BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Palilati (2004) melakukan penelitian ”Pengaruh tingkat kepuasan terhadap loyalitas nasabah tabungan perbankan di wilayah etnik Bugis”. Hasil penelitian ini memperlihatkan Tingkat kepuasan adequate nasabah tabungan tidak berpengaruh signifikan terhadap loyalitas nasabah kepada bank. Tingkat kepuasan desired memiliki hubungan yang signifikan tetapi negatif terhadap loyalitas nasabah kepada bank, serta ada faktor-faktor yang dominan yang mempengaruhi loyalitas nasabah seperti faktor profesionalisme nasabah, hubungan interaktif, dan citra bank. B. Jasa Menurut Valaire A, Zethamal dan Marry Jo Bitner dalam Nasution (2004: 16), jasa adalah semua aktifitas ekonomi yang hasilnya merupakan produk dalam bentuk fisik atau konstruksi, yang biasanya dikonsumsi pada saat yang sama dengan waktu yang dihasilkan dan memberikan nilai tambah (misalnya kenyamanan, hiburan, kesenanagan atau kesehatan) atau pemecahan masalah yang dihadapi konsumen. Kotler mendefenisikan jasa sebagai setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu ( Tjiptono 2005 :16). Dari defenisi di atas tampak bahwa di dalam jasa selalu ada aspek interaksi antara pihak konsumen denga pemberi jasa, meskipun pihak-pihak terlibat tidak Universitas Sumatera Utara menyadari. Jasa juga bukan merupakan barang, jasa adalah suatu proses atau aktifitas dan aktifitas-aktifitas tersebut tidak berwujud. Jasa memiliki karakteristik unik yang membedakannya dari barang dan berdampak pada cara memasarkannya. Secara garis besar karakteristik itu terdiri dari : 1. Intangibility ( tidak berwujud) Jasa merupakan suatu perbuatan, tindakan, pengalaman, kinerja atau usaha. Oleh sebab itu sifat jasa tidak berwujud artinya jasa tidak dapat dilihat, diraba, dicium, atau didengar sebelum dibeli dan dikonsumsi. 2. Inseparability (tidak terpisahkan) Barang fisik diproduksi, kemudian disimpan, selanjutnya dijual dan baru nantinya dikonsumsi. Sebaliknya jasa dijual dulu, kemudian diproduksi dan dikonsumsi. Ini berarti bahwa jasa tidak dapat dipisahkan dari penyedianya. 3. Variability ( keanekaragaman) Jasa bersifat sangat beraneka ragam karena non-standardized output, artinya banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis tergantung pada siapa, kapan, dan dimana jasa tersebut dihasikan. 4. Perishability ( tidak tahan lama) Jasa merupakan komoditas yang tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Dengan demikian bila suatu jasa tidak digunakan, maka jasa tersebut akan berlalu begitu saja. 5. Lack of ownership Lack of ownership merupakan perbedaan dasar antara barang dengan jasa. Pada pembelian barang pembeli mempunyai hak penuh atas penggunaan Universitas Sumatera Utara produk yang dibelinya. Pada pembelian jasa, pelanggan hanya mempunyai akses personal atas suatu jasa untuk jangka waktu yang terbatas. Kegiatan pemasaran produk dan jasa bank yang saling berinteraksi digolongkan menjadi tiga atau , yaitu: 1. Internal Marketing adalah garis yang menghubungkan antara employee dan Bank. Agar bisa memasarkan produk Bank, maka Bank tidak boleh melupakan para karyawannya, mereka harus diberikan sosialisasi tentang produk dan jasa Bank apa saja yang dapat dipasarkan kepada nasabah. Dengan demikian para karyawan dapat memahami semua produk dan jasa yang ditawarkan Bank nya, dan dapat membantu memberikan informasi kepada nasabah jika diperlukan. 2. Eksternal Marketing adalah garis yang menghubungkan antara nasabah dengan Bank. Hubungan langsung antara nasabah dan Bank pada umumnya melalui petugas front office atau Customer Service. Disini petugas front office akan berusaha memberikan penjelasan tentang prosuk dan jasa Bank secara terinci. Berhasil tidaknya nasabah membeli produk dan jasa bank, akan sangat dipengaruhi dari hasil pelayanan petugas yang berada di jajaran front office. 3. Interactive Marketing adalah garis yang menghubungan antara employee dan customer (nasabah). Disini employee atau karyawan, harus memahami produk dan jasa Bank nya, agar dapat ikut serta membantu program pemasaran, dan menjelaskan dengan menarik dan benar bila ada Universitas Sumatera Utara pihak luar atau nasabah yang ingin mengetahui produk dan jasa Bank di tempat karyawan tadi bekerja. Dan apabila seorang nasabah ingin mencoba produk dan jasa Bank, dan bertanya pada karyawan yang bekerja di Bank tersebut, namun karyawan tersebut malah memberikan efek yang negatif, tentu nasabah tidak akan membeli produk dan jasa Bank di Bank tersebut. C. Bank 1. Pengertian Bank Menurut Undang-undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan Bank adalah ”Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak”. 2. Jenis-Jenis Bank 1. Dilihat dari fungsinya: Menurut Undang-undang Pokok perbankan nomor 14 tahun 1967 jenis perbankan menurut fungsinya terdiri dari: a. Bank Umum b. Bank Pembangunan c. Bank Tabungan d. Bank pasar e. Bank Desa f. Lumbung desa Universitas Sumatera Utara g. Bank Pegawai h. dan bank lainnya Namun setelah keluar UU Pokok Perbankan nomor 7 tahun 1992 dan ditegaskan ladi dengan keluarnya Undang-undang RI. Nomor 10 tahun 1997 maka jenis perbankan terdiri dari: a. Bank Umum yaitu Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara bersama konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. b. Bank Perkreditan (BPR) yaitu Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. 2. Dilihat dari segi kepemilikan a. Bank Milik Pemerintah b. Bank Milik Swasta Nasional c. Bank Milik Koperasi d. Bank Milik Asing e. Bank Milik Campuran 3. Dilihat dari segi Status a. Bank Devisa merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi keluar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan, misalnya transfer keluar negeri, inkaso keluar negeri, trevellers cheque, pembukaan dan pembayaran Letter of Credit dan transaksi lainnya. Universitas Sumatera Utara b. Bank non Devisa merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat melaksanakan transaksi seperti halnya bank devisa. 4. Dilihat dari Segi Cara Menentukan Jenis bank jika dilihat dari segi atau caranya dalam menentukan harga baik harga jual maupun harga beli terbagi dalam dua kelompok, yaitu: a. Bank yang berdasarkan prinsip konvensial b. Bank yang berdasarkan prinsip syariah 3. Tujuan Bank Jasa bank sangat penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Jasa perbankan pada umumnya terbagi atas dua tujuan: a. Sebagai penyedia mekanisme dan alat pembayaran yang efisien bagi nasabah. Untuk ini, bank menyediakan uang tunai, tabungan, dan kartu kredit. Ini adalah peran bank yang paling penting dalam kehidupan ekonomi. Tanpa adanya penyediaan alat pembayaran yang efisien ini, maka barang hanya dapat diperdagangkan dengan cara barter yang memakan waktu. b. Dengan menerima tabungan dari nasabah dan meminjamkannya kepada pihak yang membutuhkan dana, berarti bank meningkatkan arus dana untuk investasi dan pemanfaatan yang lebih produktif. Bila peran ini berjalan dengan baik, ekonomi suatu negara akan meningkat. Tanpa adanya arus dana ini, uang hanya berdiam di saku seseorangl, orang tidak dapat memperoleh pinjaman dan bisnis tidak dapat dibangun karena mereka tidak memiliki dana pinjaman. Universitas Sumatera Utara D. Loyalitas Pelanggan 1. Pengertian pelanggan Pelanggan menurut Cambrige International Dictionaries (2006:173), adalah a person who buys goods or service atau pelanggan adalah seseorang yang membeli barang atau jasa. Sementara menurut Webster’s 1928 Dictionay pelanggan adalah ” one who frequents any place of sale for the sake or producing what he wants...” pelanggan adalah seseorang yang beberapa kali datang ke tempat yang sama untuk memenuhi keinginannya. Dengan kata lain, pelanggan adalah seseorang yang secara kontinu dan berulang kali datang ke suatu tempat yang sama untuk memuaskan keingingannya dengan memiliki suatu produk atau mendapatkan jasa dan membayar produk dan jasa tersebut. 2. Pengertian Loyalitas Pelanggan Loyalitas Pelanggan merupakan dorongan perilaku untuk melakukan pembelian secara berulang-ulang dan untuk membangun kesetiaan pelanggan terhadap suatu produk/jasa yang dihasilkan oleh badan usaha dan membutuhkan waktu yang lama melalui proses pembelian yang berulang-ulang tersebut. Loyalitas merupakan konsep multidimensional yang kompleks. Salah satu penyebabnya adalah beragamnya difinisi dan operasional konsep ini. Oliver dalam Hurriyati (2005:128), mengungkapkan defenisi Loyalitas Pelanggan sebagai berikut: ”Customer Loyalty is deefly held commitment to rebuy or repatronize a preferred product or service consistenly in the future, despite situational influence and marketing efforts having the potential to cause switching behaviour”. Universitas Sumatera Utara Dari defenisi diatas terlihat bahwa loyalitas adalah komitmen pelanggan bertahan secara mendalam untuk berlangganan kembali atau melakukan pembelian ulang produk/jasa terpilih secara konsisten dimasa yang akan datang, meskipun pengaruh situasi dan usaha-usaha pemasaran mempunyai potensi untuk menyebabkan perubahan perilaku. Menurut Griffin (2005), seorang pelanggan dapat dikatakan setia atau loyal apabila pelanggan tersebut menunjukkan perilaku pembelian secara teratur atau terdapat suatu kondisi dimana mewajibkan pelanggan membeli paling sedikit dua kali dalam selang waktu tertentu, upaya memberikan kepuasan pelanggan dilakukan untuk mempengaruhi sikap pelanggan, sedangkan konsep loyalitas pelanggan berkaitan dengan perilaku pelanggan daripada sikap dari pelanggan. Adapun keuntungan-keuntungan yang akan diperoleh perusahaan apabila memiliki pelanggan yang loyal antara lain (Hurriyati, 2005: 129): 1. Dapat mengurangi biaya pemasaran (karena biaya untuk menarik pelanggan yang baru lebih mahal) 2. Dapat mengurangi biaya transaksi 3. Dapat mengurangi biaya turn over konsumen (karena penggantian konsumen yang lebih sedikit) 4. Dapat meningkatkan penjualan silang, yang akan memperbesar pangsa pasar perusahaan. 5. Mendorong word of mouth yang lebih positif, dengan asumsi bahwa pelanggan yang loyal juga berarti mereka yang merasa puas. 6. Dapat mengurangi biaya kegagalan ( seperti biaya penggantian, dll). Universitas Sumatera Utara Hermawan dalam Hurriyati (2005:126), menyatakan bahwa loyalitas merupakan manifestasi dari kebutuhan fundamental manusia untuk memiliki, men-support, mendaparkan rasa aman dan membangun keterikatan serta menciptakan emotional attachment. Sedangkan loyalitas dalam The Oxford English Dictionary adalah “ a Strong feeling of support and allegience: a person showing firm and constant support”. Dari defenisi tersebut terdapat kata strong feeling, artinya kedalaman perasaan manusia terhadap suatu hal, apakah keluarga, teman, organisasi, atau merek. Perasaan inilah yang menjadi unsur utama dan menentukan keeratan serta loyalitas pelanggan. 3. Karakteristik Pelanggan Yang Loyal Menurut Griffin (1996), Pelanggan yang loyal adalah mereka yang sangat puas dengan produk atau jasa sehingga memiliki antusiasme untuk memperkenalkannya pada siapapun yang mereka kenal. Menurut Griffin (1996), karakteristik pelanggan yang loyal adalah: a. Melakukan pembelian secara teratur b. Membeli diluar lini produk/ jasa c. Menolak produk atau jasa perusahaan lain d. Kebal terhadap daya tarik pesaing e. Menarik pelanggan baru untuk perusahaan f. Kelemahan atau kekurangan akan diberitahukan kepada perusahaan Menurut Bramson (2005) ada tujuh strategi yang merupakan kerangka yang bisa diaplikasikan dalam mengimplementasikan proses secara terus-menerus untuk mengembangkan kesetiaan pelanggan, yaitu: Universitas Sumatera Utara a. Memahami kesampatan-kesempatan dalam mengembangkan kesetiaan pelanggan. b. Mengidentifikasikan pembelotan pelanggan c. Menangani para pelanggan yang tidak puas. d. Memberikan nilai-nilai khusus pada para pelanggan e. Memberikan informasi yang baik kepada para pelanggan f. Menunjukkan kepribadian yang positif dan menyenangkan g. Memberikan pengalaman yang menyenangkan kepada para pelanggan. 4. Jenis-Jenis Loyalitas Terdapat empat jenis loyalitas yang berbeda dan muncul apabila keterikatan rendah dan tinggi diklasifikasi-silang dengan pola pembelian ulang yang rendah dan tinggi. Pembelian Berulang Keterikatan Relatif Tinggi Rendah Tinggi Loyalitas Premium Loyalitas tersembunyi Rendah Loyalitas yang lemah Tanpa Loyalitas Sumber : Griffin, 2005 : 22 Gamabar 1.2 Jenis-Jenis Loyalitas a. Tanpa Loyalitas Untuk berbagai alasan, beberapa pelanggan tidak mengembangkan loyalitas terhadap produk atau jasa tertentu. Secara umum, perusahaan harus menghindari membidik para pembeli jenis ini karena mereka tidak akan pernah menjadi pelanggan yang loyal, mereka hanya berkontribusi sedikit pada keuangan perusahaan. Tantangannya adalah menghindari membidik sebanyak mungkin Universitas Sumatera Utara orang-orang seperti ini dan lebih memilih pelanggan yang loyalitasnya dapat dikembangkan ( Griffin, 2005 : 22). b. Loyalitas yang Lemah Keterikatan yang rendah digabung dengan pembelian berulang yang tinggi menghasilkan loyalitas yang lemah (inertia loyalty). Pelanggan ini membeli karena kebiasaan. Ini adalah jenis pembelian “karena kami selalu menggunakannya” atau ”karena sudah terbiasa”. Pembeli ini merasakan tingkat kepuasan tertentu dengan perusahaan atau minimal tiada kemampuan yang nyata. Loyalitas jenis ini paling umum terjadi pada produk yang sering dibeli ( Griffin, 2005 : 23). c. Loyalitas Tersembunyi Tingkat preferensi yang relatif tinggi digabung dengan tingkat pembelian berulang yang rendah menunjukkan loyalitas tersembunyi (latent loyalty). Bila pelanggan memiliki loyalitas yang tersembunyi, pengaruh situasi dan bukan pengaruh sikap yang menentukan pembelian berulang. Dengan memahami faktor situasi yang berkontribusi pada loyalitas tersembunyi, perusahaan dapat menggunakan strategi untuk mengatasinya ( Griffin, 2005: 23). d. Loyalitas Premium Loyalitas premium adalah jenis loyalitas yang dapat ditingkatkan, bila ada tingkat keterikatan yang tinggi dan tingkat pembelian berulang yang juga tinggi. Ini merupakan jenis loyalitas yang lebih disukai untuk semua pelanggan di setiap perusahaan. Pada tingkat preferensi paling tinggi tersebut, orang bangga karena Universitas Sumatera Utara menemukan dan menggunakan produk tertentu dan senang membagi pengetahuan mereka dengan rekan dan keluarga ( Griffin, 2005 : 23-24 ). 5. Membentuk Kualitas Loyalitas Pelanggan Dalam menghadapi tingkat persaingan usaha yang semakin tajam saat ini, maka kemampuan perusahaan untuk mempertahankan pelanggannya yang sudah ada merupakan sesuatu hal yang terpenting. Karena akuisisi pelanggan baru, selain membutuhkan biaya yang mahal, juga belum tentu merupakan pelanggan yang menguntungkan. Ada beberapa langkah menurut Griffin (2003:140) untuk mendorong pelanggan berulang kedalam zona loyalitas yang lebih mendalam, yaitu: 1. Lindungi pelanggan terbaik dari serangan pesaing 2. Menjadikan pelanggan terbaik sebagai prioritas terbesar 3. Manfaatkan mata rantai pasokan perusahaan untuk menghasilkan nilai pelanggan lebih baik 4. Susunlah program frequent buyer yang benar-benar bisa dilaksanakan 5. Carilah cara untuk menunjukkan ” Saya Tahu Apa yang Saya Butuhkan” 6. Pekerjakan dan latihlah pegawai dan orang-orang front line untuk menghasilkan loyalitas 7. Beri motivasi para staf untuk menghasilkan loyalitas 6. Faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas nasabah Menurut Subkhan dalam infobank 2007 loyalitas nasabah sebuah bank dapat diukur melalui: Universitas Sumatera Utara 1. Convenience didefenisikan sebagai Bank dalam memberikan pelayanan yang nyaman bagi nasabah ketika bertransaksi. 2. Assurance sebagai tugas Bank dalam meyakinkan nasabah bahwa mereka tidak salah dalam memilih bank yang saat ini mereka gunakan. 3. Add value didefenisikan sebagai bank memberikan penyampaian (deliverable) melebihi harapan nasabah dengan cara menawarkan biaya dan bunga yang menarik, poduk dan jasa yang atraktif, memberikan fasilitas layanan yang lengkap serta memberikan berbagai program insentif atau rewards yang menarik. 4. Migration barrier didefenisikan sebagai bank menyediakan layanan electronic banking (e-banking) yang unik sebagai solusi transaksi perbankan yang nyaman dan mudah, paket produk pendanaan dan kredit serta kartu kredit yang bekerja sama dengan airline yang menggabungkan benefit dari dua industri yang berbeda. 5. Emotional Factor didefenisikan sebagai bank dalam mempengaruhi sebagian kecil nasabahnya, dimana ada perasaan afektif/ emosi positif yang ditimbulkan setelah mengkonsumsi jasa bank. Universitas Sumatera Utara