BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata telah menjadi fenomena ekonomi di negara-negara dunia. Ada banyak alasan untuk menjelaskan fenomena mengapa pariwisata menghasilkan keuntungan yang cukup besar bagi negara, menciptakan sejumlah besar pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja, dan menyebabkan pengembangan banyak perdagangan dan jasa lainnya. Tidak hanya itu, pariwisata saat ini mulai berwarna politik, sosial dan budaya. Perpaduan dari identitas budaya daerah dan pertukaran nilainilai antara negara-negara akan membuat hubungan lebih ketat dan saling mengerti, mempererat persahabatan antara masyarakat di satu negara atau antar negara yang berbeda. Menurut Pitana dalam buku Sosiologi Pariwisata, (Pitana dan Gayatri,2005:3), Pariwisata telah menjadi salah satu industri terbesar di dunia dan merupakan andalan utama dalam menghasilkan devisa di berbagai negara. Industri pariwisata merupakan industri yang kompleks karena menyangkut berbagai aspek di dalamnya seperti: transportasi, jasa-jasa perjalanan, akomodasi, penginapan, jaja boga, rekreasi, perbankan, asuransi, kesehatan, atraksi alam, dan seni budaya. Pariwisata bisa dikatakan adalah bidang “ekspor setempat, devisa langsung”, karena dapat memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian, mempromosikan pengembangan sektor ekonomi lainnya, memberikan kontribusi untuk restrukturisasi ekonomi, penciptaan lapangan kerja, keamanan sosial, melestarikan dan mempromosikan pertukaran budaya, memperkuat perlindungan lingkungan. Pariwisata juga membantu memulihkan, melestarikan dan menggunakan produk-produk kerajinan dari desa-desa kerajinan tradisional, membantu memulihkan kegiatan budaya dan seni tradisional dan mempromosikan kegiatan budaya seni kontemporer. Pariwisata bisa menjadi sektor utama untuk mendorong pertumbuhan perekonomian suatu bangsa, dikarenakan faktor wisatawan untuk mencari tempat berlibur semakin hari semakin bertambah. 1 2 Pertumbuhan pariwisata tergantung pada potensi dalam negara dan juga tergantung pada kondisi dunia dan kawasan. Saat ini, perdamaian dan keamanan dunia tengah menghadapi tantangan dan masa yang cukup sulit, tidak hanya menjadi relevan, tetapi juga lebih rumit. Meski jumlah perang antarnegara menurun signifikan setelah perang dunia kedua, tetapi secara potensial kian meningkat. Hal itu disebabkan adanya perbedaan ideologi, pertumbuhan terorisme, serta perebutan wilayah dan perbatasan di beberapa kawasan di dunia. Sementara itu, menurut salah satu laporan dari United Nations tentang “Trends and progress in International Development Cooperation (05/2014) menunjukan bahwa Trend kerjasama antarnegara tetap adalah trend yang utama dan tak terelakkan. Trend kerjasama tersebut telah mencakup ke dalam bidang pariwisata dunia sehingga pariwisata terus menenus menjadi “key driver” dalam pemulihan ekonomi global. Catatan angka dalam laporan tahunan The United Nations World Tourism Organization (UNWTO) 2014 tentang International Tourist yang berjalan melalui batasan internasional adalah 1135 juta wisatawan, meningkat 4,4% dibanding tahun sebelumnya. Mengenai trend kerjasama, tidak bisa terlepas dari pembentukan ASEAN dan sebuah komunitas ASEAN yang akan segera terwujud pada akhir tahun 2015, sesuai dengan kesepakatan yang ditandatangani di Phnom Penh, Kamboja pada tahun 2013 (source: www.asean.org) Komunitas ASEAN mengandung tiga pilar utama yang menjadi fokus kerja sama negara-negara anggota, yaitu terkait Politik - keamanan (ASEAN Political Security community), Ekonomi (Economic community), serta Sosial dan Kebudayaan (Socio-Cultural Community). Tujuan besar dari pembentukan ASEAN Community 2015 adalah untuk menyejahterakan masyarakat di seluruh Asia Tenggara, memang tidak berbeda dengan tujuan awal dibentuknya ASEAN pada 8 Agustus 1967 lalu, yakni mempercepat proses perkembangan ekonomi, politik, dan sosial budaya di kawasan Asia Tenggara. ASEAN meliputi wilayah daratan seluas sekitar 4.46 juta km2 atau setara dengan 3% total luas dataran bumi. Luas wilayah laut ASEAN tiga kali dari luas wilayah daratan. Komunitas ASEAN mencakup sekitar 600 juta jiwa (kepadatan tinggi 136 3 orang/km2). dengan Produk Domestik Bruto (PDB) gabungan yang mencapai hingga 2.4 triliun dolar AS, mencapai perkiraan 5% PDB dunia. ASEAN memiliki sumber daya manusia yang melimpah. “Data yang dirilis Bank Dunia pada tahun 2013 menunjukkan jumlah angkatan kerja di Indonesia pada tahun 2012 berjumlah sekitar 118 juta jiwa atau naik sebesar 1,7 % dari tahun sebelumnya, Malaysia sekitar 13 juta jiwa atau naik sebesar 2,6 %, Singapura sekitar 3 juta jiwa atau naik sebesar 4%, dan Vietnam sekitar 53 juta jiwa atau naik sebesar 1,8 %” (http://ekonomi.kompasiana.com). Sedangkan Menurut asiamattersforamerica.org – sebuah sumber daya interaktif untuk kredibel dan non-partisan informasi, grafis, analisis dan berita tentang hubungan AS-Asia Pasifik di tingkat nasional, negara bagian dan lokal, ASEAN adalah ekonomi kedua paling cepat berkembang di Asia, setelah China. Ekonomi ASEAN telah memperluas 300% sejak tahun 2001. Dalam kedamaian dan stabilitas kawasan, komunitas ASEAN menjanjikan membawa kesejahteraan untuk negara-negara anggotanya dan juga mendorong aktivitas kerjasama antarnegara. Negara-negara anggota ASEAN sangat tergantung pada perdagangan internasional dan pariwisata. Dengan sumber daya pariwisata, ditambah kebijakankebijakan pemerintah untuk mempromosikan pariwisata, maka telah mengakibatkan pertumbuhan fenomenal kedatangan turis di wilayah ASEAN. Menurut Aamir Yousuf dan Dr. Roshan Lal, dalam journal “The Impact of ASEAN on Tourism” - International Journal of Networking and Parallel Computing, Tujuan Kerjasama ASEAN di sektor pariwisata adalah: 1. Untuk mengembangkan dan mempromosikan ASEAN sebagai tujuan wisata tunggal dan dengan standar internasional. 2. Untuk meningkatkan kerjasama antara anggota, yang melibatkan sektor publik dan swasta, agar supaya tercapai fasilitas perjalanan intra-ASEAN, perdagangan bebas dan investasi di jasa pariwisata. 3. Untuk menyiapkan forum diskusi tentang masalah umum di bidang pariwisata. Dengan visi, misi yang jelas, serta pelaksanaannya, kerjasama antara anggotaanggota ASEAN telah berhasil. Menurut data statistik tentang pariwisata kawasan 4 ASEAN, pada tahun 2013, pengunjung internasional datang di ASEAN mencapai 99,2 juta wisatawan, naik 9.8% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Vietnam adalah negara paling timur di semenanjung Indochina di Asia tenggara, dengan nama resmi Republik Sosialis Vietnam (dalam bahasa Vietnan adalah Cộng Hòa Xã Hội Chủ Nghĩa Việt Nam). Republis Sosialis Vietnam adalah satu dari beberapa negara yang masih berpaham komunis yaitu dengan sistem partai tunggal, Partai Komunis Vietnam. Vietnam memiliki total luas 331.680 kilometer persegi di daratan. Populasi Vietnam sekitar 90 juta penduduk, terpadat nomor 13 di dunia dan ke-tiga di Asia Tenggara setelah Indonesia dan Filippina. Vietnam adalah negara multi etnis dengan 54 suku yang tinggal di seluruh Vietnam dengan sejarah dan budaya yang menarik. Vietnam adalah negara ke 27 dari 156 negara yang mempunyai pantai di dunia. Vietnam memiliki 125 pantai yang kebanyakannya adalah pantai indah. Sekaligus Vietnam termasuk salah satu dari 12 negara yang mempunyai teluk terindah dunia yaitu teluk Ha Long (Hạ Long Bay) dan teluk Nha Trang (Nha Trang bay). Gambar 1 Map Of Vietnam In Southeast Asia Region (Source : http://www.seaylp-exchange.org ) Vietnam bergabung menjadi anggota ASEAN yang ke -7 pada tanggal 28 Juli tahun 1995. Perkembangan pariwisata Vietnam memiliki potensi yang besar untuk meningkat. Hal itu karena Vietnam terkenal sebagai negara yang mempunyai potensi 5 sumber daya alam serta keanekaragaman budaya. Pariwisata Vietnam dipandang sebagai sektor ekonomi utama dan diandalkan untuk membawa kemajuan dalam ekonomi, serta kesejahteraan untuk rakyat. Beberapa tahun belakangan ini, pariwisata Vietnam semakin meningkat. Tabel 1 Jumlah kunjungan wisatawan Mancanegara datang ke Vietnam sejak 2004 -2014. Tahun Jumlah turis mancanegara Perubahan 2004 2.927.876 20.5% 2005 3.467.757 18.4% 2006 3.583.486 3% 2007 4.171.564 16% 2008 4.253.740 0.6% 2009 3.772.359 -10.9% 2010 5.049.855 34.8% 2011 6.014.032 19.1% 2012 6.847.678 10.8% 2013 7,572,352 10,6% 2014 7.874.312 4.0% Source: http://www.vietnamtourism.com (6/2015) (Kementerian Budaya, Olaraga Dan Pariwisata Vietnam) Table diatas memperlihatkan bahwa kunjungan wisatawan mancanegara ke Vietnam cenderung mengalami peningkatan. Jumlah tersebut menjelaskan bahwa wisatawan mancanegara mempunyai ketertarikan dengan potensi yang terdapat di Vietnam. Menurut data statistik dari Kementerian Budaya, Olahraga dan Pariwisata Vietnam, pada tahun 2012, jumlah pengunjung mancanegara ke Vietnam adalah 6.8 juta wisatawan, wisatawan domestik mencapai 32,5 juta. Pendapatan dari Industri Pariwisata sekitar 160.000 milyar Vietnam Dong. Pada tahun 2013, jumlah 6 pengunjung mencanegara ke Vietnam mencapai 7.57 juta wisatawan, naik 10,6%. Penungjung domestik mencapai 35 juta. Pendapatan dari pariwisata pada tahun 2013 adalah 200.000 milyar Vietnam Dong, memberikan kontribusi kurang lebih 6% untuk GDP. Pada tahun 2014 sektor pariwisata Vietnam menarik 7.87 juta penumpang internasional dan 38.5 juta pengunjung domestik. Menurut “Strategi Pengembangan Pariwisata Vietnam tahun 2020-2030 (disetujui oleh Perdana Menteri pada 12/2011), bahwa pada tahun 2020, jumlah wisatawan internasional yang datang ke Vietnam diharapkan mencapai 10-10.5 juta. Pendapatan dari pariwisata diharapkan mencapai 18-19 milyar dolar AS, berkontribusi 6.5 – 7% GDP negara. Untuk mengembangkan potensi pariwisata, diperlukan pemahaman yang berkaitan dengan pariwisata secara keseluruhan karena pariwisata melibatkan unsurunsur yang kompleks. Pariwisata tidak bisa berdiri sendiri, banyak hal yang menjadi unsur untuk menumbuhkan iklim pariwisata. Pariwisata tidak hanya memberikan keuntungan bagi pemerintah setempat akan tetapi memberi kontribusi bagi masyarakat lokal untuk berperan serta dalam mewujudkan kemakmuran. Pemerintah Vietnam telah melakukan beberapa langkah dalam mengadministrasi dan mengembangkan pariwisata Vietnam, yaitu: 1. Pada tanggal 30 bulan Desember tahun 2011, Perdana Menteri telah menyetujui “Strategi Pengembangan Pariwisata Vietnam tahun 2020-2030”. Tujuan strategi ini adalah mengembangkan pariwisata Vietnam menjadi sektor ekonomi utama, pariwisata berkualitas, memposisikan pencitraan, yang prosesional, kontemporer, mempertahankan daya saing, berusaha untuk sampai tahun 2030, Vietnam menjadi negara yang memiliki industri pariwisata maju. 2. Berdasarkan strategi diatas, pada tanggal 20 bulan Oktorber tahun 2014, Menteri Kementerian Budaya, Olahraga dan Pariwisata Vietnam telah menandatangani untuk menyetujui “Strategi Marketing Pariwisata Vietnam sampai 2020”. Strategi tersebut bertujuan untuk membangun dan mempromosi Pencitraan pariwisata Vietnam dengan nilai-nilai dan produk pariwisata yang unik, berkesan, berkualitas, berdaya saing dalam pasar tertentu; memposisikan Vietnam sebagai tujuan yang tertarik, unik di 7 ASEAN; memilih dengan memprioritas beberapa tempat marketing di Asia dan Eropa; melalui kegiatan komunikasi untuk meningkatkan kesadaran tentang keberanekaragaman pariwisata Vietnam dan produk khas di daerah agar meningkatkan lamanya waktu tinggal dan pengeluaran penumpang; menarik wisataan balik untuk mengalami perbedaan di tempatnya, maka meningkat pangsa di pasar sasaran. 3. Untuk lebih meningkatkan keberhasilan yang telah dicapai, maka pemerintah Vietnam secara resmi telah mencanangkan program promosi pariwisata nasional periode 2012-2015 melalui peluncuran logo dan slogan “Vietnam – Timeless Charm” (“Vietnam – Keindahan Abadi”) berupa simbol bunga teratai yang mulai mekar. Menurut data statistik dari Kementerian Budaya, Olahraga dan Pariwisata Vietnam, jumlah perusahan bergerak dalam bidang pariwisata dengan lisensi internasional adalah 1383 perusahaan (6/2014) dan ribuan lembaga atau instansi domestik. Peraturan dalam bidang pariwisata Vietnam menyatakan bahwa lisensi internasional merupakan setifikat yang diberikan kepada perusahaan-perusahaan yang berhak untuk membawa turis asing ke Vietnam dan membawa orang Vietnam ke luar negeri. Sedangkan jumlah tempat penginapan adalah 15.998 tempat, total kamar mencapai 390.000 kamar. Menurut “Strategi Pengembangan Pariwisata Vietnam tahun 2020-2030”, pada tahun 2020, total penginapan diprediksi mencapai 580.000 kamar dengan 30- 35% di tingkat bintang 3 sampai bintang 5. Meskipun Vietnam memiliki sumber daya alam dan manusia yang layak untuk mengembangkan pariwisata tetapi perkembangan pariwisata pada kenyataannya masih ada banyak masalah. Dalam sejarah lebih dari 20 tahun pembangunan pariwisata, Vietnam hanya terfokus pada eksploitasi alam dan kurangnya arah strategis pembangunan, investasi dalam pariwisata, dan tertinggal jauh di belakang negaranegara lain. Pencitraan pariwisata Vietnam dalam banyangan orang asing kebanyakan tentang sebuah negara yang pasca berperang. Ada juga kesulitan ketika wisatawan mencari informasi tentang Vietnam disebabkan oleh keterbatasan dalam kebijakan pemerintah, masalah teknologi, informasi dan bahasa. Justru, prosedur permohonan visa 8 untuk memasuki Vietnam lebih sulit. Hal itu membuat daya saing Vietnam terbatas, terutama untuk wisatawan ke kawasan dalam waktu singkat. Tabel 2 Jumlah Perusahaan Bergerak Dalam Bidang Pariwisata Yang Berlisensi Internasional Jenis/tahun Perusahaan Negara Perseroan Terbatas Perseroan terbatas terbuka Perusahaan swasta Penenaman Modal Asing Jumlah 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 6/2014 119 94 85 69 68 58 13 9 9 9 222 276 350 389 462 527 621 731 845 894 74 119 169 227 249 285 327 371 428 445 3 4 4 4 4 5 4 6 8 20 10 11 12 12 12 13 15 15 15 15 428 504 620 701 795 888 980 1.132 1.305 1.383 Source: http://vietnamtourism.gov.vn/index.php/items/13466 (6/2015) Saat ini Vietnam masih menduduki ke-5 di ASEAN dalam bidang pariwisata. Namun Vietnam selalu menjangkau jumlah wisatawan mancanegara sebanyak 2 sampai 5 kali dibandingkan dengan 4 negara terkemuka yaitu: Malaysia, Thailand, Singapore dan Indonesia. Pendapatan dalam periode yang sama selalu tertinggal sekitar 1.5 sampai 4 kali. Daya saing pariwisata di Vietnam rendah. Menurut data dari Forum Ekonomi Dunia, pada tahun 2012-2013 Vietnam peringkat 80/140 negara, sedangkan Singapura dapat peringkat nomor 10, Malaysia di peringkat 34, Thailand di peringkat 43, dilihat khususnya indeks di bidang infrastruktur, kemampuan untuk akses ke objek wisata, visa on arrival, lingkungan hukum, tingkat prioritas untuk pariwisata, sumber daya manusia dalam bidang pariwisata. (www.saigonact.edu.vn) Peringkat dan daya saing rendah tersebut bisa jadi karena adanya beberapa factor negatif yang masih sering dijumpai di bidang pariwisata, misalnya, Vietnam mempunyai titik berangkat yang rendah, manajemen pariwisata masih memiliki banyak 9 hal yang negatif, intervensi pemerintah dalam perekonomian masih dalam tingkat tinggi, kesadaran terhadap pariwisata masih kurang, pemerasan terhadap turis asing, dan kurangnya promosi pariwisata. Salah satu penggerak indistri pariwisata di Vietnam adalah PT. Indochina Travel Entertainment Service (ITE) atau dalam bahasa Vietnam adalah Công Ty Trách Nhiệm Hữu Hạn Dịch Vụ Du Lịch Giải Trí Đông Dương.. ITE didirikan pada bulan September tahun 2009. Hingga saat ini, ITE memiliki lisensi internasional untuk bisa mengoperasikan tour domestik dan internasional, baik untuk orang Vietnam maupun untuk orang asing. Kutipan berikut adalah introduction tentang perusahaan di websitenya: “Hanya dalam waktu 5 tahun, ITE SERVICE telah berkembang menjadi salah satu perusahaan pariwisata yang mengkhususkan diri dalam tour Upper class, terkemuka di Vietnam dengan 24 pegawai dan pemandu wisata yang professional, 100% mereka lulusan S1 dengan jurusan yang berkaitan dengan pariwisata. Saat ini kami memiliki kantor perwakilan di Ibu Kota Ha Noi, Kota Da Nang, dan cabang khusus ITE Service layanannya di Siem Reap – kamboja. Dalam waktu dekat akan membuka cabang di Southern California - Amerika Serikat – Central of Vietnamese people in United State of America” (http://iteservice.vn). Gambar 2 Logo PT. ITE service. Sumber: www.iteservice.vn Namun memulai berbisnis dalam pariwisata dengan “passion” sebagai sesama pencinta pariwisata, para pempimpin dan pegawai PT. ITE juga mengalami banyak kesulitan. Hambatan pertama adalah persaingan di pasar pariwisata dan suasana 10 berbisnis pariwisata sedang berkembang dengan pesat dan rumit. Tidak sedikit perusahaan yang menjalankan kegiatan pariwisata tetapi tidak mempunyai lisensi. Mereka bisa menurunkan harga paket tour dengan cara mengurangki kualitas kamar hotel, makanan, tujuan obyek wisata dan sebagainya, sedangkan sanksi-sanksi untuk perusahaan-perusahaan yang illegal ini masih belum begitu kuat untuk membuka sebuah pasar yang “fair”. Dalam kondisi tersebut, PT. ITE Service sebagai perusahaan yang baru dengan kapasitas menengah harus berjuang untuk menanamkan kepercayaan kepada pelanggan terhadap layanannya. Produk wisata merupakan rangkaian dari berbagai jasa yang saling terkait, yaitu jasa yang dihasilkan dari berbagai perusahaan (segi ekonomis), jasa masyarakat (segi sosial) dan jasa alam. Jasa tersebut sebagai produk nonverbal. Dari sudut pandang produk jasa yang dihasilkan, perusahaan sebagaimana bisa mempromosikan produknya kepada pelanggan sebanyak mungkin. Terlebih lagi memasarkan produk jasa juga bukanlah hal yang mudah, karena penyaluran jasa bersifat langsung dari penyedia jasa kepada penerima jasa. Untuk memasarkan dan mempromosikan produk jasa, Fandy Tjiptono (1995, 200) memberikan definisinya, baginya promosi adalah semua kegiatan yang dimaksudkan untuk menyampaikan atau mengkomunikasikan suatu produk kepada pasar sasaran, untuk memberi informasi tentang keistimewaan, kegunaan, dan yang paling penting adalah tentang keberadaannya, untuk mengubah sikap ataupun untuk mendorong orang untuk bertindak. Dalam konteks ini, PT. ITE Service selaku komunikator yang menyampaikan atau mengkomunikasikan informasi tentang produk jasanya, yaitu paket-paket tour kepada pelanggannya yang berperan sebagai komunikan. Untuk dapat mempertahankan keberadaannya dalam bidang pariwisata di Vietnam, PT ITE Service berusaha melakukan strategi atau cara-cara yang dapat meningkatkan penghasilan perusahaan secara optimal dan sekaligus dapat mempromosikan pariwisata Vietnam baik secara internal pada masyarakat Vietnam sendiri, maupun masyarakat dunia, terutama ASEAN, secara luas. Strategi komunikasi bisa dilakukan dengan berbagai cara dan menggunakan berbagai alat komunikasi misalnya dengan pemasaran, periklanan, promosi, dan sebagainya. Dunia pariwisata bisa menjadi satu bidang yang mendatangkan income yang besar bagi sebuah 11 perusahaan pariwisata kalau perusahaannya mampu untuk melakukan strategi komunikasi yang baik. Agar PT ITE Service siap dan mampu bersaing dengan instansi yang lain, dibutuhkan strategi tepat. Manajemen komunikasi yang diterapkan oleh PT ITE Service sangat menentukan keberhasilannya dalam mempromosi pariwisata di Vietnam. Melalui penerapan manajemen komunikasi dalam promosi ini, PT ITE Service dapat mengetahui tingkat keberhasilan setiap kegiatan komunikasi yang digunakan. Strategi dalam manajemen komunikasi yang telah diterapkan mempunyai peran yang sangat penting. Tanpa adanya strategi yang baik, tidak mungkin bila suatu kegiatan komunikasi dapat berjalan dengan baik sesuai perencanaan. Strategi komunikasi yang tepat akan membantu perusahaan mengatasi masalah–masalah dalam menjalani kegiatan bisnis seperti hambatan dari lingkup bisnis, saingan yang ketat. Strategi komunikasi yang diterapkan oleh PT ITE Service secara manajeral mulai dari aspek POAC yaitu planing (perencanaan), Organizing (pengorganisasian), Actuating (pelaksananan) dan Controlling (pengawasan atau evaluasi). a. Perencanaan: tahap ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan. b. Pengorganisasian adalah proses dalam memastikan kebutuhan manusia dan fisik setiap sumber daya tersedia untuk menjalankan rencana dan mencapai tujuan komunikasi yang berhubungan dengan organisasi. c. Pelaksanaan: Adalah proses implementasi program komunikasi agar dapat dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggungjawabnya dengan penuh kesadaran dan produktifitas yang tinggi. d. Evaluasi: merupakan proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan, diorganisasikan dan diimplementasikan dapat berjalan sesuai dengan target yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia bisnis yang dihadapi. Pembenahan dalam strategi komunikasi yang dilakukan PT. ITE Service terutama terjadi menjelang pembentukan komunitas ASEAN pada akhir tahun 2015. 12 Menjelang ke pembentukan komunitas ASEAN berarti perusahaan akan menghadapi sebuah wilayah yang lebih luas, tidak hanya dalam negeri tetapi juga luar negeri, sebuah pasar lebih besar dan bebas. Pembentukan komunitas ASEAN akan terjadi fenomena arus barang, jasa dan orang semakin leluasa sehingga akan menjadi tantangan sekaligus kesempatan ke depan bagi semua bangsa. Setiap negara anggotanya harus bersiap untuk berjaya dalam era baru ini dan sekaligus tidak boleh kehilangan identitas diri. PT ITE Service juga tidak terlepas dari kondisinya. Dari sejak berdiri, dewan manajer PT. ITE service telah menyadarkan bahwa pentingnya strategi komunikasi untuk mempromosikan pariwisata di Vietnam. Hingga saat ini, PT ITE service memiliki berbagai pilihan paket tour baik untuk lokal maupun untuk internasional. Paket - paket tour tersebut terdiri dari yang biasa sampai yang termewah. Hal tersebut sebagai strategi untuk menyeimbangi persaingan dalam dunia pariwisata. Selain itu, PT ITE Service telah melakukan kegiatan komunikasi secara strategis untuk mempromosikan pariwisata yaitu: kegiatan advertising, personal selling, public relations, sales promotion, word of mouth, direct marketing untuk menjalinkan hubungan baik dengan pelanggan dan stakeholders. Kegiatan yang sukses bisa saja disebutkan adalah membangun dan menjalankan sebuah group online di facebook bernama Vietnamese Tourguide Club adalah group paling bersar di Vietnam saat ini dengan hampir 30 ribu anggota, dengan kegiatan nyata baik secara online maupun secara offline. Meskipun telah mencapai beberapa kesuksesan tertentu, tetapi di tengah pasar pariwisata yang ramai dan bermacam-macam seperti tersebut diatas, bagaimana strategi komunikasi PT ITE Service untuk tetap bisa “Survive” dan mencapai target bisnis serta mempromosikan pariwisata Vietnam. Hal inilah yang menarik perhatian peneliti dalam melakukan penelitian ini. Berdasarkan paparan diatas, penulis melihat bahwa strategi komunikasi adalah hal yang sangat penting untuk perusahaan menyampaikan pesan-pesan kepada pelanggan (dalam kondisi ini adalah tourists/stakeholders), ataupun adalah cara perusahaan berjuang untuk tetap “survive” dan berkembang dalam bidang pariwisata. Sebagai mahasiswa yang mendalami Ilmu Komunikasi dalam penelitian ini, PT. ITE Service ditempatkan sebagai Komunikator yang menyampaikan pesan-pesannya 13 kepada komunikan. Sehingga secara menyeluruh yang akan dilihat adalah proses komunikasinya. Oleh karena itu, penelitian ini akan meneliti permasalahan yang terkait dengan Manajemen Komunikasi PT Indochina Travel Entertainment Service dalam mempromosikan pariwisata di Vietnam dan mengkaitkannya dengan peran PT. ITE Service sebagai komunikator dalam proses strategi komunikasi. Pembatasan masalah diperuntukan agar lebih fokus pada permasalahan dalam objek kajian penelitian. Maka, batasan penelitian ini berfokus pada manajemen komunikasi di PT ITE Service, khususnya dalam teknik dan cara menyampaikan pesan dari PT ITE service selaku komunikator kepada pelanggan dan rekan-rekannya yang selaku komunikan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan uraian tersebut maka penelitian ini mengambil rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana perencanaan komunikasi yang digunakan oleh PT. ITE Service sebagai komunikator dalam mempromosikan pariwisata di Vietnam? 2. Bagaimana pengorganisasian komunikasi yang digunakan oleh PT. ITE Service sebagai komunikator dalam mempromosikan pariwisata di Vietnam? 3. Bagaimana pelaksanaan komunikasi yang digunakan oleh PT. ITE Service sebagai komunikator dalam mempromosikan pariwisata di Vietnam? 4. Bagaimana evaluasi komunikasi yang digunakan oleh PT ITE Service sebagai komunikator dalam mempromosikan pariwisata di Vietnam? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan unsur pemikiran yang demikian, maka sebagai tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendapatkan gambaran yang jelas mengenai bagaimana manajemen komunikasi yang dilakukan PT ITE Service dalam 14 mempromosikan pariwisata di Vietnam. Ada pun penelitian ini bertujuan sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan dan menganalisis perencananan komunikasi yang digunakan oleh PT ITE Service sebagai komunikator dalam mempromosikan pariwisata di Vietnam. 2. Mendeskripsikan dan menganalisis pengorganisasian komunikasi yang digunakan oleh PT ITE Service sebagai komunikator dalam mempromosikan pariwisata di Vietnam. 3. Mendeskripsikan dan menganalisis pelaksanaan komunikasi yang digunakan oleh PT ITE Service sebagai komunikator dalam mempromosikan pariwisata di Vietnam. 4. Mendeskripsikan dan menganalisis evaluasi komunikasi yang digunakan oleh PT ITE Service sebagai komunikator dalam mempromosikan pariwisata di Vietnam. D. Manfaat Penelitian - Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan paparan yang jelas mengenai kajian komunikasi khususnya manajemen komunikasi. Sehingga diharapkan dapat memperluas pengetahuan tentang komunikasi khususnya komunikasi dalam bidang pariwisata di Vietnam. - Manfaat praktis penelitian ini adalah hasil penelitian dapat memberikan kontribusi positif bagi berbagai pihak, baik Indonesia maupun pemerintah Vietnam dan tentunya PT. ITE Service dalam kegiatan penelitian maupun dalam kegiatan bisnis. Hasil penelitian ini tidak hanya mendeskripsikan strategi komunikasi yang digunakan di sebuah perusahaan di Vietnam tetapi juga mengambarkan tentang negara Vietnam secara umum seperti: sistem politik, budaya, tradisional, gaya berbisnis. Hal-hal ini diharpakan bermanfaat untuk para pedagang, perusahaan pemasar pariwisata, media promosi ataupun investor yang akan menanam modal di bidang pariwisata di Vietnam.