BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Jambar adalah jatah atau hak sekaligus kewajiban yang seharusnya dimiliki oelh masyarakat Batak Toba, sehingga kedudukan seseorang dan sistem kekerabatan di dalam adat akan terlihat dari jambar yang diperoleh. Jambar memberikan pemahaman nyata yang mudah dimengerti untuk menggambarkan hubungan-hubungan sosial atau kekerabatan masyarakat Batak Toba. Jambar merupakan simbol adat Batak Toba yang digunakan sebagai ungkapan penghormatan dan persembahan keutuhan dalihan na tolu. Jambar dalam adat pernikahan Batak Toba yang hingga sekarang digunakan adalah jambar juhut, jambar hata, jambar sinamot dan jambar dengke. Pihak keluarga mempelai memberikan penghormatan kepada keluarga mempelai yang lain melalui benda material jambar yang diyakini mampu membangkitkan semangat kekeluargaan masyarakat Batak Toba. 2. Pengertian solidaritas sosial menurut Emile Durkheim adalah satu keadaan hubungan antara individu atau kelompok berdasarkan pada kesadaran kolektif, kepercayaan dan nilai/norma yang dianut bersama. Solidaritas sosial diperkuat dengan pengalaman emosional bersama dalam memahami simbol-simbol yang telah ada dalam sebuah budaya. Masyarakat memperkuat emosi-emosi bersama tersebut melalui hubungan yang lebih dekat dan dinamis melalui simbol-simbol religius yang digunakan. Simbol yang terdiri dari materi akan dicerap oleh panca indra kemudian akan mengusik perhatian melalui citraan-citraan yang 114 115 menaunginya. Durkheim menggunakan istilah totemik terhadap simbol-simbol yang menggenggam makna kolektivitas tersebut. Perasaan manusia dapat tersentuh terhadap sesuatu yang muncul dari dalam diri individu yang ditransmisikan terhadap simbol yang merepresentasikan makna kolektivitas sehingga totem menjadi sesuatu yang dicintai, dihormati, ditakuti. Masyarakat merasa bertanggung jawab secara moral sehingga wajib untuk menjalani hidup berdasarkan keinginan kekuatan tradisi yang telah ada. Masyarakat sangat takut dan gentar sehingga harus menghormati dan mengagungkan the sacred. The sacred menurut Durkheim adalah masyarakat yang merupakan makhluk sosial yang memiliki kesadaran kolektif untuk menciptakan solidaritas sosial. 3. Perkawinan adat masyarakat Batak Toba memiliki media atau simbol yang digunakan untuk mempererat tali persaudaraan dalihan na tolu tersebut dengan pemberian dan penerimaan jambar. Pembagian jambar-jambar pada masyarakat Batak Toba ketika upacara adat perkawinan merupakan bentuk kesadaran kolektif masyarakat yang menjunjung sebuah keyakinan bersama yang dipercayai memberi pengaruh yang baik. Masyarakat Batak Toba menganggap jambar sebagai objek yang sakral yang harus diperlakukan hormat. Totem sebagaimana dikatakan Durkheim, merupakan jambar dalam masyarakat Batak Toba. Masyarakat Batak Toba memiliki prinsip totemik dengan mempercayai simbol tertentu memiliki tingkat kesucian yang tinggi. Dalam sistem perkawinan adat Batak Toba, masyarakat memiliki dan meyakini tradisi pembagian jambar dengan mampu memberikan refleksi sesuatu yang religius. Jambar adalah simbol dari orang-orang dalam masyarakat Batak 116 Toba, yang walaupun tidak hidup bersama, tetapi memandangnya sebagai kerabat. Setiap kerabat orang-orang khusus yang harus ditolong dan didukung apabila membutuhkan bantuan. Jambar sebagai simbol kelompok akan mengingatkan eksistensi kelompoknya agar saling mempererat hubungan antara satu sama lain. Berkat jambar dalam perkawinan Batak Toba tersebut, akan memberi ikatan yang erat sebagai kerabat atau keluarga yang harus saling menolong antara keluarga mempelai perempuan dan perempuan laki-laki serta masing-masing dalihan na tolu-nya. Pada saat-saat upacara adat khusunya perkawinan, ketika seluruh anggota kelompok berkumpul untuk memuja atau menyucikan jambar, arti penting kolektif terjadi seperti dikemukakan Durkheim, dengan memuja jambar, orang Batak Toba sebenarnya memuja kelompok atau masyarakat. B. Saran 1. Peneliti berharap adanya penelitian lanjutan mengenai makna simbolik jambar pada adat perkawinan masyarakat Batak Toba yang berpotensi memperkaya pemahaman filsafat sosial dan etika sosial. 2. Upacara perkawinan Batak Toba merupakan sebuah citra kebesaran adat istiadat dan kehidupan sosial masyarakat Batak Toba yang sudah turun temurun dari nenek moyang. Apabila simbol-simbol perkawinan Batak Toba yang kaya akan makna tidak dijaga dan dipahami, dapat menjadi kabur dan tidak menutup kemungkinan akan hilang. Makna simbolik jambar pada adat perkawinan Batak Toba perlu diajarkan kepada generasi muda, supaya 117 mengerti dan memahami makna dan orientasi pembagian jambar sebagai hak dan kewajiban setiap anggota masyarakat. 3. Pada budaya masyarakat Batak Toba, terdapat objek material yang sangat luas mengenai jambar yang dapat memperkaya pemahaman filsafat sosial dan moralitas, misalnya makna jambar juhut, jambar hata, jambar sinamot dan jambar dengke.