TINJAUAN PUSTAKA

advertisement
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi Pemasaran
Komunikasi adalah "suatu proses dalam mana seseorang atau beberapa orang,
kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi
agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain".3 Pada umumnya, komunikasi
dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.
Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya,
komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan,
menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala,
mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal. 4
Menurut Verett M. Rogers, Komunikasi adalah proses dimana suatu ide
dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk
mengubah tingkah laku mereka.5
Pemasaran (marketing) adalah mengindentifikasi dan memenuhi kebutuhan
manusia dan sosial. Salah satu definisi yang baik dan singkat dari pemasaran
adalah “memenuhi kebutuhan dengan cara yang menguntungkan”. 6 Menurut
3
Ruben Brent D dan Lea P Stewart. (2006). Communication and Human Behavior. United States:
Allyn and Bacon
4
Komala, Lukiati. Ilmu Komunikasi: Perspektif, Proses, dan Konteks. Bandung: Widya Padjadjaran
2009
5
(pengantar Ilmu komunikasi, 1998, hal 20, Prof. Dr. Hafied Cangara, M. Sc.) (Ilmu Komunikasi
Suatu Pengantar , 2005, hal 62, Dedy Mulyana)
6
Kotler, Phillip dan Kevin Lane Keller. Manajemen Pemasaran edisi ketiga belas jilid 1. Jakarta :
Erlangga, 2009. Hal.5
7
8
American Marketing Association (AMA) mendefinisikan pemasaran sebagai
berikut : Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi kepada pelanggan dan untuk
mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi
dan pemangku kepentingannya.7
Komunikasi pemasaran adalah perpaduan dari dua unsur pokoknya, yaitu
komunikasi
komunikasi
dan
pemasaran.
komunikasi
pemasaran
merepresentasikan gabungan semua unsur dalam bauran pemasaran merek, yang
memfasilitasi terjadinya pertukaran dengan menciptakan suatu arti yang
disebarluaskan kepada pelanggan atau kliennya. 8
komunikasi pemasaran adalah aspek penting dalam keseluruhan pemasaran
serta penentu suksesnya pemasaran. Dalam dekade terakhir ini, komponen
komunikasi pemasaran dalam bauran pemasaran menjadi semakin penting.
Bahkan telah diklaim bahwa “pemasaran di era 1990-an adalah komunikasi dan
komunikasi adalah pemasaran. Keduanya tak terpisahkan9
komunikasi pemasaran (marketing communication) sebenarnya berkembang
dari salah satu bauran pemasaran (marketing mix) yaitu promosi. Bauran
pemasaran (marketing mix) tersebut terdiri dari periklanan (advertising), promosi
penjualan (sales promotion), penjualan tatap muka (personal selling), penjualan
langsung (direct response) dan publisitas (publicity). Semua komponen tersebut
menjadi bagian dari konsep komunikasi pemasaran terpadu.10
7
Ibid
Shimp, Terrace A. Periklanan Promosi dan Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu,
Edisi 5 jilid 1. Jakarta : Erlangga, 2003. Hal. 4
9
Ibis
10
Sutisna,S.E, M.E, Perilaku Konsumen & Komunikasi Pemasaran. Bandung, PT Remaja
Rosdikarya, 2002. Hal 264
8
9
Di dalam melakukan strategi komunikasi pemasaran, semua komponen
tersebut sangat dibutuhkan dalam upaya penyampaian pesan mengenai produk
dengan tujuan menarik perhatian konsumen terhadap produk yang ditawarkan
perusahaan. Fandy Tjipno menjelaskan mengenai strategi komunikasi pemasaran
mengatakan bahwa komunikasi pemasaran merupakan aktifitas perencanaan
pemasaran yang berusaha menyampaikan informasi, mempengaruhi dan
mengingatkan pasar sasaran terhadap produk yang ditawarkan oleh perusahaan
bersangkutan.11
2.2 Strategi Komunikasi Pemasaran
Dalam pemasaran, strategi adalah salah satu elemen yang dibutuhkan untuk
memasarkan produk kepada konsumen. Dalam persaingan, perusahaan harus
mampu menawarkan nilai dan kepuasan konsumen yang besar daripada
pesaingnya. Strategi merupakan simpulan taktik dalam keperluan bagaimana
tujuan yang diinginkan dapat diperoleh atau didapat.12 Taktik implementasi dari
strategi untuk mensukseskan strategi yang sudah dibuat. Oleh sebab itu, strategi
biasanya terdiri atas dua atau lebih taktik, dengan anggapan yang satu lebih bagus
dari yang lain. Dengan demikian, strategi merupakan kumpulan taktik dengan
maksud mencapai tujuan dan sasaran dari perusahaan, institusi atau badan. Bila
strateginya sudah benar, maka pertempuran sudah separuh dimenangkan.
11
Tjiptono, Fandy. Strategi Pemasaran. Yogyakarta, ANDI, 1997. Hal. 219
Prisgunanto, Ilham. Komunikasi Pemasaran, Strategi dan Taktik. BogoR, GHALIA INDONESIA,
2002. Hal 86
12
10
Sebaliknya, bila pelaksanaan kurang baik, pertempurannya lebih dari separuh
dinyatakan kalah, seperti menurut Sun Tzu (dalam The Art War)13.
Strategi yang baik
memaksimalkan kegiatan komunikasi pemasaran
(marketing communication) yang dilakukan oleh organisasi atau perusahaan
dalam mencapai tujuan pemasaran mereka. Komunikasi pemasaran adalah sarana
yang digunakan perusahaan dalam upaya untuk menginformasikan, membujuk,
dan mengingatkan konsumen langsung atau tidak langsung tentang produk dan
merek yang mereka jual. 14 Jadi, strategi komunikasi pemasaran adalah suatu atau
konsep perencanaan komunikasi pemasaran yang menyadari nilai tambah dari
suatu rencana komprehensif yang mengevaluasi peran strategis dari berbagai
disiplin komunikasi, misalnya periklanan umum, tanggapan langsung, promosi
penjualan, dan hubungan masyarakat dan menggabungkan berbagai disiplin ini
untuk memberikan kejelasan, konsistensi, dan pengaruh komunikasi yang
maksimum dari pesan-pesan yang berlainan. 15
Strategi komunikasi pemasaran semakin penting bagi para perencana
komunikasi karena ada perubahan di banyak pasar, tekanan yang lebih besar
menuju pada pemasaran perdagangan dan juga karena adalah meningkatnya
kompleksitas dalam jaringan kinerja saluran yang membawa rentang yang lebih
besar dan berbagai ekspetasi anggota jaringan. Ini perlu ditangani melalui
komunikasi pemasaran yang direncanakan. Komunikasi yang efektif adalah kunci
untuk mencapai tujuan organisasi dan penghubung utama antara organisasi dan
13
Michelson, Gerald A. Winning The Marketing War (menang dlaam perang pemasaran:
Panduan Pelaksanaan di Lapangan bagi pemimpin bisnis). Batam, Interaksa, 2004. Hal 289
14
Kotler, Philip. Manajemen Pemasaran: Edisi Milenium 2. Jakarta, PR Prenhallindo, 2002. Hal
315
15
Kotler, P. Dan Gerry, A. Dasar-dasar Pemasaran. Jakarta, Inter Media, 2003. Hal 228
11
lingkungannya. 16 Banyak pemasar menganggap strategi komunikasi pemasaran
menjadi hanya kombinasi kegiatan dalam bauran pemasaran. Dengan kata lain,
strategi adalah tentang tingkat periklanan, promosi penjualan, dll. Ini penting
tetapi bukan esensi dari strategi komunikasi, dari perspektif strategis, keputusan
utama menyangkut arah keseluruhan program dan apakah pesan harus diarahkan
terutama pada konsumen, anggota jaringan kinerja atau semua stakeholder.17
Dalam buku. Marketing Communication : frameworks, theories and
applications. Chris Fill berpendapat bahwa strategi komunikasi pemasaran terbagi
tiga. Yaitu, push, pull dan profile strategy.
Push Strategi adalah strategi yang bertujuan untuk mendorong tenaga penjual
dan pengecer untuk mengambil stok dan untuk mengalokasikan sumber daya dan
membantu mereka untuk mempromosikan manfaat yang terkait dengan masingmasing produk. Strategi ini dirancang untuk memfasilitasi dijual kembali kepada
anggota lain dari jaringan dan memberikan kontribusi pada pencapaian tujuan
mereka sendiri.18
Pull strategy adalah strategi yang bertujuan untuk mendorong konsumen
untuk "menarik (pull)" produk melalui jaringan saluran penjualan (retailer).
Strategi ini biasanya berarti bahwa konsumen pergi ke toko untuk menanyakan
tentang produk tertentu.19 Apabila pull strategy berhasil, konsumen akan mencari
produk dari pengecer, pengecer akan mencari dari pedagang besar, dan pedangang
besar akan mencari dari produsen.
16
Fill, Chris. Marketing Communication : frameworks, theories and applications. United States of
America: PRENTICE HALL, 1995. Hal 254
17
Ibid
18
Ibid
19
Ibid
12
Sedangkan profile srategy adalah strategi yang menyangkut citra organisasi
yang dimiliki oleh stakeholders secara keseluruhan.20 strategi profil sering
dikembangkan untuk memastikan bahwa organisasi terus membangun reputasi
dan rasa kebersamaan yang kuat dengan semua stakeholder. Sehingga ketika
perusahaan mengalami kemunduran atau krisis maka organisasi mempunyai
“good will bank” diantara stakeholders.
Dari kompleksitas pengambilan keputusan terkait dengan pengembangan
strategi komunikasi, push and pull strategy dapat menyebabkan polarisasi, yang
pada kenyataannya setiap situasi pemasaran akan menuntut pemakaian dua
strategi ini. Di samping kombinasi antara push and pull strategy, profile strategy
memastikan sedemikian rupa agar kepentingan organisasi terpenuhi dalam
keuangan dan kebutuhan strategislainnya. Selain itu profile strategy menjaga
hubungan antara organisasi dengan stakeholder tetap terjaga. 21
2.3 Segmentasi, Targeting, Positioning
Banyak perusahaan saat ini yang menyadari pentingnya melakukan
segmentasi pasar terlebih dulu sebelum menetapkan strategi pemasaran mereka.
Hal ini disebabkan beberapa alasan antara lain: dinamika pasar yang selalu
berubah dimana konsumen menjadi lebih terdiversifikasi ditinjau dari kebutuhan,
sikap dan gaya hidup mereka; serta perusahaan pesaing yang sudah semakin
20
Fill, Chris. Marketing Communication : frameworks, theories and applications. United States of
America: PRENTICE HALL, 1995. Hal 255
21
Ibid
13
banyak
melakukan
pendekatan
segmentasi
konsumen
dalam
strategi
pemasarannya karena dinilai lebih menguntungkan.
Ketika menentukan pasar yang ingin dimasuki, praktisi pemasaran harus
mengindentifikasi kebutuhan spesifik dari kelompok – kelomok konsumen
(segmen) yang terdapat dalam masyarakat. Selanjutnya adalah memilih satu atau
lebih dari segmen-segmen itu sebagai target dan merancang program pemasaran
yang diarahkan kepada masing-masing target pasar bersangkutan. 22
Identifikasi pasar sasaran mencakup kegiatan untuk mengelompokan
konsumen yang memiliki gaya hidup, kebutuhan dan kesukaan yang sama. Dalam
hal ini, pemasar harus mendapatkan informasi sebanyak mungkin mengenai
kebutuhan konsumen. Semakin banyak informasi yang diketahui pemasar
mengenai kebutuhan konsumen. Semakin banyak informasi yang diketahui
pemasar mengenai kebutuhan konsumen maka akan semakin efektif tugas
pemasar dalam melakukan program komunikasi pemasaran. Pemasar dewasa ini
bersaing hampir pada seluruh jenis produk dan mereka terus mencari cara untuk
melakukan segmentasi pemasar dalam upaya untuk dapat lebih memuaskan
kebutuhan konsumen mereka.
Proses pemasaran yang berhasil terdiri dari serangkaian langkah yang
berkesinambungan yang menurut philip Kotler (1980) terdiri atas tiga tahap yaitu
segmentasi, targeting, dan positioning.23 Segmentasi pasar pada dasarnya adalah
suatu strategi memahami struktur konsumen. Sedangkan targeting atau
22
Morissan. “PERIKLANAN, KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU”. Jakarta, Ramdina Prakarsa,
2007. Hal. 43
23
(Philip Kotler, Principles of Marketing, Prentice Hall, New Jersey, 1980) Morissan.
“PERIKLANAN, KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU”. Jakarta, Ramdina Prakarsa, 2007. Hal. 42.
14
menjangkau konsumen. Setelah pasar sasaran dipilih, maka proses selanjutnya
adalah melakukan positioning yaitu suatu strategi untuk memasuki jendela otak
konsumen.
2.3.1 Segmentasi
Segmentasi pasar adalah suatu konsep yang sangat penting dalam
pemasaran, Eric Berkowitz dan rekan mendefinisikan segmen pasar
sebagai “dividing up a market into distinct groups that (1) have common
needs and (2) will respond similiarly to a market action”24 (membagi
suatu pasar kedalam kelompok-kelompok yang jelas yang (1) memiliki
kebutuhan yang sama dan (2) memberikan respon yang sama terhadap
suatu kegiatan untuk membagi-bagi atau mengelompok-kelompokkan
konsumen ke dalam kotak-kotak yang lebih homogen. 25)
Khalayak konsumen umum memiliki sifat yang sangat heterogen,
maka akan sulit bagi perusahaan untuk melayani semuanya. Oleh
karenanya harus dipilih segmen-segmen tertentu saja dan meninggalkan
segmen lainnya. Bagian atau segmen yang dipilih itu adalah bagian yang
homogen yang memiliki ciri-ciri yang sama dan cocok dengan
kemampuan perusahaan untukk memenuhi kebutuhan mereka.
Praktisi pemasaran harus memilih satu atau beberapa segmen
konsumen saja yang memiliki karakter atau respon yang sama dari seluruh
24
(Eric N Berkowitz, Roger A Kering dan William Rudellus, Marketing, 6th Edition,
Irwin/McGrawhill) Morissan. “PERIKLANAN, KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU”. Jakarta,
Ramdina Prakarsa, 2007. Hlm. 43.
25
Morissan. “PERIKLANAN, KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU”. Jakarta, Ramdina Prakarsa,
2007. Hal. 43
15
penduduk Indonesia yang menjadi konsumen suatu produk. Dengan
memahami
siapa
konsumennya,
maka
praktisi
pemasaran
dapat
menentukan bagaimana cara menjangkaunya, produk apa yang dibutuhkan
dan bagaimana mempertahankan konsumen dari produk pesaing.
Konsep segmentasi memberi pegangan yang sangat penting dalam
pemasaran, yaitu anjuran agar memilih bagian tertentu saja dari khalayak
konsumen yang sangat luas agar dapat memberikan pelayanan yang
sebaik-baiknya. Dewasa ini hampir tidak ada satu produk pun yang dapat
melayani kebutuhan seluruh segmen konsumen.
Dengan adanya
segmentasi konsumen maka perusahaan dapat mendesain produk-produk
yang lebih responsif terhadap kebutuhan konsumen.
Teknik-teknik riset yang dikembangkan dalam beberapa tahun terakhir
ini dapat membantu praktisi pemasaran mendeteksi keinginan-keinginan
konsumennya. Jadi perusahaan menempatkan konsumennya di tempat
yang utama, dan menyesuaikan produknya untuk memuaskan mereka.
Segmentasi konsumen juga membantu praktisi pemasaran untuk
mendeteksi siapa saja pesaingnya. Para pesaing bukanlah semata-mata
perusahaan yang menawarkan produk yang sama dengan produk kita,
tetapi juga produk yang mampu menjadi alternatif bagi kebutuhan
konsumen.
Bagaimana menyeleksi pasar sangat ditentukan oleh bagaimana
praktisi pemasaran melihat pasar dan konsumen itu sendiri. Dengan
demikian, pasar yang dilihat oleh dua orang yang berbeda, yang didekati
16
oleh metode segmentasi yang berbeda akan menghasilkan peta konsumen
yang berbeda pula. Oleh karena itu penting dipahami struktur-struktur atau
kelompok-kelompok konsumen yang ada dimasyarakat, berikut ini adalah
dasar-dasar dalam melakukan segmentasi yang terdiri atas segmentasi
demografis, geografis, psikografis, perilaku dan manfaat.
a. Segmentasi Demografis
Segmentasi konsumen berdasarkan demografi pada dasarnya
adalah segmentasi yang didasarkan pada peta kependudukan misalnya:
usia, jenis kelamin, besarnya anggota keluarga, pendidikan tertinggi
yang dicapai, jenis pekerjaan konsumen, tingkat penghasilan, agama,
suku dan sebagainya. Semua ini disebut dengan variabel-variabel
demografi.
Data
demografi
dibutuhkan
antara
lain
untuk
mengantisipasi perubahan-perubahan pasar menyangkut bagaimana
produsen barang dan jasa menilai potensi pasar dalam setiap area
geografi yang dapat dijangkau.26
Data demografi juga sangat dibutuhkan dalam menentukan strategi
periklanan
yang
menyangkut
bagaimana
suatu
produk
dikomunikasikan kepada khalayak-khalayak sasaran. Dalam hal ini,
pemasang iklan perlu memahami media-media apa saja yang dapat
menjangkau masing-masing segmen itu.
26
Morissan. “PERIKLANAN, KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU”. Jakarta, Ramdina Prakarsa,
2007. Hal. 45
17
b. Usia
Biasanya konsumen dibedakan menurut usia anak-anak, remaja,
dewasa, dan orang tua. Tetapi pembagian ini masih dianggap terlalu
luas. Misalnya, kelompok usia dewasa memiliki bentang usia dewasa
memiliki bentang usia yang cukup luas sehingga perlu dibagi lagi
menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil. Belch & Belch27
membagi segmentasi berdasarkan usia sebagai berikut :
NO
KELOMPOK USIA
1
0-6 tahun
2
6-11 tahun
3
12-17 tahun
4
18-24 tahun
5
25-34 tahun
6
35-49 tahun
7
50-64 tahun
8
Di atas 64 tahun
c. Jenis Kelamin
Banyak sekali produk menggunakan pendekatan jenis kelamin ini
dalam pemasarannya. Ada satu merek produk yang ditujukan hanya
kepada wanita atau hanya kepada pria, masing-masing memiliki
27
(Dan Frost, Growing older, But No Up, American Demographic, September 1998 dalam George
E. Belch & Michael A. Belch, Advertising And Promotion hal. 41) Morissan. “PERIKLANAN,
KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU”. Jakarta, Ramdina Prakarsa, 2007. Hal. 46
18
strategi promosi yang berbeda.28 Praktisi pemasaran harus memahami
kaitan antara isi media dengan siapa audiennya dalam mempersiapkan
strategi promo yang berhasil.
d. Pekerjaan
Konsumen yang memiliki jenis pekerjaan tertentu umumnya
mengkonsumsi barang-barang tertentu yang berbeda dengan jenis
pekerjaan lainnya.29 Selera merekapun umumnya juga berbeda dalam
mengkonsumsi media massa. Kalangan eksekutif lebih menyukai
media yang dapat mendorong daya pikir mereka atau membantu
mereka dalam mengambil keputusan misalnya menonton program
berita atau film-film tertentu di televisi. Sementara kalangan pekerja
kasar lebih menyukai musik dangdut.
e. Pendidikan
Konsumen dapat pula dikelompokkan menurut tingkat pendidikan
yang dicapai. Pendidikan yang berhasil diselesaikan biasanya
menentukan pendapatan dan kelas sosial mereka. Selain itu pendidikan
juga menentukan tingkat intelektualitas seseorang. Pada gilirannya
jenis hiburan dan program radio atau televisi yang diikutinya. 30
28
Morissan. “PERIKLANAN, KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU”. Jakarta, Ramdina Prakarsa,
2007. Hal. 47
29
Ibid
30
Morissan. “PERIKLANAN, KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU”. Jakarta, Ramdina Prakarsa,
2007. Hal. 47
19
Tingkat
pendidikan
biasanya
terkait
pula
dengan tingkat
pekerjaannya walaupun tidak selalu. Seseorang yang berpendidikan
tinggi cenderung membaca secara rutin surat kabar dan majalahmajalah tertentu yang sesuai dengan tingkat pendidikannya. Biasanya
bacaannya agak berat, memerlukan pemikiran-pemikiran dan analisa,
menyukai konsep-konsep baru dan tertantang untuk menggali hal-hal
baru. Sebaliknya, mereka yang hanya berhasil mencapai sekolah dasar
umumnya akan mencari bacaan-bacaan yang ringan, mudah dipahami,
banyak gambar atau foto, berjudul besar dengan permasalahan seharihari yang dekat dengan kehidupannya.
f. Pendapatan
Produk yang dibeli seseorang biasanya erat hubungannya dengan
penghasilan yang diperoleh rumah tangga orang tersebut. Selera atau
konsumsi sangat dipengaruhi oleh kelas yang ditinggali konsumen.
Pendapatan seseorang akan menentukan di kelas sosial mana dia
berada
dan
kedudukan
seseorang
dalam
kelas
sosial
akan
mempengaruhi kemampuannya berakses pada sumber-sumber daya.
Menurut Lord Warner 31 (1941) kelas sosial dapat dibagi menjadi enam
bagian yaitu :
1) Kelas atas-atas (A+)
2) Kelas atas bagian bawah (A)
31
Morissan. “PERIKLANAN, KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU”. Jakarta, Ramdina Prakarsa,
2007. Hal. 48
20
3) Kelas menengah atas (B+)
4) Kelas menengah bawah (B)
5) Kelas bawah bagian atas (C+)
6) Kelas bawah bagian bawah (B)
Ada beberapa konsep yang digunakan terkait dengan pendapatan
ini. Biasanya yang sering digunakan sebagai ukuran adalah
penghasilan dalam bentuk uang tunai (money income) yang mencakup
penghasilan dari gaji, keuntungan usaha dari bunga, dividen, royalti,
atau sumber-sumber lainnya yang diterima secara tunai sebelum
dipotong pajak dan potongan-potongan lainnya.
Penghasilan neto yang diterima seseorang setelah dipotong pajak
disebut dengan disposable income. Sedangkan penghasilan seseorang
setelah dipotong pajak dan pengeluaran-pengeluaran untuk kebutuhan
pokok disebut dengan discretionary income32.
g. Agama
Belakangan ini segmentasi agama telah digunakan untuk
memasarkan berbagi macam produk. Namun demikian, segmentasi
cara ini umumnya sangat sensitif dan memerlukan keseriusan dalam
menjalin hubungan dengan konsumennya. Segmentasi berdasarkan
32
Morissan. “PERIKLANAN, KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU”. Jakarta, Ramdina Prakarsa,
2007. Hal. 49
21
agama hanya dapat diterapkan pada produk tertentu yang pasarnya
amat sensitif terhadap simbol-simbol agama.33
h. Suku dan Kebangsaan
Pengelola pemasaran dapat pula melakukan segmentasi konsumen
berdasarkan suku dan kebangsaan sepanjang suku-suku itu memiliki
perbedaan yang mencolok dalam hal kebiasaan-kebiasaan dan
kebutuhan-kebutuhan bila dibandingkan dengan suku-suku lainnya.34
Selain itu, tentu saja segmennya harus cukup besar, potensial dan
memiliki daya beli yang tinggi. Suku-suku tertentu biasanya memiliki
ciri khas dalam soal makanan, pakaian dan cara berkomunikasi. 35
i.
Segmentasi Geografis
Segmentasi ini membagi khalayak audien berdasarkan jangkauan
geografis. Pasar dibagi-bagi kedalam beberapa unit geografis yang
berbeda yang mencakup suatu wilayah negara, provinsi, kabupaten,
kota, hingga ke lingkungan perumahan. Konsumen terkadang memiliki
kebiasaan berbelanja yang berbeda-beda yang dipengaruhi lokasi
dimana mereka tinggal. 36 Para penganut segmentasi ini percaya setiap
wilayah memiliki karakter yang berbeda dengan wilayah lainnya. Oleh
33
Morissan. “PERIKLANAN, KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU”. Jakarta, Ramdina Prakarsa,
2007. Hal. 49
34
Morissan. “PERIKLANAN, KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU”. Jakarta, Ramdina Prakarsa,
2007. Hal. 49
35
Morissan. “PERIKLANAN, KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU”. Jakarta, Ramdina Prakarsa,
2007. Hal. 49
36
Ibid
22
karena itu setiap wilayah disuatu negara perlu dikelompokkan
berdasarkan kesamaan karakternya.
j.
Segmentasi Geodemografis
Ini merupakan gabungan dari segmentasi geografis dengan
segmentasi demografis. Para penganut konsep ini percaya bahwa
mereka yang menempati geografis yang sama cenderung memiliki
karakter-karakter demografis yang sama pula. Namun wilayah
geografis harus sesempit mungkin, misalnya kawasan-kawasan
pemukiman atau kelurahan. Contoh, orang-orang yang sama-sama
tinggal di daerah elit di suatu kota cenderung untuk memiliki
karakteristik yang sama. Dengan kalimat lain, mereka yang tinggal di
daerah elit memiliki karakter yang berbeda dengan mereka yang
bertempat tinggal di kawasan perkampungan.
k. Segmentasi Psikografis
Psikografis adalah segmentasi berdasarkan gaya hidup dan
kepribadian manusia. 37 Gaya hidup mempengaruhi perilaku seseorang,
dan akhirnya menentukan pilihan - pilihan konsumsi seseorang.
37
Morissan. “PERIKLANAN, KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU”. Jakarta, Ramdina Prakarsa,
2007. Hal. 50
23
Gaya hidup mencerminkan bagaimana seseorang menghabiskan
waktu dan uangnya yang dinyatakan dalam aktivitas-aktivitas, minat
dan opini-opininya.
Para peneliti pasar yang menganut pendekatan hidup cenderung
mengklasifikasikan konsumennya berdasarkan variabel-variabel AIO
yaitu : activity, interest, dan opinion. Joseph Plumer 38 (1974)
mengatakan bahwa segmentasi gaya hidup mengukur aktivitasaktivitas manusia dalam hal :
1) Bagaimana mereka menghabiskan waktunya (pekerjaan, hobi,
liburan, belanja, olahraga, dll)
2) Minat mereka; apa yang dianggap penting di sekitarnya
(keluarga, rumah, karir, makanan, dll)
3) Pandangan-pandangan baik terhadap diri sendiri maupun
terhadap orang lain (isu-isu sosial, politik, masa depan, dll)
4) Karakter-karakter dasar seperti tahap yang mereka lalui dalam
(life cycle), penghasilan, pendidikan dan dimana mereka
tinggal.
Suatu penelitian terhadap perilaku gaya hidup masyarakat
perkotaan di Indonesia berhasil menemukan delapan segmen gaya
hidup masyarakat perkotaan sebagai berikut:39
38
Ibid
(Penelitian dilakukan oleh PT Surindo Utama Indonesia sebanyak dua kali pada tahun 1988 dan
tahun 1995 dengan mengambil sampel sebanyak 4000 responden di lima kota besar di Indonesia.
39
24
1) Kelompok Sejahtera (The Affluent, sebanyak 15%)
Kelompok sejahtera (the affluent) adalah segmen pekerja keras,
memiliki rasa percaya diri yang kuat, menyukai inovasi, produktif
dan berani mengambil resiko.40 Senang mencari perhatian dan
menyukai inovasi, proaktif dan berani mengambil resiko. Senang
mencari perhatian dan menyukai kehidupan yand dinamis.
Kelompok ini cenderung terbuka terhadap hal-hal baru baru dan
memiliki kemampuan mempengaruhi orang lain. 41
2) Kelompok Sukses (The Achievers, 14%)
Kelompok sukses (the achievers)
sama-sama
memiliki
keterampilan memimpin seperti the affluent, hanya saja ia
cenderung
tidak
suka
diperhatikan
orang
lain. 42
Mereka
mengkonsumsi barang-barang secara fungsional (bukan orang yang
trendi). Pengambilan keputusannya didasarkan oleh hal-hal yang
sifatnya rasional. Meski begitu mereka tidak terlalu mudah
menerima gagasan-gagasan baru.
Lihat Rhenald Kasali, Membidik Pasar Indonesia : Segmentasi, Targeting, dan Positioning, PT
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2001. Hal 239) Morissan. “PERIKLANAN, KOMUNIKASI
PEMASARAN TERPADU”. Jakarta, Ramdina Prakarsa, 2007. Hal. 51
40
Morissan. “PERIKLANAN, KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU”. Jakarta, Ramdina Prakarsa,
2007. Hal. 51
41
Morissan. “PERIKLANAN, KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU”. Jakarta, Ramdina Prakarsa,
2007. Hal. 51
42
Ibid
25
3) Pencemas (The Anxious, 6%)
Pencemas (the anxious), segmen ini mempunyai sikap sebagai
follower, tetapi ambisius. Mereka memiliki rasa percaya diri yang
kuat dalam pengambilan keputusan dan senang menunjukan
prestasinya tetapi tidak memiliki banyak keberanian. 43 Biasanya
mereka memerlukan saran – saran dan dorongan dari orang lain.
Mereka mudah dibujuk dengan hal-hal yang sifatnya rasional.
4) Penyendiri (The Loners, 10%)
Penyendiri (the loners), segmen ini terdiri dari mereka yang
senang menyendiri dan kurang berani untuk tampil. 44 Mereka
cenderung individualistik dan kurang tertarik untuk berafiliasi
dengan teman, tetangga, atau orang-orang di sekitarnya.
5) Kelompok Gaul (The Socialite, 11%)
Kelompok gaul (the socialite) adalah segmen yang senang
bergaul, bersosialisasi dengan orang lain, tetapi mereka juga
pengambil resiko yang berani bertindak meski dasar rasionalnya
kurang kuat.45 Segmen ini cenderung ingin menguasai orang lain
43
Morissan. “PERIKLANAN, KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU”. Jakarta, Ramdina Prakarsa,
2007. Hal. 51
44
Ibid
45
Ibid
26
dan senang menonjol. Mereka juga reaktif terhadap perubahanperubahan dan cenderung bersifat impulsif. 46
6) Pendorong (The Pusher, 6%)
Pendorong (the pusher) adlaah segmen yang terdiri dari orangorang yang tidka ingin diperhatikan tetapi ingin mendominasi
segala sesuatu tanpa arah yang jelas. 47 Mereka tidak memiliki
objektif yang jelas untuk meraih sesuatu, tetapi senang mengontrol
orang lain. Segmen ini tidak begitu mudah menerima hal-hal yang
baru.
7) Penceari Perhatian (Attention Seekers, 17%)
Seperti namanya, orang-orang ini cenderung ingin menarik
perhatian. Mereka senang membeli barang-barang baru untuk
menarik perhatian orang lain, impulsif dan seringkali irasional.
Mereka cenderung mudah dibujuk secara emosional dan
cenderung follower.48
8) Pencari Kesenangan (Pleasure Seeker, 20%)
Pencari kesenangan (pleasure seeker), yaitu segmen yang
mencapai sesuatu tanpa kerja terlalu keras. Mereka cenderung
46
Morissan. “PERIKLANAN, KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU”. Jakarta, Ramdina Prakarsa,
2007. Hal. 51
47
Ibid
48
Morissan. “PERIKLANAN, KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU”. Jakarta, Ramdina Prakarsa,
2007. Hal. 52
27
individualistik,
kurang
senang
bersosialisasi,
tetapi
tekun
mengikuti tren. Mereka tidak memiiki prinsip yang cukup kuat
sehingga mudah digoyahkan. Meski begitu segmen ini tidak
menghendaki terjadinya perubahan-perubahan. 49
2.3.2 Targeting
Pemilihan target pasar tempat perusahaan akan berkompetensi
merupakan bagian penting dari strategi pemasaran dan memiliki implikasi
langsung bagi kegiatan iklan dan promosi. Perusahaan sering kali harus
mempersiapkan strategi pemasaran yang berbeda untuk memuaskan berbagai
kebutuhan konsumen yang berbeda. Hal ini disebabkan jarang sekali suatu
produk dapat memuaskan kebutuhan semua konsumen.
Target pasar adalah memilih satu atau beberapa segmen konsumen
yang akan menjadi fokus kegiatan-kegiatan pemasaran dan promosi. 50
Pemilihan suatu segmen pasar hendaknya dilakukan berdasarkan riset yang
memadai dengan peritmbangan-pertimbangan yang masak.
Target konsumen berhubungan erat dengan adanya media yang dapat
digunakan untuk menjangkau kelompok-kelompok atau segmen-segmen
tertentu dalam masyarakat. Target pasar mempunyai dua fungsi sekaligus
49
Morissan. “PERIKLANAN, KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU”. Jakarta, Ramdina Prakarsa,
2007. Hal. 52
50
Morissan. “PERIKLANAN, KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU”. Jakarta, Ramdina Prakarsa,
2007. Hal. 54
28
yaitu menyeleksi konsumen sasaran sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu
dan menjangkau konsumen sasarn tersebut (reaching).
Siapakah target konsumen atau konsumen sasaran itu? Konsumen
sasaran adalah orang-orang yang menginginkan diri mereka terekspos oleh
informasi atau hiburan yang ditawarkan produsen kepada mereka. Dalam hal
ini perlu diketahui bahwa konsumen melakukan suatu proses yang disebut
dengan selective exposure artinya konsumen secara aktif memilih mau atau
tidak mengekspos dirinya terhadap informasi, misalnya iklan.
2.3.3 Positioning
Positioning adalah strategi komunikasi yang berhubungan dengan
bagaimana khalayak menempatkan suatu produk, merek atau perusahaan di
dalam otaknya, di dalam alam khayalnya, sehingga khalayak memiliki
penilaian tertentu.51 Dengan demikian positioning harus dilakukan dengan
perencanaan yang matang dan langkah yang tepat. Pengelola pemasaran harus
mengetahui bagaimana persepsi mempengaruhi pengambilan keputusannya.
Sebab, sekali informasi ditempatkan pada posisi yang salah, ia akan sulit
diubah.
Positioning menjadi penting bagi perusahaan karena tingkat kompetisi
yang cukup tinggi saat ini. Persepsi terhadap perusahaan atau produk
memegang peranan penting dalam konsep positioning karena khalayak
51
Morissan. “PERIKLANAN, KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU”. Jakarta, Ramdina Prakarsa,
2007. Hal. 55
29
menafsirkan media bersangkutan melalui persepsi yaitu hubungan-hubungan
asosiatif yang disimpan melalui proses sensasi. Persepsi membantu
memahami dunia disekelilingnya untuk disimpan dalam memorinya. Hiebing
& Cooper52 (1997) mendefinisikan positioning sebagai membangun persepsi
produk di dalam pasar sasaran relatif terhadap persaingan.
Suatu produk harus memiliki pernyataan positioning yang memiliki
hubungan erat dengan strategi merebut konsumen dan harus bisa mewakili
citra atau persepsi yang hendak dicetak dalam benak konsumen. Citra itu
harus berupa suatu hubungan asosiatif yang mencerminkan karakter suatu
produk.
Pernyataan positioning berupa kata-kata yang diolah dalam bentuk
rangkaian kalimat menarik yang disampaikan dengan manis. Kata-kata itu
adalah atribut yang menunjukan segi-segi keunggulan suatu produk atau
perusahan terhadap para pesaingnya.
Pernyataan positioning itu harus dapat diungkapkan secara jelas dan
tegas yang dapat disusun berdasarkan pengalaman yang panjang dalam bidang
tertentu, hasil-hasil studi, informasi dari mulut ke mulut atau publisitas yang
ada.
Dalam menyusun satu pernyataan positioning, pengelola pemasaran
harus mengetahui bagaimana audien membedakan produk bersangkutan
52
(Rhenald Kasali, Membidik Pasar Indonesia: Segmentasi, Targeting, dan Positioning, Gramedia
Pustaka Utama, 2001) Morissan. “PERIKLANAN, KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU”. Jakarta,
Ramdina Prakarsa, 2007. Hal. 55
30
terhadap produk saingan lainnya. Myers (1996) membedakan struktur
persaingan ke dalam tiga tingkat yaitu superioritas, diferensiasi, dan pariatas. 53
Superioritas, suatu struktur persaingan yang dialami perusahaan atau
produk yang unggul di berbagai bidang terhadap para pesaingnya. Superioritas
adalah keadaan yang sangat ideal, namun biasanya sangat sulit dicapai.
Misalnya produk yang kuat, hebat dan lebih segala-galanya membutuhkan
biaya yang sangat besar untuk memproduksinya. 54
Diferensiasi, keadaan yang sedikit berbeda dengan superioritas. Disini
perusahaan bertindak lebih rasional yaitu tidak ingin unggul dalam segala hal,
tetapi membatasinya pada satu atau beberapa segi saja yang superior terhadap
pesaing-pesaingnya. Misalnya suatu bank unggul dalam pelayanan kepada
nasabah, suatu stasiun penyiaran unggul dalam program berita atau sinetron,
suat kendaraan mobil unggul dalam hal jaminan keselamatan, dll. 55
Program paritas disini perusahaan dan produknya sama sekali tidak dapat
dibedakan satu dengan yang lainnya. Audien tidak dapat membedakan mana
yang lebih baik antara produk yang dihasilkan perusahaan A dengan
perusahaan lainnya. Positioning ini menjadi lebih sulit dalam kasius kegtiga
ini. Oleh karena itu biasanya diciptakan pembeda khayalan dengan
53
Morissan. “PERIKLANAN, KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU”. Jakarta, Ramdina Prakarsa,
2007. Hal. 56
54
Morissan. “PERIKLANAN, KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU”. Jakarta, Ramdina Prakarsa,
2007. Hal. 56
55
Ibid
31
menanamkan citra merek, mengasosiasikan dengan tokoh-tokoh, humor,
kartun, dan sebagainya. 56
2.4 Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah indentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merusmuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats).57
Proses
pengambilan
keputusan
strategis
selalu
berkaitan
dengan
pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian
perencana strategis (strategic planner) harus menganalisis faktor-faktor strategis
perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) dalam kondisi yang ada
saat ini. Hal ini disebut dengan analisis situasi. Model yang paling popular untuk
analisis situasi adalah analisis SWOT.
Kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan
eksternal. Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT. 58
Setiap perusahaan harus mempunyai analisa SWOT yang kuat dan mendalam
sehingga bisa mengetahui apa yang menjadi kenadala atau masalah di dalam dan
diluar perusahaan dan segera memperbaikinya sehingga mampu mencapai target
yang ditetapkan dan mampu bersaing dengan kompetitor. Kekuatan (strength)
yang dimiliki harus ditingkatkan, kekurangan (weakness) harus diminimalisir,
56
Ibid
Rangkuti, Freddy. Analisis Swot, Teknik Membedah Kasus Bisnis. Pt Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta, 2009. Hal. 19
58
Ibid
57
32
peluang (opportunity) harus mampu dijajaki sehingga akan terus memperluas
pasar dan yang terakhir ancaman (threat) dari kompetitor harus bisa diatasi.
Apabila analisa SWOT sudah dikuasai dengan baik, maka dapat memudahkan
perusahaan untuk membuat strategi yang tepat sasaran dalam menghadapi
persaingan. Dengan kata lain, dapat di katakan sebagai berikut :
1. S : Strength, adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari
organisasi atau program saat ini.
2. W : Weakness, adalah situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan
dari organisasi atau program saat ini.
3. O : Opportunity, adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang
di luar organissasi dan memberikan peluang berkembang bagi
organisasi di masa depan.
4. T : Threat, adalah situasi yang merupakan ancaman bagi organisasi
yang datang dari luar organisasi dan dapat mengancam eksistensi
organisasi di masa depan.
Setelah melakukan analisis SWOT selanjutnya adalah memilih satu atau lebih
pasar sasaran dengan cara identifikasi pasar tentang kebutuhan yang belum
terpuaskan, menentukan segmentasi pasar (Segmentation), menyeleksi pasar
(targeting) dan pemosisian perusahaan melalui strategi pemasaran (positioning).
33
2.5 Bauran Pemasaran
Pemasaran memfasilitasi proses pertukaran dan pengembangan hubungan
dengan hati-hati mengkaji kebutuhan dan keinginan konsumen, mengembangkan
produk atau jasa yang memenuhi kebutuhan tersebut, menawarkannya pada harga
tertentu, membuatnya tersedia melalui suatu tempat atau saluran distribusi
tertentu, dan mengembangkan program promosi atau komunikasi untuk
menciptakan kesadaran dan minat.59 4P ini adalah product, price, place,
(distribution), and promotion, adalah elemen dari bauran pemasaran (marketing
mix). Tujuan dasar dari pemasaran adalah menggabungkan keempat unsur ini
kedalam program pemasaran untuk memfasilitasi potensi pertukaran dengan
konsumen di pasar.
Pengusaha
dapat
mempengaruhi
konsumennya
lewat
produk
yang
ditawarkannya kepada konsumen itu. Dalam hal ini dengan membuat produk
tersebut sedemikian rupa sehingga produk tersebut dapat menarik perhatian
konsumen. Misalnya saja dengan membuat produk dengan warna-warni yang
menarik atau bahkan mungkn dengan warna yang mencolok, bungkus yang bagus
lagi eksklusif dan sebagainya.
Di samping itu, pengusaha dapat pula mencantumkan harga yang rendah serta
pemberian diskon/potongan harga, mencantumkan harga obral serta harga cuci
gudang dan sebagainya. Dengan cara penetapan harga semacam ini akan dapat
menarik perhatian serta mendorong konsumen untuk segera melakukkan transaksi
59
Belch, George E Belch & Mechael A Belch. Advertising and promotion, an intergrated marketing
communication perspective, Seventh Edition. McGraw-Hill Copanies, 2012. Hal. 8
34
pembelian agar tidak terlewatkan kesempatan yang terbatas waktunya bagi
berlakunya harga obral tersebut.
Cara distribusi yang memnuhi kebutuhan konsumen juga dapat diterapkan
agar dapat menarik para konsumen untuk membeli produk yang ditawarkannya.
Misalnya saja untuk barang kebutuhan sehari-hari distribusinya sedekat mungkin
dengan konsumen agar kebutuhan sehari-harinya yang biasanya memiliki sifat
frekuensi pembelian tinggi dengan jumlah kebutuhan yang kecil – kecil itu dapat
segera terpenuhi.
Cara
lainya
adalah
dengan
melakukan
kegiatan
promosi
untuk
memperkenalkan produk tersebut sehingga konsumen menjadi kenal dan tahu,
ataupun bagi yang sudah kenal dapat menjadi lebih menyenangi produk itu,
bahkan bagi yang sudah agak lupa diharapkan agar dapat menjadi ingat kembali
akan produk tersebut.
Adapun bauran pemasaran tersebut sebagai alat bagi perusahaan untuk
mempengaruhi konsumen agar konsumennya dapat menjadi kenal kemudian
menyayangi dan kemudian lalu melakukan transaksi pembelian serta akhirnya
konsumen itu menjadi puas.
2.5.1 Bauran Promosi
Michael Ray mendefinisikan promosi mendefinisikan promosi sebagai:
“the coordination of all seller-initiated efforts to set up channels of
information and persuasion to sell goods and services or promote and
35
idea.”60 (koordinasi dari seluruh upaya yang dimulai pihak penjual untuk
membangun berbagai saluran informasi dan persuasi untuk menjual barang
dan jasa atau memperkenalkan suatu gagasan).
Walaupun komunikasi antara perusahaan dan konsumen secara implisit
berlangsung pada setiap unsur atau bagian dari suatu program promosi
yang diawasi dan direncanakan dengan hari-hari. Instrumen dasar yang
digunakan unntuk mencapai tujuan komunikasi perusahaan disebut dengan
bauran pemasran atau promotional mix61
Bagan 1
Elements Of The Promotional Mix
Sumber : George E Belch & Michael A Belch. Advertising and promotion, an intergrated
marketing communication perspective
Secara tradisional bauran promosi (promotional mix) sudah termasuk
empat unsur: periklanan, promosi penjualan, publisitas / public relations,
dan personal selling. Namun, menurut George E Belch & Michael A Belch
60
Morissan. “PERIKLANAN, KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU”. 2007, Ramdina Prakarsa,
Jakarta. Hlm. 13
61
Belch, George E Belch & Mechael A Belch. Advertising and promotion, an intergrated marketing
communication perspective, Seventh Edition. McGraw-Hill Copanies, 2012. Hal. 16
36
dalam bukunya Advertising and promotion, an intergrated marketing
communication perspective, George E Belch & Michael A Belch melihat
pemasaran langsung serta media interaktif sebagai elemen promosicampuran utama yang pemasar modern digunakan untuk berkomunikasi
dengan target pasar mereka. Setiap elemen dari bauran promosi dipandang
sebagai alat komunikasi pemasaran terpadu yang memainkan peran khusus
dalam program IMC. Setiap dapat mengambil berbagai bentuk. Dan
masing-masing memiliki keunggulan tertentu62
A. Advertising (Iklan)
Iklan didefinisikan sebagai bentuk dibayar komunikasi nonpersonal
tentang sebuah organisasi, produk, jasa, atau ide yang di identifikasi
oleh sponsor.63 Aspek dibayar definisi ini mencerminkan fakta bahwa
ruang atau waktu untuk pesan iklan pada umumnya harus dibeli.
Komponen nonpersonal berarti iklan yang melibatkan media massa
(misalnya, TV, radio, majalah, koran) yang dapat mengirimkan pesan
ke kelompok besar individu, sering pada waktu yang sama. Sifat
nonpersonal iklan berarti bahwa umumnya tidak ada kesempatan untuk
umpan balik langsung dari penerima pesan (kecuali dalam iklan directresponse). Oleh karena itu, sebelum pesan dikirim pengiklan harus
mempertimbangkan bagaimana penonton akan menafsirkan dan
menanggapi hal itu.
62
Ibid
Belch, George E Belch & Mechael A Belch. Advertising and promotion, an intergrated marketing
communication perspective, Seventh Edition. McGraw-Hill Copanies, 2012. Hal. 16
63
37
Keuntungan lainnya dari iklan melalui media massa adalah
kemampuannya menarik perhatian konsumen terutama produk yang
iklannnya populer atau sangat dikenal masyarakat. Hal ini tentu saja
pada akhirnya akan meningkatkan penjualan. 64
B. Direct Marketing
Pemasaran langsung (direct marketing) adalah yang organisasi
berkomunikasi
langsung
dengan
pelanggan
sasaran
untuk
menghasilkan respon dan / atau transaksi. 65 Secara tradisional,
pemasaran langsung belum dianggap sebagai elemen dari bauran
promosi. Namun, karena telah menjadi suatu bagian intergral dari
program IMC dari berbagai organisasi dan sering melibatkan tujuan
yang terpisah, anggaran, dan strategi, kita memandang pemasaran
langsung sebagai komponen dari bauran promosi.
Direct marketing adalah lebih dari direct mail dan katalog mailorder. Direct marketing melibatkan berbagai kegiatan, termasuk
manajemen datebase, penjualan langsung, telemarketing, dan iklan
tanggapan langsung melalui direct mail, internet, dan berbagai siaran
dan media cetak.
Salah satu alat utama direct marketing adalah Direct-response
advertising, dimana produk dipromosikan melalui iklan yang
64
Morissan. “PERIKLANAN, KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU”. Jakarta, Ramdina Prakarsa,
2007. Hal. 15
65
Belch, George E Belch & Mechael A Belch. Advertising and promotion, an intergrated marketing
communication perspective, Seventh Edition. McGraw-Hill Copanies, 2012. Hal 18
38
mendorong konsumen untuk membeli langsung dari manufraktur
tersebut. Secara tradisional, direct mail telah menjadi media utama
untuk iklan tanggapan langsung, meskipun televisi dan majalah telah
menjadi media yang semakin penting.
Direct marketing memainkan peran besar dalam program
komunikasi pemasaran terpadu perusahaan produk konsumen dan
pemasar bisnis ke bisnis (business-to-business). Ada perusahaan
menghabiskan banyak uang setiap tahun untuk mengembangkan dan
memelihara database yang berisi alamat dan nomor telepon pelanggan.
Mereka
menggunakan
telemarketing
untuk
menghubungi
pelanggan secara langsung dan mencoba untuk menjual produk dan
jasa atau memenuhi syarat mereka sebagai memimpin dalam
penjualan. Pemasar juga mengirimkan potongan direct-mail mulai dari
surat yang sederhana dan selebaran brosur yang rinci, katalog, dan
video untuk memberikan pelanggan potensial informasi tentang
produk atau jasa mereka. Teknik direct marketing juga digunakan
untuk mendistribusikan sampel produk.
Salah satu instrumen penting dalam pemasaran langsung adalah
iklan tangapan langsung (direct response adversiting) yaitu ilan
dimana produk yang dipromosikan melalui media massa meminta atu
mendorong konsumen untuk membeli produk bersangkutan langsung
39
kepada pembuatnya.66 Iklan tanggapan langsung (direct response
advertising) dan bentuk-bentuk pemasaran langsung lainnya telah
menjadi sangat populer dalam dua dekade terkhir ini yang disebabkan
oleh perubahan gaya hidup khususnya peningkatan pendapatan rumah
tangga. Ini berarti adanya peningkatan penghasilan, namun tidak
tersedia cukup waktu untuk berbelanja. Melalui katalog atau melalui
website dan melakukan pemesanan melalui surat, telepon atau internet
menjadi pendorong pertumbuhan pemasaran langsung ini secara sangat
signifikan.
C. Interactive/Internet Marketing
Selama dekade terakhir kita telah mengalami perubahan yang
mungkin paling dinamis dan revolusioner dari era apapun dalam
sejarah pemasaran, iklan, dan promosi. Perubahan ini didorong oleh
kemajuan teknologi dan perkembangan yang telah menyebabkan
pertumbuhan
dramatis
komunikasi
melalui
media
interaktif,
Khususnya internet. Media interaktif memungkinkan untuk arus timbal
balik suatu informasi dimana pengguna dapat berpartisipasi dan
memodifikasi bentuk dan isi informasi yang mereka terima secara real
time. Tidak seperti bentuk komunikasi tradisional pemasaran seperti
iklan, yang satu arah, media baru ini memungkinkan pengguna untuk
melakukan berbagai fungsi, dan tentu saja, melakukan pembelian.
66
Morissan. “PERIKLANAN, KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU”. 2007, Ramdina Prakarsa,
Jakarta. Hlm. 18
40
Selain internet, bentuk lain dari media interaktif termasuk CD-ROM,
kios, televisi interaktif, dan ponsel. 67
Interactive media yang memiliki dampak terbesar pada pemasaran
internet, sementara internet adalah mengubah cara perusahaan desain
dan melaksanakan seluruh bisnis dan strategi pemasaran, juga
mempengaruhi program komunikasi pemasaran mereka. Sifat interaktif
internet adalah salah satu dari keunggulan utama internet. Kemampuan
ini memungkinkan pemasar untuk mengumpulkan informasi pribadi
yang berharga dari pelanggan dan menyesuaikan tawaran mereka.
Internet saat ini sudah menjadi media iklan yang menarik. Banyak
praktisi pemasaran mengiklankan produk mereka baik di website
sendiri maupun di website milik perusahaan lain. dapat dikatakan
internet merupakan media yang bahkan dapat digunakan untuk
melaksanakan seluruh elemen bauran promosi. 68 selain berfungsi
sebagai media promosi, internet juga dipandang sebagi suatu
instrumen komunikasi pemasaran yang bersifat mandiri. Karena
sifatnya yang interaktif, internet menjadi cara yang efektif untuk
berkomunikasi dengan konsumen. Dewasa ini banyak perusahaan yang
mengakui
keuntungan
berkomunikasi
melalui
internet
dan
menyediakan anggaran khusus untuk mengembangkan website mereka
agar dapat menjadi bagian dari program komunikasi pemasaran
67
Belch, George E Belch & Mechael A Belch. Advertising and promotion, an intergrated marketing
communication perspective, Seventh Edition. McGraw-Hill Copanies, 2012. hal 22
68
Morissan. “PERIKLANAN, KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU”. 2007, Ramdina Prakarsa,
Jakarta. Hlm. 19
41
mereka. Namun demikian iklan di media massa lain tetap memiliki
peran penting sebagai cara untuk mengajak konsumen mengunjungi
website perusahaan bersangkutan.
D. Sales Promotion
Variabel berikutnya dalam bauran promosi adalah sales promotion,
yang secara umum didefinisikan sebagai kegiatan pemasaran yang
memberikan nilai tambahan atau insentif kepada tenaga penjualan,
distributor, atau konsumen akhir yang dapat merangsang penjualan
langsung.69 Promosi penjualan umumnya dibagi menjadi dua kategori
utama: kegiatan yang berorientasi konsumen (Consumer-oriented sales
promotion) dan yang berorientasi perdagangan (Trade-oriented sales
promotion).
Promosi yang berorientasi pada konsumen (Consumer-oriented
sales promotion) penjualan ditargetkan pengguna akhir dari suatu
produk atau jasa dan termasuk couponing, sampling, premi, rabat,
kontes, swepstakes, dan berbagai materi iklan poin-pembelian (pointof-purchase).70 Alat-alat promosi yang mendorong konsumen untuk
membuat pembelian langsung dan dengan demikian dapat merangsang
penjualan jangka pendek.
69
Belch, George E Belch & Mechael A Belch. Advertising and promotion, an intergrated marketing
communication perspective, Seventh Edition. McGraw-Hill Copanies, 2012. hal 24
70
Belch, George E Belch & Mechael A Belch. Advertising and promotion, an intergrated marketing
communication perspective, Seventh Edition. McGraw-Hill Copanies, 2012. Hal. 24
42
Promosi yang berorientasi pada pasar (Trade-oriented sales
promotion)
penjualan ditargetkan terhadap perantara pemasaran
seperti grosir, distributor, dan pengecer. 71 Promosi dan anggaran untuk
marchandise, kesepakatan harga, kontes penjualan, dan pameran
dagang adalah beberapa alat promosi yang digunakan untuk
mendorong perdagangan untuk saham dan mempromosikan produk
perusahaan.
Promotion and Sales promotion adalah dua istilah yang sering
membuat
kebingungan
dalam
iklan
dan
bidang
pemasaran.
Sebagaimana dicatat, promosi merupakan elemen pemasaran dimana
perusahaan berkomunikasi dengan pelanggan mereka, melainkan
mencakup semua elemen promosi-campuran. Namun, banyak praktisi
pemasaran dan periklanan menggunakan istilah yang lebih sempit
untuk merujuk kepada kegiatan promosi penjualan baik untuk
konsumen atau perdagangan (pengecer, grosir).72
E. Publicity / Public Relations
Komponen penting lainnya dari bauran promosi organisasi adalah
public relations / publisitas.
Publicity (publisitas) berasal dari kata bahasa inggris publicy yang
memiliki pengertian sebagai berikut : publicy is information from an
outside source that is used by the media because the information has
71
72
Ibid
Ibid
43
news value. It is an uncontrolled method placement. 73 (publisitas
adalah informasi yang berasal dari sumber luar yang digunakan media
massa karena informais itu memiliki nilai berita. Publisitas
meruapakan metode yang tidak bisa dikontrol humas dalam hal
penempatan pesan di media massa karena sumber tidak membayar
media untuk memuat berita bersangkutan).
Publicy (publisitas) mengacu pada komunikasi nonpersonal
mengenai organisasi, produk, jasa, atau ide. Publicity (publisitas) tidak
langsung dibayar atau berjalan di bawah sponsor resminya. 74 Ini
biasanya datang dalam bentuk berita, editorial, atau pengumuman
tentang organisasi dan / atau produk dan jasa. Seperti iklan, publicity
(publisitas) melibatkan komunikasi nonpersonal ke khalayak massa,
tapi tidak seperti iklan, publisitas tidak langsung dibayar oleh
perusahaan. Perusahaan atau organisasi berupaya untuk mendapatkan
media untuk meliput atau menjalankan cerita yang menguntungkan
pada suatu produk, jasa, kejadian, atau event untuk mempengaruhi
kesadaran, pengetahuan, pendapat, dan / atau perilaku. Teknik yang
digunakan untuk mendapatkan publisitas termasuk siaran berita,
konferensi pers, artikel, foto, film dan video.75
73
Morissan. “PERIKLANAN, KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU”. 2007, Ramdina Prakarsa,
Jakarta. Hlm. 23
74
Belch, George E Belch & Mechael A Belch. Advertising and promotion, an intergrated marketing
communication perspective, Seventh Edition. McGraw-Hill Copanies, 2012. Hal. 24
75
Belch, George E Belch & Mechael A Belch. Advertising and promotion, an intergrated marketing
communication perspective, Seventh Edition. McGraw-Hill Copanies, 2012. Hal. 24
44
Sebuah keuntungan dari publisitas atas bentuk-bentuk lain dari
promosi adalah kredibilitasnya. Konsumen umumnya cenderung
kurang skeptis terhadap informasi yang menguntungkan tentang
produk atau jasa ketika datang dari sumber yang mereka anggap
sebagai bias. Publisitas tidak selalu di bawah kendali suatu organisasi
dan kadang-kadang tidak menguntungkan. Cerita negatif tentang
perusahaan dan / atau produk yang bisa sangat merusak.
Public relations (hubungan masyarakat) didefinisikan sebagai
"fungsi manajemen yang mengevaluasi sikap publik, mengidentifikasi
kebijakan dan prosedur dari individu atau organisasi dengan
kepentingan publik, dan menjalankan program kegiatan untuk
memperoleh pengertian dan penerimaan publik."76 Public relations
umumnya memiliki luas tujuan dari publisitas, karena tujuannya
adalah untuk membangun dan mempertahankan citra positif dari
perusahaan dengan publik.77
Dalam perkembangannya, humas memiliki berbagai macam
definisi yang sangat singkat seperti PR is doing good and getting credit
for it (humas adalah upaya melakukan hal-hal baik sehingga
mendapatkan kepercayaan).78 Scott Cutlip dan rekan dalam bukunya
Effective Public Relations mendifinisikan humas sebagai the planned
76
Morissan. “PERIKLANAN, KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU”. 2007, Ramdina Prakarsa,
Jakarta. Hlm. 23
77
Belch, George E Belch & Mechael A Belch. Advertising and promotion, an intergrated marketing
communication perspective, Seventh Edition. McGraw-Hill Copanies, 2012. Hal. 24
78
Morissan. “PERIKLANAN, KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU”. 2007, Ramdina Prakarsa,
Jakarta. Hlm. 21
45
effort to influence opinion through good character and responsible
performance, based on mutually satisfactory two-way communications
(usaha terencana untuk mempengaruhi pandangan melalui karakter
yang baik serta tindakan yang bertanggung jawab, didasarkan atas
komunikasi dua arah yang saling memuaskan79)
F. Personal Selling
Unsur terakhir dari bauran promosi organisasi adalah personal
selling, bentuk komunikasi orang ke orang di mana penjual mencoba
untuk membantu dan / atau membujuk calon pembeli untuk membeli
produk atau layanan perusahaan. 80 Tidak seperti iklan, personal selling
melibatkan kontak langsung antara pembeli dan penjual baik melalui
tatap muka atau melalui beberapa bentuk telekomunikasi, seperti
telemarketing. Interaksi ini memberikan pemasar fleksibilitas dalam
berkomunikasi, penjual dapat melihat atau mendengar reaksi pembeli
potensial dan menyesuaikan pesan. Komunikasi individual dalam
personal selling memungkinkan penjual untuk menyesuaikan pesan
dengan kebutuhan spesifik pelanggan atau situasi pelanggan.
Personal selling juga melibatkan lebih cepat dan umpan balik yang
tepat karena dampak dari presentasi penjualan (sales presentation)
yang umumnya dapat dinilai dari reaksi pelanggan. Jika umpan balik
yang tidak menguntungkan, penjual dapat memodifikasi pesan. Upaya
79
Ibid
Belch, George E Belch & Mechael A Belch. Advertising and promotion, an intergrated marketing
communication perspective, Seventh Edition. McGraw-Hill Copanies, 2012. Hal. 24
80
46
personal selling juga dapat ditargetkan untuk pasar spesifik dan jenis
pelanggan yang merupakan prospek terbaik untuk produk atau jasa
perusahaan.
Komunikasi yang bersifat individual dan personal dalam penjualan
personal ini memungkinkan pihak penjual menyesuaikan pesan
berdasarkan kebutuhan khusus atau situasi khusus calon pembeli.
Personal selling memungkinkan terjadinya umpan balik secara
langsung dan lebih tepat karena dampak dari presentasi penjualan yang
dilakukan dapat dinilai dari reaksi calon pembeli atau pelanggan. Jika
umpan balik yang terjadi dinilai kurang baik maka penjual dapat
memodifikasi
pesan-pesannya.
Penjualan
personal
juga
dapat
ditujukan kepada calon pembeli yang dinilai paling potensial danpaling
prospektif untuk menjadi pelanggan di masa depan.
2.6 Event
Sejarah sangat kaya dengan contoh orang kreatif yang impian-impiannya
melampaui batas imajinasi konvensional dalam mengembangkan kesadaran dan
peningkatan penjualan event. Event adalah menciptakan dan mengembangkan
sebuah kegiatan dengan tujuan mengumpulkan orang-orang di satu tempat,
melakukan serangkaian aktivitas yang teratur untuk memperoleh suatu informasi
atau menyaksikan suatu kejadian. 81
81
Kennedy, John E. “Manajemen Even”. Jakarta PT Bhuana Ilmu Populer. Hlm. 1
47
Kita dapat belajar dari keunikan mereka dan daya tarik yang mereka ciptakan
yang terkadang sangat mencengangkan. Program yang mereka selenggarakan dan
tempat yang mereka pilih berbeda-beda, tetapi mereka memiliki kesamaan dalam
tujuan, E dalam pemasaran event, yaitu82 :
 Entertainment (hiburan)
 Excitement (berkesan)
 Enterprise (berani berusaha)
Tidak peduli, apakah yang dipasarkan event konvensi yang lengkap atau
hanya acara makan malam, ketiga elemen tersebut harus diperhatikan agar
berhasil.
Entertainment, bisa diperoleh dimana-mana. Beberapa tahun lalu, orang harus
meninggalkan rumah untuk pergi ke gedung bioskop atau ke arena olahraga untuk
mencari hiburan. Sekarang, mereka bisa mendapatkannya di rumah melalui
televisi, CD, DVD, komputer, dan video. Kunci keberhasilan pemasaran event
adalah mampu menyediakan hiburan yang menarik audiens untuk keluar dari
rumahnya dan mencoba sesuatu yang tidak bisa mereka peroleh dari rumah.
Excitement, kelihatannya maya, tetapi sesungguhnya nyata. Ini merupakan
kunci agar event yang diselenggarakan selalu dikenang. Kesan dapat dihasilkan
dari hiburan yang “menawan dan menggores relung hati”: band yang hebat,
atraksi sulap yang mencengangkan, pesta meriah yang dilaksanakan di lobi hotel
di tepi pantai yang indah. Namun, kesan tidak harus muncul dari hiburan. Event-
82
Hoyle, Leonard H. Event Marketing : Cara Membuat Event Kebanjiran Pengunjung Yang Tepat.
Penerbit PPM, Jakarta, 2006. Hal 1
48
event lain seperti pertemuan, seminar, atau pameran juga dapat dibuat menjadi
mengesankan.
Mengesankan dapat diciptakan dengan memberi penghormatan (award)
sebagai perusahaan terbaik, pengenalan logo baru, atau perayaan ulang tahun
perusahaan. Setiap event harus dirancang untuk memberi kesan mendalam, dan
harus menjadi bagian dalam pemasaran.
Enterprise, dalam Webster’s Unabridged Dictionrry83 diterjemahkan sebagai
“kesiapan untuk menanggung resiko atau mencoba sesuatu yang belum pernah
dicoba; energi dan inisiatif.” Inilah karakteristik para pemasaran event. Event yang
menuntut pengembangan akal, berlayar tanpa diberi petunjuk arah, mengubah
cara-cara yang biasa menjadi cara yang lebih imajinatif. Inilah kreativitas dan
inovasi yang harus selalu ada dalam event.
Tanpa memandang jenis maupun besarnya event yang anda selenggarakan,
keberhasilannya sangat tergantung pada promosi. Promosi sangat penting untuk
menarik perhatian, memancing minat untuk berpartisipasi. Untuk menghadapi
tantangan dalam memasarkan event, analisis berkelanjutan terhadap fakta-fakta
yang muncul harus dilakukan pada setiap kampanyenya. Analisis ini merupakan
analisis lima W dalam pemasaran.
Dalam bukunya Special Events, Twenty-first Century Global Event
Management, Dr Joe Goldblatt84 menyatakan dalam memasarkan event, kita
83
Hoyle, Leonard H. Event Marketing : Cara Membuat Event Kebanjiran Pengunjung Yang Tepat.
Penerbit PPM, Jakarta, 2006. Hal 2
84
Hoyle, Leonard H. Event Marketing : Cara Membuat Event Kebanjiran Pengunjung Yang Tepat.
Penerbit PPM, Jakarta, 2006. Hal 42
49
menggunakan pertanyaan yang sama untuk menentukan kelayakan, dan
kemampuan event untuk bertahan serta berkembang.
 Sampaikan manfaatnya
 Jelaskan latar belakang penyelenggaraan
1. Why (mengapa) ?
event
 Gunakan pendekatan individu
 Kemukakan kebutuhan terhadap event
 Nasional, Regional, Wilayah, Audiens Lokal
 Bidang profesi audiens
2. Who (siapa) ?
 Ketepatan event bagi audiens
 Tingkat pengalaman (tidak s.d. sangat
berpengalaman
 Jadwal
 Waktu (jam)
3. When (kapan)?
 Jumlah hari/minggu
 Jumlah/tahun
 Keunikannya
 Kenyamanannya
4. Where (dimana) ?
 Akses perjalanan
 Ketersediaan alat transportasi lokal
 Jelaskan tujuan event
5. What (apa) ?
 Ungkapkan harapan-harapan
50
 Jelaskan progamnya
 Kaji prinsip-prinsip siapa?
1. WHY (mengapa) ?
Bila anda memperhatikan materi promosi event, kadang-kadang
yang tidak nampak justru elemen yang paling penting untuk menarik
partisipan. Mungkin anda akan melihat nama (judul) event, logo
organisasi, waktu, dan lokasi penyelenggaraan. Bagaimanapun juga ini
adalah prosedur standar.
“Mengapa” sebaiknya dijadikan nuansa dari semua pesan pertama
yang disampaikan dalam setiap materi promosi. Mengapa seseorang
harus meluangkan waktu dan mengeluarkan sejumlah uang untuk
datang pada event yang anda selenggarakan? Untuk menjawab
pertanyaan ini, tim manajemen dan pemasaran event
harus
memberikan keterangan di awal alasan / latar belakang event tersebut
diselenggarakan.
Alasan / latar belakang ini harus ditujukan untuk menangkap setiap
calon peserta utama yang potensial. Jadi, dalam mengundang calon
peserta jangan hanya menggunakan kalimat “Anda Diundang”, tetapi
ceritakan kepada mereka mengapa harus datang!
Dalam menetapkan cara-cara pemasaran, apakah melalui iklan,
video promosi, brosur, atau selebaran, prosesnya harus diawali dengan
51
analisis terhadap audien, produk, dan aset event atau produk yang
berupa citra yang akan dipromosikan
2. WHO (siapa) ?
Kepada siapakah event ini kita tawarkan? Audiens sasaran anda
mungkin bervariasi, tergantung pada produk yang akan dipromosikan.
Analisis yang teliti terhadap kondisi audiens yang ditargetkan sangat
penting untuk merencanakan pemasaran, membuat selebaran maupun
brosur
yang
mengena,
pengiriman,
menyusun
kebutuhan
perlengkapan, dan tenaga kerja.
3. WHEN (kapan) ?
Waktu adalah segalanya. Tim manajemen yang baik harus
menjadikan fungsi pemasaran sebagai bagian yang terintegrasi dengan
proses perencanaan agar dapat memaksimalkan penetapan waktu yang
paling tepat untuk menyelenggarkan event.
Strategi
dalam
perencanaan
waktu
penyelenggaraan
event
sebaiknya diintegrasikan dengan tantangan dalam proses pemasaran.
Dan bila berbicara tentang waktu, di sini juga harus dipertimbangkan
secara hati-hati tentang jadwal, pola, dan kebutuhan pasar yang harus
52
dipenuhi. Berikut ini adalah elemen-elemen yang harus dipenuhi oleh
para pemasar 85 :
a. Jam
Sebuah resepsi, misalnya, biasanya diselenggarakan pada waktu
sesudah jam kerja (misalnya jam 17.30 sampai dengan 20.00),
untuk memberi kesempatan kepada para tamu agar menyelesaikan
pekerjaannya terlebih dahulu dan kemudian bergabung untuk
bersama-sama ke resepsi atau bersama-sama berangkat dari rumah.
b. Hari
Sebaiknya, tentukan hari penyelenggaraan event dengan hati-hati,
pertimbangan demografi target pasar anda. Sebuah event bisnis
yang mengharapkan partisipasi para CEO dan petinggi-petinggi
perusahaan maupun pemerintah mungkin akan lebih menarik bila
dilaksanakan pada hari-hari kerja bukan pada akhir pekan, karena
mereka lebih fleksibel untuk mengatur waktunya untuk keperluan
bisnis pada hari-hari kerja, dan biasanya tidak mau diganggu akhir
minggunya untuk keperluan ekstra yang berkaitan dengan bisnis.
c. Waktu Tahunan (Musiman)
Pada saat berkerja untuk industri atau profesionalisme yang
spesifik, penting untuk mempertimbangkan dalam satu tahun,
waktu manakah yang paling baik bagi mereka. Misalnya, pada
85
Hoyle, Leonard H. Event Marketing : Cara Membuat Event Kebanjiran Pengunjung Yang Tepat.
Penerbit PPM, Jakarta, 2006. Hal 46
53
industri
pariwisata,
kebanyakan
konvensi
dilakukan
pada
pertengahan sampai dengan akhir musim dingin. Mengapa? Karena
para peserta utamanya adalah orang-orang yang harus berada di
dalam pekerjaannya untuk memberikan jasa fasilitas maupun
transportasi.
d. Hari Libur Lokal, Budaya, dan Agama
Pada saat memasarkan event disuatu lokasi yang tidak terlalu
dikenal, pertimbangkan kemungkinan terjadinya pertentangan
(peluang ) karena adanya hari libur lokal. Hari libur nasional,
seperti Hari raya Idul Fitri, Natal, dan Tahun Baru, memberikan
peluang kepada para pemasar untuk melakukan perayaan pada
hari-hari libur tersebut, ini adalah waktu untuk menyelenggarakan
event yang bertema sesuai dengan hari libur tersebut.
4. WHERE (dimana) ?
Lokasi
adalah
aset
kunci
dalam
mempromosikan
event.
Ketersediaan sarana transportasi umum dan tempat parkir merupakan
pertimbangan penting sehingga banyak event perjamuan yang di
diselenggarakan di pusat kota.
Dengan kata lain, lokasi penyelenggaraan event merupakan elemen
penting untuk mendorong penjualan. Beberaa kelebihan yang bisa
ditonjolkan sebaga benefit dalam melakukan promosi, adalah :
54
 Pinggiran kota, ketersediaan sarana transportasi umum,
tempat parkir, kenyamanan, dan perjalanan yang efisien
 Pedesaan, pemandangan dan panorama yang indah
 Pusat
perbelanjaan,
penyelenggaraan
aktivitas
yang
terpusat, kemudahan parkir, dan kesempatan berbelanja,
serta ketersediaan beragai hiburan.
 Resor,
kemegahan
kolam
renang,
lapangan
golf,
kemewahan belanja, pantai, dan makan malam
 Hotel bandar udara, efisiensi untuk mencapai tempat
penyelenggaraan
event,
waktu
kedatangan
dan
keberangkatan
5. WHAT (apa) ?
Setiap event pasti memiliki keunikan, paling tidak para pelaksana
pemsaran harus menciptakannya. Keunikan tersebut, mungkin
merupakan tawaran untuk mendapatkan konsep baru, wawasan tentang
masa depan suatu industri atau bisnis, atau wawasan tentang inovasi
produk. Terlepas dari konten yang telah ditetapkan, setiap event harus
tampil sebagai penyegar dan menggairahkan.
Download