BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Konsep Sistem Informasi dan Teknologi informasi 2.1.1. Pengertian Sistem Menurut Ralph Stair & George Reynolds (2011: 8), A system is a set of elements or components that interact to accomplish goals. Dapat diartikan bahwa, “Sistem adalah seperangkat elemen yang saling terkait satu dengan elemen yang lain dan saling berinteraksi untuk melakukan pencapaian tujuan”. Menurut William & Sawyer (2010: 492), A system is defined as a collection of related components that interact to perform a task in order to accomplish a goal. Dapat diartikan bahwa, “sistem didefinisikan sebagai kumpulan komponen terkait yang berinteraksi untuk melakukan tugas dalam rangka untuk mencapai tujuan.”. 2.1.2. Pengertian Informasi Menurut Ralph Stair & George Reynolds (2011: 5), Information is a collection of facts organized so that they have additional value beyond the value of the individual facts. Dapat diartikan bahwa, “Informasi adalah kumpulan fakta terorganisir sehingga mereka memiliki nilai tambah di luar nilai fakta tersebut”. Sedangkan menurut Rainer & Cegielski (2011: 10), Information refer to an data that have been organized so that they have meaning and value to the recipient. Dapat diartikan bahwa, “Informasi mengacu pada data yang telah terorganisir sehingga mereka memiliki makna dan nilai kepada seorang penerima data.”. 8 9 2.1.3. Pengertian Sistem Informasi Menurut Rainer & Cegielski (2011: 29), Information System (IS) is the planning, development, management, and use of information technology tools to help people perform all tasks related to information processing and management. Dapat diartikan bahwa, “Sistem Informasi (SI) adalah perencanaan, pengembangan, manajemen, dan penggunaan dari alat teknologi informasi untuk membantu dalam melakukan semua tugas yang berkaitan dengan proses informasi dan manajemen.” Sedangkan menurut Ralph Stair & George Reynolds (2010: 4), Information System (IS) is a set of interrelated components that collect, manipulate, store, and disseminate data and information and provide a feedback mechanism to meet an objective. Dapat diartikan bahwa, “Sistem Informasi (SI) adalah seperangkat komponen yang saling terkait untuk mengumpulkan, memanipulasi, menyimpan, menyebarkan data dan informasi serta memberikan mekanisme umpan balik untuk memenuhi suatu tujuan.”. Sedangkan menurut McLeod (2007: 10), Sistem Informasi adalah suatu sistem virtual yang memungkinkan manajemen mengendalikan operasi sistem fisik pada suatu perusahaan . Dari definisi – definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa definisi dari sistem informasi adalah kumpulan / gabungan komponen yang bekerja sama untuk mengumpulkan, memanipulasi, memproses, menyimpan, dan melakukan penyebaran informasi pada user yang membutuhkan untuk mendukung operasional dari organisasi tersebut. 10 2.1.4. Peranan Dan Fungsi Sistem Informasi Menurut O’brein (2005: 10), ada tiga peran utama aplikasi bisnis dari sistem informasi yang di gambarkan sebagai piramida sistem informasi : Gambar 2.1 Piramida Tiga Peran Utama Aplikasi Bisnis Sistem Informasi Sumber : James O’brien (2005: 10) Menurut O’brein (2005: 26) , fungsi dari sistem informasi adalah : 1. Area fungsional utama dari bisnis yang pentig dalam keberhasilan bisnis, seperti fungsi akuntasi, keuangan, managemen operasional, dan manajemen sumber daya manusia. 2. kontributor penting dalam efesiesi operasional, produktivitas, dan moral pegawai, serta layanan dan kepuasan pelanggan. 3. Sumber utama informasi dan dukungan yang dibutuhkan untuk menyebarluaskan pengambilan keputusan yang efektif oleh pada manager dan praktisi bisnis 11 2.1.5. Komponen Sistem informasi Sumber daya Sistem Informasi terdiri dari enam komponen yang di kemukakan oleh Rainer & Cegielski (2011: 40) dan Turban, Rainer, dan Potter (2007: 49), antara lain : 1. Hardware (Sumber Daya Perangkat Keras) Hardware is a device such as the processor, monitor, keyboard, and printer. Together these devices accept data and information, process it, and display it. Dapat diartikan bahwa, “Konsep sumber daya hardware meliputi semua peralatan fisik seperti prosesor, monitor, keyboard dan printer. Peralatan fisik bekerja sama dalam menerima data dan informasi, memprosesnya dan menampilkanya.” 2. Software (Sumber Daya Perangkat Lunak) Software is a programs that enablesthe hardware to process data. Dapat diartikan bahwa, “Konsep sumber daya software meliputi semua program atau kumpulan program yang memungkinkan hardware untuk melakukan pemrosesan data.” 3. People (Sumber Daya Manusia) People are those individuals who use the hardware and software, interface with it, or use it’s output. Dapat diartikan bahwa, “Manusia terdiri dari individu yang mengunakan hardware (perangkat keras) dan software (perangkat lunak), berhadapan dengan sistem tersebut dan menggunakan hasil yang di peroleh dari Sistem Informasi tersebut. 12 4. Database (Sumber Daya Data) A database is a collection of related files or tables containing data. Dapat diartikan bahwa, “Database merupakan kumpulan dari file atau tabel - tabel yang saling terkait dan berisi data.” 5. Network (Sumber Daya Jaringan) Network is a connecting system (wireline or wireless) that permits diffrent computers to share resources. Dapat diartikan bahwa, “Konsep sumber daya jaringan merupakan sistem penghubung (wireline atau wireless) yang memperbolehkan komputer komputer yang berbeda untuk berbagi sumber daya.” 6. Procedures (Sumber Daya Prosedur) Procedures are set of introductions about how to combine the above components in order to process information and generate the desired output. Dapat diartikan bahwa, “Prosedur adalah kumpulan intruksi mengenai bagaimana mengkombinasikan semua komponen di atas agar mampu memproses informasi dan menghasilkan output yang diinginkan.” 2.1.6. Pengertian Teknologi Informasi Menurut Turban, Rainer dan Potter (2007: 6), ”Information Technology relates to any computer-based tool that people use to work with information and to support the information and information processing needs of an organization”. Dapat diartikan bahwa, “Teknologi Informasi terhubung dengan segala sesuatu yang berbasis komputerisasi yang digunakan oleh orang untuk melakukan pekerjaannya yang terhubung dengan informasi yang digunakan untuk mendukung dan mengolah informasi tersebut agar sesuai dengan perusahaan yang mengunakan teknologi informasi tersebut.” 13 Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi adalah sebuah alat atau perangkat komputer yang digunakan untuk memproses sebuah data informasi yang di butuhkan oleh perusahaan. Teknologi informasi juga mendukung kinerja suatu perusahaan agar dapat bersaing dengan perusahaan lainya. 2.1.7. Infrastruktur Teknologi Informasi Menurut Rainer & Turban (2009: 7) , “Information Technology (IT) Infrastructure is the physical facilities, IT components, IT service, and IT personel that support the entrie organization ”. Dapat diartikan bahwa, “Infrastruktur Teknologi Informasi pada sebuah organisasi terdiri dari perangkat fisik berupa komponen IT, IT service, manajemen IT yang dapat mendukung keseluruhan kegiatan organisasi.” Dari pendapat tersebut dapat diuraikan, bahwa Infrastruktur Teknologi Informasi haruslah terdiri dari IT components, IT service, dan IT personel. IT komponen ditunjang dengan hardware maupun software, IT service harus ditunjang oleh jaringan komputer yang dapat menghubungkan antar komponen IT, untuk melakukan manajemen data. 2.2. Pengertian Konsep Sistem Aplikasi dan Produk (SAP) 2.2.1. Sejarah SAP Menurut Brady, Monk dan Wagner (2001: 21) SAP pertama kali muncul pada tahun 1972, yang berasal dari bahasa Jerman yang berarti “Systeme, anwedungen dan produkte in dewdatenverarbeitung”, yang dalam bahasa inggrisnya adalah “system, applications and products in data processing”. SAP merupakan vendor utama software ERP di Mannheim, jerman yang dibangun oleh 5 orang dari IBM. 14 2.2.2. Produk-Produk SAP Menurut buku SAP Fundamental (2006: 1-27), beberapa produk SAP adalah : 1. MySAP Business suite adalah paket lengkap dari open enterprise solution yang menghubungkan semua orang yang dilibatkan, informasi dan proses oleh karena itu meningkatkan efektifitas dalam hubungan bisnis. MySAP Business Suite menawarkan solusi bisnis yang fleksibel untuk perusahaan yang besar dan mempunyai jumlah user yang besar, dan proses yang berubah secara konstan. 2. MYSAP all-in-one adalah prepackaged, versi spesifikasi industri dari MySAP business suite dengan built-in content, peralatan dan metodologi untuk biaya yang efektif. Solusi MySAP menawarkan kombinasi fleksibel our-of-thebox dengan kekuatan dari SAP solusi bisnis kelas dunia. 3. SAP Business One adalah sesuatu yang mudah digunakan untuk bisnis dan solusi untuk manajemen operasional untuk bisnis dinamik dengan ukuran karyawan antara 10 sampai beberapa ratus. Solusi ini mudah namun sangat kuat, menyediakan dengan segera dan melengkapi gambaran operasi bisnis dan aktifitas pelanggan. SAP Business One merupakan sebuah solusi manajemen operasional dan juga solusi yang easy-to-use untuk perusahaan baru atau yang dinamis dengan ukuran 10 sampai dengan beberapa ratus pekerja. SAP Business One menawarkan solusi yang sederhana tetapi komprenhensif dan dapat memberikan user pandangan secara keseluruhan terhadap operasi bisnis serta aktivitas para pelanggannya. 15 Fungsi utama sistem aplikasi dan produk (SAP) adalah sebagai berikut 1. Akuntasi manajemen 7. Pengajian karyawan 2. Distribusi barang 8. Pengambilan keputusan 3. Manufaktur 9. 4. Penjualan 5. Akuntasi biaya Pemilihan Sumber Daya Manusia 10. Manajemen Sumber Daya. 6. Perencanaan produksi 2.2.3. Modul – modul SAP Bussiness One Menurut Teufel, Nam dan Heun (2005: 17-36), Modul- modul yang terdapat pada SAP Business One, antara lain : 1. Administration Module Modul administrasi terdni dari pengaturan konfigurasi dasar dari sistem termasuk currency conversion, system initialization, definitions, data import / export, utilities, approval procedures, license add-ons, dan alert management functions. Pada modul an data ini umumnya perusahaan disimpan. SAP Business One memperbolehkan user untuk mengatur beberapa company code. Komponen penting dari modul administrasi adalah sistem administration yang harus dijalankan setelah sebuah company baru ditentukan dalam sistem. Fungsi penting dari sistem initialization adalah : Company Detail, General Setting, Authorization, document Setting, and Numbering, Opening Balance, Print Preference. 15 2. Financials Module Memperbolehkan user untuk melakukan semua transaksi accounting yang di lakukan sehari-hari dalam perusahaan, termasuk membuat journal entry, rekonsiliasi pajak, membuat seluruh laporan yang diperlukan user dari setiap level dalam perusahaan. Modul Finance SAP Business One terdiri dari : A Chart of Accounts and Edit Chart of Accounts. Journal Entry and journal voucher Exchange Rate Differences and Conversion Differences, A Budget Function and Cost Accounting. 3. The Sales Opportunities Modul ini digunakan untuk menelusuri dan mengsnalisis peluang sales berdasarkan kemajuan dari aktivitas sales. Sejumlah reports dari sudut pandang operasional bisnis yang berbeda bisa dihasilkan untuk analisis. Aktivitas ini termasuk meeting dan negotiations, atau aktivitas lain. User dapat memasukkan total penjualan yang diharap kan sehingga potensi penghasilan dapat diperkirakan. Untuk memproses sales. pilih Business Partners dan Sales Opportunity dari menu utama. User dapat menggunakan window the Sales Opportunity, untuk add, update, dan delete. Laporan Sales Opportunity digunakan untuk menganalisis peluang sales. Laporan bisa berdasarkan pada semua parameter atau bisa disaring berdasarkan parameter tertentu. 4. Sales Module - A/R Modul sales-A/R mencakup seluruh proses penjualan dari membuat quotation untuk customer sampai ada invoicing.SAP Business one menyediakan berbagai macam dokumen untuk user. Setiap dokumen mengacu pada tahapan yang berbeda dalam proses sales. Modul sales A/R menyediakan beberapa pilihan yang berbeda. termasuk Sales quote, SO, Delivery, Returns, A/R Invoice, Dunning 16 Wizard , dan sales Reports. Semua fungsi ini dapat berawal dari referensi dokumen sebelumnya. Fungsi dari modul sales-A/R : a. Sales Quote Sales Ouote dalam Business One bukan merupakan dokumen yang terikat secara sah. Sales Quote umumnya dignankan untuk tujuan informasi saja. Dan bisa menjadi link pertama dari rantai proses sales. Membuat sales quote tidak memberikan dampak apapun dimanapun setelahnya seperti quantity di Inventory Management dan nilai di Accounting. b. Sales Oder Sales order adalah dokumen yang terikat secara sah dan tidak tergantung pada bidang usaha dari user. Sebagai contoh , perusahaan user tidak akan melakukan produksi jika tidak ada pesanan dari customer. Ketika user mernasukkan order tidak akan terjadi perubahan nilai di accounting Jika order tersebut berisi item yang spesifik dan quantitynya terdapat di Inventory Management sebagai pesanan dari customer. User dapat melihat quantity pesanan dalam berbagai macam laporan, seperti Inventory Status , Informasi ini juga dapat dilihat di area lain dari Businness One. Informasi ini sangat penting mengoptimalisasi transaksi pernesanan dan stok cadangan. c. Delivery Delivery adalah dokumen yang terikat secara sah . Tanpa dokumen delivery, item hanya bisa dikirian jika invoice sudah dibuat. Ketika user memasukkan delivery. secara otomatis good issue juga dibuat. Dan stok di gudang yang bersangkutan akan langsung berubah sesuai dengan item yang 17 keluar dari gudang untuk dikirim. Ketika stok berubah. nilai dalam Accounting juga berubah. ini adalah sistem yang berkelanjutan. d. Returns Ketika user membuat Returns, quantity dari stok diperbaiki. jika perusahaan user menjalankan sistem yang berkelanjutan, maka jika membuat Return secara otomatis membuat sebuah journal entry yang menupdate nilai stok. e. A/R Invoice A/R Invoice adalah dokumen yang terikat secara sah . Ketika A/R Invoice diterima, posting-an akan dibuat ke account customer yang bersangkutan dalam accounting. Jika A/R Invoice tidak didahului oleh catatan delivery maka jumlah stok di gudang akan diperbaiki berdasarkan A/R Invoice yang dikeluarkan. 5. Purchasing Module – A/P Modul purchasing memperbolehkan user untuk mengontrol proses pembelian, dari negosiasi dengan vendor dan purchase requisitions sampai pada penerimaan item dan menerima invoice dari vendor.Jika sebuah transaksi pembelian seperti purchase order atau invoice dimasukkan ke dalam sistem, umumnya akan langsung diarahkan sebagai sebuah purchasing document. Berikut adalah beberapa purchasing document yang didukung oleh SAP Business One : a. Purchase Order Ketika sebuah purchase order dimasukkan, tidak ada perubahan nilai yang terjadi di accounting, juga quantity dari pesanan yang terdapat dalam Inventory Management. User dapat melihat quantity yang telah dipesan 18 dalam berbagai laporan dan window, seperti inventory status report dan item master data window. b. Receiving Purchase Order Dokumen receiving purchase order harus dibuat segera setelah perusahaan menerima item dari vendor. Ketika receiving purchase order dimasukkan, item akan diterima oleh gudang dan quantity akan di-update. Bagi perusahaan yang menjalankan sistem persediaan yang berkelanjutan, SAP Business One membuat posting-an yang bersangkutan untuk mengupdate nilai stok. c. A/P Invoice Ketika invoice diterima dari vendor, account dari vendor yang bersangkutan akan dibuat dalam accounting. Jika invoice yang diterima tidak didahului oleh pemesanan barang maka stok digudang akan bertambah ketika invoice dibuat. Jika invoice diterima tidak didahului oleh penerimaan barang, maka sebuah pesan akan muncul karena terindikasi kalau tidak ada barang yang telah diterima. 6. The Business Partners Module Modul ini memperbolehkan user untuk me-manage data dari semua business partners. Ini juga memuat semua informasi yang berhubungan dengan customers dan vendors. Informasi ini dibutuhkan untuk men-support transaksi bisnis dan untuk mempersiapkan dokumen bisnis. Potensial customer juga bisa dipandang sebagai business partners. User dapat memasukkan data dari business partners ke dalam sistem dalam rangka untuk mengontrol marketing dan kegiatan sales. Kegiatan sales melibatkan contact dengan pihak yang berkepentingan seperti diskusi, meetings. Informasi spesifik dari business partner dan disimpan 19 dalam sistem disebut master data. Berikut adalah tipe dari informasi yang menggambarkan master data : a. Company name, addresses(s), and telephone number(s) b. Contact person name, telephone number, e-mail address, and so on c. Payment terms/ price list d. Payment system e. Accounting-related data 7. The Inventory Module Dalam modul Inventory pada SAP Business One, sebuah perusahaan dapat mengatur semua item dalam proses pembelian, penjualan, pembuatan atau stok yang ada. Modul Inventory berisi semua informasi tentang item master data dari perusahaan user, item management, inventory transactions, price lists, pick/ pack, dan Inventory reports. Dalam modul Inventory terdapat 3 tipe item : a. Purchase item Purchase item adalah barang yang dibeli dari vendor. Untuk dapat membeli sebuah item, item tersebut harus didefinisikan dalam modul inventory. b. Sales item Sales item adalah barang yang dijual ke customer. Untuk dapat menjual sebuah item, item tersebut harus didefinisikan dalam modul Inventory. c. Warehouse item Warehouse item adalah barang yang terdapat dalam gudang. Untuk dapat menggunakan sebuah item dalam Inventory Management, item tersebut harus didefinisikan dalam modul Inventory. 20 8. Production Modul produksi berisi penjelasan tentang Bills Of Material (BOM) dari suatu produk, membuat dan me-maintain Production Orders, mengontrol penerimaan barang dan issue orders to production, membuat laporan produksi. Dalam Bills Of Material (BOM) sebuah produk jadi, dapat ditampilkan komponen – konponen dan kuantitas untuk membuat produk tersebut. Bills Of Material (BOM) berfungsi juga untuk memastikan bahwa kuantitas komponen – komponen yang dibutuhkan cukup untuk melakukan produksi. Modul produksi terbagi menjadi : a. Production Bills Of Material (PBOM) Fungsi ini digunakan untuk menggambarkan struktur hirearki dari komponen – komponen dalam BOM. PBOM menggambarkan produk jadi yang dibuat dari komponen yang berbeda gudang. Selama proses produksi komponen – komponen tersebut berubah menjadi produk jadi. b. Assembly Bills Of Material (ABOM) Dalam ABOM berisi produk jadi yang tertera dalam dokumen Sales Order (Contohnya : satu set furniture kebun). Produk jadi tersebut tidak disimpan satu set dalam gudang. Meskipun demikian komponen – komponen tersebut adalah item dalam gudang (Contohnya : buku ,pensil , pasir , sabun cuci baju) c. Sales Bills Of Material (SBOM) SBOM dan ABOM sama – sama berisi produk jadi dalam proses Sales. Perbedaan antara SBOM dan ABOM adalah dalam ABOM hanya 21 menampilkan produk jadinya sedangkan dalam SBOM akan ditampilkan produk jadi beserta komponen – komponennya. 9. The Banking Module Modul banking menyediakan transaksi keuangan secara lengkap termasuk incoming payments, deposit, outgoing payments, payment systems, bank statements, dan rezconciliations. Untuk transaksi perbankan, perbedaan mendasar terdapat diantara incoming payments dan outgoing payments. Fungsi incoming payment digunakan untuk menginput semua pembayaran dari customer dan menghubungkan dengan invoice terkait yang telah kita kirim. Sedangkan fungsi outgoing payment untuk mengaitkan outgoing payment dengan invoice yang diterima dari vendor. User bisa menggunakan beberapa metode pembayaran yang berbeda seperti check, bank transfer didalam sistem. User juga dapat memilih metode pembayaran yang berbeda untuk setiap Business Partmer. Modul banking juga terdapat fungsi rekonsiliasi. 2.3. Investasi 2.3.1. Pengertian Investasi Menurut Bodie, Kane, Marcus (2009: 1), an investment is the current commitment of money or other resources in the expectation of reaping future benefits. Dapat diartikan bahwa, “Sebuah Investasi adalah komitmen saat ini mengenai uang atau sumber daya lain dalam harapan untuk mencapai manfaat dimasa yang akan datang.” 22 2.3.2. Jenis Investasi Menurut Bodie, Kane, Marcus (2009: 2), investasi dibagi menjadi 2 jenis, yaitu : a. Real Assets Real assets : the land, buildings, machines, and knowledge that can be used to produced goods and services. Dapat diartikan bahwa, ”Yang termasuk dalam aset nyata adalah tanah, bangunan, mesin, dan pengetahuan yang dapat digunakan untuk memproduksi barang dan jasa.” b. Financial Assets Financial asset such as stocks and bonds are claims to the income generated by real assets or claims on income from the goverment. Dapat diartikan sebagai, “Yang termasuk dalam aset keuangan seperti saham dan obligasi merupakan aset yang memberikan kontribusi secara tidak langsung pada pendapatan perusahaan.” 2.4. Konsep Investasi Teknologi Informasi 2.4.1. Pengertian Investasi Teknologi Informasi Menurut Schniederjans (2010: 9), the definition of IT investment can be defined as the investment decisions of allocating all types (i.e., human, monetary, physical) of resource to an Management Information System (MIS). Dapat diartikan bahwa, “Investasi teknologi informasi adalah suatu keputusan investasi dalam mengalokasikan seluruh tipe dari Sistem Informasi Manajemen (SIM), termasuk diantaranya manusia dan uang.” 23 Menurut Fitzpatrick (2005: 28), an IT investment consists of the total life cycle cost of an entire project or project chunk that involves IT, including the postproject operating cost of the system that was implemented. Dapat diartikan bahwa, “Suatu investasi teknologi informasi terdiri dari total biaya dari seluruh proyek atau sebagian proyek yang melibatkan teknologi informasi termasuk biaya operasional pasca proyek dari sistem yang telah diimplementasikan.” 2.4.2. Karakteristik Investasi Teknologi Informasi Menurut Uwe Wohlfahrt (2006: 13) Karakteristik khusus dari investasi dalam bidang teknologi informasi adalah sebagai berikut : 1. Cost Structure Karakteristik umum pada investasi teknologi informasi adalah biaya tersembunyi dari teknologi informasi itu sendiri. Biaya – biaya tersembunyi ini disebut juga biaya tidak langsung (indirect, tacit, atau soft costs). Tabel di bawah ini memberikan gambaran mengenai indirect costs dari investasi teknologi informasi. Direct Costs Indirect Costs Acquisition Costs Support Hardware Administration Software Training Implementation Downtime Power Consumption Evaluation Auditing Complementary Organizational 24 Installation / Upgrade Maintenance Tabel 2.1 Direct dan Indirect Cost 2. Intangibility Intangibility merupakan segala sesuatu yang tidak berwujud secara nyata dan tidak dapat diukur secara nyata. Salah satu karakteristik pada investasi teknologi informasi adalah adanya keuntungan secara intangible, seperti meningkatnya kinerja karyawan atau meningkatnya kepuasan pelanggan. 3. Impact on Organizational Structures Investasi teknologi informasi harus diikuti oleh investasi pelengkap dan perubahan organisasi dengan tujuan untuk melihat “real value of IT”. Investasi teknologi informasi menuntut organisasi untuk melakukan perubahan strukturnya yang dipicu oleh perubahan umum dalam perekonomian, peningkatan difusi teknologi informasi di tempat kerja, dan tren manajemen baru seperti mendesain ulang proses bisnis. Desain ulang proses bisnis biasanya dilakukan oleh perusahaan karena sebelumnya menggunakan cara manual, seperti dalam memproses data, namun setelah investasi teknologi infromasi perusahaan tidak perlu melakukannya lagi secara manual. Karena hal tersebut maka perusahaan perlu mendesain ulang proses bisnisnya. 4. Uncertainty Pelaksanaan atau adopsi teknologi baru ke infrastruktur teknologi informasi terlihat mudah dilakukan. Namun pada kenyataannya, terdapat banyak uncertainty (ketidakpastian) pada proyek investasi tersebut dan 25 kemungkinan adanya kegagalan investasi bila tidak ada keterlibatan pihak – pihak yang ada dan meremehkan kompleksitas dari proyek – proyek investasi teknologi informasi yang ada. Ketidakpastian dalam konteks investasi teknologi informasi yang ada adalah : a. Keberhasilan implementasi atau adopsi. b. Biaya untuk dukungan, downtime, dan pemeliharaan teknologi informasi, baik tangible maupun intangible. c. Masa pengembalian investasi teknologi informasi, baik tangible maupun intangible. 2.4.3. Alasan Perlunya Investasi Teknologi Informasi Menurut Yulistiani, Diana; Christian; Sastradinata, Merlin (2012: 22) ada 3 alasan mengapa perusahaan perlu menerapkan investasi teknologi informasi adalah : 1. Sebuah infrastruktur yang keberadaannya tidak dapat dihindari di era global ini. 2. Meningkatkan daya saing kompetitif antar perusahaan. 3. Memperbaiki efektivitas dan efisiensi dalam perusahaan. 2.4.4. Tujuan dan Manfaat Investasi Teknologi Informasi Menurut Indrajit (2004: 30), tujuan dilakukan investasi dalam bidang teknologi informasi adalah sebagai berikut : 1. Adanya kelangsungan hidup perusahaan atau bisnis itu sendiri dalam arti kata, perusahaan melihat bahwa keberadaan teknologi informasi dalam bisnis terkait sifatnya adalah mutlak. 2. Memperbaiki efisiensi dan efektivitas perusahaan. 26 3. Keinginan perusahaan untuk mendapatkan suatu loncatan keunggulan kompetitif agar dapat meninggalkan para pesaing bisnisnya dengan mengembangkan teknologi yang belum dimiliki perusahaan lain. Menurut Indrajit (2004: 41), manfaat dilakukan investasi dalam bidang teknologi informasi adalah sebagai berikut : 1. Mereduksi biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan (cost displacement) 2. Menghindari biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan (cost avoidance) 3. Memperbaiki kualitas yang diambil (decision analysis) 4. Menghasilkan dampak positif yang diperoleh perusahaan (impact analysis) Sedangkan menurut Remenyi (2007: 7) terdapat dua jenis manfaat dari investasi, yaitu : a) Tangible Benefit (keuntungan berwujud) disebut juga Hard Benefit, adalah manfaat yang dihasilkan dari investasi yang dapat diidentifikasi atau diukur secara langsung dari segi finansial dan dapat secara langsung meningkatkan kinerja perusahaan seperti : 1. Pengurangan biaya. 2. Peningkatan penjualan. b) Intangible Benefit (keuntungan tak berwujud) disebut juga Soft Benefit, adalah manfaat yang dihasilkan dari investasi yang tidak dapat secara langsung diidentifikasi atau diukur. Umumnya intangible benefit sulit untuk diukur, namun dapat memberikan kontribusi yang penting terhadap 27 keberhasilan perusahaan. Contoh intangible benefit dari investasi terhadap perusahaan : 1. Meningkatkan kepuasan pelangganan. 2. Peningkatan pengambilan keputusan manajemen yang lebih baik diperusahaan. 2.4.5. Pengukuran Investasi Teknologi Informasi Menurut Schniederjans (2010: 57), identifikasi, pengukuran dan pengelolaan manfaat dan biaya teknologi informasi merupakan hal paling penting dan tugas yang paling sulit yang harus dilakukan oleh para manajer teknologi informasi. Hal tersebut dikarenakan perusahaan harus melakukan sistem pengukuran kinerja secara keseluruhan untuk mengetahui dampak dari investasi tersebut pada kinerja bisnis operasional perusahaan. Sistem pengukuran kinerja ini juga mampu membantu perusahaan untuk mengenali efek – efek dari teknologi informasi dan digunakan untuk menentukan investasi teknologi informasi yang akan digunakan dan pengukuran dampaknya setelah implementasi. Pengukuran yang efektif harus mampu membantu organisasi untuk mengawasi biaya, mendukung pengambilan keputusan mengenai alokasi sumber daya teknologi informasi dan membangun strategi pengembangan. 2.5. Evaluasi Investasi Teknologi Informasi 2.5.1. Pengertian Evaluasi Menurut Umar (2005: 36) pengertian evaluasi adalah: Suatu proses untuk menyediakan informasi tentang sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah dicapai, bagaimana pencapaian itu dengan suatu standar tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih diantara keduanya, serta bagaimana 28 manfaat yang telah dikerjakan itu bila dibandingkan dengan harapan-harapan yang ingin diperoleh. Dari pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah proses untuk memberikan informasi kepada pihak yang terkait tentang pencapaian suatu kegiatan yang dinilai dengan sistematis berdasarkan suatu standar tertentu. 2.5.2. Alasan Evaluasi Investasi Teknologi Informasi Menurut Henny Hendarti (2011: 5), alasan utama perusahaan ingin melakukan evaluasi pada teknologi informasi yang telah diimplementasikan adalah adanya pertimbangan serta keraguan yang muncul dari perusahaan apakah teknologi informasi tersebut mampu memberikan dampak kesuksesan secara ekonomi bagi perusahaan. Namun selain alasan tersebut, terdapat beberapa alasan lain mengapa evaluasi investasi teknologi informasi harus dilakukan, yaitu: a. Jumlah biaya investasi teknologi informasi yang dikeluarkan perusahaan cukup besar. b. Investasi teknologi mampu mengubah pola kerja pada perusahaan. c. Investasi teknologi informasi dapat berdampak pada perubahan proses bisnis yang dijalankan perusahaan. d. Adanya pengeluaran biaya langsung dan tidak langsung. e. Adanya manfaat tangible dan intangible yang diperoleh perusahaan. 2.6. Cost Benefit Analysis 2.6.1. Pengertian Cost Menurut Horngren (2009: 53), Cost as a resource sacrified or forgone to achieve a spesific objective. Dapat diartikan bahwa, “biaya adalah sumberdaya yang korbankan untuk mencapai tujuan tertentu”. 29 Menurut Carter (2009: 30), biaya adalah suatu nilai tukar, pengeluaran, atau pengorbanan yang dilakukan untuk menjamin perolehan manfaat. 2.6.1.1. Kategori Biaya Menurut Remenyi (2007: 15) dalam analisis biaya manfaat, biaya dikategorikan dalam beberapa macam, antara lain: a. Biaya investasi Merupakan modal pembayaran yang tidak diulang-ulang untuk mendapatkan atau mengembangkan peralatan baru, software baru, fasilitas baru dan lain-lain. Contoh: komputer, storage, jaringan komunikasi, software, training / pelatihan. b. Biaya Implementasi Adalah pembayaran satu kali untuk membuat atau menginstal kemampuan baru. Sama seperti biaya investasi, dimana satu biaya implementasi dapat diubah ke biaya operasi tahunan (Annual Operation Cost) ketika peralatan dikontrakkan. Contoh: Biaya pemindahan peralatan dan personalia perusahaan, biaya penempatan saluran listrik dan telepon, biaya penghapusan sistem sekarang. Refurbhising Cost / Biaya pembaharuan ulang. c. Biaya Operasi Tahunan Adalah biaya bila pembayaran berulang dibutuhkan. Ini dibutuhkan untuk operasi dasar dari hari ke hari atau bulan ke bulan. Contoh: Biaya penyewaan peralatan dan fasilitas spesial. Biaya perawatan peralatan dan software, gaji tambahan personalia, biaya perbedaan persediaan dan biaya asuransi. 30 2.6.2. Pengertian Benefit Menurut Remenyi (2007: 295), “Benefit a term used to indicate an advantage, profit or gain attained by an individual or organisation”. Dapat diartikan bahwa, benefit adalah suatu istilah untuk menunjukkan kelebihan atau keuntungan yang didapat oleh perolehan maupun organisasi. 2.6.2.1. Jenis Manfaat 2.6.2.1.1. Manfaat Berwujud (Tangible Benefit) Menurut Remenyi (2007: 7) Tangible benefit disebut juga dengan hard Benefit, adalah manfaat yang dihasilkan dari investasi yang dapat diidentifikasi atau diukur secara langsung dari segi finansial. Menurut Yanti (2008) manfaat berwujud (tangible benefits) adalah keuntungan yang dapat diperhitungkanoleh perusahaan secara fisik dan memiliki data yang real secara dokumentasi serta dapat dipertanggung jawabkan dengan mudah. Contoh: a. Penurunan biaya operasional b. Mengurangi tenaga kerja c. Meningkatkan pendapatan d. Mengurangi tingkat pertumbuhan biaya e. Peningkatan produktivitas f. Penurunan biaya operasional Sedangkan menurut pendapat Whitten, Bentley dan Dittman (2004: 408), “Tangible benefits are those that can be easily quantified. Tangible benefits are usually measured in terms of monthly or annual savings or of profit to the firm.” 31 Dapat diartikan bahwa, Manfaat berwujud adalah manfaat yang dapat dengan mudah diukur dalam hal penghematan bulanan atau tahunan atau laba perusahaan. 2.6.2.2. Manfaat Tak Berwujud (Intangible Benefit) Menurut Remenyi (2007: 7), Intangible Benefit disebut juga dengan soft Benefits, adalah manfaat yang dihasilkan dari investasi yang tidak dapat secara langsung diinvestasikan dan diukur. Menurut Yanti (2008) manfaat tidak berwujud (Intangible benefit) adalah merupakan keuntungan yang didapat oleh perusahaan tetapi tidak dapat dihitung secara fisik dan umumnya perusahaan tidak memiliki data secara pasti. Contoh intangible benefit adalah produktifitas kerja karyawan meningkat, mengurangi tingkat kesalahan dan keuntungan lainnya, seperti: a. Perbaikan pemanfaatan aktifa f. Tingkat kesalahan yang lebih rendah b. Peningkatan kontrol sumber daya g. Peningkatan kepuasan kerja c. Informasi lebih tepat waktu h. Peningkatan pengendalian operasi d. Kualitas informasi lebih tinggi i. Image perusahaan yang menjadi e. Peningkatan pengambilan baik. keputusan 2.6.3. Pengertian Cost Benefit Analysis Menurut Schniederjans (2010: 140), Cost/Benefit Analysis (CBA) involves the estimation and evaluation of the net benefits associated with alternatives cources of action. This technique often entails comparing the present value of benefits asociated with an investment to the present value of the costs of the same investment. 32 Definisi diatas diterjemahkan bahwa, “Cost Benefit Analysis (CBA) atas Analisa Manfaat dan Biaya melibatkan perhitungan dan evaluasi dari keuntungan bersih yang terhubung dengan program alternatif. Teknik ini sering memerlukan perbandingan nilai sekarang dari keuntungan yang terkait dengan investasi nilai sekarang dari biaya dalam investasi yang sama.” Menurut Remenyi (2007: 296), Cost Benefit Analysis (CBA) is the procesess of comparing the various costs associated with an investment with the benefits and profits that it returns. Definisi diatas diterjemahkan bahwa, “Cost Benefit Analysis (CBA) atau Analisis Manfaat dan Biaya merupakan suatu proses membandingkan biaya-biaya yang terkait investasi dengan manfaat dan keuntungan yang akan didapatkan.” Jadi Cost Benefit Analysis (CBA) atau Analisis Manfaat dan Biaya adalah proses mengumpulkan, membandingkan, kemudian mengevaluasi biaya yang terkait dengan investasi, apakah telah sesuai dengan manfaat dan keuntungan yang akan kembali. Gambar 2.2 The Five Stages Of Cost Benefit Analysis (CBA) Sumber: Marc J.Schniederjans, Jamie L.Hamaker,Ashlyn M.Schniederjans (2010: 141) 33 Menurut Schniederjans (2010: 145), ada 4 tahapan yang dilakukan dalam Cost Benefit Analysis (CBA), yaitu a. Mengidentifikasikan Masalah (Define Problem) Mendefinisikan masalah mencakup pada spesifikasi tujuan untuk investasi TI dan rencana untuk mencapai tujuan tersebut. Sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi TI, terlebih dahulu harus menganalisa atau mendefinisikan masalah-masalah apa saja yang terkait. Setelah itu, dilakukan identifikasi dengan membuat beberapa solusi alternatif untuk menangani masalah tersebut. b. Mengidentifikasi dan Menghitung dari Biaya dan Manfaat (Identity and Quantify Costs and Benefit) Setelah masalah didefinisikan dan memilih alternatif yang cocok, maka langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah dengan melakukan identifikasi serta menghitung seluruh biaya yang relevan dan manfaat/keuntungan yang akan diperoleh apabila melakukan investasi TI tersebut. c. Membandingkan Alternatif (Compare Alternative) Setelah semua biaya dan manfaat teridentifikasikan dan terukur menjadi satu unit umum pengukuran, maka langkah selanjutnya adalah menggunakan alternatif yang kemudian dibandingkan satu sama lain berdasarkan kriteria umum. d. Melakukan Sensitifitas (Perform Sensitify) Analisa sensitifitas merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk menentukan tingkat kesalahan yang ada dalam perkiraan. Tahap ini termasuk kegiatan dalam memilih biaya, manfaat/keuntungan, atau 34 parameter lainnya dalam perhitungan NPV dengan jumlah kesalahan yang besar dan menentukan efeknya. 2.7. Metode Perhitungan Cost Benefit Analysis (CBA) 2.7.1. Payback Period (PP) Menurut Schniederjans (2010: 111), payback period is a simple technique in which the time period necessary to recoup the initial investment is calculated and used to evaluate an investment. Dapat diartikan bahwa “Payback Period adalah suatu teknik sederhana dimana periode waktu yang diperlukan untuk dapat menutup investasi awal, dihitung dan digunakan untuk mengevaluasi investasi.” Payback Period adalah suatu periode yang menunjukkan berapa lama modal yang ditanamkan dalam proyek tersebut dapat kembali. Semakin pendek waktu yang diperlukan untuk pengembalian biaya investasi, rencana investasi tersebut semakin menguntungkan. Rumus yang dapat digunakan untuk menghitung payback period suatu proyek TI, yaitu: Payback Period = 2.7.2. Benefit/Cost Ratio Menurut Schniederjans (2010: 153), Cost/Benefit Ratio (CBR) is the present value of benefits divided by the present value of costs. Dapat diartikan bahwa, “Cost/Benefit Ratio (CBR) adalah nilai sekarang (present value) dari manfaat dibagi dengan nilai sekarang (present value) dari biaya.” 35 Rumus yang digunakan untuk menghitung CBR, yaitu: Keterangan : B : manfaat dalam jangka waktu r C : biaya dalam jangka waktu r t : jangka waktu r : tingkat suku bunga Kriteria CBR suatu proyek investasi teknologi informasi, yaitu: a. Jika hasil perhitungan CBR lebih dari 1 (>1), maka proyek tersebut dapat diterima oleh organisasi. b. Tetapi jika hasil perhitungan CBR kurang dari 1(<1), maka proyek tersebut tidak dapat diterima/ditolak oleh organisasi. 2.7.3. Net Present Value Menurut Schniederjans (2010: 123) Net Present Value (NPV) is another way of carryng out present value analysis. NPV is the present value of cash flows minus the initial investment cost. Dapat diartikan bahwa, “Net Present Value (NPV) merupakan sebuah metode yang melibatkan present value analysis. NPV adalah nilai masa arus kas saat ini setelah dikurangi dengan arus kas keluarnya (biaya awal investasi).” Sedangkan menurut Reily & Brown (2006: 140), Net Present Value (NPV) is a masure of the axcess cash flows expected form an investment proposal. Dapat diartikan bahwa, “Net Present Value (NPV) adalah suatu metode pengukuran kelebihan arus kas yang diharapkan dari suatu proposal investasi.” 36 Jadi, Net Present Value (NPV) suatu proyek menunjukkan manfaat bersih yang diterima proyek selama umur proyek pada tingkat suku bunga tertentu. NPV juga dapat diartikan sebagai nilai sekarang dari arus kas yang ditimbulkan oleh investasi. Dalam menghitung NPV perlu ditentukan tingkat suku bunga yang relevan. Rumus menghitung NPV adalah: Keterangan Bn : Manfaat pada waktu n Cn : Biaya pada waktu n n : Periode waktu r : Tingkat diskonto 2.7.4. Profitability Index (PI) Menurut Schniederjans (2010: 122), profitability index (PI) is the ratio of NPV to the cost of initial investment. Dari pengertian diatas PI diartikan sebagai rasio dari NPV terhadap biaya investasi awal. Profitability index (PI) atau biasa lebih di kenal dengan benefit cost Ratio adalah rasio nilai sekrang dari arus kas bersih pada masa depan terhadap pengeluaran awalnya. Metode ini juga disebut dengan presen value index walau kiteria net presnt value investasi memberikan ukuran kelayakan proyek dalam nilai uang yang absolut, maka profitabilyty index(PI) adalah sebagai berikut : 37 Keterangan : ACFt = arus kas tahunan setelah pajak pada periode periode t (nilai bisa positif maupun negatif) K = tingkat diskotnto yang tepat, yaitu tingakat [engembalian yang disyaratkan atau biaya modal IO = pengeluaran kas awal n = usia proyek yang di harapkan Kriteria dalam menerima atau menolak dinyatakan sebagai berikut : a. Jika NPV arus kas proyek lebih besar daripada pengeluaran kas awal, maka NPV proyek akan positif. Maka PI juga akan lebih besar dari 1 karena NPV arus kas (pembilang dalam PI) lebih besar dari pengeluaran awal (penyebut dalam PI). b. Jika NPV arus kas proyek lebih kecil dari pengeluaran kas awal, maka NPV proyek akan negatif. Maka PI juga akan lebih kecil dari 1 karena NPV arus kas (pembilang dalam PI) lebih kecil dari pengeluaran awal (penyebut dalam PI). Investasi dikategorikan layak, jika PI > 1. Investasi dikategorikan tidak layak, jika PI < 1. 2.7.5. Return on Investment (ROI) Menurut Schniederjans (2010: 129), Return on Investment (ROI) methodology is another technique traditionally used in capital budgeting where the rate of return of an investment is compared to the opportunity cost of capital. Dapat diartikan bahwa, “Metodologi Return on Investment (ROI) adalah teknik lain yang digunakan dalam keputusan penganggaran modal, dimana tingkat pengembalian investasi akan dibandingkan dengan biaya peluang modal.” 38 Dalam dunia keuangan, Return on Investment (ROI), atau terkadang dapat disebut return, adalah suatu ratio untuk mengukur prosentase manfaat yang dihasilkan oleh suatu proyek dibanding kan dengan biaya yang dikeluarkannya. Jumlah perolehan ataupun pengeluaran uang mengarah kepada bunga, profit/loss, gain/loss atau net income, sedangkan uang yang telah diiventasikan mengarah kepada asset, modal/ capital, uang pokok/principal atau basis biaya/cost basis dari investasi tersebut. Kebanyakan organisasi menggunakan ROI untuk membandingkan hasil investasi dimana uang yang telah diinvestasikan, apakah telah sebanding dengan manfaat/keuntungan yang diperoleh organisasi tersebut. ROI dari dapat dihitung dengan rumus: Kriteria ROI untuk suatu proyek TI, adalah: a. Jika hasil perhitungan ROI lebih dari 1 (>1), maka proyek tersebut dapat diterima. b. Tetapi jika hasil perhitungan ROI kurang dari 1 (<1), maka proyek tersebut tidak dapat diterima/ditolak. 2.8. Metode Penelitian 2.8.1. Studi Kepustakaan Menurut Sugiyono (2008: 487), studi kepustakaan berkaitan dengan kajian teoritis dan referensi lain yang terkait dengan nilai, budaya, dan norma yang berkembang pada situasi sosial yang diteliti. 39 2.8.2. Penelitian Survei Menurut Sanusi, Anwar (2011: 105), cara survei merupakan cara pengumpulan data dimana peneliti atau pengumpul data mengajukan pertanyaan atau pernyataan kepada responden baik dalam bentuk lisan maupun secara tertulis. Cara survei terbagi menjadi dua bagian, yaitu wawancara (interview) dan kuesioner. 2.8.2.1. Wawancara Menurut Sanusi, Anwar (2012: 105), wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subjek penelitian. Pada saat mengajukan pertanyaan, peneliti dapat berbicara berhadapan langsung dengan responden atau bila hal itu mungkin dilakukan, juga bisa melalui alat komunikasi, misalnya pesawat telepon. 2.8.2.2. Kuesioner Menurut Sugiyono (2008: 199), kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisiensi bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. 40 2.8.3. Skala Likert Menurut Sugiyono (2008: 132), skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan skala likert, maka variable yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variable. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata, antara lain sebagai berikut: a. Sangat setuju; setuju; cukup setuju; kurang setuju; tidak setuju b. Sangat baik; baik; cukup baik; kurang baik; tidak baik Untuk analisa kuantitatif, maka jawaban tersebut dapat diberikan skor, misalnya: a. Sangat setuju atau sangat baik diberi skor 5; b. Setuju atau baik diberi skor 4; c. Cukup setuju atau cukup baik diberi skor 3; d. Kurang setuju atau kurang baik diberi skor 2; e. Tidak setuju atau tidak baik diberi skor 1. 41 Menurut Lunungan (2006, h.61) suatu nilai yang tepat berada pada pusat sebaran dinamakan mean (rata-rata) atau nilai tengah dan dapat di hitung dengan rumus : Keteraggan : 1. Xi = Nilai pengamatan ke –i 2. X = Rata-rata 3. N = banyaknya unsur data