Menang di Rusia!

advertisement
19
MINGGU, 20 FEBRUARI 2011 | MEDIA INDONESIA
Nemesis
EVENT
Menang di Rusia!
Biodata
Film mereka gelap,
namun cerita yang
ingin dibagi idealis.
D
UET sutradara William Chandra dan
juru kamera Chamelia ini kompak
Tempat/tanggal lahir :
Medan, 25 Agustus 1987
banget, lo!
Masing-masing tahu keinginan sang teman. Sehingga ketika
sutradara ingin menciptakan
gambar yang diinginkan, sang
kamerawan sudah tahu gambar
seperti apa yang dimaksud.
Kolaborasi mereka berawal
dari membantu tiga teman
yang mau buat tugas akhir,
dan enggak punya sutradara.
Peran William hanya membantu, sebagai penulis cerita
dan sutradara. Tugas akhirnya
sendiri, Guk!, justru sedang
dalam proses, seperti pada
cityofdog.tumblr.com.
Sedangkan Chamelia sendiri
berperan sebagai juru kamera
yang menciptakan gambargambar ciamik. Sampai akhirnya, sebuah tugas akhir melenggang mendapatkan penghargaan best cinematography di
pembukaan St Petersburg Film
Festival Ke-9 di St Petersburg,
Rusia, 2010 lalu.
Nemesis, berarti dewi keadilan. Ya, film ini bercerita
tentang seorang remaja perempuan yang diperkosa oleh anak
seorang pengacara.
Mengadu? ya, tapi keluarganya tidak berhasil mendapatkan
keadilan di meja hijau. Karena
itu, sang kakak menghabisi
seluruh keluarga si pengacara
untuk mendapatkan keadilan
sendiri.
Film berdurasi 15 menit ini
tampak rumit dan berat, padahal syuting dilakukan dalam
satu studio saja. Dengan konsep surealis dan minim bujet,
mereka membuat empat set
tempat untuk mendukung
cerita.
Nah, gimana caranya bikin
film yang cuma di kampus tapi
filmnya sama sekali berbeda.
Tercetuslah ide mengeksplor
konsep studio di Institut Kesenian Jakarta (IKJ). Dalam
tiga hari semua rampung dan
menghabiskan sekitar Rp7
juta- Rp8 juta.
Menurut kamu, solusi buat
hukum yang tak adil itu kekerasan ya?
William : Bukan, di film ini
gue enggak memberikan solusi sebenarnya, bukan berarti
orang harus bunuh-bunuhan.
Gue bikin itu dari dua konsep, jadi orang bisa melihat
bahwa ini lo yang akan terjadi
kalau keadilan enggak diwujudkan.
Gue sih lebih mengkritik
sistem hukumnya. Jadi pengennya petinggi-petinggi itu
sadar kalau kita biarkan sistem
seperti ini, bisa jadi ending-nya
seperti itu.
Bagaimana menciptakan
DOK ADINDA ASA
Nama :
William Chandra
Pendidikan :
Penyutradaraan, Institut
Kesenian Jakarta, 2005
Nama :
Chamelia
Tempat/tanggal lahir :
Jakarta, 13 Mei 1986
Pendidikan :
Sinematografi, Institut Kesenian
Jakarta, 2004
Karya :
Film pendek Nemesis
Prestasi :
Best Cinematography di St
Petersburg Film Festival di St
Petersburg, Rusia
sureal.
Sebuah rumah, yang enggak
seperti biasanya. Jadi konsepnya hitam-putih. Ada retakanretakan di dinding, banyak
coretan-coretan. Kita bikin
dunia se-chaos mungkin.
MI/RAMDANI
gambar bagus di ruang minim?
William : Pada akhirnya
kamera yang mengoperasikan
adalah cameramen, jadi yang
menciptakan shot-shot itu adalah si cameramen. Gue cuma
mengutarakan maunya begini dan dia menguasai segala
teknik itu. Jadi hadiah dan piala
ini untuk Chamel, karena kan
sinematografi, hehe.
Chamel : Sebenarnya simpel
aja, ketika gue dapat ceritanya
langsung kebayang filmnya
seperti apa. Nemesis, dewi
keadilan, dari ceritanya tentang
dia butuh keadilan nih, ya sudah black and white aja gimana.
kemampuan kita seberapa kita
maksimalin di situ.
Rasanya jadi best sinematografi gimana?
Seneng banget, sumpah
seneng abis. Sebenarnya waktu
film ini dikirim gue udah optimis banget. Karena gue suka
banget sama film ini, ada sisi
idealis guelah di sini. Kayaknya
film itu gue banget, dan yakin
menang, optimis deh.
Kenapa Chamel pilih jadi
cameramen?
Chamel : Karena awalnya
yang setiap masuk kampus
pasti maunya jadi sutradara
deh, ya kan?
Ha...ha.... Terus awal masuk
kan pasti sering bantuin senior,
dan kebetulan lebih sering
pegang kamera, jadi dari situ
gue tertarik. Di lapangan, ilmu
yang sering gue dapet pun ilmu
tentang kamera. Awalnya sih
dari situ, jadi keterusan.
Sering beda pendapat?
Chamel : Enggak ada sih,
karena kita kan kerja tim. Jadi
masing-masing harus punya
masukan. Kalau ada masukan,
kita sharing lagi dan kalau
menurut gue itu lebih bagus,
ya udah kenapa enggak.
O... iya, ruangannya disulap
jadi apa saja?
William : Dalam satu studio,
kita bikin set penjara, set lorong
rumah, set kamar mandi, dan
satu lagi set gudang. Maksudnya sebuah rumah, tapi
Bisa ikut kompetisi bagaimana?
William : Setelah selesai
produksi, yang ujian mengikuti
prosedur kampus dan lulus.
Gue pribadi, kirim-kirim film
ini ke festival-festival.
Sebelumnya sudah kirim ke
tiga festival internasional dan
enggak masuk semua, sampai
nyerah. Festival dalam negeri
semuanya dikirim, untuk festival. Kalau kompetisi ikut
Konfiden dan Festival Film
Indonesia, tapi enggak masuk,
he...he...he.
Tapi ada satu dosen yang
suka pergi-pergi, dia bawa
Nemesis dan dikasih ke orangorang, dan pada suka. Akhirnya masuk ke dalam kompetisi. Lalu di e-mail disuruh
isi formnya.
Enggak nyangka masuk kompetisi karena biasanya cuma
screening. Tapi mereka cuma
membiayai akomodasi dan
saya harus cari funding dari
sini untuk membiayai saya ke
sana.
Gimana cari funding-nya?
William : Gue cari di manamana, tapi dapatnya di Ford
Foundation. Dari Depdiknas,
yang nasional sampai yang
internasional, dicoba. Akhirnya
dapat di situ.
Waktu itu dengan proposal,
menjelaskan filmnya, bahwa
masuk kompetisi di situ dan
satu-satu perwakilan dari negara yang ikut kompetisi. Untungnya bisa juara, jadi enggak
sia-sia deh! (M-2)
Teater Tarki 2, Sehari
Manggung Dua Kali
PENTAS Bengkel Teater Tarakanita 2 (BTTQ2) yang berjudul
Segitiga Cinta Betawi belum
lama ini digelar di Gedung
Kesenian Jakarta (GKJ).
“Kita antisipasi penonton
yang akan datang telat. Karena
itu kita pertunjukkan ceritacerita lepas untuk opening selama 15-20 menit, agar penonton yang masuk nanti masih
mengerti cerita utama,” kata
Fararine Margaretha, ketua
ekskul teater.
Setelah pembukaan yang
lumayan panjang, BTTQ2 memulai pertunjukan teaternya.
Ceritanya mengenai lelaki
bernama Samidi, pemuda Betawi yang sudah beristri tapi
ternyata mempunyai banyak
wanita lain.
Untuk masalah cerita, set, suara, dan pencahayaan, mereka
masih meminta bantuan para
EKSIS
DOK ADINDA ASA
Acolabs, Bukukan
Komik Mereka
EKSTRAKULIKULER ini menampung anak-anak yang
hobi membuat komik di SMP
Labschool Jakarta.
AcoLabs, kependekan Academy Comic Labschool, sudah
mencapai angkatan kelima. Setiap angkatan bertugas menghasilkan satu buah komik.
Satu buku yang berisi berbagai karya komik perorangan
dari anggota. Buku ini juga
sekaligus menjadi tugas akhir
dari ekskul komik tersebut.
Bentuknya sederhana, kover
berwarna dengan kumpulan
gambar para komikus cilik.
Sejak mereka kelas 8, para
anggota ekskul komik sudah
disosialisasikan tentang ini.
Sehingga sudah ada jadwalnya
dan mereka punya deadline
tersendiri.
Sebelumnya pada semester
awal, mereka melakukan per-
Tarian yang enggak Mainstream
C
oba deh kamu
sekali-kali main ke
Taman Menteng.
Sekarang, ruang
publik yang pada masa awal
pendiriannya sempat menuai
pro dan kontra itu happening
banget lo!
Biasanya keriuhan dimulai
ketika matahari mulai tenggelam. Ya iyalah, secara
main-main di tengah taman,
siang-siang bolong di Jakarta
pasti bikin gosong.
Ada banyak aktivitas yang
bisa kamu lakukan. Anakanak komunitas sepeda
nongkrong di sana, mulai
fixie hingga BMX. Nah, ada
juga nih anak-anak yang
suka bikin keramaian. Mereka, para crew, sebutan buat
anak-anak yang suka main
shuffle dance, memainkan
musik dan menari.
Nah, The Now Generation
on The Move kali ini akan
membahas shuffle dance.
Jenis tari yang kini jadi street
dance yang lagi hip ini lumayan bikin heboh.
Penggemarnya banyak.
Mereka main di banyak
ruang publik, selain di
Taman Menteng, mereka
bisa ditemui di Bintaro,
Tangerang.
Kita akan cari tahu mengapa tarian ini bisa mencuri
perhatian mereka. Karena
tentu ada banyak energi dan
waktu yang harus dikorbankan buat mempelajari
gerakan shuffle yang katanya
mengandalkan kecepatan
ini. Mereka juga akan bercerita bagaimana tarian ini bisa
muncul di jalanan, menggaet
banyak anak-anak muda
yang kemudian berhimpun
dalam komunitas.
profesional.
Menurut Fararine, anggota
yang sedikit, 16 orang, membuat mereka tidak bisa mengatur semua. Karena ke-16
anggota turun menjadi pemain
di panggung .
Berita baiknya, acara teater
ini sukses karena pada siang
hari 70% tempat duduk terisi
dan malam harinya 90% terisi
penonton.
“Menurutku pertunjukan
kemarin sukses karena targettarget yang kami inginkan
tercapai walaupun tiket enggak
sold out,” kata Fararine.
Mereka menentukan indikator kesuksesan pertunjukan
itu pada banyaknya penonton
yang datang, juga reaksi mereka dan stamina pemain.
BTTQ2 memainkan dua pertunjukan yang sama dalam satu
hari. Selamat, ya! (M-2)
Karena shuffle kini menjadi bagian gaya hidup anakanak muda yang enggak
mainstream. Mereka yang
bosan dengan apa yang
dikatakan media dan orangorang kebanyakan.
Istimewanya lagi, karena
shuffle cuma bisa dimainkan
anak-anak yang sehat, tarian
ini juga ampuh membuat
mereka yang tadinya merokok buat mengurangi atau
bahkan berhenti. Seru kan?
Makanya jangan ketinggalan
ya!
(M-2)
siapan. Mereka mesti mengikuti cara membuat komik yang
benar, dengan langkah-langkah
teratur.
Deadline sendiri ada di semester kedua sekitar bulan
April, dan komik akan dicetak
pada Mei. Mulai dari angkatan
kelima ini, semua biaya berasal
dari para siswa pembuat komik sendiri. Mereka patungan
untuk mengumpulkan biaya
percetakan. Belum selesai,
setelah jadi mereka juga yang
akan menjual komik-komik
tersebut.
Tujuan Acolabs bukan profit,
jadi kumpulan komik yang
berbentuk buku saja sudah
menjadi bentuk karya yang
keren. “Sudah menjadi kepuasan tersendiri melihat komik
kita dibaca orang dan dibukukan, apalagi dibeli,” kata Bella.
Terus berkarya, ya! (M-2)
feeling
e
‛r
u
o
y
“Either
dancing
,
d
a
s
r
u
happy o
s lift yo e
y
a
w
l
a
l
wil
saf
er and
h
g
i
h
n
eve
you.”
ta
uryawina
arsha S
Host: M
LIVE INTERAKTIF,
KAMIS, 24 FEBRUARI 2011
20.00-22.00 WIB
ON 101.4 TRAX FM
Download