I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

advertisement
I. PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Perencanaan pembangunan ekonomi Indonesia telah dituangkan pada
program jangka panjang yang disusun oleh pemerintah yaitu program
Masterplan Percepatan Perluasan dan Pembangunan Ekonomi Indonesia
(MP3EI). Program yang dirancang sejak tahun 2011-2025 ini memiliki tiga
kerangka desain utama yaitu pengembangan potensi melalui enam koridor
utama ekonomi, pengembangan konektivitas nasional, dan peningkatan
kapasitas SDM dan IPTEK di dalam koridor ekonomi. Dalam pelaksanaan
program tersebut pemerintah telah membuat beberapa inisiatif strategik yang
salah salah satunya adalah mendorong pembangunan infrastruktur utama
dalam menunjang kegiatan ekonomi di setiap koridor ekonomi.
Pulau Kalimantan merupakan salah satu wilayah penetapan koridor
ekonomi yaitu sentra produksi dan pengolahan hasil tambang dan lumbung
energi nasional. Pulau yang berada di bawah garis khatulistiwa ini juga
merupakan pulau yang memberikan kontribusi cukup besar untuk nilai PDB
Indonesia dan memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.
Pada tabel 1.1 dapat dilihat bahwa Pulau Kalimantan menempati urutan
ketiga dalam pembentukan Produk Domestik Bruto Indonesia setelah Pulau
Sumatera dan Jawa-Bali.
2
Tabel 1.1. Produk Domestik Bruto Indonesia Atas Dasar Harga Konstan
Tahun 2004-2010
Pulau
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
Sumatera
356, 88
369,61
389,07
408,35
428,69
443,70
468,66
Jawa &
Bali
977,57
1.033,74
1.093,32
1.160,91
1.243,32
1303,20
1356,25
Kalimantan
148,96
154,80
160,68
166,32
174,95
180,82
190,34
Sulawesi
69,71
74,09
79,15
84,59
92,52
98,90
106,83
Nusa
Tenggara,
Maluku &
Papua
Total
50,95
58,06
55,72
58,54
60,03
67,67
71,18
1.604,03
1.690,31
1.777,95
1.878,72
1.999,54
2.094,32
2.221,60
Sumber : BPS, 2011
Secara spasial, sekitar 71,40 persen dari total PDRB Pulau Kalimantan
bersumber dari kegiatan ekonomi Provinsi Kalimantan Timur, diikuti
Provinsi Kalimantan Barat (10,97%), Provinsi Kalimantan Selatan (10,31%),
dan sisanya sebesar 7,33% berasal dari kegiatan ekonomi Provinsi
Kalimantan Tengah. Kalimantan Timur dalam kegiatan ekonominya
ditunjang oleh empat wilayah pusat pembangunan ekonomi yaitu Kota
Bontang dan Kota Kutai Kartanegara sebagai kota tambang yang lebih
banyak menumbuhkan sektor industri manufaktur hasil pertambangan dan
perdagangan, kemudian Kota Samarinda sebagai pusat pemerintahan Provinsi
Kalimantan Timur serta Kota Balikpapan sebagai pusat perdagangan, pusat
industri serta pusat transportasi.
3
Tabel 1.2 PDRB Pulau Kalimantan Atas Dasar Harga Konstan
Tahun 2004-2010 (Triliun Rupiah)
Provinsi
Kalimantan
Barat
Kalimantan
Tengah
Kalimantan
Selatan
Kalimantan
Timur
Total
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
29,75
33,87
37,71
42,48
49,13
54,23
60,46
18,30
20,99
24,48
27,93
32,76
37,11
42,57
28,03
31,79
34,67
39,44
45,84
51,46
58,54
133,70 180,29 199.59 222,63 314,81 284,97 321,09
209,78 266,94 296,45 332,48 442,50 427,77 482,68
Sumber : BPS 2011
Provinsi yang tingkat perekonomiannya
lebih unggul dibanding
dengan provinsi lain yang ada di Pulau Kalimantan ini memiliki prioritas
pembangunan daerah yaitu pembangunan infrastruktur. Pembangunan
infrastruktur perhubungan berupa jalan, jembatan, bandara, terminal, dermaga
dan pelabuhan menjadikan terbukanya daerah-daerah terisolir yang
berdampak pada peningkatan kinerja proses perekonomian dan peningkatan
pendapatan masyarakat.
Tabel 1.3. Proporsi Belanja Pemerintah Propinsi Kalimantan Timur
Uraian Indikator
Pembangunan Satuan
(1)
Sumberdaya Manusia
Infrastruktur
Pertanian dalam arti luas
Penunjang lainnya
Jumlah
Nilai
(Ribu Rupiah)
(2)
733.239.369
961.915.315
171.925.742
928.371.318
2.795.451.746
Persentase
(%)
(3)
26,22
34,41
6,15
33,21
100
Sumber : BPS Kaltim (2011)
Beberapa proyek pembangunan infrastruktur yang akan dilaksanakan
salah
satunya
adalah
proyek
pembangunan
dan
perluasan
Bandara
4
Internasional Sepinggan yang berlokasi di kota Balikpapan Provinsi
Kalimantan Timur. Bandara merupakan salah satu komponen penting dalam
bidang
transportasi
dan
pengangkutan
khususnya
transportasi
dan
pengangkutan udara, selain itu bandara juga memiliki kontribusi yang besar
bagi perekonomian suatu wilayah atau negara seperti untuk pintu masuk
investasi yang berasal dari investor baik domestik maupun luar negeri.
Investasi tersebut dapat digunakan untuk pengembangan kegiatan ekonomi
Pengangkutan udara dapat memainkan peranan penting dalam pembangunan
suatu wilayah, arus barang maupun penumpang yang cukup tinggi mampu
memberikan kontribusi pendapatan bagi peningkatan perekonomian wilayah
setempat. Sektor perhubungan udara di Provinsi Kalimantan Timur sendiri
memegang peranan dominan dalam menghubungkan wilayah pertambangan
dan industri pengolahan dengan wilayah tujuan utamanya seperti Jakarta dan
kota-kota besar lainnya. Lalu lintas penerbangan baik barang maupun
Total Penerbangan
penumpang setiap tahunnya mengalami peningkatan.
50000
45000
40000
35000
30000
25000
20000
15000
10000
5000
0
Datang & Berangkat
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Tahun
Sumber : BPS Kaltim 2011
Gambar 1.1. Lalu Lintas Penerbangan Provinsi Kalimantan Timur
Tahun 2004-2010
5
Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Timur tahun 2011
mencatat sekitar 63 persen dari total penerbangan yang terjadi di Provinsi
Kalimantan Timur terjadi di Bandara Internasional Sepinggan. Hal ini
mengindikasikan bahwa bandara ini merupakan bandara utama di provinsi
Kalimantan Timur dan pintu masuk utama arus barang dan penumpang.
Struktur ekonomi provinsi Kalimantan Timur yang didominasi oleh kegiatan
industri dan pertambangan dan kegiatan ekonomi yang tinggi melalui lalu
lintas penerbangan memerlukan infrastruktur transportasi yang baik guna
mendukung peningkatan ekonomi daerah khususnya.
1.2.
Perumusan Masalah
Pembangunan infrastruktur yang menjadi salah satu prioritas utama
pemerintah propinsi Kalimantan Timur memberikan kontribusi yang cukup
besar terhadap perekonomian daerah. Alokasi dana APBD yang paling besar
juga diberikan untuk pembangunan infrastruktur daerah. Pada penelitian ini
akan mencoba menganalisis dampak pembangunan infrastruktur transportasi
khususnya transportasi udara yaitu Bandar udara Internasional Sepinggan di
Provinsi Kalimantan Timur.
Badan Pusat Statistik Propinsi Kalimantan Timur tahun 2011
mencatat jumlah lalu lintas penerbangan yang terjadi di propinsi ini
berdasarkan pelabuhan udara, seperti yang telah dijelaskan di latar belakang
di atas bahwa dari total penerbangan yang terjadi sekitar 63 persen
penerbangan dan 82 persen pengangkutan penumpang dan barang melalui
6
Bandara Internasional Sepinggan. Pada tabel 1.4 dapat dilihat lalu lintas
penerbangan di setiap pelabuhan udara yang ada.
Tabel. 1.4. Lalu Lintas Angkutan Udara Menurut Pelabuhan Udara, 2010
Pelabuhan
Udara
Sepinggan
Temindung
Juwata
Kalimarau
Tj. Harapan
Nunukan
Long Bawan
Data Dawai
Long Apung
Melak
Malinau
Bontang
Badak
Tj. Bara
Tj. Santan
Senipah
Total
2010
2009
2008
Penerbangan
Datang
Berangkat
28.053
28.016
2.253
2.251
5.559
5.557
2.428
2.431
202
202
1.342
1.365
1.013
1.013
157
157
509
508
326
325
2.253
2,257
Penumpang
Datang
Berangkat
2.434.625
2.419
38.622
34.354
337.501
341.837
92.771
104.993
1,010
1.562
2.5817
26.025
4.629
5.243
1.477
1.325
2.360
2.553
2.762
2.770
15.299
15.956
Barang
Bongkar
Muat
25.942.283
12.073.745
825.692
144.469
3.328.616
2.886.117
560.095
217.913
4.868
28.261
50.847
72.628
70.418
22.391
920
170
124.804
4.437
2.712
425
14.072
74.331
633
633
9.217
9.843
18.853
5.972
44.728
41.088
34.451
44.715
41.027
34.416
2.267.877
2.006.584
1.828.167
2.966.283
2.518.604
2.114.181
30.200
25.062
17.726
15.530
12.202
17.759
Sumber: BPS Kaltim, 2011
Dengan pengamatan dari data-data yang dijelaskan diatas, jumlah
permintaan terhadap lalu lintas penerbangan melalui Bandara Internasional
Sepinggan meningkat setiap tahunnya maka perlu dilakukannya perluasan
dan pembangunan bandara untuk meningkatkan kapasitas atau daya tampung
bandara untuk memenuhi peningkatan permintaan tersebut. Berdasarkan latar
belakang di atas perlu dilakukan suatu analisis mendalam tentang kontribusi
pembangunan infrastruktur transportasi yang khususnya adalah pembangunan
Bandara Internasional Sepinggan di provinsi Kalimantan Timur terhadap
perekonomian daerah. Rumusan permasalahan yang akan dibahas pada
penelitian ini adalah:
7
1. Berapa besar dampak pengganda output, dan pendapatan rumah
tangga dari sektor bangunan yang menggambarkan keberadaan
Bandara Internasional Sepinggan?
2. Berapa besar keterkaitan ke depan dan ke belakang antarsektor serta
dampak
penyebaran
sektor
bangunan
yang
menggambarkan
keberadaan Bandara Internasional Sepinggan?
3. Berapa besarnya sumbangan dari investasi pembangunan Bandara
Internasional terhadap pembentukan output dan pendapatan rumah
tangga wilayah Kalimantan Timur?
1.3.
Tujuan
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menawarkan jawaban terhadap
permasalahan yang dihadapi, yaitu :
1. Menghitung besarnya dampak pengganda output, dan pendapatan
rumah tangga sektor bangunan yang menggambarkan keberadaan
Bandara Internasional Sepinggan
2. Menghitung besar keterkaitan ke depan dan ke belakang antar sektor
serta dampak penyebaran sektor bangunan yang menggambarkan
keberadaan Bandara Internasional Sepinggan
3. Dan menghitung besarnya sumbangan dari investasi pembangunan
Bandara Internasional terhadap pembentukan output dan pendapatan
rumah tangga wilayah Kalimantan Timur
8
1.4.
Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut:
1. Hasil penelitian sebagai bahan masukan dan informasi bagi pemerintah
Provinsi Kalimantan Timur pada khususnya dalam melakukan
perencanaan pembangunan dan pengembangan infrastruktur di
Provinsi Kalimantan Timur.
2. Sebagai wawasan mengenai peranan investasi infrastruktur terhadap
perekonomian Provinsi Kalimantan Timur bagi para pembaca.
3. Sebagai bahan pustaka informasi dan referensi bagi pihak yang
membutuhkan serta rujukan penelitian selanjutnya.
1.5.
Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
Analisis dalam penelitian ini dilakukan dengan melakukan analisis
terhadap data pada Tabel Input-Output Provinsi Kalimantan Timur tahun
2009 klasifikasi lima puluh sektor yang kemudian diagregasi menjadi tiga
belas sektor. Data yang dianalisis dari Tabel Input-Output tersebut adalah
data transaksi domestik atas dasar harga produsen. Sektor bangunan dalam
penelitian ini terdiri dari satu subsektor saja yaitu sektor bangunan yang tidak
terpisah antara bangunan pemukiman maupun bangunan non pemukiman
sehingga pada penelitian ini diasumsikan bangunan bandara yang merupakan
komponen dari sektor bangunan itu sendiri dan multiplier yang digunakan
untuk analisis simulasi investasi hanya menggunakan multiplier dari sektor
bangunan yang di dalam nya terdapat komponen bandara. Berdasarkan hal
9
tersebut maka, analisis pada penelitian ini hanya menggambarkan dampak
minimal peningkatan perekonomian yang ditimbulkan dari pembangunan
Bandara
Internasional
Sepinggan.
Pada
penelitian
ini
tidak
ikut
memperhitungkan nilai ekonomi dari seluruh sektor-sektor perekonomian
yang menghasilkan output perekonomian setelah pembangunan bandara,
seperti peningkatan layanan lalu lintas penerbangan, peningkatan pendapatan
dari sektor pariwisata dan kegiatan perekonomian lain yang ditunjang oleh
keberadaan bandara serta perhitungan mengenai manfaat ekonomi berupa
pendapatan bagi pihak swasta dari adanya pembangunan ini.
Download