1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Selama perkembangan janin dalam kandungan, banyak faktor yang memegang peranan dalam proses pembentukan struktur yang abnormal. Gangguan pertumbuhan janin di dalam kandungan yang disebabkan karena adanya kelainan genetik seperti kelainan kromosom, mutasi gen tunggal, infeksi, penyakit selama ibu hamil, kondisi uterus, obat-obatan dan faktor lingkungan akan menghasilkan produk bayi dengan cacat bawaan(Clayden, 2001). Terdapat beberapa jenis kelainan genetik diantaranya: multifaktorial, gen tunggal (penurunan secara mendel), mutasi somatik, dan kelainan kromosom (Horwitz, 2000). Kelainan kromosom terjadi pada sekitar 10-25 % dari semua kehamilan dan menyebabkan keguguran, malformasi kongenital dan retardasi mental (Vijayalaxmi, 2007). Sindrom Down merupakan penyebab umum dari 25-30% retardasi mental di dunia (Wright, 2007) John Langdon Down, seorang keturunan Inggris yang pertama kali menemukan gambaran klinik dari Sindrom Down, menyatakan 2 bahwa sindrom ini merupakan akibat dari kelainan kromosom. Lejeune dkk mengkonfirmasi adanya trisomi 21 pada Sindrom Down (Gersen, 2005). Berdasarkan studi sitogenetik menunjukkan bahwa 94% dari kasus Sindrom Down adalah trisomi yang disebabkan oleh nondisjunction, 3,5% disebabkan oleh translokasi dan 2,5% adalah kasus mosaik (Tarek , 2005). Pada anak dengan sindrom Down terjadi peningkatan prevalensi kelainan kelenjar tiroid, terutama hipotiroidisme, telah banyak dilaporkan. Skrining tiroid tahunan sangat disarankan untuk pengawasan kesehatan anak dengan sindrom Down (Toscano, 2003). Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa frekuensi terjadinya hipotiroid 28 kali lebih besar pada pasien sindrom Down dibanding pada populasi umum (Cebeci, 2013). Hanya terdapat sedikit penelitian mengenai fungsi tiroid pada bayi baru lahir dengan sindrom Down. Van Troutsenburg et al. melakukan tes fungsi tiroid pada bayi baru lahir dengan sindrom Down pada 24 bulan pertama dan hasilnya menunjukkan bahwa konsentrasi nilai TSH tinggi, FT4 rendah dan tiroglobulin normal. Hubungan langsung dengan trisomi kromosom 21, diduga akibat ketidakseimbangan dosis genomik dan gen 3 pengganggu pada produksi hormon tiroid (Sarici, 2012). Penelitian mengenai usia terjadinya hipotiroid pada pasien sindrom Down di RSUP Dr. Sarjito ini belum banyak dilakukan. Dan diharapkan setelah dilakukannya penelitian ini dapat membantu penanganan hipotiroid pada pasien sindrom Down demi keluaran yang lebih baik. Dengan alasan tersebut, peneliti merasa perlu melakukan penelitian mengenai usia terjadinya hipotiroid pada pasien sindrom Down. I.2. Perumusan Masalah Pada usia berapakah kebanyakan anak sindrom Down terkena hipotiroid? I.3. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian sebelumnya yang terkait dengan kejadian hipotiroid pada sindrom Down : 1. Cebeci et al., 2013, dengan judul "Profile of Hypothyroidism in Down’s Syndrome" namun berbeda subjek dan tempat penelitianya. 2. Claret et al., 2013, dengan judul "Subclinical hypothyroidism in the first years of life in 4 3. patients" namun berbeda subjek dan tempat penelitiannya. I.4. Manfaat Penelitian 1. Didapatkan sindrom gambaran kejadian hipotiroid pada Down. 2. Dapat memberi gambaran pada petugas terkait dalam penanganan hipotiroid pada sindrom Down. 3. Sebagai sumber data yang dapat digunakan sebagai data penelitian selanjutnya. I.5. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pada usia berapakah hipotiroid banyak terjadi pada pasien anak sindrom Down.