1 analisis pengaruh return on assets dan return on equity melalui

advertisement
ANALISIS PENGARUH RETURN ON ASSETS DAN RETURN ON EQUITY
MELALUI 'CURS DOLLAR TERHADAP INDE'CS HARGA SAHAM SE'CTOR
MANUFA'CTUR DI BURSA EFE'C INDONESIA
Agung Maulana'
Didin Mukodim2
urusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, 2010.
ABSTRACT
This study aims to analyze the phenomenon of the movement of stock price index in
the manufacturing sector which is a collection of stocks of manufacturing industry in
Indonesia Stock Exchange are influenced by various factors: internal factors related to
company performance such as return on assets and return on equity as well as external
factors are symptoms macroeconomic fluctuations in dollar exchange rate as the period
2007 to 2009. The analytical tool used in this research is path analysis using the software
Analysis Of Moment Structure (AMOS) version 5 for Windows. The results as a whole can
be concluded that the variable return on assets and return on equity has no effect due to the
number of internal influences that have more influence on stock index while the dollar
exchange rate effect on stock price index due to macro -economic indicators affecting the
sale value of shares following the market mechanism.
Keywords: Return on assets, return on equity, Dollar exchange rate and Manufacturing
Sectoral Index.
ABSTRA'C
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis fenomena pergerakan indeks harga saham
sektor manufaktur yang merupakan kumpulan saham-saham industri manufaktur di Bursa
Efek Indonesia yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu faktor internal yang
berhubungan dengan kinerja perusahaan seperti return on assets dan return on equity
maupun faktor eksternal yaitu gejala ekonomi makro seperti fluktuasi kurs dollar periode
2007 sampai dengan 2009. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis jalur dengan menggunakan software Analysis Of Moment Structure (AMOS) versi
5 for Windows. Hasil penelitian secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa variabel
return on assets dan return on equity tidak berpengaruh diakibatkan banyaknya pengaruh
internal yang lebih berpengaruh terhadap indek saham sedangkan kurs dollar berpengaru h
terhadap indeks harga saham diakibatkan indikator ekonomi makro mempengaruhi
besarnya nilai jual saham yang mengikuti mekanisme pasar.
Kata Kunci: Return on assets, return on equity, kurs Dollar, dan indeks harga saham sektor
manufaktur.
1) [email protected]
1
2) [email protected]
PENDAHULUAN
Perkembangan dunia usaha global yang semakin kompetitif mempengaruhi kondisi
perekonomian suatu negara. Persaingan global yang sedemikian ketatnya mendorong
pemerintah untuk lebih memperhatikan berbagai aspek, khususnya aspek ekonomi. Begitu
juga dengan pelaku usaha agar lebih aktif dalam menghadapi globalisasi untuk menarik
investor domestik dan mancanegara. Salah satu tempat bagi pelaku usaha dan investor
bertemu adalah pasar modal. Salah satu bentuk pasar modal yang ada di Indonesia adalah
BEI (Bursa Efek Indonesia). Perusahaan yang terdaftar di BEI dikelompokkan menurut
bidang usaha ditetapkan empat kelompok industri prioritas, yaitu industri berbasis pertanian
atau agro (pengolahan kelapa sawit, pengalengan ikan, karet, kayu, cokelat, dan lain -lain),
industri alat-alat transportasi (kendaraan bermotor, perkapalan, dan kedi rgantaraan),
industri telematika (informasi dan telekomunikasi) dan manufaktur (tekstil, alas kaki,
keramik, elektronik, konsumsi, kertas, dan ban).
Perusahaan memerlukan tambahan dana sebagai salah satu sektor pendukung
usahanya. Sedangkan sumber dana yang paling murah adalah dengan menjual saham
kepada publik di pasar modal. Khusus untuk industri perusahaan manufaktur terdapat lebih
dari 153 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Investasi dalam saham merupakan hal yang beresiko oleh seb ab itu investor sebagai
pihak yang menanamkan modal akan sangat berhati -hati dalam memilih saham mana yang
akan dipilih. Salah satu pertimbangan untuk melihat tingkat kinerja perusahaan adalah dari
faktor fundamental. Salah satunya adalah Return On Assets (ROA) dan Return On Equity
(ROE). Return on assets adalah kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan
memanfaatkan aktiva yang dimiliki pada masa lalu sedangkan return on equity adalah
kemampuan perusahaan mengelola modal yang tersedia untuk menghasilkan laba setelah
pajak. Kedua faktor tersebut sudah tercantum dalam setiap laporan keuangan perusahaan
sehingga lebih mudah bagi investor dalam mengalisisnya untuk kemudian dijadikan dasar
menentukan kebijakan portofolio. Banyak penelitian yang meneliti faktor fundamental
terhadap harga saham seperti dalam penelitian yang dilakukan Nainggolan (2008), yaitu
menganalisis pengaruh variabel fundamental terhadap harga saham perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEI. Penelitiannya merupakan studi terhadap 30 perusahaan manufaktur
yang go public di BEI dalam periode 3 tahun (2004-2006) dengan mengasumsikan bahwa
harga saham dipengaruhi oleh ROA, DER, ROE dan BVS. Setelah melakukan pengujian
terhadap hipotesis diperoleh bahwa hasil faktor fundamental seperti return on assets, debt
to equity ratio, return on equity, dan book value pershare tidak mempengaruhi harga
saham.
Salah satu faktor eksternal yang dapat mempengaruhi harga saham adalah nilai tukar
rupiah terhadap kurs dollar. Fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap kurs dollar harus disikapi
bijak oleh pemerintah. Indonesia menganut sistem Floating Rate atau kurs mengambang.
Artinya, perubahan dan fluktuasi kurs dapat terjadi kapan saja. Untuk meminimalisir
besarnya resiko kurs yang harus dihadapi emiten maka harus ada kebijakan moneter yang
tepat. Berdasarkan perdagangan saham di BEI, Jumat (7/5), Indeks Harga Saham Gab ungan
(IHSG) kembali anjlok dalam, yaitu 71 poin atau 2,53 persen, menjadi 2.739.
Menyebabkan nilai tukar rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia ditutup di level
Rp 9.293, melemah dibandingkan dengan penutupan sehari sebelumnya Rp 9.205 per dollar
3
AS. Pada hari Kamis, kurs rupiah juga jatuh signifikan dari Rp 9.053 menjadi Rp 9.205 per
dollar AS (Kompas, Mei 2010). Hal ini membuat para investor khawatir terhadap investasi
akan saham. Sehingga perlu adanya intervensi dari pemerintah untuk mengatasi fluktuasi
kurs dollar yang mempengaruhi IHSG.
Fluktuasi Indeks Harga Saham Sektor Manufaktur ( Manufacturing Sectoral Index
atau MSI) memperlihatkan kondisi yang tidak menentu dala m kurun waktu tahun 20072009. Pada 31 Desember 2007 MSI ditutup pada level 403.006 poin menjadi 236.540 poin
pada 31 Desember 2008 atau turun sebanyak 41,31% dari tahun sebelumnya. Pada 31
desember 2009 naik menjadi 529.023 poin atau meningkat sebanyak 1 23,65%. Tren
perubahan MSI yang tidak stabil di atas mengindikasikan masih tidak menentunya
perindutrian sektor manufaktur yang terdaftar di BEI. Hal ini terlihat dari besarnya nilai
harga saham yang bergerak sesuai dengan kekuatan permintaan dan penawaran akan saham
sebagai nilai dari perusahaan yang dinilai oleh investor melalui kinerja keuangan emiten.
Berdasarkan beberapa fenomena di atas, bahwa ada pengaruh faktor fundamental
yaitu ROA dan ROE terhadap harga saham begitu juga dengan fluktuasi dari nilai tukar
kurs dollar yang tidak menentu. Demikian halnya dengan perkembangan naik turun MSI
yang tidak menentu setiap tahun. Maka dari uraian diatas peneliti tertarik untuk
menganalisis beberapa variabel di atas dengan judul : "Pengaruh Return On Assets Dan
Return On Equity Melalui Kurs Dollar Terhadap Indeks Harga Saham Sektor
Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia".
Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Untuk menganalisis pengaruh return on assets dan
return on equity terhadap kurs Dollar, (2)Untuk menganalisis pengaruh return on assets
dan return on equity terhadap indeks harga saham,(3)Untuk menganalisis pengaruh kurs
Dollar terhadap indeks harga saham,(4)Untuk menganalisis pengaruh return on assets,
return on equity dan kurs Dollar terhadap indeks harga saham.
LANDASAN TEORI
Return on assets
Return on assets adalah salah satu rasio profitabilitas yang mengukur efektivitas
perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatk an aktiva yang dimiliki.
Dengan mengetahui rasio ini kita bisa menilai apakah perusahaan ini efisien dalam
memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan. Rasio ini juga
memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukkan
efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan. Dalam
perusahaan, keputusan investasi akan tercermin pada sisi aktiva perusahaan (Husnan, 2002)
Return on equity
Return on equity adalah rasio ini digunakan untuk mengukur kinerja manajemen
perusahaan dalam mengelola modal yang tersedia untuk menghasilkan laba setelah pajak.
Semakin besar ROE, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai perusa haan
sehingga kemungkinan suatu perusahaan dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Para
investor lebih tertarik pada seberapa besar kemampuan perusahaan memperoleh
keuntungan terhadap modal yang ia tanamkan. Alasannya adalah rasio ini banyak diamati
oleh para pemegang saham serta para investor di pasar modal yang ingin membeli saham
bank yang bersangkutan. Kenaikan dalam rasio ini berarti terjadi kenaikan laba bersih dari
perusahaan yang bersangkutan. Selanjutnya, kenaikan tersebut akan menyebabkan kenaikan
4
harga saham perusahaan. Rasio ini menggunakan hubungan antara keuntungan setelah
pajak dengan modal sendiri yang digunakan perusahaan. Modal sendiri adalah saham biasa,
agio saham, laba ditahan, saham preferen dan cadangan-cadangan lain. Melihat hubunganhubungan itu, return on equity tidak lain adalah rentabilitas ekonomi. Bagi perusahaan pada
umumnya masalah rentabilitas adalah lebih penting daripada masalah laba, karen a laba
yang besar saja belum tentu merupakan ukuran bahwa perusahaan itu telah bekerja dengan
efisien (Riyanto, 1995). Semakin tinggi rasio ini menandakan kinerja perusahaan semakin
baik atau efisien, nilai equity perusahaan akan meningkat dengan peningkatan rasio ini
Kurs Dollar
Nilai tukar mata uang suatu negara akan saling berpengaruh terhadap nilai tukar mata
uang negara lain. Perubahan nilai tukar mata uang tertentu akan mengakibatkan efek nyata
dalam pengaruhnya terhadap perekonomian negara tersebut, terutama pada perusahaanperusahaan yang terlibat dalam aktivitas perdagangan internasional. Perubahan nilai tukar
mata uang akan menghasilkan perubahan langsung pada harga -harga relatif domestik dan
barang-barang impor. Secara umum pengaruh perubahan nilai tukar terhadap suatu
perusahaan tergantung pada posisi perusahaan tersebut terhadap perubahan nilai tukar mata
uang.
Indeks harga saham sektor manufaktur
Indeks harga saham sektor manufaktur adalah suatu indikator yang menunjukkan
pergerakan harga saham perusahaan manufaktur dalam suatu periode. Indeks ini berfungsi
sebagai indikator trend pasar, artinya pergerakan indeks menggambarkan kondisi pasar
pada suatu saat, apakah keadaan pasar sedang aktif atau sedang lesu. Dengan adanya
indeks, kita dapat mengetahui trend pergerakan harga saham saat ini sedang naik, stabil
atau turun. Pergerakan indeks menjadi indikator penting bagi para investor untuk
menentukan apakah mereka akan menjual, menahan atau membeli suatu atau beberapa
saham. Karena harga-harga saham bergerak dalam hitungan detik dan menit, maka nilai
indeks pun bergerak turun naik dalam hitungan waktu yang cepat pula.
Kajian teori
Nainggolan (2008), meneliti tentang pengaruh variabel fundamental terhadap harga
saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dengan variabel yang digunakan dalam
pengujian ROA, DER, ROE dan BVS. Kesimpulan dari hasil penelitian adalah return on
assets, debt to equity ratio, return on equity, dan book value pershare tidak mempengaruhi
harga saham.
Nasution (2006) meneliti tentang pengaruh faktor fundamental dan teknikal terhadap
harga saham properti yang terdaftar di bursa efek jakarta dengan variabel yang digunakan
dalam pengujian yaitu ROI ,ROE, PER, DER, GPM, OPM, Indeks harga saham, Inv entory
Turn Over. Kesimpulan dari hasil penelitian bahwa faktor fundamental dan teknikal
berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Kasim (2008) dalam jurnal "TRANSAKSI" edisi 5 /tahun III/ januari — juni 2008
meneliti tentang analisis pengaruh tingkat suku bunga dan inflasi melalui nilai tukar
terhadap indek harga saham sektor manufaktur di bursa efek. Kesimpulan dari hasil
penelitian diketahui bahwa tingkat suku bunga, inflasi, dan nilai tukar berpengaruh terh adap
indek harga sektor manufaktur di BEI.
Handoko (2008) meneliti tentang pengaruh Economic Value Added , ROE, ROA, dan
EPS terhadap perubahan harga saham perusahaan kategori LQ 45 pada BEJ. Kesimpulan
5
dari hasil penelitian adalah variabel Economic Value Added, Return on Equity, Return on
Assets, dan Earning per Share secara serentak berpengaruh terhadap perubahan harga
saham kategori LQ 45 pada Bursa Efek Jakarta.
Nurfadillah (2006) meneliti tentang pengaruh deviden payout ratio (DPR), earning
per share (EPS), dan kurs dollar terhadap harga saham perusahaan manufaktur di BEJ,
berdasarkan kesimpulan penelitian diketahui bahwa earning per share berpengaruh
signifikan terhadap harga saham, dividen payout ratio berpengaruh signifikan terhadap
harga saham, dan kurs Dollar tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.
Hardiningsih (2001) meneliti tentang pengaruh faktor fundamental dan resiko
ekonomi terhadap return saham perusahaan di Bursa Efek Jakarta (Studi kasus Basic
Industry and Chemical). Dengan variabel yang digunakan ROA, PBV, inflasi dan nilai
tukar. Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian ROA, PBV, inflasi dan nilai tukar
berpengaruh secara simultan terhadap return saham.
METODE PENELITIAN
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah penelitian secara dokumentasi dan
arsip / studi pustaka yang menggunakan data sekunder. Metode dokumentasi adalah
merupakan pengumpulan data dengan cara mencatat dan mempelajari dokumen —dokumen
atau arsip—arsip yang relevan dengan masalah yang diteliti. Sedangkan studi pustaka adalah
metode yang dilakukan dengan cara mencari teori —teori yang relevan dengan pokok
bahasan dan telaah terhadap teori tersebut. Data sekunder adalah data yang diperole h dalam
bentuk jadi, dikumpulkan, dan diolah oleh pihak lain, biasanya dalam bentuk publikasi
Penelitian arsip / studi pustaka memuat informasi historis dari objek penelitian.
Pengumpulan data pada Bursa Efek Indonesia dan Bank Indonesia untuk mencari info rmasi
mengenai data variabel yang diperlukan mulai dari periode 2007 -2009. Penelusuran data
sekunder dilakukan secara manual karena format data berbentuk kertas hasil cetakan.
Sedangkan variabel seperti Return On Assets (ROA) Dan Return On Equity (ROE) sudah
tercantum pada IDX Monthly Report.. Data yang digunakan merupakan gabungan data
antara perusahaan (cross section), dan antar waktu (time series) yang dikenal dengan
metode pooled cross section — time series. Data yang akan diolah lebih lanjut dari data yang
telah dikumpulkan di atas dapat dilihat secara lebih jelas pada tabel 1 berikut:
Tabel 1
Data variabel yang akan diolah
Variabel
ROA
ROE
Kurs Dollar
IHS-SM
/MSI
Indikator
Rata-rata ROA akhir
bulan
Rata-rata ROE akhir
bulan
Kurs tengah Dollar
akhir bulan
Kinerja saham
manufaktur akhir
bulan
6
Ukuran
Persen
Skala
Rasio
Sumber
IDX
Persen
Rasio
IDX
Rupiah
Rasio
BI
Point
Rasio
IDX
Hipotesis
Berdasarkan uraian pada penelitian ini maka hipotesis yang dapat dirumuskan dalam
penelitian ini yaitu sebagai berikut: Hipotesis 1 yaitu Return On Assets (ROA) dan Return
On Equity (ROE) tidak mempunyai pengaruh terhadap nilai tukar kurs dollar. Hipotesis 2
yaitu Return On Assets (ROA) dan Return On Equity (ROE) tidak mempunyai pengaruh
terhadap Indeks Harga Saham Sektor Manufaktur. Hipotesis 3 yaitu Nilai tukar kurs dollar
tidak mempunyai pengaruh terhadap Indeks Harga Saham Sektor Manufaktur. Hipotesis 4
yaitu Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE) dan nilai tukar kurs dollar tidak
mempunyai pengaruh terhadap Indeks Harga Saham Sektor Manufaktur.
PEMBAHASAN
Pengujian Hipotesis 1
Sesuai dengan paradigma konseptual penelitian yang mencermi nkan hipotesis 1 yaitu
pengaruh variabel return on assets (X1) dan return on equity (X2) terhadap nilai tukar kurs
Dollar (X3). Hasil pengujian hipotesis tersebut dapat dilihat pada Tabel 2 sebagai berikut:
Tabel 2
Output AMOS 5
7
Berdasarkan hasil perhitungan analisis jalur pada tabel 4.6, maka dapat disimpulkan
bahwa pengaruh X1 dan X2 secara simultan (Square Multiple Correlations) terhadap X3
adalah 0,668 pengaruh ini dikategorikan sangat kuat. Nilai menggambarkan bahwa variabel
return on assets dan return on equity secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan
terhadap nilai tukar kurs Dollar. Sedangkan pengaruh variabel lain di luar model yang tidak
diteliti terhadap nilai tukar kurs Dollar adalah 0,332.
Selanjutnya pengujian secara parsial dengan menggunakan uji P dari hasil analisis
jalur. Diketahui bahwa return on assets berpengaruh signifikan hal ini dapat dilihat dari
nilai P hitung 0,000 lebih kecil dari 0,05 dan return on equity berpengaruh tidak signifikan
hal ini dapat dilihat dari nilai P hitung 0,187 lebih besar dari 0,05. Untuk melihat lebih jela s
hubungan antara variabel yang diujikan dapat dilihat pada gambar 1 berikut:
Gambar 1
Koefisien Jalur Uji Hipotesis 1
Pengujian Hipotesis 2
8
Sesuai dengan paradigma konseptual penelitian yang mencerminkan hipotesis 2 yaitu
pengaruh variabel return on assets (X1) dan return on equity (X2) terhadap indek harga
saham sektor manufaktur (Y). Hasil pengujian hipotesis tersebut dapat dilihat pada Tabel 3
sebagai berikut:
Tabel 3
Output AMOS 5
Berdasarkan hasil perhitungan analisis jalur diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
pengaruh X1 dan X2 secara simultan (Square Multiple Correlatio ns) terhadap Y adalah
9
0,06 pengaruh ini dikategorikan sangat lemah. Nilai menggambarkan bahwa variabel return
on assets dan return on equity secara bersama-sama berpengaruh tidak signifikan terhadap
indek harga saham sektor manufaktur. Sedangkan pengaruh variabel lain yang tidak diteliti
di luar model terhadap nilai tukar kurs Dollar adalah 0,94.
Selanjutnya pengujian secara parsial dengan menggunakan uji P dari hasil analisis
jalur. Diketahui bahwa return on assets berpengaruh tidak signifikan hal ini dapat dilihat
dari nilai P hitung 0,583 lebih besar dari 0,05 dan return on equity berpengaruh tidak
signifikan hal ini dapat dilihat dari nilai P hitung 0,942 lebih besar dari 0,05. Untuk melihat
lebih jelas hubungan antara variabel yang diujikan dapat dilihat pada gambar 2 berikut:
Gambar 2
Koefisien Jalur Uji Hipotesis 2
Pengujian Hipotesis 3
Sesuai dengan paradigma konseptual penelitian yang mencerminkan hipotesis 3 yaitu
pengaruh variabel nilai tukar kurs Dollar (X3) terhadap indek harga saham sektor
manufaktur (Y). Hasil pengujian hipotesis tersebut dapat dilihat pada Tabel 4 sebagai
berikut:
Tabel 4
Output AMOS 5
10
Berdasarkan hasil perhitungan analisis jalur diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
pengaruh X3 secara simultan (Square Multiple Correlations) terhadap Y adalah 0,223
pengaruh ini dikategorikan lemah. Nilai menggambarkan bahwa variabel nilai tukar kurs
Dollar berpengaruh secara signifikan terhadap indek harga saham sektor manufaktur.
Sedangkan pengaruh variabel lain diluar model yang tidak diteliti terhadap nilai tukar kurs
Dollar adalah 0,777.
Selanjutnya pengujian secara parsial dengan menggunakan uji P dari hasil analisis
jalur. Diketahui bahwa nilai tukar kurs Dollar berpengaruh secara signifikan hal ini d apat
dilihat dari nilai P hitung 0,002 lebih kecil dari 0,05. Untuk melihat lebih jelas hubungan
antara variabel yang diujikan dapat dilihat pada gambar 3 berikut:
Gambar 3
Koefisien Jalur Uji Hipotesis 3
Pengujian Hipotesis 4
Sesuai dengan paradigma konseptual penelitian yang mencerminkan hipotesis 4 yaitu
pengaruh variabel return on assets (X1) dan return on equity (X2) melalui nilai tukar kurs
Dollar (X3) terhadap indek harga saham sektor manufaktur (Y). Hasil pengujian hipotesis
tersebut dapat dilihat pada Tabel 5 sebagai berikut:
Tabel 5
11
Output AMOS 5
Berdasarkan hasil perhitungan analisis jalur di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
pengaruh return on assets (X1), return on equity (X2) nilai tukar kurs Dollar (X3) secara
simultan (Square Multiple Correlations) terhadap indek harga saham sektor manufaktur (Y)
adalah 0,289 pengaruh ini dikategorikan lemah. Nilai menggambarkan bahwa pengaruh
variabel internal dan eksternal secara bersama-sama mempunyai pengaruh secara signifikan
terhadap indek harga saham sektor manufaktur. Sedangkan pengaruh variabel lain di luar
model yang tidak diteliti terhadap nilai tukar kurs Dollar adalah 0,711. Besarnya hubungan
antara return on assets dan return on equity sebesar 0,911 korelasi ini dikategorikan sangat
kuat.
Selanjutnya pengujian secara parsial dengan menggunakan uji P dari hasil analisis
jalur. Diketahui bahwa nilai return on assets berpengaruh tidak signifikan hal ini dapat
dilihat dari nilai P hitung 0,117 lebih besar dari 0,05 return on equity berpengaruh tidak
signifikan hal ini dapat dilihat dari nilai P hitung 0,417 lebih besar dari 0,05. Sedangkan
nilai tukar kurs Dollar berpengaruh signifikan hal ini dapat dilihat dari nilai P hitung 0,000
lebih kecil dari 0,05. Untuk melihat lebih jelas hubungan antara variabel yang diujikan
dapat dilihat pada gambar 4 berikut:
12
Gambar 4
Koefisien Jalur Uji Hipotesis 4
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa (1) bahwa return on
assets mempengaruhi kurs Dollar secara signifikan. Hal ini disebabkan perusahaan mampu
menggunakan assets yang dimiliki secara optimal sehingga menarik investor untuk
berinvestasi pada perusahaan yang memnyebabkan kenaikan nilai tukar. Sedangkan return
on equity tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kurs Dollar. Hal ini disebabkan
kenaikan jumlah laba yang dihasilkan lebih kecil dari besarnya modal yang dimiliki
sehingga mempengaruhi stabilitas nilai tukar. (2) return on assets dan return on equity
tidak mempengaruhi indeks harga saham secara signifikan. Hal ini dapat disebabkan
banyaknya indikator yang secara langsung dan tidak langsung dapat menyebabkan naik
turunnya indeks harga di Bursa Efek Indonesia. (3) bahwa kurs Dollar mempengaruhi
indeks harga saham secara signifikan. Hal ini disebabkan kenaikan nilai tukar kurs Dollar
akan membuat para investor lebih memilih mendepositokan modalnya daripada
menginvestasikannya di pasar modal, sehingga menghambat pertumbuhan indeks harga
saham. (4) return on assets dan return on equity tidak mempengaruhi indeks harga saham
secara signifikan. Hal ini dapat disebabkan banyaknya indikator yang secara langsung dan
tidak langsung dapat menyebabkan naik turunnya indeks harga di Bursa Efek Indonesia.
Sedangkan kurs Dollar mempengaruhi indeks harga saham secara signifikan. Sebagai salah
satu indikator ekonomi makro maka naik turunnya nilai tukar mempengaruhi perubahan
indeks saham Hal ini disebabkan penurunan nilai tukar kurs Dollar akan membuat para
investor tertarik untuk bermain saham dengan menginvestasikannya modalnya di pasar
modal, sehingga mendorong pertumbuhan indeks harga saham.
13
DAFTAR PUSTAKA
Arburkle, J.L. 2007. AMOS 16 User's Guide. Amos Development Corporation:United
States Of America.
Bank Indonesia. 2010. Laporan Indikator Moneter : Kurs Tengah Rupiah Terhadap
Dollar Amerika : Januari 2007 s/d Desember 2009. Published at www.bi.go.id
Ba pep am . go. i d . UU No. 8 Tah u n 1995 Ten t an g Pas ar M od al. F rom
http://www.bapepam.go.id/old/hukum/uupm/index.htm, 25 Mei 2010.
Bursa Efek Indonesia. 2010. IDX Index List (Monthly Report): Januari 2007 s/d
Desember 2009. Published at www.idx.co.id.
Damodar, G. Alih Bahasa Sumarno Zain. 1991. Ekonometrika Dasar, Cetakan Kedua.
Erlangga:Bandung.
Ghozali, I. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Universitas
Diponegoro: Semarang.
Handoko, W. 2008. Pengaruh Economic Value Added , ROE, ROA, Dan EPS Terhadap
Perubahan Harga Saham Perusahaan Kategori LQ 45 Pada Bursa Efek
Jakarta. Unpublished Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Hardiningsih, P. 2001. Pengaruh Faktor Fundamental Dan Resiko Ekonomi Terhadap
Return Saham Perusahaan Di Bursa Efek Jakarta (Studi kasus Basic Industry
and Chemical). Published Thesis at e prints .undi p. ac.id. Universitas Diponegoro:
Semarang.
Harianto, F. dan Siswanto S. 1998. Perangkat dan Teknik Analisis Investasi Di Pasar
Modal Indonesia. PT Bursa Efek Indonesia:Indonesia.
Husnan, S. 2002. Dasar-Dasar Teori Portofolio, Analisis Sekuritas di Pasar Modal,
Edisi Revisi. BPFE:Yogyakarta.
Jogiyanto,H.M. 1998. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Pertama, BPFE
UGM:Yogyakarta.
Kasim, M.Y. 2008. Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Melalui Nilai Tukar
Terhadap Indek Harga Saham Sektor Manufaktur Di Bursa Efek - Jurnal Transaksi,
Edisi 5/Tahun III/Januari-Juni 2008:543-564.
Kom pas. com (M ei 2010). M asih Lemas, Rup iah D ek at i 9200. F rom
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/05/19/10361820/Masih.Lemas..Rupiah.
Dekati.9.200, 25 Mei 2010.
Nainggolan, S.G.V. 2008. Pengaruh Variabel Fundamental Terhadap Harga Saham
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Published
Thesis at re pository.usu.ac.id. Univesitas Sumatra Utara: Medan.
14
Nasution, A.I.L. 2006. Tentang Pengaruh Faktor Fundamental Dan Teknikal
Terhadap Harga Saham Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta.
Published Thesis at repository.usu.ac.id. Universitas Sumatra Utara:Medan.
Nurfadillah. 2006. Pengaruh Deviden Payout Ratio (DPR), Earning Per Share (EPS),
Dan Kurs Dollar Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur Di Bursa
Efek Jakarta. Unpublished Skripsi. Universitas Islam Indonesia:Yogyakarta.
Pratisto, A. 2009. Statistik Menjadi Mudah Dengan SPSS 17. PT Elex Media
Komputindo : Jakarta.
Riyanto, B. 1995. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Gajah Mada University
Press:Yogyakarta.
Setiaji, B. 2004. Panduan Riset Dengan Pendekatan Kuantitatif. Program Pasca Sarjana
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Bisnis. CV Alfabeta:Bandung.
Uma, S. 1992. Research Methods For Business. Second Edition, John Wiley Inc. United
States of America.
15
Download