1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Banyak penduduk

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Banyak penduduk Indonesia memiliki pola makan yang salah, cenderung
menyukai makanan siap saji yang memiliki kandungan gizi yang tidak seimbang.
Pada umumnya, makanan siap saji ini mengandung lemak jenuh dan garam tinggi
dengan kandungan serat yang rendah. Konsumsi lemak jenuh yang berlebih, rendah
karbohidrat, dan kurang serat yang berasal dari menu makanan sehari-hari merupakan
suatu faktor penyebab meningkatnya kolesterol darah.
Kolesterol darah yang meningkat dapat menimbulkan suatu penyakit yaitu
aterosklerosis. Aterosklerosis merupakan penyempitan pembuluh darah oleh
kolesterol dalam jumlah terlalu banyak di dalam darah yang membentuk endapan
pada dinding pembuluh darah (Almatsier, 2004). Aterosklerosis menjadi penyebab
utama komplikasi hipertensi akibat proses kerusakan menahun pada permukaan sisi
dalam pembuluh nadi. Perusakan itu salah satunya berawal dari adanya kontaminasi
zat radikal bebas yang bersama-sama dengan LDL-kolesterol (kolesterol jahat) dan
trigliserida (lemak darah) membentuk plak (Khomsan, 2008).
Kolesterol yang tinggi tidak hanya dialami oleh orang bertubuh gemuk, tetapi
juga bisa terjadi pada orang yang kurus dan dapat menimpa orang-orang yang masih
muda. Berbagai kalangan umur, harus berusaha menjalani pola hidup sehat agar dapat
menjaga kolesterol dalam darahnya tetap normal. Dalam tubuh terdapat kadar
kolesterol normal yaitu 160-200 mg (LIPI, 2009).
1
2
Lemak yang berasal dari makanan akan mengalami proses pencernaaan
didalam usus menjadi asam lemak bebas, trigliserida, fosfolipid dan kolesterol,
kemudian diserap ke dalam bentuk kilomikron. Sisa pemecahan kilomikron beredar
menuju hati dan dipisahkan menjadi kolesterol. Sebagian kolesterol ini dibuang ke
empedu sebagai asam empedu dan sebagian lagi bersama-sama dengan trigliserida
akan bersekutu dengan protein tertentu (apoprotein) dan membentuk very low density
lipoprotein (VLDL). Very low density lipoprotein (VLDL) selanjutnya dipecah oleh
enzim lipoprotein menjadi LDL(Soeharto, 2004).
Kadar kolesterol dalam darah dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor
genetik, umur, jenis kelamin dan lingkungan. Kadar kolesterol meningkat pada orangorang gemuk, kurang berolah raga, stres dan perokok berat (Mangunprasodjo, 2004).
Banyak cara digunakan untuk menurunkan kadar kolesterol total yaitu dengan cara
berolah raga, menjaga pola makan yang sehat dan pengobatan tradisional.
Pengobatan tradisional dilakukan dengan menggunakan tanaman obat.
Penggunaan tanaman obat sudah dikenal dan digunakan oleh nenek moyang kita.
Sebagian besar dari tanaman obat yang digunakan masyarakat sekarang ini adalah
warisan turun temurun dari nenek moyang yang kemudian dikenal sebagai obat
tradisional. Obat tradisional adalah bahan atau ramuan yang berupa bahan tumbuhan,
hewan, mineral, campuran bahan-bahan tersebut yang digunakan secara turuntemurun untuk pengobatan berdasarkan pengalaman dan khasiat yang diperoleh (UU
RI No. 23/ 1992). Pengobatan tradisional dipilih karena obat tradisional berasal dari
tanaman obat dengan kandungan kimia yang alami bukan sintetik (buatan), tidak
memiliki efek samping dalam tubuh, dan tanaman obat yang digunakan lebih mudah
3
diperoleh dengan harga yang cukup murah. Sehingga banyak penelitian terhadap obat
tradisional yang telah dilakukan.
Beberapa penelitian tanaman obat tadisional yang telah dilakukan antara lain
penelitian yang dilakukan oleh Ratni (2013), gedi (Abelmoschus manihot)
menunjukan efek hipolipidemik yang dapat menurunkan kadar kolesterol pada tikus
putih jantan galur Wistar dengan kandungan senyawa flavonoid dan steroid pada
gedi. Utariningsih (2007) menentukan dekok rambut jagung (Zea mays) efektif
menurunkan kadar kolesterol tikus, penurunan kadar kolesterol tikus ini
menggunakan senyawa  -sitosterol yang terkandung dalam rambut jagung. Menurut
para ahli peneliti herbal, jintan hitam (Nigella sativa) berperan dalam menurunkan
kelebihan kolesterol dalam darah dengan zat aktif thymoquinone, omega 9, omega 3,
omega 6, saponin dan fitosterol (Edi Junaedi, 2011). Subekti (2006) mengunakan
daun katuk (Sauropus adrogynus L. merr) untuk menghasilkan produk puyuh Jepang
rendah kolesterol. Daun katuk mengandung senyawa fitosterol yang dapat
menurunkan kolesterol pada produk puyuh Jepang. Wahyuni (2013), mengunakan
ekstrak n-heksana daging buah delima putih (Punica granatum) yang dapat
menurunkan kadar kolesterol darah pada tikus putih (Rattus norvegicus L.) dengan
kandungan fitosterol pada daging buah delima putih. Bedasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Jannah, et., al. (2013), pada ekstrak buah buncis (Phaseolus vulgaris
L.) mengandung senyawa fitosterol. Fitosterol merupakan sterol alami yang
mengandung minimum 70%
-sitosterol.
Menurut Bonsdoff-Nikander (2005),
senyawa fitosterol dapat menurunkan kolesterol melalui kompetisi antara kolesterol
4
dan fitosterol dalam campuran misel, serta dengan cara mengikat kolesterol dalam
saluran pencernaan. Belum ada penelitian tentang uji efektivitas buah buncis dalam
menurunkan kadar kolesterol, sehingga dilakukan penelitian untuk mengetahui
kemampuan ekstrak etanol buah buncis sebagai anti-kolesterol melalui penurunan
kolesterol total, Low Density Lipoprotein (LDL) serta peningkatan High Density
Lipoprotein (HDL) pada tikus Wistar diet tinggi lemak. Pemilihan etanol sebagai
pelarut untuk ekstraksi mengacu pada Depkes RI (2000) bahwa pelarut yang
diperbolehkan untuk pengembangan obat dari bahan alam adalah air, etanol atau
campuran air dan etanol.
I.2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang permasalahan yang telah diuraikan diatas, maka
permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Apakah senyawa fitosterol terkandung dalam ekstrak etanol buah buncis?
2.
Apakah pemberian ekstrak etanol buah buncis dapat menurunan kadar
kolesterol total pada tikus Wistar diet tinggi lemak?
3.
Apakah pemberian ekstrak etanol buah buncis dapat menurunkan kadar LDL
pada tikus Wistar diet tinggi lemak?
4.
Apakah pemberian ekstrak etanol buah buncis dapat meningkatkan kadar
HDL pada tikus Wistar diet tinggi lemak?
I.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam
penelitian ini adalah:
5
1.
Mengetahui adanya komponen senyawa fitosterol yang terkandung dalam
ekstrak etanol buah buncis.
2.
Mengetahui kemampuan ekstrak etanol buah buncis dalam menurunkan kadar
kolesterol total pada tikus Wistar diet tinggi lemak.
3.
Mengetahui kemampuan ekstrak etanol buah buncis dalam menurunkan kadar
LDL pada tikus Wistar diet tinggi lemak.
4.
Mengetahui kemampuan ekstrak etanol buah buncis dalam meningkatkann
kadar HDL pada tikus Wistar diet tinggi lemak.
I.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang manfaat buah buncis
dalam menurunkan kadar kolesterol total, LDL dan meningkatkan kadar HDL.
Download