BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Periklanan Dalam Proses Komunikasi Komunikasi merupakan suatu proses yang sangat mendasar dan vital dalam kehidupan manusia. Dikatakan mendasar karena setiap masyarakat manusia baik yang primitif maupun yang modern, selalu berkeinginan mempertahankan suatu persetujuan mengenai berbagai aturan sosial melalui komunikasi, sedangkan dikatakan vital karena setiap individu memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan individu-individu lainnya sekaligus menetapkan kredibilitasnya sebagai seorang anggota masyarakat, sehingga meningkatkan kesempatan individu tersebut untuk tetap hidup.1 Bila kita mengadakan komunikasi, maka kita berusaha untuk menciptakan persamaan mengenai informasi, idea tau pemikiran, serta sikap kita terhadap orang lain. Inti dari komunikasi tersebut adalah membawa komunikan (khalayak Komunikasi) dan komunikator menuju kesepakatan pesan.Jadi menurut Schramm, komunikasi diartikan sebagai suatu penyampaian pesan yang diharapkan dapat menumbuhkan terciptanya suatu persamaan mengenai pesan tertentu antara komunikator dan komunikan.2 Komunikasi merupakan salah satu kunci dalam menjalankan roda komunikasi, baik perusahaan maupun institusi lainnya.Dewasa ini, komunikasi dipandang sebagai dialog interaktif antara perusahaan dengan kliennya, baik itu 1 2 Charles R. Wright, Sosiologi Komunikasi Massa. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 1991. F. Rachmanadi, Publik Relation dalam Teori dan Praktek. Jakarta : PT. Gramedia, 1994. Hal 64 pada tahap pra-penjualan, penjualan, maupun tahap konsumsi serta pasca konsumsi. Seorang komunikator pemasaran harus memperkirakan seperti apa respon khalayak yang diinginkan. Respon yang diinginkan bisa mencapai tahap kognitif (akal/pikiran/pengetahuan) misalnya menyampaikan sesuatu kebenak konsumen, afektif (perasaan/sikap) seperti mengubah sikap, respon atau persepsi, hingga behavioural (perilaku) seperti menggugah konsumen untuk bertindak. Secara konsepsional karakteristik dari komunikasi massa diantaranya :3 1. Kounikasi melalui media massa pada dasarnya ditujukan kepada khalayak yang luas, heterogen, anonym, tersebar, serta tidak mengenal batas geografi cultural. 2. Bentuk kegiatan komunikasi bersifat umum, bukan perorangan pribadi. 3. Pola penyampaian pesan berjalan secara cepat dan mampu menjangkau khalayak luas, bahkan memungkinkan tidak berbatas baik secara geografis maupun cultural. 4. Penyampaian pesan cenderung berjalan satu arah, umpan balik atau tanggapan dari pihak penerima (khalayak) lazim tertunda. 5. Kegiatan komunikasi dilakukan secara terencana, terjadwal, dan terorganisir. 6. Penyampaian pesan dilakukan secara berkala, tidak bersifat temporer. Proses komunikasi mengenai 5 komponen yaitu : Sumber (komunikator), pesan, Penyajian/Media, Komunikan, & Tujuan. Untuk memahami proses komunikasi dalam penelitian ini menggunakan teori yang diungkapkan oleh 3 Sasa Djuarsa Sendjaja, dkk. Pengantar Komunikasi. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, Jakarta : 2005. Hal 7 Harold D. Laswell. Bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab lima pertanyaan sederhana sebagai berikut4 : 1. Who : Sumber (komunikator). 2. Say What : Pesan-pesan atau informasi yang disampaikan. 3. In Which Channel :Media yang digunakan untuk menyampaikan pesan (informasi). 4. To Whom : 5. With What Effect : Komunikan atau khalayak sasaran. Tujuan dari tayangan yang dibuat, perubahan yang terjadi sebagai akibat dari pesan yang diterima seseorang berupa perubahan sikap dan tingkah laku. Iklan merupakan bagian dari promotion mix, secara sederhana iklan didefinisikan sebagai segala bentuk pesan yang disampaikan memalui media dan ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat.Jadi iklan merupakan media yang paling potensial dalam menyampaikan pesan penjualan yang persuasi5. Iklan dapat juga sebagai teknik penyampaian pesan dalam bidang bisnis yang sifatnya non personal secara teoritik melaksanakan fungsi-fungsi yang diemban dimedia massa lainnya. Selain itu iklan juga berfungsi dalam pemasaran, fungsi iklan adalah mendatangkan uang karena orang membeli produk yang diiklankan serta memberikan informasi singkat bagi calon pemakai jasa atau barang. 4 Dedi Mulyana, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung : 2001. Tata Karma dan Tata Cara Periklanan Indonesia, Direktorat Bina Press dan Grafika Departemen Penerangan RI, Jakarta 1993, hal 5. 5 Proses komunikasi dalam iklan dimulai dari produsen (source) menggunakan jasa biro iklan (encoder) untuk menyampaikan iklan (message) yang disampaikan melalui berbagai media (channel). Pesan yang disampaikan harus cukup kuat untuk bersaing dalam mengatasi berbagai pesan lainnya (noise). Sehingga dapat dimengerti (decoded) oleh pemirsa, pendengar, pembaca (receiver). Untuk mengetahui apakah pesan itu berhasil diterima, pengiklan harus mendapatkan informasi kembali (feed back), yaitu bagaimana seseorang bereaksi terhadap pesan tersebut.6 Berdasarkan teori tersebut, maka televisi merupakan suatu media atau saluran (channel) yang digunakan oleh produsen (source), yaitu aplikasi chat KakaoTalk dalam menyampaikan pesan iklan (message) berupa informasi tentang produknya kepada khalayak (receiver) yang pada akhirnya akan menimbulkan suatu tanggapan, reaksi atau respon. Dalam menyampaikan pesan berupa informasi tentang iklan aplikasi chat KakaoTalk versi Sherina dan BigBang ditelevisi kepada komunikan yang pada akhirnya akan timbul reaksi yaitu tanggapan atau respon yang timbul dari komunikan setelah menerima pesan dari komunikator. Periklanan merupakan salah satu bentuk khusus komunikasi untuk memenuhi fungsi pemasaran. Untuk dapat menjalani fungsi pemasaran, maka apa yang harus dilakukan dalam kegiatan periklanan tentu saja harus lebih dari sekedar memberikan informasi kepada khalayak.Periklanan harus mampu 6 Sandra E. Moniarty, Creative Advertising : Theory & Practise. New Jersey USA : Prentice Hall 1991. Hal 5-6 membujuk khalayak agar berprilaku sedemikian rupa sesuai dengan strategi pemasaran perusahaan untuk mencetak penjualan dan keuntungan.Periklanan harus mampu menggerakkan konsumen membeli produk oleh departemen pemasaran telah dirancang sedemikian rupa, sehingga diyakini dapat memenuhi kebutuhan atau keinginan pembeli.Periklanan harus dapat mempengaruhi pemilihan dan keputusan pembeli. 2.2 Teori S-O-R Teori S-O-R sebagai singkatan dari Stimulus-Organism-Response ini semula berasal dari psikologi.Kemudian menjadi sebuah teori komunikasi yang meliputi manusia yang jiwanya mempunyai beberapa komponen dari sikap, opini, prilaku, kognisi, afeksi dan konasi. Menurut stimulus response efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimuli khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dengan reaksi komunikan. Unsur dalam teori ini adalah: a. Pesan (Stimulus, S) b. Komunikan (Organism, O) c. Etika (Response, R) Dan dalam proses komunikasi berkenan dengan perubahan sikap adalah aspek “How” bukan “What” dan “Why”. Dan yang jelasnya adalah how to communicate, dalam hal ini how to change the attitude, bagaimana mengubah sikap komunikan.Dalam proses pengubahan sikap tampak bahwa sikap dapat merubah hanya jika stimulus yang menerpa benar-benar melebihi semula. Menurut pendapat Hovland, Janis dan Kelly yang mengatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru yang sama dengan peneliti lakukan diantaranya Perhatian, Pengetahuan, Pemahaman, Penerimaan. Bagan 1 Organisme: Stimulus Perhatian Pemahaman Pengetahuan Penerimaan Bagan 1. Teori S-O-R Response (Perubahan Sikap) Bagan 1. Teori S-O-R menunjukan bahwa perubahan sikap bergantung pada proses yang terjadi pada proses yang terjadi pada individu. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya adalah ketika komunikan mengerti dari pesan yang disampaikan maka, kemampuan komunikanpun yang mampu melanjutkan proses berikutnya, dan setelah komunikan mengolah dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap.7 7 Prof. Onong Uchjana Effendy, Ma. Ilmu,teori dan filsafat komunikasi, Bandung.1993. Hal 254256 2.3 Proses Respon Respon menurut bahasa merupakan balasan, tanggapan, atau jawaban.Maka respon merupakan reaksi balik yang dihasilkan dari efek pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan atau media memberikan pesan yang ditangkap langsung oleh khalayak baik nantinya positif maupun negatif. Para peneliti telah menemukan adanya hubungan antara sikap konsumen terhadap iklan, emosi konsumen terhadap merek suatu produk dan kepercayaan konsumen terhadap atribut produk. Penemuan-penemuan itu adalah sebagai berikut8 : 1. Pembentukan sikap konsumen terhadap iklan dapat mempengaruhi sikap konsumen terhadap merk. 2. Emosi yang ditimbulkan oleh pengaruh iklan ditelevisi baik perasaan positif maupun negatif. 3. Isi pesan iklan dapat mempengaruhi emosi para konsumen. Komponen-komponen iklan baik secara verbal maupun visual dapat secara tidak langsung mempengaruhi sikap konsumen terhadap iklan, pembentukan kepercayaan konsumen terhadap atribut produk dan waktu penayangan iklan. Proses prilaku konsumen dapat menentukan konsumen terhadap suatu produk, dan menentukan perasaan puas atau tidak puasnya terhadap produk. Dan proses ini dibagi menjadi dua bagian respon kognitif dan afektif. 8 Bilson Simamora, Panduan Riset Perilaku Konsumen, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama, 2004. Hal 174 2.3.1 Respon Kognitif Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya informatif bagi dirinya. Dalam efek kognitif ini akan dibahas tentang bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitif. Melalui media massa, kita memperoleh informasi tentang benda, orang atau tempat yang belum pernah kita kunjungi secara langsung9. Munculnya disonansi kognitif yang dirasakan konsumen dari suatu ketidaknyamanan (cognative dissonance).Konsumen yang mengalami disonansi kognitif ini menggunakan berbagai strategi untuk mengurang rasa ketidaknyamanan yang dirasakannya.Dan sumber informasi pendukung yang penting untuk mengatasi disonansi kognitif konsumen adalah iklan. Dalam hal ini konsumen akan lebih memperhatikan iklan yang mempromosikan merk yang telah dibeli ataupun terpilih untuk dibeli. Media massa tidak memberikan efek kognitif semata, namun ia memberikan manfaat yang dikehendaki masyarakat. Inilah efek prososial, bila televisi menyebabkan kita lebih mengerti bahasa Indonesia yang baik dan benar, televisi telah menimbulkan efek prososial kognitif10. Dengan media massa kita memperoleh informasi tentang benda, orang atau tempat yang belum pernah kita kunjungi secara langsung. Realitas yang disampaikan oleh media massa adalah realitas yang sudah diseleksi. Kita cenderung memperoleh informasi tersebut seolah-olah 9 Siti karlinah, Komunikasi Massa, (Jakarta: Penerbitan UT, 1999), Hal: 8-7 Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi [Edisi Revisi], (Bandung: Remaja Eosdakarya, 2007), Hal. 220 10 berdasarkan pada apa yang dilaporkan media massa. Televisi sering menyajikan adegan kekerasan, penonton televisi cenderung memandang dunia ini keras, lebih tidak aman dan lebih mengerikan. Proses kognitif memiliki daya tarik tersendiri bagi pemasar karena perilaku konsumen melibatkan kegiatan pemilihan dan pengambilan keputusan, terlebih bagi keputusan pembelian suatu produk yang dipandang penting bagi konsumen. Menurut Sciffman sikap adalah ekspresi perasaan yang mencerminkan apakah seseorang senang atau tidak senang, suka atau tidak suka dan setuju atau tidak setuju terhadap suatu objek.Sikap sebagai prediksi posisi yang dipelajari (learned predisposition) untuk merespon suatu objek atau kelas objek dalam suasana menyenangkan atau tidak menyenangkan secara konsisten.Sikap tersebut bisa juga negatif dan sikap-sikap tersebut biasanya dinyatakan kedalam bentuk suatu pernyataan11.Suatu pesan dapat dikatakan berhasil apabila terjadi feedback atau tanggapan dari komunikan oleh sebab itu komunikan harus terkena media dan memperhatikan iklan yang ditayangkan kemudian khalayak harus memperhatikan pesan tersebut sama seperti yang dimaksud dengan pengiklan. Pada penelitian ini tahap yang digunakan hanya dibatasi pada tahap respon kognitif yang mencakup awareness (kesadaran) dan knowledge (pengetahuan), belum sampai pada tahap afektif yang mencakup liking (menyukai) dan preference (memilih). Sebagai proses interpretasi yang saling berkaitan, perhatian dan pemahaman melayani fungsi dasar sistem kognitif yang sama untuk 11 Bilson Simamora, Panduan Riset Perilaku Konsumen, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama, 2004, hal. 15 membangun interpretasi atau arti personal yang subyektif yang membuat lingkungan dan perilaku seseorang menjadi berarti. Pengetahuan ini kemudian dapat dipergunakan dalam proses interpretasi dan integrasi selanjutnya untuk menuntun perilaku konsumen dan membantu mereka beradaptasi dengan lingkungannya.Dibawah ini merupakan skema proses kognitif konsumen yang terlibat dalam interpretasi : Bagan 2 Proses kognitif konsumen yang terlibat dalam interpretasiProses Kognitif Perhatian Pemahaman Ingatan Pengetahuan, arti dan Pengaruh, Arti & kepercayaan Kepercayaan Proses Integrasi Sikap & Keinginan Pengambilan Keputusan Sumber :Consumer Behavioral Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran (edisi ke4 jilid I), Jakarta Erlangga. Dari tabel diatas secara singkat terdapat empat aspek penting dari system kognitif yang mempengaruhi bagaimana konsumen menerjemahkan informasi, yaitu : 1. Proses perhatian dan pemahaman yang muncul secara cepat dan otomatis dengan tingkat kesadaran yang kecil. Misalnya, interpretasi sederhana. Seperti, pengenalan suatu produk yang sering dijumpai muncul secara otomatis dan langsung ketika seseorang mendapat exposure, tanpa adanya pemahaman yang disadari. Pemprosesan otomatis memiliki manfaat yang jelas, yaitu menjaga kapasitas kognitif kita agar tetap bebas untuk tugas interpretasi hal – hal yang masih asing yang membutuhkan pemikiran secara sadar. 2. Interpretasi melibatkan interaksi antara pengetahuan dalam mengingat informasi dari lingkungan. Informasi dari lingkungan mengaktifkan pengetahuan relevan yang ada dalam ingatan, baik yang berupa struktur pengetahuan skema atau tulisan. 3. Pengetahuan yang diaktifkan mempengaruhi bagaimana konsumen mau mendengar informasi dan memahami arti yang dikandung. 4. Karena system kognitif memiliki kapasitas yang terbatas, maka dalam satu kesempatan konsumen secara sadar hanya dapat memperhatikan dan memahami sejumlah kecil informasi saja.12 Salah satu metode yang paling banyak digunakan untuk memeriksa proses kognitif konsumen tentang pesan iklan adalah penilaian tanggapan kognitif mereka, pikiran yang terjadi pada mereka ketika membaca, melihat, atau mendengar pesan yang dikomunikasikan. Pikiran yang terjadi pada konsumen ini umumnya diukur dengan laporan konsumen secara tertulis atau lisan mengenai reaksi mereka terhadap pesan.Asumsinya adalah bahwa pikiran-pikiran ini 12 J. Paul Peter dan Jerry C. Olson, Consumer Behavioral Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran (edisi ke4 jilid I), Jakarta Eralangga, 1996, hal. 100 mencerminkan proses-proses atau reaksi kognitif penerima dan membantu untuk akhir penerimaan atau penolakan terhadap pesan. Pendekatan respon kognitif telah banyak digunakan dalam penelitian, baik oleh akademisi maupun praktisi periklanan.Fokusnya adalah untuk menentukan jenis respon yang ditimbulkan oleh sebuah pesan iklan dan bagaimana respon ini berhubungan dengan sikap terhadap iklan, sikap terhadap merek, dan minat pembelian. Ada tiga kategori dasar respon kognitif yang telah diidentifikasikasi peneliti-product/message, source oriented, dan ad ad axecutionthought dan bagaimana ketiganya mungkin berhubungan dengan sikap dan minat (attitudes and intentions).13 2.4 Iklan dan Periklanan Secara sederhana iklan didefinisikan sebagai segala bentuk pesan tentang suatu produk yang disampaikan lewat media, ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat.14 Pengguna media sebagai elemen penyampaian pesan oleh iklan menjadikan elemen tersebut sebagai bentuk dari komunikasi massa, dimana iklan tersebut mempunyai dampak yang diharapkan oleh komunikator dalam hal ini pembuat iklan, atas pesan yang disampaikan. Adapun menurut Onong Uchjana, terdapat tiga bagian dampak yang timbul berdasarkan klasifikasi menurut kadarnya, yaitu:15 13 George E.Blech & Michael A. Belch, ADVERTISING AND PROMOTION An Intergrated Marketing Communication Perspektive, Sixth Ed, The McGraw-Hill Companies, 2003: hal.157 14 Rhenaldi Kasali. 1992. Manajemen Periklanan; Konsep dan Aplikasinya di Indonesia.Cetakan ke-5. Pustaka Utama Graviti, hal. 11 15 Onong Uchjana Effendy, Hubungan Insan, Remaja Rosdakarya, 1998, hal.60 1. Dampak Kognitif Dampak yang ditumbuhkan pada komunikan yang menyebabkan dia menjadi tahu atau meningkat intelektualitasnya. 2. Dampak Afektif Komunikan bukan hanya sekedar menjadi tahu, tapi menimbulkan perasaan tertentu. 3. Dampak Behavioral Dampak yang ditimbuklan pada komunikan dalam bentuk perilaku, tindakan, atau kegiatan. Iklan adalah bagian dari bauran promosi (promosi mix dan bauran promosi adalah bagian dari bauran pemasaran (marketing mix). Secara sederhana iklan didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media.16 Sedangkan periklanan adalah seluruh proses yang meliputi penyiapan, perencanaan, pelaksanaan dan penyampaian iklan. Periklanan adalah fenomena bisnis modern.Tidak ada perusahaan yang ingin maju dan memenangkan kompetisi bisnis tanpa mengandalkan iklan. Demikian pentingnya peran iklan dalam bisnis modern sehingga salah satu bentuk bonafiditas perusahaan terletak pada seberapa besar dana yang dialokasikan untuk iklan tersebut. Disamping itu, iklan merupakan jendela kamar dari sebuah 16 Rhenaldi Kasali. 1992. Manajemen Periklanan; Konsep dan Aplikasinya di Indonesia.Cetakan ke5. Pustaka Utama Graviti, hal. 9 perusahaan.Keberadaannya menghubungkan perusahaan dengan masyarakat, khususnya para konsumen. Iklan merupakan bagian dari pemasaran suatu produk.Pemasaran dalam perspektif, intinya adalah bagaimana menciptakan segmen pasar.Periklanan selain merupakan kegiatan pemasaran juga berupa aktifitas komunikasi. Dari segmen komunikasi, rekayasa unsur pesan sangat tergantung dari siapa khalayak sasaran yang dituju serta melalui media apa iklan tersebut sebaiknya disampaikan. Karena itu, untuk membuat komunikasi menjadi efektif, pemahaman tentang khalayak sasaran, baik secara kuantitatif maupun kualitatif, merupakan prasyarat yang bersifat mutlak. Iklan pada dasarnya adalah produk kebudayaan massa, produk kebudayaan masyarakat industri yang ditandai oleh produksi dan konsumsi massa. Kepraktisan dan pemuasan jangka pendek antara lain merupakan ciri-ciri kebudayan massa. Artinya, massa dipandang tidak lebih sebagai konsumen. Maka hubungan antara produsen dan konsumen adalah hubungan komersial semata. Pendeknya, tidak ada fungsi hubungan lain selain memanipulasi kesadaran, selera, dan perilaku konsumen. Dengan demikian, untuk merangsang proses jual beli atau konsumsi massal yaitu iklan diciptakan. Periklanan merupakan pesan-pesan penjualan yang paling persuasif diarahkan kepada calon pembeli yang potensial atas produk atau jasa tertentu dengan biaya semurah murahnya. 17 17 Frank Jefkins, Periklanan, Penerbit Erlangga, Jakarta. 1996, hal 5 Jadi iklan merupakan media yang paling potensial dalam menyampaikan suatu pesan-pesan penjualan yang persuasif terhadap suatu produk atau jasa yang ditujukan kepada calon pembeli dengan biaya semurah-murahnya. 2.5 Televisi Sebagai media Periklanan Dalam berbisnis periklanan, pembelian waktu siaran iklan televisi merupakan pekerjaan terspesialisasi khususnya bagi perusahaan besar dengan anggaran besar untuk iklan televisi. Pemasangan iklan harus mempertimbangkan media penyiaran apa yang paling tepat untuk mempromosikan suatu produk (barang dan jasa). Pemasangan iklan yangt tertarik untuk menjangkau sebagian besar khalayak diseluruh negeri dapat menggunakan stasiun penyiaran jaringan dalam mempromosikan produknya. Televisi memiliki berbagai kelebihan dengan jenis media lainnya yang mencakup daya jangkau luas, selektivitas, fleksibilitas, fokus, perhatian, kreativitas, dan efek.Daya jangkau yang luas memungkinkan pemasar memperkenalkan dan mempromosikan produk barunya secara serentak dalam wilayah suatu Negara.Karena kemampuannya menjangkau audien dalam jumlah besar maka televisi menjadi ideal untuk mengiklankan produk konsumsi massal yaitu barang-barang yang menjadi kebutuhan sehari-hari misalnya makanan, minuman, perlengkapan mandi, pembersih, kosmetik, obat obatan dan sebagainya. Sebagai media yang tidak selektif (nonselective medium) dalam menjangkau audiennya sehingga sering dianggap media lebih cocok untuk konsumsi massal. Televisi dianggap sebagai media yang sulit menjangkau segmen audien yang khusus dan tertentu.Namun sebenarnya televisi dapat menjangkau audien tertentu tersebut.Karena adanya variasi komposisi audien sebagai hasil dari isi program, waktu siaran dan cakupan geografis siaran televisi. Stasiun televisi juga dapat menayangkan program siaran yang mampu menarik perehatian kelompok audien tertentu yang menjadi target promosi suatu produk tertentu18. 2.6 Elemen-Elemen Iklan Televisi Beberapa elemen iklan yang menarik perhatian khalayak, menurut Belch :19 1) Elemen visual iklan adalah apa yang terlihat pada layar TV. Elemen ini meliputi :the product, action sequences, de monstration/setting, and the talent dan factor lain seperti copy (produk, urutan adegan, latar belakang, model iklan, tulisan). a. Product (produk) Produk merupakan objek yang ingin dipersuasikan kepada khalayak b. Action Sequences (urutan adegan) Urutan jalan cerita menggambarkan khalayak akan pesan yang ingin disampaikan dalam iklan. Jalan cerita yang jelas memudahkan khalayak dalam memahami pesan yang terdapat pada iklan. c. Setting (latar belakang) 18 19 Morissan, Periklanan Dan Komunikasi Pemasaran Terpadu, Jakarta, 2007 th George E. Belch. Advertising and promotion 5 edition, New York : MC Graw Hill, 2001, Hal. 28 Latar belakang berfungsi dalam menghidupkan suasana, sehingga sesuai dengan jalan cerita. d. Endorser (model iklan) Model iklan merupakan orang yang muncul dalam iklan. Orang tersebut memainkan berbagai peran sebagai announcers, spoke persons, character types, maupun selebritis. e. Copy (tulisan) Kalimat-kalimat yang tertulis dan terucap saat iklan berlangsung. 2) Elemen audio yakni suara dan musik pada iklan a. Sound ( suara) Merupakan elemen penting dalam iklan. Suara dapat terdengar dalam jingle, spoken dialogue (perbincangan) dan announcement (pengumuman). Suara dialog biasanya menggunakan suara dari karakter untuk memperlihatkan siapa yang sedang berbicara. Misalnya suara anak-anak, orang tua, eksekutif muda, penyanyi opra.Hampir semua iklan mempunyai announcer, yang berperan sebagai central voice/ sebagai penutup iklan yang menyebutkan identifikasi produk.20 b. Music (suara) 20 th William Wells, Jhon Burnett & Sandra Moriaty, advertising : principles and practise, 5 Edition, New Jersey : Prentice Hall, Inch al 347 Music merupakan elemen dari audio yang tidak kalah pentingnya. Musik merupakan jingle, biasanya bersifat persuasif karena dapat membuat khalayak mengingat informasi ketika menyanyikannya.