STITUTIONAL CRIME PREVENTION

advertisement
Situational CRIME PREVENTION
Hadiman
KAJIAN ILMU KEPOLISIAN
UNIVERSITAS INDONESIA
SITUATIONAL CRIME PREVENTION
A

Mengubah situasi & kondisi yg
awalnya menguntungkan bagi
pelaku kejahatan
menjadi
Kondisi yg tdk menguntungkan

Ada 16 teknik pengurangan
kesempatan
SITUATIONAL CRIME PREVENTION
1. TARGET HARDENING
Standar keamanan gedung .
Ditingkatkan :
 Kunci,
 Alarm,
 Obyek2 yg cenderung rusak; dinding, perlengkapan
WC, lampu, tempat sampah, dll.
2. ACCESS CONTROL
Membuat halangan fisik/psikologis utk cegah pelaku
masuk kelingkungan/gedung
 Pagar pembatas tembok (halangan fisik),
 Membuat kebun bunga,
 Mengubah warna dinding,
 Membedakan jalan utama dgn jalan yg terletak pd
komplek,
 Satu pintu pintu yg dijaga Satpam,
 Kartu pas pd pengunjung,
 Alat pengaman elektronik,
 Menempatkan meja resipsionis di depan pintu masuk.
3. DEFLECTING OFFENDERS
Menjauhkan perilaku dari target kejahatan.
 Patroli Satpam disekitar tempat2 rawan kejahatan,
 Menjadwalkan bus terakhir setelah kerja / kuliah
selesai.
4. CONTROLLING FACILITATORS
Mengendalikan alat2 yg dpt dipergunakan utk
melakukan kejahatan.
 Melarang membawa sajam & senpi dlm pesawat
terbang,
 Mengganti gelas kaca dgn gelas plastik dlm bar,
agar tdk dipakai sbg alat perkelahian.
5. ENTRY / EXIT SCREENING
Mengawasi pintu masuk & keluar
 Mencegah/mendeteksi orang & barang yg
dilarang dibawa masuk,
 Mencegah tdk terbawanya barang2 yg tdk boleh
dibawa keluar dari lingkungan tsb.
6. FORMAL SURVEILLANCE
Pengawasan formal yg dilakukan oleh
petugas (Satpam), yaitu dgn dilakukannya
patroli (jalan & kendaraan).
 Adanya keberadaan pos2 Satpam.
7. SURVEILLANCE BY EMPLOYESS
Pengawasan yg dilakukan oleh semua
pegawai yg ada dlm institusi tsb.
 Terutama
pegawai
yg
paling
hubungan dgnmasyarakat.
byk
8. NATURAL SURVEILLANCE
Pengawasan yg dilakukan secara alamiah
oleh semua orang yg berada ditempat tsb.
 Satpam,
 Karyawan,
 Pengunjung.
Menempatkan komplek gedung, sehingga
penghuni tetap dpt awasi gedung mereka &
daerah huni publik & publik.
 Melalui penerangan yg cukup,
 Tdk ada pohon, semak2 yg dpt halangi
pandangan,
 Penempatan jendela di lokasi2 strategis,
 Menempatkan tempat parkir, dimana
semua orang dpt melihatnya.
9. TARGET REMOVAL
Memindahkan target kejahatan ketempat
yg lebih aman.
 Menyimpan laptop & barang2 elektronik di
lemari terkunci saat libur,
 Disediakan safe deposit box bagi pasien
rawat inap di Rumah Sakit agar terhindar
dari pencurian.
10. IDENTIFYING PROPERTY
Memberikan identifikasi kpd peralatan
benda.
 Memberikan nama, nomor alamat pd
kursi,
 Pemberian nomor pd badan,
 Pada mesin mobil.
11. REDUCING TEMPTATION
Mengurangi keinginan pelaku potensial utk
melakukan kejahatan.
 Tdk memakai perhiasan yg mencolok,
 Tdk parkir di tempat2 yg kurang aman,
 Memperbaiki alat2 publik (tembok yg dicoret2,
telpon umum yg dirusak) segera setelah dirusak.
Mengurangi dorongan yg dirasakan oleh pelaku
12. DENYING BENEFITS
Mengurangi keuntungan yg didpt dari tindak
kejahatan tsb.
 Memberikan barcode pd barang2 dagangan di
supermarket / toko,
 Memasang alarm khusus yg dpt mendeteksi
barang barcode yg keluar dari toko tanpa
dibayar terlebih dahulu.
13. RULE SETTING
Membuat suatu peraturan yg mengatur
mengenai kemanan disuatu lingkungan.
 Membuat peraturan tentang tata tertib
lingkungan.
14. STIMULATING CONCIENCE
Meningkatkan kewaspadaan anggota
masyarakat yg ada di suatu lingkungan.
 Adanya kampanye anti madat,
 Adanya poster2 ajakan utk tdk merokok,
 Tdk mengemudi saat mabuk.
15. CONTROLLING DISINHIBITORS
Mengendalikan faktor2 yg dpt membantu perilaku,
baik fisik maupu fisiologis.
 Seperti senjata,
 Fisiologis spt alkohol, madat,
 Propaganda yg dpt mendorong terjadinya
tindakan2 rasisme thd suku bangsa tertentu,
 Kekerasan dlm TV yg dpt mendorong pemirsa
melakukan kekerasan.
Dibuat aturan2 yg mempersulit akses thd hal2 tsb.
Misal :
dibutuhkan izin pemakaian senjata api utk
orang2 yg membeli sempi.
Adanya aturan yg mengatur tayangan
di TV, dll.
16. FACILITATING COMPLIANCE
Upaya2 agar masyarakat dpt mentaati
paraturan dgn senang hati, dgn
menyediakan fasiltas2 yg masyarakat dpt
mentaati aturan tsb.
 Menyediakan tempat2 sampah dgn papan
grafiti
yg
melarang
buang
sampah
sembarangan,
 Dilarang mencoret-coret tembok, dll.
B
Tambahan yg lebih rinci sbb:
1. EXTERNAL GUARDIANSHIP
Sikap selalu waspada dgn wujud memberi
kesan bhw diri atau tempat itu dijaga.
 Tdk berjalan sendiri saat malam,
 Diadakan pos kamling.
2. REDUCE ENONYMITY
Melibatkan masyarakat utk turut awasi
keamanan bukan dgn pengawasan alamiah
ttp lebih kpd individual.
 Mengenakan
tanda
pengenal
pd
pengemudi taksi,
 Seragam bagi anak2 sekolah.
3. CONCEAL TARGET
Mengamankan target kejahatan sedemikian
rupa sehingga pelaku tak menyadarinya.
 Misal tdk memberi tanda pada kendaraan
pengangkut uang dari bank.
4. REDUCE FRUSTATION & STRESS
Mengurangi stress & rasa frustasi dari orang2
yg ada dilingkungan tsb.
 Misal memberi pelayanan yg ramah &
efisien hingga tak perlu antri lama.
5. AVOID DISPUTES
Mencegah terjadinya perselisihan yg dpt
memicu terjadinya kejahatan.
 Misal memisahkan tempat duduk para
pendukung pertandingan olah raga
 Menetapkan tarif taksi yg berlaku sama
disemua aparator taksi.
6. NEUTRALIE PEER PRESURE
Menghilangkan tekanan dari rekan sebaya.
 Misal
tdk
mengelompokkan
anak2
bermasalah di suatu lingkungan tertentu
tapi dipecah >> berbaur dgn anak2 lain.
7. REDUCE EMOTIONAL AROUSAL
Mengurangi hal2 yg bersifat merangsang terjadinya
tindak kejahatan secara emosional.
 Misal; menekan penyebar luasan pornografi,
kekerasan,
 Memberlakukan aturan harus berlaku baik bagi
para penonton dipertandingan olah raga.
8. DISCOURAGE IMITATION
Mencegah munculnya perilaku serupa.
 Segera melakukan perbaikan benda2 yg dirusak
remaja sehingga remaja lain tak tergerak utk
melakukan vandalisme berulang di tempat yg
sama.
9. POST INSTRUCTION
Menempatkan instruksi diberbagai tempat.
 Misal; menempatkan tulisan “Dilarang Parkir”
 “Dilarang Membuang Sampah Sembarangan”
 Dll.
Download