan Kesehatan. Skripsi. Tidak Diterbitkan. FK Universitas Diponegoro.Semarang. (2009) Machfoedz, I., Suryani, E. Pendidikan Kesehatan Bagian dari Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu. (2008) Mubarak, W. Promosi Kesehatan untuk Kebidanan. Jakarta:Salemba Medika. (2011) Notoatmodjo, S. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.Jakarta : Rineka Cipta. (2007) ____________ Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. (2010) Rasjidi,I.Epidemiologi Kanker pada Wanita.Jakarta : Sagung Seto (2010) Septalia, RE. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat. http://creasoft.wordpress.com diakses tanggal 1 Juli 2013 (2010) Setiati, E. Waspadai Empat Kanker Ganas. Yogyakarta : Andi offset. (2009) Suryaningsih, E. Kupas Tuntas Kanker Payudara.Yogyakarta : Paradigma Indonesia. (2009)