1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaksanaan pendidikan jasmani dan olahraga merupakan suatu hal yang wajib dilaksanakan oleh setiap sekolah, karena pendidikan jasmani bisa meningkatkan keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis dan keterampilan sosial siswa. Pendidikan jasmani dapat diartikan sebagai pendidikan yang dilaksanakan melalui aktivitas jasmani, permainan atau olahraga yang terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan. Adapun menurut Abduljabar (2008:27) menjelaskan bahwa pendidikan jasmani adalah proses pendidikan yang memiliki tujuan untuk mengembangkan penampilan manusia melalui media aktivitas jasmani yang terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan. Pendidikan jasmani tidak hanya menjadi salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan saja, akan tetapi pendidikan jasmani juga mempunyai tujuan tersendiri yaitu mengembangkan aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap sosial), dan psikomotor (keterampilan gerak). Jadi dalam hal ini pendidikan jasmani mempunyai tujuan yang bersifat menyeluruh. Pembelajaran pendidikan jasmani tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kebugaran jasmani saja, akan tetapi dalam pembelajaran siswa harus bisa berfikir untuk Deny Herdiyana, 2012 Pengaruh Modifikasi Alat Pembelajaran Terhadap Jumlah Waktu Aktif Belajar Pendidikan Jasmani Di SMP Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 2 melakukan tugas gerak yang diberikan guru serta bisa berprilaku jujur dan taat pada saat mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani. Dalam pendidikan jasmani terdapat ruang lingkup yang harus diperhatikan oleh pelaksananya. Berikut ruang lingkup yang dikutip Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yaitu (a) aktivitas pengembangan meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen kebugaran jasmani dan bentuk postur tubuh, (b) aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, ketangkasan dengan alat dan senam lantai, (c) aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ dan senam aerobik, (d) aktivitas air meliputi: permainan air, keterampilan bergerak di air, keselamatan air dan renang, (d) pendidikan luar sekolah meliputi: piknik/karya wisata, pengenalan lingkungan, berkemah, menjelajah dan mendaki gunung, (e) permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan. eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non-lokomotor,dan manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan beladiri, serta aktivitas lainnya, (f) kesehatan meliputi: penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari, khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap sehat, merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan minuman yang sehat, mencegah dan merawat cidera, mengatur waktu istirahat yang tepat dan berperan aktif dalam kegiatan P3K dan UKS. Deny Herdiyana, 2012 Pengaruh Modifikasi Alat Pembelajaran Terhadap Jumlah Waktu Aktif Belajar Pendidikan Jasmani Di SMP Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 3 Menurut Soenardi (1988:59) dalam http://sparta-sport- blogspot.com/2009/11/modifikasi-penjas.html tujuan pendidikan jasmani adalah memberi kesempatan kepada anak didik untuk belajar bagaimana bergerak secara terampil dan cekatan, memberi kesempatan kepada anak didik untuk memahami berbagai pengaruh dan akibat keterlibatan mereka dalam kegiatan jasmani yang menggembirakan, membantu anak didik untuk memadukan keterampilan baru yang dibutuhkan dengan pengetahuan yang telah dipelajari sebelumnya, dan meningkatkan kemampuan anak didik untuk menggunakan pengetahuan dan keterampilan mereka secara rasional. Untuk mencapai tujuan pendidikan jasmani maka seorang guru pendidikan jasmani harus terlebih dahulu mengetahui keadaan yang ada disekolah. Yang dimaksud dengan keadaan tersebut adalah keadaan fasilitas olahraga yang ada di sekolah serta harus mengetahui karakteristik peserta didik yang akan diajarnya. Selain itu juga tujuan pembelajaran pendidikan jasmani yang dirumuskan oleh guru dalam proses belajar mengajar harus sesuai dengan tujuan kurikulum. Pembelajaran pendidikan jasmani berbeda dengan pembelajaran lainnya yang bersifat teoritis. Kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani lebih mengutamakan aktivitas fisik dalam bentuk permainan untuk mencapai tujuan pendidikan. Jadi dalam melaksanakan pembelajaran pendidikan jasmani seorang guru akan membutuhkan sarana dan prasarana untuk digunakan pada setiap pembelajaran. Ketersedian sarana dan prasarana yang dimiliki akan Deny Herdiyana, 2012 Pengaruh Modifikasi Alat Pembelajaran Terhadap Jumlah Waktu Aktif Belajar Pendidikan Jasmani Di SMP Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 4 mempengaruhi partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani. Dengan prasarana yang lengkap juga dapat mempermudah dan memperlancar aktivitas kegiatan pendidikan jasmani, sehingga siswa akan lebih banyak bergerak untuk melakukan tugas yang diberikan guru. Media pembelajaran Briggs (1977) yang dikutip oleh Supartono (2000:6) adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti: buku, film, video dan sebagainya. Alat tersebut bisa membantu guru pendidikan jasmani dalam melaksanakan pembelajaran, karena setiap pembelajaran pendidikan jasmani tentu tidak selamanya dilaksanakan di luar kelas/lapangan, hal ini bisa saja terjadi karena kondisi lapangan yang tidak memungkinkan untuk dipakai atau bisa juga terjadi hujan ketika jam pelajaran berlangsung. Untuk menyampaikan materi di dalam kelas, misalkan akan menyampaikan materi rangkaian gerak lari gawang, guru bisa menggunakan media video, cara seperti ini bisa dilihat jelas oleh siswa dan bisa diulang beberapa kali, sehingga apabila siswa melakukan kesalahan pada saat memperaktikan gerakannya bisa dikoreksi. Masalah umum yang sering dihadapi seorang guru pendidikan jasmani di sekolah adalah kurangnya sarana dan prasarana. Pengertian sarana menurut Bahagia yang di kutip dalam situs internet (www.scribid.com) adalah segala sesuatu yang dapat digunakan atau dimanfaatkan di dalam pembelajaran pendidikan jasmani, sedangkan Deny Herdiyana, 2012 Pengaruh Modifikasi Alat Pembelajaran Terhadap Jumlah Waktu Aktif Belajar Pendidikan Jasmani Di SMP Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 5 prasarana adalah segala sesuatu yang dapat mempermudah jalannya proses pembelajaran pendidikan jasmani. Untuk melaksanakan pembelajaran pendidikan jasmani yang efektif seorang guru membutuhkan sarana dan prasarana yang memadai agar pembelajaran bisa sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Akan tetapi keterbatasan alat diduga seringkali menghambat guru dalam melaksanakan pembelajaran dan pencapaian tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya, banyaknya siswa yang mengikuti pembelajaran tidak didukung oleh fasilitas, sehingga siswa seringkali menunggu giliran untuk menggunakan alat yang ada, ini tentu akan mengakibatkan pengalaman gerak siswa berkurang. Hal ini selaras dengan pengertian modifikasi yang dikemukakan oleh Lutan (1988) yang dikutip oleh Bahagia (2010:29): Modifikasi dalam mata pelajaran pendidikan jasmani diperlukan, dengan tujuan agar : siswa memperoleh kepuasan dalam mengikuti pelajaran, meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi, dan siswa dapat melakukan pola gerak secara benar. Dalam hal ini seorang guru dituntut harus melakukan modifikasi alat pembelajaran, ini dilakukan untuk menambah alat pembelajaran yang kurang, sehingga peserta didik mendapatkan kesempatan untuk menggunakan alat yang dibutuhkan pada saat pembelajaran berlangsung tanpa harus menunggu giliran. Dengan dilakukannya modifikasi alat pembelajaran pendidikan jasmani maka peserta didik dapat berpartisipasi dengan baik dan diharapkan tujuan pendidikan jasmani yang telah Deny Herdiyana, 2012 Pengaruh Modifikasi Alat Pembelajaran Terhadap Jumlah Waktu Aktif Belajar Pendidikan Jasmani Di SMP Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 6 ditetapkan akan dengan mudah tercapai karena waktu belajar peserta didik meningkat. Sehingga peserta didik bisa melakukan tugas geraknya dengan baik. Jumlah waktu aktif belajar (JWAB) menurut Lutan dan Suherman (2000:45-46) adalah Jumlah waktu aktif belajar merupakan ciri pembelajaran yang efektif. Perencanaan jumlah waktu aktif belajar akan terkait langsung dengan waktu yang diperlukan untuk aspek lain, misal: pemanasan, penjelasan, demonstrasi, termasuk strategi atau style yang digunakan. Oleh karena itu akan lebik baik apabila dari sejak awal guru merencanakan pemanfaatan waktu untuk masing-masing aspek dengan curahan waktu terbanyak ditekankan pada waktu aktif belajar. Berdasarkan uraian di atas Jumlah waktu aktif belajar (JWAB) siswa sangat berperan penting dalam pencapaian tujuan pendidikan, sehingga seorang guru pendidikan jasmani sejatinya harus bisa memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Oleh karena itu aktivitas siswa harus lebih banyak ditekankan untuk belajar, bukan untuk menunggu menggunakan alat. Dari gambaran tersebut penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian tentang modifikasi alat pembelajaran pendidikan jasmani. Dengan kurangnya alat pembelajaran yang ada, penulis akan mencoba memodifikasi alat yang akan digunakan pada setiap pembelajaran, sehingga diharapkan bisa meningkatkan jumlah waktu aktif belajar (JWAB) siswa. Deny Herdiyana, 2012 Pengaruh Modifikasi Alat Pembelajaran Terhadap Jumlah Waktu Aktif Belajar Pendidikan Jasmani Di SMP Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 7 B. Identifikasi Masalah Berdasakan latar belakang mengenai permasalahan di atas, penulis akan mencoba mengidentifikasi masalah sebagai berikut : 1. Diduga kurangnya alat pembelajaran menyebabkan siswa banyak menunggu pada saat pembelajaran pendidikan jasmani berlangsung. 2. Diduga kurangnya jumlah waktu aktif belajar (JWAB) siswa akan berdampak pada pencapaian tujuan pembelajaran pendidikan jasmani. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas adalah kurangnya alat dan fasilitas untuk melaksanakan pembelajaran pendidikan jasmani, penulis akan mengemukakan masalah tentang modifikasi alat pembelajaran pendidikan jasmani terhadap jumlah waktu aktif belajar (JWAB) siswa. Untuk menjawab masalah tersebut, akan ditempuh dengan cara merumuskan masalah sebagai berikut : “Sampai sejauh mana modifikasi alat pembelajaran pendidikan jasmani dapat meningkatkan jumlah waktu aktif belajar siswa?” Deny Herdiyana, 2012 Pengaruh Modifikasi Alat Pembelajaran Terhadap Jumlah Waktu Aktif Belajar Pendidikan Jasmani Di SMP Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 8 D. Tujuan Penelitan Sesuai latar belakang dan rumusan masalah yang telah penulis uraikan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh tentang modifikasi alat pembelajaran pendidikan jasmani terhadap jumlah waktu aktif belajar (JWAB) siswa di SMP Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. E. Batasan Penelitian Agar penelitian ini lebih terarah, maka penulis membatasi ruang lingkup penelitian agar tidak terlalu luas. Penulis hanya membatasi pada pokok bahasan yang berkaitan saja. Adapun pembatasan ruang lingkup dalam penelitian ini, batasan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Penelitian ini berisi tentang pengaruh modifikasi alat pembelajaran pendidikan jasmani terhadap jumlah waktu aktif belajar (JWAB) siswa di SMP Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. 2. Variabel bebas pada penelitian ini yaitu modifikasi alat pembelajaran pendidikan jasmani. 3. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah jumlah waktu aktif belajar (JWAB) siswa. Deny Herdiyana, 2012 Pengaruh Modifikasi Alat Pembelajaran Terhadap Jumlah Waktu Aktif Belajar Pendidikan Jasmani Di SMP Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 9 4. Populasi dan sampel yang akan diambil adalah siswa SMP Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. F. Manfaat Penelitian Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian, maka yang diharapkan penulis melalui penelitian ini adalah bisa diambil manfaatnya tentang cara melakukan modifikasi alat pembelajaran pendidikan jasmani. Adapun manfaat-manfaat dari penelitian ini yang penulis harapkan adalah sebagai berikut : 1. Secara teoritis, bisa dijadikan bahan inspirasi bagi guru pendidikan jasmani dalam melakukan modifikasi alat pembelajaran. 2. Sebagai bahan pertimbangan untuk sekolah dalam meningkatkan jumlah peralatan yang ada. 3. Sebagai pengalaman dan masukan bagi penulis ketika menjadi guru pendidikan jasmani. Deny Herdiyana, 2012 Pengaruh Modifikasi Alat Pembelajaran Terhadap Jumlah Waktu Aktif Belajar Pendidikan Jasmani Di SMP Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu