Daily Fresh Juice

advertisement
Fresh JUICE ! refresh your soul
Fresh JUICE !
Fresh Juice adalah buku renungan
harian berdasarkan penanggalan
liturgi Katolik. Dibuat oleh para anggota DOJ Bali. (www.DOJCC.com).
Terbit sebulan sekali di awal bulan.
Untuk informasi berlangganan hubungi : Nathasa (0361 - 85 11223)
Kritik dan saran : [email protected]
Fresh JUICE ! Team
Moderator: Rm. Hady Setiawan,Pr
Penasihat : Herry Respatia
Pemimpin Umum : Yovie Setiawan
Pemimpin Redaksi : Nathasa
Editor : Nathasa, Herry Respatia,
Yovie
Penulis :Nathasa, Herry, Lulu,
Adhi, Martina, Agatha,
Fransiska, Hanz, Franky, Yovie,
Diakon Vincent MGL, Ardhi, Jeff,
Bro. Martin MGL, Rina, Rm. Jopeph, MGL, Bro Wenz MGL, Sr.
Benedicta,
Fr. Mattheus, Fr David
Langganan & Marketing Iklan :
Nathasa (0361- 85 11223)
Distribusi : Anggota DOJ Bali
Seluruh hasil Fresh Juice akan
disumbangkan untuk pembangunan Rumah Retret di Bedugul
Sumbangan dapat disalurkan ke :
SAPAAN REDAKSI
Salam Fresh Juice…
Shaloooom teman-teman semua….
Tak terasa bulan ini kita telah memasuki masa prapaskah, masa dimana kita
umat Katolik merenung, doa, pantang
dan puasa untuk mempersiapkan hati
dan jiwa kita untuk wafat dan kebangkitan Tuhan kita Yesus Kristus.
Yesus mengorbankan diriNya seutuhnya untuk menebus dosa-dosa kita
dan mengalahkan maut dengan kebangkitanNya. Semua ini karena kasih
dan cintaNya kepada kita manusia,
ciptaanNya yang paling berharga.
Mari pada masa prapaskah ini kita
benar-benar merenungkan dan menyadari pengorbanan Tuhan Yesus
untuk kita semua…sehingga dalam
menyambut kemenangan Paskah
kebangkitan Tuhan, kita pun boleh
menang atas kelemahan dan dosadosa kita.
Semoga hati kita tambah Fresh….
Salam Fresh Juice…
Nathasa
Bank BCA
A/C No. 611 033 7785
An. Flora Ida W
Harap sms / telpon
0361 - 8511223 untuk konfirmasi.
Fresh JUICE !
managed by :
Vol. 16/2011
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 1
1 Maret 2011 : YES I DO !!
Magdalena dr Kanossa
Sir 35:1-12, Mzm 50:5-6,7-8,14,23, Mrk 10:28-31
Mrk 10:29-30 Jawab Yesus: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang
karena Aku dan karena Injil meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, ibunya atau bapanya, anak-anaknya atau ladangnya,
orang itu sekarang pada masa ini juga akan menerima kembali seratus kali lipat:
rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu, anak dan ladang, sekalipun disertai berbagai penganiayaan, dan pada zaman yang akan datang ia akan menerima
hidup yang kekal.
Diajak untuk melayani???? Kadang mikir juga ya…. Waktu, pikiran, tenaga yang tersita.
Rapat-rapat yang menyusahkan, nambah budget transport. Waktu untuk keluarga aja
sudah rasanya kurang, tambah lagi mikirin pelayanan. Banyak kendala atau hambatan
dari pikiran, perasaan, lingkungan keluarga atau pekerjaan, yang membuat kita harus
menimbang berpuluh-puluh kali kalau diajak pelayanan.
Injil kali ini kita kembali mendengar kata Yesus perihal mengikuti Dia. Meninggalkan
pekerjaan, meninggalkan orang tua. WOW……!!!
Kalau kita diajak pelayanan dan harus meninggalkan keluarga, bagaimana ya……
Saya masih ingat ketika Yovie direkomendasikan oleh Rm.Hady tahun 2003 untuk mengikuti kursus evangelisasi di Australia yang diselenggarakan oleh Komunitas DOJ Australia.
Bagi Yovie yang harus berangkat merasakan berat, pasti!!!. Bagi saya yang ditinggal
juga berat rasanya. Waktu itu saya sedang mengandung Vina. Yonathan pun masih
2 tahun. Saya masih kerja PTT (kerja wajib untuk dokter supaya bisa dapat ijin praktek).
Memberi ijin Yovie pergi ke Australia selama 2 bulan, berat rasanya……….
Kalau mau dipikir, apa untungnya buat Yovie, ninggalin pekerjaan dan keluarga. Saya
merelakan Yovie ke Australia, mikir juga jaga anak sendiri pas malam, kemana-mana
nyupir sendiri.
Tapi para murid mengajarkan pada kita untuk percaya pada panggilan dan rencanaNya. Tuhan tidak pernah memberikan rancangan yang buruk bagi mereka yang
percaya padaNya. Bagi orang yang bersangkutan maupun bagi keluarga mereka.
Kalau sekarang kami mempunyai komunitas DOJCC di Bali ini. Wadah kami bersama
teman-teman mengenal Tuhan, berusaha mewartakan kebaikan Tuhan dan melayaniNya. Kami percaya ini adalah rencana yang Tuhan persiapkan. Menyenangkan sekali
mempunyai teman yang bersedia berdoa bagi kita, saling berbagi suka dan duka.
Bagaimana kami bisa belajar secara langsung dari para pendiri DOJCC yang setia
selama kurang lebih 30 tahun melayani Tuhan dalam komunitas ini. Dan kami bisa
melihat sisi yang lain adanya anak-anak muda di Australia yang mau full time melayani
Tuhan dalam komunitas ini. Ini suatu sharing iman yang menguatkan kami untuk setia
padaNya. Kalau dulu Yovie tidak berangkat mungkin rencana Tuhan yang indah ini
tidak terjadi dalam hidup kami.
Marilah kita belajar dari para murid, katakan YES I BELIEVE IN YOU LORD
Dan ketika Tuhan memanggil kita untuk melayaninya mari kita jawab YES
I DO !!
Nathasa
2
Fresh JUICE !
Vol. 16/2011
2 Maret 2011 : Tuhan Ada…
Agnes dr Praha
Sir 36:1,4-5a,10-17,
Mzm 79:8,9,11,13,
Mrk 10:32-45
Sir 36:4
Maka Engkau akan diketahui mereka seperti telah kami ketahui, bahwa tidak
ada Allah kecuali Engkau, ya Tuhan.
Pertumbuhan iman dalam Tuhan membutuhkan proses dan waktu.
Ada salah satu film favorit saya judulnya Glee, yang mengisahkan kehidupan
anak-anak muda di Amerika. Suatu kali dalam film ini menceritakan tentang
pergumulan anak-anak muda dalam permasalahan hidupnya hingga membawa pergumulan Tuhan ada atau tidak. Ada yang percaya Tuhan, bahkan
ada yang tidak. Hal ini dikarenakan beban hidup yg terlalu berat, kehilangan
orang yg mereka cintai, doa yang tak kunjung dijawab. Luka batin yang terlalu dalam,dan merasa tidak menemukan jawaban atas setiap permasalahan
mereka. Akhirnya mereka merasa bisa mengandalkan kekuatan sendiri karena
Tuhan tidak ada.
Melihat dilema yang terjadi sering kali kita ingin sekali mengatakan “Heii…
Tuhan ada, Tuhan bisa menjawab permasalahanmu, jangan menyerah teman!!”. Sharing pengalaman iman bagaimana kita menemukan, mengalami
Tuhan sendiri sungguh sangat berarti. Hal ini tidak mudah hanya dengan pertolongan Roh Kudus kita dapat melakukannya.
Dimanapun kita berada, di tempat kerja, dalam persahabatan persaudaraan
biarlah Roh kudus yang membimbing kita, sehingga kita dapat menjadi saluran berkat.
God bless
Lulu
Vol. 16/2011
Fresh JUICE ! 3
3 Maret 2011 : Gelap = Buta
Hari Biasa
Sir 42:15-25,
Mzm 33:2-3,4-,5,6-7,8-9,
Mrk 10:46-52
Mrk 10:51
“Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?”. “ Rabuni, supaya aku dapat
melihat.”
MATI LAMPU! Itulah salah satu keluhan kita ketika kita sedang menikmati atau mengerjakan sesuatu. Ketika asyik-asyiknya chatting di internet, eh mati lampu. Ketika menikmati udara dingin AC, tiba-tiba mati lampu, panas lagi deh. Lagi seru-serunya nonton
bola di TV, eh byarrr…, mati lampu. Wah, stress deh….
MATI LAMPU lebih terasa ketika malam hari tiba. Suasana gelap, tidak ada cahaya dan
terang. Kalau mati lampu-nya mendadak, kita tidak bisa melihat kecuali meraba-raba
ketika mencari senter atau lilin untuk menerangi ruangan.
Sekarang bayangkan seandainya kita mengalami “mati lampu” seumur hidup, alias
mata kita tidak bisa melihat alias BUTA! Kebutaan membuat kita tergantung pada orang
lain untuk menuntun kita supaya kita tidak tersandung dan mengarah ke jalan yang
benar.
Itu baru buta secara fisik. Bayangkan kalau kita mengalami kebutaan rohani, lebih
sengsara lagi. Kebutaan rohani terjadi ketika kita tidak bisa memilah secara jelas lagi
mana yang baik dan mana yang jahat. Yang baik jadi kelihatan jahat, yang jahat
malahan kelihatan baik. Semuanya terbalik karena BUTA.
Bacaan Injil hari ini, Yesus menyembuhkan orang buta yang akhirnya bisa melihat lagi.
Kebutaan selalu diidentikkan dengan kegelapan. Orang yang buta fisik lebih baik dari
pada orang yang buta rohani alias orang yang berbuat jahat. Buta rohani diartikan
tidak bisa melihat kasih Allah yang begitu nyata di depan mata.
Maka dari itu, marilah kita minta kepada Tuhan melalui Roh Kudusnya supaya membuka
mata rohani kita agar tidak buta melihat saudara-saudari kita yang menderita. Supaya mata hati kita di-melek-kan untuk membantu mereka yang membutuhkan. Supaya
penglihatan kita semakin jernih dalam menghindari perbuatan-perbuatan jahat yang
mengarah kita kepada dosa.
“Ya Tuhan, bukalah mata hatiku supaya aku dapat melihat dan menyaksikan
karya agungMu di dunia ini.” Amin
Diakon Vincent, MGL
4
Fresh JUICE !
Vol. 16/2011
4 Maret 2011 : “It’s a real MAGIC !!”
Kasimirus
Sir 44:1,9-13,
Mzm 149:1-2,3-4,5-6a,
Mrk 11:11-26
Mrk 11:23
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya,
bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya.
Dibantu ya …dibantu …!!! Bim salabim jadi apa …..prok…prok….prok !!! Dengan logat
Sunda yang khas banget, kita sudah bakal bisa nebak kalau Master Tarno lagi main
sulap dengan topi sulap kesayangannya. Siapa pun yang melihat pasti akan takjub,
kok bisa tiba-tiba muncul kelinci, burung, ataupun ayam dari topi Master Tarno !! “Padahal dia khan cuma bilang, bim salabim jadi apa prok..prok…prok….!! Ya, itulah yang
namanya MAGIC !!
Sepulang kegiatan DOJ, kadang sudah lumayan malam. Apalagi, cuaca bulan Januari
ekstrem banget. Beberapa kali waktu aku mau pulang ke Jimbaran pasti cuaca dah
gelap banget !! Sambil naik motor, aku bilang dalam hati “Tuhan, jangan hujan dulu
ya! Ntar, kalau sudah sampai rumah boleh dach turun hujannya – yang deras sekalipun
juga gak apa-apa !! “ Eh, beneran – habis aku masukin motor tiba-tiba hujan turun dengan deras tanpa kompromi !! Gak ada tanda-tanda dulu. Aku anggap ini bukan suatu
kebetulan saja, karena hal ini aku alami beberapa kali. For me, it’s also called “MAGIC”.
Terus apa perbedaannya dengan magic-nya Master Tarno? Dalam perikop di atas,
Yesus mengajarkan kepada kita untuk percaya bahwa apa yang kita katakan, apa
yang terucap dari mulut kita, suatu saat pasti akan terjadi. Gunung aja bisa beranjak
dan tercampakkan ke laut, hanya dengan sebuah perkataan ! WOW !! Apa Yesus juga
melakukan MAGIC ya ? Yesus memang melakukan sebuah MAGIC – sebuah keajaiban
melalui kuasa perkataan dan hati yang percaya. Dengan kuasa perkataan dan iman
yang percaya, apa yang Ia harapkan pasti akan terjadi padaNya. Yesus gak pakai triktrik tetapi hanya melalui kuasa perkataan dan iman yang percaya, maka semuanya
akan mungkin terjadi.
Melalui ajaran Yesus, aku menyadari bahwa Tuhan telah melimpahkan kuasa dan karunia kepada kita anak-anaknya terkasih. Salah satunya yaitu melalui apa yang kita
ucapkan setiap hari. Doa merupakan salah satu sarana yang Tuhan berikan. Ketika kita
berdoa mohon sesuatu, ucapkanlah dengan penuh keyakinan dan janganlah bimbang hati kita! Karena ada kuasa Tuhan bekerja di dalamnya, dan Tuhan hanya meminta kita untuk percaya bahwa apa yang kita minta akan terjadi sesuai rencana dan
waktu Tuhan. Jadi, selamat mencoba untuk merasakan dahsyatnya setiap kata yang
keluar dari mulut anda, dan lihat keajaiban apa yang bisa anda dapatkan setelahnya !
KRIS
Vol. 16/2011
Fresh JUICE ! 5
5 Maret 2011 : Tindakan Iman
Sir 51:12-20
Mzm 19:8,9,10,11
Mrk 11:27-33
Mrk 11 :28
Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu ?
Injil hari ini mengajak kita melihat untuk ketiga kalinya Yesus datang ke Yerusalem dan
masuk ke Bait Allah, yang menjadi tempat sentral pengajaran-Nya. Bait Allah bukanlah
tempat untuk berdagang ataupun untuk berbisnis, karena itu (dalam bab yang sama
dikisahkan) Yesus menyucikan Bait Allah dan mengembalikan ‘martabat’nya sebagai
tempat Allah berdiam dan memanifestasikan Sabda-Nya.
Bait Allah adalah tempat suci dimana Allah hadir. Melihat apa yang dilakukan Yesus,
para imam kepala bukannya mendukung tindakan-Nya untuk kebaikan umat yang
beribadah di Bait Allah, tetapi sebaliknya menyerang Yesus dengan pertanyaan «Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu? Dan siapakah yang memberikan
kuasa itu kepada-Mu?» (Mrk 11 :28-29).
Yesus yang mengetahui maksud dari pertanyaan yang diungkapkan itu, tidak marah,
atau langsung menghukum mereka, tetapi berusaha menuntun mereka untuk menemukan jawaban dengan cara menanyakan kepada mereka tentang baptisan Yohanes
Pembaptis. Yohanes yang dipercaya oleh umat Israel sebagai nabi dari Allah telah
membaptis banyak orang sebagai tanda pertobatan dan telah membaptis Yesus. Ia
juga yang dengan berani bersaksi bahwa Yesus adalah Anak Domba Allah (bdk Yoh
1 :36), Putera Bapa yang diutus untuk menyelamatkan umat manusia. Yohanes adalah
utusan Allah yang menyiapkan jalan bagi Yesus. Jika hati dan mata para Imam kepala
dan umat Israel tidak tertutup, tentu mereka akan mengakui bahwa kesaksian Yohanes
tentang Yesus adalah benar. Dengan menyucikan bait Allah, Yesus mau menegaskan
otoritas-Nya (kuasa) dalam melaksanakan misi penebusan. Kuasa yang Ia miliki untuk
mengajar, menyembuhkan, mengampuni dosa, mengusir roh-roh jahat dan membangkitkan orang mati. Demikian pula Ia berkuasa menyucikan Bait Allah. Tetapi para Imam
kepala dan umat Israel menolak Dia dan tidak mengakui-Nya. Hal ini terjadi sejak Yesus
memulai pengajaranNya dari Nasaret (bdk Lk 4) sampai ke Yerusalem dan disalibkan
di kota suci itu.
Kita diundang untuk mengenali dan mengakui kehadiran Tuhan Yesus dan kuasa-Nya
dalam kehidupan keseharian kita. Ia akan menuntun kita melangkah di jalan yang lurus
karena Ia adalah sang ‘Kebijaksanaan’, maka hati kita akan bersukacita karena-Nya
(bdk Sir 51 :15). Dalam kebebasan kita, setiap umat Kristiani dipanggil untuk memasrahkan pada bimbingan-Nya. Inilah tindakan IMAN. Marilah kita bersyukur dan memuji
nama Tuhan (bdk.Sir 51,12), sebab Dialah Putera Allah yang berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
Sr. Benedicta,OSB
6
Fresh JUICE !
Vol. 16/2011
6 Maret 2011 : Rencana Tuhan
Hari Minggu Biasa IX
Ul 11:18,26-28,32,
Mzm 31:2-3a,3bc-4,17,25,
Rm 3:21-25a,28,
Mat 7:21-27
Matius 7:24
“Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan
orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.
Di dalam bacaan Injil hari ini, Yesus menggunakan perumpamaan tentang mendirikan
rumah di atas batu atau wadas. Batu atau wadas merupakan benda yang keras dan
sangat berguna untuk bahan bangunan. Namun apa yang dimaksudkan Yesus ketika
Ia mengatakan perumpamaan itu? Yesus memberikan amanatnya kepada kita untuk
selalu hidup menurut suatu dasar yang kuat, yakni menurut firman Allah.
Ketika kita berjalan berlaku menurut apa yang kita inginkan, nampaknya ada sesuatu
yang masih kurang. Malahan kita tidak mempunyai arah yang jelas. Karena itu kita harus hidup menurut perintah Allah.
Ada seorang teman baikku. Sudah bertahun-tahun dia merasa terpanggil untuk melaikan sesuatu bagi Tuhan. Dalam waktu yang sama, temanku ini selalu mengelakkan
seruan itu. Dia merasa berat dan tidak sanggup melakukannya. Namun demikian sejauh dia berlari untuk mengelakkan perintah ini, semakin kuat perkataan ini terngiang
di telinganya.
Ada banyak peristiwa yang telah mengisyaratkah buat temanku ini bahwa Tuhan menginginkan sesuatu dari dia. Banyak kegagalan yang dia alami. Dia menyadari bahwa
Tuhan telah memberikan isyarat buat dia. Namun dia tidak sanggup menjalankannya.
Ceritera ini mengarahkan kita untuk berefleksi tentang Injil hari ini. Tuhan selalu menghendaki yang terbaik buat kita menurut janji dan rencanaNya. Dia telah menggariskan
jalan yang benar buat kita. Namun karena kekurang-percayaan kita, kita berusaha
untuk melupakam rencana dan perintahNya.
Apa yang terjadi di tengah perjalanan itu adalah terkadang hanyalah penyesalan dan
kekecewaan. Karena itu, marilah kita membangun hidup kita di atas batu yang kokoh.
Dan batu itu adalah SABDANYA yang selalu bergema di hati kita. Marilah kita berbalik
kepadaNya dengan hati yang lapang.
Rm. Joseph,MGL
Vol. 16/2011
Fresh JUICE ! 7
7 Maret 2011 : Pertanggungjawaban kita
Perpetua dan Felisitas
Tb 1:1a,2a,3,2:1b-8,
Mzm 112:1-2,3-4,5-6,
Mrk 12:1-12
Mrk 12:10
Tidak pernahkah kamu membaca nas ini: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru:
Injil hari ini mengisahkan tentang seorang yang memiliki kebun anggur dan memberi
kepercayaan kepada para penggarap untuk diolah. Sebelum ia pergi, kebunnya telah
disiapkan dengan baik. Pagar didirikan agar kebun terjaga, menara jaga dan lubang
untuk memeras anggur pun telah disediakan. Apa yang diperlukan telah disiapkan.
Namun ternyata hasil yang ada tak sesuai harapan. Para penggarap malah mengacaukan segala sesuatunya.
Dalam kehidupan kita, Allah adalah pemilik kebun anggur dunia dan hidup ini. Allah
telah menciptakan segala sesuatunya dengan baik bagi manusia yang dicintai-Nya.
Allah memberi kepercayaan kepada manusia untuk mengelola kehidupan ini. Lingkungan kehidupan yang baik diberi agar dikelola bagi kesejahteraan hidup manusia.
Berbagai talenta diberikan gratis untuk dikembangkan bagi kemuliaan Tuhan. Namun
sering kali yang terjadi adalah penolakan bahkan penghancuran. Tak jarang manusia menganggap dirinya adalah Tuhan yang bebas melakukan apa saja terhadap
hidupnya bahkan hidup orang lain. Penindasan kepada yang lemah sering terjadi,
alam pun makin hari semakin panas akibat sikap tak peduli lingkungan dari manusia.
Bagaimanakah sikap kita sebagai penyewa kebun anggur Tuhan selama ini ? Dalam
lingkungan hidup kita, sudah kita berusaha menjaga kelestarian alam ini ? Sudah kah
kita menjaga agar lingkungan kita lebih nyaman ditempati dengan tidak membuang
sampah sembarangan, mengurangi polusi udara dan melakukan gerakan penghijauan ?
Sudahkah kita bertanggung jawab akan segala talenta dan berkat yang Tuhan berikan bagi kita ? Buah-buah apakah yang telah kita hasilkan selama ini ? Apakah sudah
sesuai dengan keinginan Tuhan ? Ataukah kita juga sering menyakiti-Nya dengan berbagai penolakan kita ? Sudahkah sikap hidup kita selama ini membawa banyak orang
yang kita jumpai kepada Tuhan ? Ataukah kita malah semakin menjauhkan dengan
sikap acuh tak acuh dan sikap tak peduli kita ?
Agatha
8
Fresh JUICE !
Vol. 16/2011
8 Maret 2011 : Ciri-ciri Katolik-nya
Yohanes a Deo, Petrus Obazin
Tb 2:9-14,
Mzm 112:1-2,7bc-8,9,
Mrk 12:13-17
Mrk 12:15, 17
“Mengapa kamu mencobai Aku...? Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu
berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah!”
Bagi komunitas St Markus, ajakan Yesus untuk menghormati apa yang menjadi hak kaisar dan apa yang menjadi hak Allah, tentunya mengherankan orang. Coba bayangkan, pengikut Kristus pada zaman St Markus adalah kelompok orang yang hanya perduli dengan kehidupan kekal, lain tidak. Yang utama dalam hidup adalah mematuhi
segala perintah Tuhan. Mereka tidak takut dihukum karena melanggar perintah kaisar,
bahkan mereka rela dihukum mati dengan tujuan menjadi martyr dan masuk surga.
Mereka berpikir bahwa akhir zaman sudah dekat jadi untuk ada perduli dengan kehidupan duniawi yang fana.
Saya ingat kembali akan nasehat St Agustinus untuk umat keuskupannya lewat bukunya the City of God. Ia mengingatkan umatnya bahwa setiap pengikut Kristus memang
harus memusatkan tujuan hidupnya di dunia untuk Kehidupan Kekal atau hidup sesudah kematian, namun demikian pada saat yang sama Sang Uskup juga mengingatkan
bahwa pemerintah lokal di tempat kita hidup pun memiliki unsur-unsur kebaikan yang
membantu kita mencapai ideal kehidupan kekal.
Jawaban Yesus yang dikutip St Markus untuk jemaatnya, kiranya masih aktual untuk kita.
Pesan untuk kita tentu jelas bahwa sangatlah penting kita memberi perhatian seimbang
antara hidup menggereja dan bermasyarakat. Kita memang bukan milik dunia dan
tidak perlu terpengaruh oleh dunia, sebab semenjak dibaptis kita terhitung sebagai
anggota Kerajaan Allah yang hidup di dunia juga. Dengan demikian analogi yang
cocok untuk status kita di dunia adalah sebagai duta Kerajaan Allah di dunia. Sama
seperti WNI yang tinggal di negeri asing, masih kelihatan Indonesia-nya, masih suka
tempe dan sayur asem, tidak lupa budaya negeri sendiri, tidak lupa berbicara bahasa
Indonesia. Demikian pun sebagai anggota Gereja yang tinggal di dunia, kita masih
suka kelihatan ciri-ciri Katolik-nya, masih suka makan Tubuh dan Darah Kristus, tidak
lupa budaya berdoa rosario atau adorasi, dan tidak lupa berbicara bahasa kasih satu
dengan yang lain.
Fr Wenz Edy, MGL
Vol. 16/2011
Fresh JUICE ! 9
9 Maret 2011 : Menjadi Duta Bagi Allah
HARI RABU ABU
Yl 2:12-18,
Mzm 51:3-4,5-6a,12-13,14,17,
2Kor 5:20-6:2,
Mat 6:1-6,16-18
2 Kor 5:20
Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus,…
Adalah hal yang terhormat kalau kita ditunjuk sebagai duta besar ke Negara lain. Orang
pasti berbangga karena kaehadirannya di Negara orang mewakili seluruh rakyat dan
pemerintahannya.
Sebagai orang katolik, kita sudah ditunjuk sebagai duta atau saksi Krsitus ke tengah
dunia. Tugas kita bukanlah melakukan pekerjaan untuk hal hal yang “bersifat duniawi”
tetapi melakukan tugas yang bersifat ilahi atau kekal. Pekerjaan – pekerjaan duniawi
mungkin indah dan bagus tetapi tidak lebih layak dan pantas dari kehidupan kekal.
Santo Paulus menyadarkan umat di Korintus bahwa tugas mereka adalah menjadi Duta
Kristus bagi dunia. Karena dalam diri setiap orang yang sudah dibaptis terpatri indah
sebuah kebenaran iman “ bahwa melalui kematian Kristus kita semua menerima keselamatan kekal dan dibenarkan oleh Allah (2 kor 5:21). Marilah kita berusaha sejauh
dapat menjadi Saksi Kristus.
Menjadi Duta Kristus dapat ditafsir paling kurang dalam dua pandangan. Pertama
adalah Allah berbicara melalui roh atau diri kita. St. Paulus bersaksi bahwa Roh Kristuslah yang hidup dalam dirinya. (Gal 2:20). Ini berarti, upaya untuk hidup seperti Kristus
adalah sebuah jalan untuk menjadi duta Kristus. Kedua adalah menjadi duta Kristus
melalui kesaksian pribadi dan komunal. Dengan demikian orang dapat merasakan kehadiran Allah melalui diri dan komunitas kita.
Karena itu saudara dan saudariku, Marilah kita menyadari tugas kita sebagai saksi Kristus dan membiarkan Roh Allah untuk memimpin dan mendampingi kita dalam tapak
ziarah hidup ini.
Bagaimana saya memahami tugas saya sebagai “saksi Kristus?
Fr. Matheus Wuwu, MGL
10
Fresh JUICE !
Vol. 16/2011
10 Maret 2011 : Sejarah Hidup
Ul 30:15-20,
Mzm 1:1-2,3,4,6,
Luk 9:22-25
Luk 9:23
Kata-Nya kepada mereka semua: “Setiap orang yang mau mengikuti Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku”
Sahabat-sahabatku…salah satu point penting di saat kita diinterview oleh seorang
personalia(HR) yakni pemaparan tentang peraturan perusahaan. Dimana, seorang personalia memberitahukan kepada kita tentang peraturan-peraturan yang mesti ditaati
serta dijalankan oleh para karyawan yang ingin bergabung dalam perusahaan tersebut. Ia juga memberitahukan konsekuensi bila kita melanggar salah satu peraturan.
Sehingga apabila kita ingin bergabung untuk bekerja dalam perusahaan tersebut, kita
mesti berjalan di koridor yang telah dibentuk oleh perusahaan dan mentaati segala
peraturan yang ditetapkan oleh perusahaan.
Sahabat-sahabatku….layaknya sebuah perusahaan swasta, pada hari ini Yesus memberitahukan kepada kita tentang apa yang mesti dilakukan bila ingin menjadi muridNya. Pada hari ini, dengan tegas dan lugas Yesus menginformasikan kepada kita yang
nota bene adalah para pengikut-Nya bahwa kita dituntut untuk menyangkal diri, dalam
arti bahwa kita harus mampu menyalibkan kedagingan kita. Kita harus mampu meninggalkan hawa nafsu dunia, yakni hal-hal yang membuat kita jauh dari Tuhan yang akhinya membwa kita pada jurang petaka seperti sekularisme, konsumerisme, kemalasan,
dan lain sebagainya.
Sahabat-sahabatku, hidup didunia ini selalu diselimuti dengan ketidakpastian. Kita cenderung menghadapi ketidakadilan, kesenjangan, kefasikan, kemunafikan, sukuisme
dan banyak hal lainnya. Terkadang kita disepelehkan serta diremehkan. Terkadang
pula kehadiran kita tidak diterima lantaran kita mengenakan identitas Kristus. Namun,
kita jangan berkecil hati dengan situasi seperti itu. Yesus selalu menyertai kita. Karena
Yesus pun pernah mengalami hal serupa dengan kita, dimana Ia pernah ditolak oleh
tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat (Luk 9:22a). Bahkan Ia dibunuh dan
disalibkan. Maka, pada hari ini Yesus menegaskan bahwa bila kita ingin menjadi muridnya, kita harus mampu memikul salib setiap hari, mampu menerima ketidakadilan,
penghinaan, penolakan, pelecehan dan bahkan penganiayaan sekalipun oleh karena
kita mengenakan baju Kristus. Jangan takut sahabat-sahabatku, karena kita hidup di
dunia ini hanya sementara. Bila kita dengan tulus menjalankan apa yang Yesus Sabdakan, maka Yesus akan menyiapkan tempat yang istimewa bagi kita dan bergabung
dengan para kudus di Surga. Di situlah kita akan tinggal setelah kita meninggalkan
dunia ini.
Sejarah hidup bukanlah sebuah takdir yang membuat kita menyerah, melainkan harus
membuat kita terus berusaha untuk melukis yang terbaik dalam hidup ini.
Hans
Vol. 16/2011
Fresh JUICE ! 11
11 Maret 2011 : Pantang dan Puasa
Yes 58:1-9a,
Mzm 51:3-45-6a18-19,
Mat 9:14-15
Matius 9:15b,
“Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.”
Puasa bagi orang Katolik, diatur dan ditetapkan melalui Surat Gembala (Uskup) yang
biasanya diedarkan setiap menjelang masa Prapaskah. Dalam surat Gembala itu biasanya sudah ditetapkan masa Pantang dan berpuasa, serta usia rata-rata yang sudah boleh berpuasa dan berpantang. Tetapi dalam surat itu tidak ditetapkan jam-jam
memulai puasa atau menutup puasa dan pantang tersebut. Hanya diatur bahwa Puasa
dan pantang kita dimulai sejak Hari Rabu Abu sampai dengan Jumat Agung; dimana
selama 40 hari masa Prapaskah, yang diwajibkan puasa dan pantang hanya pada
hari Rabu dan Jumat, pantang segala kebiasaan yang nikmat-nikmat terutama daging.
Dan selama 40 hari itu, umat diingatkan untuk lebih memperhatikan perubahan tingkah
laku menjadi lebih baik, melalui peringatan jalan Salib, mengenang dan merenungkan penderitaan Yesus Kristus ‘Mempelai Gereja’, Putera Allah, yang rela menderita,
disalibkan, wafat dan dimakamkan, hanya untuk menghapus dosa-dosa manusia. Dan
lewat penderitaan itu, Yesus ingin mengajarkan umat manusia bahwa bila penderitaan
dijalankan dengan ketaatan dan sikap patuh, tidak memberontak, maka akan mendatangkan kebahagian luar biasa. Itu dibuktikan-Nya dengan kebangkitan-Nya dari
kubur, pada hari ketiga.
Dalam bacaan hari ini juga Yesus menetapkan masa puasa bagi orang yang percaya
kepada-Nya (Mat 9:15a). Yesus tidak menghendaki murid-muridNya ikut-ikutan berpuasa dengan murid-murid Yohanes, karena Ia telah menetapkan ‘masa puasa’ tersendiri
bagi pengikut-Nya, yang diteruskan oleh Gereja hingga sekarang.
Lalu puasa yang bagaimana yang dikehendakiNya? Bacalah dalam Kitab Yesaya
58:1-9a. Di sana, Tuhan berseru dengan gemas kepada orang yang berpuasa hanya
menahan lapar dan haus, tetapi tetap melakukan kebiasaan jelek dan dosa-dosa, seperti egois, berbantah dan berkelahi, memukul dengan tinju, semena-mena terhadap
sesamanya. Tuhan menuntut Puasa menahan lapar dan haus disertai usaha melakukan
kebajikan disertai cinta kasih, seperti membuka belenggu kelaliman, melepaskan talitali kuk, memberi kebebasan terhadap mereka yang tertekan, memperhatikan mereka
yang lapar dan haus, yang tidak punya rumah, tidak punya pakaian dan membuka diri
untuk memberi maaf kepada sesama.
Selamat Berpuasa! Gunakanlah masa Prapaskah ini untuk berpuasa dan berpantang.
Inilah saat yang dikehendaki Tuhan bagimu untuk berpuasa dan berpantang, dengan
mengarahkan seluruh renungan hatimu dan cintamu kepada ‘Mempelai Gereja’ Yesus
Kristus, Sang Juru Selamat.
(Narita)
12
Fresh JUICE !
Vol. 16/2011
12 Maret 2011 : Dengan KasihNya yang berlimpah
Yes 58:9b-14,
Mzm 86:1-2,3-4,5-6,
Luk 5:27-32
Luk 5 :32
Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat.
Kita memasuki masa prapaska/masa pertobatan dan bacaan – bacaan pada masa ini
membantu kita menunjukkan jalan menuju pertobatan agar kita dapat diselamatkan.
Bacaan hari sungguh indah : Yesus melihat dan mengajak Lewi pemungut cukai untuk
mengikuti-Nya. Pandangan dan ajakan Yesus penuh Kasih menggerakkan hati Lewi.
Ajakan Yesus yang kita dengar hari ini juga ditujukan untuk masing- masing kita. Yesus
menginginkan kebahagiaan kita dan Ia mau memberikan kedamaian bagi hati yang
terbuka kepada-Nya. Berbahagialah dia yang mendengar, membuka hatinya dan
melaksanakan Sabda Tuhan.
Injil hari ini menyajikan terang, kelembutan, ketenangan, damai yang dibawa oleh Yesus dan pertobatan Lewi. Ketika ia mendengar ajakan Yesus, dengan segera ia menyambutnya dan meninggalkan segala yang ia miliki. Lewi meninggalkan segalanya,
karena ia telah menemukan Yesus dalam hidupnya yang adalah ‘Segalanya’ (bdk. Mt
13). Kebahagiaan lahir dari pertemuan antara kehendak kita dan kehendak Tuhan. Tuhan itu baik dan suka mengampuni (bdk.Mzm 86:5). Jika kita mengakui kesalahan yang
telah kita lakukan dan mau bertobat, maka Ia akan merangkul kita kembali dalam kasih
pengampunan-Nya. Kita diajak untuk melihat betapa besar Kasih Tuhan dalam hidup
kita. Dengan Kasih-Mu yang berlimpah, ya Tuhan, Engkau menyelamatkan kami.
Amin.
Sr. Benedicta, OSB
Vol. 16/2011
Fresh JUICE ! 13
13 Maret 2011 : ‘Berani melawan setan’
HARI MINGGU PRAPASKAH I
Kej 2:7-9, 3:1-7,
Mzm 51:3-4,5-6a,12-13,14,17,
Rm 5:12-19,
Mat 4:1-11
Matius 4:10
Maka berkatalah Yesus kepadanya: “Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus
menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!”
Bacaan-bacaan hari ini mengajak kita sekalian untuk merenungkan diri kita lebih mendalam. Di dalam bacaan pertama, kita mendengarkan kisah bagaimana dosa memasuki dan merasuki dunia. Ini adalah peristiwa di mana hati dan budi manusia terbawa
oleh pengaruh kekuatan setan. Pada saat itu manusia yang pada mulanya tidak mempunyai pilihan yang lain selain kehendak Allah, sudah terprogram oleh kekuatan lain.
Namun kemudian Allah memberikan mereka tanggung jawab akan apa yang mereka
lakukan. Allah memberikan kepercayaan untuk memelihara taman (dunia) yang telah
diciptakanNya. Allah juga memberikan mereka kebebasan untuk memilih-memilih yang
baik menurut kehendakNya.
Namun di dalam proses itu, manusia (Adam dan hawa) salah menggunakan kesempatan itu. Mereka salah menggunakan rahmat yagn telah diberikan Allah. Allah juga
membiarkan mereka mengalaminya masa pencobaan itu agar tahu dan mengerti apa
yang baik dan buruk.
Karena peristiwa yagn terjadi pada mulanya itu, kita semua juga mengalaminya dalam
hidup kita. Dengan gampang kita selalu dipengaruhi oleh kekuasaan setan. Pada saat
itu Allah membiarkan kita dan memberikan kesempatan buat kita untuk memilih. Namun
banyak kali kita memilih menurut kehendak jahat dari setan.
Pada hari ini lewat pengalaman Yesus yang kita dengarkan dalam Injil, “Enyahlah, Iblis!
Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia
sajalah engkau berbakti!” Kita harus mempunya niat yagn kuat untuk melawan kuasa
dan pengaruh setan itu. Marilah kita dalam masa puasa ini, berani melawan kuasakuasa jahat dari setan.
Rm. Joseph, MGL
14
Fresh JUICE !
Vol. 16/2011
14 Maret 2011 : Menjadi Berkat
Hari biasa Pekan I Prapaskah
Im 19:1-2,11-18,
Mzm 19:8,9,10,15,
Mat 25:31-36
Mat 25:34
Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan
bagimu sejak dunia dijadikan
Injil hari ini menggambarkan tentang hari akhir, dimana yang berhak menerima kebahagiaan abadi adalah yang diberkati oleh Bapa. Bagaimanakah kriteria orang yang
diberkati itu ? Ternyata Tuhan tidak ;menuntut hal-hal yang luar biasa dan di luar kemampuan kita untuk boleh diberkati-Nya. Tuhan menginginkan kita mengenali kehadiran-Nya lewat orang-orang yang berada di sekitar kita, terutama mereka yang terpinggirkan, tak diperhatikan, berkekurangan, bukan hanya kurang secara fisik namun juga
yang kurang secara spiritual. Tuhan menginginkan wujud nyata dari ajaran kasih yang
diajarkan-Nya.
Dalam status facebook seorang teman, dia menuturkan pengalamannya berkunjung
ke sebuah rumah makan. Di meja seberangnya ada sepasang suami istri, seorang balita dan pengasuhnya. Saat menu pesanan mereka datang, suami, istri dan anak kecil
itu menyantap dengan lahap, sedang sang pengasuh hanya dibiarkan melihat mereka
bersantap. Sungguh miris melihat situasi ini.
Masa Prapaska sering disebut retret agung, masa untuk introspeksi diri, bagaimanakah
relasi kita dengan Tuhan dan sesama selama ini. Sudahkah kita memperlakukan sesama dengan baik dan santun ? Sampai sejauh mana ajaran kasih yang kita peroleh
selama ini, kita terapkan dalam hidup sehari-hari kita. Sudahkah kita mengamalkannya ataukah kita baru sampai tahap teori saja ? Adakah kita memiliki empati kepada
sesama ? Sudahkah hidup kita berkenan kepada Tuhan ?
Mari kita gunakan masa Prapaska ini untuk lebih peka terhadap diri dan lingkungan
kita. Banyak orang miskin, terlantar di sekitar kita. Banyak yang mengalami kesepian
dan merasa terasing. Bila kita bisa mengasihi mereka, berarti kita telah mengasihi Yesus.
Bila kita mau menerima mereka, kita telah menerima Yesus. Jadilah berkat bagi sesama,
dan sambutlah Terang Paska sebagai anak yang berkenan kepada-Nya.
Agatha
Vol. 16/2011
Fresh JUICE ! 15
15 Maret 2011 : Forgive me first
Hari biasa Pekan I Prapaskah, Louisa de Marillac
Yes 55:10-11,
Mzm 34:4-5,6-7,16-17,18-19,
Mat 6:7-15
Moved with pity. He ran to the boy, clasped him in his arms and kissed him tenderly”
(Lk.15:20). Notice how these were all done before his son say a word of repentance. I
dare to claim that God has forgiven us before we even ask.
However, the other story warns us that justice must also be met especially when God’s
mercy is abused. Some may argue that this story is irrelevant to them, “But I don’t have
that much sin (debt) committed against God. I have not committed mortal sins”. Here,
Jesus hinted that we, all of us, are in infinitely huge debt to God, in comparison to the
debt of our neighbors to us. This is not because of the type of failings we or our neighbors
have committed, but it’s because of the dignity of the Person who is offended. God is
infinitely holy. Thus our sins infinitely offend God, much more than the offences our neighbors cause us. Think of how offensive a slap to the president of America is to the whole
nation he or she represents. How much more God’s dignity is compared to any president.
We tend to sometimes be scrupulous or worried whether God has forgiven our sins. Some
confess again and again over the same sins, not convinced that God has truly forgiven
them. Far from discouraging anyone to go to confession, let’s be really prepared and
not abuse His mercy. Why don’t we be scrupulous in making sure that we forgive first? Are
we still holding judgments against someone? Do we clinch our fists, utter curses instead of
blessings, when we think of a person who has hurt us in the past? Is there someone who is
desperate to hear the sincere word of ‘I forgive you’ from us? Perhaps we can’t seem to
forgive ourselves? Or are we angry with God and think Him as being unjust for what has
happened to us?
We may still feel upset, angry and hurt. But forgiveness is not about feeling, it’s about decision. It takes courage, trust and perseverance to forgive. It’s like cleaning the window of
our soul to let the rays of God’s mercy freely penetrate into the many rooms in our hearts.
Indeed, it’s for our own good that we forgive. To forgive is to love. It’s the noblest thing any
human being can do. Jesus once revealed to St. Faustina that God’s highest attribute is
His mercy. We are born to forgive because we are made in God’s image.
“Lord Jesus, it is hard to forgive… But You have shown us how when You forgave those
who crucified You on the Cross. Therefore, as You promise us, give me your Holy Spirit so I
have the power to forgive. You have forgiven me first, therefore I forgive…”
Fr David Lemewu, MGL
16
Fresh JUICE !
Vol. 16/2011
16 Maret 2011 : Panggilan Tuhan
Hari biasa Pekan I Prapaskah
Yun 3:1-10,
Mzm 51:3-4,12-13,18-19,
Luk 11:29-32
Mzm 51:19
Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur hati yang patah dan remuk
tidak akan Kau pandang hina ya Allah.
Suatu hari saya bener-bener merasa kaget sekali ketika owner tempat saya bekerja
mengajak seorang cewek cantik untuk menjadi sales.Awalnya kami berprasangka
macam-macam, karena tampilan dari cewek ini seperti cewek yang suka dugem dan
saat ini sedang bekerja di Auto Bridal.
Singkat cerita kami saling bertukar Pin BB. Hari demi hari ketika melihat statusnya di BB
dia ‘Lagi ikut Kebaktian’,atau ‘Thank you Jesus Christ’ dsb..membuat saya bertanda tanya lagi. Nich cewek sebenarnya gimana sich?! Sampai suatu hari nich cewek datang ke
showroom, akhirnya saling sharinglah kita. Diawal sharingnya dia bilang kalo dia baru
dibabtis. Dia cerita masa lalunya yang kelam setiap malam tiada hari tanpa dugem,
bergaul dengan kehidupan malam, sampai disuatu titik dimana Tuhan Yesus memanggilnya secara pribadi. Berbaliklah dia 180 derajat dari seorang muslim menjadi kristen.
Ketika suatu malam saat dia naik motor berbeloklah dia digereja. Saat itu jamahan
Tuhan sangat luar biasa, dia menangis merasakan kedamaian. Tuhan melepaskan dia
dari masa lalunya menjadi pribadi yang baru.
Saudara yang terkasih dalam Tuhan Yesus mungkin kita juga menjumpai hal yang sama
di sekitar kita. Tuhan memanggil seseorang secara radikal dari kehidupan lama masuk
dlm kehidupan baru yang luar biasa Dan hal inilah yang semakin menguatkan iman kita
bahwa Tuhan sanggup!!
Lulu
Vol. 16/2011
Fresh JUICE ! 17
17 Maret 2011 : YANG BAIK DARI YANG EMPUNYA
Hari biasa Pekan I Prapaskah, Patrik
Est 4:10a,10c-12,17-19,
Mzm 138:1-2a,2bc-3,7c-8,
Mat 7:7-12
Mat. 7:11
“Bapamu yang di surga akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta
kepadaNya.”
Meminta sesuatu dari orang lain membutuhkan suatu keberanian. Meminta sesuatu
yang baik yang sangat kita butuhkan dari orang yang “punya”, memerlukan suatu kerendahan hati yang luar biasa. Dengan kata lain, kita menjadi tergantung dari yang
“emPUNYA”. Tuhan adalah yang emPUNYA segala-galanya. Dia memiliki hidup kita dan
punya kehendak untuk kapan hidup kita dicabut atau dipertahankan.
Injil hari ini begitu biasa di telinga kita, “Carilah maka kamu akan mendapat, ketoklah
maka pintu dibukakan, mintalah maka kamu akan mendapatkan.” Tetapi orang lupa
akan akhir dari perikop tersebut yakni bahwa Bapa kita di Surga akan memberikan
YANG BAIK kepada mereka yang memintanya. Jadi, Dia selalu memberikan yang baik
dan bukan yang jelek-jelek apalagi yang jahat.
Kalau kita menerima sesuatu yang jelek, buruk dan jahat di dalam kehidupan kita, jangan sekali-kali menyalahkan Tuhan, karena jelas-jelas dikatakan bahwa Tuhan memberikan kita YANG BAIK! Nah, yang menjadi pertanyaan untuk kita adalah bagaimana
kita mendefinisikan “Yang Baik” di mata Tuhan dan “Yang Baik” di mata manusiawi kita.
Yang baik di mata kita tentunya yang enak-enak, jauh dari penderitaan, ongkangongkang kangkung menikmati dunia ini tanpa bekerja dengan susah payah. Itu salah
besar!
Yang Baik di mata Tuhan adalah segala sesuatu yang berdasarkan Cinta Kasih, karena
Allah adalah Kasih (Deus Caritas Est). Kalau Tuhan memberikan kita Cinta KasihNya, hendaknyalah kita menyalurkan cinta kasih tersebut kepada sesama kita. Sederhana saja,
bukan?
Kadangkala yang sederhana menjadi sulit untuk dilakukan karena kita kurang memahami dan mengalaminya. Yesus dengan cinta kasihnya yang besar, rela mengorbankan
dirinya di Salib untuk menebus dosa kita. Itu bukti bahwa Bapa kita yang di surga memberikan (tidak saja yang baik) tetapi yang terbaik untuk kita, yakni PuteraNya sendiri.
Diakon Vincent, MGL
18
Fresh JUICE !
Vol. 16/2011
18 Maret 2011 : Tukang Roti dan Petani
Hari biasa Pekan I Prapaskah, Sirillus dr Yerusalem, Martha
Yeh 18:21-28,
Mzm 130:1-2,3-4ab,4c-6,7-8,
Mat 5:20-26
Mat 5:20
Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada
hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak
akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
Seorang tukang roti di sebuah desa kecil membeli satu kilogram mentega dari seorang
petani. Ia curiga bahwa mentega yang dibelinya tidak benar-benar seberat satu kilogram. Beberapa kali ia menimbang mentega itu, dan benar, berat mentega itu tidak
penuh satu kilogram. Yakinlah ia, bahwa petani itu telah melakukan kecurangan. Ia
melaporkan pada hakim, dan petani itu dimajukan ke sidang pengadilan.
Pada saat sidang, hakim berkata pada petani, “Tentu kau mempunyai timbangan?” “Tidak, tuan hakim,” jawab petani. “Lalu, bagaimana kau bisa menimbang mentega yang
kau jual itu?” tanya hakim. Petani itu menjawab, “Ah, itu mudah sekali dijelaskan, tuan
hakim. Untuk menimbang mentega seberat satu kilogram itu, sebagai penyeimbang,
aku gunakan saja roti seberat satu kilogram yang aku beli dari tukang roti itu.”
Ternyata roti yang dijual tukang roti itupun beratnya kurang dari 1 kilogram......... Dan
tukang roti itupun harus berhadapan dengan hakim.
Kisah di atas menggambarkan bahwa Tukang Roti kesal karena merasa bahwa roti yang
ia beli dari si Petani tidak benar-benar seberat satu kilogram. Nach, dari rasa kesal itu
Tukang Roti menuntut Petani ke pengadilan untuk meminta pertanggungjawaban. Tapi,
ada satu hal yang dia lupakan. Sebelum menuntut, si Petani harusnya juga menyadari
bahwa selama ini ia telah menjual roti dengan berat yang tidak sesuai dengan yang
diharapkan konsumennya. Nasi sudah menjadi bubur, karena rasa kesal dan merasa
paling benar akhirnya Tukang Roti menuduh si Petani telah berbuat curang. Pada akhirnya, terbukti jika Tukang Rotilah yang menjual roti secara tidak jujur. Senjata makan
tuan dech jadinya !!
Perikop hari ini mengajarkan kepada kita, agar kita selalu melihat ke dalam diri kita
sendiri terlebih dahulu sebelum kita menilai atau bahkan mengkritik orang lain. Sebelum
kamu mengatakan “Ah, masakan apa ini gak ada rasanya sama sekali !”, coba kamu
tanya kepada dirimu apakah selama ini masakan yang kamu buat sudah cukup enak
untuk dinikmati orang lain ? Atau mungkin sebelum kamu mengatakan, “hey, kamu rajin
baca kitab suci dan doa ya !!”, apakah kamu sudah melakukan itu semua dan mempraktekkannya ?” Jangan terpancing emosi dan rasa kesal, sehingga kita langsung
men”judge” seseorang. Belajar untuk selalu melihat diri kita sendiri terlebih dahulu, sebelum berkomentar kepada orang lain membuat kita semakin bijaksana dalam menghargai arti hidup ini.
KRIS
Vol. 16/2011
Fresh JUICE ! 19
19 Maret 2011 : Pelindung Seluruh Gereja
HARI RAYA St. YUSUF, SUAMI SP. MARIA
2Sam 7:4-5a,12-14a,16,
Mzm 89:2-3,4-5,27,29,
Rm 4:13,16-18,22,
Mat 1:16,18-21,24a atau Luk 2:41-51a
Mt 1:24
“Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya…”
Sebagaimana St. Yohanes Pembaptis adalah nabi terakhir dalam sejarah keselamatan,
demikian St. Yusuf adalah tokoh terakhir dalam Alkitab yang mendapat karunia “mimpi”.
Karena imannya yang teguh kepada Allah, ia dipilih menjadi suami St. Perawan Maria
dan pelindung ‘Penyelamat’ terjanji dalam Keluarga Kudus. Sebagai kepala Keluarga
Kudus, St. Yusuf berperan dalam ‘menyatukan’ Yesus dengan garis keturunan Daud. Paus
Pius IX menetapkan St. Yusuf menjadi pelindung seluruh Gereja.
Janji Allah kepada Abraham, bapa setiap orang beriman, dan Daud terwujud dalam
keturunannya yaitu Yesus, anak dari Yusuf. Allah kita setia pada janji-janji-Nya dan Ia
memilih bagi karya keselamatan-Nya orang-orang yang tepat dan waktu penggenapan yang tepat pula. Dalam suratnya kepada umat di Roma, rasul Paulus mengajarkan
bahwa Allah memberikan janji kepada Abraham untuk mejadi ‘bapa banyak bangsa’
karena IMANnya (bdk Rm 4:13). Iman yang tidak menjadi lemah walaupun tampaknya
tanpa dasar, karena Allah menjanjikan keturunan pada usia Abraham yang sangat tua
dan tubuh yang sudah lemah. Tetapi Abraham penuh dengan keyakinan bahwa Allah
- yang menghidupkan orang mati dan menjadikan dengan firman-Nya apa yang tidak
ada menjadi ada - adalah Allah yang berkuasa melaksanakan apa yang telah Ia janjikan (bdk Rm 4:17-21). Iman inilah yang diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran
dan dari keturunannya lahir ‘Imanuel’.
Iman Abraham juga yang telah dihidupi oleh St.Yusuf. Tanpa ragu atau berlambat,
St.Yusuf berbuat seperti apa yang diperintahkan malaikat Tuhan kepadanya. Tindakan
iman St. Yusuf menjadi teladan bagi kita. Di saat kita bimbang dalam mengambil suatu
keputusan atau dalam keadaan yang sulit, kita diajak untuk berpegang pada Sabda
Tuhan yang menjadi petunjuk dalam hidup kita dan melakukan kehendak-Nya. Pasrahkan diri pada tuntunan-Nya seperti yang dilakukan oleh St.Yusuf.
Selamat Hari Raya St. Yusuf, secara khusus bagi setiap bapak keluarga.
Sr. Benedicta, OSB
20
Fresh JUICE !
Vol. 16/2011
20 Maret 2011 : ‘Masuk ke dalam kenyataan hidup’
HARI MINGGU PRAPASKAH II
Kej 12:1-4a,
Mzm 33:4-5,18-19,20,22,
2Tim 1:8b-10,
Mat 17:1-9
Matius 17:4
Kata Petrus kepada Yesus: “Tuhan, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Jika
Engkau mau, biarlah kudirikan di sini tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa
dan satu untuk Elia.”
Aku seringkali mengalami bahwa aku ingin merasakan kebahagiaan itu terus. Aku tidak
menginginkan kebahagiaan itu berlalu dariku. Pengalaman yang dialami para murid
di dalam Injil hari ini, mengingatkan kita akan pengalaman kita setiap hari. Di sana
diceriterakan bahwa Yesus bersama Petrus, Yohanes dan Yakobus naik ke sebuah gunung yang tinggi. Setelah mereka mencapai ke puncak, Yesus tiba-tiba mengubah diri
di depan mereka. Wajahnya bercahaya seperti matahari dan pakaiannya berkilauan.
Pada saat itu juga mereka melihat nabi Musa dan Elia.
Dengan penglihatan itu, Petrus mengusulkan agar dia dan murid yang lain mendirikan
tiga kemah, satu untuk Musa, satu untuk Elia dan satu untuk Yesus. Karena kebahagiaannya, dia tidak memikirkan apa yang akan terjadi di hari esok tentang diri mereka.
Karena itu Allah mengisyaratkan kepada para rasul untuk mendengarkan Dia, lewat
PuteraNya Yesus. “Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia.”
Petrus mengalami dan menyaksikan suatu kebesaran dari Allah. Hatinya dipenuhi oleh
keagungan Allah. Dia begitu bahagia dan hatinya penuh kedamaian. Karena itu, dia
tidak menginginkan untuk kembali untuk mengalami realitas di dalam hidup. Dia tidak menginginkan untuk kembali ke dalam dunia yang nyata. Dia menginginkan untuk
tinggal di atas bukit. Namun Tuhan menginginkan kita untuk selalu mendenarkan Dia.
Tuhan menghendaki kita untuk kembali ke dalam dunia yang nyata. Karena di sana
kita dapat menemukan dia. Dan hidup di dunia yang nyata ini banyak sekali peristiwa
yang terjadi. Peristiwa itu akan mendatangkan baik kebahagiaan ataupun kesedihan
dan kekecewaan.
Akhirnya aku sadar bahwa aku harus bersedia untuk menghadapi kenyataan yang
menyedihkan, mengecewakan dan menyakitkan di samping kenyataan yang membahagiakan.
Rm. Joseph, MGL
Vol. 16/2011
Fresh JUICE ! 21
21 Maret 2011 : Bersikap Murah Hati
Hari biasa Pekan II Prapaskah, Benediktus
Dan 9:4b-10,
Mzm 79:8,9,11,13,
Luk 6:36-38
Luk 6:36
Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati
Dalam program acara Kick Andy di Metro TV beberapa waktu lalu, dihadirkan seorang
gitaris Indonesia bernama Jubing Kristianto. Dia seorang gitaris fingerstyle dengan
prestasi mendunia. Banyak aransemen lagu yang diciptakannya melalui teknik permainan gitar yang luar biasa. Dengan gitar, Jubing bisa menghasilkan bas, chord dan
melodi sekaligus . Dia merupakan musisi yang pertama kali mengeluarkan CD rekaman gitar akustik solo di Indonesia. Selain memiliki talenta yang luar biasa, Jubing
pun tidak pelit menularkan ilmunya. Partitur gitar karyanya disebarkan secara gratis di
internet. Andy Noya, presenter Kick Andy, lalu bertanya pada Jubing : Kenapa kok maumaunya memberikan partitur gratis di internet dimana semua orang bisa mendownloadnya? Nanti mereka memainkannya dan setelah pintar mereka bisa mainkan dan
minta bayaran, apa gak rugi sebagai pencipta dan pemilik partitur? Jubing menjawab
dengan tersenyum : Memang saya sengaja membagikannya dengan gratis, supaya
sebanyak mungkin orang belajar memainkan dan syukur kalau bisa berkreasi. Kalau
memang mereka dapat bayaran ya biar saja. Saya pun mendapatkan (talenta)nya
free dari Tuhan, so I give it free.
Injil hari ini mengingatkan untuk selalu bersikap murah hati. Tuhan telah memberi banyak kebaikan kepada kita, maka tugas kita untuk membagikannya pula kepada orang
lain. Saat berbagi itu, kita tak akan kekurangan, malah akan mendapat berlimpah lagi
dari Tuhan dan sesama. Walaupun karyanya dibagikan secara gratis, bukannya rejekinya seret, Jubing malahan makin berkembang dan berkreasi, sekarang ia melangkah
menjadi penata musik untuk film layar lebar.
Sadarilah kelimpahan kasih Tuhan dalam hidupmu, dan jangan segan membagikannya kepada orang lain.Bukan hanya dalam bentuk materi, namun dalam berbagai
hal dalam hidup ini. Sikap ramah, senyum tulus, talenta yang ada, dll. Semakin banyak
orang mengalami kasih dari diri kita, kemuliaan Tuhan akan semakin terpancarkan.
Agatha
22
Fresh JUICE !
Vol. 16/2011
22 Maret 2011 : Dipuji....
Hari biasa Pekan II Prapaskah
Yes 1:10,16-20,
Mzm 50:8-9,16bc-17,21,23,
Mat 23:1-12
Mat 23:11
“Barangsiapa terbesar di antara kamu hendaklah ia menjadi pelayanmu ”
Dalam diri tiap orang ada tersimpan kecenderungan untuk dipuji atau paling tidak
diakui sebagai manusia berguna. Kecendurungan ini sangat terlihat dalam tatanan
hidup sosial dewasa ini, yaitu ketika penghargaan seseorang sebagai manusia, seringkali diukur oleh sejauh mana orang itu telah berhasil melakukan sesuatu yang baik untuk sesamanya. Pada corak hidup seperti ini, motivasi untuk dihargai sebagai manusia
menjadi dasar untuk kita berbuat baik. Pendek kata, kita berbuat baik terhadap sesama
dalam rangka mengejar penghargaan dan pengakuan orang lain. Sebagai pengikut
Kristus, doa, puasa dan pantang kita hanya menjadi alat untuk memperoleh pengakuan
orang lain bahwa memang kita itu baik. Waspadalah, sebab inilah alasan mendasar
yang dipakai Yesus untuk mengecam orang Farisi dan ahli-ahli Taurat.
Orang Farisi dan ahli-ahli Taurat sejatinya bukan orang-orang jahat. Mereka justru kelompok orang yang punya niat baik untuk melestarikan adat istiadat Yahudi menurut hukum Musa yang sudah lama ditinggalkan orang Yahudi kebanyakan semenjak mereka
dijajah oleh Bangsa Romawi. Kalau boleh dibilang, orang Farisi dan ahli-ahli Taurat semestinya menjadi sekutu terkuat Yesus untuk kembali kepada iman yang benar kepada
Allah. Hanya saja, Yesus kemudian berhasil menyingkap motivasi dasar doa, puasa dan
pantang mereka sebagai sarana pemuliaan diri, bukan untuk memuliakan Allah.
Pada masa puasa kali ini, agaknya seruan untuk menjadikan doa, puasa dan pantang sebagai sarana untuk memuliakan Tuhan kiranya menjadi pesan penting. Sebab,
amat sering kita berdoa, berpuasa dan berpantang hanya untuk mencari kepuasan diri
belaka. Spritualitas hamba yang disajikan penginjil Matius kali ini hendaknya menjadi
acuan agar doa, puasa dan pantang kita tidak keluar dari jalur untuk memuliakan
nama Tuhan. Layaknya seperti seorang hamba yang melakukan pekerjaan apa pun
hanya demi kepuasan tuannya.
Fr Wenz Edy, MGL
Vol. 16/2011
Fresh JUICE ! 23
23 Maret 2011 : Menjadi anak manusia
Hari biasa Pekan II Prapaskah, Turibius dr Mogrovejo
Yer 18:18-20,
Mzm 31:5-6,14,15-16,
Mat 20:17-28
Mat 20:28
Sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani
dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.”
Beberapa waktu yang lalu, kita semua dikejutkan dengan wafatnya anggota DPR yang
juga selebritis yang cukup terkenal. Hampir setiap hari di media massa ada berita yang
membahas seputar kepergiannya yang mendadak. Orang menceritakan apa yang
menjadi pertanda, kata-kata terakhir, pesan yang tersirat dari kata-katanya dan lain
lain. Rupanya pesan terakhir seseorang sebelum meninggal menjadi sesuatu yang
penting dan diperhatikan orang. Namun yang akan meninggal sendiri belum tentu sadar akan tindakannya itu.
Yesus dalam Injil hari ini juga mengalami hal itu, namun agak berbeda. Ia dengan jelas
memberitahu murid-muridNya apa yang akan terjadi sebelum Ia meninggal. Ia tahu
dengan jelas apa yang akan dialami. Dengan sadar, sesadar-sadarnya,Yesus meninggalkan wasiat kepada murid-muridNya saat itu, yang juga ditujukan kepada kita saat
ini, agar kita rendah hati, saling melayani, dan berusaha menjadi sama dengan Dia
(ayat 26-28). Kita sebagai anak-anak Allah pasti akan berusaha sekuat tenaga untuk
menjalankan wasiat Yesus itu, bukan? Memang tidak mudah karena seperti nabi Yeremia (Yer 18:18-20), orang-orang membencinya dan ingin menjatuhkan Yeremia meski
mengetahui siapa Yeremia (seorang nabi, yang kata-katanya bijak). Tapi yakinlah bahwa Allah kita adalah Allah yang selalu menyertai dan mendengarkan doa permintaan
tolong kita. Siapkah kita menjadi hamba yang makin menyerupai Tuannya?
Siska
24
Fresh JUICE !
Vol. 16/2011
24 Maret 2011 : Mujizat
Hari biasa Pekan II Prapaskah
Yer 17:5-10,
Mzm 1:1-2,3,4,6,
Luk 16:19-31
Luk. 16:31, “Mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang
bangkit dari antara orang mati.”
Banyak sekali orang jaman modern ini bersikap “skeptis” alias baru percaya kalau terjadi mukjizat yang benar-benar di luar pemikiran manusia. Mukjizat dan iman kerapkali
sangat berhubungan dekat. Orang sering menantikan sebuah mukjizat kesembuhan,
mendapatkan pekerjaan, keluar dari situasi yang sulit dan sebagainya. Banyak orang
yang beranggapan kalau kurang iman, berarti mukjizat tidak akan terjadi. Eit…, tunggu
dulu!
Terjadinya mukjizat atau tidak, itu adalah kehendak Tuhan, yang diminta dari kita
adalah melihat kehendakNya dibalik mukjizat itu terjadi ataukah tidak terjadi. Mungkin
dengan terjadinya mukjizat, iman kita bertambah kuat karena sesuatu terjadi diluar kemampuan kita dan di luar jangkauan pemikiran manusia. Contohnya orang sudah mati
kok bangkit alias hidup kembali? Secara hukum alam, itu sangat bertentangan, tetapi
di mata Tuhan, kehendakNya selalu terjadi.
Dalam refleksi singkat ini, yang perlu ditekankan dan mendapat perhatian adalah janganlah iman kita tergantung pada terjadinya mujizat atau tidak. Hendaklah iman kita
tergantung kepada DIA yang menyelenggarakan mukjizat yakni Tuhan sendiri. Kalau
kita berpegang teguh pada FirmanNya, segala mukjizat akan dengan sendirinya terjadi. Orang yang mendasarkan imannya hanya pada mujizat adalah sangat dangkal,
karena kalau seandainya dia berdoa minta mukjizat terjadi, tetapi akhirnya tidak terjadi
apa-apa, kemungkinan besar imannya akan runtuh.
Yesus sendiri pernah membangkitkan Lazarus dari kematian dan Yesus sendiripun bangkit dari antara orang mati, tetapi betapa banyak orang yang tidak percaya dan masih
meragukan mukjizat terbesar yang pernah terjadi di sejarah dunia ini. Yesus yang mati
dan bangkit kembali untuk menebus dosa kita. Tidak masuk akal! Tetapi itulah kehendak
Tuhan yang sangat sulit diterima oleh orang-orang yang skeptis.
Maka dari itu, marilah kita Roh Kudus, Roh Tuhan untuk menerangi hati dan pikiran kita
akan kehendakNya.
Diakon Vincent, MGL
Vol. 16/2011
Fresh JUICE ! 25
25 Maret 2011 : Segelas Air atau Seluas Danau
HARI RAYA KABAR SUKACITA
Yes 7:10-14, 8:10,
Mzm 40:7-8a,8b-9,10,11,
Ibr 10:4-10,
Luk 1:26-38
“Kata Maria “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan jadilah padaku menurut perkataanmu itu” Lalu malaikat itu meninggalkan dia.
Seringkali kita masih mengandalkan kekuatan kita sendiri saat masalah datang dalam
kehidupan kita. Kita menggerutu kepada Tuhan mengapa masalahku ini terlalu berat
untuk kupikul dan sering kali kita tidak menyerahkan masalah-masalah itu ke dalam
kehendak Tuhan tetapi masih selalu memakai logika dan kekuatan kita sendiri.
Ada sebuah cerita seorang siswa duduk termenung sendiri di dalam kelasnya, guru
yang melihatnya duduk termenung datang menghampirinya dan bertanya “Mengapa
kamu duduk seorang diri disini?” jawab murid “saya sedang berbeban berat pak, begitu banyak masalah keluarga yang harus saya pikul sendiri” lalu sang guru meminta
siswa tadi mengambil segelas air dan segenggam garam, dengan langkah lemas
siswa mengambil apa kata gurunya. Kemudian guru minta agar garam dimasukkan
ke dalam air dalam gelas tersebut lalu diminta siswa tadi meminumnya. Dengan wajah
sambil nyengir siswa tsb meminumnya dan mengatakan “Asin guru”. Kemudian guru
tersebut mengajak siswa tadi ke sebuah danau, lalu minta kepada muridnya agar dia
mengambil segenggam garam lagi dan menaburkan ke danau tersebut. Siswa tersebut melakukannya, kemudian guru minta siswa tersebut mengambil segelas air danau
tersebut dan meminumnya. Lalu dia bertanya pada siswa itu, “Bagaimana rasanya?”
siswa itu menjawab “Sangat segar sekali air danau ini guru”..
Lalu guru itu berkata “Anakku segala masalah dalam hidup ini seperti segenggam garam tadi, tidak kurang dan tidak lebih hanya segenggam garam. Masalah dan penderitaanmu sepanjang hidupmu itu sudah diketahui Tuhan dan sesuai dengan dirimu.
Jumlahnya tetap tidak kurang dan tidak lebih. ‘Rasa Asin” dari penderitaan yang kamu
alami sangat tergantung dari besarnya hati yang menampungnya. Supaya kamu tidak
menderita, berhentilah menjadi gelas, jadikanlah hatimu seluas danau itu.
Teman-teman dari cerita diatas kita diminta seperti Bunda Maria yang selalu menyerahkan segala yang terjadi dalam hidupnya ke dalam kehendak Tuhan. Marilah mulai saat
ini kita mencotoh teladan Bunda Maria kita mau hidup kita selalu dituntun oleh Tuhan
dan selalu mempunyai kerendahan hati untuk selalu bersyukur pada setiap masalah
yang boleh datang dalam hidup kita. Amien.
RINA
26
Fresh JUICE !
Vol. 16/2011
26 Maret 2011 : Bapa Yang Penuh Kasih
Hari biasa Pekan II Prapaskah
Mi 7:14-15,18-20,
Mzm 103:1-2,3-4,9-10,11-12,
Luk 15:1-3,11-32
Luk 15:20
“Ayahnya berlari mendapatkan dia, lalu merangkul dan mencium dia.”
Betapa baiknya Tuhan yang dengan gembira mencurahkan belaskasih-Nya kepada
kita. Nabi Mikea mengajak kita untuk berdoa dengan hati yang jujur dan dengan rendah hati memohon belaskasihan dan pengampunan. Tuhan pasti mengabulkan dan
selalu menepati janji- Nya. Ia akan kembali menyayangi kita, menghapuskan kesalahan-kesalahan kita dan melemparkan segala dosa kita ke dalam tubir-tubir laut ( bdk
Mi 7:19) ) “. Nyanyian Mazmur 103 mengingatkan kita akan kebesaran Tuhan dalam
segala ciptaan-Nya.
Perumpamaan tentang “anak yang hilang” (Lk 15,1-3, 11-32) dapat disebut juga perumpamaan tentang ”seorang bapa yang berbelas kasih”. Profil seorang bapa yang
dengan setia menanti anaknya kembali ke rumah, ke pangkuannya, ke dasar hatinya,
serta bertobat dari cara hidupnya yang lama. Ketika melihat anak bungsu ini dari jauh,
sang bapa berlari menjumpainya dan memeluknya dengan penuh kasih. Dalam budaya timur, seorang bapa yang berlari menjumpai anaknya yang durhaka adalah hal
yang tidak lazim dilakukan, karena menunjukkan seolah-olah ia tidak punya wibawa
dan merendahkan dirinya. Tetapi perumpaman ini mau menggambarkan figur Allah
Bapa yang berlari untuk mendapatkan kembali anak-anak-Nya yang menjauh dari
jalan-Nya.
Allah Bapa tidak bertahan dalam murka-Nya, melainkan berkenan kepada kasih setia
(bdk. Mi 7:18). Ia membiarkan diri-Nya ditemukan setiap kali kalau kita mencarinya. Hati
Bapa terus mencintai dan menanti dengan sabar. Santo Benediktus menulis: “Jangan
pernah meragukan belaskasih Tuhan” (Regola S.Benediktus 4,74). Bagaimana sikap kita
sebagai anak-anak Bapa? Belajar dari anak bungsu dalam perumpamaan ini, kita harus berani untuk kembali dan memohon pengampunan atas dosa-dosa kita dengan
penuh penyesalan dan niat yang teguh untuk tidak mengulanginya lagi. Kita juga diingatkan untuk tidak terikat pada harta duniawi, karena dunia dengan kekayaannya
dapat menjauhkan kita dari Tuhan.
Bercermin pada sikap anak sulung, kita diingatkan untuk tidak membuat perhitungan
dengan Tuhan atas setiap hal baik yang telah kita lakukan. Mengasihi Tuhan dan sesama hendaklah dengan tulus ikhlas dari dalam hati, karena ketidaktulusan akan menjauhkan hati kita dari kasih Tuhan.
Sr. Benedicta, OSB
Vol. 16/2011
Fresh JUICE ! 27
27 Maret 2011 : Sumber Air Yang Hidup
HARI MINGGU PRAPASKAH III
Kel 17:3-7,
Mzm 95:1-2,6-7,8-9,
Rm 5:1-2,5-8,
Yoh 4:5-42
Yohanes 4:7
Maka datanglah seorang perempuan Samaria hendak menimba air. Kata Yesus kepadanya: “Berilah Aku minum.”
Kisah hari ini di dalam Injil tentang Yesus yang ditemui seorang wanita Samaria. Wanita
itu datang untuk menimba air dari sumur. Pada kesempatan yang sama Yesus sedang
berada di tempat itu. Lalu Yesus meminta wanita Samaria itu, “Berilah Aku minum.” Apa
yang dimaksudkan Yesus dengan mengatakan ‘berilah aku minum’? Yesus mengajak
wanita itu untuk melihat dan merenungkan kejadian itu, dimana dan dengan siapa dia
berbicara.
Yesus adalah air sumber yang hidup. Dialah yang menyegarkan dahaga kita. Dialah
yang membawakan kehidupan kepada tanah dan jiwa yang gersang. Yesus tahu siapa wanita itu. Dia membutuhkan air penyegar dan pemberi hidup. Yesus tahu bahwa
wanita itu membutuhkan sesuatu pemebebasan. Karena itu, Yesus datang ke tempat di
mana wanita itu selalu pergi untuk mendapatkan air itu. Kesempatan itu adalah sesuau
yang berarti buat Yesus untuk menjelaskan Dirinya sebagai Air yang hidup.
Ketika Yesus mengatakan, “Berilah Aku minum,” Ia sebenarnya mengatakan, “Aku haus
akan jiwamu yang kering. Aku ingin memberikan hidup. Aku ingin memberikan kelegaan
yang melepaskan dahagamu.” Namun wanita itu tidak mengerti apa yang dimaksudkan Yesus. Karena itu Yesus menjelaskan lebih lanjut dan mengatakan kepadanya siapa
Dia. Yesus juga mengingatkan wanita itu akan apa yang dia alami dan lakukan.
Wanita Samaria itu merasa tak layak karena dia seorang Samaria dan Yesus adalah
orang Yunani. Dia juga merasa tidak layak karena keadaannya sekarang ini. Namun Yesus sudah mengetahui semuannya. Dia ingin membebaskan wanita itu. Karena tergerak
oleh imannya, wanita itu berani mengakui Yesus sebagai Tuhan dan Nabi yang datang.
Wanita Samaria itu pergi ke kota dan menyampaikan berita keselamatan yang telah
terjadi di dalam dirinya.
Marilah kita dengan hati, budi dan dengan iman yang teguh datang menimbah air
dari sumber yang hidup. Inilah sumber yang tidak akan pernah kering. Inilah air yang
membawakan kelegaan yang kekal
Rm. Joseph, MGL
28
Fresh JUICE !
Vol. 16/2011
28 Maret 2011 : Nggak penting Untuk Dihargai
Hari biasa Pekan III Prapaskah
2Raj 5:1-15a,
Mzm 42:2,3, 43:3,4,
Luk 4:24-30
Luk 4:24-30
Dan kata-Nya lagi: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya. Luk 4:24
Siapa sih yang nggak butuh penghargaan?.
Udah bekerja keras, udah belajar semalaman, udah berusaha meningkatkan prestasi,
tapi nggak ada orang yang memberikan penghargaan buat kita. Kira-kira kalau anda
mengalami hal seperti demikian, sebel nggak? Secara manusiawi, yach pasti sebel lah.
Apalagi kalo kita udah bermaksud baik, tapi tak ada orang yang menghargai maksud
baik kita. Bahkan sampai kita dihina atau di olok-olok gara-gara maksud baik kita.
Namun rupanya Yesus mengalami semuanya itu.
Hari ini ia mengatakan bahwa seorang nabi tidak dihargai di tempat asalnya. Yesus
yang mempunyai maksud baik, Yesus yang ingin menyelamatkan umat manusia, Yesus
yang ingin membebaskan kita, namun banyak orang saat itu tidak menghargai Yesus.
Bahkan dikatakan mereka bermaksud membawanya ke tebing untuk melemparkan Yesus dari situ.
Yesus memang tidak minta dihargai oleh kita, karena memang sudah dari sononya Yesus sudah berHARGA. Yesus yang Putera Allah rela turun ke dunia untuk membebaskan
kita dari dosa. Yesus yang ingin menyelamatkan kita.
Namun justru kita lah yang butuh datang kepada Yesus agar kita mendapatkan kasih
dari Yesus.
Kita lah yang perlu kembali datang pada Yesus untuk mengalami cintaNya kembali.
Kita lah yang perlu ’membalikkan langkah kita’ yang dulunya membelakangi Yesus dan
sekarang kita mau menghadap pada Yesus.
Yesus hanya meminta pertobatan kita untuk merasakan kasihNya.
Semoga dalam masa pra paskah ini kita tak pernah melupakan Yesus, dan lebih menghargai Yesus yang telah mati buat kita.
Mungkin engkau tak dihargai di dunia ini oleh orang di sekitarmu, tapi engkau BERHARGA di mata Tuhan.
Itulah yang terpenting... BERHARGA di mata Tuhan!
Yesus, datanglah padaku...
Penuhilah hatiku dengan cintaMU....
Yovie
Vol. 16/2011
Fresh JUICE ! 29
29 Maret 2011 : Pengampunan
Hari biasa Pekan III Prapaskah
Dan 3:25,34-43, Mzm 25:4bc-5ab,6-7bc,8-9, Mat 18:21-35
Matius.18:21b
“Tuhan sampai berapa kali aku harus mau mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa
terhadap aku”
Sering kali, kita menemukan persoalan yang tak pernah berakhir, persoalan itu selalu
datang dengan tingkat dan kadar yang berbeda. Namun bagaimanakah kita menyikapi sehingga persoalan itu tidak terus berlarut ditengah-tengah kehidupan ini. Apa
lagi tuntutan kehidupan yang selalu membentur membuat kita terus berbuat hal- hal
yng tidak dikehendaki Allah. Sering kali kita melukai perasaan orang lain, sahabat, bahkan keluarga kita sekalipun,itu hanya karena ke egoan kita. Pertanyaannya maukah
anda disakaiti oleh orang lain? tentu saja tidak!! Oleh karena itu kita diminta Tuhan supaya kita belajar menjadi seorang hamba yang mau mengampuni orang lain dengan
semua konsekwensinya, dan terus menjadi seorang pelayan, yang siap untuk melayani
orang lain, dan memiliki sikap yang rendah hati. Itulah menjadi suatu pegangan dalam
kehidupan ini, dengan demikian kita tidak merasa takut, kekewatiran, kekecewaan
bahkan kita akan disakiti orang lain sekalipun. Namun kita mau menerima dan belajar
untuk menjadi seorang Bapa yang mau mengampuni anaknya dan bahkan kita mau
mengasihani orang lain dan akan membuat hidup ini lebih indah.
Dalam sebuah film tentang kisah hidup POPE John Paul II,,”KAROL A MAN WHO BECOME
POPE” yang diperankan oleh sala seorang aktor ternama di Polandia yang menceritakan tentang kisah hidup Karol Wojtyla, ia mempunyai mahasiswa yang sangat dekat
dengannya, bernama Adam Zielinski. Ia tidak menyadari bahwa muridnya adalah mata-mata yang dikirim oleh Partai Komunis di pemerintahan Polandia baru pasca rezim
Nazi untuk mencari kesalahannya. Namun Zielinski tidak menemukan apa-apa yang
dilakukan Wojtyla sebagai bukti untuk menjadikannya tersangka. Yang terjadi sebaliknya, ia justru makin mengenal Wojtyla sebagai seorang hamba Tuhan yang sungguh
mendedikasikan hidupnya untuk Tuhan, juga bagi bangsa dan negaranya. Akhirnya
Zielinski meminta maaf dihadapan gurunya itu.
Melihat dan mendengar pengakuan Zielinski yang mengakui kesalahannya dengan
menyesal dan hancur hati, Wojtyla mengatakan “if you made mistakes, you already
paid for them”, maksudnya, penyesalannya yang diungkapkan itu sudah cukup untuk membayar kesalahannya. Wojtyla, dengan gampang sekali mengampuninya, ia
sama sekali tidak bertanya mengapa ia melakukan perbuatan jahat kepadanya, apa
latar belakangnya, ataupun jengkel, marah dan dendam. Zielinski tak pernah menduga bahwa ia mendapatkan maaf dan ampun dari gurunya segampang itu, padahal
dialah yang selama ini menyebabkan gurunya itu menderita kesulitan akibat tekanantekanan partai komunis. Mengapa Wojtyla begitu mudah mengampuninya? Sebab,
harga dari jiwa yang menyesal itu lebih mahal, dan rasa dendam sama sekali tidak
sebanding dengan indahnya pertobatan.
Film ini cocok sebagai wujud penghormatan bagi salah seorang pemimpin terbaik
Gereja, bahkan salah seorang pemimpin terbaik dunia, yang banyak kita kenal keteladanan pribadinya. Karena Yesus mengajarkan kita tentang pengampunan dosa
merupakan misi utamaNya. Marilah kitapun belajar untuk mengampuni sesama kita.
Franky_laka
30
Fresh JUICE !
Vol. 16/2011
30 Maret 2011 : YESUS TIDAK ALERGI TERHADAP HUKUM
Hari biasa Pekan III Prapaskah
Ul 4:1,5-9,
Mzm 147:12-13,15-16,19-20,
Mat 5:17-19
Mat 5:17
Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat
atau kitab para nabi….
Salah satu pertanyaan yang diajukan waktu saya belajar surat-surat Paulus adalah “
Apa sikap dasar Yesus terhadap hukum taurat/Musa? Injil hari ini paling kurang menjawab sebagian pertanyaan di atas. Yesus bukan type orang yang anti terhadap hukum.
Yesus tidak berkata bahwa hukum tidak relevant untuk kita murid muridNya. Tetapi sebaliknya, Ia menasihati kita untuk memenuhi hukum taurat atau kita akan gagal dalam
melaksanakan hukum itu. Hukum Kristus adalah “Hukum Cinta”. Dan Yesus menghendaki
agar kita mampu mencintai orang lain seperti Dia telah terlebih dahulu mengasihi kita.
Hukum bukanlah sesuatu yang buruk. Allah telah memberikan hukum kepada Musa,
karena Allah memandang bahwa hukum itu baik dan dapat menolong hidup kita. Hukum dapat digunakan sebagai “ instrument” untuk memperbaiki kebiasaan- kebiasaan
buruk. Hukum bisa dijadikan sebagai tonggak untuk memilih yang baik dan yang buruk. Tetapi hukum taurat versi Paulus tidak dapat membawa keselamatan kekal. (lih Flp
3:7) Sekalipun ia dapat digunakan untuk membantu kesadaran kita untuk memutuskan
mana yang mesti dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan.
Pengalaman St. Paulus akan Kristus dapat menolong kita untuk memahami injil hari ini.
Sebagai orang Yahudi, Ia sangat taat terhadap hukum taurat. Namun, pengalamannya
akan Kristus membawa sebuah perubahan radikal dalam perjalanan hidup selanjutnya. St. Paulus bersaksi bahwa “ melaksanakan atau mentaati hukum taurat tidak akan
menyelamatkannya dari dosa. Hukum Kristuslah yang membawa perubahan pada setiap orang yang percaya akan kuasa kebangkitan Tuhan. Pengalaman rohani akan
kebangkitan Kristus membuka jalan baru dalam seluruh ziarah iman St. Paulus. Karena
itu, marilah kita menyadari bahwa melalui kematian dan kebangkitan Kristus (hukum
baru) kita dapat hidup dan tinggal dalam kepenuhan rahmat Allah dan bukan dalam
bayang-bayang hukum taurat.
Bagaimana saya dapat melaksanakan hukum Kristus setiap hari?
Fr. Matheus Wuwu, MGL
Vol. 16/2011
Fresh JUICE ! 31
31 Maret 2011 : Kerajaan Allah
Hari biasa Pekan III Prapaskah
Yer 7:23-28,
Mzm 95:1-2,6-78-9,
Luk 11:14-23
Luk. 11:20,
“Jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu.”
Seperti air dan minyak, dua zat cair ini tidak akan pernah menyatu. Mereka bisa ditempatkan di dalam satu botol, diaduk, dikocok, tetapi tetap saja tidak bisa menyatu.
Demikian pula ketika Yesus mengatakan bahwa dengan Kuasa Allah, Dia mengusir setan, itu berarti Kerajaan Allah datang, dan setan yang merajai selama ini akan diusir
keluar. Dua kerajaan yang tidak bisa tinggal bersama.
Banyak orang bertanya, sebenarnya apa sih kerajaan setan itu? Kerajaan setan adalah
kerajaan dimana terjadi kebencian dan tidak adanya cinta kasih. Sedangkan kerajaan
Allah adalah dipenuhi dengan cinta kasih karena Allah adalah Kasih. Dengan kata lain,
kalau Sang Raja memerintah dengan kasih, orang-orang yang dirajainya penuh dengan kasih juga. Orang yang tidak mempunyai kasih akan dibuang keluar karena tidak
sesuai dengan hakekat kerajaan Allah.
Ketika setan sudah diusir dari dalam hati kita, kerajaan Allah sudah datang di dalam
hati kita. Kita akan menjadi manusia yang utuh dan sejati, artinya apa yang kita perbuat sesuai dengan apa yang kita ajarkan. Ketika kita seringkali berbicara tentang
kasih, perbuatan kita hendaknya juga “berbicara” atau mencerminkan kasih Allah itu
sendiri. Itulah yang namanya manusia sejati.
Orang yang bermuka topeng biasanya menutupi keburukannya dengan berbicara
yang manis-manis. Ini berarti ada kepalsuan di dalam diri orang tersebut. Dengan kata
lain, setan masih merajai hati orang tersebut. Kalau orang tersebut ingin dibebaskan
dari kuasa setan, tidak ada jalan lain selain membuka diri supaya Allah Sang Kasih masuk ke dalam hidup orang tersebut dan “rela dirajai”. Yang membuat orang sulit untuk
dikuasai Allah adalah kehendak bebas orang itu sendiri yang memilih untuk “tidak”.
Akhir kata, di bawah kuasa setan kita menjadi budak setan untuk melakukan perbuatan jahat, tetapi di bawah kuasa Tuhan kita menjadi PelayanNya untuk berbuat baik.
Budak dan pelayan itu beda! Budak tidak punya kebebasan untuk melayani, tetapi
pelayan menggunakan kebebasannya untuk mengabdi kepada yang dilayani, yakni
Tuhan sendiri.
Diakon Vincent, MGL
32
Fresh JUICE !
Vol. 16/2011
Download