24 BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1. Perancangan

advertisement
BAB III
ANALISA DAN PERANCANGAN
3.1.
Perancangan Router
OS Debian 6.0
QUAGGA
PROSES
ROUTING
WEB
INTERFACE
HTB TOOL
MANAJEMAN
BANDWIDTH
INPUT USER
Gambar 3.1 Alur Kerja Interface Router dan Server
Bandwidth Manajemen
Perancangan alur kerja sistem dari interface router yang akan
dibuat adalah sebagai berikut :
1. back-end dari router adalah komputer dengan sistem operasi Debian
Squeeze 6.0.
2. Quagga merupakan engine dari router yang melakukan proses routing
pada kernel OS Debian 6.0. Quagga akan mendapatkan interaksi dari
user melalui perantara interface web.
3. HTB merupakan engine dari server manajemen bandwidth yang
melakukan proses manajemen bandwidth pada kernel OS Debian 6.0.
HTB akan mendapatkan interaksi dari user melalui perantara interface
web.
24
25
4. Template website merupakan front-end dari interface, dalam diagram
pada Gambar. 3.1. Web Interface merupakan interface yang dibuat
dengan PHP dengan template website.
5. Agar user dapat memberikan input perintah kepada back-end sistem,
maka diperlukan sebuah penghubung antara user dengan back-end
sistem, dalam hal ini PHP (Web Interface) berperan sebagai
penghubung tersebut.
3.2.
Analisa Kebutuhan
Dalam pembuatan interface router berbasis web ini membutuhkan
beberapa perangkat hardware dan software, antara lain :
3.2.1. Hardware
Kebutuhan hardware komputer yang akan di fungsikan sebagai
router dan server manajemen bandwidth antara lain adalah :
1.
Komputer dengan spesifikasi optimal sebagai berikut:
- Prosesor
: Pentium 4 Genuine Intel(R) CPU 2140
@1.60GHz
2.
- RAM
: 768 MB
- Harddisk
: 160 GB
- VGA
: 128 MB
3 buah ethernet port atau lebih.
3.2.2. Software
Kebutuhan software yang digunakan untuk pembuatan
interface router berbasis web antara lain:
1.
Sistem Operasi Debian Squeeze 6.0.
Sebagai back-end dari router, OS Debian Squeeze 6.0
memiliki kelebihan dalam menangani paket-paket router
Quagga dan HTB tools. Ini dikarenakan Quagga dan HTB
juga menyediakan paket-paket debian secara khusus, sehingga
26
Quagga dan HTB dapat berjalan secara lancar pada OS Debian
Squeeze 6.0.
2.
Software routing Quagga (Ver 0.99.17-1_i386).
Software routing Quagga merupakan komponen utama
dalam pembuatan interface router ini. Manajemen routing
protocol baik statis maupun dinamis secara keseluruhan di
tangani oleh Quagga.
3.
4.
Software Pendukung Untuk Bridge dan Firewall
a.
bridge-utils, paket yang menangani mode bridge.
b.
Iptables, paket yang menangani mode NAT dan drop IP
c.
Iptables-save, paket untuk menyimpan konfigurasi NAT.
Software Bandwidth Manajemen
HTB tool (Ver 0.2.7), software yang digunakan untuk
manajemen bandwidth
5.
Web Server Apache (Ver 2.2.16).
Untuk dapat melakukan remote server Quagga dan
server bandwidth manajemen melalui web interface, maka
diperlukan adanya sebuah web server. Apache merupakan web
server yang bertanggung jawab pada request-response HTTP
dan logging informasi secara detail.
6.
PHP (Ver 5.3.3-7).
Dalam melakukan konektivitas antara web interface
dengan back-end Quagga dan shell operating system melalui
web server Apache, bahasa pemrograman PHP diperlukan
sebagai media untuk melakukan komunikasi antara web
interface dengan server Quagga shell operating system.
7.
MySQL (Ver 14.14).
Sebuah
user
diperlukan
untuk
dapat
melakukan
manajemen routing dan manajemen bandwidth. Sehingga
sebuah database diperlukan untuk melakukan penyimpanan
informasi
login
user
(administrator
jaringan).
MySQL
27
merupakan sebuah aplikasi pengolah database yang begitu
popular di kalangan web, karena ia memang cocok bekerja di
lingkungan tersebut. sehingga dapat diterapkan pada interface
web untuk menyimpan data informasi login user dan password
telnet.
3.3.
Tahapan Pengerjaan
Pada tahap ini dilakukan konfigurasi awal dalam pembuatan
interface router, yaitu instalasi sistem back-end atau router. Tahap-tahap
yang dilakukan dijelaskan pada Gambar 3.2.
Instalasi Sistem Operasi Linux Debian 6.0
Instalasi Program Yang Di Perlukan
Design WEB GUI
Membuat WEB GUI
Pengujian
Gambar 3.2 Tahapan Pengerjaan
3.3.1. Instalasi Sistem Operasi Debian Squeeze 6.0.
Router yang akan dibuat merupakan router dengan backend OS Linux Debian. Untuk tahap pertama yang dilakukan adalah
melakukan instalasi OS Debian 6.0 pada PC seperti proses instalasi
OS Linux pada umumnya, hal-hal yang dipersiapkan pada tahap ini
adalah mempersiapkan partisi hardisk kosong untuk lokasi sistem
Debian dan partisi Swap.
28
3.3.2. Instalasi Program yang Diperlukan
1. Instalasi Software Routing Quagga
Quagga menyediakan paket-paket software Quagga spesifik
untuk Distro Linux berbasis Debian secara lengkap pada website
resmi Quagga dalam bentuk *.deb, sehingga tidak diperlukan
proses kompilasi source mentah (.tar.gz.) dan pemilahanpemilahan modul secara manual.
2. Insatalasi Software Managemen Bandwidth
Instalasi HTB-tool versi 0.2.7. Ini adalah program yang akan
digunakan
sebagai
limiter.
Yaitu
membatasi
bandwidth
Download-Upload oleh client. Installasi dilakukan dengan
mengekstrak file .tgz, kemudian memindahkan file-file tersebut
ke path yang telah di tentukan.
3. Instalasi Web Server Apache
Proses instalasi Web server Apache dapat dilakukan dengan
mudah pada Debian, dengan cara menjalankan perintah :
#apt-get install apache2
Perintah tersebut di jalankan dalam keadaan online.
4. Instalasi PHP
Selain paket-paket Apache, diperlukan installasi PHP untuk
menjalankan script php yang di gunakan dalam pembuatan
interface web. Cara nya cukup mudah seperti installasi apache
secara online via CLI.
#apt-get install php5 libapache2-mod-php5 php5-cli php5common php5-cgi
5. Instalasi MySQL
Untuk installasi MySQL di gunakan untuk penyimpanan
database, untuk cara installasinya cukup mudah seperti
installasi Apache dan PHP secara online via CLI, yaitu :
#apt-get install mysql-server mysql-client
29
Untuk memudahkan dalam manajemen database, digunakan
PHP MyAdmin.
#apt-get install phpmyadmin.
3.3.3. Layout Interface Web
Rencana Perancangan interface web yang akan dibuat
untuk manajemen router dan manajemen bandwidth dapat dilihat
pada gambar.3.3, 3.4, dan 3.5.
Gambar 3.3 Layout Interface Login Web
LOGO
LOGO
Basic
Basic Configuration
Configuration
·· IP
IP Address
Address
·· DNS
DNS Setting
Setting
·· NAT
NAT Setting
Setting
·· Bridge
Bridge Setting
Setting
·· Firewall
Firewall
Header
Header
WELCOME
WELCOME TO
TO ROUBIAN
ROUBIAN
Basic
Basic Configure
Configure || Routing
Routing Protocol
Protocol || Bandwidth
Bandwidth Manajeman
Manajeman || Tools
Tools || User
User Configuration
Configuration
Routing
Routing Protocol
Protocol
·· Static
Static
·· RIPv2
RIPv2
·· OSPF
OSPF
·· BGP
BGP
·· Default
Default Route
Route
·· IP
IP Forwarding
Forwarding
Content
Content
Configure
Configure BM
BM
·· Create
Create Interface
Interface
·· Setting
Setting Limiter
Limiter
·· Start/Stop
Start/Stop Limiter
Limiter
Tool
Tool
·· Routing
Routing Table
Table
·· Ping
Ping
·· Traceroute
Traceroute
·· Restart
Restart Quagga
Quagga
User
User COnfiguration
COnfiguration
·· ID
ID and
and Password
Password
·· Quagga
Quagga Password
Password
Admin
Admin Info
Info
User
User ID
ID ::
Logout
Logout
Footer
Footer
Gambar 3.4 Layout Interface Konfigurasi
30
LOGIN
BASIC
CONFIGURATION
ROUTING
PROTOCOL
1. Network Interface Configuration
2. Dns Setting
3. Nat Setting
4. Bridge Setting
5. Firewall
1. Static
2. RIPv2
3. OSPF
4. BGP
5. Default Route
6. IP Forwarding
LIMITER
1. Create Interface
2. Setting Limiter
3. Start / Stop Limiter
TOOLS
1. Routing Table
2. ping
3. Trace
4. Restart Quagga
USER
CONFIGURATION
1. ID and Password
2. Quagga Password
Gambar 3.5 Site Menu
Penjelasan komponen penyusun interface web adalah sebagai
berikut:
1. Login
Merupakan halaman awal untuk proses otentikasi user.
2. Basic Configuration
Halaman untuk melakukan konfigurasi seputar network
interface, NAT, Bridge dan DNS.
3. Routing Protocol
Halaman utama seputar manajemen routing, yang terdiri atas
routing static, routing dinamis (RIPv2, OSPF dan BGP),
Default Route, dan Status IP Forwarding pada router Quagga.
4. Limiter
Halaman utama seputar bandwidth manajemen
31
5. Tools
Berisi tool untuk troubleshooting dan maintenance jaringan,
yaitu ping, traceroute, routing table dan restart quagga.
6. User Configuration
Halaman untuk melakukan konfigurasi password user &
password interface web dan password telnet router Quagga.
3.3.4. Membuat Interface Web
Dalam pembuatan Interface Web, beberapa point yang akan dibuat
adalah:
1.
Pembuatan
konfigurasi
file
untuk
sarana
menyimpan
konfigurasi router dan bandwidth manajemen.
2.
Pembacaan konfigurasi dari file dengan PHP
untuk
menampilkan status router dan bandwidth manajemen pada
Interface Web.
3.
Pengaturan atribut-atribut file konfigurasi router dengan tujuan
agar dapat diakses oleh aplikasi router dan server bandwidth
manajemen.
3.4.
Pengujian dan Perbaikan
Setelah selesai melakukan tahap pembuatan router dan server
bandwidth manajemen disertai dengan interface web, langkah selanjutnya
adalah tahap pengujian. Tahap-tahap pengujian meliputi pengujian
interface web dan pengujian sistem kerja router dan manajemen
bandwidth.
3.4.1. Pengujian sistem kerja Router dan Bandwidth Manajemen
Pengujian sistem kerja router ini meliputi pengujian antar
router, dengan tujuan untuk mengetahui fungsionalitas dan
kompatibilitas dari router yang akan dibuat dengan router lain.
Pengujian ini dilakukan dengan melakukan penggunaan protokol
routing yang ada pada sistem.
32
Sedangkan
pengujian
pada
bandwidth
manajemen,
pengujian dilakukan dengan topologi yang bermacam-macam,
yaitu Bridge dan NAT. Pengujian dilakukan melaui client yang
terhubung, dan mencoba apakah limiter bisa berjalan semestinya.
Pada pengujian yang akan penulis lakukan, untuk topologi
yang digunakan adalah seperti pada gambar 3.6, 3.7, dan 3.8.
IP WAN
Eth0
192.168.7.3/24
ROUTER_ROUBIAN
Eth1
10.10.10.1/24
> Dikonfigurasi NAT untuk clinet Class_1 dan Class_2
> Dikonfigurasi Bridge untuk clinet Class_3
Switch_1
PC1
10.10.10.2/24
PC2
10.10.10.3/24
PC3
192.168.7.10/24
NAT
Bridge
Class_1
Class_2
ROUBIAN
Gambar 3.6 Topologi Pengujian Pertama dan Kedua
Output Interface
(Ether1)
Class_1
Max-Limt = 128 Kbps = 16 KBps
Limit-at = 128 Kbps = 16 KBps
Client_1
Max-Limit = 96 Kbps = 12 KBps
Limit-at = 96 Kbps = 12 KBps
Priority = 1
Class_2
Max-Limt = 256 Kbps = 32 KBps
Limit-at = 256 Kbps = 32 KBps
Client_2
Max-Limit = 128 Kbps = 16 KBps
Limit-at = 32 Kbps = 4 KBps
Priority = 2
Client_1
Max-Limt = 256 Kbps = 32 KBps
Limit-at = 256 Kbps = 32 KBps
Priority = 1
PC 2
(10.10.10.3/24)
PC 3
(192.168.7.10/24)
PC 1
(10.10.10.2/24)
DI SETTING SAAT
KONFIGURASI NAT
DI SETTING SAAT
KONFIGURASI BRIDGE
Gambar 3.7 Pengujian Manajemen Bandwidth
33
BGP
ROUTER_BGP1
172.168.2.1/30
ROUTER_BGP2
172.168.2.2/30
As : 3000
172.168.1.2/30
As : 2000
11.11.11.1/24
172.168.1.1/30
As : 1000
PC6
11.11.11.2/24
10.10.11.1/30
ROUTER_ROUBIAN
RIPV2 / OSPF
ROUTER_RIP1/
OSPF1
10.10.12.1/30
ROUTER_RIP2/
OSPF2
10.10.12.2/30
10.10.11.2/30
192.168.2.1/24
192.168.1.1/24
PC4
192.168.1.2/24
PC5
192.168.2.2/24
ROUBIAN
Gambar 3.8 Topologi Pengujian Ketiga dan Keempat
ROUTER_ROUBIAN
merupakan
sebuah
personal
computer dengan menggunakan 3 interface yang sudah di install
aplikasi “ROUBIAN” router debian yang penulis buat. Dalam
topologi pengujian router RIP , OSPF, dan BGP menggunakan
router RB951G. Skenario yang penulis gunakan pada saat
pengujian dengan perulangan pengujian sebanyak 5 kali untuk
setiap skenario adalah :
1.
Pada pengujian pertama, ROUTER_ROUBIAN di setting NAT
dan setting bandwidth manajemen untuk membatasi download
group PC sebagai berikut sesuai dengan topologi pada gambar
3.6 dan 3.7 :
Group
: Class_1 dengan garansi bandwidth maksimal yang
dialokasikan mencapai 128 Kbps
Client
: PC1 dengan IP 10.10.10.2/24 dan priority = 1
dibatasi untuk kecepatan download maksimumnya
sampai 96 Kbps. Sedangkan untuk PC2 dengan
dengan IP 10.10.10.3/24 dan priority = 2 dibatasi
untuk kecepatan download maksimumnya sampai
34
128 Kbps jika bandwidth tidak di gunakan oleh
PC1, dan 32 Kbps ketika bandwidth digunakan
bersama dengan PC1.
Selanjutnya ROUTER_ROUBIAN di setting firewall terhadap
salah satu IP address client untuk drop IP address ke semua
network tujuan.
2.
Pada pengujian kedua, ROUTER_ROUBIAN di setting bridge
dan setting bandwidth manajemen untuk membatasi download
group PC sebagai berikut sesuai dengan topologi pada gambar
3.6 dan 3.7 :
Group
: Class_2 dengan garansi bandwidth maksimal yang
dialokasikan mencapai 256 Kbps
Client
: PC3 dengan IP 192.168.7.10/24 dibatasi untuk
kecepatan download maksimumnya sampai 256
Kbps sesuai dengan garansi bandwidth yang di
alokasikan Class_2.
3.
Pada pengujian ketiga, menggunakan routing protocol RIPv2
dan BGP dengan lima buah router, dengan salah satu router
merupakan ROUTER_ROUBIAN yang penulis buat sesuai
dengan topologi pada gambar 3.8. ROUTER_ROUBIAN
merupakan router center yang melakukan redistribute Routing
table yang dikelola protocol RIP ke BGP dan sebaliknya.
4.
Pada pengujian keempat, sama seperti pada pengujian ketiga,
hanya saja protocol RIPv2 di ubah dengan menggunakan
routing protocol OSPF. Sehingga terjadi komunikasi antara
protocol OSPF dan BGP dengan lima buah router, dengan
salah satu router merupakan ROUTER_ROUBIAN yang
penulis buat sesuai dengan topologi pada gambar 3.8.
ROUTER_ROUBIAN
merupakan
router
center
yang
melakukan redistribute Routing table yang dikelola protocol
OSPF ke BGP dan sebaliknya.
Download