BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

advertisement
BERITA NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
No. 182, 2016
BPOM. Iklan Kosmetika. Pengawasan. Pedoman.
Pencabutan.
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 1 TAHUN 2016
TENTANG
PEDOMAN TEKNIS PENGAWASAN IKLAN KOSMETIKA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa masyarakat perlu dilindungi dari iklan yang tidak
objektif, menyesatkan, dan tidak lengkap;
b. bahwa
peraturan yang mengatur pengawasan iklan
kosmetika perlu disesuaikan dengan kondisi terkini;
c.
bahwa
berdasarkan
pertimbangan
sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
tentang Pedoman Teknis Pengawasan Iklan Kosmetika;
Mengingat
: 1. Undang-Undang
Nomor
8
Tahun
1999
tentang
Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3821);
2. Undang-Undang
Nomor
32
Tahun
2002
tentang
Penyiaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2002 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4252);
www.peraturan.go.id
2016, No.182
-2-
3. Undang-Undang
Nomor
36
Tahun
2009
tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 tentang
Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998
Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3781);
5. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang
Kedudukan,
Organisasi
Tugas,
Tata
Fungsi,
Kerja
Kewenangan,
Lembaga
Susunan
Pemerintah
Non
Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013;
6. Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang
Unit
Organisasi
Pemerintah
beberapa
Non
kali
dan
Tugas
Departemen
diubah
Eselon
I
Lembaga
sebagaimana
terakhir
dengan
telah
Peraturan
Presiden Nomor 4 Tahun 2013;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1176/Menkes/
Per/VIII/2010 Tahun 2010 tentang Notifikasi Kosmetika
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor
397);
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 66 Tahun 2013
tentang
Penyelenggaraan
Registri
Penelitian
Klinik
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor
1319);
9. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
Nomor HK.03.1.23.12.10.11983 Tahun 2010 tentang
Kriteria dan Tata Cara Pengajuan Notifikasi Kosmetika
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Kepala
Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 34 Tahun
2013 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013
Nomor 799);
10. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
Nomor HK.03.1.23.12.10.12123 Tahun 2010 tentang
www.peraturan.go.id
2016, No.182
-3-
Pedoman Dokumen Informasi Produk (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 608);
11. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
Nomor HK.03.1.23.12.11.10052 Tahun 2011 tentang
Pengawasan Produksi dan Peredaran Kosmetika (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 924);
12. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
Nomor 14 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Badan
Pengawas Obat dan Makanan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 1714);
13. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
Nomor 18 Tahun 2015 tentang Persyaratan Teknis
Bahan Kosmetika (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 2044);
14. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
Nomor 19 Tahun 2015 tentang Persyaratan Teknis
Kosmetika
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 1986);
15. Keputusan
Menteri
Kes/SK/IV/1994
Periklanan
Obat
Kesehatan
Tahun
Bebas,
1994
Obat
Nomor
386/Men.
tentang
Pedoman
Tradisional,
Alat
Kesehatan, Kosmetika, Perbekalan Kesehatan Rumah
Tangga, dan Makanan – Minuman;
16. Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
Nomor
02001/SK/KBPOM
Tahun
2001
tentang
Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas Obat dan
Makanan sebagaimana telah diubah dengan Keputusan
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor
HK.00.05.21.4231 Tahun 2004;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN
MAKANAN TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGAWASAN
IKLAN KOSMETIKA.
www.peraturan.go.id
2016, No.182
-4-
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:
1.
Kosmetika
adalah
bahan
atau
sediaan
yang
dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh
manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ
genital bagian luar) atau gigi dan membran mukosa
mulut terutama untuk membersihkan, mewangikan,
mengubah
penampilan
dan/atau
memperbaiki
bau
badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada
kondisi baik.
2.
Iklan Kosmetika, selanjutnya disebut Iklan, adalah setiap
keterangan atau pernyataan mengenai Kosmetika dalam
bentuk gambar, tulisan, atau bentuk lain yang dilakukan
dengan
berbagai
cara
untuk
pemasaran
dan/atau
perdagangan Kosmetika.
3.
Klaim Kosmetika adalah pernyataan pada penandaan
termasuk
pada
iklan
berupa
informasi
mengenai
manfaat, keamanan dan/atau pernyataan lain.
4.
Pemilik Nomor Notifikasi adalah pemohon notifikasi yang
telah menerima pemberitahuan telah dinotifikasi.
5.
Kepala Badan adalah Kepala Badan Pengawas Obat dan
Makanan.
6.
Petugas adalah petugas Badan Pengawas Obat dan
Makanan yang ditugaskan oleh Kepala Badan Pengawas
Obat dan Makanan.
BAB II
PERSYARATAN IKLAN
Pasal 2
(1)
Kosmetika dapat diiklankan setelah mendapat izin
edar berupa notifikasi dari Kepala Badan.
(2)
Iklan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
mengacu kepada:
a. Ketentuan peraturan perundang-undangan;
www.peraturan.go.id
2016, No.182
-5-
b. Pedoman
Pengawasan
Periklanan
Kosmetika
sebagaimana tercantum pada Lampiran I yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Peraturan ini; dan
c. Etika periklanan.
(3)
Iklan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dipublikasikan melalui media elektronik, media cetak
atau media luar ruang.
Pasal 3
Iklan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, harus:
a. Obyektif, yaitu
memberikan informasi sesuai dengan
kenyataan yang ada dan tidak boleh menyimpang dari sifat
kemanfaatan, cara penggunaan dan keamanan Kosmetika;
b. Tidak menyesatkan, yaitu memberikan informasi yang
akurat dan bertanggungjawab serta tidak memanfaatkan
kekhawatiran masyarakat akan suatu masalah kesehatan;
dan
c. Lengkap, yaitu mencantumkan spot Iklan “BACA CARA
PENGGUNAAN DAN PERINGATAN”, jika dipersyaratkan.
Pasal 4
(1) Iklan harus menggunakan bahasa Indonesia.
(2) Penggunaan kata, istilah atau slogan selain bahasa
Indonesia
diperbolehkan
sepanjang
dipahami
oleh
masyarakat sasarannya.
BAB III
PENANGGUNGJAWAB IKLAN
Pasal 5
Pemegang Nomor Notifikasi bertanggungjawab dan wajib
memantau serta memastikan Iklan yang dipublikasikan
sesuai
dengan
peraturan
perundang-undangan
yang
berlaku.
www.peraturan.go.id
2016, No.182
-6-
BAB IV
PENGAWASAN IKLAN
Pasal 6
(1) Pengawasan terhadap Iklan dilakukan oleh Kepala
Badan.
(2) Pelaksanaan pengawasan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan dengan menunjuk Petugas.
(3) Pengawasan yang dilakukan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) berupa pengawasan:
a. rutin;
b. berdasarkan kasus; dan/atau
c. berdasarkan pengaduan masyarakat.
BAB V
SANKSI ADMINISTRATIF
Pasal 7
Pelanggaran terhadap ketentuan dalam Peraturan ini dapat
dikenai sanksi administratif kepada Pemilik Nomor Notifikasi
berupa:
a. peringatan tertulis;
b. perintah penghentian tayang Iklan;
c. penarikan dan/atau pemusnahan media Iklan meliputi
poster atau selebaran, leaflet, stiker, buklet, pamflet,
spanduk, banner, sarung ban dan yang sejenisnya;
d. larangan mengiklankan produk;
e. penghentian
sementara
kegiatan
produksi/distribusi/
importasi produk yang melanggar Iklan; dan/atau
f. pembatalan notifikasi terhadap produk yang melanggar
Iklan.
www.peraturan.go.id
2016, No.182
-7-
BAB VI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 8
Pada saat Peraturan Kepala Badan ini mulai berlaku,
Pemegang Nomor Notifikasi wajib menyesuaikan dengan
ketentuan dalam Peraturan ini paling lambat 12
(dua
belas) bulan sejak Peraturan ini diundangkan.
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP[
Pasal 9
Pada saat Peraturan Kepala Badan ini mulai berlaku,
ketentuan dalam Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat
dan Makanan Nomor HK.00.05.4.1745 Tahun 2003 tentang
Kosmetik sepanjang mengatur periklanan dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 10
Peraturan Kepala Badan ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
www.peraturan.go.id
2016, No.182
-8-
Agar
setiap
pengundangan
orang
mengetahuinya,
Peraturan
Kepala
memerintahkan
Badan
ini
dengan
penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 28 Januari 2016
KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
ROY A. SPARRINGA
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 5 Februari 2016
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
WIDODO EKATJAHJANA
www.peraturan.go.id
2016, No.182
-9-
LAMPIRAN
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 1 TAHUN 2016
TENTANG
PEDOMAN TEKNIS PENGAWASAN IKLAN KOSMETIKA
PEDOMAN TEKNIS PENGAWASAN IKLAN KOSMETIKA
I. PENDAHULUAN
Di era globalisasi, pelaku usaha di bidang Kosmetika dituntut untuk dapat
bersaing secara sehat termasuk dalam hal inovasi dan pemasaran yang
dilakukan. Iklan merupakan salah satu strategi untuk memperluas pasar.
Sementara itu, perkembangan teknologi komunikasi dan informasi telah
memberikan implikasi semakin meningkatnya keingintahuan masyarakat
terhadap berbagai produk termasuk Kosmetika.
Kondisi di atas memberikan ruang yang lebih dominan kepada Iklan untuk
menjadi sarana pelaku usaha dalam menyampaikan informasi dalam rangka
mendekatkan produk kepada masyarakat.
Di lain pihak, perkembangan periklanan yang sangat dinamis menuntut
adanya kaidah yang dapat menjadi acuan dalam beriklan secara sehat,
objektif, jujur, benar dan bertanggungjawab serta memenuhi etika dan norma
yang berlaku di masyarakat.
Masyarakat perlu dilindungi dari Iklan yang tidak objektif, tidak lengkap, dan
menyesatkan karenanya Badan Pengawas Obat dan Makanan menyusun
Pedoman Teknis Pengawasan Iklan Kosmetika dalam rangka
melindungi
masyarakat dari risiko penggunaan Kosmetika yang tidak aman, tidak tepat
dan tidak rasional akibat pengaruh Iklan serta tetap memberikan iklim usaha
yang kondusif. Pedoman Teknis Pengawasan Iklan Kosmetika juga disusun
sebagai panduan petugas Badan Pengawas Obat dan Makanan dalam
melakukan pengawasan Iklan serta sebagai acuan pelaku usaha untuk
mengenalkan produk Kosmetika kepada masyarakat.
II. MEDIA IKLAN
www.peraturan.go.id
2016, No.182
-10-
Media Iklan meliputi antara lain:
a. Media cetak seperti surat kabar, majalah, tabloid, koran, buletin, poster
atau selebaran, leaflet, stiker, buklet, pamflet, halaman kuning (Yellow
Pages).
b. Media elektronik seperti televisi (termasuk iklan baris (running text),
superimposed, built in), radio, digital (internet).
c. Media luar ruang seperti papan reklame, billboard, lampu hias/neon box,
papan nama, balon udara, sarung ban, panel di bandara atau di tempattempat umum lainnya, iklan cetak yang ditempel/digantung di luar ruang,
spanduk, transit ad (iklan yang diletakkan pada obyek bergerak), gimmick,
backdrop, banner.
III. HAL YANG DILARANG DALAM IKLAN
A. Bahasa
1. Menggunakan
kata-kata
"mengobati",
"menyembuhkan"
dan/atau
kata/kalimat yang bermakna sama seolah-olah untuk mengobati suatu
penyakit.
2. Menggunakan kata ”halal” bila kosmetika belum memperoleh sertifikat
resmi dari otoritas yang berwenang.
3. Menggunakan kata-kata “aman”, “bebas”, “tidak berbahaya”, “tidak ada
efek samping” dan/atau kata/kalimat yang bermakna sama.
4. Menggunakan kata “ampuh” dan/atau kata yang bermakna sama.
5. Menggunakan kata-kata “satu-satunya”, “nomor satu”, “terkenal”, “top”,
“paling”, dan/atau yang bermakna sama, bila dihubungkan dengan
manfaat produk.
6. Menggunakan kata “jauh lebih” dan/atau kata/kalimat yang bermakna
sama,
yang
dihubungkan
dengan
manfaat
produk
kecuali
jika
dibandingkan dengan produknya sendiri dan dinyatakan dengan jelas.
B. Norma
1. Bertentangan dengan norma kesusilaan dan ketertiban umum.
2. Menggunakan bendera, lambang negara dan/atau lagu kebangsaan.
3. Menampilkan secara tidak layak (yang bersifat merendahkan) pahlawan
nasional dan/atau monumen kenegaraan.
www.peraturan.go.id
2016, No.182
-11-
4. Membiarkan bentuk diskriminasi apapun termasuk yang berdasarkan
etnis, kebangsaan, agama, gender, usia, difabel, profesi/pekerjaan,
penyakit, atau orientasi seksual.
5. Merendahkan perusahaan, organisasi, industri atau aktivitas komersial,
atau produk lain.
6. Mengeksploitasi erotisme atau seksualitas.
7. Memuat hal yang mungkin mendukung aksi kekerasan, membenarkan
dan/atau membiarkan kekerasan tersebut.
8. Mengeksploitasi
kemalangan,
penderitaan
dan/atau
kekhawatiran
masyarakat.
9. Menimbulkan atau mempermainkan rasa takut, maupun memanfaatkan
kepercayaan orang terhadap takhayul.
C. Pemeran Iklan
1. Diperankan dengan mencantumkan identitas, menggunakan atribut
dan/atau lokasi yang terkait profesi/otoritas kesehatan.
2. Diperankan oleh pejabat negara pada Iklan komersial produk
maupun korporasi.
3. Diperagakan oleh bayi, kecuali untuk Kosmetika sediaan bayi.
D. Data Riset dan Statistik
1. Mengolah data riset sedemikian rupa sehingga tampilannya dalam Iklan
menyesatkan masyarakat dan/atau memanipulasi data.
2. Menyalahgunakan istilah ilmiah, statistik dan grafik.
3. Menggunakan tanda bintang (*) atau tanda lain yang bermakna sama
apabila
digunakan
untuk
menyesatkan,
atau
membingungkan
masyarakat. Pencantuman penjelasan dari tanda bintang (*) atau
tanda lain yang bermakna sama harus dibuat sedemikian rupa,
sehingga dapat lebih memperjelas pernyataan yang dimaksud dan
relevan. Tanda bintang (*) atau tanda lain yang bermakna sama harus
mudah dibaca.
E. Testimoni dan Rekomendasi
1. Memberikan testimoni yang mewakili orang lain, lembaga, kelompok,
golongan atau masyarakat luas.
2. Menggunakan rekomendasi dari suatu laboratorium, lembaga riset,
www.peraturan.go.id
2016, No.182
-12-
instansi pemerintah, organisasi profesi kesehatan atau kecantikan
dan/atau tenaga kesehatan.
3. Memuat
nama,
logo/lambang
Kementerian/Lembaga
dan
dan/atau
Laboratorium/Instansi
identitas
yang
dari
melakukan
analisis serta mengeluarkan sertifikat terhadap Kosmetika, dikecualikan
untuk logo dengan nama yang melekat menjadi satu kesatuan (misalkan
sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia).
F. Pernyataan yang Terkait Klaim Kosmetika
1. Mencantumkan pernyataan mengenai fungsi di luar dari fungsi
kosmetika seperti menggunakan istilah yang bermakna pencegahan
dan/atau pengobatan penyakit atau hal lain yang terkait dengan
kondisi patologis.
2. Mencantumkan
pernyataan
tidak
mengandung
nama
bahan
(ingredient) yang diperbolehkan dalam Kosmetika, dikecualikan
untuk bahan yang terkait dengan budaya, agama.
3. Mencantumkan pernyataan tidak mengandung bahan yang dilarang
dalam Kosmetika.
4. Mencantumkan
nilai
dan/atau
jangka
waktu
tertentu
untuk
mendapatkan manfaat kecuali bila telah tercantum dalam template
notifikasi.
5. Menjanjikan hasil mutlak seketika jika ternyata penggunaannya harus
digunakan secara teratur dan terus-menerus.
6. Menyatakan “telah dilakukan uji klinik” atau kalimat yang bermakna
sama, kecuali bila telah tercantum dalam template notifikasi.
Berikut merupakan contoh pernyataan terkait klaim yang tidak memenuhi
ketentuan.
No
Kategori dan
Sub Kategori
Contoh Klaim/Pernyataan Iklan
Tidak Memenuhi Ketentuan
Keterangan
1.
Sediaan Bayi
a. aman untuk kulit bayi;
Ref III.A.3
b. mengatasi iritasi kemerahan,
biang keringat, gatal, gigitan
serangga;
Ref III.A.1
Ref III.F.1
www.peraturan.go.id
-13-
No
2.
Kategori dan
Sub Kategori
Sediaan
Mandi/
Contoh Klaim/Pernyataan Iklan
Tidak Memenuhi Ketentuan
2016, No.182
Keterangan
c. tidak membuat kulitnya alergi
dan iritasi;
d. no paraben;
Ref III.A.3
e. bebas biang keringat dan alergi
kulit
Ref III.F.1
f. tidak pedih di mata
Ref III.A.3
a. melindungi kulit dari eksim,
gatal-gatal;
Ref III.F.1
Sabun Mandi
b. mengontrol jerawat badan;
Antiseptik
c. mengatasi problem kulit;
Ref III.F.3
Ref III.F.1
Ref III.A.1
Ref III.F.1
3.
4.
5.
Sediaan
Kebersihan
Badan
Sediaan
Wajah
Sediaan
d. menghilangkan jamur pada
kulit;
Ref III.A.1
e. hindari/cegah penyebaran virus
influenza A (H1N1) dengan cuci
tangan pakai sabun;
Ref III.F.1
Ref III.F.1
a. mencegah timbulnya keputihan; Ref III.F.1
membersihkan vagina dari
kuman dan jamur;
b. mengatasi masalah bau badan;
Ref III.F.1
c. mengatasi biang keringat;
mengatasi gatal karena biang
keringat;
Ref III.F.1
d. tidak menyebabkan iritasi pada
organ kewanitaan;
e. mengencangkan dan
merapatkan daerah kewanitaan
Ref III.A.3
a. agar bibir sehat;
Ref III.A.1
Ref III.F.2
Ref III.F.1
b. menyembuhkan bibir pecahpecah
Ref III.A.1
a. bebas dari ketombe;
Ref III.A.3
Ref III.F.1
www.peraturan.go.id
2016, No.182
No
Kategori dan
Sub Kategori
Rambut
6.
Sediaan
Perawatan
Kulit
-14-
Contoh Klaim/Pernyataan Iklan
Tidak Memenuhi Ketentuan
Keterangan
b. menghilangkan ketombe secara
permanen;
Ref III.F.1
c. memperbaiki sel-sel rambut;
Ref III.F.1
d. memperbaiki kerusakan di
bagian dalam dan luar rambut;
e. memperbaiki kondisi kulit
kepala menjadi lebih sehat
optimal
Ref III.F.1
f. mempercepat pertumbuhan
rambut;
g. merangsang pertumbuhan
rambut baru;
h. mencegah kerontokan rambut
Ref III.F.1
i. menyehatkan kembali rambut
yang pecah-pecah;
Ref III.A.1
j. memulihkan rambut yang
rusak, kering dan bercabang
menjadi sehat kembali
Ref III.A.1
Ref III.A.1
Ref III.F.1
Ref III.F.1
Ref III.F.1
Ref III.F.1
Ref III.F.1
a. meningkatkan pemulihan sel-sel Ref III.A.1
kulit
Ref III.F.1
b. mencegah, mengurangi atau
mengembalikan perubahan
fisiologi dan kondisi degenerasi
yang disebabkan faktor usia
Ref III.A.1
c. menimbulkan efek kebas/mati
rasa
d. menjadi lembut/mulus
bagaikan sutra;
Ref III.F.1
putih
merona
mutiara;
Ref III.F.1
bagaikan
e. menghilangkan jerawat;
mengurangi bekas luka dan
noda pada wajah;
Ref III.A.1
f. mencegah, mengobati, atau
menghentikan jerawat
Ref III.A.1
g. mencegah/ menghilangkan
keriput;
h. anti jamur;
Ref III.F.1
Ref III.F.1
Ref III.F.1
Ref III.F.1
www.peraturan.go.id
-15-
No
Kategori dan
Sub Kategori
Contoh Klaim/Pernyataan Iklan
Tidak Memenuhi Ketentuan
2016, No.182
Keterangan
i. tidak menggunakan bahan
hydroquinone & mercury; no
PABA; no paraben;
Ref III.F.2
j. bebas dari jerawat; solusi efektif
mengatasi jerawat;
Ref III.A.3
k. bebas biang keringat dan alergi
kulit;
Ref III.A.3
l. bebas komedo; kulit bebas
noda;
m. bebas bintik hitam;
Ref III.A.3
Ref III.F.3
Ref III.F.1
Ref III.F.1
Ref III.A.3
n. membebaskan wajahku dari flek Ref III.A.3
dan bercak hitam;
o. nomor 1 di dunia;
Ref III.A.5
p. mengenyahkan selulit yang
membandel
q. meremajakan kulit;
Ref III.F.1
r. membuat kulit menjadi kenyal;
Ref III.A.5
Ref III.F.1
s. membuat kulit lebih mulus;
t. mengencangkan wajah dan
membuat kulit wajah lebih
elastis;
u. khasiat merampingkan;
Ref III.F.2
Ref III.A.1
Ref III.F.1
v. memutihkan wajah secara
efektif;
w. melangsingkan tubuh
Ref III.F.2
x. mengurangi ukuran tubuh
(contoh: ukuran lingkar
pinggang)
y. menghilangkan/membakar
lemak
z. mengurangi/mengontrol
pembengkakan/ udem
aa.memiliki efek
antifungi/antijamur
Ref III.F.2
bb. memiliki efek antivirus
Ref III.A.1
Ref III.F.2
Ref III.F.2
Ref III.F.1
Ref III.A.1
www.peraturan.go.id
2016, No.182
No
Kategori dan
Sub Kategori
7.
Sediaan Kuku
-16-
Contoh Klaim/Pernyataan Iklan
Tidak Memenuhi Ketentuan
a. merangsang pertumbuhan
kuku melalui nutrisi;
b. menyehatkan kuku
Keterangan
Ref III.F.2
Ref III.A.1
Ref III.F.1
8.
Sediaan
Hygiene
Mulut
a. membasmi plak penyebab karies Ref.III.A.1
gigi;
b. bebas keropos
Ref III.A.3
Ref III.F.1
c. tidak mengandung
diethylenglycol (DEG)
d. bebas rasa ngilu
Ref III.F.3
Ref III.A.3
Ref III.F.1
e. menguatkan gigi;
Ref III.F.1
f. memperbaiki fungsi dan
kualitas air liur
g. mengurangi rasa ngilu karena
gigi sensitif;
h. mencegah dan mengobati
sariawan;
Ref III.F.1
i. mengatasi permasalahan
stomatis (sariawan), gingivitis
(radang gusi), xerostomia (mulut
kering);
j. mengobati atau mencegah abses
pada gigi, gumboils, peradangan
mulut/gigi, luka pada mulut,
periodontitis, pyorrhoea,
periodontal disease, atau
masalah lain pada gigi/mulut
Ref III.A.1
k. menyehatkan gigi dan gusi
Ref III.A.1
Ref III.F.1
Ref III.A.1
Ref III.F.1
Ref III.F.1
Ref III.A.1
Ref III.F.1
Ref III.F.1
l. untuk gusi berdarah
Ref III.A.1
Ref III.F.1
9.
Depilatori
a. Menghentikan/
memperlambat/ mencegah
pertumbuhan rambut
Ref III.A.1
b. Bebas bulu
Ref III.A.3
Ref III.F.1
www.peraturan.go.id
-17-
No
Kategori dan
Sub Kategori
10.
Deodoran dan a. Mencegah keringat secara total
Antiperspiran
11.
Sediaan
wangiwangian
Contoh Klaim/Pernyataan Iklan
Tidak Memenuhi Ketentuan
2016, No.182
Keterangan
Ref III.F.1
b. Bebas bau
Ref III.A.3
c. Memutihkan ketiak
Ref III.F.1
d. Menghentikan produksi
keringat
e. Mengurangi kelenjar keringat
Ref III.F.1
f. world’s # 1 deo
Ref III.A.5
Ref III.F.1
Menimbulkan efek afrodisiak atau Ref III.F.1
pengaruh hormonal
Ref III.F.2
G. Lain-lain
1. Memuat ekspresi dan/atau tindakan berlebihan yang berpeluang
untuk ditiru/membahayakan terutama untuk anak-anak.
2. Memberikan pernyataan garansi tentang manfaat.
3. Menampilkan merk produk pada Iklan layanan masyarakat. Untuk
Iklan jenis ini hanya boleh menampilkan nama perusahaan.
IV. PERINGATAN DALAM IKLAN
1. Pada setiap akhir Iklan harus mencantumkan spot Iklan sebagai berikut:
BACA CARA PENGGUNAAN
DAN PERINGATAN
untuk sediaan Kosmetika:
Pewarna rambut
www.peraturan.go.id
2016, No.182
-18-
Pelurus rambut
Pengeriting rambut
Depilatori
Tabir surya
Mandi surya
Anti Jerawat
Aerosol
Deodorant-Antiperspirant
mengandung Alpha Hydroxy Acid (AHA) yang berfungsi sebagai exfoliant
yang penggunaannya diaplikasikan/diawasi oleh tenaga profesional.
2. Pencantuman spot Iklan harus memenuhi ketentuan minimal sebagai
berikut :
a) Untuk media cetak, spot Iklan harus dibuat proporsional (antara spot
dan halaman Iklan) sehingga terlihat dan terbaca dengan jelas.
b) Untuk media elektronik:
 audio visual, spot Iklan harus dicantumkan dengan tulisan yang jelas
terbaca pada satu screen/gambar terakhir dengan ukuran minimal
30% dari screen elektronik dan ditayangkan minimal 10% dari total
durasi Iklan.
 audio, spot Iklan harus dibacakan pada akhir Iklan dengan nada
suara jelas.
c)Untuk media luar ruang, spot Iklan harus disesuaikan dengan media
Iklan yang digunakan berupa cetak atau elektronik.
KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
ROY A. SPARRINGA
www.peraturan.go.id
Download