INOVASI PEMASARAN UNTUK PRODUK INDUSTRI Januar Heryanto1 ABSTRACT In today’s increasing competitive world, innovation is a key to success. Innovation can happened in one of more processes, such as meetings, brainstorming, Research & Development valuation of the market, or a suggestion from any directions. Innovation in relations with customers is the greatest source of new ideas, where special attention must be devoted. In marketing industrial products, a firm would aim at specific customer group through specialized marketing plan that caters for the needs of that segment. A company can only survive or develop successfully if it continuously innovates its marketing strategy. Keywords: marketing, innovation marketing, industrial products ABSTRAK Pemasaran untuk produk industri harus menampilkan produk dan jasa sebagai tawaran dengan mutu istimewa. Dalam dunia yang semakin bersaing ketat dewasa ini, inovasi perlu diusahakan dalam berbagai bidang, seperti pertemuan, pertukaran pendapat, penelitian, dan pengembangan dalam menilai pasar atau usul dari mana saja. Inovasi pelanggan merupakan sumber ide baru yang amat penting yang harus didengar dengan serius. Untuk produk industri, perusahaan harus memperhatikan kelompok pelanggan tertentu melalui perencanaan pemasaran khusus yang dapat memenuhi kebutuhan segmen tersebut. Artikel menyimpulkan bahwa perusahaan hanya dapat bertahan atau berkembang jika mereka melakukan inovasi pemasaran secara terus menerus. Kata kunci: pemasaran, inovasi pemasaran, produk industri 1 Dosen Teknik Industri, UNIKA Petra, Surabaya e-mail: [email protected] 32 INASEA, Vol. 8 No. 1, April 2007: 32-41 PENDAHULUAN Tantangan dalam memasarkan industrial products (kadang disebut pula sebagai investment products) yang dihadapi produsen saat ini berbeda dengan beberapa dekade yang lalu. Globalisasi ekonomi melahirkan bukan saja lebih banyak hambatan tetapi juga lebih banyak kesempatan kepada siapa saja. Hal itu memaksa perusahaan untuk membuat perbaikan yang dramatik, bukan saja untuk bersaing tetapi juga untuk bertahan (survive). Globalisasi didorong oleh kekuatan yang berhubungan dengan perubahan teknologi, integrasi ekonomi global, dan kejenuhan pasar (market maturation) di negara maju. Agar dapat tetap survive dan mampu berkompetisi, R&D perusahaan bukan saja harus melakukan perbaikan kualitas produk serta mempercepat waktu pengembangan produk baru tetapi perusahaan juga melakukan inovasi pemasaran. Target pasar untuk produk ini umumnya pasar bisnis/pasar organisasi dan pasar pemerintah. Untuk mempertahankan serta memperbaiki hubungan dengan pelanggan, pemasar harus mengadakan komunikasi pemasaran (marketing communications) yang tepat. Komunikasi pemasaran untuk investment products tidak selalu efektif melalui iklan di surat kabar umum. Akan lebih terarah bila dimasukkan dalam majalah profesi atau diiklankan dalam buku peringatan bila ada events khusus, misalnya bila ada seminar tahunan Persatuan Insinyur Indonesia atau majalah Konstruksi dan sebagainya. Marketing Director atau President Director harus menyediakan waktu guna menjalin hubungan yang akrab dengan customer yang loyal maupun potential customers yang baru. Adanya kompetisi yang tajam saat ini, lebih banyak perusahaan terpaksa berusaha menurunkan biaya produksi, memperbaiki kualitas produk dan jasa, mencari kesempatan agar dapat berkembang dan meningkatkan produktivitas. PEMBAHASAN Pelanggan industrial products yang disebut business customers jumlahnya tidak terlalu banyak tetapi harga produknya relatif mahal. Contoh: pesawat jet yang diproduksi Gulfstream Aerospace Corporation hanya mempunyai sekitar 300-500 customers di seluruh dunia. Tahun yang lalu Gulfstream berhasil menjual lebih dari 100 business jet (Gambar 1) dengan harga rata-rata USD 32 juta per buah. Customer mereka antara lain, Disney, American Express, Coca-Cola, General Motors, IBM, dan perusahaan besar, serta para jutawan, seperti Bill Cosby dan Raja Fahd dari Saudi Arabia (Kotler & Armstrong, 2004). Inovasi Pemasaran… (Januar Heryanto) 33 Gambar 1 Business Jet Inovasi pemasaran bukan saja harus dilakukan dewan direksi dan/atau marketing manager tetapi oleh seluruh karyawan karena pemasaran dilakukan baik keluar (external) maupun kedalam (internal). Karyawan yang puas dan bangga bekerja di perusahaan itu akan berpengaruh terhadap suksesnya pemasaran. Sampai sejauh mana seorang karyawan bekerja dan berinovasi untuk kepentingan perusahaan dan untuk kepentingannya sendiri? Umumnya, para pimpinan perusahaan menganggap bahwa karyawan yang telah menerima gaji bulanan merupakan tim mereka dan bekerja serta berinovasi untuk kepentingan perusahaan. Dalam perjalanan perusahaan yang semakin berkembang, karyawan yang telah lama bekerja promosi, gaji, dan tunjangan mereka meningkat sehingga dianggap mereka akan lebih bergairah meneruskan pengabdiannya seratus persen ke perusahaan. Anggapan itu tidak selalu benar sehingga selalu diperlukan pemasaran ke dalam secara berkesinambungan demi suksesnya perusahaan. Inovasi dan Pengembangan Produk (Innovation and Product Development) Dalam jangka panjang, kemampuan bersaing sebagian besar perusahaan tergantung dari kemampuan mereka untuk berinovasi, yaitu menyediakan terus-menerus bagi pelanggan mereka barang dan jasa yang baru. Inovasi memang mengandung risiko tetapi merupakan proses yang berpotensi akan menguntungkan di kemudian hari (Hutt, 1989). Inovasi amat krusial dalam pemasaran karena pasar selalu berubah. Sebuah perusahaan yang tidak menyadari perubahan, akan terlindas oleh perubahan itu. Inovasi dapat dikerjakan untuk merespons perubahan bagi perusahaan pengikut pasar (market follower) atau mempelopori beberapa perubahan bagi perusahaan pemimpin pasar (market leader). 34 INASEA, Vol. 8 No. 1, April 2007: 32-41 Contoh tentang “kisah inovasi” di Indonesia dapat kita telaah pengalaman 3M Indonesia mengembangkan Vitro Aluminium untuk Body Side Molding. (http://www.3m.com/intl/ id/innovation, 2006). 3M Indonesia-Automotive Design Systems Division, memiliki banyak aplikasi produk vitro sebagai badge atau emblem, baik itu pada bidang otomotif ataupun pada produk elektronik rumah tangga lainnya, seperti lemari es dan televisi. Kedua segmen bisnis itu selalu menuntut suatu produk atau aplikasi yang kreatif dan 3M senantiasa berusaha untuk memberikan solusi inovatif kepada para pelanggannya. Salah satu contoh produk inovatif 3M di bidang otomotif adalah pemakaian kombinasi 3MT VitrotrimT (Polyurethane caps) serta 3MT Acrylic Foam Tape 4229 dengan lembaran aluminium sebagai Body Side Molding pada mobil di tahun 1997. Body side Molding yang ada sekarang umumnya terbuat dari karet atau plastik. Produk kreatif itu merupakan produk pertama yang digunakan di industri otomotif Indonesia. Hasil itu merupakan kerja sama antara 3M (Business unit, Technical Service, Designer and Manufacturing) dengan ISUZU sebagai 3M customer. Produk itu diaplikasikan pada Isuzu Phanter Hi-Sporty, salah satu variant Isuzu Panther. Kesuksesan produk itu kemudian diikuti oleh aplikasi serupa, dengan design dan ukuran yang berbeda yang digunakan pada Toyota Kijang Rover Ace, salah satu modifikasi dari Toyota Kijang model 1997. Pada tahun 2000, Vitro dengan dasar chrome, juga digunakan sebagai aksesoris kit body side molding Toyota Kijang (Model 2000) dan Isuzu Panther. Untuk memudahkan gambaran tentang pentingnya “inovasi”, marilah kita perhatikan ilustrasi berikut. Tanpa inovasi, sebuah perusahaan “A” yang berjalan seperti biasa dan bertahan bertahun-tahun dengan lancar, tiba-tiba menghadapi tantangan dengan datangnya pemain baru yang merebut pasar. Menurut pimpinan perusahaan “A”, yang ditawarkan pemain baru tidaklah jauh berbeda dengan produk mereka. Pemain baru tersebut mulai menjual produk mereka kepada para pelanggan yang bahkan belum pernah didengar perusahaan “A” dan tiba-tiba saja pemain baru telah menguasai pasar. Sebuah produk baru sering kali muncul di pasar yang sama sekali lain dari pasar yang ada dan sebagian dibeli oleh pelanggan yang belum pernah terpikirkan dan digunakan untuk keperluan yang bermacam-macam, di samping kegunaan yang dipikirkan waktu produk itu dirancang. Bila perusahaan yang lama (“A”) tidak mampu mengantisipasi untuk mengambil kesempatan dari hal yang di luar dugaan serta pasar yang tidak terlihat sebelumnya maka ia hanya menciptakan peluang bagi pemain baru yang akan merupakan pesaing (Drucker, 1985). Industrial Products adalah barang dan jasa yang dibeli untuk digunakan dalam produksi untuk menghasilkan barang dan jasa lain dalam operasi suatu perusahaan atau untuk dijual kembali ke customer lain. Pembeli industrial products, antara lain manufacturer, wholesaler, atau pemerintah. Di masa lampau, pemasar pada waktu menawarkan product, acapkali menekankan features, padahal bagi pelanggan yang Inovasi Pemasaran… (Januar Heryanto) 35 diperlukan adalah advantages dan pada akhirnya yang terpenting adalah benefit apa yang mereka peroleh dengan membeli product tersebut. Potential Customer yang sedang mendapat penjelasan tentang suatu mesin dengan teknologi canggih hasil engineering innovation, tentunya akan berpikir dengan membeli mesin tersebut manfaat apa yang akan diperolehnya. Apakah akan mengurangi ongkos produksi, mengurangi jumlah karyawan yang dibutuhkan, meningkatkan kualitas hasil produksi, baik kuantitas maupun kualitas, mengurangi jumlah enargi yang dibutuhkan, dan sebagainya. Pada akhirnya akan terpikirkan oleh si pengusaha berapa keuntungan, dalam hitungan uang yang akan didapatnya. Competitively advantaged product adalah suatu produk yang dapat mengatasi persoalan pelanggan (to solve customer problems) lebih baik dari produk pesaing mana saja. Produk itu memungkinkan dibuat karena produsen mempunyai kemampuan teknik, fabrikasi, manajerial, dan pemasaran yang “unik“, yang tidak mudah ditiru oleh pesaing. Untuk industrial products, seperti Cranes, Forklifts. Gondola dan Handling Equipment lainnya, sebagaimana terlihat di Gambar 2 selalu diperlukan inovasi, baik engineering maupun marketing bila produsen ingin bertahan atau pemasarannya meningkat. Contoh: sebuah gedung jangkung (high-rise building) yang indah arsitekturnya mengunakan kaca di bagian luarnya, tentu memerlukan pemeliharaaan agar selalu tampak bersih. Persoalannya, bagaimana membersihkan kaca di luar gedung itu. Kesulitan akan bertambah, bila bentuk luar gedung tidak berupa kotak tetapi melengkung, seperti BNI City Building di Jalan Jend. Sudirman, Jakarta Selatan. Pengelola gedung memerlukan perlatan untuk exterior-building maintenance dan alat yang diperlukan namanya: Gondola. Dengan Gondola, si operator dengan mudah akan dapat membersihkan kaca bagian luar gedung yang tinggi tersebut. Dengan engineering innovation, Demag gondola akan membuat si operator merasa nyaman bekerja pada ketinggian di atas tanah dan dengan safety factor yang tinggi, sejarah membuktikan hampir tidak pernah terjadi kecelakaan. Gondola yang dihasilkan Demag Anlagenbau di Munchen, Jerman ini banyak digunakan pada gedung tinggi di Hong Kong, bahkan Twin-tower Building di Kuala Lumpur juga menggunakan Gondola merk ini. Untuk UOB Plaza, Singapore, gedung prestisius yang berlokasi di jantung business district negara pulau ini, MHE Demag telah berhasil mengerjakan dan memasang Gondola model 6 sistem dengan tinggi angkat 280 m. Lebih tinggi gedung yang memerlukannya serta lebih rumit bentuk luarnya, harga Demag Gondola lebih competitive. 36 INASEA, Vol. 8 No. 1, April 2007: 32-41 Gambar 2 Penggunaan Crane, Forklift, Gondola, dan Handling Equipment lainnya Inovasi Pemasaran (Marketing Innovation) Sebagaimana disebutkan, MHE Demag adalah perusahaan joint venture antara Mannesmann Dematic AG dan Jebsen & Jessen (SEA). Regional Headquarter mereka yang aktivitasnya di Asia berlokasi di Singapore. Inovasi pemasaran Jebsen & Jessen terlihat dari sejarah perusahaan tersebut sejak abad 19, ketika dua orang muda yang berjiwa entrepreneur: Jacob Jebsen dan Heinrich Jessen meninggalkan kota kelahirannya Aabenraa, Denmark dan mendirikan kantor perdagangan di Hong Kong. Jebsen & Co secara resmi didirikan tahun 1895 yang memulai usahanya sebagai agen perusahaan perkapalan milik ayah Jacob Jebsen. Setelah beberapa dekade dua entrepreneur itu mendirikan usaha bisnis yang benar-benar memberikan kontribusi ke industri di dunia Timur. Pada bulan Januari 1909, kedua partner itu mendirikan Jebsen & Jessen Hamburg di Jerman yang mengkoordinir kegiatan perdagangan serta tetap mempertahankan hubungan antara perusahaan di China dan Principal mereke di Eropa. Saat ini Jebsen & Co melanjutkan serta memainkan peranan penting di China sebagai suatu mata rantai perdagangan antara China dan dunia Barat sedangkan Jebsen & Jessen S.E.A. tetap memainkan peran penting di ASEAN. Mereka dapat survive sampai sekarang karena melakukan inovasi pemasaran secara terus menerus dan beradaptasi dengan situasi baru (Jebsen & Jessen S.E.A., 2006). Bila diperhatikan, secara historis telah terjadi evolusi dalam perkembangan inovasi pemasaran. Sebelum tahun 1800-an pertukaran dilakukan secara terbatas karena manusia tidak mempunyai surplus untuk diperdagangkan. Akan tetapi, dengan adanya produksi massa (mass production), perbaikan transportasi, dan teknologi yang lebih efisien, perusahaan dapat memproduksi dalam kuantitas yang lebih besar dan menjualnya dengan harga lebih rendah. Inovasi Pemasaran… (Januar Heryanto) 37 Pada awal revolusi industri, output amat terbatas dan pemasaran hanya dikerjakan dalam bentuk distribusi fisik. Karena kebutuhan tinggi dan kompetisi hampir tidak ada, perusahaan tidak perlu mengadakan consumer research, memodifikasi produk atau mengadaptasi kebutuhan pelanggan. Usaha perusahaan hanya meningkatkan output untuk menghadapi tingginya permintaan. Itulah yang dinamakan production era of marketing Ketika sebuah perusahaan mampu memaksimalkan kemampuan produksinya, mereka mulai memperkerjakan sales force untuk menjual produk mereka. Namun, perusahaan mengembangkan produk mereka tanpa mempertimbangkan kebutuhan pelanggan. Peran sales force dan iklan hanya untuk menimbulkan keinginan pelanggan akan barang yang diproduksi. Tahap itu disebut sales era of marketing. Sejalan dengan meningkatnya persaingan, supply mulai melebihi demand sehingga perusahaan menciptakan marketing department. Tugas utamanya adalah melakukan penelitian untuk menentukan kebutuhan pelanggan. Akan tetapi, walaupun marketing department berpartisipasi dalam pengambilan keputusan, mereka hanya menjadi subordinate atau menjadi posisi yang sering menimbulkan konflik dengan bagian produksi, engineering, dan sales department selama evolusi pemasaran ini. Tahap itu disebut marketing department era. Gambar 3 Menunjukkan Bagaimana Evolusi Pemasaran Terjadi (Evans & Berman, 1990:12) Setelah melewati 3 dekade, marketing department menjadi setingkat dengan departemen lain dalam perusahaan. Keputusan penting di perusahaan dibuat berdasarkan analisis konsumen. Kompetisi menjadi amat ketat dan canggih. Usaha perusahaan diintegrasikan dan sering harus dievaluasi kembali. Tahap itu disebut marketing company era, yang dalam pelaksanaannya didukung oleh marketing concept, yaitu suatu consumeroriented, terintegrasi, menggunakan goal-oriented philosophy, baik untuk sebuah perusahaan, institusi, maupun perorangan (Evans & Berman, 1990:11). 38 INASEA, Vol. 8 No. 1, April 2007: 32-41 Inovasi adalah proses menciptakan gagasan baru dan menjalankannya dalam praktik. Jelasnya, menerapkan ide baru ke dalam praktik sehingga hasilnya lebih baik. Dalam organisasi perusahaan, kejadian itu dapat terjadi dalam dua bentuk: (1) Inovasi produk yang menghasilkan barang atau jasa baru atau perbaikan dari yang telah ada dan (2) Inovasi proses yang menghasilkan cara baru dalam mengerjakan sesuatu. Inovasi pemasaran juga merupakan cara pemasaran yang “baru”, baik dalam cara berkomunikasi dengan customer, melakukan edukasi, mengatur pengiriman barang, maupun cara pembayarannya. Untuk memasarkan industrial products (investment products) yang nilainya relatif amat mahal, diperlukan usaha untuk memperbaiki customer-touching process dan personal contacts amat berperan karena decision makers di pasar bisnis/pasar organisasi dan pasar pemerintah umumnya para pejabat tinggi, baik swasta maupun pemerintah, yang juga akan melibatkan bagian produksi, engineering, purchasing, walaupun keputusan akhir akan berada di tangan President Directors dan/atau Owners. Selain itu, kadang-kadang transaksi harus melalui pihak ketiga, yaitu main contractors. Produsen umumnya menempatkan kebutuhan customer sebagai prioritas agar dalam jangka panjang terbentuk perusahaan yang menguntungkan (profitable enterprise). Secara terus menerus mereka meng-update strateginya menggunakan signals dari markerplace. Artinya, marketing manager memperhatikan barang-barang industri apa dan bagaimana yang merupakan kebutuhan dan keinginan customer. Inovasi pemasaran dapat pula dilakukan melalui edukasi. Customer sebagai salah satu pilar bisnis perlu terus-menerus dijaga dan dipelihara serta dimanjakan. Oleh karena itu, salah satu upaya yang dapat dipertimbangkan dan dikaji lebih lanjut adalah pemasaran sambil memberikan edukasi kepada customer. Edukasi dapat melahirkan kebutuhan bagi customer baru dan mempertahankan hubungan, baik perusahaan dengan customer yang loyal. Melalui edukasi, calon customer akan memahami advantage dan benefit apa yang akan mereka dapatkan bila menggunakan produk tersebut sedangkan kepada loyal customers, edukasi diberikan dengan mendidik mereka bagaimana mengoperasikan serta memelihara (maintanence) produk tersebut. Manesmann Dematic di Wetter, Jerman yang merupakan Principal MHE Demag juga melakukan inovasi pemasaran melalui edukasi. Sepanjang tahun mereka mengadakan program pelatihan, baik intern, bagi para staf anak perusahaan mereka di seluruh dunia, maupun ekstern, perusahaan pemakai produk Mannesmann Dematic. Di samping melalui edukasi, inovasi pemasaran selalu diperlukan, mengingat cakupan aktivitas pemasaran begitu luas, meliputi pembuatan proposal, technical clarification, price negotiation, delivery and installation, penyediaan spare part & service di negara pembeli, terms of payment. Dalam negosiasi “harga” akan menyangkut pula mata uang apa yang akan digunakan sedangkan pembahasan “cara pembayaran” akan meliputi pembayaran akan dilakukan dengan transfer dari dan ke negara mana karena berkaitan dengan peraturan pajak negara setempat. Kadang-kadang diperlukan waktu satu-dua tahun untuk clarification and negotiation meeting, baik menyangkut masalah teknik maupun harga sebelum terjadi kesepakatan yang diresmikan dalam bentuk kontrak. Inovasi Pemasaran… (Januar Heryanto) 39 Untuk memahami kesulitan tersebut serta cara mengatasinya, yang dimungkinkan dengan “inovasi pemasaran”, diilustrasikan contoh di bawah ini. Suatu tender proyek PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) di Indonesia, dimenangkan sebuah perusahaan Jepang (misalnya Sumitomo Corp.), selaku main contractor. Perusahaan itu menunjuk sebuah perusahaan Jerman (misalnya Mannesmann Dematic) untuk pengadaan dan pemasangan Cranes di PLTU tersebut. Pembahasan teknik akan melibatkan Sumitomo, MHE-Demag, dan PLN, enduser biasanya diwakili konsultan. Setelah technical specification disepakati, Sumitomo dan MHE Demag akan mengadakan negosiasi lagi yang lebih rinci, baik mengenai waktu pelaksanaan fabrikasi, pengiriman, dan pemasangan. Cara pengiriman dengan kapal akan dinegosiasikan, apakah langsung dari Jerman ke Indonesia atau dari Jerman ke Jepang dulu, kemudian dengan barang lain yang disediakan Sumitomo, dikirim bersama-sama ke Indonesia karena menyangkut peraturan antarnegara. Pembayaran juga tidak seperti yang dibayangkan masyarakat awam karena menyangkut peraturan pajak antar negara. Paling mudah bila pembayaran ditransfer dari Jepang ke Jerman tetapi kadang-kadang dapat saja terjadi dibayarkan oleh anak-anak perusahaan mereka di suatu negara yang peraturan pajaknya paling menguntungkan bagi kedua belah pihak. Inovasi pemasaran yang dijelaskan merupakan competitive advantage karena produsen akan lebih fokus memperhatikan product improvements untuk menyesuaikan dengan kebutuhan khusus pembeli dan pemakai akhir. Kadang-kadang harus dibuat perubahan kecil dalam design dan fabrikasi yang disesuaikan pula dengan anggaran main contractor. Dalam praktik, dengan mempertahankan price level dan profit margin, MHE Demag dapat melakukan inovasi perbaikan produk dan mempromosikan Cranes ke customer-customer baru di luar PLTU. PENUTUP Dari uraian dapatlah disimpulkan bahwa inovasi, baik produk maupun pemasaran, harus dilakukan terus-menerus karena perusahaan yang membuat produk industri menghadapi persaingan dengan perusahaan multinasional yang bekerja dengan efisien. Mereka memproduksi barang dengan kualitas yang terus menerus diperbaiki, dengan biaya produksi diusahakan lebih rendah dan secara keseluruhan akan memberikan benefit bagi pembeli di pasar bisnis. Di awal milenium ketiga ini, inovasi pemasaran telah mengalami pengembangan atau katakanlah perubahan besar. Agar dapat berhasil, pemasar harus mengetahui pelanggan dalam konteks yang lebih luas, termasuk persaingan, kebijakan, dan peraturan pemerintah, serta kekuatan makro ekonomi, sosial, dan politik yang akan membentuk perkembangan pasar. 40 INASEA, Vol. 8 No. 1, April 2007: 32-41 Inovasi pemasaran juga harus terus menerus menjaga, bahkan kalau memungkinkan, meningkatkan hubungan dengan pelanggan karena untuk produk industri, sifat pembelian di pasar bisnis inelastis. Perbedaan harga yang sedikit lebih mahal dibandingkan pesaing, tidak terlampau penting, bila pemasar dapat membuktikan bahwa pembeli secara keseluruhan masih mendapat benefit dari kualitas produk, jaminan tersedianya barang dan jasa, serta pengiriman yang selalu tepat waktu. Termasuk dalam penyediaan spare parts dan perbaikan/service setelah barang digunakan. DAFTAR PUSTAKA Cateora, P. R. And J. L. Graham. 1999. International Marketing. Boston: McGeaw-Hill. Drucker, P. F. 1985. Innovation and Entrepreneurship. New York: Harper & Row Publisher. (Alih bahasa oleh Naib, R. 1991. Inovasi dan Kewiraswastaan. Jakarta: Erlangga.) Evans, J. R. and B. Berman. 1990. Marketing. New York: MacMillan Publishing Company. Griffin, A. 2003. Marketing’s Role in New Product Development and Product Decisions In J. W. Calhoun (Eds.) Marketing Best Practices (pp. 236-277). Singapore: Thomson. Hutt, M.D. and T. W. Speh. 1989. Business Marketing Management, A Strategic View of Industrial and Organizational Markets. New York: The Dryden Press. Keegan, W. J. and M. C. Green. 2005. Global Marketing. New Jersey: Pearson, Prentice Hall, Kotabe, M. and K. Helsen. 2004. Global Marketing Management. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc. Kotler, P. and G. Armstrong. 2004. Principles of Marketing. New Jersey: Pearson Prentice Hall. MHE Demag Brochures. Material Handling. Jebsen & Jessen (SEA Pte Ltd and Demag Cranes & Components GmbH). Schmerhorn, Jr. R. J. 1999. Management. Toronto: John Wiley & Sons, Inc. Three M. Indonesia. 2006. “Innovation Stories: Vitro Aluminium untuk Body Side Molding.” July 4, 2006, http://www.3m.com/intl/id/innovation. Inovasi Pemasaran… (Januar Heryanto) 41