BAB IX Peranan Pemerintah dan Sistem Moneter

advertisement
PEREKONOMIAN 3 SEKTOR
Oleh :
Lies Sulistyowati
Latar Belakang

Terdapat kelemahan pada sistem persaingan
sempurna  th1930 terjadi Depresi besar,
sehingga campur tangan pemerintah dibutuhkan
utk. Mengatur kegiatan ekonomi agar sistem pasar
bebas dapat berjalan secara efisien.

Kelemahan tersebut antara lain :
1. Keadaan yang diasumsikan jauh dari kenyataan
2. Adanya perbedaan yang mencolok antara
keuntungan yang diperoleh masyarakat dengan
yang diperoleh perusahaan.
3. Distribusi pendapatan tidak merata
4. Tingkat penggunaan tenaga kerja yg tidak penuh
 terjadi pengangguran besar2an.
KELEMAHAN
2 SEKTOR
PERANAN
PEMERINTAH
DUA PERUBAHAN PENTING DALAM
PEREKONOMIAN :
1. Pungutan pajak akan mengurangi
pengeluaran agregat melalui
pengurangan konsumsi RT.
2. Pajak memungkinkan pemerintah
melakukan pembelanjaan, dan ini akan
menaikan pembelanjaan agregat.
ALIRAN PENDAPATAN &
PENGELUARAN 3 SEKTOR
GAJI, UPAH, SEWA, BUNGA, LABA
PAJAK PERUSH.
PERUSAHAAN
GAJI DAN UPAH
PAJAK
PERSEORANGAN
PENGELUARAN PEM
INVESTASI
RUMAH
TANGGA
PEMERINTAH
TABUNGAN
KONSUMSI RUMAH TANGGA
PENANAM MODAL
PINJAMAN
LEMBAGA
KEUANGAN
Peranan pemerintah dalam
perekonomian 3 SEKTOR



Membuat peraturan-peraturan untuk
mempertinggi efisiensi kegiatan ekonomi, al :
1.Menciptakan suasana ekonomi dan sosial yg
mendorong kearah terciptanya kegiatan ek.yg
efisien ( mis.Undang perburuhan, penetapan
standart kualitas dll.)
2. Menciptakan persaingan bebas, menghapus
kekuatan monopoli.
Menyelengarakan sendiri berbagai kegiatan
ekonomi
Menjalankan kebijaksanaan moneter dan fiskal
KEBIJAKSANAAN MONETER DAN FISKAL



1.
2.
3.
Kebijaksanaan Moneter :kebijaksanaan yg
dijalankan oleh bank sentral utk.mengawasi jumlah
penawaran uang dalam masyarakat.
Kebijaksanaan Fiskal : kebijaksanaan pemerintah
didalam memungut pajak membelanjakan
pendapatan dr pajak tsb utk membiayai kegiatan
pemerintah.
Kedua kebijaksanaan digunakan utk.:
Mengatasi mas.ekonomi makro spt: inflasi nilai
tukar dan pengangguran
Menjaga agar faktor prod.digunakan scr efisien.
Memperbaiki distribusi pendapatan
USAHA MEMPERBAIKI DISTRIBUSI
PENDAPATAN LEBIH MERATA
•
•
Melaksanakan tarif pajak progresif : pajak yg
persentasenya semakin besar dengan semakin
besarnya jumlah pendapatan.
Jenis pajak yg lain :
1. Pajak proporsional : pajak yg nilainya merupakan
prosentase yg tetap ( mis.pajak pendapatan 15%).
2. Pajak tetap : pajak yg nilainya tetap
(mis.pembayaran 1 juta keatas dikenakan bea
materai Rp.6.000,0)
3. Pajak regresif : pajak yg prosentasenya semakin
menurun dengan semakin besarnya pendapatan.
Melaksanakan pengeluaran utk. Sosial(transfer
payment), spt : dana pensiun, tunjangan
pengangguran, veteran, beasiswa)
Barang-barang masyarakat
Barang privat vs Barang Masyarakat
E3
E1
E2
Barang-barang privat
Sepanjang kurva
kemungkinan produksi,
masyarakat yang
menggambarkan pilihan
antara pengeluaran
untuk memperoleh
barang-barang
masyarakat dan barangbarang privat,
kekuasaan legislatif
yang menentukan posisi
masyarakat di titik E1, E2
atau E3
EFISIENSI PEMERINTAH
Pengeluaran pemerintah
bisa disederhanakan dng:
a. Mengurangi adanya
kebocoran dlm
pelaksanaan program
pembangunan ( dr E1 ke
E2)
b. Mengubah luas lingkup
pemerintah 
melepaskan fungsi2 yg
tadinya dikerjakan
pemerintah (dr E1 ke E3)
c. Melaksanakan kedua
kebijakan a & b (dr E1 ke
E4)
Barang2 masyarakat

E4
E1
E2
E3
0
Barang2 privat


PENERIMAAN DAN
PENGELUARAN PEMERINTAH
Penerimaan terdiri dari penerimaan dalam negeri,
yaitu penerimaan yang berasal dari sumber-sumber
di dalam negeri dan penerimaan pembangunan
berasal dari luar negeri berupa pinjaman-pinjaman,
pemberian, dll
Pengeluaran terdiri dari : a.pengeluaran rutin, yaitu
pengeluaran untuk kegiatan rutin yang permanen dan
terus-menerus dan b.pengeluaran pembangunan :
utk membiayai sebagai agen pembangunan ( proyek
fisik serta proyek non-fisik)
Tabungan Pemerintah
Penerimaan dalam negeri – Pengeluaran rutin
FUNGSI POKOK ANGGARAN
BELANJA NEGARA
1. Fungsi alokasi
Adalah fungsi pemerintah dalam
mengalokasikan faktor-faktor produksi yg
tersedia didalam masyarakat sedemikian shg
kebutuhan masyarakat akan apa yg disebut
public goods dapat terpenuhi.
2. Fungsi distribusi
Adalah fungsi pemerintah melalui APBN
untuk terjaminnya pembagian pendapatan
nasional yang adil diantara anggota
masyarakat.
FUNGSI POKOK ANGGARAN
BELANJA NEGARA
3.Fungsi stabilisasi
 Adalah fungsi pemerinah untuk
terpeliharanya tingkat kesempatan kerja
yg tinggi, tingkat harga yg relatif stabil
dan tingkat pertumbuhan ekonomi yg
memadai.
KESEIMBANGAN ANGGARAN PENDAPATAN
DAN BELANJA NEGARA (APBN)
PENERIMAAN PEMERINTAH :
1. Penerimaan dalam negeri :
a. Penerimaan Pajak  pajak langsung
 pajak tidak langsung
b. Penerimaan bukan pajak
2. Penerimaan Pembangunan
KESEIMBANGAN APBN
• Jika penerimaan = pengeluaran  Anggaran Belanja seimbang
( Balanced Buget)
• Jika Pengeluaran melebihi Penerimaan  Anggaran Belanja
Defisit
• Jika Penerimaan lebih besar dari Pengeluaran  Anggaran
Belanja Surpus

KOMPONEN ANGGARAN BELANJA
NEGARA  Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN)
Transaksi pemerintah digolongkan menjadi ;
a. Penerimaan ; dalam hal ini kita asumsikan
hanya berasal dr hasil penerimaan pajak
(pajak perusahaan + pajak perseorangan)
b. Pengeluaran : selanjutnya dibedakan
menjadi :
1. Pengeluaran konsumsi pemerintah (
government
expenditure) dan
2. Transfer pemerintah ( government transfer)
KOMPONEN APBN
PAJAK (Tx)
Adalah uang atau daya beli yg diserahkan masyarakat
kpd pemerintah dimana terhadapnya pemerintah tidak
memberikan balas jasa langsung.
PENGELUARAN KONSUMSI PEMERINTAH (G)
Meliputi semua pengeluaran pemerintah dimana
pemerintah secara langsung menerima balas jasa nya.
Mis : gaji pegawai negeri, pembelian komputer, kertas dll.
TRANSFER PEMERINTAH (Tr)
meliputi semua pengeluaran pemerintah dimana
pemerintah tidak menerima balas jasa yang langsung.
Misal ; uang pensiun, beasiswa, sumbangan bencana alam
KEBIJAKSANAAN FISKAL
1) memperbesar/memperkecil pungutan
pajak
a. Pajak sederhana
b. Pajak built-in flexibel
2). memperbesar/memperkecil pungutan
pengeluaran pemerintah,
3). memperbesar/memperkecil pungutan
transfer pemerintah.
EKUILIBRIUM 3 SEKTOR
1/. Penawaran agregat = permintaan agregat
Y = C + I + G + Tr
2/. Dr sektor RT. pendapatan digunakan utk
pengeluaran konsumsi, pajak dan sebagian
ditabung, maka
penerimaan agregat = pengeluaran agregat
Y = C + S + Tx
Y = C + S + Tx
3/. Dari persamaan 1 dan 2 
Injection(suntikan) = Leakage(kebocoran)
I + G + Tr = S + Tx
ANALISA KEBIJAKSANAAN FISKAL DLM
SISTEM PERPAJAKAN SEDERHANA
Dengan adanya pajak  terdapat dua pengertian
pendapatan, yaitu :
1. Earned income (Y); jumlah pendapatan yg diterima
oleh para anggota masyarakat utk jangka waktu
tertentu sebagai balas jasa atas faktor-faktor
produksi yg mereka sumbangkan dlm turut serta
membentuk produk nasional.
2. DISPOSABLE INCOME /TAKE HOME PAY (Yd)
adalah jumlah pendapatan earning ditambah
besarnya transfer pemerintah dikurangi pajak yg
dipungut pem.
Sehingga pendapatan disposibel adalah
1.
Yd = Y + Tr - Tx
Dengan adanya kebijaksanaan
pemerintah (pajak) maka fungsi
konsumsi yg kita kenal C = a+cY
berubah menjadi :
C = a + c Yd
2. C = a + c (Y+Tr - Tx)
Fungsi saving berubah menjadi ;
S = Yd – C
= Yd – ( a + c Yd)
= Yd – a – c Yd
= ( 1-c ) Yd - a
(1-c) = s
S = - a + s Yd
atau
3. S = -a + s ( Y+ Tr – Tx)
dimana s = marginal propensity to saving = MPS
a = besarnya konsumsi pd tingkat pendapatan
nasional sama dengan 0
PERUBAHAN JUMLAH C DAN S
SEBAGAI AKIBAT PERUBAHAN Tr DAN Tx
Perubahan jumlah konsumsi pd Y sama
sbg akibat berubahnya pajak.
Jika pajak berubah dari Tx menjadi Tx + ∆
Tx, maka konsumsi berubah menjadi :
C + ∆C = a + c { Y+Tr- (Tx+∆Tx) }
C + ∆C = a + c ( Y+Tr- Tx ) – c ∆Tx
C + ∆C = C - c∆Tx
∆C = - c ∆Tx
DNG CARA YG SAMA 
Perubahan jumlah saving pd Y sama sbg
akibat berubahnya pajak
∆S = - s ∆Tx
Perubahan jumlah C pd Y sama sbg akibat
berubahnya transfer pemerintah
∆C = c ∆Tr
Perubahan jumlah saving pd Y sama sbg
akibat berubahnya transfer pemerintah
∆S = s ∆Tr
Perubahan jumlah C dan S pd Y sama sbg
akibat berubahnya pajak dan transfer
pemerintah.
∆C = c (∆Tr- ∆Tx)
∆S = s (∆Tr- ∆Tx)
SOAL LATIHAN
1.Kerjakan soal di bab 5 dari buku
Sadono Sukirno
Bagian yang Kuantitatif no : 1,2,3
2. Cari RAPBN tahun 2009, beri
komentar, khususnya variabel utk 3
sektor.
MULTIPLIER DLM PEREK 3 SEKTOR
Misal: dlm perek ∆I = 20, Tx = 0,20 Y, C = a+0,75Yd
I= 120, G=60.
 Multiplier Investasi , pajak Tetap 
Mpp = 1
.
1-b
Dari contoh diatas = Mpp = 1
.
1-0,75
=4
Pertambahan Y = 4(20) = 80  melalui proses
multiplier sebagai berikut :

BEKERJANYA PROSES MULTIPLIER
sistim pajak tetap
PERTAMBA
HAN
PERTAMBA
PERTAMBAHAN
PENDAPATA PERTAMBAH HAN
PENDAPATAN PERTAMBA
N
AN
TABUNGA
NASIONAL HAN PAJAK DISPOSIBEL KONSUMSI
N
TAHAP
dY
dT
d Yd
dC dn dM
dS
I
dI = dY1 = 20
0
20
15
0
5
II
dY2 = 15
0
15
11,25
0
3,75
III
dY3=11,25
0
11
8,4375
0
2,8125
dst
……
……
……
……
……
……
0
80
60
0
20
Total
80
MULTIPLIER DLM PEREK 3 SEKTOR
Misal: dlm perek ∆I = 20, Tx = 0,20 Y, C = a+0,75Yd
I= 120, G=60.
 Multiplier Investasi , pajak proporsional =
Mpp = 1
.
1-b+bt
Dari contoh diatas = Mpp = 1
.
1-0,75+0,75(0,20)
= 2,5
Pertambahan Y = 2,5(20) = 50  melalui proses
multiplier sebagai berikut :

BEKERJANYA PROSES MULTIPLIER
sistim pajak proporsional
PERTAMBA
HAN
PERTAMBA
PERTAMBAHAN
PENDAPATA PERTAMBAH HAN
PENDAPATAN PERTAMBA
N
AN
TABUNGA
NASIONAL HAN PAJAK DISPOSIBEL KONSUMSI
N
TAHAP
dY
dT
d Yd
dC dn dM
dS
4
16
12
0
4
I
dI = dY1 = 20
II
dY2 = 12
3,2
12,8
9,6
0
3,2
III
dY3=9,6
1,92
7,68
5,76
0
1,92
dst
……
……
……
……
……
……
10
40
30
0
10
Total
50
Download