BAB I PENDAHULUAN

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pariwisata telah menjadi fenomena ekonomi di negara-negara dunia. Ada
banyak alasan untuk menjelaskan fenomena mengapa pariwisata menghasilkan
keuntungan yang cukup besar bagi negara, menciptakan sejumlah besar pekerjaan
untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja, dan menyebabkan pengembangan banyak
perdagangan dan jasa lainnya. Tidak hanya itu, pariwisata saat ini mulai berwarna
politik, sosial dan budaya. Perpaduan dari identitas budaya daerah dan pertukaran nilainilai antara negara-negara akan membuat hubungan lebih ketat dan saling mengerti,
mempererat persahabatan antara masyarakat di satu negara atau antar negara yang
berbeda.
Menurut Pitana dalam buku Sosiologi Pariwisata, (Pitana dan Gayatri,2005:3),
Pariwisata telah menjadi salah satu industri terbesar di dunia dan merupakan andalan
utama dalam menghasilkan devisa di berbagai negara. Industri pariwisata merupakan
industri yang kompleks karena menyangkut berbagai aspek di dalamnya seperti:
transportasi, jasa-jasa perjalanan, akomodasi, penginapan, jaja boga, rekreasi,
perbankan, asuransi, kesehatan, atraksi alam, dan seni budaya.
Pariwisata bisa dikatakan adalah bidang “ekspor setempat, devisa langsung”,
karena dapat memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian, mempromosikan
pengembangan sektor ekonomi lainnya, memberikan kontribusi untuk restrukturisasi
ekonomi,
penciptaan
lapangan
kerja,
keamanan
sosial,
melestarikan
dan
mempromosikan pertukaran budaya, memperkuat perlindungan lingkungan. Pariwisata
juga membantu memulihkan, melestarikan dan menggunakan produk-produk kerajinan
dari desa-desa kerajinan tradisional, membantu memulihkan kegiatan budaya dan seni
tradisional dan mempromosikan kegiatan budaya seni kontemporer. Pariwisata bisa
menjadi sektor utama untuk mendorong pertumbuhan perekonomian suatu bangsa,
dikarenakan faktor wisatawan untuk mencari tempat berlibur semakin hari semakin
bertambah.
1
2
Pertumbuhan pariwisata tergantung pada potensi dalam negara dan juga
tergantung pada kondisi dunia dan kawasan. Saat ini, perdamaian dan keamanan dunia
tengah menghadapi tantangan dan masa yang cukup sulit, tidak hanya menjadi relevan,
tetapi juga lebih rumit. Meski jumlah perang antarnegara menurun signifikan setelah
perang dunia kedua, tetapi secara potensial kian meningkat. Hal itu disebabkan adanya
perbedaan ideologi, pertumbuhan terorisme, serta perebutan wilayah dan perbatasan di
beberapa kawasan di dunia.
Sementara itu, menurut salah satu laporan dari United Nations tentang “Trends
and progress in International Development Cooperation (05/2014) menunjukan bahwa
Trend kerjasama antarnegara tetap adalah trend yang utama dan tak terelakkan. Trend
kerjasama tersebut telah mencakup ke dalam bidang pariwisata dunia sehingga
pariwisata terus menenus menjadi “key driver” dalam pemulihan ekonomi global.
Catatan angka dalam laporan tahunan The United Nations World Tourism Organization
(UNWTO) 2014 tentang International Tourist yang berjalan melalui batasan
internasional adalah 1135 juta wisatawan, meningkat 4,4% dibanding tahun
sebelumnya. Mengenai trend kerjasama, tidak bisa terlepas dari pembentukan ASEAN
dan sebuah komunitas ASEAN yang akan segera terwujud pada akhir tahun 2015,
sesuai dengan kesepakatan yang ditandatangani di Phnom Penh, Kamboja pada tahun
2013 (source: www.asean.org)
Komunitas ASEAN mengandung tiga pilar utama yang menjadi fokus kerja
sama negara-negara anggota, yaitu terkait Politik - keamanan (ASEAN Political Security community), Ekonomi (Economic community), serta Sosial dan Kebudayaan
(Socio-Cultural Community). Tujuan besar dari pembentukan ASEAN Community
2015 adalah untuk menyejahterakan masyarakat di seluruh Asia Tenggara, memang
tidak berbeda dengan tujuan awal dibentuknya ASEAN pada 8 Agustus 1967 lalu,
yakni mempercepat proses perkembangan ekonomi, politik, dan sosial budaya di
kawasan Asia Tenggara.
ASEAN meliputi wilayah daratan seluas sekitar 4.46 juta km2 atau setara dengan
3% total luas dataran bumi. Luas wilayah laut ASEAN tiga kali dari luas wilayah
daratan. Komunitas ASEAN mencakup sekitar 600 juta jiwa (kepadatan tinggi 136
3
orang/km2). dengan Produk Domestik Bruto (PDB) gabungan yang mencapai hingga 2.4
triliun dolar AS, mencapai perkiraan 5% PDB dunia. ASEAN memiliki sumber daya
manusia yang melimpah. “Data yang dirilis Bank Dunia pada tahun 2013 menunjukkan
jumlah angkatan kerja di Indonesia pada tahun 2012 berjumlah sekitar 118 juta jiwa
atau naik sebesar 1,7 % dari tahun sebelumnya, Malaysia sekitar 13 juta jiwa atau naik
sebesar 2,6 %, Singapura sekitar 3 juta jiwa atau naik sebesar 4%, dan Vietnam sekitar
53 juta jiwa atau naik sebesar 1,8 %” (http://ekonomi.kompasiana.com). Sedangkan
Menurut asiamattersforamerica.org – sebuah sumber daya interaktif untuk kredibel dan
non-partisan informasi, grafis, analisis dan berita tentang hubungan AS-Asia Pasifik di
tingkat nasional, negara bagian dan lokal, ASEAN adalah ekonomi kedua paling cepat
berkembang di Asia, setelah China. Ekonomi ASEAN telah memperluas 300% sejak
tahun 2001. Dalam kedamaian dan stabilitas kawasan, komunitas ASEAN menjanjikan
membawa kesejahteraan untuk negara-negara anggotanya dan juga mendorong aktivitas
kerjasama antarnegara.
Negara-negara
anggota ASEAN sangat
tergantung pada perdagangan
internasional dan pariwisata. Dengan sumber daya pariwisata, ditambah kebijakankebijakan
pemerintah
untuk
mempromosikan
pariwisata,
maka
telah
mengakibatkan pertumbuhan fenomenal kedatangan turis di wilayah ASEAN.
Menurut Aamir Yousuf dan Dr. Roshan Lal, dalam journal “The Impact of ASEAN on
Tourism” - International Journal of Networking and Parallel Computing, Tujuan
Kerjasama ASEAN di sektor pariwisata adalah:
1. Untuk mengembangkan dan mempromosikan ASEAN sebagai tujuan wisata
tunggal dan dengan standar internasional.
2. Untuk meningkatkan kerjasama antara anggota, yang melibatkan sektor publik
dan swasta, agar supaya tercapai fasilitas perjalanan intra-ASEAN, perdagangan bebas
dan investasi di jasa pariwisata.
3. Untuk menyiapkan forum diskusi tentang masalah umum di bidang pariwisata.
Dengan visi, misi yang jelas, serta pelaksanaannya, kerjasama antara anggotaanggota ASEAN telah berhasil. Menurut data statistik tentang pariwisata kawasan
4
ASEAN, pada tahun 2013, pengunjung internasional datang di ASEAN mencapai 99,2
juta wisatawan, naik 9.8% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Vietnam adalah negara paling timur di semenanjung Indochina di Asia tenggara,
dengan nama resmi Republik Sosialis Vietnam (dalam bahasa Vietnan adalah Cộng Hòa
Xã Hội Chủ Nghĩa Việt Nam). Republis Sosialis Vietnam adalah satu dari beberapa
negara yang masih berpaham komunis yaitu dengan sistem partai tunggal, Partai
Komunis Vietnam. Vietnam memiliki total luas 331.680 kilometer persegi di daratan.
Populasi Vietnam sekitar 90 juta penduduk, terpadat nomor 13 di dunia dan ke-tiga di
Asia Tenggara setelah Indonesia dan Filippina. Vietnam adalah negara multi etnis
dengan 54 suku yang tinggal di seluruh Vietnam dengan sejarah dan budaya yang
menarik. Vietnam adalah negara ke 27 dari 156 negara yang mempunyai pantai di dunia.
Vietnam memiliki 125 pantai yang kebanyakannya adalah pantai indah. Sekaligus
Vietnam termasuk salah satu dari 12 negara yang mempunyai teluk terindah dunia yaitu
teluk Ha Long (Hạ Long Bay) dan teluk Nha Trang (Nha Trang bay).
Gambar 1
Map Of Vietnam In Southeast Asia Region
(Source : http://www.seaylp-exchange.org )
Vietnam bergabung menjadi anggota ASEAN yang ke -7 pada tanggal 28 Juli
tahun 1995. Perkembangan pariwisata Vietnam memiliki potensi yang besar untuk
meningkat. Hal itu karena Vietnam terkenal sebagai negara yang mempunyai potensi
5
sumber daya alam serta keanekaragaman budaya. Pariwisata Vietnam dipandang
sebagai sektor ekonomi utama dan diandalkan untuk membawa kemajuan dalam
ekonomi, serta kesejahteraan untuk rakyat. Beberapa tahun belakangan ini, pariwisata
Vietnam semakin meningkat.
Tabel 1
Jumlah kunjungan wisatawan Mancanegara datang ke Vietnam sejak 2004 -2014.
Tahun
Jumlah turis
mancanegara
Perubahan
2004
2.927.876 20.5%
2005
3.467.757 18.4%
2006
3.583.486 3%
2007
4.171.564 16%
2008
4.253.740 0.6%
2009
3.772.359 -10.9%
2010
5.049.855 34.8%
2011
6.014.032 19.1%
2012
6.847.678 10.8%
2013
7,572,352 10,6%
2014
7.874.312 4.0%
Source: http://www.vietnamtourism.com (6/2015)
(Kementerian Budaya, Olaraga Dan Pariwisata Vietnam)
Table diatas memperlihatkan bahwa kunjungan wisatawan mancanegara ke
Vietnam cenderung mengalami peningkatan. Jumlah tersebut menjelaskan bahwa
wisatawan mancanegara mempunyai ketertarikan dengan potensi yang terdapat di
Vietnam. Menurut data statistik dari Kementerian Budaya, Olahraga dan Pariwisata
Vietnam, pada tahun 2012, jumlah pengunjung mancanegara ke Vietnam adalah 6.8
juta wisatawan, wisatawan domestik mencapai 32,5 juta. Pendapatan dari Industri
Pariwisata sekitar 160.000 milyar Vietnam Dong.
Pada tahun 2013, jumlah
6
pengunjung mencanegara ke Vietnam mencapai 7.57 juta wisatawan, naik 10,6%.
Penungjung domestik mencapai 35 juta. Pendapatan dari pariwisata pada tahun 2013
adalah 200.000 milyar Vietnam Dong, memberikan kontribusi kurang lebih 6% untuk
GDP. Pada tahun 2014 sektor pariwisata Vietnam menarik 7.87 juta penumpang
internasional dan 38.5 juta pengunjung domestik. Menurut “Strategi Pengembangan
Pariwisata Vietnam tahun 2020-2030 (disetujui oleh Perdana Menteri pada 12/2011),
bahwa pada tahun 2020, jumlah wisatawan internasional yang datang ke Vietnam
diharapkan mencapai 10-10.5 juta. Pendapatan dari pariwisata diharapkan mencapai
18-19 milyar dolar AS, berkontribusi 6.5 – 7% GDP negara.
Untuk mengembangkan potensi pariwisata, diperlukan pemahaman yang
berkaitan dengan pariwisata secara keseluruhan karena pariwisata melibatkan unsurunsur yang kompleks. Pariwisata tidak bisa berdiri sendiri, banyak hal yang menjadi
unsur untuk menumbuhkan iklim pariwisata. Pariwisata tidak hanya memberikan
keuntungan bagi pemerintah setempat akan tetapi memberi kontribusi bagi masyarakat
lokal untuk berperan serta dalam mewujudkan kemakmuran. Pemerintah Vietnam telah
melakukan beberapa langkah dalam mengadministrasi dan mengembangkan pariwisata
Vietnam, yaitu:
1. Pada tanggal 30 bulan Desember tahun 2011, Perdana Menteri telah
menyetujui “Strategi Pengembangan Pariwisata Vietnam tahun 2020-2030”.
Tujuan strategi ini adalah mengembangkan pariwisata Vietnam menjadi
sektor
ekonomi
utama,
pariwisata
berkualitas, memposisikan pencitraan,
yang
prosesional,
kontemporer,
mempertahankan daya saing,
berusaha untuk sampai tahun 2030, Vietnam menjadi negara yang memiliki
industri pariwisata maju.
2.
Berdasarkan strategi diatas, pada tanggal 20 bulan Oktorber tahun 2014,
Menteri Kementerian Budaya, Olahraga dan Pariwisata Vietnam telah
menandatangani untuk menyetujui “Strategi Marketing Pariwisata Vietnam
sampai 2020”. Strategi tersebut bertujuan untuk membangun dan
mempromosi Pencitraan pariwisata Vietnam dengan nilai-nilai dan produk
pariwisata yang unik, berkesan, berkualitas, berdaya saing dalam pasar
tertentu;
memposisikan Vietnam sebagai tujuan yang tertarik, unik di
7
ASEAN; memilih dengan memprioritas beberapa tempat marketing di Asia
dan Eropa; melalui kegiatan komunikasi untuk meningkatkan kesadaran
tentang keberanekaragaman pariwisata Vietnam dan produk khas di daerah
agar meningkatkan lamanya waktu tinggal dan pengeluaran penumpang;
menarik wisataan balik untuk mengalami perbedaan di tempatnya, maka
meningkat pangsa di pasar sasaran.
3. Untuk lebih meningkatkan keberhasilan yang telah dicapai, maka pemerintah
Vietnam secara resmi telah mencanangkan program promosi pariwisata
nasional periode 2012-2015 melalui peluncuran logo dan slogan “Vietnam –
Timeless Charm” (“Vietnam – Keindahan Abadi”) berupa simbol bunga
teratai yang mulai mekar.
Menurut data statistik dari Kementerian Budaya, Olahraga dan Pariwisata
Vietnam, jumlah perusahan bergerak dalam bidang pariwisata dengan lisensi
internasional adalah 1383 perusahaan (6/2014) dan ribuan lembaga atau instansi
domestik. Peraturan dalam bidang pariwisata Vietnam menyatakan bahwa lisensi
internasional merupakan setifikat yang diberikan kepada perusahaan-perusahaan yang
berhak untuk membawa turis asing ke Vietnam dan membawa orang Vietnam ke luar
negeri. Sedangkan jumlah tempat penginapan adalah 15.998 tempat, total kamar
mencapai 390.000 kamar. Menurut “Strategi Pengembangan Pariwisata Vietnam tahun
2020-2030”, pada tahun 2020, total penginapan diprediksi mencapai 580.000 kamar
dengan 30- 35% di tingkat bintang 3 sampai bintang 5.
Meskipun Vietnam memiliki sumber daya alam dan manusia yang layak untuk
mengembangkan pariwisata tetapi perkembangan pariwisata pada kenyataannya masih
ada banyak masalah. Dalam sejarah lebih dari 20 tahun pembangunan pariwisata,
Vietnam hanya terfokus pada eksploitasi alam dan kurangnya arah strategis
pembangunan, investasi dalam pariwisata, dan tertinggal jauh di belakang negaranegara lain. Pencitraan pariwisata Vietnam dalam banyangan orang asing kebanyakan
tentang sebuah negara yang pasca berperang. Ada juga kesulitan ketika wisatawan
mencari informasi tentang Vietnam disebabkan oleh keterbatasan dalam kebijakan
pemerintah, masalah teknologi, informasi dan bahasa. Justru, prosedur permohonan visa
8
untuk memasuki Vietnam lebih sulit. Hal itu membuat daya saing Vietnam terbatas,
terutama untuk wisatawan ke kawasan dalam waktu singkat.
Tabel 2
Jumlah Perusahaan Bergerak Dalam Bidang Pariwisata Yang Berlisensi Internasional
Jenis/tahun
Perusahaan
Negara
Perseroan
Terbatas
Perseroan
terbatas
terbuka
Perusahaan
swasta
Penenaman
Modal Asing
Jumlah
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
2013
6/2014
119
94
85
69
68
58
13
9
9
9
222
276
350
389
462
527
621
731
845
894
74
119
169
227
249
285
327
371
428
445
3
4
4
4
4
5
4
6
8
20
10
11
12
12
12
13
15
15
15
15
428
504
620
701
795
888
980
1.132 1.305
1.383
Source: http://vietnamtourism.gov.vn/index.php/items/13466 (6/2015)
Saat ini Vietnam masih menduduki ke-5 di ASEAN dalam bidang pariwisata.
Namun Vietnam selalu menjangkau jumlah wisatawan mancanegara sebanyak 2 sampai
5 kali dibandingkan dengan 4 negara terkemuka yaitu: Malaysia, Thailand, Singapore
dan Indonesia. Pendapatan dalam periode yang sama selalu tertinggal sekitar 1.5 sampai
4 kali. Daya saing pariwisata di Vietnam rendah. Menurut data dari Forum Ekonomi
Dunia, pada tahun 2012-2013 Vietnam peringkat 80/140 negara, sedangkan Singapura
dapat peringkat nomor 10, Malaysia di peringkat 34, Thailand di peringkat 43, dilihat
khususnya indeks di bidang infrastruktur, kemampuan untuk akses ke objek wisata,
visa on arrival, lingkungan hukum, tingkat prioritas untuk pariwisata, sumber daya
manusia dalam bidang pariwisata. (www.saigonact.edu.vn)
Peringkat dan daya saing rendah tersebut bisa jadi karena adanya beberapa factor
negatif yang masih sering dijumpai di bidang pariwisata, misalnya, Vietnam
mempunyai titik berangkat yang rendah, manajemen pariwisata masih memiliki banyak
9
hal yang negatif, intervensi pemerintah dalam perekonomian masih dalam tingkat tinggi,
kesadaran terhadap pariwisata masih kurang, pemerasan terhadap turis asing, dan
kurangnya promosi pariwisata.
Salah satu penggerak indistri pariwisata di Vietnam adalah PT. Indochina Travel
Entertainment Service (ITE) atau dalam bahasa Vietnam adalah Công Ty Trách Nhiệm
Hữu Hạn Dịch Vụ Du Lịch Giải Trí Đông Dương.. ITE didirikan pada bulan September
tahun 2009. Hingga saat ini, ITE memiliki lisensi internasional untuk bisa
mengoperasikan tour domestik dan internasional, baik untuk orang Vietnam maupun
untuk orang asing. Kutipan berikut adalah introduction tentang perusahaan di
websitenya: “Hanya dalam waktu 5 tahun, ITE SERVICE telah berkembang menjadi
salah satu perusahaan pariwisata yang mengkhususkan diri dalam tour Upper class,
terkemuka di Vietnam dengan 24 pegawai dan pemandu wisata yang professional, 100%
mereka lulusan S1 dengan jurusan yang berkaitan dengan pariwisata. Saat ini kami
memiliki kantor perwakilan di Ibu Kota Ha Noi, Kota Da Nang, dan cabang khusus
ITE Service layanannya di Siem Reap – kamboja. Dalam waktu dekat akan membuka
cabang di Southern California - Amerika Serikat – Central of Vietnamese people in
United State of America” (http://iteservice.vn).
Gambar 2
Logo PT. ITE service.
Sumber: www.iteservice.vn
Namun memulai berbisnis dalam pariwisata dengan “passion” sebagai sesama
pencinta pariwisata, para pempimpin dan pegawai PT. ITE juga mengalami banyak
kesulitan. Hambatan pertama adalah persaingan di pasar pariwisata dan suasana
10
berbisnis pariwisata sedang berkembang dengan pesat dan rumit. Tidak sedikit
perusahaan yang menjalankan kegiatan pariwisata tetapi tidak mempunyai lisensi.
Mereka bisa menurunkan harga paket tour dengan cara mengurangki kualitas kamar
hotel, makanan, tujuan obyek wisata dan sebagainya, sedangkan sanksi-sanksi untuk
perusahaan-perusahaan yang illegal ini masih belum begitu kuat untuk membuka sebuah
pasar yang “fair”. Dalam kondisi tersebut, PT. ITE Service sebagai perusahaan yang
baru dengan kapasitas menengah harus berjuang untuk menanamkan kepercayaan
kepada pelanggan terhadap layanannya.
Produk wisata merupakan rangkaian dari berbagai jasa yang saling terkait,
yaitu jasa yang dihasilkan dari berbagai perusahaan (segi ekonomis), jasa masyarakat
(segi sosial) dan jasa alam. Jasa tersebut sebagai produk nonverbal. Dari sudut
pandang produk jasa yang dihasilkan, perusahaan sebagaimana bisa mempromosikan
produknya kepada pelanggan sebanyak mungkin. Terlebih lagi memasarkan produk
jasa juga bukanlah hal yang mudah, karena penyaluran jasa bersifat langsung dari
penyedia jasa kepada penerima jasa. Untuk memasarkan dan mempromosikan produk
jasa, Fandy Tjiptono (1995, 200) memberikan definisinya, baginya promosi adalah
semua kegiatan yang dimaksudkan untuk menyampaikan atau mengkomunikasikan
suatu produk kepada pasar sasaran, untuk memberi informasi tentang keistimewaan,
kegunaan, dan yang paling penting adalah tentang keberadaannya, untuk mengubah
sikap ataupun untuk mendorong orang untuk bertindak. Dalam konteks ini, PT. ITE
Service selaku komunikator yang menyampaikan atau mengkomunikasikan informasi
tentang produk jasanya, yaitu paket-paket tour kepada pelanggannya yang berperan
sebagai komunikan.
Untuk dapat mempertahankan keberadaannya dalam bidang pariwisata di
Vietnam, PT ITE Service berusaha melakukan strategi atau cara-cara yang dapat
meningkatkan
penghasilan
perusahaan
secara
optimal
dan
sekaligus
dapat
mempromosikan pariwisata Vietnam baik secara internal pada masyarakat Vietnam
sendiri, maupun masyarakat dunia, terutama ASEAN, secara luas. Strategi komunikasi
bisa dilakukan dengan berbagai cara dan menggunakan berbagai alat komunikasi
misalnya dengan pemasaran, periklanan, promosi, dan sebagainya. Dunia pariwisata
bisa menjadi satu bidang yang mendatangkan income yang besar bagi sebuah
11
perusahaan pariwisata kalau perusahaannya mampu untuk melakukan strategi
komunikasi yang baik. Agar PT ITE Service siap dan mampu bersaing dengan instansi
yang lain, dibutuhkan strategi tepat. Manajemen komunikasi yang diterapkan oleh PT
ITE Service sangat menentukan keberhasilannya dalam mempromosi pariwisata di
Vietnam. Melalui penerapan manajemen komunikasi dalam promosi ini, PT ITE Service
dapat mengetahui tingkat keberhasilan setiap kegiatan komunikasi yang digunakan.
Strategi dalam manajemen komunikasi yang telah diterapkan mempunyai peran
yang sangat penting. Tanpa adanya strategi yang baik, tidak mungkin bila suatu
kegiatan komunikasi dapat berjalan dengan baik sesuai perencanaan. Strategi
komunikasi yang tepat akan membantu perusahaan mengatasi masalah–masalah dalam
menjalani kegiatan bisnis seperti hambatan dari lingkup bisnis, saingan yang ketat.
Strategi komunikasi yang diterapkan oleh PT ITE Service secara manajeral mulai dari
aspek POAC yaitu planing (perencanaan), Organizing (pengorganisasian), Actuating
(pelaksananan) dan Controlling (pengawasan atau evaluasi).
a.
Perencanaan: tahap ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari
spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan
eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan.
b.
Pengorganisasian adalah proses dalam memastikan kebutuhan manusia dan
fisik setiap sumber daya tersedia untuk menjalankan rencana dan mencapai
tujuan komunikasi yang berhubungan dengan organisasi.
c.
Pelaksanaan: Adalah proses implementasi program komunikasi agar dapat
dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar
semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggungjawabnya dengan penuh
kesadaran dan produktifitas yang tinggi.
d.
Evaluasi: merupakan proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh
rangkaian
kegiatan
yang
telah
direncanakan,
diorganisasikan
dan
diimplementasikan dapat berjalan sesuai dengan target yang diharapkan
sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia bisnis yang
dihadapi.
Pembenahan dalam strategi komunikasi yang dilakukan PT. ITE Service
terutama terjadi menjelang pembentukan komunitas ASEAN pada akhir tahun 2015.
12
Menjelang ke pembentukan komunitas ASEAN berarti perusahaan akan menghadapi
sebuah wilayah yang lebih luas, tidak hanya dalam negeri tetapi juga luar negeri,
sebuah pasar lebih besar dan bebas. Pembentukan komunitas ASEAN akan terjadi
fenomena arus barang, jasa dan orang semakin leluasa sehingga akan menjadi
tantangan sekaligus kesempatan ke depan bagi semua bangsa. Setiap negara
anggotanya harus bersiap untuk berjaya dalam era baru ini dan sekaligus tidak boleh
kehilangan identitas diri. PT ITE Service juga tidak terlepas dari kondisinya. Dari sejak
berdiri, dewan manajer PT. ITE service telah menyadarkan bahwa pentingnya strategi
komunikasi untuk mempromosikan pariwisata di Vietnam.
Hingga saat ini, PT ITE service memiliki berbagai pilihan paket tour baik untuk
lokal maupun untuk internasional. Paket - paket tour tersebut terdiri dari yang biasa
sampai yang termewah. Hal tersebut sebagai strategi untuk menyeimbangi persaingan
dalam dunia pariwisata. Selain itu, PT ITE Service telah melakukan kegiatan
komunikasi secara strategis untuk mempromosikan pariwisata yaitu: kegiatan
advertising, personal selling, public relations, sales promotion, word of mouth, direct
marketing untuk menjalinkan hubungan baik dengan pelanggan dan stakeholders.
Kegiatan yang sukses bisa saja disebutkan adalah membangun dan menjalankan sebuah
group online di facebook bernama Vietnamese Tourguide Club adalah group paling
bersar di Vietnam saat ini dengan hampir 30 ribu anggota, dengan kegiatan nyata baik
secara online maupun secara offline.
Meskipun telah mencapai beberapa kesuksesan tertentu, tetapi di tengah pasar
pariwisata yang ramai dan bermacam-macam seperti tersebut diatas, bagaimana
strategi komunikasi PT ITE Service untuk tetap bisa “Survive” dan mencapai target
bisnis serta mempromosikan pariwisata Vietnam. Hal inilah yang menarik perhatian
peneliti dalam melakukan penelitian ini.
Berdasarkan paparan diatas, penulis melihat bahwa strategi komunikasi adalah
hal yang sangat penting untuk perusahaan menyampaikan pesan-pesan kepada
pelanggan (dalam kondisi ini adalah tourists/stakeholders), ataupun adalah cara
perusahaan berjuang untuk tetap “survive” dan berkembang dalam bidang pariwisata.
Sebagai mahasiswa yang mendalami Ilmu Komunikasi dalam penelitian ini, PT. ITE
Service ditempatkan sebagai Komunikator yang menyampaikan pesan-pesannya
13
kepada komunikan. Sehingga secara menyeluruh yang akan dilihat adalah proses
komunikasinya.
Oleh karena itu, penelitian ini akan meneliti permasalahan yang terkait dengan
Manajemen Komunikasi PT Indochina Travel Entertainment Service dalam
mempromosikan pariwisata di Vietnam dan mengkaitkannya dengan peran PT.
ITE Service sebagai komunikator dalam proses strategi komunikasi.
Pembatasan masalah diperuntukan agar lebih fokus pada permasalahan dalam
objek kajian penelitian. Maka, batasan penelitian ini berfokus pada manajemen
komunikasi di PT ITE Service, khususnya dalam teknik dan cara menyampaikan pesan
dari PT ITE service selaku komunikator kepada pelanggan dan rekan-rekannya yang
selaku komunikan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan uraian tersebut maka penelitian ini mengambil
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana perencanaan komunikasi yang digunakan oleh PT. ITE Service
sebagai komunikator dalam mempromosikan pariwisata di Vietnam?
2. Bagaimana pengorganisasian komunikasi yang digunakan oleh PT. ITE
Service sebagai komunikator dalam mempromosikan pariwisata di Vietnam?
3. Bagaimana pelaksanaan komunikasi yang digunakan oleh PT. ITE Service
sebagai komunikator dalam mempromosikan pariwisata di Vietnam?
4. Bagaimana evaluasi komunikasi yang digunakan oleh PT ITE Service
sebagai komunikator dalam mempromosikan pariwisata di Vietnam?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan unsur pemikiran yang demikian, maka sebagai tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendapatkan gambaran yang jelas mengenai
bagaimana manajemen komunikasi yang dilakukan PT ITE Service dalam
14
mempromosikan pariwisata di Vietnam. Ada pun penelitian ini bertujuan sebagai
berikut:
1. Mendeskripsikan
dan
menganalisis
perencananan
komunikasi
yang
digunakan oleh PT ITE Service sebagai komunikator dalam mempromosikan
pariwisata di Vietnam.
2. Mendeskripsikan dan menganalisis pengorganisasian komunikasi yang
digunakan oleh PT ITE Service sebagai komunikator dalam mempromosikan
pariwisata di Vietnam.
3. Mendeskripsikan dan menganalisis pelaksanaan komunikasi yang digunakan
oleh PT ITE Service sebagai komunikator dalam mempromosikan pariwisata
di Vietnam.
4. Mendeskripsikan dan menganalisis evaluasi komunikasi yang digunakan
oleh PT ITE Service sebagai komunikator dalam mempromosikan pariwisata
di Vietnam.
D. Manfaat Penelitian
-
Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan paparan yang
jelas mengenai kajian komunikasi khususnya manajemen komunikasi. Sehingga
diharapkan dapat memperluas pengetahuan tentang komunikasi khususnya
komunikasi dalam bidang pariwisata di Vietnam.
-
Manfaat praktis penelitian ini adalah hasil penelitian dapat memberikan
kontribusi positif bagi berbagai pihak, baik Indonesia maupun pemerintah
Vietnam dan tentunya PT. ITE Service dalam kegiatan penelitian maupun dalam
kegiatan bisnis. Hasil penelitian ini tidak hanya mendeskripsikan strategi
komunikasi yang digunakan di sebuah perusahaan di Vietnam tetapi juga
mengambarkan tentang negara Vietnam secara umum seperti: sistem politik,
budaya, tradisional, gaya berbisnis. Hal-hal ini diharpakan bermanfaat untuk
para pedagang, perusahaan pemasar pariwisata, media promosi ataupun investor
yang akan menanam modal di bidang pariwisata di Vietnam.
Download