jurusan manajemen fakultas ekonomi dan ilmu

advertisement
ANALISIS DAMPAK PENGUMUMAN RIGHT ISSUE DAN
ASIMETRI INFORMASI TERHADAP COST OF EQUITY
CAPITAL
(Studi Empiris Perusahaan yang mengumumkan right issue
di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2002-2006)
Oleh:
KUSRINI
NIM:104081002541
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2008M/1429H
Analisis Dampak Pengumuman Right Issue dan Asimetri
Informasi terhadap Cost of Equity Capital
(Studi Empiris Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia Tahun 2002-2006)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Kusrini
NIM : 104081002541
Dibawah bimbingan
Pembimbing I
Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM
Nip 150 317 955
Pembimbing II
Titi Dewi Warninda, SE, MSi
Nip 150 368 746
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 H /2008 M
Hari ini Senin, Tanggal 24 November Dua Ribu Delapan telah dilakukan Ujian
Komprehensif atas nama Kusrini NIM 104081002541 dengan judul skripsi
“Analisis Dampak Pengumuman Right Issue dan Asimetri Informasi terhadap
Cost of Equity Capital” (Studi Empiris Perusahaan Go Public di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2002-2006). Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut
selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Jakarta, 24 November 2008
Tim Penguji Ujian Komprehensif
Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM
Ketua
Indo Yama Nasarudin, SE, MAB
Sekretaris
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS
Penguji ahli
Analisis Dampak Pengumuman Right Issue dan Asimetri
Informasi terhadap Cost of Equity Capital
(Studi Empiris Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia Tahun 2002-2006)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Kusrini
NIM : 104081002541
Dibawah bimbingan:
Pembimbing I
Pembimbing II
Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM
NIP. 150 317 955
Titi Dewi Warninda, SE, MSi
NIP. 150 368 746
Penguji Ahli
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS
NIP. 131 474 891
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 H /2008 M
DAFTAR ISI
Abstract ……………………………………………………………………… i
Abstrak ………………………………………………………………………. ii
Daftar Riwayat Hidup ………………………………………………………. iii
Kata Pengantar ……………………………………………………………… iv
Daftar Isi …………………………………………………………………….. vii
Daftar Tabel …………………………………………………………………. x
Daftar Gambar ………………………………………………………………. xi
Daftar Lampiran …………………………………………………………….. xii
Bab. I
Pendahuluan
A. Latar Belakang Penelitian ……………………………………… 1
1. Identifikasi Masalah ………………………………………...
9
2. Pembatasan Masalah ……………………………………….. 10
B. Perumusan Masalah ……………………………………………. 10
C. Tujuan dan Manfaat ……………………………………………. 11
Bab. II Tinjauan Pustaka
A. Pengertian Pasar Modal di Indonesia …………………………… 13
B. Pengertian Studi Peristiwa (Event Study) ………………………. 13
C. Pengertian Right Issue ………………………………………….. 14
1. Dampak atas Right Issue ……………………………………. 17
2. Return Saham ……………………………………………….. 20
3. Abnormal Return …………………………………………. .. 21
D. Asimetri Informasi ……………………………………………... 23
E. Hubungan Pengumuman Right Issue dan Asimetri Informasi …. 25
F. Pengertian Cost of Equity Capital ……………………………… 27
G. Penelitian Terdahulu ……………………………………………. 30
H. Kerangka Pemikiran ……………………………………………. 32
I. Hipotesis Penelitian …………………………………………….. 36
Bab. III Metodologi Penelitian
A. Ruang Lingkup Penelitian ……………………………………… 37
B. Metode Penentuan Sampel ……………………………………. 37
C. Metode Pengumpulan Data …………………………………… 40
D. Metode Analisis Data …………………………………………. 41
1. Uji Normalitas …………………………………………….
42
2. Uji Paired Sample T-Test …………………………………
43
3. Uji Wilcoxon Sign Rank Test ……………………………..
44
4. Analisis Pengaruh Pengumuman Right Issue dan Asimetri
Informasi Terhadap cost of Equity Capital
a. Uji Normalitas ………………………………………..
51
b. Uji Asumsi Autokorelasi ……………………………..
53
c. Uji Asumsi Multikolinieritas …………………………
54
d. Uji Heteroskedastisitas ……………………………….
55
e. Uji Signifikansi ………………………………………
55
1). Uji T ………………………………………………
55
2
2). Uji Koefisien Determinasi (R ) …………………..
56
3). Uji F ………………………………………………
57
E. Operasional Variabel Penelitian ……………………………… 58
Bab. IV Hasil dan Pembahasan
A. Sejarah Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia ……………………
59
2. Stuktur Organisasi ………………………………………..
62
B. Hasil dan Pembahasan
1. Analisis Deskriptif Data
a. Abnormal return ……………………………………….
62
b. Bid Ask Spread …………………………………………
67
c. Cost of Equity Capital …………………………………
71
2. Analisis Perbedaan Abnormal Return Sebelum dan Setelah
Pengumuman Right Issue ………………………………..
75
3. Analisis Perbedaan Bid Ask Spread Sebelum dan Setelah
Pengumuman Right Issue …………………………….…..
77
4. Analisis Perbedaan Cost of Equity Capital Sebelum dan Setelah
Pengumuman Right Issue …………………………….…..
79
5. Analisis Pengaruh Pengumuman Right Issue dan Asimetri
Informasi Terhadap Cost of Equity Capital
a.
Uji Normalitas Data ……………………………….…. 81
b.
Uji Asumsi Klasik
1). Uji Multikolonieritas ……………………….……
83
2). Uji Autokorelasi ……………………………….…
84
3). Uji Heteroskedastisitas ………………………..….
85
c.
Uji Koefisien Determinasi (R2) ……………………....
86
d.
Uji Signifikansi Parsial (Uji T) …………………. …..
87
e.
Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ………………….....
88
f.
Analisis Regresi Berganda dan Interpretasi ………….
89
Bab. V Kesimpulan dan Implikasi
A. Kesimpulan ………………………………………………..…
92
B. Implikasi …………………………………………………..…
94
Daftar Pustaka …………………………………………………………….
95
Lampiran
DAFTAR TABEL
Nomor
Keterangan
Hal
3.1
Sampel Perusahaan yang Melakukan Right Issue Tahun 2002-2006 39
4.1
Deskriptif abnormal return sebelum dan sesudah right issue
63
4.2
Deskriptif bid ask spread sebelum dan sesudah right issue
67
4.3
Deskriptif cost of equity capital sebelum dan sesudah right issue
72
4.4
Rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah right issue
76
4.5
Rata-rata spread sebelum dan sesudah right issue
78
4.6
Rata-rata cost of equity capital sebelum dan sesudah right issue
80
4.7
Hasil Uji Multikolonieritas
83
4.8
Coeficient Correlation (a)
84
4.9
Hasil Uji Autokorelasi
85
4.10
Coeficient (a)
87
4.11
Anova (b)
88
4.12
Coefisient (a)
89
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Keterangan
Hal
2.1
Kerangka Pemikiran Penelitian 1
34
2.2
Kerangka Pemikiran Penelitian 2
35
3.1
Kriteria Uji Autokorelasi
54
4.1
Stuktur Organisasi Bursa Efek Indonesia
62
4.2
Hasil Uji Autokorelasi
82
4.3
Scatterplot
86
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Keterangan
Hal
1
Perhitungan rata-rata abnormal return
98
2.
Perhitungan rata-rata bid ask spread
100
3.
Perhitungan rata-rata cost of equity capital
102
4.
Hasil Output SPSS Uji wilcoxon abnormal return tahun 2002
104
5.
Hasil Output SPSS Uji wilcoxon abnormal return tahun 2003
105
6.
Hasil Output SPSS Uji wilcoxon abnormal return tahun 2004
106
7.
Hasil Output SPSS Uji wilcoxon abnormal return tahun 2005
107
8.
Hasil Output SPSS Uji wilcoxon abnormal return tahun 2006
108
9.
Hasil Output SPSS Uji wilcoxon bid ask spread tahun 2002
110
10.
Hasil Output SPSS Uji wilcoxon bid ask spread tahun 2003
111
11.
Hasil Output SPSS Uji wilcoxon bid ask spread tahun 2004
112
12.
Hasil Output SPSS Uji wilcoxon bid ask spread tahun 2005
113
13.
Hasil Output SPSS Uji wilcoxon bid ask spread tahun 2006
114
14.
Hasil Output SPSS cost of equity capital tahun 2002
116
15.
Hasil Output SPSS cost of equity capital tahun 2003
117
16.
Hasil Output SPSS cost of equity capital tahun 2004
118
17.
Hasil Output SPSS cost of equity capital tahun 2005
119
18.
Hasil Output SPSS cost of equity capital tahun 2006
120
19.
Hasil Output SPSS Kolmogorov smirnov Z
122
20.
Hasil Output SPSS regresi berganda
122
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Salah satu fungsi manajemen keuangan perusahaan selain menggunakan
dana (allocation of fund) adalah mencari pendanaan (raising of fund). Banyak
sumber dana yang dapat dimanfaatkan untuk membiayai suatu investasi.
Berdasarkan pecking order theory yang dikemukakan oleh Gordon Donaldson
pada tahun 1961 bahwa perusahaan mempunyai urutan dalam melakukan
pembiayaan yang dimulai dengan urutan laba ditahan, hutang kepada pihak
ketiga baik dengan loan atau menjual obligasi dan terakhir dengan
mengeluarkan saham baru (Manurung, 2004:23).
Pada umumnya perusahaan akan memanfaatkan dana yang dimiliki
terlebih dahulu yaitu berupa laba ditahan. Apabila sumber internal tidak bisa
memenuhi kebutuhan perusahaan terutama untuk membiayai proyek–proyek
yang memerlukan dana besar, maka perusahaan akan mencari atau
memanfaatkan sumber – sumber dana lain dari perusahaan.
Salah satu alternatif bagi perusahaan untuk mendapatkan dana adalah
dengan menawarkan saham pada investor melalui pasar modal. Pasar modal
merupakan sarana penyaluran dana dari pemodal (pihak yang kelebihan dana)
kepada perusahaan (pihak kekurangan dana) secara efisien. Tanpa ada pasar
modal maka akses ke sumber dana yang tersedia secara efisien akan
berkurang. Akibatnya, perusahaan akan menanggung biaya modal yang lebih
tinggi, atau bahkan mengurangi kegiatan usahanya, yang pada akhirnya akan
menyebabkan perekonomian nasional terganggu.
Kegiatan perusahaan menawarkan saham untuk pertama kali di pasar
modal dikenal dengan penawaran umum perdana (initial public offering).
Dengan penawaran perdana ini, perusahaan akan mendapatkan dana segar
untuk membiayai proyek.
Perusahaan yang telah menawarkan sahamnya kepada masyarakat (go
public) bisa memperoleh tambahan dana dengan berbagai cara. Apabila
sumber internal maupun pinjaman tidak lagi menguntungkan, perusahaan
dapat melakukan penawaran saham lagi kepada investor, baik penawaran
umum (right offerring), maupun penawaran terbatas (right issue). Pada
penawaran umum (right offerring), saham ditawarkan kepada para investor
secara keseluruhan. Sedangkan penawaran umum terbatas (right issue)
ditawarkan kepada pemegang saham lama. Penawaran umum terbatas (right
issue) ini merupakan salah satu cara yang ditempuh untuk memperoleh dana.
Berkaitan dengan penerbitan saham baru tersebut, seorang pemegang
saham memiliki hak melekat untuk mempertahankan proporsi kepemilikannya
di perusahaan yang disebut hak preemptive (preemptive right). Artinya bahwa
sebuah perusahaan yang menerbitkan saham baru, maka saham tersebut harus
ditawarkan pertama–tama kepada pemegang saham yang ada. Apabila
pemegang saham lama tidak bermaksud menggunakan haknya (membeli
saham), maka bukti right dapat diperjualbelikan di bursa (Dermawan Sjahrial,
2006:22).
Terdapat dua alasan bagi perusahaan untuk melakukan right issue yaitu
pertama, dapat menghemat biaya emisi dan juga untuk menambah jumlah
lembar saham yang diperdagangkan. Umumnya diharapkan penambahan
jumlah lembar saham di bursa akan meningkatkan frekuensi perdagangan
saham tersebut (istilahnya adalah meningkatkan likuiditas saham (Suad
Husnan, 2001:445).
Keputusan manajemen untuk melaksanakan right issue umumnya karena
dalam perkembangan perusahaan membutuhkan dana eksternal untuk
membiayai berbagai langkah strategis yang diperlukan guna menghadapi
kompetisi usaha yang semakin ketat. Dana terhimpun melalui pelaksanaan
right issue dapat pula digunakan oleh perusahaan untuk membiayai berbagai
investasi bila internal financing sudah tidak memadai sebagai sumber
pembiayaan. Oleh karena itu, perusahaan memerlukan eksternal financing
sebagai sumber pembiayaan bagi investasi dimana salah satu alternatifnya
adalah right issue (Surjadi, 2006:4).
Pendanaan melalui right issue memberikan reaksi ganda bagi fluktuasi
harga saham. Pertama, harga saham juga akan berfluktuasi setelah diumumkan
right issue. Kedua, harga saham juga akan berfluktuasi setelah masa berlaku
penawaran (cum date) atau pada saat penawaran tidak berlaku lagi (exdate).
Ini terjadi karena ada dua tipe investor yaitu investor aktif dan investor pasif.
Pada saat pertama kalinya direlease informasi akan diadakan RULBPS dengan
agenda rencana right issue (hal ini berarti tanggal saat pertama
dipublikasikannya di media masa sebagai undangan bagi pemegang saham
untuk menghadiri RUBLPS). Maka inilah saat pertama kali investor yang aktif
mencari informasi (well informed) menangkap akan adanya right issue.
Sedang pada saat tanggal exright adalah saat pertama kali investor yang masih
menunggu informasi (unwell informed) menangkap informasi (Masruroh:2000
dalam Husnul Khotimah, 2006:2).
Pada dasarnya para investor mengandalkan diri pada informasi yang
disediakan oleh perusahaan–perusahan yang menerbitkan sekuritas (Suad
Husnan, 1994:4). Informasi yang dimiliki investor dapat diperoleh dari
informasi yang tersedia di publik atau diumumkan kepada publik, maupun
informasi yang didapat secara pribadi. Informasi tersebut akan memiliki
makna atau nilai bagi investor jika keberadaan informasi tersebut
menyebabkannya melakukan transaksi di pasar modal, yang tercermin melalui
perubahan harga saham dan volume perdagangan saham (Alim, 2004:180).
Perkembangan harga saham di pasar modal merupakan suatu indikator
penting untuk mempelajari perilaku investor. Investor yang melakukan
transaksi di pasar modal akan mendasarkan keputusan pada berbagai informasi
yang dimilikinya. Jika pasar bereaksi dengan cepat dan akurat untuk mencapai
harga keseimbangan baru yang sepenuhnya mencerminkan informasi yang
tersedia, maka kondisi pasar seperti ini disebut pasar efisien. Secara formal
pasar modal yang efisien dapat didefinisikan sebagai pasar yang harga
sekuritasnya telah mencerminkan semua informasi yang relevan (Suad
Husnan, 2001:264).
Perilaku investor terkait dengan adanya asimetri informasi diantara
partisipan di pasar modal. Asimetri informasi muncul ketika manajer lebih
mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan
datang dibandingkan pemegang saham dan stakeholder lainnya. Ketika
terdapat asimetri informasi, manajer dapat memberikan sinyal mengenai
kondisi perusahaan kepada investor guna memaksimalisasi nilai saham
perusahaan.
Sinyal
tersebut
dapat dilakukan melalui
pengungkapan
(disclosure) informasi akuntansi (Alim, 2004:180).
Aktivitas yang dilakukan investor di pasar modal ditentukan oleh
informasi yang mereka peroleh baik secara langsung (laporan publik) maupun
tidak langsung (insider trading). Oleh karena pelaku pasar modal mempunyai
kemampuan yang terbatas terhadap persepsi masa yang akan datang, maka
timbul adanya asimetri informasi yang menimbulkan masalah adverse
selection yang mendorong investor untuk menutupi kerugian dari pedagang
terinformasi (informed trader) dengan meningkatkan spread-nya.
Penerbitan sejumlah pasar baru ke pasar akan menekan harga saham. Jika
jumlah saham baru yang diterbitkan sangat besar, tekanan harga ini tidak akan
memungkinkan investor mencetak uang. Kepercayaan terhadap tekanan harga
ini memberi implikasi bahwa saham baru akan menekan harga saham di
bawah nilai sebenarnya.
Jika harga saham jatuh karena meningkatnya penawaran, maka saham itu
akan menawarkan tingkat pengembalian hasil (return) yang lebih tinggi
ketimbang saham lain, dan investor akan tertarik untuk melakukannya. (Prima
Yusi, 2002:73). Tingkat pengembalian hasil (return) yang dimaksud disini
adalah cost of equity capital.
Harga saham yang menurun mengindikasikan bahwa saham tersebut tidak
aktif diperdagangkan. Apabila suatu saham tidak aktif diperdagangkan, maka
dealer akan lama menyimpan saham tersebut sebelum diperdagangkan. Hal ini
akan mengakibatkan meningkatnya biaya kepemilikan dan pada akhirnya
meningkatkan tingkat bid ask spread. Hal ini didukung oleh penelitian Abdul
Halim dan Nasuhi Hidayat (2000) dan Mukhlis Arif Harahap (2002) dalam
(Nany, 2004:24) yang menunjukkan bahwa return saham berpengaruh negatif
terhadap bid ask spread.
Return saham suatu perusahaan memiliki hubungan yang positif dengan
abnormal returnnya. Hal ini didasarkan pada salah satu rumus yang digunakan
menjelaskan mengenai abnormal return saham diperoleh dari selisih return
saham dengan expected return saham. Sehingga dapat ditarik kesimpulan
bahwa harga saham perusahaan yang melakukan right issue akan terkoreksi
nilainya menjadi lebih rendah dari harga pasar dikarenakan meningkatnya
penawaran akan mengakibatkan meningkatnya bid ask spread perusahaan
walaupun tingkat pengembalian hasil (expected return) akan meningkat
sehingga investor akan tertarik untuk menginvestasikan modalnya karena
tawaran tingkat pengembalian hasil (expected return) yang tinggi.
Beberapa penelitian yang berkaitan diantaranya adalah pengaruh publikasi
right issue terhadap abnormal return saham di Bursa Efek Jakarta yang
dilakukan oleh Taufiq (2002) dengan menggunakan metode paired sample ttest hasilnya menunjukkan bahwa publikasi right issue tidak mempunyai
perbedaan terhadap variabilitas tingkat keuntungan. Rendahnya variabilitas
tingkat keuntungan menyebabkan abnormal return tidak berbeda secara nyata
dengan abnormal return sebelum dan sesudah publikasi.
Diamond dan Verrechia (1991) dalam Komalasari dan Baridwan (2001)
menguraikan bahwa jika harga sekuritas pada tanggal t lebih tinggi (cost of
capital-nya lebih rendah) karena adanya pengungkapan informasi privat maka
pasar akan menjadi likuid pada tanggal t+1. Hal ini menyebabkan pedagang
besar mengambil posisi yang lebih besar pada tanggal t dengan harga tertentu.
Peningkatan permintaan ini menyebabkan harga saham meningkat pada
tanggal t, sehingga cost of capital-nya menurun.
Pengungkapan pengumuman right issue yang dilakukan menyebabkan
jumlah informasi yang dinyatakan oleh suatu perdagangan besar akan
berkurang sehingga mengurangi dampak kerugian harga. Akibatnya, investor
berkeinginan untuk mengambil posisi yang lebih besar dalam saham
perusahaan tertentu dibandingkan saham lain. Hal ini akan meningkatkan
permintaan terhadap sekuritas perusahaan tersebut dan meningkatkan harga
saham perusahaan, sehingga cost of equity capital-nya akan menurun.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Mohammad Nizarul Alim dan
Andrik C.K (2004) dengan menggunakan metode paired sample t-test yang
meneliti mengenai right issue dan asimetri informasi menunjukkan bahwa
informasi pengumuman right issue telah menyebabkan perubahan bid-ask
spread yang signifikan untuk perbedaan sebelum dan sesudah pengumuman
right issue. Sedangkan perubahan antara periode sebelum dan pada saat
pengumuman, serta periode pada saat dan sesudah pengumuman right issue,
menunjukkan hasil yang tidak signifikan.
Penelitian yang dilakukan oleh Puput Tri Komalasari dan Zaki Baridwan
(2001) mengenai pengaruh informasi asimetri yang diukur dengan spread,
terhadap cost of equity capital. Hasil dari pengujian tersebut menunjukkan
bahwa terdapat hubungan positif antara informasi asimetri dengan cost of
equity capital, yang berarti semakin kecil informasi asimetri yang terjadi
diantara partisipan pasar modal, maka semakin besar ukuran perusahaan, maka
semakin kecil cost of equity capital yang ditanggung oleh perusahaan.
Penelitian Puput Tri Komalasari dan Zaki Baridwan (2001) senada dengan
hasil dari penelitian oleh Aida Ainul Mardiyah (2001) mengenai pengaruh
informasi asimetri dan disclosure terhadap cost of capital dengan
menggunakan 72 sampel perusahaan yang didasarkan dengan metode
stratified random sampling. Hasil dari pengujian tersebut menunjukkan bahwa
terdapat hubungan positif antara informasi asimetri dengan cost of equity
capital, hal ini berarti semakin kecil informasi asimetri yang terjadi diantara
partisipan pasar modal, maka semakin kecil cost of equity capital yang
ditanggung oleh perusahaan serta mempunyai hubungan yang positif antara
size perusahaan dengan disclosure.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mohammad Alim Alim dan
Andrik C.K mengenai “Right Issue dan Informasi Asimetri” yang
mengkaitkan dengan penelitian Puput Tri Komalasari dan Zaki Baridwan
(2001) disebutkan bahwa informasi asimetri dapat mempengaruhi cost of
equity capital. Sehingga disarankan untuk penelitian selanjutnya untuk
menguji pengaruh informasi asimetri terhadap cost of equity capital dari
adanya pengumuman right issue.
Oleh karena itu, Penyusun meneliti mengenai “Pengaruh Pengumuman
Right issue dan Asimetri Informasi terhadap Cost of Equity Capital”.
Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan-perusahaan yang terdaftar di
BEI yang mengumumkan right issue dalam periode waktu 2002-2006.
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka identifikasi masalah dalam
penelitian ini adalah :
a. Harga saham akan berfluktuasi setelah diumumkan right issue.
b. Suatu perusahaan yang melakukan kegiatan corporate action seperti
right issue dan stockspilt didalam pasar modal membutuhkan informasi
yang merupakan salah satu komponen terpenting bagi para investor
untuk mengambil keputusan dalam berinvestasi.
c. Dengan perusahaan melakukan right issue akan menyebabkan harga
saham terkoreksi atau mengalami penurunan atau kenaikan harga saham.
Sehingga akan mempengaruhi besarnya cost of equity capital atau
tingkat ekspektasi saham yang dimiliki oleh investor.
2. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka pembatasan masalah dalam
penelitian ini adalah:
a. Observasi dilakukan pada perusahaan go public yang melakukan
penerbitan right issue di Bursa Efek Indonesia pada kurun waktu 5
tahun.
b. Pengamatan harga saham dilakukan dari t = -5 sebelum pengumuman
yang dianggap sebagai keadaan normal. Kemudian pengamatan
dilanjutkan sampai t = +5 setelah pengumuman, dimana t = 0 merupakan
waktu ketika right issue diumumkan.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, maka permasalahan
yang akan dibahas adalah sebagai berikut:
1. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara abnormal return
sebelum dan sesudah pengumuman right issue?
2. Apakah terdapat perbedaan bid ask spread yang signifikan sebelum dan
sesudah pengumuman right issue?
3. Apakah terdapat perbedaan cost of equity capital yang signifikan sebelum
dan sesudah pengumuman right issue?
4. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan abnormal return dan bid ask
spread terhadap cost of equity capital?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang akan dimaksud adalah:
a. Untuk menganalisis apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara
abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman right issue.
b. Untuk menganalisis apakah terdapat perbedaan yang signifikan bid ask
spread sebelum dan sesudah pengumuman right issue.
c. Untuk menganalisis apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara
cost of equity capital sebelum dan sesudah pengumuman right issue.
d. Terdapat pengaruh yang signifikan abnormal return dan bid ask
spread terhadap cost of equity capital.
3. Manfaat Penelitian
a. Bagi Penulis
Memperluas informasi serta wawasan mengenai pasar modal di
Indonesia terutama mengenai right issue.
a. Bagi Akademisi
Dapat menambah khasanah pustaka bagi ilmu pengetahuan
khususnya manajemen keuangan dan pasar modal.
b. Bagi Investor
Penelitian ini akan memberikan gambaran bagaimana kinerja
perusahaan yang melaksanakan right issue dengan memperhatikan
return yang terjadi di sekitar tanggal efektif. Sehingga investor
mampu berpikir rasional atas investasinya dalam saham emiten yang
melakukan right issue.
c. Bagi Emiten
Penelitian ini diharapkan mampu memberi semacam pedoman agar
emiten dapat lebih baik mempersiapkan kondisi perusahaan
khususnya yang berkaitan dengan kinerja perusahaan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Pasar Modal di Indonesia
Pasar modal dalam pengertian sempit adalah suatu tempat dalam
pengertian fisik yang terorganisasi dengan efek-efek yang diperdagangkan
yang disebut bursa efek. Bursa efek (stock exchange) adalah suatu sistem
terorganisasi yang mempertemukan penjual dan pembeli efek yang dilakukan
baik langsung maupun tidak langsung. Efek adalah setiap surat berharga yang
diterbitkan perusahaan, misalnya surat pengakuan hutang, commercial paper,
saham, obligasi, tanda bukti hutang, right issue, dan warran (Rodoni,
2006:158).
Secara formal pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk
berbagai instrumen keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang bisa
diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang
diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.
(Husnan, 2001:3).
B. Pengertian Studi Peristiwa (Event Study)
Studi peristiwa (event study) merupakan studi yang mempelajari reaksi
pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan
sebagai suatu pengumuman. Event study dapat digunakan untuk menguji
kandungan informasi (information content) dari suatu pengumuman dan dapat
juga digunakan untuk menguji efisiensi pasar bentuk setengah kuat. Pengujian
kandungan informasi dan pengujian efisiensi pasar bentuk setengah kuat
merupakan dua pengujian yang berbeda.
Pengujian kandungan informasi dimaksudkan untuk melihat reaksi dari
suatu pengumuman. Jika pengumuman mengandung informasi (information
content), maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman
tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya
perubahan harga dari sekuritas yang bersangkutan. Reaksi ini dapat diukur
dengan menggunakan return sebagai nilai perubahan harga atau dengan
menggunakan abnormal return. Jika digunakan abnormal return, maka dapat
dikatakan bahwa suatu pengumuman yang mempunyai kandungan informasi
akan memberikan abnormal return kepada pasar.
C. Pengertian Right Issue
Istilah right issue di Indonesia dikenal dengan hak memesan efek
terdahulu, right issue mengeluarkan pengeluaran saham baru dalam rangka
penambahan modal perusahaan, namun terlebih dahulu ditawarkan kepada
pemegang saham saat ini (existing shareholder).
Right issue pada hakikatnya merupakan hak memesan terlebih dahulu yang
diberikan kepada investor saat ini untuk membeli saham baru yang
dikeluarkan emiten dalam rangka menghimpun dana segar. Dana tersebut
antara lain digunakan untuk pendanaan ekspansi usaha atau untuk memperkuat
struktur permodalan (Abdul halim, 2005:100). Karena bersifat hak dan bukan
kewajiban, maka pemegang saham yang tidak ingin melaksanakan haknya
pemegang saham dapat menjual haknya tersebut. Dengan demikian terjadilah
perdagangan atas right.
Pada pengertian right issue, berikut akan diuraikan beberapa pendapat
mengenai right issue:
1. Menurut Dahlan Siamat, right adalah hak yang diberikan kepada
pemegang saham lama untuk membeli tambahan saham baru yang
diterbitkan oleh suatu perusahaan.
2. Menurut Prof. Dr. Ahmad Rodoni, right issue merupakan hak bagi
pemodal membeli saham baru yang dikeluarkan emiten. Karena
merupakan hak, maka investor tidak terikat untuk membelinya.
3. Berdasarkan kamus lengkap bisnis, right issue (penerbitan saham
tambahan bagi pemegang saham lama), penjualan saham tambahan saham
(share) oleh perusahaan joint saham (joint stock company) pada pemegang
saham (shareholder) yang ada pada harga yang sedikit dibawah harga
pasar yang berlaku. Hak ini diberikan kepada pemegang saham yang ada
sesuai dengan proporsi kepemilikan saham mereka dan pemegang saham
dapat menjual haknya jika mereka tidak ingin mendapatkan saham
tambahan.
4. Menurut James C. Van Horne dan John M. Wachowizs (2007) right issue
adalah penjualan sekuritas baru dimana pemegang saham lama diberikan
keutamaan dalam pembelian sekuritas ini hingga sejumlah saham biasa
yang yang memiliki dan disebut juga right offering.
Right issue adalah upaya yang dilakukan oleh emiten untuk menghemat
biaya emisi dan untuk menambah jumlah saham yang beredar. Umumnya
diharapkan penambahan saham yang beredar di pasar akan meningkatkan
frekuensi perdagangan saham tersebut atau dengan kata lain untuk
meningkatkan likuiditas saham. Tujuan perusahaan melakukan right issue
adalah untuk menambah modal perusahaan, perluasan investasi atau untuk
pembayaran utang. Right issue merupakan hak bagi pemegang saham lama
untuk membeli saham baru yang dikeluarkan oleh emiten, biasanya
ditawarkan dengan harga yang lebih rendah dari harga pasar (Baridwan dan
Budiarto, 1999:92).
Harga saham perusahaan setelah emisi secara teoritis akan mengalami
penurunan. Hal tersebut wajar terjadi karena harga pelaksanaan lebih rendah
dari harga pasar. Apabila harga saham baru ditawarkan dengan harga yang
sama dengan harga saham lama, maka para pemodal mungkin akan berpikir
“untuk apa membeli saham baru di pasar perdana kalau dapat membeli saham
yang sama dengan harga yang sama pula di pasar sekunder?”. Karena itulah
harga saham baru akan lebih rendah dari harga saham lama (Suad Husnan,
2001:443).
Penerbitan sejumlah pasar baru ke pasar, secara temporer akan menekan
harga saham. Jika jumlah saham baru yang diterbitkan sangat besar, tekanan
harga ini tidak akan memungkinkan investor mencetak uang. Kepercayaan
terhadap tekanan harga ini memberi implikasi bahwa saham baru akan
menekan harga saham secara temporer di bawah nilai sebenarnya.
Jika harga saham jatuh karena meningkatnya penawaran, maka saham itu
akan menawarkan tingkat pengembalian hasil (return) yang lebih tinggi
ketimbang saham lain, dan investor akan tertarik untuk melakukannya. (Prima
Yusi, 2002:73).
Diamond dan Verrechia (1991) dalam Komalasari dan Baridwan (2001)
menguraikan bahwa jika harga sekuritas pada tanggal t lebih tinggi (cost of
capital-nya lebih rendah) karena adanya pengungkapan informasi privat maka
pasar akan menjadi likuid pada tanggal t+1. Hal ini menyebabkan pedagang
besar mengambil posisi yang lebih besar pada tanggal t dengan harga tertentu.
Peningkatan permintaan ini menyebabkan harga saham meningkat pada
tanggal t, sehingga cost of capital-nya menurun.
1. Dampak atas Right Issue
Dengan adanya right issue, maka jumlah saham yang beredar akan
bertambah. Konsekuensi penambahan saham akibat kebijakan penerbitan right
issue ini mempengaruhi kepemilikan pemegang saham lama apabila tidak
melakukan konversi right-nya. Pemegang saham lama ini akan mengalami apa
yang dikenal dengan istilah dilusi (dilution) yaitu penurunan persentase
kepemilikan saham. right issue tersebut. Harga saham perusahaan setelah
emisi right secara teoritis akan mengalami penurunan. Umumnya harga saham
akan terkoreksi dengan adanya right issue. Untuk mengukur berapa besar
koreksi yang timbul harus memperhatikan informasi waktu, harga, dan rasio
penerbitan pelaksanaan emisi right selalu lebih rendah daripada harga pasar.
Jadi, kapitalisasi pasar saham tersebut akan naik dalam persentase yang lebih
kecil daripada naiknya persentase jumlah saham yang beredar.
a. Jumlah right yang diperlukan untuk membeli selembar saham
Misalnya PT. XYZ memiliki modal ditempatkan dan disetor penuh
(outstanding stock) 100juta lembar. Nilai nominal Rp. 1000,-/lembar, harga
saham dipasar Rp. 500,- dana masyarakat yang diinginkan melalui right issue
adalah 50M. Harga penawaran saham baru (subscription price) dalam right
issue Rp. 4000,-/lembar.
Jumlah saham baru = Jumlah dana
= 50 M = 12,5 M
Harga penawaran
4000
Jumlah right
= Jumlah saham lama = 100 M = 8
Jumlah saham baru
12,5 M
Jadi pemegang saham menyerahkan 8 right dan uang Rp.
4000/lembar. Dengan perbandingan saham lama : saham baru adalah 8 : 1.
b. Nilai Right
Harga penawaran yang ditetapkan dalam suatu right issue lebih rendah
dari harga saham saat ini. Karena saham tersebut diberikan dengan discount
kepada pemegang saham. Jika investor tidak menggunakan exercise rightnya
maka dapat menjualnya pada investor lain dengan nilai right tersebut. Tujuan
diberikan discount adalah memberikan perlindungan terhadap kemungkinan
jatuhnya harga saham.
Nilai pasar baru = Total nilai pasar lama + tambahan dana
Jumlah saham lama + jumlah saham baru
Nilai pasar baru merupakan harga teoritis setelah diperdagangkan tanpa
memperoleh right atau pada saat dan setelah saham memasuki tanggal exright.
Harga teoritis = Px =
(axP0 ) + (bxPs )
(a + b )
Dimana :
P0 = harga pada saat right (cum right price)
Ps = harga penawaran saham baru (subscription price)
Px
= harga teoritis saham (theoritical exright price)
a : b = rasio saham lama : saham baru
Misalnya PT. XYZ yang melakukan penawaran umum terbatas (right
issue) dengan perbandingan 8 : 1 dengan harga Rp. 4.000,-. Harga pasar pada
penutupan
tanggal cum right adalah Rp. 4.400,- perlembar. Berapa harga
teoritis saham pada ex right?
Harga teoritis = Px =
(axP0 ) + (bxPs )
( a + b)
= (1 x 4000) + (8 x 4400)
(1+8)
= Rp. 4355,Jadi, harga teoritis saham pada pada ex-right adalah sebesar Rp. 4.355,perlembar saham.
Nilai right sebelum tanggal ex-right yaitu harga pada saat diperdagangkan
Vr =
Dimana:
P0 − Ps
n +1
Vr
= nilai right
n
= jumlah right
Nilai right saat dan setelah tanggal ex-right
Vr =
Px − Ps
n
Dimana :
Px
= harga teoritis saham pada saat ex-right
2. Return saham
Return atau tingkat pengembalian adalah total keuntungan atau kerugian
yang diterima selama periode tertentu karena melakukan investasi. Rumus
perhitungan return adalah perubahan nilai asset atau sekuritas dibagi dengan
nilai awal atau harga pembelian asset atau sekuritas.
Rumus tingkat pengembalian (actual return ) yang digunakan:
Rit =
Pit − Pit − 1
Pit − 1
Dimana:
Rit
: Required return saham i pada periode t
Pt
: Harga saham pada periode t
Pt-1
: Harga saham pada periode t-1
Return yang akan diperoleh para investor dari investasi saham di pasar
modal adalah sebagai berikut:
a. Capital gain, yaitu keuntungan dari hasil beli saham berupa kelebihan
nilai jual dari nilai beli saham.
b. Dividen, yaitu laba perusahaan yang akan dibagikan kepada pemegang
saham, pembayaran dividen bisa dalam bentuk uang tunai, saham atau
barang, namun yang paling umum adalah pembagian dividen dalam
bentuk uang tunai.
3. Abnormal Return
Abnormal return merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya
terjadi terhadap return normal. Return normal merupakan return ekspektasi
(return yang diharapkan oleh investor). Dengan demikian, return tidak normal
(abnormal return) adalah selisih antara return sesungguhnya yang terjadi
dengan return ekspektasi.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengukur abnormal
return, yaitu (Jogiyanto, 2000 : 416 dalam Kurniawan, 2006:12) adalah :
a. Model Disesuaikan Rata-rata ( Mean Adjusted Model )
Model ini beranggapan bahwa return ekspektasi bernilai konstan yang
sama dengan rata-rata return realisasi sebelumnya selama periode
estimasi. Menggunakan model ini, return ekspektasi suatu sekuritas pada
periode tertentu diperoleh melalui pembagian return realisasi sekuritas
tersebut dengan lamanya periode estimasi. Tidak ada patokan untuk
lamanya periode estimasi, periode yang umum dipakai biasanya berkisar
dari 100 sampai dengan 300 hari untuk mendapatkan data harian dan dari
24 sampai dengan 60 bulan untuk data bulanan.
b. Model Pasar ( Market Model )
Perhitungan return ekspektasi dengan model ini dilakukan melalui dua
tahapan, yaitu :
1). Membentuk model ekspektasi dengan menggunakan data realisasi
selama periode estimasi return estimasi.
2). Menggunakan model ekspektasi ini untuk mengestimasi return
ekspektasi di periode jendela. Model ekspektasi dapat dibentuk
dengan teknik regresi OLS ( Ordinary Least Square ).
c. Model Disesuaikan Pasar ( Market-Adjusted Model )
Model ini beranggapan bahwa penduga yang terbaik untuk
mengestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat
tersebut. Dengan menggunakan model ini, maka tidak perlu menggunakan
periode estimasi untuk membentuk model estimasi, karena return sekuritas
yang diestimasi adalah sama dengan return indeks pasar.
Market adjusted model dari Brown dan Warner (1985) dalam Husnul
Khatimah, 2006:14 menyatakan bahwa :
ARit = Rit − RMt
Dimana:
ARit : Abnormal Return
Rit
: Return saham i pada periode t
Rmt : Return pasar pada periode t
Abnormal return akan memberikan dampak kepada cost of equity
capital investor. Apabila abnormal return yang diperoleh para investor
meningkat hal ini akan menjadi informasi yang baik (good news) bagi
investor sehingga cost of equity capitalnya juga akan meningkat. Dan
sebaliknya apabila abnormal return yang didapatkan oleh investor
menurun akan menjadi informasi yang tidak menguntungkan (bad news)
yang akan menyebabkan cost of equity capital perusahaan akan cenderung
menurun. Hal ini dikarenakan investor dalam mengambil keputusan
investasi dipengaruhi oleh informasi yang diperoleh dari pasar sehingga
mempengaruhi cost of equity capital.
D. Asimetri Informasi
Leland dan Pyle (1977) dalam (Manurung, 2004:25) mengemukakan
bahwa adanya asimetri informasi antara pemegang saham perusahaan dan
dewan direksi (termasuk manager perusahaan) mengenai keadaan perusahaan
dan dewan direksi memberikan corporate action kepada pihak luar atau
investor dan tindakkan tersebut merupakan signal kepada pihak lain.
Ketika terdapat asimetri informasi, semua investor akan berhadapan
dengan bid ask spread yang lebih besar dan kemungkinan berada pada sisi
yang salah dalam perdagangan. Akibatnya, mereka mengharapkan return yang
lebih tinggi sebagaimana ditunjukkan oleh Chiang dan Venkantesh (1998)
dalam Tejowinoto (2004:86). Ketika timbul asimetri informasi, keputusan
ungkapan yang dibuat oleh manajer dapat mempengaruhi harga saham sebab
asimetri informasi antara investor yang lebih terinformasi dan investor kurang
informasi menimbulkan biaya transaksi dan mengurangi likuiditas yang
diharapkan dalam pasar untuk saham-saham perusahaan (Komalasari,
2002:65).
Pasar modal dikatakan efisien jika harga saham mencerminkan penuh
informasi yang tersedia (M. Taufik, 2002:54). Semakin cepat informasi baru
tercermin pada harga sekuritas, semakin efisien pasar modal tersebut. Dalam
pasar efisien, investor akan sulit untuk mendapatkan asimetri informasi yang
digunakan untuk memperoleh keuntungan diatas keuntungan yang diharapkan
(abnormal return).
Salah satu masalah yang dihadapi ketika mengukur asimetri informasi
adalah bahwa tingkat asimetri informasi diantara partisipan pasar tidak dapat
diobservasi secara langsung. Pengukuran terhadap asimetri informasi sering
kali diproksi dengan bid-ask spread, antara lain Greenstein dan Sami (1994),
Krinski dan Lee (1996), dan Raman dan Tripathy (1993). Secara umum
penelitian-penelitian tersebut menemukan bahwa ketersediaan informasi
akuntansi dapat mengurangi bid-ask spread. Bid-ask spread merupakan selisih
harga beli (permintaan) tertinggi dengan harga jual (penawaran) terendah
saham trader.
Bid ask spread ditentukan oleh dealer. Bid ask spread yang terlalu tinggi
akan menguntungkan dealer, namun bid ask spread yang terlalu tinggi akan
mengakibatkan saham tersebut kurang aktif diperdagangkan. Bid ask spread
yang terlalu rendah akan merugikan dealer, namun bid ask spread yang terlalu
rendah
akan
mengakibatkan
diperdagangkan (Nany, 2004:23).
saham
tersebut
menjadi
lebih
aktif
Adanya asimetri informasi akan menyebabkan para dealer berusaha lebih
untuk mendapatkan sinyal tertentu yang dapat dijadikan informasi dalam
rangka mengurangi ketidakpastian yang dihadapinya, sehingga biaya
informasi yang dibutuhkan cenderung tinggi, akibatnya tingkat spread juga
cenderung tinggi.
Menurut Efficient Market Hypothesis (EMH), hanya sekuritas yang
diperdagangkan di pasar telah merefleksikan semua informasi publik yang
tersedia di pasar sekuritas sehingga seoarang investor dapat menjual atau
membeli suatu sekuritas dalam jumlah yang besar dengan harga mendekati
harga pasar selama tidak ada informasi privat yang diketahuinya
(Srirahmawati, 2001:15).
Harga saham yang menurun mengindikasikan bahwa saham tersebut tidak
aktif diperdagangkan. Apabila suatu saham tidak aktif diperdagangkan, maka
dealer akan lama menyimpan saham tersebut sebelum diperdagangkan. Hal ini
akan mengakibatkan meningkatnya biaya kepemilikan dan pada akhirnya
meningkatkan tingkat bid ask spread. Hal ini didukung oleh penelitian Abdul
Halim dan Nasuhi Hidayat (2000) dan Mukhlis Arif Harahap (2002) dalam
Magdalena Nany (2004:24) yang menunjukkan bahwa return saham
berpengaruh negatif terhadap bid ask spread.
Diamond
dan
Verrecchia
(1991)
dalam
Tejowinoto
(2004:86)
menunjukkan bahwa dengan mengungkapkan informasi privat maka tuntutan
investor terhadap kompensasi menurun karena kos transaksi turun sehingga
komponen adverse selection dari bid ask spread berkurang dan pada akhirnya
cost of equity capital (biaya modal) juga menurun.
E. Hubungan Pengumuman Right Issue dan Asimetri Informasi
Pada dasarnya para investor akan mengandalkan diri pada informasi yang
disediakan oleh perusahaan-perusaaan yang menerbitkan sekuritas (Suad
Husnan, 1994:19 dalam Alim, 2004:108). Informasi yang baik harus
mencerminkan kebenaran, kecepatan, dan kelengkapan dari informasi
tersebut.
Informasi yang dimiliki investor dapat diperoleh dari informasi yang
disediakan di publik atau diumumkan kepada publik, maupun informasi yang
diperoleh secara pribadi. Informasi tersebut akan memiliki makna atau nilai
bagi investor jika keberadaan informasi tersebut menyebabkan melakukan
transaksi di pasar modal, yang tercermin pada perubahan harga saham dan
volume perdagangan saham (Alim, 2004:108).
Jika harga saham jatuh, maka investor akan memilih untuk membeli saham
dengan menggunakan harga saham yang lebih murah dibandingkan harga
saham yang ditawarkan. (Safitriningrum, 2004:25).
Penelitian terhadap penerbitan saham baru umumnya menemukan bahwa
pengumuman penerbitan itu mengakibatkan penurunan harga saham
(Emery,1997 dalam Safitriningrum, 2004:25). Hal ini berkaitan dengan
signaling theory, karena asimetri informasi, hal ini biasanya dilakukan oleh
para manajer finance dimana mereka lebih mengetahui keadaan perusahaan
mereka apakah itu undervalued maupun overvalued, sehingga mereka dapat
menentukan apakah saham baru mereka akan diterbitkan dengan harga yang
lebih murah atau lebih mahal dari saham yang telah beredar.
Right issue sebagai salah satu bentuk pengungkapan informasi akuntansi
yang mempengaruhi keberadaan asimetri informasi yang ditandai oleh
perubahan bid-ask spread (Alim, 2004:181). Pendapat kothare (1993) dalam
Prima Yusi, 2002:74) yaitu rentang antara harga beli jual akan meningkat
setelah pengumuman right issue. Perubahan ini dihubungkan dengan
perubahan dalam struktur kepemilikan perusahaan yang right. Penawaran
umum menyebabkan penyebaran yang besar dalam kepemilikan saham yang
mendorong untuk untuk mengkonsentrasikan kepemilikan. Semakin besar
selisihnya, berarti semakin tinggi volatilitas saham tersebut, sehingga return
yang diperoleh juga semakin membesar.
F. Pengertian Cost of Equity Capital
Cost of equity capital adalah besarnya rate yang digunakan oleh investor
untuk mendiskontokan deviden yang diharapkan diterima di masa yang akan
datang. (Yusbardini,1998:47). Cost of equity capital (biaya modal ekuitas)
adalah suatu rate tertentu yang harus dicapai perusahaan agar dapat memenuhi
imbalan yang diharapkan (expected return) oleh pemegang saham atas dana
yang ditanamkan pada perusahaan tersebut sesuai dengan resiko yang akan
diterima (Tejowinoto, 2004:85).
Biaya modal ekuitas adalah tingkat yang diminta atas investasi oleh para
pemegang saham perusahaan (Van Horne dan Wachowizs, 2007:122). Biaya
modal ekuitas dapat ditingkatkan baik secara internal melalui laba ditahan
maupun secara eksternal melalui penjualan saham biasa. Secara teoritis, biaya
kedua-duanya bisa dianggap sebagai tingkat pengembalian minimum yang
harus dihasilkan perusahaan atas bagian yang dibiayai ekuitas dalam proyek
investasi, agar dapat membuat harga pasar saham biasa perusahaan tidak
berubah. Jika perusahaan berinvestasi pada berbagai proyek yang memiliki
pengembalian yang diharapkan lebih kecil daripada pengembalian yang
diminta, harga pasar saham tersebut akan turun dalam jangka panjang (Van
Horne dan Wachowizs, 2007:126).
Pada saat perusahaan berkembang maka pemilik perusahaan memerlukan
dana tambahan. Apabila dana tambahan diperoleh dengan pinjaman bank
maka pemilik harus menghitung return yang diharapkan agar ia tetap
memperoleh keuntungan setelah membayar bunga pinjaman. Return yang
diharapkan tersebut harus dapat lebih besar daripada rata-rata tertimbang cost
of equity dan cost of debt agar para pemilik dana yaitu pemegang saham dan
pemberi pinjaman dapat menerima kembali dananya sesuai dengan tingkat
resiko yang diterima.
Namun, jika perusahaan tersebut telah menjadi pemilik publik maka
penentuan cost of equity akan amat sulit karena masing-masing pemegang
saham/investor mempunyai expected return sesuai dengan risiko yang
diterimanya dengan menjadi pemegang saham pada perusahaan tersebut. Pada
kondisi ini maka perhitungan cost of equity yang dapat mencerminkan
expected return tersebut agar tidak menimbulkan kesalahan dalam keputusan
investasi.
Menurut Ross et al. dalam menentukan cost of equity capital, terdapat dua
pendekatan, yaitu The Dividend Growth Model Approach dan The SML
(Security Market Line) Approach atau CAPM (Capital Asset Pricing Models)
(Juniarti, 2003:154). Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kedua
yaitu The SML (Security Market Line) Approach, yang lebih dikenal dengan
istilah CAPM (Capital Asset Pricing Models). Alasannya adalah pembahasan
mengenai pengaruh pengumuman right issue terhadap biaya ekuitas juga tidak
terlepas dari faktor risiko didalamnya dan penggunaan pendekatan ini tidak
dibatasi oleh pertumbuhan dividen yang konstan, sehingga dapat diterapkan
pada lingkungan yang lebih luas.
Puput Tri Komalasari dan Zaki Baridwan (2001) yang meneliti tentang
pengaruh informasi asimetri yang diukur dengan spread terhadap cost of
equity capital dan menggunakan pengumuman laba sebagai proksi dari
asimetri informasi. Hasil dari pengujian tersebut menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang positif antara asimetri informasi dengan cost of equity capital
yang berarti semakin kecil asimetri informasi yang terjadi maka akan semakin
kecil cost of equity capital yang ditanggung perusahaan.
Harga saham perusahaan yang lebih tinggi berarti cost of equity capital
yang lebih rendah dampak akhirnya adalah penurunan cost of capital
perusahaan. (Suad Husnan, 2001:236).
Apabila harga saham perusahaan yang melakukan right issue menurun
dengan adanya peningkatan asimetri informasi artinya cost of equity capital
juga akan meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa jika harga saham turun dan
adanya peningkatan asimetri informasi sehingga menyebabkan cost of equity
capital-nya juga akan naik yang berarti tingkat expected return pemegang
saham meningkat atau sebaliknya.
G. Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan diantaranya adalah:
1. Pengaruh publikasi right issue terhadap abnormal return saham di Bursa
Efek Jakarta tahun 1999-2001 dengan jumlah sampel 29 perusahaan yang
dilakukan oleh Taufiq (2002) menggunakan metode paired sample t-test
menunjukkan bahwa publikasi right issue tidak mempunyai pengaruh
terhadap variabilitas tingkat keuntungan. Rendahnya variabilitas tingkat
keuntungan menyebabkan abnormal return tidak berbeda secara nyata
dengan abnormal return sebelum dan sesudah publikasi.
2. Mohammad Alim Alim dan Andrik C.K (2004) yang meneliti mengenai
right issue dan asimetri informasi di Bursa Efek Jakarta dalam kurun
waktu Januari 1999 sampai dengan Juni 2002 dengan jumlah sampel
sebanyak 34 perusahaan menggunakan metode paired sample t-test
menunjukkan
bahwa
informasi
pengumuman
right
issue
telah
menyebabkan perubahan bid ask spread yang signifikan untuk perbedaan
sebelum dan sesudah pengumuman right issue. Sedangkan perubahan
antara periode sebelum dan pada saat pengumuman, serta periode pada
saat dan sesudah pengumuman right issue, menunjukkan hasil yang tidak
signifikan.
3. Puput Tri Komalasari dan Zaki Baridwan (2001) mengenai pengaruh
asimetri informasi yang diukur dengan spread, terhadap cost of equity
capital dengan jumlah sampel sebanyak 213 perusahaan. Pengujian
dilakukan dengan menggunakan analisis regresi berganda Hasil dari
pengujian tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara
asimetri informasi dengan cost of equity capital, yang berarti semakin
kecil asimetri informasi yang terjadi diantara partisipan pasar modal, maka
semakin besar ukuran perusahaan, maka semakin kecil cost of equity
capital yang ditanggung oleh perusahaan.
4. Aida Ainul Mardiyah (2001) mengenai pengaruh asimetri informasi dan
disclosure terhadap cost of capital dengan menggunakan 72 sampel
perusahaan yang didasarkan dengan metode stratified random sampling.
Hasil dari pengujian tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan
positif antara asimetri informasi dengan cost of equity capital, hal ini
berarti semakin kecil asimetri informasi yang terjadi diantara partisipan
pasar modal, maka semakin kecil cost of equity capital yang ditanggung
oleh perusahaan serta mempunyai hubungan yang positif antara size
perusahaan dengan disclosure.
5. Prima Yusi Sari (2002) meneliti mengenai right issue dan tingkat
keuntungan saham setelah cum date menyatakan bahwa pada t = 0, yaitu
pada saat ex date (sehari setelah cum date, dimana right tidak berlaku lagi)
maka terjadi average abnormal return (AAR) yang negatif dan signifikan
sebesar 0.0765058. Artinya terdapat respon pasar yang negatif sebesar
7.65% pada saat right tidak berlaku lagi (ex date). Secara statistik
nonparametrik memperlihatkan jumlah abnormal return yang negatif
sebanyak 54 peristiwa, artinya bahwa terjadi 54 peristiwa right issue yang
direspon negatif oleh pasar pada saat ex date. Secara kumulatif, baik pada
saat di sekitar ex date (short event window) maupun pada periode yang
lebih panjang (long event window), terdapat cumulative average abnormal
return yang negatif.
H. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian dimana sampel
perusahaan terdapat di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2002-2006
yang melakukan right issue. Dimana right issue merupakan salah satu
alternatif bagi perusahaan untuk mendapatkan dana yaitu dengan menawarkan
kembali saham pada investor melalui pasar modal.
Pengumuman right issue tidak memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap tingkat keuntungan saham yang ditandai dengan tidak adanya
perbedaan
rata-rata
return
dan
abnormal
return
diseputar
tanggal
pengumuman yang berarti bahwa pengumuman right issue tidak terlalu
berpengaruh terhadap tingkat keuntungan perusahaan walaupun terdapat
perbedaan namun secara statistik tidak signifikan. Dengan kata lain dapat
dinyatakan bahwa pengumuman right issue tidak mempunyai kandungan
informasi yang cukup yang menyebabkan perbedaan preferensi investor untuk
menetapkan harga saham dalam proses jual beli saham.
Menurut Kothare (1993) dalam Prima Yusi (2002:74) rentang harga beli
dan harga jual akan meningkat setelah pengumuman right issue. Perubahan ini
dihubungkan dengan perubahan struktur kepemilikan saham perusahaan yang
menerbitkan right. Semakin besar selisih nya semakin tinggi volatilitas saham
tersebut sehingga return yang akan diperoleh juga semakin besar.
Dengan perusahaan melakukan right issue akan menyebabkan harga
saham terkoreksi atau mengalami penurunan atau kenaikan harga saham.
Sehingga akan mempengaruhi cost of equity capital yaitu suatu rate tertentu
yang harus dicapai perusahaan agar dapat memenuhi imbalan yang diharapkan
(expected return) oleh pemegang saham atas dana yang ditanamkan pada
perusahaan tersebut sesuai dengan risiko yang akan diterima.
Penelitian pertama menguji apakah ada perbedaan sebelum dan sesudah
pengumuman right issue dengan menggunakan uji beda sedangkan alat
analisis yang digunakan adalah uji wilcoxon. Sedangkan untuk penelitian
kedua menguji apakah terdapat pengaruh antara cumulatif abnormal return
dan bid ask spread terhadap cost of equity capital menggunakan analisis
regresi berganda.
Hal ini digambarkan dalam gambar berikut:
Model Penelitian 1
Perusahaan yang melakukan right issue
periode 2002-2006
Variabel independen
Abnormal Return
Bid ask Spread
Variabel dependen
Cost of Equity Capital
Uji Normalitas
Uji Wilcoxon
Interpretasi
Kesimpulan
Gambar 2.1. Kerangka pemikiran penelitian 1
Model Penelitian 2
Perusahaan yang melakukan right issue
periode 2002-2006
Variabel independen
Abnormal Return
Bid ask Spread
Variabel dependen
Cost of Equity Capital
Metode Regresi
Uji Asumsi Klasik:
1. Uji Normalitas
2. Uji Multikolonieritas
3. Uji Autokorelasi
4. Uji Heteroskedastisitas
Analisis Regresi Berganda
Uji F
Uji T
Uji R2
Interpretasi
Kesimpulan
Gambar 2.2. Kerangka pemikiran penelitian 2
I. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian maka hipotesis
yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. H0 : µ 1 = µ 2
: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara
abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman
right issue.
2. H0 : µ 1 = µ 2
: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara bid ask
spread sebelum dan sesudah pengumuman right issue.
3. H0 : µ 1 = µ 2
: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan cost of equity
capital sebelum dan sesudah pengumuman right issue.
4. H0 : β1 = β2 = 0
: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan abnormal
return dan bid ask spread terhadap cost of equity
capital.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian mengenai “Analisis Pengaruh Pengumuman Right Issue dan
Asimetri Informasi terhadap Cost of Equity Capital” ini dilakukan di Bursa
Efek Indonesia (BEI) dengan menggunakan data sekunder yang meliputi harga
saham harian dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) harian, informasi
tanggal pengumuman saham-saham perusahaan yang melakukan right issue
pada tahun 2002-2006.
Peristiwa yang digunakan dalam penelitian ini adalah peristiwa right issue,
selama 11 hari, yaitu 5 hari sebelum pengumuman right issue, satu hari pada
saat right issue, serta 5 hari setelah pengumuman right issue. Alasan
menggunakan waktu peristiwa (event period) adalah untuk melihat perubahan
yang terjadi. Dipilih 5 hari sebelum dan 5 hari sesudah pengumuman right
issue dengan alasan waktu yang tepat untuk melakukan penelitian.
B. Metode Penentuan Sample
Populasi penelitian adalah perusahaan yang tercatat di Bursa Efek
Indonesia. Dalam penelitian ini penentuan sampel dilakukan dengan metode
purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan pertimbangan
tertentu dimana penentuan sample tergantung dari tujuan atau kepentingan
peneliti. Kriteria yang dipakai sebagai sampel penelitian 1 adalah :
1. Perusahaan yang diteliti terdaftar di BEI yang mengumumkan right
issue pada tahun 2002-2006.
2. Perusahaan yang aktif selama periode pengamatan.
3. Pada saat periode pengamatan perusahaan yang melakukan corporate
action lain diluar right issue seperti stock split, saham bonus, dividen
saham dan seterusnya akan dikeluarkan dari sampel.
4. Perusahaan yang datanya tersedia lengkap untuk dianalisis.
Kriteria sampel penelitian untuk penelitian 2 adalah:
1. Kriteria sampel penelitian pertama
2. Harga saham perusahaan yang aktif selama periode pengamatan
Berdasarkan kriteria tersebut, sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebanyak 50 perusahaan yang melakukan right issue selama periode
2002-2006. Berikut yang menjadi sampel penelitian :
Perusahaan yang melakukan right issue tahun 2002-2006
50
Data tidak lengkap
(7)
Jumlah sampel penelitian 1
43
Harga saham tidak aktif
(14)
Outlier
(4)
Jumlah sampel penelitian 2
25
Tabel 3.1
Sampel perusahaan yang melakukan right issue tahun 2002-2006
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
Emiten
ABDA
RMBA
NISP
MEGA
SDPC
BNII
ARNA
BHIT
TIRT
BVIC
INTP
BBIA
SMMA
BCIC
AISA
CNKO
ULTJ
ADES
BNBR
RICY
AKRA
ABDA
KREN
IIKP
PLAS
MREI
ARTA
MLPL
PBRX
ELTY
BABP
BBIA
ENRG
TCID
IIKP
PNIN
PNLF
IIKP
MEGA
TBLA
BBNP
PNBN
BKSL
Nama Perusahaan
Asuransi Bina Dana Arta Tbk.
Bentoel Internasional Investama Tbk.
Bank NISP Tbk.
Bank MEGA Tbk.
Millenium Pharmacon Tbk.
Bank Internasional Indonesia Tbk.
Arwana Citra Mulia Tbk.
Bhakti Investama Tbk.
Tirta Mahakam Polywod Tbk.
Bank Victoria Tbk.
Indocement Tunggal Perkasa Tbk.
Bank Buana Indonesia Tbk.
Sinar Mas Multi Arta Tbk.
Bank CIC
Asia Inti Selera Tbk.
Central Korporindo Internasional Tbk.
Ultra Jaya Milk Tbk.
Ades Alfindo Putra Setia Tbk.
Bakrie & Brothers Tbk.
Ricky Putra Globalindo Tbk.
AKR Corporation Tbk.
Asuransi Bina Dana Arta Tbk.
Kresna Graha Securindo Tbk.
Intikapuas Arowana Tbk
Palm Asia Arowara Tbk.
Maskapai Reasuransi Tbk.
Artavest Tbk.
Multipolar Tbk.
Pan Brother Tex Tbk.
Bakrieland Development Tbk.
Bank Bumi Putra Indonesia Tbk.
Bank Buana Indonesia Tbk.
Energi Mega Persada Tbk.
Mandom Indonesia Tbk.
Intikapuas Arowana Tbk
Panin Insurance Tbk.
Panin Life Tbk.
Intikapuas Arowana Tbk
Bank MEGA Tbk.
Tunas Baru Lampung Tbk.
Bank Nusantara Parahyangan Tbk.
Bank Pan Indonesia Tbk.
Sentul City Tbk.
Announcement
Date
6-Feb-02
18-Feb-02
22-Jul-02
23-Jul-02
6-Aug-02
12-Sep-02
17-Dec-02
14-Oct-02
28-Mar-03
15-Apr-03
9-May-03
11-Jun-03
1-Aug-03
16-Sep-03
19-Nov-03
16-Jan-04
28-Apr-04
10-Jun-04
15-Jun-04
28-Jul-04
17-Dec-04
20-Dec-04
5-Feb-05
25-Apr-05
25-Apr-05
29-Apr-05
27-Jul-05
27-Jul-05
16-Aug-05
4-Jan-06
23-Jan-06
30-Jan-06
2-Feb-06
2-Feb-06
7-Feb-06
7-Feb-06
7-Feb-06
1-Mar-06
4-May-06
26-Jul-06
27-Jul-06
28-Sep-06
10-Oct-06
C. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yang
bersifat harian. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah dengan menggunakan data sekunder atau studi kepustakaan dengan
cara:
1. Field Research
Untuk memperoleh data penulis mengadakan penelitian langsung ke Bursa
Efek Indonesia (BEI) untuk memperoleh data-data yang diperlukan
melalui pusat layanan informasi pada pusat referensi pasar modal.
2. Library Research
Penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan literatur teori-teori yang
berkaitan dengan pasar modal, right issue, dan sumber informasi yang lain.
Sumber-sumber
ini
digunakan
sebagai
tinjauan
pustaka
untuk
menganalisis dan membahas permasalahan penelitian ini.
3. Internet Research
Penelitian dilakukan dengan cara pengambilan data dengan mengakses
melalui
website
diantaranya
adalah
seperti
www.google.com,
www.idx.co.id, www.bi.go.id, www.lib.ui.ac.id, dan lainnya.
Berikut ini adalah data yang digunakan antara lain:
1. Nama perusahaan yang melakukan right issue antara tahun 2002 sampai
tahun 2006 yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia.
2. Tanggal pengumuman right issue masing-masing perusahaan yang
diperoleh dari Bursa Efek Indonesia.
3. Data harga saham (closing price) masing-masing perusahaan pada 5 hari
sebelum pengumuman right issue, 1 hari pada saat pengumuman right
issue, dan 5 hari setelah pengumuman right issue.
4. Data transaksi harian berupa bid price, offer price pada 5 hari sebelum
pengumuman right issue, 1 hari pada saat pengumuman right issue, dan
5 hari setelah pengumuman right issue.
5. Data Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) harian untuk masingmasing perusahaan serta tingkat suku bunga SBI.
D. Metode Analisis Data
Penelitian pertama menggunakan teknik analisis data yaitu dengan
menggunakan analisis compare means, wilcoxon sign test. Model analisis ini
dipilih karena penelitian dirancang untuk meneliti apakah terdapat perbedaan
sebelum dan sesudah pengumuman right issue.
Penelitian kedua menggunakan cara analisis regresi berganda (multiple
regression analysis) dimana CEC (Cost of Equity Capital) sebagai variabel
terikat sedangkan spread dan CAR (Cumulative Abnormal Return) sebagai
variabel bebasnya. Model penelitian sebagai berikut:
CECi = a+β1CAR+β2Spread+εi
Adapun metode analisis yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Uji Normalitas
Untuk menguji apakah dalam sebuah model mempunyai distribusi data
normal atau tidak. Model yang baik adalah distribusi data normal atau
mendekati. Uji normalitas ini digunakan normal (Santoso, 2002:212 dalam
Lianawati, 2005:21). Untuk mengetahui apakah model itu mengalami
masalah normalitas atau tidak, dapat dideteksi dengan melihat penyebaran
data pada sumbu diagonal dari grafik. Dasar pengambilan uji normalitas
adalah:
a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan meliputi arah garis
diagonal, maka model diasumsikan normal.
b. Jika data menyebar jauh dari garis normal atau tidak mengikuti arah
garis diagonal, maka model diasumsikan tidak normal.
Uji kolmogorov-Smirnov adalah uji normalitas data sebelum pelaksanaan
pengujian hipotesis yang juga merupakan ukuran ketepatan (goodness of
fit) suatu distribusi frekuensi teoritis (frekuensi harapan). Nilai
kolmogorov-smirnov dihitung dalam pengujian statistik diberi simbol Dn
yang dapat diperoleh dengan menggunakan formula sebagai berikut:
Dn = Max(Fe − Fo )
Dn adalah deviasi absolut tertinggi berupa selisih antara frekuensi harapan
(fe) dan frekuensi observasi (fo).
Untuk menguji normalitas data, ada ketentuan yang perlu diperhatikan,
yaitu: (Wijaya, 2003:13 dalam Fithrory, 2005: 32 dalam Muharani,
2008:47)
a. H0
H1
: Data terdistribusi dengan normal
: Data terdistribusi dengan tidak normal
b. Taraf nyata adalah 0,05
c. Wilayah kritis adalah Dn>0,05
Kriteria pengujian:
H0 diterima jika P-value > significant α 0,05 yang berarti data terdistribusi
normal.
2. Uji Paired Sample T-test
Uji paired sample t-test digunakan untuk menentukan ada tidaknya
perbedaan rata-rata dua sampel bebas (Nugroho, 2005:29). Paired sample
T-test yaitu untuk menguji apakah terdapat perbedaan rata-rata dua sampel
yang berhubungan atau sering disebut sampel berpasangan yang berasal
dari populasi yang memiliki rata-rata (mean) sama (Syahri, 2002:117).
Adapun rumus t untuk Paired sample T-test:
thitung =
d
Sd
n
d = X1 − X d
d =∑
d
n
∑d 2 −
Sd =
(∑ d ) 2
n
n −1
Dimana Sb = standard error dua rata-rata yang berhubungan
t=
( B − 0) AB
=
Sb
Sb
Dimana;
B
: beda antara pengamatan tiap pasang
AB
: rata-rata dari beda pengamatan
Sb
: standard error dua rata-rata yang berhubungan
Hipotesis:
H0 : µ 1 = µ 2 ; Tidak terdapat perbedaan yang signifikan
Ha : µ 1 ≠µ 2 ; Terdapat perbedaan yang signifikan
Kriteria pengujian:
H0 ditolak jika thitung > ttabel dengan df= n-1 atau P-Value < 0,05
H0 diterima jika thitung <ttabel dengan df = n-1 P-Value > 0,05
3. Uji Wilcoxon Sign Rank Test
Uji nonparametrik digunakan karena data hanya sedikit dan dianggap tidak
diketahui distribusi datanya (berdistribusi bebas). Wilcoxon sign rank test
merupakan uji nonparametrik yang digunakan, karena penelitian dilakukan
terhadap dua sampel yang berhubungan satu sama lain (dependen), karena
subjek mendapat pengukuran–pengukuran yang sama, yaitu diukur
“sebelum” dan “sesudah”. (Alhusin, 2003:278 dalam Nasrudin, 2006:)
Adapun dasar pengambilan keputusan dalam pengujian wilcoxon sign rank
test dengan membandingkan angka Z hitung dengan Z tabel.
Dengan kriteria pengujian:
H0 diterima jika Zhtiung < Ztabel
H0 ditolak jika Zhitung > Ztabel
Bentuk pengambilan keputusan dengan alpha 0,05 dan 0,10 untuk
tingkat kepercayaan 90% dari
pengujian dua sisi. Adapun kriteria
pengambilan keputusan adalah:
H0 diterima jika P-Value > 0,05 atau 0,10 artinya tidak terdapat perbedaan
yang signifikan.
H0 ditolak jika P-Value < 0,05 atau 0,10 artinya terdapat perbedaan yang
signifikan.
Rumus untuk menghitung:
Z=
T − E (T )
σT
E (T ) =
n(1 + n )
4
σT =
n(n + 1)(2 n + 1)
24
Dimana,
T = Jumlah urutan tanda (+) atau (-) terkecil
N = Jumlah sampel dalam kelompok (Cornelius, 2004:149 dalam
Nasrudin, 2006:)
Adapun langkah-langkah metode analisis data yang akan digunakan adalah
sebagai berikut:
1. Analisis perbedaan abnormal return saham sebelum dan sesudah
pengumuman right issue.
Untuk menguji hipotesis satu yaitu ada tidaknya perbedaan antara
abnormal return saham sebelum dan sesudah pengumuman right issue
digunakan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mendapatkan tanggal pengumuman right issue untuk masing-masing
sampel dan menetapkan sebagai hari ke-0.
b. Mendapatkan harga saham dan IHSG lima hari sebelum dan sesudah
pengumuman right issue sesuai dengan event windownya.
c. Menghitung return saham harian masing-masing perusahaan selama
periode peristiwa.
Rumus:
Rit =
Pit − Pit − 1
Pit − 1
Keterangan:
Rit : Required return saham i pada periode t
Pt
: Harga saham pada periode t
Pt-1 : Harga saham pada periode t-1
d. Menghitung return pasar dengan menggunakan IHSG masing-masing
saham untuk periode peristiwa.
Rumus :
RMt =
IHSGt − IHSGt −1
IHSGt −1
Keterangan:
RMt
: Return market pada hari t
IHSGt
: IHSG pada hari t
IHSGt-1 : IHSG pada hari t-1
e. Menghitung abnormal return harian masing-masing saham untuk
periode dengan menggunakan market adjusted model.
ARt = Rit − Rmt
Dimana;
ARit
: Abnormal return perusahaan i pada hari t
Rit
: Return perusahaan i pada hari t
Rmt
f.
: Return market pada hari t
Menghitung rata-rata abnormal return harian untuk periode event
windownya.
∑ AR
it
ARt =
n
Dimana;
ARt
: Rata-rata abnormal return pada periode t
N
: Jumlah perusahaan
g. Uji normalitas data yang bertujuan untuk menentukan alat uji yang
tepat apakah data terdistribusi normal maka menggunakan statistik
parametrik
atau
data
tidak
terdistribusi
normal
maka
akan
menggunakan satatistik non parametrik. Pengujian normalitas data
dilakukan dengan alat uji kolmogorov smirnov test.
h. Menguji signifikansi rata-rata abnormal return pada periode
pengamatan.
1). Apabila data yang digunakan merupakan data normal maka
menggunakan paired sample T-test yaitu untuk menguji apakah
terdapat perbedaan rata-rata dua sampel yang berhubungan atau
sering disebut sampel berpasangan yang berasal dari populasi
yang memiliki rata-rata (mean) sama (Alhusin, syahri, 2002:117).
2). Apabila data yang digunakan merupakan data tidak normal maka
menggunaka uji wilcoxon.
2. Analisis perbedaan bid ask spread sebelum dan sesudah pengumuman
right issue.
Untuk menguji hipotesis dua yaitu ada tidaknya perbedaan antara bid ask
spread sebelum dan sesudah pengumuman right issue digunakan langkahlangkah sebagai berikut:
a.
Menghitung prosentase relative bid ask spread dengan rumus (Prima
Yusi, 2002:76)
Spread it =
(offerit − bid it )
{(offerit + bid it ) / 2}
Dimana :
b.
offer i,t
: Harga saham perusahaan i yang ditawarkan pada waktu t.
Bid i,t
: Harga saham perusahaan i yang diminta pada waktu t.
Menghitung rata-rata prosentase spread selama periode pengamatan
(Prima Yusi, 2002:76):
spread =
∑ spread
n
Dimana:
Spread : Rata-rata prosentase spread
N
c.
: Jumlah hari pengamatan
Uji normalitas data yang bertujuan untuk menentukan alat uji yang
tepat apakah data terdistribusi normal maka menggunakan statistik
parametrik
atau
data
tidak
terdistribusi
normal
maka
akan
menggunakan satatistik non parametrik. Pengujian normalitas data
dilakukan dengan alat uji Kolmogorov Smirnov test.
d.
Menguji signifikansi rata-rata bid ask spread selama periode
pengamatan.
1). Apabila data yang digunakan merupakan data normal maka
menggunakan Paired sample T-test yaitu untuk menguji apakah
terdapat perbedaan rata-rata dua sampel yang berhubungan atau
sering disebut sampel berpasangan yang berasal dari populasi yang
memiliki rata-rata (mean) sama (Alhusin, syahri, 2002:117).
2). Apabila data yang digunakan merupakan data tidak normal maka
menggunakan uji wilcoxon.
3. Analisis perbedaan cost of equity capital sebelum dan sesudah
pengumuman right issue.
Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan untuk menguji hipotesis
ketiga adalah sebagai berikut:
a. Menghitung besarnya cost of equity capital dengan menggunakan
pendekatan Capital Asset Pricing Model (CAPM).
CEC = R ft + β (RMt − R ft )
Dimana:
CEC
: Cost of Equity Capital
Rft
: Risk Free
βi
: Beta saham i
Rmt
: Risk market (resiko pasar)
b. Menghitung Rf harian. Oleh karena analisis dalam penelitian ini adalah
analisis harian, maka tingkat suku bunga deposito bulanan per tahun
disesuaikan menjadi tingkat suku bunga per hari yaitu dengan membagi
suku bunga dengan 360 (asumsi 1 tahun 360 hari) (Sularso,2003:10).
Rf =
SBI
12
Dimana:
Rf
: Risk free
SBI : Suku Bunga Indonesia
c. Mengestimasi besarnya βi atau kepekaan pasar dari suatu saham pada
masing-masing sampel. Diperoleh dari Ri = α + βRM + εi. Berdasarkan β
dapat dilihat faktor resiko perubahan yang menjadi parameter. Dimana
pengukur perubahan yang diharapkan pada return suatu saham jika terjadi
perubahan pada return pasar. Semakin besar betanya semakin besar pula
tingkat keuntungan yang diharapkan dari investasi tersebut (Husnan,
2001:169). Pengukuran β ini dapat dilakukan dengan menggunakan
pendektan regresi dengan rumus: (Husnan, 2001:115)
βi =
(nx∑ XY ) − (∑ X ∑ Y )
(nx∑ X 2 ) − (∑ X ) 2
Dimana:
n
: Banyaknya periode pengamatan
X : Tingkat keuntungan pasar (RM)
Y : Tingkat keuntungan saham (Ri)
d. Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, akan dilakukan pengujian
normalitas data, yang bertujuan untuk menentukan alat uji yang tepat
apakah menggunakan statistik parametrik atau non parametrik. Pengujian
normalitas data dilakukan dengan uji kolmogorov smirnov..
e. Apabila hasil pengujian normalitas data menunjukkan semua data
terdistribusi normal maka pengujian hipotesis akan menggunakan alat
analisis statistik parametrik yaitu uji paired sample T-test. Sebaliknya
apabila hasil pengujian normalitas data menunjukkan tidak terdistribusi
normal, maka pengujian hipotesis akan menggunakan alat analisis non
parametrik, yaitu uji wilcoxon.
4. Analisis Pengaruh Pengumuman Right Issue dan Asimetri informasi
Terhadap Cost of Equity Capital.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda.
Pendekatan Ordinary Least Square (OLS) digunakan untuk melaksanakan
regresi agar regresi tersebut dapat digunakan untuk memperkirakan atau
meramal nilai variabel terikat Y. Oleh karena itu, perlu dilakukan uji asumsiasumsi klasik yang diperlukan untuk OLS sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Untuk menguji apakah dalam sebuah model mempunyai distribusi data
normal atau tidak. Model yang baik adalah distribusi data normal atau
mendekati. Untuk mengetahui apakah model itu mengalami masalah
normalitas atau tidak, dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data
pada sumbu diagonal dari grafik. Dasar pengambilan uji normalitas
adalah:
1). Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan meliputi arah garis
diagonal, maka model diasumsikan normal.
2). Jika data menyebar jauh dari garis normal atau tidak mengikuti arah
garis diagonal, maka model diasumsikan tidak normal.
Uji kolmogorov-Smirnov adalah uji normalitas data sebelum pelaksanaan
pengujian hipotesis yang juga merupakan ukuran ketepatan (goodness of
fit) suatu distribusi frekuensi teoritis (frekuensi harapan). Nilai
kolmogorov-smirnov dihitung dalam pengujian statistik diberi simbol Dn
yang dapat diperoleh dengan menggunakan formula sebagai berikut:
Dn = Max(Fe − Fo )
Dn adalah deviasi absolut tertinggi berupa selisih antara frekuensi harapan
(fe) dan frekuensi observasi (fo).
Untuk menguji normalitas data, ada ketentuan yang perlu diperhatikan,
yaitu: (wijaya 2003:13 dalam Fithrory 2005: 32 dalam Muharani 2008:47)
1). H0
H1
: Data terdistribusi dengan normal
: Data terdistribusi dengan tidak normal
2). Taraf nyata adalah 0,05
3). Wilayah kritis adalah Dn>0,05
Kriteria pengujian:
H0 diterima jika P-value > significant α 0,05 yang berarti data terdistribusi
normal.
b. Uji Asumsi Autokorelasi
Menguji autokorelasi dalam suatu model bertujuan untuk mengetahui ada
tidaknya korelasi antara variabel pengganggu (εt) pada periode tertentu
dengan variabel pengganggu periode sebelumnya (εt-1) (Bhuono, 2005:59).
Model regresi berganda terbebas dari autokorelasi. Pada umumnya
autokorelasi banyak terjadi pada data time series.
Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi, dapat dilakukan melalui uji
Durbin-Watson. Aturan main untuk menggunakan uji Durbin-Watson
adalah dengan membandingkan nilai Durbin-Watson dengan tabel DurbinWatson.
Dalam tabel Durbin-Watson terdapat nilai batas atas (upper bound atau
du) dan nilai batas atas (lower bound atau dl). Adapun kriteria yang
diberlakukan untuk menjadi patokan adalah sebagai berikut (Ghozali,
2005:96):
1). Apabila 0 < d < dl, maka terdapat autokorelasi positif
2). Apabila dl < d <du, maka tidak ada keputusan mengenai keberadaan
autokorelasi.
3). Apabila du < d < 4 –du, maka tidak ada autokorelasi.
4). Apabila 4-du < d < 4-dl, maka tidak ada keputusan mengenai
keberadaaan autokorelasi.
5). Apabila 4-dl < d < 4, berarti terdapat autokorelasi negatif.
sumber: Bhuono, 2005:60
Gambar 2. Kriteria uji autokorelasi
c. Uji Asumsi Multikolinieritas
Uji multikolinieritas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya variabel
independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lain
dalam satu model (Bhuono, 2005:58). Model regresi yang baik adalah
tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas.
Pedoman suatu moedel regresi bebas dari masalah multikolinieritas adalah
sebagai berikut (Singgih, 2007):
1). Mempunyai nilai VIF (Variance Inflation Factor) disekitar angka 1.
2). Nilai Tolerance mendekati angka 1.
3). Koefisien korelasi antar variabel bebas harus lemah, yaitu harus
dibawah angka 0,5.
VIF =
1
1 − R2
(
)
dimana R2 adalah koefisien determinan dari regresi
antar variabel bebas.
d. Uji Asumsi Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas menguji terjadinya perbedaan variance residual suatu
periode pengamatan ke periode pengamatan yang lain, atau gambaran
hubungan antara nilai yang diprediksi dengan Studentized Delete Residual
nilai tersebut (Bhuono, 2005:62).
Cara memprediksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model
dapat dilihat dari pola gambar Scatterplot yang menyatakan metode regresi
linier berganda tidak terdapat heteroskedastisitas jika (Bhuono, 2005:62):
1). Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah sekitar angka 0.
2). Titik-titik data tidak mengumpul hanya diatas atau di bawah saja.
3). Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang
melebar kembali.
4). Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.
e. Uji Signifikansi
1). Uji Koefisien regresi
Uji T bertujuan untuk mengetahui apakah koefisien regresi signifikan
atau tidak. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan
dari variabel bebas terhadap variabel terikat maka nilai t hitung
dibandingkan dengan t-tabel atau nilai p-value dibandingkan dengan
derajat kepercayaannya. Kriteria menolak atau menerima hipotesis:
a). Apabila thitung ≥ ttabel atau p-value > 0,05 maka H0 diterima
b). Apabila t-hitung < t-tabel atau p-value < 0,05 maka H0 ditolak
bi
S bi
Keterangan:
UjiThitung =
bi
: Koefisien variabel ke i
Sbi
: Standar deviasi
Selanjutnya berdasarkan tingkat signifikansi 5% atau 0,05 maka
pengambilan keputusan berdasarkan tingkat signifikansi adalah jika
probabilitas > 0,05 maka H0 diterima berarti bahwa suatu variabel
independen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
dependen. Jika probabilitas signifikan < 0,05 maka H0 ditolak,
berarti bahwa suatu variabel independen berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel dependen.
2). Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinansi (R2) adalah koefisien korelasi antara variabel
terikat dengan semua variabel bebasnya. Nilai R-Square digunakan
sebagai koefisien determinansi yang menunjukkan seberapa besar
variasi variabel terikat yang dapat dijelaskan oleh variasi seluruh
variabel bebasnya dalam kaitannya dengan suatu model regresi.
Nilai R-Square dikatakan baik jika diatas 0,5 karena nilai R-Square
berkisar antara 0 sampai 1. Pada umumnya sampel dengan data deret
waktu (time series) memiliki R-Square maupun Adjusted R Square
cukup tinggi (diatas 0,5), sedangkan sampel dengan data item
tertentu yang disebut data silang (crosssection) pada umumnya
memiliki R-Square maupun Adjusted R Square cukup tinggi
(dibawah 0,5) (Bhuono, 2005:51).
3). Uji F
Uji F-test ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bersama-sama
variabel independen terhadap variabel dependen. Uji F dilakukan
dengan membandingkan F hitung dengan F tabel pada derajat
kepercayaan yang ditetapkan atau membandingkan nilai p-value
dengan tingkat kepercayaan yang ditetapkan. Hipotesis yang
digunakan untuk pengujian tersebut adalah: secara bersama-sama
terdapat pengaruh yang signifikan antara CAR dan Spread terhadap
CEC.
Hipotesis yang digunakan :
H0 : β 1=β2= 0 (arti semua βi secara signifikan sama dengan 0)
H0 : β1=β2 ≠ 0 (arti semua variabel βi secara signifikan tidak sama
dengan 0)
Dasar pengambilan keputusan:
i. Apabila F hitung ≤ Ftabel atau p-value > 0,05 maka H0 diterima
ii. Apabila Fhitung > Ftabel atau p-value < 0,05 maka H0 ditolak
Untuk menghitung uji F digunakan rumus:
R2
UjiFhitung =
(1 − R )
k
2
(n − k − 1)
Selanjutnya berdasarkan tingkat signifikansi 5% atau 0,05 maka
pengambilan keputusan berdasarkan tingkat signifikansi adalah jika
probabilitas > 0,05 maka H0 diterima berarti bahwa suatu variabel
independen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
dependen. Jika probabilitas signifikan < 0,05 maka H0 ditolak,
berarti bahwa suatu variabel independen berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel dependen.
H. Operasional Variabel Penelitian
Dengan demikian, variabel-variabel yang akan menjadi pengamatan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Return saham adalah perubahan nilai asset atau sekuritas dibagi dengan
nilai awal atau harga pembelian asset atau sekuritas.
2. Return market adalah perubahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
dibagi dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari sebelumnya.
3. Abnormal return adalah selisih antara return sesungguhnya yang terjadi
dengan return pasar.
4. Bid ask spread adalah selisih antara selisih harga beli (permintaan)
tertinggi dengan harga jual (penawaran) terendah saham trader.
5. Cost of equity capital merupakan suatu rate tertentu yang harus dicapai
perusahaan agar dapat memenuhi imbalan yang diharapkan (expected
return) oleh pemegang saham atas dana yang ditanamkan pada
perusahaan tersebut sesuai dengan risiko yang akan diterima.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia
Sejarah pasar modal Indonesia sebenarnya telah mulai sejak
Pemerintah Hindia Belanda. pada tanggal 14 Desember 1912, dengan
bantuan Pemerintah Kolonial Belanda, bursa efek pertama Indonesia
didirikan di Batavia, pusat Pemerintah Kolonial Belanda dan dikenal
sebagai Jakarta saat ini. Pendirian bursa efek (stock exchange) di Batavia
adalah dalam rangka memupuk sumber pembiayaan bagi perkebunan milik
Batavia yang tumbuh secara besar-besaran di Indonesia.
Bursa Batavia sempat ditutup selama periode perang dunia pertama
dan kemudian dibuka lagi pada 1925. Selain bursa Batavia, pemerintah
kolonial juga mengoperasikan bursa paralel di Surabaya pada tanggal 11
Januari 1925 dan di Semarang pada tanggal 1 Agustus 1925. Namun
kegiatan bursa ini dihentikan lagi ketika terjadi pendudukan oleh tentara
Jepang di Batavia. Pada tahun 1952, tujuh tahun setelah Indonesia
memproklamirkan kemerdekaan, bursa saham dibuka lagi dengan
memperdagangkan saham dan obligasi yang diterbitkan oleh perusahaanperusahaan Belanda sebelum perang dunia. Kegiatan bursa saham
kemudian berhenti lagi ketika pemerintah meluncurkan program
nasionalisasi pada tahun 1956.
Sejak tahun 1956 pemerintah telah mencoba untuk mengaktifkan
kembali pasar modal sebagai sarana pembiayaan kegiatan ekonomi pada
awalnya pemerintah mendorong pertumbuhan pasar modal melalui
pemberian fasilitas perpajakan, baik kepada perusahaan-perusahaan yang
go public maupun para investor serta lembaga-lembaga penunjang yng
terkait termasuk broker dan dealer. Fasilitas perpajakan kemudian
dihapuskan setelah diberlakukan peraturan perpajakan yang baru pada
tahun 1983, sedangkan pajak penghasilan atas bunga deposito dan
tabungan berjangka lainnya ditunda pemungutannya. Keadaan ini sudah
tentu mengakibatkan iklim investasi di pasar modal kurang menarik. Oleh
karena
itu,
kemudian
pemerintah
berusaha
mendorong
kembali
pertumbuhan pasar modal dengan mengeluarkan paket-paket deregulasi,
seperti paket Desember 1987, paket Oktober 1988, dan paket Desember
1988. Salah satu isi paket tersebut yang terpenting adalah dinaikkannya
pajak penghasilan atas bunga deposito dan tabungan berjangka lainnya
sebesar 15% final. Kebijaksanaan pengenaan pajak final atas tabungan,
ternyata berdampak sangat positif terhadap pasar modal, karena
pendapatan masyarakat pemodal menjadi berkurang, sehingga mereka
cenderung mencari alternatif lain dalam menginvestasikan uangnya.
Tidak sampai tahun 1977, bursa saham kembali dibuka dan
ditandatangani oleh Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam), institusi
baru dibawah Departemen Keuangan, kegiatan perdagangan dan
kapitalisasi pasar saham pun mulai meningkat dan mencapai puncaknya
pada tahun 1990 seiring dengan perkembangan pasar financial dan sektor
swasta.
Pada tanggal 13 Juli 1992, bursa saham diswastanisasi menjadi PT.
Bursa Efek Jakarta (BEJ). Swastanisasi bursa saham menjadi PT. BEJ ini
mengakibatkan beralihnya fungsi Bapepam menjadi Badan Pengawas
Pasar Modal (BAPEPAM).
Pada 22 Mei 1995, BEJ meluncurkan Jakarta Automated Trading
System (JATS), sebuah sistem perdagangan otomatis yang menggantikan
sistem perdagangan manual. Sistem baru ini dapat memfasilitasi
perdagangan saham dengan frekuensi yang lebih besar dan lebih menjamin
kegiatan pasar yang fair dan transparan dibanding sistem perdagangan
manual.
Tahun 2002, BEJ juga menerapkan perdagangan jarak jauh (remote
trading), sebagai upaya meningkatkan akses pasar, efisiensi pasar,
kecepatan, dan frekuensi perdagangan.
Pada tahun 2007 dilakukan penggabungan Bursa Efek Jakarta (BEJ)
dan Bursa Efek Surabaya (BES) yang kemudian berubah nama menjadi
Bursa Efek Indonesia (BEI).
2. Struktur Organisasi
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia
Sumber: Bursa Efek Indonesia
B. Hasil dan Pembahasan
Pengujian pada penelitian pertama dilakukan dengan menggunakan
metode uji beda dua rata-rata dari dua kelompok observasi berpasangan (Ttest, Wilcoxon) sedangkan untuk penelitian kedua menggunakan metode
regresi berganda.
1. Analisis Deskriptif Data
a. Analisis Deskriptif Variabel Abnormal Return
Abnormal
return
merupakan
kelebihan
dari
return
yang
sesungguhnya terjadi terhadap return normal. Return normal
merupakan return ekspektasi (return yang diharapkan oleh investor).
Dengan demikian, return tidak normal (abnormal return)
adalah
selisih antara return sesungguhnya yang terjadi dengan return
ekspektasi.
Tabel. 4.1
Deskriptif abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman
right issue.
Sebelum
No
Emiten
Setelah
Ratarata
Std.Dev
Wilcoxon
Asymp
Z
Sig
Rata-rata
Std.Dev
1
2
ABDA
RMBA
-0.20868
0.45165
0.00297
0.01552
-0.674
0.5
0.00572
0.03334
0.02795
0.03332
-.674(a)
0.5
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
NISP
MEGA
SDPC
BNII
ARNA
BHIT
TIRT
BVIC
INTP
BBIA
SMMA
BCIC
AISA
ABDA
CNKO
ULTJ
ADES
BNBR
RICY
AKRA
KREN
PLAS
MREI
ARTA
MLPL
PBRX
IIKP
MEGA
BBIA
TCID
TBLA
PNBN
-0.20463
0.45501
-0.18913
0.47031
-.674(a)
0.5
0.01766
0.03849
0.01061
0.03563
-.135(a)
0.893
-0.38674
0.91593
-0.03620
0.04641
-.135(a)
0.893
-0.03333
0.09435
-0.02569
0.05651
-.405(a)
0.686
0.00120
0.00947
0.00006
0.05308
-.135(a)
0.893
-0.19190
0.45363
-0.00196
0.03390
-.135(a)
0.893
-0.00339
0.00691
-0.03183
0.07012
-.135(a)
0.893
-0.17624
0.47383
-0.20455
0.45101
-.674(a)
0.5
0.00181
0.01974
0.00165
0.01114
-.135(a)
0.893
0.01266
0.05087
-0.19483
0.44644
-.674(a)
0.5
0.16074
0.15355
-0.24438
0.86982
-.944(a)
0.345
-0.40390
0.53569
-0.00798
0.02692
-1.753(a)
0.08
-0.19612
0.44757
-0.18706
0.46472
-.405(a)
0.686
-0.20599
0.45484
-0.21016
0.44778
-.405(a)
0.686
-0.09553
0.04828
0.02773
0.11169
-1.753(a)
0.08**
0.00546
0.04484
0.00684
0.01065
-.674(a)
0.01710
0.02366
-0.39814
0.54808
-1.214(a)
0.225
0.00125
0.00773
0.03798
0.07176
-1.214(a)
0.225
-0.19530
0.44672
-0.19142
0.45812
-.405(a)
0.686
0.00124
0.01863
-0.00018
0.02895
-.405(a)
0.686
-0.00004
0.02904
-0.00575
0.03086
-.405(a)
0.686
-0.01166
0.01549
0.00567
0.01307
-1.483(a)
0.138
**
0.5
0.00193
0.03510
-0.01927
0.03908
-.674(a)
0.5
-0.01591
0.03058
-0.00871
0.01378
-.674(a)
0.5
-0.16456
0.33673
-0.34131
0.78466
-.405(a)
0.686
-0.00228
0.13019
0.01748
0.03161
-.405(a)
0.686
-0.00501
0.07157
-0.00080
0.04183
-.405(a)
0.686
-0.00636
0.01904
-0.01530
0.01706
-.944(a)
0.345
-0.00119
0.01368
-0.00436
0.00445
-.674(a)
0.5
-0.00329
0.00425
-0.00168
0.01099
-.135(a)
0.893
-.674(a)
0.5
-.944(a)
0.345
0.02503
0.03020
-0.25649
1.06918
-0.00107
0.01455
0.00445
0.01457
Rata-rata
Std.Dev
Ratarata
-0.00190
0.00409
-0.00108
0.03512
-.135(a)
0.893
0.00954
0.02395
0.01880
0.07214
-.674(a)
0.5
0.00173
0.01561
-0.01334
0.01009
-2.023(a)
0.043*
-0.17566
0.39437
0.01437
0.04681
-.405(a)
0.686
0.00978
0.02795
0.01006
0.05586
-.135(a)
0.893
0.00119
0.01358
-0.00600
0.01293
-.405(a)
0.686
-0.00238
0.02226
0.00459
0.01184
-.674(a)
0.5
-0.00507
0.01347
-0.00144
0.01251
-.405(a)
0.686
0.02354
0.02564
0.02126
Sumber: data diolah
Ket: * signifikan pada tingkat α 5%
** signifikan pada tingkat α 10%
0.03690
-.405(a)
0.686
No
35
36
37
Emiten
BKSL
IIKP
ELTY
38
39
40
41
42
43
BABP
ENRG
PNIN
PNLF
BBNP
IIKP
Std.Dev
Asymp
Sig
Z
Pada Tabel. 4.1 dapat dilihat bahwa rata-rata abnormal return
saham pada 5 hari sebelum pengumuman right issue didapatkan
abnormal return positif pada 17 perusahaan, abnormal return tertinggi
terdapat pada PT. Sinar Mas Multi Arta Tbk sebesar 0,16074
sedangkan rata-rata abnormal return negatif didapatkan pada 26
perusahaan, abnormal return terendah terdapat pada PT. Bank CIC
Tbk sebesar -0,40390. Ini berarti keputusan investasi untuk
mendapatkan abnormal return terbaik ada pada saham PT. Sinar Mas
Multi Arta Tbk. Dan tidak berinvestasi pada PT. Bank CIC Tbk yang
menghasilkan abnormal return terendah.
Sedangkan standar deviasi tertinggi pada 5 hari sebelum
pengumuman right issue terdapat pada saham
PT. Millenium
Pharmacon International Tbk sebesar 0,91593 dan terendah terdapat
pada saham PT. Sentul City Tbk sebesar 0,00409. Ini berarti bahwa
standar deviasi sebelum right issue PT. Millenium Pharmacon
International Tbk paling tidak stabil dibandingkan dengan PT. Sentul
City Tbk yang paling stabil sahamnya.
Rata-rata abnormal return 5 hari setelah pengumuman right issue
didapatkan return positif pada 16 perusahaan, abnormal return
tertinggi terdapat pada PT. Bakrie & Brothers Tbk sebesar 0,03798
sedangkan rata-rata abnormal return negatif didapatkan pada 27
perusahaan, abnormal return terendah terdapat pada PT. Ades Alfindo
Putra Setia Tbk sebesar -0,39814. Ini berarti keputusan investasi untuk
mendapatkan abnormal return terbaik ada pada saham PT. Bakrie &
Brothers Tbk. Dan tidak berinvestasi pada PT. Ades Alfindo Putra
Setia Tbk yang menghasilkan abnormal return terendah.
Sedangkan standar deviasi tertinggi pada 5 hari setelah
pengumuman right issue terdapat pada saham
PT. Tunas Baru
Lampung Tbk sebesar 1,06918 dan terendah terdapat pada saham PT.
Bank Buana Indonesia Tbk sebesar 0,00445. Ini berarti bahwa standar
deviasi setelah right issue PT. Tunas Baru Lampung Tbk paling tidak
stabil dibandingkan dengan PT. Bank Buana Indonesia Tbk yang lebih
stabil sahamnya.
Pada analisis wilcoxon sign rank test, terlihat ada saham yang
mempunyai perbedaan abnormal return yang signifikan antara 5 hari
sebelum pengumuman right issue dengan 5 hari sesudah pengumuman
right issue pada level signifikan 5% PT. Bakrieland Development Tbk
dimana tingkat probabilitasnya < 5% atau pada level signifikan 10%
seperti PT. Bank CIC Tbk, PT. Central Korporindo Internasional Tbk
dimana tingkat probabilitasnya < 10%. Dengan demikian H0 ditolak Ha
diterima. Ini berarti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman right issue. Hal
ini disebabkan oleh pengumuman right issue diterima di pasar sebagai
good news berkaitan dengan kesempatan investasi perusahaan di masa
yang akan datang dimana investor percaya bahwa perusahaan
mengeluarkan saham baru untuk membiayai proyek yang memiliki
NPV positif sehingga harga saham bereaksi secara positif terhadap
pengumuman right issue.
Sedangkan untuk emiten saham lain pada analisis wilcoxon sign
rank test terlihat bahwa tidak ada perbedaan abnormal return yang
signifikan antara 5 hari sebelum pengumuman right issue dan lima hari
setelah pengumuman right issue pada level signifikansi 5%, dimana
tingkat probabilitas seluruh saham > 5% artinya H0 diterima dan Ha
ditolak. Ini berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan abnormal
return sebelum dan sesudah pengumuman right issue. Hal ini
disebabkan oleh pengumuman penambahan saham baru yang
mengindikasikan adanya informasi yang tidak menguntungkan (bad
news) tentang kondisi laba di masa yang akan datang. Jika dana dari
right issue akan digunakan untuk tujuan perluasan investasi yang
memiliki nilai NPV nol atau negatif sehingga pasar akan bereaksi
negatif.
Hasil
analisis
ini
mendukung
penelitian
Taufik
(2002)
menunjukkan bahwa publikasi right issue tidak mempunyai pengaruh
terhadap variabilitas tingkat keuntungan. Rendahnya variabilitas
tingkat keuntungan menyebabkan abnormal return tidak berbeda
secara nyata dengan abnormal return sebelum dan sesudah publikasi.
b. Analisis Deskriptif Variabel Bid Ask Spread
Menurut Kothare (1993) dalam Sari (2002:74) menyebutkan bahwa
rentang antara harga beli-jual akan meningkat setelah pengumuman
right issue. Perubahan ini dihubungkan dengan struktur kepemilikan
perusahaan yang menerbitkan right. Penawaran umum menyebabkan
penyebaran yang besar dalam kepemilikan saham yang mendorong
untuk lebih mengkontrasikan kepemilikan. Semakin besar selisihnya,
semakin besar volatisitas saham tersebut, sehingga return yang akan
diperoleh juga akan semakin besar.
Tabel 4.2
Deskriptif bid ask spread sebelum dan sesudah pengumuman right
issue.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Emiten
ABDA
RMBA
NISP
MEGA
SDPC
BNII
ARNA
BHIT
INTP
AISA
Sebelum
Ratarata
Std.Dev
Setelah
Ratarata
Std.Dev
Wilcoxon
Asymp
Z
Sig
0.22983
0.10346
-0.63903
1.24964
-1.095(a)
0.273
0.03218
0.00091
0.02572
0.00075
-2.023(a)
0.043*
0.35374
0.05434
0.72161
0.02140
0.09407
0.05384
0.08424
0.01131
-.135(a)
-.535(a)
0.893
0.593
0.04628
0.00190
0.09493
0.05241
-1.753(a)
0.08**
0.07783
0.00571
0.10959
0.04115
-2.060(a)
0.039*
0.11111
0.00000
0.07632
0.03178
-1.633(a)
0.102
-0.30686
0.02448
0.74173
0.00093
0.01754
0.02458
0.00740
0.00051
-.135(a)
-.137(a)
0.893
0.891
-0.05321
1.09092
-0.57841
1.29777
-.944(a)
0.345
No
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
Emiten
TIRT
BBIA
SMMA
BVIC
BCIC
ABDA
CNKO
ULTJ
ADES
BNBR
RICY
AKRA
KREN
PLAS
MREI
ARTA
MLPL
PBRX
IIKP
MEGA
BBIA
TCID
TBLA
PNBN
BKSL
IIKP
ELTY
BABP
ENRG
PNIN
PNLF
BBNP
IIKP
Ratarata
Std.Dev
Ratarata
Std.Dev
Z
Asymp
Sig
0.17032
0.04334
-0.77866
0.18763
0.05001
0.09376
0.07233
0.01106
0.03289
0.15385
0.06381
0.02299
0.05001
0.01271
0.06102
0.01491
0.02494
0.03062
0.04878
0.12343
0.04037
0.04015
-0.29674
0.01084
0.05902
0.04255
0.03059
0.10063
0.01237
0.02910
0.03175
0.04316
0.00163
1.11498
0.11941
0.01864
0.01000
0.01082
0.00033
0.01268
0.00000
0.02925
0.00000
0.01864
0.00013
0.02932
0.00961
0.00035
0.00634
0.00000
0.07697
0.03177
0.05062
0.74205
0.00010
0.02291
0.00000
0.00041
0.02174
0.00041
0.01026
0.00000
0.25393
0.04444
0.03161
0.13019
0.04220
0.09330
0.05922
0.02316
0.02725
0.15385
0.04576
0.03710
0.04802
0.01242
0.05181
0.01300
0.02520
0.02845
0.04928
0.04316
0.04495
0.10407
0.03309
0.01074
0.04928
0.08861
0.03097
0.08783
0.00913
0.01822
0.03175
0.10124
0.00000
0.03096
0.00701
0.00077
0.04503
0.00190
0.01205
0.00033
0.00000
0.03940
0.01288
0.01790
0.00011
0.02598
0.00489
0.00053
0.01754
0.00112
0.04022
0.03260
0.09911
0.00181
0.00013
0.00112
0.04034
0.00044
0.04085
0.00513
0.00030
0.00000
-1.461(a)
-1.342(a)
-1.214(a)
-1.069(a)
-.447(a)
-.674(a)
-1.761(a)
-1.753(a)
-.816(a)
.000(a)
-.674(a)
-1.732(a)
-1.732(a)
-1.826(a)
-.135(a)
-.674(a)
-1.134(a)
-.135(a)
-1.000(a)
-2.032(a)
-.137(a)
-1.214(a)
-.677(a)
-1.236(a)
-.447(a)
-1.841(a)
-1.000(a)
-.406(a)
-2.023(a)
-1.461(a)
.000(a)
-0.80000
1.09545
-1.59437
0.90703
-.378(a)
0.705
0.04303
0.00245
0.03988
Sumber: data diolah
Ket: * signifikan pada tingkat α 5%
** signifikan pada tingkat α 10%
0.00138
-2.023(a)
0.043*
0.144
0.18
0.225
0.285
0.655
0.5
0.078**
0.08**
0.414
1.00
0.5
0.083**
0.083**
0.068**
0.893
0.5
0.257
0.892
0.317
0.042*
0.891
0.225
0.498
0.216
0.655
0.066**
0.317
0.684
0.043*
0.144
1
Pada Tabel. 4.2 dapat dilihat bahwa rata-rata bid ask spread saham
pada 5 hari sebelum pengumuman right issue didapatkan bid ask
spread positif pada 38 perusahaan, bid ask spread tertinggi terdapat
pada PT. Bank NISP Tbk sebesar 0,35374 sedangkan rata-rata bid ask
spread negatif didapatkan pada 5 perusahaan, bid ask spread terendah
terdapat pada PT. Bank Nusantara Parahyangan Tbk sebesar -0,8. Ini
berarti keputusan investasi untuk mendapatkan bid ask spread terbaik
ada pada saham PT. Bank NISP Tbk. Dan tidak berinvestasi pada PT.
Bank Nusantara Parahyangan Tbk yang menghasilkan bid ask spread
terendah.
Sedangkan standar deviasi tertinggi pada 5 hari sebelum
pengumuman right issue terdapat pada saham
PT. Millenium
Pharmacon International Tbk sebesar 0.91593 dan terendah terdapat
pada saham PT. Sentul City Tbk sebesar 0.00409. Ini berarti bahwa
standar deviasi sebelum right issue PT. Millenium Pharmacon
International Tbk paling tidak stabil dibandingkan dengan PT. Sentul
City Tbk yang paling stabil sahamnya.
Rata-rata bid ask spread 5 hari setelah pengumuman right issue
didapatkan bid ask spread positif pada 40 perusahaan, bid ask spread
tertinggi terdapat pada PT. Tirta Mahakam Polywod Tbk sebesar
0,25393 sedangkan rata-rata bid ask spread negatif didapatkan pada 3
perusahaan, bid ask spread terendah terdapat pada PT. Bank Nusantara
Parahyangan Tbk sebesar -1,59437. Ini berarti keputusan investasi
untuk mendapatkan bid ask spread terbaik ada pada saham PT. Tirta
Mahakam Polywod Tbk. Dan tidak berinvestasi pada PT. Bank
Nusantara Parahyangan Tbk yang menghasilkan bid ask spread
terendah.
Sedangkan standar deviasi tertinggi pada 5 hari setelah
pengumuman right issue terdapat pada saham PT. Asia Inti Selera Tbk
sebesar 1,29777 dan terendah terdapat pada saham PT. Bank Buana
Indonesia Tbk, PT. Bakrie & Brother Tbk, dan PT. Panin Life Tbk
sebesar
0,00000.
Ini
berarti
bahwa
standar
deviasi
setelah
pengumuman right issue PT. Asia Inti Selera Tbk paling tidak stabil
dibandingkan dengan PT. Bank Buana Indonesia Tbk, PT. Bakrie &
Brother Tbk, dan PT. Panin Life Tbk yang lebih stabil sahamnya.
Pada analisis wilcoxon sign rank test, terlihat ada saham yang
mempunyai perbedaan bid ask spread yang signifikan antara 5 hari
sebelum pengumuman right issue dengan 5 hari sesudah pengumuman
right issue pada level signifikan 5% seperti PT. Bentoel Internasional
Investama Tbk, Bank Internasional Indonesia Tbk, Bank MEGA Tbk,
PT. Energi Mega Persada Tbk, serta Intikapuas Arowana Tbk dimana
tingkat probabilitasnya < 5% dan signifikan 10% seperti PT.
Millenium Pharmacon Tbk, PT. Central Korporindo Internasional Tbk,
PT. Ultra Jaya Milk Tbk, PT. AKR Corporation Tbk, PT. Kresna
Graha Securindo Tbk, PT. Palm Asia Arowara Tbk, serta PT.
Intikapuas Arowana Tbk dengan tingkat probabilitas < 10%. Dengan
demikian H0 ditolak Ha diterima. Ini berarti bahwa terdapat perbedaan
yang signifikan bid ask spread sebelum dan sesudah pengumuman
right issue. Hal ini berkaitan dengan signaling theory, karena terdapat
asimetri informasi, hal ini biasa dilakukan oleh para manajer finance
dimana mereka lebih mengetahui keadaan perusahaan mereka apakah
undervalued maupun overvalued, sehingga mereka dapat menentukan
apakah harga saham baru mereka akan diterbitkan dengan harga yang
lebih murah atau lebih mahal dari saham yang beredar. Tetapi biasanya
mereka akan melakukan right issue lebih banyak perusahaan yang
mengalami undervalued sehingga mereka menerbitkan saham harga
baru mereka dengan harga yang lebih murah.
Jika harga saham jatuh, maka investor akan memilih untuk
membeli saham dengan menggunakan harga saham yang lebih murah
dibandingkan harga saham yang ditawarkan. (Safitriningrum,2004:25).
Sedangkan untuk emiten saham lain pada analisis wilcoxon sign
rank test terlihat bahwa tidak ada perbedaan bid ask spread yang
signifikan antara 5 hari sebelum pengumuman right issue dan lima hari
setelah pengumuman right issue pada level signifikansi 5%, dimana
tingkat probabilitas seluruh saham > 5% artinya H0 diterima dan Ha
ditolak. Ini berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan bid ask
spread sebelum dan sesudah pengumuman right issue.
c. Analisis Deskriptif Variabel Cost of Equity Capital
Cost of equity capital (biaya modal ekuitas) adalah suatu rate
tertentu yang harus dicapai perusahaan agar dapat memenuhi imbalan
yang diharapkan (expected return) oleh pemegang saham atas dana
yang ditanamkan pada perusahaan tersebut sesuai dengan risiko yang
akan diterima. Biaya modal ekuitas adalah tingkat yang diminta atas
investasi oleh para pemegang saham perusahaan (Van Horne dan
Wachowizs, 2007:122).
Tabel. 4.3
Deskriptif cost of equity capital sebelum dan sesudah pengumuman
right issue
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
Emiten
ABDA
RMBA
NISP
MEGA
SDPC
BNII
ARNA
BHIT
TIRT
BVIC
INTP
BBIA
SMMA
BCIC
AISA
ABDA
CNKO
ULTJ
ADES
BNBR
RICY
AKRA
KREN
PLAS
MREI
ARTA
MLPL
PBRX
IIKP
MEGA
BBIA
TCID
TBLA
PNBN
BKSL
IIKP
ELTY
BABP
Sebelum
Ratarata
Std.Dev
0.09154
0.05453
0.16418
0.03858
0.06643
0.05336
-0.07965
0.08328
0.02188
-0.13283
0.02789
0.02288
0.00133
-0.07033
-0.15757
-0.08052
0.01594
0.02209
0.14273
0.02017
-0.00329
0.02160
0.02601
0.02575
0.02393
0.01729
0.08575
0.02589
0.03818
0.02787
0.03289
0.03229
0.13622
0.03539
0.03331
0.03240
0.03315
-0.31708
0.01194
0.00379
0.03114
0.00094
0.06183
0.00222
0.02688
0.00718
0.00164
0.09548
0.00018
0.00180
0.00645
0.05070
0.02711
0.11626
0.00696
0.00079
0.07575
0.00016
0.00661
0.00083
0.00007
0.00022
0.00085
0.00308
0.02899
0.00191
0.00583
0.00155
0.00001
0.00017
0.03578
0.00073
0.00006
0.00013
0.00005
0.03259
Setelah
Ratarata
Std.Dev
0.09736
0.05962
0.19723
0.03835
0.03904
0.05777
-0.04494
0.06132
0.02336
-0.13466
0.02801
0.02025
0.23039
-0.03202
-0.05504
-0.06965
0.01410
0.02364
0.12440
0.02010
-0.00471
0.02132
0.02589
0.02590
0.02471
0.01465
-0.93412
0.02609
0.03388
0.02898
0.03289
0.03219
-0.68181
0.03590
0.03331
0.03239
0.03313
-0.26158
0.01948
0.00355
0.08075
0.00188
0.00048
0.00535
0.04008
0.01388
0.00531
0.06828
0.00017
0.00381
0.92553
0.03916
0.04071
0.02686
0.00268
0.00067
0.05124
0.00013
0.00925
0.00033
0.00015
0.00019
0.00041
0.00281
2.33811
0.00012
0.00270
0.00125
0.00001
0.00022
2.96211
0.00095
0.00012
0.00014
0.00010
0.04296
Wilcoxon
Asymp
Z
Sig
-.405(a)
-1.753(a)
-.944(a)
-.674(a)
-.135(a)
-1.483(a)
-.944(a)
-2.023(a)
-.135(a)
-.135(a)
-1.219(a)
-1.214(a)
-.405(a)
-1.214(a)
-2.023(a)
-.405(a)
-.674(a)
-2.023(a)
-.405(a)
-.944(a)
-.405(a)
-.944(a)
-1.214(a)
-1.214(a)
-2.023(a)
-1.214(a)
-.674(a)
-.135(a)
-1.483(a)
-1.214(a)
-.535(a)
-.730(a)
-.674(a)
-.405(a)
-.135(a)
-.405(a)
-.674(a)
-2.023(a)
0.686
0.08**
0.345
0.5
0.893
0.138
0.345
0.043*
0.893
0.893
0.223
0.225
0.686
0.225
0.043*
0.686
0.5
0.043*
0.686
0.345
0.686
0.345
0.225
0.225
0.043*
0.225
0.5
0.893
0.138
0.225
0.593
0.465
0.5
0.686
0.893
0.686
0.5
0.043*
No
39
40
41
42
43
Emiten
ENRG
PNIN
PNLF
BBNP
IIKP
Ratarata
Std.Dev
Ratarata
0.04602
0.00397
0.04840
0.03239
0.00004
0.03228
0.00000
0.03286
0.03286
0.03635
0.00169
0.03607
0.03356
0.00006
0.03372
Sumber: data diolah
Ket: * signifikan pada tingkat α 5%
** signifikan pada tingkat α 10%
Std.Dev
0.00511
0.00018
0.00000
0.00137
0.00027
Z
-.405(a)
-1.105(a)
.000(a)
-.135(a)
-1.095(a)
Asymp
Sig
0.686
0.269
1.00
0.893
0.273
Pada Tabel. 4.3 dapat dilihat bahwa rata-rata cost of equity capital
saham pada 5 hari sebelum pengumuman right issue didapatkan cost of
equity capital positif pada 36 perusahaan, cost of equity capital
tertinggi terdapat pada PT. Bank NISP Tbk sebesar 0,16418 atau
16,416% sedangkan rata-rata cost of equity capital negatif didapatkan
pada 7 perusahaan, cost of equity capital terendah terdapat pada PT.
Bank Bumi Putra Indonesia Tbk sebesar -0,31708 atau -31,1708%. Ini
berarti keputusan investasi untuk mendapatkan cost of equity capital
terbaik ada pada saham PT. Bank NISP Tbk. Dan tidak berinvestasi
pada PT. Bank Bumi Putra Indonesia Tbk yang menghasilkan cost of
equity capital terendah.
Sedangkan standar deviasi tertinggi pada 5 hari sebelum
pengumuman right issue terdapat pada saham PT. Asuransi Bina Dana
Arta Tbk sebesar 0,116260 dan terendah terdapat pada saham PT.
Panin Life Tbk sebesar 0,00000. Ini berarti bahwa standar deviasi
sebelum pengumuman right issue PT. Asuransi Bina Dana Arta Tbk
paling tidak stabil dibandingkan dengan PT. Panin Life Tbk yang
paling stabil sahamnya.
Rata-rata cost of equity capital saham pada 5 hari setelah
pengumuman right issue didapatkan cost of equity capital positif pada
34 perusahaan, cost of equity capital tertinggi terdapat pada PT. Sinar
Mas Multi Arta Tbk sebesar 0,23039 atau 23,039% sedangkan rata-rata
cost of equity capital negatif didapatkan pada 9 perusahaan, cost of
equity capital terendah terdapat pada PT. Multipolar Tbk sebesar 0,93412 atau -93,412%. Ini berarti keputusan investasi untuk
mendapatkan cost of equity capital terbaik ada pada saham PT. Sinar
Mas Multi Arta Tbk. Dan tidak berinvestasi pada PT. Multipolar Tbk
yang menghasilkan cost of equity capital terendah.
Sedangkan standar deviasi tertinggi pada 5 hari setelah
pengumuman right issue terdapat pada saham
PT. Tunas Baru
Lampung Tbk sebesar -2,96211 dan terendah terdapat pada saham PT.
Panin Life Tbk sebesar 0,00000. Ini berarti bahwa standar deviasi
setelah pengumuman right issue PT. Tunas Baru Lampung Tbk paling
tidak stabil dibandingkan dengan PT. Panin Life Tbk yang paling stabil
sahamnya.
Pada analisis wilcoxon sign rank test, terlihat ada saham yang
mempunyai perbedaan cost of equity capital yang signifikan antara 5
hari sebelum pengumuman right issue dengan 5 hari sesudah
pengumuman right issue pada level signifikan 5% seperti PT. Bhakti
Investam Tbk, PT. Asia Intiselera Tbk, PT. Maskapai Reasuransi Tbk,
PT. Ultra Jaya Milk Tbk, serta Bank Bumi Putra Indonesia Tbk dimana
tingkat probabilitasnya < 5% dan signifikan 10% seperti PT. Bentoel
Internasional Investama Tbk dengan probabilitas < 10%. Hal ini
disebabkan oleh adanya pengumuman right issue oleh emiten yang
ditangkap oleh investor sebagai good news dimana harga saham akan
terkoreksi yang menjadi lebih murah akan dimanfaatkan untuk
menambah proporsi kepemilikan saham perusahaan dengan tingkat
ekspektasi saham lebih tinggi karena harapan investor harga saham
akan berubah naik sehingga investor akan mendapatkan capital gain
yang lebih besar.
Sedangkan untuk emiten saham lain pada analisis wilcoxon sign
rank test terlihat bahwa tidak ada perbedaan cost of equity capital
yang signifikan antara 5 hari sebelum pengumuman right issue dan
lima hari setelah pengumuman right issue pada level signifikansi 5%,
dimana tingkat probabilitas seluruh saham > 5% artinya H0 diterima
dan Ha ditolak. Ini berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan
cost of equity capital sebelum dan sesudah pengumuman right issue.
2. Analisis
Perbedaan
Abnormal
Return
Sebelum
dan
Setelah
Pengumuman Right Issue.
Pengujian hipotesis perbedaan abnormal return dilakukan untuk
mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara abnormal
return sebelum pengumuman (hari -5 sampai hari -1) dengan abnormal
return setelah adanya pengumuman (hari +1 sampai +5).
Tabel 4.4 Rata-rata Abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman
right issue
Periode
-5
-4
-3
-2
-1
Sebelum
1
2
3
4
5
sesudah
AAR
-0.0412
-0.0330
-0.0035
-0.1338
-0.0718
-0.05667
-0.0181
0.0019
-0.0045
-0.1981
-0.0888
-0.06150
Sumber: data diolah
Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat dilihat rata-rata abnormal return
sebelum tanggal pengumuman right issue dan sesudah pengumuman right
issue tidak berfluktuasi selama periode pengamatan.
Untuk menguji apakah terdapat perbedaan abnormal return
sebelum dan sesudah pengumuman right issue menggunakan wilcoxon
sign test dengan tingkat α yang digunakan sebesar 5%. Hipotesis yang
digunakan adalah:
H0 : µ1 = µ2 Tidak terdapat perbedaan rata-rata sebelum dan sesudah
pengumuman right issue.
H1 : µ1 ≠ µ2 Terdapat perbedaan rata-rata sebelum dan sesudah
pengumuman right issue.
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Sumber : data output SPSS
AARSetelah – AARSebelum
-.676(a)
.499
Rata-rata abnormal return diatas memiliki nilai perhitungan P-value
(Sig) diperoleh nilai sebesar 0,499 atau 49,9% untuk uji dua sisi. Dengan
membandingkan nilai p-value (0,499) dengan nilai signifikansi pada α
(5%). Dapat dilihat bahwa untuk uji dua sisi nilai p-value lebih besar
daripada nilai signifikasi, sehingga keputusan yang diambil adalah H0
diterima artinya tidak ada perbedaan rata-rata abnormal return sebelum
dan sesudah pengumuman right issue.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya Taufiq (2002)
menggunakan metode paired sample t-test menunjukkan bahwa publikasi
right issue tidak mempunyai perbedaan terhadap variabilitas tingkat
keuntungan. Rendahnya variabilitas tingkat keuntungan menyebabkan
abnormal return tidak berbeda secara nyata dengan abnormal return
sebelum dan sesudah publikasi. Hal ini dikarenakan periode waktu
penelitian yang cukup singkat sehingga tidak dapat terlihat perbedaan
abnormal return selama periode penelitian.
3. Analisis
Perbedaan
Bid
Ask
Spread
Sebelum
dan
Setelah
Pengumuman Right Issue.
Pengujian hipotesis perbedaan bid ask spread dilakukan untuk
mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara bid ask spread
sebelum pengumuman (hari -5 sampai hari -1) dengan bid ask spread
setelah adanya pengumuman (hari +1 sampai +5).
Tabel 4.5 Spread Sebelum dan sesudah pengumuman right issue
Periode
-5
-4
-3
-2
-1
Sebelum
1
2
3
4
5
sesudah
SPREAD
0.00820
0.10919
-0.00882
0.02281
-0.08451
0.009374
0.01312
-0.03838
-0.09398
0.07997
-0.02507
-0.01287
Sumber: data diolah
Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat dilihat rata-rata spread pada saat
sebelum pengumuman right issue dan sesudah pengumuman tidak
berfluktuasi selama periode penelitian.
Untuk menguji apakah terdapat perbedaan bid ask spread sebelum dan
sesudah pengumuman right issue menggunakan wilcoxon sign test dengan
tingkat α yang digunakan sebesar 5%. Hipotesis yang digunakan adalah:
H0 : µ1 = µ2 Tidak terdapat perbedaan rata-rata sebelum dan sesudah
pengumuman right issue.
H1 : µ1 ≠ µ2 Terdapat perbedaan rata-rata sebelum dan sesudah
pengumuman right issue.
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Sumber: data output SPSS
SpreadSetelah – SpreadSebelum
-.998(a)
.318
Rata-rata bid ask spread diatas memiliki nilai perhitungan P-value
(Sig) diperoleh nilai sebesar 0,318 atau 31,8% untuk uji dua sisi. Dengan
membandingkan nilai p-value (0,318) dengan nilai signifikansi pada α
(5%). Dapat dilihat bahwa untuk uji dua sisi nilai p-value lebih besar
daripada nilai signifikasi, sehingga keputusan yang diambil adalah H0
diterima artinya tidak ada perbedaan rata-rata bid ask spread sebelum dan
sesudah pengumuman right issue.
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Mohammad Nizarul Alim dan Andrik C.K (2004)
menunjukkan
bahwa
informasi
pengumuman
right
issue
telah
menyebabkan perubahan bid ask spread yang signifikan untuk perbedaan
sebelum dan sesudah pengumuman right issue.
Hal ini disebabkan harga saham perusahaan apabila melakukan right
issue akan terkoreksi menjadi lebih murah. Harga saham yang menurun
mengindikasikan bahwa saham tersebut tidak aktif diperdagangkan.
Apabila suatu saham tidak aktif diperdagangkan, maka dealer akan lama
menyimpan saham tersebut sebelum diperdagangkan. Sehingga tidak
terjadi transaksi yang mengakibatkan tidak adanya perbedaan yang
signifikan sebelum dan sesudah pengumuman right issue.
4. Analisis Perbedaan Cost of Equity Capital Sebelum dan Setelah
Pengumuman Right Issue.
Pengujian hipotesis perbedaan cost of equity capital dilakukan untuk
mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara cost of equity
capital sebelum pengumuman (hari -5 sampai hari -1) dengan cost of
equity capital setelah adanya pengumuman (hari +1 sampai +5).
Tabel 4.6 Cost of Equity capital sebelum dan sesudah pengumuman
right issue
Periode
-5
-4
-3
-2
-1
Sebelum
1
2
3
4
5
sesudah
CEC
0.01603
0.01798
0.01695
0.02198
0.01946
0.01848
0.02392
0.02692
0.02193
-0.07371
-0.06872
-0.01393
Sumber: data diolah
Berdasarkan tabel 4.6 diatas dapat dilihat rata-rata cost of equity
capital pada saat sebelum pengumuman right issue dan sesudah
pengumuman right issue tidak berfluktuasi selama periode penelitian.
Untuk menguji apakah terdapat perbedaan cost of equity capital
sebelum dan sesudah pengumuman right issue menggunakan wilcoxon
sign test dengan tingkat α yang digunakan sebesar 5%. Hipotesis yang
digunakan adalah:
H0 : µ1 = µ2 Tidak terdapat perbedaan rata-rata sebelum dan sesudah
pengumuman right issue.
H1 : µ1 ≠ µ2 Terdapat perbedaan rata-rata sebelum dan sesudah
pengumuman right issue.
Berikut ini adalah hasil pengujian statistik cost of equity capital saham
sebelum dan sesudah pengumuman:
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
CECSetelah – CECSebelum
-.692(a)
.489
Sumber:data output SPSS
Rata-rata cost of equity capital diatas memiliki nilai perhitungan Pvalue (Sig) diperoleh nilai sebesar 0,489 atau 48,9% untuk uji dua sisi.
Dengan membandingkan nilai p-value (0,489) dengan nilai signifikansi
pada α (5%). Dapat dilihat bahwa untuk uji dua sisi nilai p-value lebih
besar daripada nilai signifikasi, sehingga keputusan yang diambil adalah
H0 diterima artinya tidak ada perbedaan rata-rata cost of equity capital
sebelum dan sesudah pengumuman right issue.
Dalam jangka waktu yang pendek para investor tidak dengan cepat
mengambil keputusan dalam melakukan investasinya. Sehingga dalam
waktu penelitian yang dilakukan tidak dapat dilihat perbedaan cost of
equity capital dari investor.
5. Analisis Pengaruh Pengumuman Right Issue dan Asimetri Informasi
Terhadap Cost of Equity Capital.
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Seperti diketahui bahwa uji T dan F mengasumsikan bahwa nilai
residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka
uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua
cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak
yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik (Ghozali, 2005:110).
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: CEC
1.0
Expected Cum Prob
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Observed Cum Prob
Grafik normal P-Plot terlihat titik-titik menyebar disekitar garis
diagonal, serta penyebarannya agak jauh dari garis diagonal, maka
model diasumsikan normal.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
25
N
Normal Parameters(a,b)
Most Extreme
Differences
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.
.0000000
.15158604
.213
.175
-.213
1.064
.208
Besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 1,064 dan signifikan
0,208 hal ini berarti H0 diterima yang berarti data residual terdistribusi
normal.
b. Uji Asumsi Klasik
Suatu model persamaan regresi dikatakan baik dan sesuai apabila
telah memenuhi uji asumsi klasik yaitu untuk membuktikan bahwa
persamaan tersebut tidak terjadi multikolonieritas, autokorelasi, dan
heteroskedastisitas serta adanya distribusi data yang normal.
1). Uji Multikolonieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi
ditemukan
(independen)
adanya
(Ghozali,
korelasi
2005:91).
antar
Suatu
variabel
bebas
model persamaan
dinyatakan bebas dari masalah multikolonieritas jika nilai Variance
Inflation Factor (VIF) berada disekitar satu dan mempunyai nilai
tolerance mendekati satu. Selain itu, besaran korelasi antar variabel
bebas dari model persamaan regresi harus memiliki koefisien
korelasi dibawah 0,5.
Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolinieritas
Variabel
TOL
VIF
Kesimpulan
CAR
0.995
1.005
Tidak ada Multikolinieritas
Spread
0.995
1.005
Tidak ada Multikolinieritas
Sumber: data diolah
Berdasarkan hasil yang terlihat pada Tabel 4.7 diatas
terlihat bahwa semua variabel bebas menunjukkan nilai VIF di
sekitar 1 dan nilai tolerance yang mendekati 1. Tabel 4.8 terlihat
bahwa tidak terdapat nilai korelasi antar variabel bebas yang
melebihi 0,5. Nilai korelasi tertinggi sebesar 0,65 atau sekitar 65%
yaitu antara variabel CAR dengan variabel Spread. Oleh karena
korelasi ini masih dibawah 95%, maka dapat dikatakan tidak
terjadi multikolonieritas yang serius.
Tabel 4.8 Coefficient Correlations(a)
Model
1
Spread
Correlations
Spread
Covariances
CAR
Spread
CAR
CAR
1.000
.065
.065
1.000
.000
.000
.000
.000
a Dependent Variable: CEC
2). Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model
regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1
(sebelumnya) (Ghozali, 2005:65). Uji autokorelasi dapat dilakukan
dengan menggunakan Durbin-Watson (DW).
Model Summary(b)
Model
1
R
.747(a)
R Square
.558
Adjusted R
Square
.518
Std. Error of
the Estimate
.15832646
Durbin-Watson
2.441
a Predictors: (Constant), Spread, CAR
b Dependent Variable: CEC
Berdasarkan tabel Durbin Watson dengan α = 5% dan
banyaknya variabel penjelas x dalam model regresi adalah 2 serta
jumlah sampel 25, didapat nilai batas bawah (dI) sebesar 1,206 dan
batas atas (du) sebesar 1,550. Dari hasil pengolahan data dengan
SPSS didapat nilai DW sebesar 2,441. Tabel 4.9 merupakan
rangkuman hasil pengolahan data tersebut.
Tabel 4.9 Hasil Uji Autokorelasi
dI
Du
4-du
4-dI
DW
Kesimpulan
1,206
1,550
2,450
2,794
2,441
Tidak ada Autokorelasi
Sumber: data diolah
Gambar 4.2 Hasil Uji Autokorelasi
1,206
1,550
2,441
2,450
2,794
Gambar 4.2 terlihat bahwa nilai DW terletak diantara du
dan 4-du, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada masalah
autokorelasi dalam model persamaan tersebut.
3). Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan
ke
pengamatan
yang
lain.
Pengujian
heteroskedastisitas dilakukan berdasarkan scatterplots dari hasil
pengolahan data dengan SPSS 12.
Scatterplot
Dependent Variable: CEC
Regression Studentized Residual
4
2
0
-2
-4
-1
0
1
2
3
4
Regression Standardized Predicted Value
Grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara
acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada
sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi.
c. Uji Koefisien Determinansi (R2)
Koefisien determinasi digunakan untuk menguji goodness-fit dari
model regresi. Besarnya nilai R Square sebesar 0,558 yang berarti
variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabilitas
variabel independen sebesar 55,8%. Sedangkan sisanya 44,2%
dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak dimasukkan dalam model
regresi.
Model Summary(b)
Model
1
R
.747(a)
R Square
.558
Adjusted R
Square
.518
a Predictors: (Constant), Spread, CAR
b Dependent Variable: CEC
d. Uji Signifikansi Parsial (Uji T)
Uji parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing
variabel independen terhadap variabel dependen.
Hasil uji dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.10
Tabel 4.10 Coefficients(a)
Unstandardized
Coefficients
Model
1
(Constant)
CAR
Spread
B
0.08372
Std. Error
.035
0.07588
0.00045
.014
.001
Standardized
Coefficients
t
Sig.
Beta
.749
.056
2.365
.027
5.270
.396
.000
.696
a Dependent Variable: CEC
1). Variabel CAR (Cumulative Abnormal Return)
Uji T yang telah dilakukan pada variabel CAR terhadap
CEC, diketahui bahwa nilai p-value > α (0,000 < 0,05) yang berarti
signifikan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa variabel
CAR mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap CEC dalam
menjelaskan hubungan antara CAR dengan CEC atau H0 ditolak
dan Ha diterima. Hal ini berarti CAR mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap CEC.
2). Variabel Spread
Uji T yang telah dilakukan pada variabel Spread terhadap
CEC, diketahui bahwa nilai p-value > α (0,696 > 0,05) yang berarti
tidak signifikan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
variabel spread tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap CEC dalam menjelaskan hubungan antara spread dengan
CEC atau H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti spread tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap CEC.
e. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Uji F bertujuan untuk mengetahui apakah variabel bebas yang
digunakan dalam model regresi yaitu CAR dan Spread mampu
menjelaskan variabel tidak bebasnya, yaitu CEC.
Hasil F test ini pada output SPSS dapat dilihat pada tabel ANOVA.
Hasil F test menunjukkan variabel independen secara bersama-sama
berpengaruh terhadap variabel dependen jika p-value (pada kolom
signifikan) lebih kecil dari level of significant yang ditentukan yaitu
sebesar 0,05.
Berdasarkan pengolahan data dengan program SPSS, hasil
pengujian untuk uji F tertera dalam Tabel 4.11.
Tabel 4.11 ANOVA(b)
Model
1
Regression
Residual
Total
Sum of
Squares
.696
.551
1.248
a Predictors: (Constant), Spread, CAR
b Dependent Variable: CEC
Df
2
22
Mean Square
.348
.025
F
13.888
24
Tabel 4.11 ANOVA mengenai hasil uji secara simultan atau uji F
terlihat bahwa p-value < α (0,000<0,05) artinya signifikan yang berarti
Ha diterima dan H0 ditolak atau terdapat pengaruh secara bersama-
Sig.
.000(a)
sama atau simultan yang signifikan antara variabel independen CAR
dan spread terhadap variabel dependen, yaitu CEC.
f.
Analisis Regresi Berganda dan Interpretasi
Tabel 4.12 Coefficients(a)
Unstandardized
Coefficients
Model
1
(Constant)
CAR
Spread
B
0.08372
Std. Error
.035
0.07588
0.00045
.014
.001
Standardized
Coefficients
Beta
.749
.056
a Dependent Variable: CEC
Berdasarkan tabel diatas maka dapat diperoleh persamaan regresi
sebagai berikut:
Y=0,08372+0,07588CAR+0,00045Spread+εi
Hasil diatas diinterpretasikan jika nilai dari variabel CAR dan
spread sebesar nol satuan, maka CEC pada perusahaan sebesar
0,08372 yaitu sebesar bilangan konstanta.
Dua variabel yang diteliti secara parsial signifikan dan berpengaruh
terhadap CEC yaitu CAR dengan nilai signifikansi 0,000< α 5%. Maka
H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa variabel CAR
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel CEC dengan
koefisien regresi sebesar 0,07588 yang artinya jika nilai variabel CAR
terjadi peningkatan sebesar satu satuan dan variabel lainnya tetap maka
CEC akan bertambah sebesar 0,07588 atau sebesar koefisien
regresinya. Ini menunjukkan bahwa variabel CAR mempunyai
hubungan positif dan signifikan terhadap variabel CEC.
Hal ini sesuai dengan teori dimana besarnya tingkat abnormal
return yang dimiliki perusahaan akan memberikan dampak kepada
cost of equity capital yang dimiliki oleh investor. Apabila terdapat
informasi adanya abnormal return yang diperoleh para investor
meningkat hal ini akan menjadi informasi yang baik (good news) bagi
investor sehingga cost of equity capitalnya juga akan meningkat. Dan
sebaliknya apabila abnormal return yang didapatkan oleh investor
menurun akan menjadi informasi yang tidak menguntungkan (bad
news) yang akan menyebabkan cost of equity capital perusahaan akan
cenderung menurun. Hal mendasar dalam dalam proses keputusan
investasi yang dilakukan oleh para investor dipengaruhi oleh expected
return dan resiko suatu investasi. Semakin besar resiko yang harus
ditanggung maka semakin besar pula tingkat expected return.
Variabel lain dalam penelitian ini adalah variabel bid ask spread
yang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap cost of equity
capital. Dalam teori seharusnya apabila harga saham perusahaan yang
melakukan right issue menurun dengan adanya peningkatan asimetri
informasi artinya cost of equity capital juga akan meningkat.
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Puput Tri Komalasari dan Zaki Baridwan (2001)
mengenai pengaruh asimetri informasi yang diukur dengan spread,
terhadap cost of equity capital. Hasil dari pengujian tersebut
menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara asimetri
informasi dengan cost of equity capital, yang berarti semakin kecil
asimetri informasi yang terjadi diantara partisipan pasar modal, maka
semakin kecil cost of equity capital yang ditanggung oleh perusahaan.
Hal ini disebabkan karena sampel penelitian yang digunakan
peneliti berbeda dengan penelitian sebelumnya yang menggunakan
seluruh perusahaan go public bukan perusahaan yang melakukan
corporate action seperti right issue. Sehingga sampel yang digunakan
lebih banyak dari peneliti. Serta waktu penelitian yang relatif lebih
singkat dikarenakan menggunakan metode event study yakni meneliti
direntang waktu yang telah ditentukan sebelumnya oleh peneliti yaitu 5
hari sebelum dan 5 hari sesudah pengumuman right issue.
Dampak yang ditimbulkan oleh perusahaan yang melakukan right
issue ditangkap sebagai informasi yang tidak mempengaruhi keputusan
investor terhadap tingkat ekspektasi investor. Harga saham perusahaan
yang melakukan right issue akan terkoreksi lebih rendah sehingga
menyebabkan investor menahan sahamnya yang akan menyebabkan
meningkatnya bid ask spread saham tersebut sehingga cost of equity
capital investor tidak akan berpengaruh karena informasi right issue
ditangkap sebagai informasi yang tidak menguntungkan.
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya mengenai pengaruh
pengumuman right issue dan asimetri informasi terhadap cost of equity
capital. Maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Tidak terdapat perbedaan rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah
pengumuman right issue. Hasil penelitian ini mendukung penelitian
Taufiq (2002) yang menunjukkan bahwa publikasi right issue tidak
mempunyai
perbedaan
terhadap
variabilitas
tingkat
keuntungan.
Rendahnya variabilitas tingkat keuntungan menyebabkan abnormal
return tidak berbeda secara nyata dengan abnormal return sebelum dan
sesudah publikasi.
2. Tidak terdapat perbedaan rata-rata bid ask spread sebelum dan sesudah
pengumuman right issue. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian
sebelumnya oleh Mohammad Nizarul Alim dan Andrik C.K (2004)
menunjukkan
bahwa
informasi
pengumuman
right
issue
telah
menyebabkan perubahan bid ask spread yang signifikan untuk perbedaan
sebelum dan sesudah pengumuman right issue. Perbedaan hasil penelitian
ini disebabkan oleh harga saham perusahaan apabila melakukan right
issue akan terkoreksi menjadi lebih murah. Harga saham yang menurun
mengindikasikan bahwa saham tersebut tidak aktif diperdagangkan.
Apabila suatu saham tidak aktif diperdagangkan, maka dealer akan lama
menyimpan saham tersebut sebelum diperdagangkan. Sehingga tidak
terjadi transaksi yang mengakibatkan tidak adanya perbedaan yang
signifikan sebelum dan sesudah pengumuman right issue.
3. Tidak terdapat perbedaan rata-rata cost of equity capital sebelum dan
sesudah pengumuman right issue. Hal ini disebabkan dalam rentang
waktu penelitian terlalu pendek yakni 5 hari sebelum dan 5 hari sesudah
pengumuman right issue serta informasi yang dimiliki oleh investor
mengenai perusahaan yang melakukan right issue belum dapat
menghasilkan keputusan investasi yang akan diambil. Oleh karena itu,
dalam waktu yang singkat tersebut belum dapat diteliti mengenai cost of
equity capital yang diharapkan oleh investor juga
tidak terdapat
perbedaan.
4. Hasil uji regresi menunjukkan bahwa variabel CAR berpengaruh
signifikan terhadap cost of equity capital. Hal ini disebabkan oleh harga
saham perusahaan yang melakukan right issue akan terkoreksi menurun
karena meningkatnya penawaran akan saham tersebut kepada para
investor dengan menawarkan tingkat pengembalian hasil yang lebih
tinggi ketimbang saham lain yang akan membuat investor tertarik untuk
melakukannya.
5. Berdasarkan koefisien determinasi terlihat bahwa besarnya 0,558. Hal ini
berarti 55,8% variabel cost of equity capital dapat dijelaskan oleh
variabel CAR dan spread, sedangkan sisanya yaitu 44,2% dijelaskan oleh
variabel lain yang tidak diteliti.
B. Implikasi
1. Bagi Investor
Keputusan investasi yang diambil oleh para investor adalah dengan
memperhatikan bagaimana kinerja suatu perusahaan yang tercermin pada
harga saham perusahaan tersebut. Melalui kinerja perusahaan yang
melaksanakan right issue dapat diperhatikan return yang terjadi di sekitar
tanggal efektif. Sehingga investor mampu berpikir rasional atas
investasinya dalam saham emiten yang melakukan right issue. Karena
apabila perusahaan melakukan right issue informasi mengenai right issue
akan ditangkap sebagai informasi yang menguntungkan (good news) atau
sebagai informasi yang tidak menguntungkan (bad news).
2. Bagi Emiten
Right issue merupakan salah satu cara yang diambil oleh emiten untuk
memperoleh modal. Oleh karena emiten memerlukan modal emiten harus
mampu mempersiapkan kondisi perusahaan yang lebih baik khususnya
yang berkaitan dengan kinerja perusahaan. Dengan perusahaan yang
memiliki kinerja perusahaan maka investor akan melihatnya sebagai
informasi yang menguntungkan (good news) sehingga investor akan
menanamkan modalnya.
DAFTAR PUSTAKA
Alhusin, Syahri. Aplikasi Statistik Praktis dengan Menggunakan SPSS 10 for
windows. J and J Learning. Yogyakarta. 2002.
Alim, Moh. Nizarul.“Right issue dan Informasi Asimetri”. Balance.Volume
1/No.2/April-September 2004.
Baridwan,Zaki & Budiarto, Arif. Pengaruh Pengumuman Right Issue terhadap
Tingkat Keuntungan dan Likuiditas Saham di Bursa Efek Jakarta
Periode 1994-1996. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol 2, No. 1,
Januari 1996.
Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan
Penerbit Universitas Dipenogoro. Semarang. 2005.
Jakarta Stock Exchange. JSX Statistic 2002. Jakarta: JSX Research and
Development Division. 2002.
-------------. JSX Statistic 2003. Jakarta: JSX Research and Development Division.
2003.
-------------. JSX Statistic 2004. Jakarta: JSX Research and Development Division.
2004.
-------------. JSX Statistic 2005. Jakarta: JSX Research and Development Division.
2005.
-------------. JSX Statistic 2006. Jakarta: JSX Research and Development Division.
2006.
James C. Van Horne & M. Wachowizs. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan.
PT. Salemba empat. Jakarta. 2007.
Juniarti dan Yunita, Frency. “Pengaruh Tingkat Disclosure Terhadap Biaya
Equitas”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan”, Vol. 5 No.2 Nopember
2003.
Halim, Abdul. Analisis Investasi. Salemba Empat. Jakarta. 2005
Herdjoeno, Jones Donny. Tesis “Pengaruh Right Issue Terhadap Kinerja Harga
Saham serta Kaitannya dengan Efisiensi Pasar Modal: Suatu Even
Study pada Bursa Efek Jakarta.”. Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia. 1994.
Husnan, Suad. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. AMP YKPN.
Yogyakarta. 2001.
Khotimah, Khusnul. Skripsi “Analisis Pengaruh Pengumuman Right Issue
terhadap Kinerja Perusahaan”. Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
UIN Jakarta.2006.
Komalasari, Puput Tri., dan Baridwan, Zaki. “Asimetri Informasi dan Cost of
Equity Capital. JRAI, vol.4, No.1, Januari 2001.
Manurung, Alder Haymans. Teori Stuktur Modal: Sebuah Survei. Usahawan No.
94 TH XXXIII April 2004.
Mardiyah, Aida ainul. “Pengaruh Informasi Asimetri dan Disclosure terhadap
Cost of Capital”. JRAI, vol. 5, No. 2, Mei 2002.
Muharani, Lila. Skripsi “Analisis Kinerja Keuangan terhadap Return Saham”.
Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial. UIN Jakarta. 2008.
Nasrudin. “Analisis Pengaruh Stocksplit Terhadap Return Saham Dan Likuiditas
Perdagangan Saham”. Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial. UIN
Jakarta.2006.
Nany, Magdalena. “Analisis Pengaruh Harga Saham, Return Saham, Varian
Return Saham, Earning dan Volume Perdagangan terhadap Bid Ask
Spread Sbelum dan Sesudah Pengumuman Laporan Keuangan” (Studi
Empiris pada Saham LQ45 di Bursa Efek Jakarta). Perspektif, Volume
9 Nomor 1 Juni 2004.
Nugroho, Bhuono. Strategi Jitu memilih Metode Statistik Penelitian dengan SPSS.
Penerbit Andi. Yogyakarta. 2005.
Putra, I Nyoman Wijana Asmara. “Pengaruh Right Issue Terhadap Kinerja
Perusahaan di Bursa Efek Jakarta tahun 1996-1999”. Buletin Studi
Ekonomi. Volume 11 No. 1 Tahun 2006.
Rodoni, Ahmad. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. CSEC Press. Jakarta.
2006.
Safitriningrum, Istiqomah. Analisis Pengaruh Pengumuman Right Issue Terhadap
Reaksi Harga Pasar Suatu Even Study di Beursa Efek Jakarta pada
Periode Pasca Krisis Ekonomi. Pacasarjana Fakultas Ekonomi.
Universitas Indonesia. 2004
Sari, Prima Yusi. Right Issue dan Tingkat Keuntungan Setelah Cum Date. Jurnal
Manajemen Indonesia. Vol 1 No1 2002: 72-81.
Sjahrial, Dermawan. Bank dan Lembaga Keuangan. BPFE. 2006.
Siamat, Dahlan. Manajemen Keuangan. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi.
Universitas Indonesia. Jakarta. 2004.
Subhanallah. Skripsi “ Analisis Pengaruh Pengumuman Right Issue Terhadap
Rasio Keuangan”. Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN
Jakarta.2005.
Sularso, Andi. “Pengaruh Pengumuman Dividen Terhadap Perubahan Harga
Saham (Return) Sebelum dan Sesudah Ex-Divien Date di Bursa Efek
Jakarta”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 5 No.1 Mei 2003.
Surjadi, Merna. Faktor-faktor Penentu Reaksi Harga Saham Sebagai Dampak
Pengumuman Right Issue. Pascasarjana Fakultas Ekonomi. Universitas
Indonesia. 2006.
Taufiq, M. “Pengaruh Publikasi Right Issue Terhadap Abnormal Return Saham
di Bursa Efek Jakarta Tahun 1999-2001”. Jurnal Penelitian Ilmu
Ekonomi, vol. 2 No.4 Sptember 2002 : 53-57. 2002.
Tejowinoto, Joko. “Hubungan antara Pengungkapan, Asimetri Informasi, dan
Biaya Modal”. Jurnal Akuntansi/Th.VIII/01/Mei/2004:81-97.2004
Yusbardini. “Cost of Equity Sebagai Landasan Pengambilan Keputusan”. Jurnal
Akuntansi/Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanegara/Th.II/02/1998
:47-51.1998.
Lampiran 4. Hasil Output SPSS Uji Wilcoxon Abnormal Return tahun 2002
NPar Tests AAR ABDA
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
AARSetelah - AARSebelum
-.674(a)
.500
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests AAR RMBA
Test Statistics(b)
AARSetelah - AARSebelum
-.674(a)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
.500
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests AAR NISP
Test Statistics(b)
AARSetelah - AARSebelum
-.674(a)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
.500
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests AAR MEGA
Test Statistics(b)
AARSetelah - AARSebelum
Z
-.135(a)
Asymp. Sig. (2-tailed)
.893
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests AAR SDPC
Test Statistics(b)
AARSetelah - AARSebelum
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
-.135(a)
.893
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests AAR BNII
Test Statistics(b)
AARSetelah - AARSebelum
-.405(a)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
.686
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests AAR ARNA
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a Based on positive ranks.
AARSetelah - AARSebelum
-.135(a)
.893
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests AAR BHIT
Test Statistics(b)
AARSetelah - AARSebelum
Z
-.135(a)
Asymp. Sig. (2-tailed)
.893
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
Lampiran 5. Hasil Output SPSS Uji Wilcoxon Abnormal Return tahun 2003
NPar Tests AAR INTP
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
AARSetelah - AARSebelum
-.135(a)
.893
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests AAR AISA
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
AARSetelah - AARSebelum
-.405(a)
.686
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests AAR TIRT
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
AARSetelah - AARSebelum
-.135(a)
.893
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests AAR BBIA
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
AARSetelah - AARSebelum
-.674(a)
.500
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests AAR SMMA
Test Statistics(b)
AARSetelah - AARSebelum
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
-.944(a)
.345
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests AAR BVIC
Test Statistics(b)
AARSetelah - AARSebelum
Z
-.674(a)
.500
Asymp. Sig. (2-tailed)
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests AAR BCIC
Test Statistics(b)
AARSetelah - AARSebelum
-1.753(a)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
.080
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
Lampiran 6. Hasil Output SPSS Uji Wilcoxon Abnormal Return tahun 2004
NPar Tests AAR ABDA
Test Statistics(b)
AARSetelah - AARsebelum
-.405(a)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
.686
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests AAR CNKO
Test Statistics(b)
AARSetelah - AARsebelum
-1.753(a)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
.080
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests AAR ULTJ
Test Statistics(b)
AARSetelah - AARsebelum
-.674(a)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
.500
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests AAR ADES
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests AAR BNBR
Test Statistics(b)
AARSetelah - AARsebelum
-1.214(a)
.225
AARSetelah - AARsebelum
-1.214(a)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
.225
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests AAR RICY
Test Statistics(b)
AARSetelah - AARsebelum
-.405(a)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
.686
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests AAR AKRA
Test Statistics(b)
AARSetelah - AARsebelum
-.405(a)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
.686
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
Lampiran 7. Hasil Output SPSS Uji Wilcoxon Abnormal Return tahun 2005
NPar Tests Abnormal Return PLAS
Test Statistics(b)
AARSetelah - AARsebelum
-1.483(a)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
.138
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Abnormal Return KREN
Test Statistics(b)
AARSetelah - AARsebelum
-.405(a)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
.686
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Abnormal Return MREI
Test Statistics(b)
Z
AARSetelah - AARsebelum
-.674(a)
Asymp. Sig. (2-tailed)
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Abnormal Return ARTA
.500
Test Statistics(b)
AARSetelah - AARsebelum
-.674(a)
.500
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Abnormal Return MLPL
Test Statistics(b)
AARSetelah - AARsebelum
-.405(a)
.686
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests ABnormal Return PBRX
Test Statistics(b)
AARSetelah - AARsebelum
-.405(a)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
.686
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests ABnormal Return IIKP
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
AARSetelah - AARsebelum
-.405(a)
.686
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
Lampiran 8. Hasil Output SPSS Uji Wilcoxon Abnormal Return tahun 2006
NPar Tests Abnormal Return MEGA
Test Statistics(b)
ARsesudah - ARsebelum
Z
-.944(a)
Asymp. Sig. (2-tailed)
.345
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Abnormal Return BBIA
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
ARsesudah - ARsebelum
-.674(a)
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
.500
NPar Tests Abnormal Return TCID
Test Statistics(b)
ARsesudah - ARsebelum
-.135(a)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
.893
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Abnormal Return TBLA
Test Statistics(b)
ARsesudah - ARsebelum
-.674(a)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
.500
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Abnormal Return PNBN
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
ARsesudah - ARsebelum
-.944(a)
.345
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Abnormal Return BKSL
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
ARsesudah - ARsebelum
-.135(a)
.893
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Abnormal Return IIKP
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
ARsesudah - ARsebelum
-.674(a)
.500
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Abnormal Return ELTY
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
ARsesudah - ARsebelum
-2.023(a)
.043
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Abnormal Return BABP
Test Statistics(b)
ARsesudah - ARsebelum
Z
-.405(a)
.686
Asymp. Sig. (2-tailed)
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Abnormal Return PNLF
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
ARsesudah - ARsebelum
-.674(a)
.500
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Abnormal Return PNIN
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
ARsesudah - ARsebelum
-.405(a)
.686
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Abnormal Return ENRG
Test Statistics(b)
ARsesudah - ARsebelum
-.135(a)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
.893
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Abnormal Return BBNP
Test Statistics(b)
ARsesudah - ARsebelum
Z
-.405(a)
.686
Asymp. Sig. (2-tailed)
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Abnormal Return IIKP
Test Statistics(b)
ARsesudah - ARsebelum
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
-.405(a)
.686
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
Lampiran 9. Hasil Output SPSS Bid Ask Spread Tahun 2002
NPar Tests Spread ABDA
Test Statistics(b)
SpreadSetelah - SpreadSebelum
-1.095(a)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
.273
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Spread RMBA
Test Statistics(b)
SpreadSetelah - SpreadSebelum
-2.023(a)
.043
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Spread NISP
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
SpreadSetelah - SpreadSebelum
-.135(a)
.893
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Spread MEGA
Test Statistics(b)
SpreadSetelah - SpreadSebelum
Z
-.535(a)
Asymp. Sig. (2-tailed)
.593
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Spread SDPC
Test Statistics(b)
SpreadSetelah - SpreadSebelum
Z
-1.753(a)
Asymp. Sig. (2-tailed)
.080
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Spread BNII
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
SpreadSetelah - SpreadSebelum
-2.060(a)
.039
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Spread ARNA
Test Statistics(b)
SpreadSetelah - SpreadSebelum
Z
-1.633(a)
Asymp. Sig. (2-tailed)
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Spread BHIT
Test Statistics(b)
.102
SpreadSetelah - SpreadSebelum
Z
-.135(a)
.893
Asymp. Sig. (2-tailed)
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
Lampiran 10. Hasil Output SPSS Bid Ask Spread Tahun 2003
NPar Tests Spread INTP
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
SpreadSetelah - SpreadSebelum
-.137(a)
.891
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Spread AISA
Test Statistics(b)
SpreadSetelah - SpreadSebelum
-.944(a)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
.345
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Spread TIRT
Test Statistics(b)
SpreadSetelah - SpreadSebelum
Z
-1.461(a)
.144
Asymp. Sig. (2-tailed)
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Spread BBIA
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
SpreadSetelah - SpreadSebelum
-1.342(a)
.180
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Spread SMMA
Test Statistics(b)
SpreadSetelah - SpreadSebelum
-1.214(a)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
.225
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Spread BVIC
Test Statistics(b)
SpreadSetelah - SpreadSebelum
Z
-1.069(a)
.285
Asymp. Sig. (2-tailed)
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Spread BCIC
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
SpreadSetelah - SpreadSebelum
-.447(a)
.655
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
Lampiran 11. Hasil Output SPSS Bid Ask Spread Tahun 2004
NPar Tests SPread ABDA
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
SpreadSetelah - SpreadSebelum
-.674(a)
.500
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Spread CNKO
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
SpreadSetelah - SpreadSebelum
-1.761(a)
.078
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Spread ULTJ
Test Statistics(b)
SpreadSetelah - SpreadSebelum
-1.753(a)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
.080
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Spread ADES
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
SpreadSetelah - SpreadSebelum
-.816(a)
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Spread BNBR
Test Statistics(b)
.414
SpreadSetelah - SpreadSebelum
Z
.000(a)
1.000
a The sum of negative ranks equals the sum of positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
Asymp. Sig. (2-tailed)
NPar Tests Spread RICY
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
SpreadSetelah - SpreadSebelum
-.674(a)
.500
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Spread AKRA
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
SpreadSetelah - SpreadSebelum
-1.732(a)
.083
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
Lampiran 12. Hasil Output SPSS Bid Ask Spread Tahun 2005
NPar Tests Spread PLAS
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
SpreadSetelah - SpreadSebelum
-1.826(a)
.068
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Spread KREN
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
SpreadSetelah - SpreadSebelum
-1.732(a)
.083
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Spread MREI
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
SpreadSetelah - SpreadSebelum
-.135(a)
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Spread ARTA
.893
Test Statistics(b)
SpreadSetelah - SpreadSebelum
-.674(a)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
.500
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Spread MLPL
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
SpreadSetelah - SpreadSebelum
-1.134(a)
.257
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Spread PBRX
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
SpreadSetelah - SpreadSebelum
-.135(a)
.892
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Spread IIKP
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
SpreadSetelah - SpreadSebelum
-1.000(a)
.317
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
Lampiran 13. Hasil Output SPSS Bid Ask Spread Tahun 2006
NPar Tests Bid ask Spread MEGA
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Spreadsetelah - Spreadsebelum
-2.032(a)
.042
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Bid Ask Spread BBIA
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Spreadsetelah - Spreadsebelum
-.137(a)
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
.891
NPar Tests Bid Ask Spread TCID
Test Statistics(b)
Spreadsetelah - Spreadsebelum
-1.214(a)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
.225
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Bid Ask Spread TBLA
Test Statistics(b)
Spreadsetelah - Spreadsebelum
Z
-.677(a)
Asymp. Sig. (2-tailed)
.498
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Bid Ask Spread PNBN
Test Statistics(b)
Spreadsetelah - Spreadsebelum
-1.236(a)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
.216
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Bid Ask Spread BKSL
Test Statistics(b)
Spreadsetelah - Spreadsebelum
-.447(a)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
.655
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Bid Ask Spread IIKP
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Spreadsetelah - Spreadsebelum
-1.841(a)
.066
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Bid Ask Spread ELTY
Test Statistics(b)
Spreadsetelah - Spreadsebelum
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
-1.000(a)
.317
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Bid Ask Spread BABP
Test Statistics(b)
Spreadsetelah - Spreadsebelum
-.406(a)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
.684
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Bid Ask Spread PNLF
Test Statistics(b)
Spreadsetelah - Spreadsebelum
.000(a)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
1.000
a The sum of negative ranks equals the sum of positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Bid Ask Spread PNIN
Test Statistics(b)
Spreadsetelah - Spreadsebelum
-1.461(a)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
.144
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Bid Ask Spread ENRG
Test Statistics(b)
Spreadsetelah - Spreadsebelum
-2.023(a)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
.043
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Bid Ask Spread BBNP
Test Statistics(b)
Spreadsetelah - Spreadsebelum
-.378(a)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
.705
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Bid Ask Spread IIKP
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Spreadsetelah - Spreadsebelum
-2.023(a)
.043
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
Lampiran 14. Hasil Output SPSS Uji wilcoxon CEC Tahun 2002
NPar Tests CEC ABDA
Test Statistics(b)
CECSetelah - CECSebelum
Z
-.405(a)
.686
Asymp. Sig. (2-tailed)
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests CEC RMBA
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
CECSetelah - CECSebelum
-1.753(a)
.080
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests CEC NISP
Test Statistics(b)
CECSetelah - CECSebelum
Z
-.944(a)
Asymp. Sig. (2-tailed)
.345
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests CEC MEGA
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
CECSetelah - CECSebelum
-.674(a)
.500
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests CEC SDPC
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
CECSetelah - CECSebelum
-.135(a)
.893
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests CEC BNII
Test Statistics(b)
CECSetelah - CECSebelum
-1.483(a)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
.138
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests CEC ARNA
Test Statistics(b)
CECSetelah - CECSebelum
Z
-.944(a)
.345
Asymp. Sig. (2-tailed)
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests CEC BHIT
Test Statistics(b)
Z
CECSetelah - CECSebelum
-2.023(a)
Asymp. Sig. (2-tailed)
.043
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
Lampiran 15. Hasil Output SPSS Uji wilcoxon CEC Tahun 2003
NPar Tests CEC INTP
Test Statistics(b)
CECSetelah - CECSebelum
-1.219(a)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
.223
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests CEC AISA
Test Statistics(b)
CECSetelah - CECSebelum
Z
-2.023(a)
Asymp. Sig. (2-tailed)
.043
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests CEC TIRT
Test Statistics(b)
CECSetelah - CECSebelum
-.135(a)
Asymp. Sig. (2-tailed)
.893
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
Z
NPar Tests CEC BBIA
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
CECSetelah - CECSebelum
-1.214(a)
.225
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests CEC SMMA
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
CECSetelah - CECSebelum
-.405(a)
.686
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests CEC BVIC
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
CECSetelah - CECSebelum
-.135(a)
.893
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests CEC BCIC
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
CECSetelah - CECSebelum
-1.214(a)
.225
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
Lampiran 16. Hasil Output SPSS Uji wilcoxon CEC Tahun 2004
NPar Tests CEC ABDA
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
CECSetelah - CECSebelum
-.405(a)
.686
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests CEC CNKO
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
CECSetelah - CECSebelum
-.674(a)
.500
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests CEC ULTJ
Test Statistics(b)
CECSetelah - CECSebelum
-2.023(a)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
.043
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests CEC ADES
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
CECSetelah - CECSebelum
-.405(a)
.686
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests CEC BNBR
Test Statistics(b)
Z
CECSetelah - CECSebelum
-.944(a)
Asymp. Sig. (2-tailed)
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests CEC RICY
.345
Test Statistics(b)
CECSetelah - CECSebelum
Z
-.405(a)
Asymp. Sig. (2-tailed)
.686
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests CEC AKRA
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
CECSetelah - CECSebelum
-.944(a)
.345
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
Lampiran 17. Hasil Output SPSS Uji wilcoxon CEC Tahun 2005
NPar Tests CEC PLAS
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
CECSetelah - CECSebelum
-1.214(a)
.225
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar TestsCEC KREN
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
CECSetelah - CECSebelum
-1.214(a)
.225
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests CEC MREI
Test Statistics(b)
CECSetelah - CECSebelum
Z
-2.023(a)
Asymp. Sig. (2-tailed)
.043
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests CEC ARTA
Test Statistics(b)
CECSetelah - CECSebelum
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
-1.214(a)
.225
NPar Tests CEC MLPL
Test Statistics(b)
CECSetelah - CECSebelum
Z
-.674(a)
Asymp. Sig. (2-tailed)
.500
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests CEC PBRX
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
CECSetelah - CECSebelum
-.135(a)
.893
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests CEC IIKP
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
CECSetelah - CECSebelum
-1.483(a)
.138
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
Lampiran 18. Hasil Output SPSS Uji wilcoxon CEC Tahun 2006
NPar Tests CEC MEGA
Test Statistics(b)
CECSetelah - CECSebelum
-1.214(a)
Asymp. Sig. (2-tailed)
.225
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
Z
NPar Tests CEC BBIA
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
CECSetelah - CECSebelum
-.535(a)
.593
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests CEC TCID
Test Statistics(b)
Z
CECSetelah - CECSebelum
-.730(a)
Asymp. Sig. (2-tailed)
.465
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests CEC TBLA
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
CECSetelah - CECSebelum
-.674(a)
.500
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests CEC PNBN
Test Statistics(b)
CECSetelah - CECSebelum
Z
-.405(a)
Asymp. Sig. (2-tailed)
.686
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests CEC BKSL
Test Statistics(b)
CECSetelah - CECSebelum
Z
-.135(a)
Asymp. Sig. (2-tailed)
.893
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests CEC IIKP
Test Statistics(b)
CECSetelah - CECSebelum
-.405(a)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
.686
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests CEC ELTY
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
CECSetelah - CECSebelum
-.674(a)
.500
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests CEC BABP
Test Statistics(b)
Z
CECSetelah - CECSebelum
-2.023(a)
Asymp. Sig. (2-tailed)
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
.043
NPar Tests CEC PNLF
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
CECSetelah - CECSebelum
.000(a)
1.000
a The sum of negative ranks equals the sum of positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests CEC PNIN
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
CECSetelah - CECSebelum
-1.105(a)
.269
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests CEC ENRG
Test Statistics(b)
CECSetelah - CECSebelum
-.405(a)
Asymp. Sig. (2-tailed)
.686
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
Z
NPar Tests CEC BBNP
Test Statistics(b)
CECSetelah - CECSebelum
Z
-.135(a)
.893
Asymp. Sig. (2-tailed)
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests CEC IIKP
Test Statistics(b)
CECSetelah - CECSebelum
-1.095(a)
Asymp. Sig. (2-tailed)
.273
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
Z
NPar Tests
Descriptive Statistics
N
Unstandardized Residual
25
Mean
.0000000
Std. Deviation
.15158604
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Minimum
-.39202
Maximum
.38281
Unstandardized
Residual
25
.0000000
N
Normal Parameters(a,b)
Mean
Std. Deviation
Most Extreme
Differences
Absolute
.15158604
.213
Positive
Negative
.175
-.213
1.064
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
.208
a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.
Regression
Variables Entered/Removed(b)
Model
1
Variables
Entered
Variables
Removed
Spread,
CAR(a)
Method
.
Enter
a All requested variables entered.
b Dependent Variable: CEC
Model Summary(b)
Adjusted R
R
R Square
Square
.747(a)
.558
.518
a Predictors: (Constant), Spread, CAR
b Dependent Variable: CEC
Std. Error of
the Estimate
.15832646
Model
1
Durbin-Watson
2.441
ANOVA(b)
Model
1
Regression
Sum of
Squares
.696
Residual
Total
df
2
.551
1.248
Mean Square
.348
22
24
F
13.888
Sig.
.000(a)
Sig.
Collinearity Statistics
.025
a Predictors: (Constant), Spread, CAR
b Dependent Variable: CEC
Coefficients(a)
Unstandardized
Coefficients
Model
B
1
Standardized
Coefficients
(Constant)
CAR
.084
Std. Error
.035
.076
.014
Spread
.000
.001
t
Beta
Tolerance
VIF
2.365
.027
.749
5.270
.000
.995
1.005
.056
.396
.696
.995
1.005
a Dependent Variable: CEC
Coefficient Correlations(a)
Model
1
Correlations
Spread
Covariances
CAR
Spread
Spread
1.000
.068
CAR
.068
1.000
.000
.000
.000
.000
CAR
a Dependent Variable: CEC
Collinearity Diagnostics(a)
Model
Dimension
1
1
2
Eigenvalue
3
Condition
Index
Variance Proportions
1.464
1.000
(Constant)
.27
.977
.559
1.224
1.618
.00
.73
CAR
.22
Spread
.09
.21
.58
.74
.18
a Dependent Variable: CEC
Residuals Statistics(a)
Predicted Value
Std. Predicted Value
Standard Error of
Predicted Value
Adjusted Predicted Value
Residual
Std. Residual
Stud. Residual
Deleted Residual
Stud. Deleted Residual
Mahal. Distance
Cook's Distance
Centered Leverage Value
a Dependent Variable: CEC
Minimum
.0837537
Maximum
.7815894
Mean
.1582336
Std.
Deviation
.17032881
-.437
3.660
.000
1.000
25
.032
.158
.046
.031
25
.0763855
17.4482269
.8346229
3.46403905
25
-.39201918
-2.476
.38281056
2.418
.00000000
.000
.15158604
.957
25
25
N
25
-3.029
3.816
-.083
1.338
25
-17.31327820
-3.876
.95346874
6.411
-.67638928
-.054
3.47501072
1.848
25
25
.023
.000
23.022
3982.877
1.920
159.662
5.226
796.504
25
25
.001
.959
.080
.218
25
Histogram
Dependent Variable: CEC
12
Frequency
10
8
6
4
2
Mean = -1.94E-16
Std. Dev. = 0.957
N = 25
0
-3
-2
-1
0
1
2
Regression Standardized Residual
3
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: CEC
1.0
Expected Cum Prob
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
0.0
0.2
0.4
0.6
Observed Cum Prob
0.8
1.0
Scatterplot
Dependent Variable: CEC
Regression Studentized Residual
4
2
0
-2
-4
-1
0
1
2
3
4
Regression Standardized Predicted Value
Lampiran 4. Hasil Output SPSS Uji Wilcoxon Abnormal Return tahun 2002
NPar Tests AAR ABDA
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
AARSetelah - AARSebelum
-.674(a)
.500
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests AAR RMBA
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
AARSetelah - AARSebelum
-.674(a)
.500
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests AAR NISP
Test Statistics(b)
AARSetelah - AARSebelum
Z
-.674(a)
.500
Asymp. Sig. (2-tailed)
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests AAR MEGA
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
AARSetelah - AARSebelum
-.135(a)
.893
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests AAR SDPC
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
AARSetelah - AARSebelum
-.135(a)
.893
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests AAR BNII
Test Statistics(b)
AARSetelah - AARSebelum
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
-.405(a)
.686
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests AAR ARNA
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
AARSetelah - AARSebelum
-.135(a)
.893
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests AAR BHIT
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
AARSetelah - AARSebelum
-.135(a)
.893
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
Lampiran 5. Hasil Output SPSS Uji Wilcoxon Abnormal Return tahun 2003
NPar Tests AAR INTP
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests AAR AISA
AARSetelah - AARSebelum
-.135(a)
.893
Test Statistics(b)
AARSetelah - AARSebelum
-.405(a)
.686
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests AAR TIRT
Test Statistics(b)
AARSetelah - AARSebelum
-.135(a)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
.893
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests AAR BBIA
Test Statistics(b)
AARSetelah - AARSebelum
-.674(a)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
.500
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests AAR SMMA
Test Statistics(b)
AARSetelah - AARSebelum
-.944(a)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
.345
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests AAR BVIC
Test Statistics(b)
AARSetelah - AARSebelum
-.674(a)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
.500
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests AAR BCIC
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
AARSetelah - AARSebelum
-1.753(a)
.080
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
Lampiran 6. Hasil Output SPSS Uji Wilcoxon Abnormal Return tahun 2004
NPar Tests AAR ABDA
Test Statistics(b)
AARSetelah - AARsebelum
-.405(a)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
.686
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests AAR CNKO
Test Statistics(b)
AARSetelah - AARsebelum
-1.753(a)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
.080
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests AAR ULTJ
Test Statistics(b)
AARSetelah - AARsebelum
-.674(a)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
.500
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests AAR ADES
Test Statistics(b)
AARSetelah - AARsebelum
-1.214(a)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
.225
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests AAR BNBR
Test Statistics(b)
AARSetelah - AARsebelum
Z
-1.214(a)
.225
Asymp. Sig. (2-tailed)
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests AAR RICY
Test Statistics(b)
AARSetelah - AARsebelum
-.405(a)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
.686
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests AAR AKRA
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
AARSetelah - AARsebelum
-.405(a)
.686
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
Lampiran 7. Hasil Output SPSS Uji Wilcoxon Abnormal Return tahun 2005
NPar Tests Abnormal Return PLAS
Test Statistics(b)
AARSetelah - AARsebelum
-1.483(a)
.138
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Abnormal Return KREN
Test Statistics(b)
AARSetelah - AARsebelum
-.405(a)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
.686
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Abnormal Return MREI
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
AARSetelah - AARsebelum
-.674(a)
.500
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Abnormal Return ARTA
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
AARSetelah - AARsebelum
-.674(a)
.500
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Abnormal Return MLPL
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
AARSetelah - AARsebelum
-.405(a)
.686
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests ABnormal Return PBRX
Test Statistics(b)
Z
AARSetelah - AARsebelum
-.405(a)
Asymp. Sig. (2-tailed)
.686
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests ABnormal Return IIKP
Test Statistics(b)
AARSetelah - AARsebelum
-.405(a)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
.686
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
Lampiran 8. Hasil Output SPSS Uji Wilcoxon Abnormal Return tahun 2006
NPar Tests Abnormal Return MEGA
Test Statistics(b)
ARsesudah - ARsebelum
Z
-.944(a)
Asymp. Sig. (2-tailed)
.345
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Abnormal Return BBIA
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
ARsesudah - ARsebelum
-.674(a)
.500
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Abnormal Return TCID
Test Statistics(b)
ARsesudah - ARsebelum
-.135(a)
.893
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Abnormal Return TBLA
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
ARsesudah - ARsebelum
-.674(a)
.500
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Abnormal Return PNBN
Test Statistics(b)
ARsesudah - ARsebelum
Z
-.944(a)
.345
Asymp. Sig. (2-tailed)
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Abnormal Return BKSL
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
ARsesudah - ARsebelum
-.135(a)
.893
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Abnormal Return IIKP
Test Statistics(b)
ARsesudah - ARsebelum
-.674(a)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
.500
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Abnormal Return ELTY
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
ARsesudah - ARsebelum
-2.023(a)
.043
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Abnormal Return BABP
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
ARsesudah - ARsebelum
-.405(a)
.686
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Abnormal Return PNLF
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
ARsesudah - ARsebelum
-.674(a)
.500
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Abnormal Return PNIN
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
ARsesudah - ARsebelum
-.405(a)
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
.686
NPar Tests Abnormal Return ENRG
Test Statistics(b)
ARsesudah - ARsebelum
-.135(a)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
.893
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Abnormal Return BBNP
Test Statistics(b)
ARsesudah - ARsebelum
-.405(a)
.686
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Abnormal Return IIKP
Test Statistics(b)
ARsesudah - ARsebelum
Z
-.405(a)
.686
Asymp. Sig. (2-tailed)
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
Lampiran 9. Hasil Output SPSS Bid Ask Spread Tahun 2002
NPar Tests Spread ABDA
Test Statistics(b)
SpreadSetelah - SpreadSebelum
-1.095(a)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
.273
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Spread RMBA
Test Statistics(b)
SpreadSetelah - SpreadSebelum
-2.023(a)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
.043
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Spread NISP
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
SpreadSetelah - SpreadSebelum
-.135(a)
.893
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Spread MEGA
Test Statistics(b)
SpreadSetelah - SpreadSebelum
Z
-.535(a)
.593
Asymp. Sig. (2-tailed)
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Spread SDPC
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
SpreadSetelah - SpreadSebelum
-1.753(a)
.080
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Spread BNII
Test Statistics(b)
SpreadSetelah - SpreadSebelum
-2.060(a)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
.039
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Spread ARNA
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
SpreadSetelah - SpreadSebelum
-1.633(a)
.102
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Spread BHIT
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
SpreadSetelah - SpreadSebelum
-.135(a)
.893
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
Lampiran 10. Hasil Output SPSS Bid Ask Spread Tahun 2003
NPar Tests Spread INTP
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
SpreadSetelah - SpreadSebelum
-.137(a)
.891
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Spread AISA
Test Statistics(b)
SpreadSetelah - SpreadSebelum
Z
-.944(a)
.345
Asymp. Sig. (2-tailed)
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Spread TIRT
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
SpreadSetelah - SpreadSebelum
-1.461(a)
.144
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Spread BBIA
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
SpreadSetelah - SpreadSebelum
-1.342(a)
.180
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Spread SMMA
Test Statistics(b)
SpreadSetelah - SpreadSebelum
-1.214(a)
.225
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Spread BVIC
Test Statistics(b)
SpreadSetelah - SpreadSebelum
-1.069(a)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
.285
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Spread BCIC
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
SpreadSetelah - SpreadSebelum
-.447(a)
.655
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
Lampiran 11. Hasil Output SPSS Bid Ask Spread Tahun 2004
NPar Tests SPread ABDA
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
SpreadSetelah - SpreadSebelum
-.674(a)
.500
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Spread CNKO
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
SpreadSetelah - SpreadSebelum
-1.761(a)
.078
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Spread ULTJ
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
SpreadSetelah - SpreadSebelum
-1.753(a)
.080
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Spread ADES
Test Statistics(b)
SpreadSetelah - SpreadSebelum
-.816(a)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
.414
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Spread BNBR
Test Statistics(b)
SpreadSetelah - SpreadSebelum
.000(a)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
1.000
a The sum of negative ranks equals the sum of positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Spread RICY
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
SpreadSetelah - SpreadSebelum
-.674(a)
.500
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Spread AKRA
Test Statistics(b)
Z
SpreadSetelah - SpreadSebelum
-1.732(a)
Asymp. Sig. (2-tailed)
.083
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
Lampiran 12. Hasil Output SPSS Bid Ask Spread Tahun 2005
NPar Tests Spread PLAS
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
SpreadSetelah - SpreadSebelum
-1.826(a)
.068
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Spread KREN
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
SpreadSetelah - SpreadSebelum
-1.732(a)
.083
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Spread MREI
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
SpreadSetelah - SpreadSebelum
-.135(a)
.893
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Spread ARTA
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
SpreadSetelah - SpreadSebelum
-.674(a)
.500
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Spread MLPL
Test Statistics(b)
SpreadSetelah - SpreadSebelum
-1.134(a)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
.257
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Spread PBRX
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
SpreadSetelah - SpreadSebelum
-.135(a)
.892
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Spread IIKP
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
SpreadSetelah - SpreadSebelum
-1.000(a)
.317
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
Lampiran 13. Hasil Output SPSS Bid Ask Spread Tahun 2006
NPar Tests Bid ask Spread MEGA
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Spreadsetelah - Spreadsebelum
-2.032(a)
.042
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Bid Ask Spread BBIA
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Spreadsetelah - Spreadsebelum
-.137(a)
.891
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Bid Ask Spread TCID
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Spreadsetelah - Spreadsebelum
-1.214(a)
.225
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Bid Ask Spread TBLA
Test Statistics(b)
Spreadsetelah - Spreadsebelum
Z
-.677(a)
Asymp. Sig. (2-tailed)
.498
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Bid Ask Spread PNBN
Test Statistics(b)
Z
Spreadsetelah - Spreadsebelum
-1.236(a)
Asymp. Sig. (2-tailed)
.216
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Bid Ask Spread BKSL
Test Statistics(b)
Spreadsetelah - Spreadsebelum
-.447(a)
.655
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Bid Ask Spread IIKP
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Spreadsetelah - Spreadsebelum
-1.841(a)
.066
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Bid Ask Spread ELTY
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Spreadsetelah - Spreadsebelum
-1.000(a)
.317
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Bid Ask Spread BABP
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Spreadsetelah - Spreadsebelum
-.406(a)
.684
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Bid Ask Spread PNLF
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Spreadsetelah - Spreadsebelum
.000(a)
1.000
a The sum of negative ranks equals the sum of positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Bid Ask Spread PNIN
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a Based on positive ranks.
Spreadsetelah - Spreadsebelum
-1.461(a)
.144
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Bid Ask Spread ENRG
Test Statistics(b)
Spreadsetelah - Spreadsebelum
-2.023(a)
.043
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Bid Ask Spread BBNP
Test Statistics(b)
Spreadsetelah - Spreadsebelum
-.378(a)
.705
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests Bid Ask Spread IIKP
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Spreadsetelah - Spreadsebelum
-2.023(a)
.043
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
Lampiran 14. Hasil Output SPSS Uji wilcoxon CEC Tahun 2002
NPar Tests CEC ABDA
Test Statistics(b)
CECSetelah - CECSebelum
-.405(a)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
.686
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests CEC RMBA
Test Statistics(b)
CECSetelah - CECSebelum
-1.753(a)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
.080
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests CEC NISP
Test Statistics(b)
CECSetelah - CECSebelum
Z
-.944(a)
Asymp. Sig. (2-tailed)
.345
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests CEC MEGA
Test Statistics(b)
CECSetelah - CECSebelum
Z
-.674(a)
.500
Asymp. Sig. (2-tailed)
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests CEC SDPC
Test Statistics(b)
CECSetelah - CECSebelum
-.135(a)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
.893
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests CEC BNII
Test Statistics(b)
CECSetelah - CECSebelum
-1.483(a)
.138
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests CEC ARNA
Test Statistics(b)
CECSetelah - CECSebelum
Z
-.944(a)
Asymp. Sig. (2-tailed)
.345
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests CEC BHIT
Test Statistics(b)
CECSetelah - CECSebelum
-2.023(a)
.043
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
Lampiran 15. Hasil Output SPSS Uji wilcoxon CEC Tahun 2003
NPar Tests CEC INTP
Test Statistics(b)
CECSetelah - CECSebelum
-1.219(a)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
.223
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests CEC AISA
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
CECSetelah - CECSebelum
-2.023(a)
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
.043
NPar Tests CEC TIRT
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
CECSetelah - CECSebelum
-.135(a)
.893
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests CEC BBIA
Test Statistics(b)
CECSetelah - CECSebelum
-1.214(a)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
.225
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests CEC SMMA
Test Statistics(b)
CECSetelah - CECSebelum
-.405(a)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
.686
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests CEC BVIC
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
CECSetelah - CECSebelum
-.135(a)
.893
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests CEC BCIC
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
CECSetelah - CECSebelum
-1.214(a)
.225
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
Lampiran 16. Hasil Output SPSS Uji wilcoxon CEC Tahun 2004
NPar Tests CEC ABDA
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
CECSetelah - CECSebelum
-.405(a)
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
.686
NPar Tests CEC CNKO
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
CECSetelah - CECSebelum
-.674(a)
.500
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests CEC ULTJ
Test Statistics(b)
CECSetelah - CECSebelum
-2.023(a)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
.043
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests CEC ADES
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
CECSetelah - CECSebelum
-.405(a)
.686
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests CEC BNBR
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
CECSetelah - CECSebelum
-.944(a)
.345
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests CEC RICY
Test Statistics(b)
CECSetelah - CECSebelum
Z
-.405(a)
Asymp. Sig. (2-tailed)
.686
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests CEC AKRA
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
CECSetelah - CECSebelum
-.944(a)
.345
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
Lampiran 17. Hasil Output SPSS Uji wilcoxon CEC Tahun 2005
NPar Tests CEC PLAS
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
CECSetelah - CECSebelum
-1.214(a)
.225
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar TestsCEC KREN
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
CECSetelah - CECSebelum
-1.214(a)
.225
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests CEC MREI
Test Statistics(b)
CECSetelah - CECSebelum
Z
-2.023(a)
Asymp. Sig. (2-tailed)
.043
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests CEC ARTA
Test Statistics(b)
CECSetelah - CECSebelum
Z
-1.214(a)
.225
Asymp. Sig. (2-tailed)
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests CEC MLPL
Test Statistics(b)
CECSetelah - CECSebelum
Z
-.674(a)
Asymp. Sig. (2-tailed)
.500
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests CEC PBRX
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
CECSetelah - CECSebelum
-.135(a)
.893
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests CEC IIKP
Test Statistics(b)
Z
CECSetelah - CECSebelum
-1.483(a)
Asymp. Sig. (2-tailed)
.138
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
Lampiran 18. Hasil Output SPSS Uji wilcoxon CEC Tahun 2006
NPar Tests CEC MEGA
Test Statistics(b)
CECSetelah - CECSebelum
Z
-1.214(a)
Asymp. Sig. (2-tailed)
.225
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests CEC BBIA
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
CECSetelah - CECSebelum
-.535(a)
.593
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests CEC TCID
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
CECSetelah - CECSebelum
-.730(a)
.465
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests CEC TBLA
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
CECSetelah - CECSebelum
-.674(a)
.500
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests CEC PNBN
Test Statistics(b)
CECSetelah - CECSebelum
Z
-.405(a)
Asymp. Sig. (2-tailed)
.686
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests CEC BKSL
Test Statistics(b)
CECSetelah - CECSebelum
Z
-.135(a)
Asymp. Sig. (2-tailed)
.893
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests CEC IIKP
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
CECSetelah - CECSebelum
-.405(a)
.686
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests CEC ELTY
Test Statistics(b)
CECSetelah - CECSebelum
-.674(a)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
.500
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests CEC BABP
Test Statistics(b)
CECSetelah - CECSebelum
-2.023(a)
Asymp. Sig. (2-tailed)
.043
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
Z
NPar Tests CEC PNLF
Test Statistics(b)
CECSetelah - CECSebelum
.000(a)
Asymp. Sig. (2-tailed)
1.000
a The sum of negative ranks equals the sum of positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
Z
NPar Tests CEC PNIN
Test Statistics(b)
CECSetelah - CECSebelum
Z
-1.105(a)
.269
Asymp. Sig. (2-tailed)
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests CEC ENRG
Test Statistics(b)
CECSetelah - CECSebelum
Z
-.405(a)
.686
Asymp. Sig. (2-tailed)
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests CEC BBNP
Test Statistics(b)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
CECSetelah - CECSebelum
-.135(a)
.893
a Based on positive ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests CEC IIKP
Test Statistics(b)
CECSetelah - CECSebelum
-1.095(a)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
.273
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests
Descriptive Statistics
N
Unstandardized Residual
25
Mean
.0000000
Std. Deviation
.15158604
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
25
N
Normal Parameters(a,b)
Most Extreme
Differences
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.
.0000000
.15158604
.213
.175
-.213
1.064
.208
Minimum
-.39202
Maximum
.38281
Regression
Variables Entered/Removed(b)
Model
1
Variables
Entered
Variables
Removed
Spread,
CAR(a)
Method
.
Enter
a All requested variables entered.
b Dependent Variable: CEC
Model Summary(b)
Model
1
R
.747(a)
R Square
.558
Adjusted R
Square
.518
Std. Error of
the Estimate
.15832646
Durbin-Watson
2.441
a Predictors: (Constant), Spread, CAR
b Dependent Variable: CEC
ANOVA(b)
Model
1
Sum of
Squares
.696
.551
Regression
Residual
Total
df
Mean Square
2
22
1.248
a Predictors: (Constant), Spread, CAR
b Dependent Variable: CEC
.348
.025
F
Sig.
13.888
.000(a)
Sig.
Collinearity Statistics
24
Coefficients(a)
Unstandardized
Coefficients
Model
B
1
(Constant)
.084
.076
CAR
Spread
Standardized
Coefficients
Std. Error
.035
.014
.000
a Dependent Variable: CEC
t
Beta
.001
Tolerance
.749
.027
.000
.995
1.005
.056
.396
.696
.995
1.005
Coefficient Correlations(a)
Model
1
Correlations
Spread
Covariances
CAR
Spread
CAR
Spread
1.000
.068
CAR
.068
1.000
.000
.000
.000
.000
a Dependent Variable: CEC
Collinearity Diagnostics(a)
Model
Dimension
Eigenvalue
Condition
Index
VIF
2.365
5.270
Variance Proportions
(Constant)
1
1
2
3
CAR
Spread
1.464
.977
1.000
1.224
.27
.00
.22
.21
.09
.74
.559
1.618
.73
.58
.18
a Dependent Variable: CEC
Residuals Statistics(a)
Minimum
Predicted Value
Std. Predicted Value
Standard Error of
Predicted Value
Adjusted Predicted Value
Residual
Std. Residual
Stud. Residual
Deleted Residual
Stud. Deleted Residual
Mahal. Distance
Cook's Distance
Centered Leverage Value
a Dependent Variable: CEC
Maximum
Mean
Std.
Deviation
N
.0837537
-.437
.7815894
3.660
.1582336
.000
.17032881
1.000
25
25
.032
.158
.046
.031
25
.0763855
-.39201918
-2.476
-3.029
17.4482269
.38281056
2.418
3.816
.8346229
.00000000
.000
-.083
3.46403905
.15158604
.957
1.338
25
25
25
25
-17.31327820
.95346874
-.67638928
3.47501072
25
-3.876
.023
6.411
23.022
-.054
1.920
1.848
5.226
25
25
.000
.001
3982.877
.959
159.662
.080
796.504
.218
25
25
Histogram
Dependent Variable: CEC
12
Frequency
10
8
6
4
2
Mean = -1.94E-16
Std. Dev. = 0.957
N = 25
0
-3
-2
-1
0
1
2
Regression Standardized Residual
3
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: CEC
1.0
Expected Cum Prob
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
0.0
0.2
0.4
0.6
Observed Cum Prob
0.8
1.0
Scatterplot
Dependent Variable: CEC
Regression Studentized Residual
4
2
0
-2
-4
-1
0
1
2
3
Regression Standardized Predicted Value
4
Download