BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran mempunyai arti sangat luas dimana pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang memegang peran penting dalam siklus operasional perusahaan itu sendiri dan hal tersebut didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas sehingga mampu mencapai tujuan perusahaan serta dapat memenuhi kebutuhan pelanggan dalam pengertian ini akan dipaparkan mengenai difinisi-difinisi pemasaran menurut pakar ekonomi. Philip Kotler dalam bukunya manajemen pemasaran (2005:10) mendefinisikan pemasaran sebagai berikut: ”Proses sosial dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain”. Asosiasi Pemasaran Amerika yang dikutip oleh Philip Kotler pada buku manajemen pemasaran jilid 1 (2005:10) mendefinisikan pemasaran sebagai berikut: ”Pemasaran adalah satu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengolah hubungan pelanggan dengan cara menguntungkan organisasi dan para pemilik sahamnya”. 92 Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pemasaran merupakan suatu kegiatan yang dapat mendukung perusahaan dalam menawarkan produk dan jasa kepada konsumen sehingga dapat memenuhi dan memuaskan kebutuhan konsumen. Keberhasilan perusahaan mencapai target pasar yang telah ditetapkan tergantung dari pimpinan perusahaan dalam menetapkan sasaran pasar tertentu yang telah direncanakan dengan menyusun rencana pemasaaran terpadu dengan marketing mix (bauran pemasaran). Dimana bauran pemasaran merupakan kombinasi variabel atau unsur-unsur yang menjadi inti dari sistem pemasaran parusahaan. Bauran pemasaran jasa merupakan suatu paduan atau kombinasi antara unsurunsur pemasaran pada umumnya diprogram dan dirancang sebagai alat yang ditetapkan, dikembangkan dengan baik dan perlu ditimbangkan untuk keberhasilan melaksanakan strategi dan positioning pemasaran dalam perusahaan. Marketing Mix pada produk barang yang kita kenal selama ini berbeda dengan marketing mix untuk produk jasa. Hal ini terkait dengan perbedaan karakteristik jasa dan barang. Marketing Mix produk barang mencakup 4P: Product, Price, Place, dan Promotion. Sedangkan untuk jasa keempat hal tersebut masih dirasa kurang mencukupi. Dalam buku manajemen pemasaran jasa Lupiyoadi (2006:58) para ahli pemasaran menambah tiga unsur lagi: People, Process, dan Customer Service. Ketiga hal ini terkait dengan sifat jasa dimana produksi/operasi hingga konsumsi merupakan suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan dan mengikutsertakan konsumen dan pemberi jasa secara langsung, dengan kata lain, terjadi interaksi langsung antar keduanya (meski tidak untuk semua jenis jasa). Sebagai suatu bauran elemen-elemen tersebut 93 saling mempengaruhi satu sama lain sehingga bila salah satu tidak tepat pengorganisasiannya akan mempengaruhi strategi pemasaran secara keseluruhan. Jadi dengan demikian elemen marketing mix jasa terdiri dari tujuh hal, antara lain: 1. Produk (Product) Produk adalah merupakan keseluruhan konsep objek atau proses yang memberikan sejumlah nilai manfaat kepada konsumen. Yang perlu diperhatikan dalam produk adalah konsumen tidak membeli fisik dari produk itu saja tetapi membeli benefit atau value dari produk tersebut yang disebut ”the after”. Terutama pada produk jasa yang kita kenal tidak menimbulkan beralih kepemilikan dari penyedia jasa kepada konsumen. 2. Harga (Pricing) Strategi penentuan harga (pricing) sangat signifikan dalam pemberian value kepada konsumen dan mempengaruhi image produk, serta keputusan konsumen untuk membeli. Pricing juga berhubungan dengan pendapatan dan turut mempengaruhi supply atau marketing channels. Akan tetapi, yang paling penting adalah keputusan dalam pricing harus konsisten dena strategi pemasaran secara keseluruhan. 3. Lokasi (Place) Place dalam arti service merupakan gabungan antara lokasi dan keputusan atas saluran distribusi, dalam hal ini berhubungan dengan bagaimana cara penyampaian jasa kepada konsumen dan dimana lokasi yang strategis. Lokasi 94 berarti berhubungan dengan dimana perusahaan harus bermarkas dan melakukan operasi. 4. Promosi (Promotion) Yang perlu diperhatikan dalam promosi adalah pemilihan bauran promosi (promotion mix), yang terdiri dari: a. Advertising b. Personnal selling c. Sales promotion d. Public relation e. Word of mouth f. direct mail 5. Sumber daya manusia (People) Dalam hubungannya dengan pemasaran jasa, maka people yang berfungsi sebagai service provider sangat me pengaruhi kualitas jasa yang diberikan. Keputusan dalam people ini berarti sehubungan dengan seleksi, training, motivasi, dan sumber daya manusia. Untuk mencapai kualitas yang terbaik maka pegawai harus dilatih untuk menyadari pentingnya pekerjaan mereka, yaitu memberikan konsumen kepuasan dalam memenuhi kebutuhannya. Pentingnya people dalam pemasaran jasa berkaitan dengan internal marketing. Internal marketing adalah interaksi atau hubungan atara setiap karyawan dan departemen dalam suatu perusahaan yang dalam hal ini dapat diposisikan sebagai internal customer dan internal supplier. 95 Tujuan dari adanya hubungan tersebut adalah mendorong people dalam kinerja memberikan kepuasan kepada konsumen. 6. Proses (Process) Proses merupakan gabungan semua aktivitas, umumnya terdiri dari produsen, jadwal, pekerjaan, mekanisme, aktivitas dab hal-hal rutin, dimana jasa dihasilkan dan disampaikan kepada konsumen. 7. Layanan Konsumen (Customer Service) Customer service pada pemasaran jasa lebih dilihat sebagai outcome dari kegiatan distribusi dan logistik, dimana pelayanan diberikan kepada konsumen untuk mencapai kepuasan. Customer Service meliputi aktivitas untuk memberikan kegunaan waktu dan tempat (time and place utilities) termasuk pelayanan pra-transaksi akan turut mempengaruhi kegiatan transaksi dan paska transaksi. Kegiatan sebelum transaksi akan turut mempengaruhi kegiatan transaksi dan setelah transaksi, oleh karena itu, kegiatan pendahulunya harus sebaik mungkin sehingga konsumen memberikan respon yang positif dan menunjukkan loyalitas yang tinggi. Darisemua marketing mix diatas, maka yang perlu diperhatikan penembangannya adalah: 1. Konsistensi, berhubungan dengan keserasian? Kecocokan secara logis dan penggunaannya antara elemen satu dengan elemen yang lainnya dalam marketing mix. 2. Integrasi, hubungan yang harmonis antara elemen-elemen tersebut. 96 3. Leverage, hal ini berhubungan dengan pengoptimalan kinerja setiap elemen secara lebih propesional sehingga lebih mendukung marketing mix untuk mendapatkan daya saing. 2.2 Pengertian Produk Dan Tingkatan Produk Produk adalah elemen utama tawaran pasar (market offering). Perencanaan bauran pemasaran dimulai dengan merumuskan tawaran untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan pelanggan sasaran. Pelanggan ini akan menilai tawaran tersebut berdasarkan tiga elemen dasar: keistimewaan dan mutu produk, bauran dan kualitas pelayanan, dan harga. Dalam suatu perusahaan, produk merupakan hal yang diandalkan untuk menarik pelanggan, karena produk mencerminkan karakteristik dari perusahaan yang bersangkutan dan muncul disebabkan karena disebabkan adanya kebutuhan, keinginan, dan permintaan. Sebelum membuat produk perusahaan perlu melakukan riset lapangan, untuk mengetahui rasa kepuasan atau keinginan pelanggan. Produk menurut Philip Kotler dalam buku Manajemen pemasaran jilid 2 edisi ke 11 (2005:69) adalah: ”Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk-produk yang dipasarkan meliputi barang fisik, jasa pengalaman, acara-acara, tempat, property, organisasi, dan gagasan”. Pembagian tingkat produk menurut Philip Kotler dalam buku Manajemen pemasaran jilid 2 edisi ke 11 (2005:69) yakni: 97 1. Inti Produk (Core Benefits) Yakni layanan atau manfaat mendasar yang sesungguhnya dibeli pelanggan. Pemasar harus memandang dirinya sebagai penyedia manfaat. 2. Produk Dasar (Elementary Product.) Yaitu penjelasan atau pengungkapan inti produk yang diinginkan konsumen yang dapat dilihat, dirasakan, dan dinikmati serta dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Jadi produk dasar adalah produk yang dapat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari, walaupun tidak selalu obyek fisik. Pemasar harus mengubah manfaat inti menjadi produk dasar (basic product) Terdapat lima karakteristik dalam sebuah produk berwujud yakni: a. Tingkat mutu produk b. Sifat produk c. Mode produk d. Merek produk e. Kemasan produk 3. Produk yang diharapkan (expected product) Merupakan tambahan bagi produk dasar, yang dimaksut untuk memuaskan konsumenyang membeli produk lain diharapkan dengan kepuasan yang diperolehnya, konsumen akan membeli produk tersebut. Tambahan tersebut meliputi: pemasangan instansi penyerahan dan kredit penjualan, jaminan dan pelayanan service purna jual. Produk merupakan alat kepuasan psiklologi para 98 konsumen sehingga dalam memilih sebuah produk, akan didasarkan sebuah kemauan psikolog konsumen dalam memuaskan keinginannya. 4. produk yang ditingkatkan (augumented pruduct) Yakni pemasar menyiapkan produk yang ditingkatkan yang melampaui harapan pelanggan. 5. Calon produk (potential product) Yakni segala kemungkinan dan perubahan yang mungkin akan dialami produk aytau tawaran tersebut pada masa mendatang. Secara tradisional, pemasar mengklarifikasikan produk berdasarkan ciri-ciri yakni: 1. Daya Tahan dan Wujud, yakni produk dapat diklarifikasikan tiga kelompok antara lain: a. Barang yang tidak tahan lama (nondurable good) adalah barang-barang berwujud yang biasa dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali penggunaan, seperti sabun, pastagigi, dan lain-lain. b. Barang tahan lama (durable goods) adalah barang berwujud yang biasanya tetap bertahan walaupun sudah digunakan berkali-kali, contoh: TV, lemari es, dan lain-lain. c. Jasa (service) adalah produk yang tidak berwujud, tidak terpisahkan, dan mudah habis. 2. Klasifikasi barang konsumen, antara lain: 99 a. Barang mudah (convenience goods) adalah barang-barang yang biasanya sering dibeli pelanggandengan cepat dan dengan upaya yang sangat sedikit. Contoh tembakau, sabun dan lain-lain. b. Barang toko (shopping goods) adalah barang-barang yang biasa dibandingkan berdasarkan kesesuaian, kualitas, harga, dan gaya dalam proses pemilihan dan pembeliannya. Contoh: perbotan, pakaian, dan lain-lain. c. Barang khusus (spesiality goods) mempunyai ciri-ciri atau identifikasi merek yang unik dan karena itulah cukup banyak pembeli yang bersedia melakukan upaya pembelian yang khusus. Contoh: mobil, komponen-komponen stereo, dan lain-lain. d. Barang yang tidak dicari (unsought good) adalah barang yang tidak diketahui konsumen atau biasanya mereka tidak terpikir untuk membelinya, sepeerti detektor asap dan lain-lain. 3. Klarifikasi barang industri antara lain: a. Bahan baku dan suku cadang (materials and parts) adalah barang-barang yang seluruhnya masuk ke produk produsen tersebut. Barang ini menjadi dua kelompok: bahan mentah dan bahan baku, dan suku cadang yang diproduksi. b. Barang modal (capital items) adalah barang yang tahan lama yang memudahkan pengembangan atau pengelolaan produk jad. Barang modal meliputi dua kelompok: instalasi dan peralatan. c. Pasokan dan layanan bisnis (supplies and business service) adalah barang dan jasa berumur pendek memudahkan pengembangan atau pengelolaan 100 produk jadi. Pasokan ada dua jenis: barang pemeliharaan dan perbaikan, yang pasokan operasional. 2.3 Pelayanan jasa Industri jasa benar-benar bervariasi. Sektor pemerintah, dengan pengadilan pelayanan ketenagakerjaan, rumah sakit, lembaga pemberi pinjaman, militer, kepolisian dan pemadam kebakaran, kantor pos, lembaga pembuat peraturan, dan sekolah-sekolahnya berada pada bisnis jasa. Sektor nirlaba swasta dengan badan amal, perguruan tinggi, yayasan, dan rumah sakitnya berada dalam bisnis jasa. Sebagian besar sektor bisnis, dengan perusahaan penerbangan, bank, hotel, perusahaan asuransi, firma hukum perusahaan konsultan manajemen, praktek kedokteran, perusahaan film,perusahaan perbaikan ledeng, dan perusahaan real estatenya berada dalam bisnis jasa. Banyak para pekerja disektor produksi seperti operator komputer, akuntan, dan staf hukum sebenarnya penyedia jasa. Bahkan, mereka adalah ”pabrik jasa” yang menyediakan layanan kepada ”pabrik barang”. Menurut Philip Kotler (2005:111) dalam buku manajemen pemasaran definisi jasa adalah ”setiap tindakan atau kinerjayang dapat ditawarkan satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan sesuatu. Produksinya mungkin saja terkait atau mungkin juga tidak terkait dengan produk fisik”. Pengertian jasa menurut Christopher H. (2007:15) dalam buku manajemen pemasaran jasa adalah ”kinerja atau tuindakan yang ditawarkan suatu pihak kepada 101 pihak lainnya”. Walaupun prosesnya terkait dengan produk fisik,kinerjanya pada dasarnya tidak nyata dan biasanya tidak menghasilkan kepemilikan yang atas faktorfaktor produksi. Dan dalam buku manajemen pemasaran dan pemasaran jasa Buchari (2004:243) disini terdapat beberapa pendapat tentangdifinisi jasa sebagai berikut: a. William j. Stanton memdefinisikan jasa adalah sesuatu yang dapat diidentifikasi secara terpisah tidak berwujud. Ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan. b. Valarie A. Zheitami dan Mary Jo Bitner mereka mendefinisikan jasa adalah suatu kegiatan ekonomi yang outputnya bukan produk dikonsumsi bersamaan dengan waktu produksi dan memberikan nilai tambah (seperti kenikmatan, hiburan, santai, sehat) bersifat tidak berwujut. Tawaran suatu perusahaan ke pasar sering mencakup beberapa jasa. Komponen jasa dapat berupa bagian kecil atau bagian utama dari seluruh tawaran tersebut. Philip Kotler dalam bukunya manajemen pemasaran (2005:112) membedakan lima kategori tawaran yakni: 1. Barang berwujud murni: tawaran tersebut terutama terdiri atas barang berwujud seperti sabun, pasta gigi, dan lain-lain. 102 2. Barang berwujut yang disertai jasa: Tawaran terdiri atas barang barang berwujud yang disertai oleh satu atau beberapa jasa. Contoh: ruang pameran, pengiriman, pelatihan operator dan lain sebagainya. 3. Campuran: tawaran tersebut terdiri atas barang dan jasa dengan bagian yang sama. Misalnya, orang pergi kerestoran untuk mendapatkan makanan maupun pelayanan. 4. Jasa utama yang disertai barang dan jasa yang sangat kecil: tawaran tersebut terdiri atas jasa utama bersama jasa tambahan atau barang pendukung. Contohnya, penumpang pesawat terbang membeli jasa angkutan perjalanan tersebut meliputi beberapa barang berwujud, seperti makanan dan minuman, sobekan tiket, dan majalah penerbangan. Jasa tersebut barang padat modal pesawat udara untuk merealisasikannya, tetapi produk utamanya adalah jasa. 5. jasa murni: tawaran tersebut terdiri atas jasa. Contohnya, mencakup penjagaan bayi, psikoterapi, dan pijat. Jasa memiliki empat karakter utama yang sangat mempengaruhi disain program pemasaran, antara lain: 1. Tidak berwujud (intangibility) Berbeda dari produk fisik, jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar, atau dicium sebelum dibeli. Orang yang menjalani operasi wajah tidak dapat melihat hasil yang sesungguhnya sebelum ia membeli jasa tersebut, dan pasien di ruang praktik psikiater tidak dapat mengetahui hasil yang sesunguhnya. 2. Tidak terpisahkan (inseparability) 103 Biasanya jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan. Hal ini tidak berlaku bagi barang-barang fisik, yang diproduksi, disimpan sebagai persediaan, didistribusikan melalui banyak penjual, dan dikonsumsi kemudian. Jika seorang memberikan jasa tersebut penyediaannya adalah bagian dari jasa tersebut. 3. Bervariasi (Variability) Karena tergantung pada siapa memberikannya dan kapan dan dimana diberikan, jasa sangat bervariasi. 4. Tidak tahan lama (perishability) Jasa tidak dapat disimpan. Sifat jasa yang mudah rusak (perishability) tersebut tidak akan menjadi masalah apabila permainan tetap berjalan. Beberapa faktor yang menjadi kunci sukses jasa dalam manajemen pemasaran jasa. Observasi dan pengamatan oleh pemain-pemain disektor jasa mengemukakan lima langkah yang dapat dilakukan untuk meraih sukses di dunia jasa, antara lain: 1. Memperbaharui jasa yang ditawarkan Satu hal yang paling penting adalah adaptasi (adapt) dan memperbaharui (renew) jasa yang ditawarkan, dari pada melakukan rancangan ”paket” yang sangat sempurna pada peluncuran pertama. Hal ini bisa dilakukan dengan: a. Service economics. Untuk berbisnis di dunia jasa biasa memerlukan parasarana (infrastructure) biaya tetap yang substansial, dimana pendapat 104 sangat sensitif terhadap kegunaan (utilization). Contohnya, pelayanan dan ketersediaan produk. b. Consumer need. Jasa yang ditawarkan haru mengikuti kemauan pasar yang dikaitkan dengan nilai-nilai yang benar-benar diinginkan konsumen pada kegunaannya, serta responsif terhadap masalah-masalah yang terjadi. Prusahaan jasa memenangkan pertempuran adalah mereka yang selalu mencari cara untuk melakukan expansi, up-date, fikus, atau mereka yang mempertahankan jasa yang telah mereka tawarkan dengan tujuan untuk memaksimalkan kepuasan. c. Service exention. Bila pada produk barang yang melihat perubahan pasar sebagai sumber kesempatan untuk melakukan inovasi dan peningkatan jasa. d. The key to service enhancement. Peningkatan (perbaikan) jasa merupakan kunci bagi sektor jasa, sama seperti inovasi teknologi bagi produk. Inovasi teknologi merupakan salah satu faktor kelemahan bagi perusahaan pada perkembangan di dunia bisnis tradisional, dan membutuhkan penelitian yang mahal atau penggunaan ”trail dan error”. 2. Melokalisasi Sistem Point of Service yang terdiri dari: a. Availability is crucial, maksudnya adalah penggunaan jasa ini menjadi suatu hal yang penting karena jasa itu tidak bisa disimpan sehingga penggunaannya sebaiknya segera mungkin pada saat sedang dibutuhkan. Namun, jika kita mendapatkannya jasa tersebut dikemudian hari mungkin saja momennya sudah hilang. Lebih jauh lagi pihak produsen harus selalu meningkatkan 105 kemampuannya dalam menyediakan jasa yang dimiliki sehingga konsumen memiliki berbagai pilihan-pilihan, terutama juga pilihan lokasi penyediaan jasa tersebut agar memudahkan konsumen untuk mendapakannya dan juga sebagai peningkatan kualitas jasa tersebut. b. The News Paper Illustration. Sebagai contoh mengenai dampak penting penyampaian produk jasa bagi konsumen sebagai sistem lokalisasi Point of service adalah soal distribusi. Hal ini dianalogikan dengan distribusi Koran menggunakan rak-rak. Intinya adalah semakin banyak rak-rak tempat Koran tersebut dijual maka sirkulasinya pun akan semakin cepat sehingga konsumen pun akan lebih mudah mendapatkan Koran tersebut. 3. Menyelenggarakan kontrak layanan sebagai hambatan larinya konsumen. Maksudnya adalah perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang jasa berusaha menarik dan mempertahankan konsumen dengan sistem kontrak atau memberi kenaggotaan dengan memberikan anggota (member) berbagai fasilitas dan kemudahan-kemudahan tersebut, sehingga perusahaan pun dapat menikmati keuntungan lain seperti produk jasa menjadi terdiferensiasi dan juga membangun loyalitas kkonsumen sehingga menjadi keunggulan tersendiri agar konsumen tidak berpaling kepada produk lain atau perusahaan jasa lainnya. 4. Menggunakan kekuatan informasi Seperti yang kita ketahui bahwa bisnis jasa adalah suatu bisnis yang sangat sensitive terhadap kemajuan informasi dan teknologi karena dalam operasi bisnis jasa data-data mengenai konsumen, transaksi, dan karyawan-karyawan adalah 106 yang esensial karena semua itu dapat membedakan jasa tersebut dengan pesaing, juga dapat meningkatkan kualitas jasa dan pelayanan jasa itu sendiri. 5. Menentukan nilai strategi jasa pada konsumen Nilai strategis adalah sebuah fungsi dari desain strategi bisnis dan penilaian terhadap metodologi sehingga dapat menerakan isu-isu tersebut di atas, misalnya: a. Seberapa besar ukuran serta pertumbuhan dari sub sehmen usaha jasa? b. Bagaimana permintaanya? c. Bagaimana tingkatan persaingan? Apakah oversupply? d. Apakah bisnis telah menunjukan kekuatannya dalam perbaikan kualitas jasa? e. Seberapa baikkah sistem point of service terlokalisasi? f. Apakah kekuatan informasi bisa menjadi suatu hal yang potensial ataukah menjadi suatu ancaman? Jawaban-jawaban yang diberikan pada isu-isu tersebut mungkin saja menjadi suatu strategi yang potensial dan signifikan untuk meningkatkan bisnis dan pelayanan jasa yang diberikan oleh perusahaan. Parasuramanm Zeitami, dan Berry dalam buku manajemen pemasaran (Philip Kotler, 2005 122) merumuskan model model jasa yang menekankan syarat utama dalam memberikan mutu jasa yang tinggi. Model tersebut mengidentifikasikan lima kesenjangan yang mengakibatkan kegagalan penyampaian pelayanan, antara lain: 1. Kesenjangan antara harapan konsumen dan persepsi manajemen 107 Manajemen tidak selalu memahami benar apa yang menjadi keinginan pelanggan. 2. Kesenjangan antara persepsi manajemen dan spesifikasi kualitas jasa. Manajemen mungkin benar dalam memahami keinginan pelanggan, tetapi tidak menetapkan standar pelaksanaan spesifik. 3. Kesenjangan antara spesifik kualitas jasa dan penyampaian jasa Para personel mungkin tidak terlatih dengan baik dan tidak mampu memenuhi standar. 4. Kesenjangan antara penyampaian jasa dan komunikasi eksternal. Harapan konsumen dipengaruhi oleh pernyataan yang dibuat wakil-wakil dan iklan perusahaan. 5. Kesenjangan antara jasa yang dialami dan pelayanan yang diharapkan. Terjadi bila konsumen mengoper kinerja perusahaan denganan cara yang berbedadan memiliki persepsi yang ke;liru mengenai kualitas jasa. Pelayanan yang baik adalah bisnis yang baik. Semakin lama bayak persahaan sejenis dan pelangan mempunyai banyak pilihan produk yang sama. Tertunya pelanggan akan mencari produk yang memiliki nilai tambah yang tidak bisa ditiru perusahaan pesaing lain adalah pelayanan yang kita berikan kepada pelanggan. Dengan demikian salah satu cara perusahaan jasa memiliki perbedaan dengan pesaingnya adalah dengan cara menyampaikan kualitas yang lebuh tinggi dari pesaingnya. Banyak menemukan bahwa service quality yang baik dapat memberikan 108 keunggulan kompetitif yang potensial sehingga dapat menghasilkan penjualan superior dan pencapaian keuntungan. 2.4 Kualitas Jasa Peersoalan kualitas dalam dunia bisnis kini sepertinya sudah menjadi “harga yang harus dibayar” oleh para perusahaan agar tetap service dalam bisnsnya. Apabila dahulu, kualitas masih dapat menjadi senjata agar persahaan dapat memenangkan persaingan. Jika suatu barang yang dibeli sesuai yang diharapkan oleh konsumen, maka akan terdapan kepuasan dan sebaliknya akan timbul rasa kecewa. Kenikmatan yang diperoleh konsumen melebihi harapannya maka konsumen akan betul-betul puas, mereka akan mengacungkan jeampol, dan mereka akan mengadakan pembelian ulang serta memberi secara rekomendasi kepada rekan-rekannya. Kualitas jasa terkait erat dengan kepuasan pelanggan, sehingga kualitas mempunyai fungsi yang sangat penting bagi perusahaan jasa. Oleh karena itu peningkatan kualitas harus dilakukan secara berkesinambungan dan consisten. Pada gilirannya kualitas jasa yang unggul dan konsisten akan dapat menumbuhkan kepuasan pelanggan, sehingga akan menimbulkan manfaat seperti: 1. Hubungan perusahaan dengan pelanggan menjadi lebih baik. 2. Memberikan dasar yang baik. 3. Dapat mendorong terciptanya loyalitas pelanggan. 4. Membentukrekomendasi dari mulut kemulut. 5. Repotasi perusahaan menjadi lebih baik domata pelanggan. 109 6. Laba yang diperoleh dapat meningkat. Realisasi bahwa kualitas jasa dapat menjadi buruk disebabkan oleh: 1. beberapa kekurangan yang ada pada karyawan pemberi jasa. 2. upah rendah, pelatihan kurang memadai, turn over karyawan tinggi. 3. dukungan terhadap pelanggan dengan cara yang sama. 4. terjadi kesenjangan komunikasi. 5. memerlakukan semua pelanggan dengan cara yang sama. 6. perluasan jasa secara berlebihan. 7. visi bisnis jangka pendek. Tujuh langkah pendekatan untuk mengemgangkan sistim pelayanan pelanggan disertai sejumlah teaknik yang bisa digunakan untuk diimplementasikan dalam organisasi antara lain: 1. komitmen manajemen puncak. 2. kenali pelanggan secara dekat 3. mengembangkan standar kinerja pelayanan pelanggan. 4. angkat, latih, dan beri imbalan staf yang baik. 5. beri imbalan pada prestasi mutu pelayanan. 6. tetap dekat dengan pelanggan. 7. menciptakan perbaikan kesinambungan. Lima teknik untuk mengimplementasikan mutu pelayanan prima adalah sebagai berikut: 1. beri nilai tambah. 110 2. latih staf dalam bidang teknik pengukuran mutu internal. 3. kontak tetap. 4. program imbalan. 5. aliensi strategi dan kemitraan. Dengan demikian sebuah perusahaan jasa harus menjaga kualitas jasa yang ditawarkan harus berada diatas pesaing dan lebih hebat dari yang dibayangkan oleh konsumen. Apabila kualitas jasa yang diterima oleh konsumen lebih baik atau sama dengan yang ia bayangkan, maka ia cenderung akan mencobanya kembali. Akan tetapi bila perceived service lebih rendah dari expected service, maka konsumen akan kecewa dan akan menyetop hubungannya dengan pearusahaan yang bersangkutan. 2.5 Nilai dan Kepuasan Pelanggan Siapa yang terlibat dalam bisnis, sudah pasti mempunyai \tanggung jawab terhadap kepuasan pelanggan. Bahkan, apabila seorang top manajemen yang tidak pernah bertemu dangan pelanggan, pelanggan akan tetap mengenalkontribusi top manajemen melalui produk yang mereka konsumsi atau jasa yang digunakan. Seorang pelanggan yang puas adalah pelanggan yang mendapat nilai dari pemasok, produsen atau penuedia jasa. Nilai ini bearasal dari produk, pelayanan, sistem atau sesuatu yang bersifat emosi. Kalau pelanggan mengatakan bahwa nilai adalah produk yang berkualitas, maka kepuasann terjadi kalau pelanggan mendapaat produk yang berkualitas. Kalau nilai bagi pelanggan adalah kenyamanan, maka kepuasan 111 akan datang apabila pelayanan yang diperoleh banar-benar nyaman. Kalau nilai dari pelanggan adalah harga yang murah maka pelanggan akan puas kepada produsen yang memberikan harga yang kompetitif. Kita percaya bahwa para pelanggan memperkirakan tawaran mana yang akan memberikan nilai tewrtinggi. Para pelanggan bertindak dalam rangka memaksimumkan nilai yang dibatasi oleh biaya pencarian serta keterbatasan pengetahuan, mobilitas, dan penghasilan. Mereka membentuk harapan akan nilai dan bertindak berdasarkan harapan itu. Kenyataan apakah suatu tawaran memenuhi harapan akan nilai mempengaruhi kepuasan dan kemungkinan pembelian kembali. Menurut Philip Kotler dalam bukunya manajemen pemasaran jilid 1 (2005:70) kepuasan adalah ”perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan anttara kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja (atau hasil) yang diharapkan”. Jika kinerja dibawah harapan, pelangggan tidak puas.jika kinerja memenuhi harapan, pelanggan sangat puas atau senang. Nilai yang dipikirkan pelanggan (CPV customer perceived value) adalah selisih antara evaluasi calon pelanggan atas semua manfaat serta semua biaya tawaran tertentu dan alternatif-alternatif lain yang dipikirkan. Nilai yang dipikirkan pelanggan antara lain: a. Nilai pelanggan total (total customer value) Adalah nilai moneter yang dipikirkan atas sekumpulan manfaat ekonomis, fungsional, psikologis yang diharapkan oleh pelanggan atas tawaran pasar tertentu. 112 b. Biaya pelanggan total (total customer cost) Adalah sekumpulan biaya yang pelanggan harapkan untuk dikeluarkan guna mengevaluasi, mendapatkan, menggunakan, dan membuang tawaran pasar tertentu. Ada beberapa alat untuk melacak dan mengukur kepuasan pelanggan menurut kotler edisi kesembilan jilid 1 (2005. 72) dalam buku manajemen pemasaran dan pemasaran jasa yakni: 1. Complain and suggestion system (sistem keluhan dan saran) Banyak perusahaan membuka kotak saran dan keluhan yang dialami oleh pelanggan. 2. Customer satisfaction survey (survey kepuasan pelanggan) Dalam hal ini perusahaan melakukan survey untuk mendeteksi komentar pelanggan survey ini dapat dilakukan melalui pos, telepon atau wawancara pribadi atau pelanggan diminta mengisi angket 3. Ghost shopping (pembelian bayangan) Dalam hal ini perusahaan menyuruh orang tertentu sebagai pembeli ke perusahaan lain atau ke perusahaan sendiri. 4. Lost customer analysis (analisa pelanggan yang lari) Langganan yang hilang dicoba dihubungi. Mereka diminta untuk mengungkapkan mengapa mereka berhenti, pindah ke perusahaan lain, adalah sesuatu masalah yang terjadi yang tidak bisa diatasi atau terlambat diatasi. 113 Dari keseluruhan kegiatan yang dilakukan oleh sebuah perusahaan, pada akhirnya akan bermuara pada nilai yang diberikan oleh pelanggan mengenai kepuasan yang dirasakan. Kepuasan merupakan tingkat perasaan seseorang menyatukan hasil perbandingan atas kinerja produk atau jasa yang diterima yang diharapkan dalam era globalisasi ini. Perusahaan akan selalu menyadari akan pentingnya faktor pelanggan. Oleh karena itu mengukur tingkat kepuasan sangatlah perlu, walaupun hal tersebut tidaklah semudah mengukur berat badan pelanggan yang bersangkutan. 2.6 Macam-Macam Kepuasan Pelanggan Ada 2 (dua) macam kepuasan konsumen, menurut Bilson Simamora dalam bukunya “Panduan Riset Perilaku Konsumen” ( 2004 : 26 ). Yaitu sebagai berikut : 1. Kepuasan Psikologikal, yaitu kepuasan yang diperoleh dari atribut yang bersifat tak berwujud atas pembelian produk, misalnya orang akan memperoleh rasa prestise dan gengsi yang tinggi dalam membeli seperti Ferrari dan Mercedes Benz. 2. Kepuasan Fungsional, yaitu kepuasan yang diperoleh dari fungsi atau pemakaian suatu produk, misalnya menggunakan transportasi dengan membeli mobil. 2.7 Faktor-faktor Pendorong Kepuasan Pelanggan Kepuasan pelanggan ditentukan oleh persepsi pelanggan atas performance produk atau jasa dalam memenuhi harapan pelanggan. Pelanggan akan merasa puas 114 apabila harapannya terpenuhi atau akan puas apabila harapannya terpenuhi jika harapan pelanggan terlampaui. Menurut Handi Irawan (2004:37) faktor-faktor pendorong kepuasan pelanggan terdiri dari: 1. Kualitas Produk Pelanggan puas kalau setelah membeli dan menggunakan produk tersebut, ternyata kualitas produknya baik. Kualitas produk ini adalah dimensi yang global dan paling tidak ada 6 (enam) dari kualitas produk, yaitu performance, durability, feature, reliability, consistency dan desain. 2. Harga Untuk pelanggan yang sensitif, biasanya harga murah adalah sumber kepuasan yang penting karena mereka akan mendapatkan value for money yang tinggi. Komponen harga ini relatif tidak penting bagi mereka yang tidak sensitif terhadap harga. Untuk industri ritel, komponen harga ini sungguh penting dan kontribusinya terhadap kepuasan relatif besar. 3. Service Quality Service quality sangat tergantung pada tiga hal, yaitu sistem, teknologi dan manusia. Faktor manusia ini memegang kontribusi sekitar 70%. Tidak mengherankan, kepuasan terhadap kualitas pelayanan biasanya sulit ditiru. Pembentukan attitude dan perilaku yang seiring dengan keinginan perusahaan menciptakan, bukanlah pekerjaan mudah. Pembenahan harus dilakukan mulai dari proses rekruitmen, training, budaya kerja. 4. Emotional Factor 115 Emotional faktor relatif penting. Kepuasan pelanggan dapat timbul pada saat mengendarai mobil yang memiliki brand image yang baik. Banyak jam tangan yang berharga Rp. 200.000,00 mempunyai kualitas produk yang sama baiknya dengan yang berharga Rp. 10 juta. Walau demikian, pelanggan yang menggunakan jam tangan seharga Rp. 10 juta bisa lebih puas karena emotional value yang diberikan oleh brand dari produk tersebut. Rasa bangga, percaya diri, simbol sukses, bagian dari kelompok orang penting dan sebagainya adalah contoh-contoh emosional value yang mendasari kepuasan pelanggan. 5. Kemudahan Pelanggan akan semakin puas apabila relatif murah, nyaman dan efisien dalam mendapatkan produk atau layanan. Banyak nasabah mungkin tidak puas dengan pelayanan di cabang-cabang BCA karena sering kali antrian yang panjang. Tetapi, tingkat kepuasan terhadap BCA secara keseluruhan relatif tinggi karena persepsi terhadap total value yang diberikan BCA relatif lebih tinggi dibandingkan dengan pelayanan bank-bank bersaing. Customer value ini banya didukung oleh jumlah ATM-nya yang sangat banyak. Produk tabungan BCA mungkin tidak terlalu istimewa bagi nasabahnya dan bahkan suku bunganya relatif rendah, tetapi jumlah nasabah tabungannya masih besar karena faktor kelima ini yaitu kemudahan. 116 Dengan mengetahui kelima drive ini, tentulah tidak cukup tinggi perusahaan untuk merancang strategi dan program peningkatan kepuasan pelanggan. Pelanggan yang puas adalah pelanggan yang akan berbagi kepuasan dengan produsen atau penyedia jasa. Bahkan pelanggan yang puas, akan berbagi rasa dan pengalaman dengan pelanggan lain. Ini akan menjadi refrensi bagi perusahaan yang bersangkutan. Oleh karena itu, baik pelanggan maupun produsen, akan sama-sama diuntungkan apabila kepuasan pelanggan terjadi. Dengan melihat hubungan ini, jelas bahwa kepuasan pelanggan haruslah menjadi salah satu tujuan dari setiap perusahaan. Kepuasan pelanggan ditentukan oleh persepsi pelanggan atas performance produk atau jasa dalam memenuhi harapan pelanggan. Pelanggan merasa puas apabila harapannya terpenuhi atau akan sangat puas jika harapan pelanggan terlampaui. Kualitas dan pelayanan adalah sarana untuk mencapai kepuasan dan ikatan. Tujuan keseluruhan bisnis bukanlah untuk mengasilkan produk atau jasa yang berkualitas atau memberikan pelayanan yang prima, tetapi menghasilkan pelanggan yang puas dan setia yang akan terus menjalin bisnis. Oleh karena itu, memberikan kualitas yang tinggi dan pelayanan yang prima adalah suatu keharusan apabila ingin mencapai tujuan yang utama yaitup pelanggan yang puas dan setia. Mengukur kepuasan pelanggan berarti mengajarkan bagaimana bisa mengukur kualitas dan aktivitas pelayanan untuk menentukan tingkat kepuasan pelanggan dan membantu anda mengembangkan program untuk meningkatkan 117 ikatan pelanggan. Kepuasan pelanggan akan terjadi produk atau jasa memenuhi atau melampaui harapan pelanggan, biasanya pelanggan merasa puas. 118