ANEKA ALERGI PADA ANAK ASMA * Penyebab: tungau debu rumah, bubuk-bubuk kecoa mati yang jadi debu kemudian terhirup oleh anak, bulu binatang seperti kucing dan anjing. * Gejala: sesak napas/bengek/mengi, sedangkan alergi hidung mengalami hidung tersumbat; kalau pagi bersinnya bertubi-tubi dan disertai rasa pusing. * Pencegahan: jangan biarkan debu menempel di mana-mana. Intinya selalu jaga kebersihan rumah dan seisinya, baik gorden, sprei, bantal, karpet, boneka. Jangan memelihara hewan yang bisa jadi pencetus alergi. * Penanganan: jangan panik bila anak sedang kambuh. Berikan obat hanya atas resep dokter. Biasanya berupa tablet, puyer atau sirop. Bagi penderita akut, dokter akan memberi obat semprotan. Yang terpenting, Bu-Pak, jangan asal menggunakan obat, tapi dosis harus dalam pengawasan dokter. "Karena alergi ini bersifat menetap dan tak bisa disembuhkan." ALERGI MAKANAN * Penyebab: zat-zat tertentu dalam makanan, misal, makanan yang mengandung protein seperti telur, kacang-kacangan, seafood, susu. * Gejala: pada kulit bisa timbul biduran; bentol-bentol disertai gatal. Bila pencernaan yang kena, penderita akan merasa mual, sakit perut, dan diare. Apabila mengenai saluran pernapasan, akan mengalami sesak napas seperti halnya penderita asma. Reaksi cepat sehingga bisa mengakibatkan pingsan disebut anafilaksis atau renjatan. "Pernah ditemukan kasus di Amerika, ada orang alergi kacang langsung pingsan setelah makan kacang." * Pencegahan: hindari makanan yang jadi pencetusnya. Gantilah dengan makanan pengganti yang mengandung kandungan gizi hampir sama. Misal, bila alergi susu sapi gantilah dengan susu kedelai, atau alergi kuning telur gunakan putihnya saja. * Penanganan: konsultasikan dengan dokter jenis diet yang tepat bagi anak. Lebih baik lagi bila ibu memiliki buku kecil mengenai makanan anak, sehingga bisa dipantau sampai anak dewasa. DERMATITIS KONTAK * Penyebab: alergi terhadap makanan tertentu (lihat: alergi makanan) atau bahanbahan tertentu seperti bahan yang berbulu (selimut), perhiasan yang terbuat dari bahan imitasi, nikel, karet, atau karena bahan kosmetika atau wewangian tertentu. * Gejala: gatal, dan timbul bercak kemerahan yang bisa terdapat di tangan, lipat siku dan lutut dan bisa menyebar ke seluruh badan. Jangan sampai anak terus menerus menggaruk bagian yang gatal karena bisa menimbulkan infeksi. * Pencegahan: hindari menggunakan barang-barang pencetus alergi. Anda bisa mengetahuinya bila terjadi reaksi alergi setelah memakainya. Segera ganti pakaian bila ia berkeringat secara berlebihan karena bisa menimbulkan eksim. Perhatikan juga kosmetika yang dipakai pada bayi atau anak, semisal bedak atau sabun. * Penanganan: berkonsultasi dengan ahli. Biasanya anak akan diberi obat anti alergi, entah itu salep atau obat minum. Ingat, jangan sekali-kali memberi sembarangan obat atau orang tua mencoba mengatasi dengan cara sendiri, karena dikhawatirkan malah akan memperparah kondisi anak. BAKAT DARI IBU Ternyata bakat alergi pada anak terbanyak diturunkan dari ibu. Data menunjukkan ibu yang alergi akan menurunkan sebanyak 75 persen bakat alergi pada anaknya, sedangkan ayah yang alergi menurunkan bakat alergi 50 persen pada anaknya. Mengapa demikian? "Karena selama dalam kandungan, anak, kan, lebih banyak berinteraksi dengan sel-sel dari ibu," terang Karnen. Kedekatan dengan ibu selama dalam kandungan membuat anak terpengaruh dengan kebiasaan yang dilakukan ibu. Sebuah penelitian menunjukkan ibu hamil perokok akan mengakibatkan asma pada anaknya kelak. Selain itu, pada bayi yang menerima ASI sampai usia satu tahun, lebih sedikit menderita asma dibandingkan bayi yang menyusu ASI sampai usia 4-5 bulan. Namun demikian, ASI pun bisa menimbulkan reaksi alergi pada bayi, lo, Bu. Misal, ibu makan sea food sehingga zat-zat tertentu yang dikandung sea food memang bisa memunculkan reaksi alergi pada si bayi yang memang berbakat alergi. Atau anak alergi pada protein susu sapi, tapi ibunya mengkonsumsi susu sapi, maka semakin terbuka peluang anak mengalami alergi, misal, terjadi muntah, diare, atau sakit perut. "Karena itu, ibu menyusui harus tahu makanan apa saja yang dikonsumsinya karena semua makanan itu, kan, masuk ke air susu." Jadi, Bu, alergi memang sudah bisa terjadi sejak usia bayi, dimana yang tampak adalah gejala eksim. Jika dibiarkan, alergi akan berkembang menjadi alergi lain, seperti asma, atau alergi hidung/rinitis bisa menjadi sinusitis sejalan dengan pertumbuhan badannya. Proses alergi tersebut disebut sebagai allergy march yaitu jarak pertumbuhan/perjalanan alergi. Karena itu orang tua perlu mengetahuinya segera, jangan justru malah dibiarkan. "Idealnya, jangan tunggu sampai muncul gejala alergi lain. Lebih dini terdeteksi akan lebih baik bagi perkembangan anak." TES ALERGI Nah, Bu-Pak, untuk mengetahui apakah anak mempunyai alergi terhadap bahan tertentu atau tidak, bisa dilakukan tes alergi; patch-test (tes tempel) dan trick-test (tes tusuk). Tes tempel dilakukan dengan menempatkan bahan-bahan tertentu pada kulit dan dibiarkan selama 48 jam. "Bila anak positif alergi, tampak tanda bentol atau bercak merah seperti eksim," terang Karnen. Sedangkan tes tusuk memakai alat khusus dengan memasukkan ekstrak berbagai alergen ke dalam badan dan dalam waktu lima belas menit reaksinya dapat diketahui. "Tes ini sangat mudah, cepat dan tidak menimbulkan sakit." Artha Ariadina