BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Riset Penelitian Kesehatan dan Dasar tahun Pengembangan 2007 oleh Kementerian Badan Kesehatan Republik Indonesia menunjukkan bahwa rata-rata nasional gangguan jiwa sekitar 1 berat juta di jiwa, Indonesia dan adalah untuk 0,46% gangguan atau mental emosional (cemas dan depresi) di atas usia 15 Tahun sebesar 11,6% atau sekitar 19 juta penduduk. Sementara itu secara global menurut World Health Mental Survey oleh WHO (Kessler at.al., 2009), lifetime prevalence gangguan kecemasan sekitar 16% dan merupakan kelas gangguan mental yang paling sering terjadi di populasi umum. Berdasarkan data di atas gangguan kecemasan menjadi salah satu gangguan jiwa yang utama. 1 2 Krain et al (2007); Connolly dan Suarez (2010); Bernstein dan Layne (2004) menjelaskan bahwa pada dasarnya gangguan kecemasan dapat terjadi pada semua kelompok umur, mulai dari anak-anak yang khas dengan gangguan cemas perpisahan. Pada kelompok umur remaja, dewasa dan lansia dapat mengalami jenis-jenis gangguan kecemasan lainnya. Hal ini disebabkan kecemasan merupakan hal umum yang dapat dialami oleh siapapun dalam keseharian, mengingat kecemasan adalah respon terhadap ancaman atau bahaya yang berasal dari dalam diri sendiri (Sadock dan kelompok dan Sadock, umur keterkaitan kecemasan bersifat yang dengan pada masa samar dan memicu konflik Anak dan remaja menjadi 2007). perlu mendapat risiko dewasa perhatian perkembangan (Jakobsen karena gangguan et.al., 2012). Remaja merupakan kelompok umur yang memungkinkan rentan terhadap perkembangan masalah dari dalam diri seperti munculnya gejala cemas dan depresi karena masa remaja merupakan masa transisi dengan perubahan biologis, kemampuan emosional, dan keinginan untuk mendapatkan otonomi (Maciejewski et.al., 2013). Definisi remaja menurut WHO adalah seseorang yang berusia 10-19 tahun. 3 Remaja mengalami berbagai perubahan termasuk perubahan hubungan dengan penurunan orangtua kedekatan (attachment) yang menunjukkan (closeness) antara remaja dan dan adanya kelekatan orangtua serta peningkatan terjadinya konflik sebagai proses menuju otonomi yang diinginkan remaja yang menginjak masa dewasa (Shwartz et.al., 2011). Dalam perubahan hubungan tersebut, pengaruh pola asuh dan perilaku orangtua menjadi prediktor penting terhadap munculnya kecemasan pada remaja (Connolly dan Suarez, 2010). Hal yang menjadi faktor utama ialah penerimaan (kehangatan) dan penolakan orangtua, serta kontrol orangtua (Bernstein dan Layne, menjabarkan 2004). hal Connolly tersebut dan menjadi Suarez (2010) kontrol dan penerimaan-penolakan. Scwartz et.al., (2012), Vazsonyi dan Belliston (2006) menyatakan kehangatan(penerimaan) orangtua yang rendah, penolakan, overproteksi (kontrol berlebihan) berkaitan dengan penyesuaian negatif pada anak yang dapat menyebabkan munculnya kecemasan. Kedua penelitian tersebut mengambil pendekatan yang lebih luas sehingga tidak hanya terfokus pada faktor kontrol dan penerimaan-penolakan, namun membahas perilaku 4 orangtua dan proses pengasuhan oleh orangtua secara lebih luas. Pembahasan luas ini menyebabkan pemahaman mendalam mengenai kedua faktor utama tersebut belum memadai. Teori penerimaan-penolakan orangtua memiliki metode pengukuran yang telah teruji valid dan telah digunakan (parental luas seperti teori acceptance-rejection penerimaan-penolakan theory/PARTheory) yang dikembangkan oleh Rohner (Rohner et.al., 2005). Pada kenyataannya penelitian spesifik mengenai penerimaaan orangtua yang dikaitkan dengan kecemasan belum banyak dilakukan, terutama di Indonesia. Penelitian-penelitian yang dilakukan lebih fokus terhadap hubungan dukungan keluarga dengan kecemasan baik pada anak, remaja, dan dewasa atau penelitian dalam yang kondisi dilakukan khusus oleh seperti Rahmawati pada (2009); Nurhidayat (2005); Lestari (2011). Penelitian lain juga belum membahas Sukmawati masalah (2012) yang ini seperti menyoroti yang hubungan dilakukan pola asuh terhadap kecemasan remaja. Sementara Prasetyani (2012) membahas hubungan pola asuh dengan kecemasan pada orangtua yang memiliki anak remaja. Dengan demikian, 5 masih sangat relevan untuk menelaah lebih lanjut spesifik mengenai hubungan penerimaan orangtua terhadap kecemasan pada kelompok remaja dengan alasan yang telah dikemukakan sebelumnya. Penerimaan orangtua terutama ibu menurut Lila et al (2007) memiliki efek langsung terhadap gangguan perilaku anak (perilaku internalizing dan externalizing) dibandingkan dengan penerimaan ayah. Pemilihan SD Negeri Percobaan 2 Kabupaten Sleman dalam penelitian ini dengan pertimbangan bahwa SD Negeri Percobaan 2 merupakan salah satu sekolah unggulan di Kabupaten Sleman. Dalam mempertahankan kualitas tersebut, informasi mengenai kondisi kecemasan siswa serta hubungan siswa dengan orang tua dirasa penting sebagai bahan pertimbangan kebijakan sekolah. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan di atas, maka muncul masalah sebagai berikut ”Adakah hubungan antara penerimaan orangtua dengan kecemasan siswa di SD Negeri Percobaan 2 Kabupaten Sleman?”. C. Tujuan Penelitian 6 Mengetahui hubungan penerimaan orangtua dengan kecemasan pada siswa di SD Negeri Percobaan 2 Kabupaten Sleman. D. Keaslian Penelitian 1. Sukmawati (2012) pernah melakukan penelitian untuk mengetahui hubungan pola asuh dengan kecemasan pada remaja SMPN Penelitian Manifest ini Kecamatan menggunakan Anxiety menunjukkan hubungan di Scale bahwa dengan Banjarsari Ciamis. instrumen Taylor’s (TMAS). penelitian remaja mempunyai kecemasan Hasil pola asuh ibu yang otoriter. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian kali ini adalah pada variabel bebas penelitian yakni pola asuh orangtua. Subyek penelitian dan daerah dilakukannya penelitian juga berbeda. Sementara itu persamaan dengan penelitian ini adalah variabel terikat yakni kecemasan, dan variabel jenis kelamin remaja juga masuk dalam konsep yang diteliti. 2. Penelitian Ejick et al (2012) yang berjudul ‘Longitudinal Associations Between Perceived ParentAdolescent Generalized Attachment Anxiety Relationship Disorders Quality and Symptoms in 7 Adolescence’ hubungan menunjukkan kelekatan hasil dengan bahwa kualitas orangtua yang dipersepsikan remaja memiliki hubungan dengan gejala gangguan kecemasan yang timbul pada remaja dengan kekuatan dan arah asosiasi yang tergantung jenis kelamin orangtua dan jenis kelamin remaja. Persamaan dengan penelitian ini adalah variabel terikat yakni kecemasan. remaja. Sampel Variabel yang jenis diteliti juga sama yaitu kelamin remaja juga masuk dalam konsep penelitian. Sedangkan perbedaan dengan penelitian ini adalah variabel bebas yakni kualitas hubungan kelekatan remaja dengan orangtua, instrumen yang digunakan untuk menilai kecemasan remaja, rentang usia remaja yang menjadi subjek penelitian lebih luas (remaja awal, menengah, akhir), serta subjek dan tempat penelitian. 3. Vazsonyi dan Belliston (2006) melakukan penelitian yang berjudul Significance „The of Cultural Parenting and Process Developmental in Adolescent Anxiety and Depression Symptoms’. Hasil penelitian ini menunjukkan (parenting) kedua komponen orangtua proses yakni pengasuhan kedekatan 8 (closeness), dukungan (support), dan konflik (conflict) berpengaruh signifikan terhadap kecemasan pada remaja. Komponen lain memiliki pengaruh namun memiliki perbedaan antara pengasuhan ibu dan ayah. Persamaan terikat dengan yang penelitian variabel penelitian diteliti yakni jenis yakni remaja. kelamin ini ialah kecemasan Pada variabel dan sampel penelitian remaja juga ini diteliti. Sementara itu perbedaan dengan penelitian ini ialah variabel bebas yakni proses pengasuhan orangtua, instrumen untuk mengukur kecemasan remaja, rentang usia remaja yang lebih luas (remaja menengah hingga akhir), selain memiliki satu kecemasan yakni tambahan variabel depresi, serta terikat subjek dan tempat penelitian. E. Manfaat Penelitian a. Bagi sekolah dan guru Sebagai bahan masukan terhadap kondisi kecemasan pada siswa dan dapat menjadi salah satu dasar untuk kebijakan sekolah terkait hubungan dengan orangtua siswa mengingat peran sekolah dan guru dapat menjadi 9 penghubung yang menjembatani hubungan orangtua dan siswa. b. Bagi orangtua siswa Mendapat informasi mengenai kondisi kecemasan pada siswa. c. Bagi siswa Sebagai bahan evaluasi diri mengenai kecemasan yang selama ini dialami. d. Bagi bidang keilmuan Untuk memberikan kontribusi melalui publikasi ilmiah dalam jurnal pendidikan nasional maupun internasional dan sebagai referensi untuk melakukan penelitian-penelitian selanjutnya Kedokteran Universitas Gadjah Mada. di Fakultas