BAB II KERANGKA KONSEP 2.1. Komunikasi Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas komunikasi, karena komunikasi merupakan bagian integral dari system dan tatanan kehidupan social manusia atau masyarakat. Proses komunikasi pada hakekatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan melalui symbol – symbol baik secara verbal maupun non verbal oleh komunikator (pemberi pesan) kepada komunikan (penerima pesan). Untuk menjelaskan proses komunikasi, Philip Kotler menyajikan model proses komunikasi dalam bukunya Marketing Management berdasarkan paradigm Harold Laswell. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini: Gambar 2.1. Elemen dalam proses komunikasi Kotler and Amstrong (2004) Pesan Pengirim Penulisan Media Pembacaan Gangguan Umpan Balik http://digilib.mercubuana.ac.id/ Tanggapan Penerima Penegasan tentang unsur – unsur dalam komunikasi yang terdapat pada gambar di atas jika diuraikan sebagai berikut: a. Pengirim : Pihak yang mengirim pesan kepada pihak lain b. Penulisan : Proses mengungkapkan pendapat ke dalam bentuk – bentuk simbolik c. Media : Saluran – saluran komunikasi yang dipakai untuk menyampaikan pesan – pesan dari pengirim kepada penerima d. Pembacaan : Proses ketika penerima mengartikan simbol – simbol yang dikirim oleh pengirim e. Penerima : Pihak yang menerima pesan yang dikirim oleh pihak lain f. Tanggapan : Serangkaian reaksi dari penerima setelah melihat atau mendengar pesan – pesan yang dikirim oleh si pengirim g. Umpan balik : Bagian dari tanggapan penerima bahwa penerima itu mengkomunikasikan kembali kepada pengirim h. Gangguan : Gangguan yang tidak terduga selama proses komunikasi, mengakibatkan penerima memperoleh pesan berbeda dari yang dikirimkan pengirim. Model komunikasi ini menitikberatkan pada faktor kunci komunikasi yang efektif. Pengirim harus mengetahui apa yang diinginkan dan respon apa yang akan diterima oleh penerima. Pengirim juga harus mengirimkan pesan melalui media yang akan menjangkau target penerima dan mengembangkan umpan balik untuk melihat respon dari penerima. Semakin besar wilayah pengalaman pengirim (yang terbentuk dengan wilayah penerima, maka akan http://digilib.mercubuana.ac.id/ semakin efektif pesan tersebut. Menurut Onong Uchjana Effendi (2000) di dalam bukunya Dimensi – Dimensi Komunikasi, tujuan dari komunikasi adalah: a. Memberikan informasi kepada masyarakat. b. Perubahan sikap pada masyarakat. c. Perubahan pendapat pada masyarakat. d. Perubahan perilaku pada masyarakat 2.2. Komunikasi Pemasaran Komunikasi pemasaran adalah proses manajemen suatu perusahaan untuk melakukan dialog kepada berbagai audiens perusahaan dengan mengembangkan, menyampaikan dan mengevaluasi serangkaian pesan kepada kelompok stakeholder atau pemangku kepentingan yang teridentifikasi. Komunikasi pemasaran merupakan proses yang dilakukan oleh perusahaan dalam mengkoordinasikan beberapa elemen promosi dan kegiatan pemasaran lainnya sehingga terjalin komunikasi dengan konsumen perusahaan. Menurut William J. Stanton yang dikutip oleh Basu Swastha dan Irawan dalam bukunya Managemen Pemasaran Modern mengemukakan bahwa Komunikasi Pemasaran adalah kombinasi dari penjualan tatap muka, periklanan, promosi penjualan, publisitas dan hubungan masyarakat yang membantu pencapaian tujuan perusahaan. Komunikasi pemasaran merupakan penggabungan dari 2 kajian yaitu: pemasaran dan komunikasi yang kemudian menghasilkan kajian baru yang diberi nama komunikasi pemasaran (marketing communication). Komunikasi pemasaran merupakan merupakan aplikasi komunikasi yang ditujukan untuk membantu kegiatan pemasaran sebuah perusahaan. Hubungan http://digilib.mercubuana.ac.id/ antara bauran pemasaran dengan bauran komunikasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini: 2.2. Tabel Hubungan Antara Bauran Pemasaran dan Bauran Komunikasi Rd. Soemanagara (2006) Four of P’s Four of C’s Product Customer Solutions Price Customer Cost Place Convenience Promotion Communications Menurut Kotler, (1992:92) alat pemasaran terdiri dari Product (Produk), Price (Harga), Place (Tempat), dan Promotion (Promosi). Keempat alat ini sering disebut dengan „Four of P‟s‟. Dalam konsep komunikasi, product dihubungkan dengan solusi pelanggan (customer solution), price dihubungkan dengan biaya pelanggan (customer cost), place dihubungkan dengan kenyamanan (convenience), sedangkan promotion dihubungkan dengan sebuah komunikasi (communications). Empat konsep ini sering juga diistilahkan dengan bauran komunikasi (communication mix) „Four C‟s‟. Hubungan antara pemasaran dengan komunikasi merupakan hubungan yang erat. Komunikasi merupakan proses pengoperan lambang – lambang yang diartikan sama antara individu kepada individu kepada individu, individu kepada kelompok, kelompok kepada kelompok dan kelompok kepada massa. http://digilib.mercubuana.ac.id/ Dari pengertian – pengertian tersebut di atas, penulis memahami bahwa komunikasi pemasaran adalah merupakan seluruh kegiatan pemasaran yang dilakukan melalui bauran pemasaran dalam upaya untuk menginformasikan, membujuk, mengingatkan konsumen mengenai produk barang atau jasa dan merek yang mereka jual melalui berbagai saluran atau media sehingga menghasilkan citra atau image positif bagi perusahaan seperti yang dikehendaki. Penjabaran di atas menggambarkan bagaimana peran komunikasi pemasaran dewasa ini menjadi sangat penting dan menjadi salah satu strategi perusahaan atau organisasi dalam mengomunikasikan produk/jasa mereka. 2.3. Bauran Komunikasi Pemasaran Dalam melakukan komunikasi pemasaran, pemasar memerlukan elemen – elemen bauran komunikasi pemasaran guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Bauran inilah yang kemudian digunakan oleh pemasar untuk menyampaikan pesan baik produk maupun jasa mereka kepada khalayak sasarannya. Menurut Terence A. Shimp (2003), elemen – elemen dalam bauran komunikasi pemasaran terdiri atas: a. Personal Selling (Penjualan Perorangan) b. Advertising (Iklan) c. Direct Marketing (Penjualan Secara Langsung) d. Sales Promotion (Promosi Penjualan) e. Sponsorship Marketing (Pemasaran Sponsorship) http://digilib.mercubuana.ac.id/ f. Publicity and Public Relation (Pubilisitas dan Hubungan Masyarakat) g. Point-of-purchase Communication (Titik Komunikasi Pembelian) 2.3.1. Personal Selling (Penjualan Perorangan) Penjualan perorangan adalah bentuk komunikasi antar-individu di mana tenaga penjual menginformasikan, mendidik, dan melakukan persuasi kepada calon pembeli untuk membeli produk atau jasa perusahaan. Penjualan perorangan merupakan komunikasi dua arah dimana seorang penjual menjelaskan fitur dari suatu produk untuk kepentingan pembeli. Dalam penjualan perorangan dilibatkan komunikasi yang sifatnya tatap muka dan kegiatannya pada sekarang ini terfokus pada pemecahan masalah dan penciptaan nilai baik bagi costumer. Sales person harus benar – benar memahami cutomernya dengan baik. Karakteristik yang dimiliki oles penjualan perorangan adalah: a. Personal interaction, yakni merupakan interaksi langsung sehingga dapat mengetahui bagaiman reaksi masing – masing b. Cultivication (perkembangan hubungan, yakni memungkinkan terjadinya perkembangan hubungan dari sekedar jual beli kepada pertemanan. c. Response, yakni sales person membuat pembeli merasa punya kewajiban untuk memberi perhatiannya kepada pembicaraan yang dilakukan. 2.3.2. Advertising (Iklan) Iklan merupakan salah satu strategi perusahaan dalam melakukan promosi terhadap produknya. Hal tersebut menunjukkan pentingnya sebuah iklan bagi perusahaan. Periklanan dapat diartikan sebagai taktik untuk memikat audiens http://digilib.mercubuana.ac.id/ melalui berbagai strategi, serta mengevaluasinya sehingga dapat menganalisis efektifitas komunikasi antara source dan decoder. Iklan yang mempromosikan ciri – ciri khusus dan keuntungan penggunaanya dari barang atau jasa yang ditawarkannya merupakan upaya competitive. Macam – macam iklan menurut Kustadi Suhandang (2010) adalah: a. Price advertising yaitu merupakan iklan yang tampil dengan lebih menonjolkan harga dari barang atau jasa yang ditawarkan b. Quality advertising yaitu merupakan iklan yang tampil dengan menonjolkan mutu atau kualitas barang dan jasa yang ditawarkan. c. Brand advertising yaitu merupakan iklan yang tampil dengan menonjolkan merek atau logo dari barang atau jasa yang ditawarkan. d. Prestige advertising yaitu iklan yang menonjolkan prestise orang yang akan menggunakan barang atau jasa yang ditawarkan. Menurut Philip Kotler (2000), Advertising : “is any paid form of personal presentation and promotion of ideas, goods, or services by identified sponsor”. Tujuan iklan dapat diklasifikasikan antara lain: a. Informative advertising yaitu iklan yang ditujukan untuk meningkatkan permintaan. Biasanya dilakukan pada tahap awal suatu produk masuk ke pasaran. b. Persuasive advertising yaitu iklan yang ditujukan untuk melalukan seleksi merek terhadap merek-merek yang sudah ada. Biasanya dilakukan pada tahap persaingan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ c. Reminder Advertising yaitu iklan yang ditujukan untuk mengingatkan kembali merek – merek yang sudah ada.Biasanya dilakukan pada saat keadaan mature product dimana penggunaannya rendah. d. Reinforcement advertising yaitu iklan yang ditujukan untuk meyakinkan pembeli baru bahwa mereka telah membuat keputusan pembelian yang tepat. Keuntungan dari penggunaan advertising (iklan) adalah dapat digunakan untuk skala nasional/internasional dengan sasaran lebih luas dan pesan dijangkau oleh banyak orang. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa periklanan merupakan suatu bentuk penyampaian pesan atau ide yang memerlukan biaya atau pembayaran kepada media yang dipilih agar pesan yang dibuat tersampaikan kepada sasaran. 2.3.3. Direct Marketing (Pemasaran Secara Langsung) Pemasaran secara langsung yaitu kegiatan yang dilakukan dengan cara berkomunikasi secara langsung untuk mendapatkan tanggapan langsung dari pelanggan. Menurut Belch dan Belch (2004:463) dalam bukunya Advertising & Promotion, “Direct marketing is a system of marketing by which organizations communicate directly with the target consumer to generate a response or transaction. Defenisi tersebut menggambarkan adanya suatu hubungan yang sangat dekat dengan target market dan memungkinkan proses pertukaran komunikasi dua arah terjadi. Dipahami bahwa komunikasi yang dilakukan secara langsung ditujukan untuk memperoleh respon atau transaksi yang terjadi dalam http://digilib.mercubuana.ac.id/ waktu singkat. Faktor – faktor yang mendukung tercapainya tujuan direct marketing tersebut antara lain: a. Bahwa target market telah mengenal produk atau jasa sebelumnya melalui sarana media promosi lainnya. b. Bahwa target market yang dituju merupakan hasil penyaringan dari proses segmentasi yang selektif, sehingga target market yang dipilih adalah mereka yang memiliki kedekatan dengan produk atau jasa yang ditawarkan. c. Bahwa marketer atau komunikator telah mempersiapkan informasi yang lengkap sesuai dengan apa yang dibutuhkan dan kemungkinan jawaban atas serangkaian informasi mengenai produk atau jasa yang ditawarkan (solusi) d. Bahwa direct marketing juga merupakan sebuah proses yang memberikan kesempatan kepada target market untuk menilai dan mempertimbangkan dalam suatu proses pengambilan keputusan, hal ini memungkinkan proses komunikasi dilakukan berulang – ulang. 2.3.4. Sales Promotion (Promosi penjualan) Promosi pembelian terdiri dari semua kegiatan yang dilakukan oleh pemasar untuk merangsang terjadinya pembelian suatu produk yang cepat atau terjadinya pembelian dalam waktu singkat. Promosi yang berorientasi pada perdagangan dapat memberikan berbagai jenis bonus penjualan untuk meningkatkan respon dari pedagang besar maupun pengecer. Sedangangkan http://digilib.mercubuana.ac.id/ promosi penjualan yang berorientasi kepada konsumen dapat dilakukan dengan memberikan sampel gratis dan premium (misalnya dengan memberikan piring cantik untuk setiap pembelian item tertentu), produk ekstra seperti diskon 20%, 50%, 70%, produk ekstra seperti isi lebih banyak 30%, isi lebih banyak 50%. Menurut Philip Kotler (2000), Sales promotion adalah “A variety of short –term incentives to encourage trial or purchase of product service”. Sales promotion terdiri dari berbagai alat incentive yang berbeda, kebanyakan digunakan untuk tujuan jangka pendek. Didisain untuk mendorong penjualan produk secara cepat atau jasa oleh konsumen atau perdagangan. Sales promotion sering digunakan untuk menarik perhatian brand switchers, sebab pengguna merek atau produk tidak selalu memperhatikan atau merespon suatu aktivitas promosi. Brand switchers biasanya mencari harga rendah tapi berkualitas. Sales promotion digunakan dalam persaingan merek yang hampir sama untuk menghasilkan respon penjualan dalam waktu yang singkat, tetapi dengan perolehan pasar yang tidak terlalu besar secara permanen. Karakteristik yang dimiliki oleh sales promotion adalah sebagai berikut: a. Communication, yakni menarik perhatiandan mengarahkan konsumen ke produk kita. b. Incentive, yakni memberikan konsesi atau kontribusi yang memberikan nilai atau keuntungan kepada konsumen c. Invitation, yakni merupakan ajakan untuk melakukan pembelian. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 2.3.5. Sponsorship Marketing (Pemasaran sponsorship) Sponsorship merupakan aspek komunikasi pemasaran yang tumbuh dengan cepat. Kegiatan sponsorship mencakup investasi dalam event untuk mencapai berbagai tujuan perusahaan terutama meningkatkan kesadaran merek, memperkuat citra merek dan memperbesar volume penjualan. Menurut Terence A. Shimp (2003), sponsorship meliputi 2 kegiatan utama yaitu: a. Pertukaran antar sponsor (seperti merek) dan pihak yang di sponsori (seperti kegiatan olahraga atau musik) dimana pihak terakhir menerima fee dan pihak sponsor memperoleh hak untuk dikaitkan dalam kegiatan yang disponsori. b. Pemasaran asosiasi oleh sponsor. Sebagaimana halnya dalam setiap keputusan komunikasi pemasaran lainnya, titik awal untuk event sponsorship yang efektif adalah menentukan pasar sasaran dan menjelaskan tujuan yang akan dicapai oleh suatu event. 2.3.6. Publicity & Public Relation (Publisitas dan Hubungan Masyarakat) Seperti halnya iklan, publisitas menggambarkan komunikasi massa, namun juga tidak seperti iklan. Publisitas biasanya ilakukan dalam bentuk berita atau komentar editorial mengenai produk atau jasa dari perusahaan. Bentuk – bentuk ini dimuat dalam media cetak atau televisi secara gratis karena perwakilan media menganggap berita itu penting dan layak disampaikan kepada khalayak mereka. Dengan demikian publisitas tidak dibiayai oleh perusahaan yang mendapatkan manfaatnya. http://digilib.mercubuana.ac.id/ Publisitas sendiri lebih fokus kepada customer atau calon customer dan melengkapi strategi marketing yang lain dengan 4 cara yaitu: a. Meningkatkan kredibilitas brand message b. Menyampaikan message sesuai targetnya berdasarkan aspek demografis, psikografis, etnik atau khalayak secara regional. c. Mempengaruhi opinion leader atau trendsetter yang berpengaruh. d. Melibatkan customer dan stakeholder lainnya pada event tertentu. Adapun karakteristik yang dimiliki oleh publisitas adalah: a. High creadibility yakni, berita dan artikel dianggap lebih otentik dan kredibel bagi pembaca daripada iklan b. Ability to catch buyers of guard, yakni dapat mencapai prospek (calon pembeli) yang menghindari sales people dan iklan c. Dramatization, yakni mempunyai potensi untuk mendramatisir perusahaan atau produk. Menurut Philip Kotler (2000), Public adalah suatu kelompok atau grup yang memiliki kepentingan potensial atau aktual atau dampaknya pada kemampuan suatu perusahaan untuk mencapai tujuannya. Public Relations yaitu kegiatan yang melibatkan berbagai program yang didisain untuk mempromosikan atau melindungi image suatu individu atau produk. Kebanyakan perusahaan memiliki departemen Public Relation. Tugasnya antara lain mengawasi perilaku organisasi public dan distribusi informasi juga komunikasi untuk membangun goodwill. Departemen Public Relation yang baik akan melakukan konseling top http://digilib.mercubuana.ac.id/ management untuk mengadopsi program-program yang positif dan menghilangkan hal – hal yang menimbulkan pertanyaan, sehingga publisitas negatif bisa dihindarkan. Fungsi – fungsi Public Relation adalah sebagai berikut: a. Press Relations yaitu menjelaskan suatu berita atau informasi tentang suatu organisasi secara positif. b. Product Publicity yaitu kegiatan mensponsori untuk publikasi suatu produk tertentu. c. Corporate Communication yaitu mempromosikan pemahaman tentang suatu organisasi melalui komunikasi secara internal maupun eksternal. d. Lobbying yaitu menjalin hubungan dengan legislatif atau pihak pemerintah untuk mempromosikan atau menggagalkan suatu peraturan. e. Counseling yaitu melakukan konsultassi managemen tentang isu-isu public, keberadaan atau image suatu organisasi. 2.3.7. Point-of-Purchase Communication (Titik Komunikasi Pembelian) Dengan melibatkan peraga, poster, tanda, dan berbagai materi lain yang di desain untuk mempengaruhi keputusan untuk membeli dalam tempat pembelian . Display di dalam toko memainkan peran penting dalam menarik perhatian konsumen untuk mencoba kemasan percobaan produk. Menurut Terence A. Shimp (2003), jawatan industri mengklarifikasikan material P-O-P kedalam 3 kategori yaitu: a. P-O-P Permanen yaitu mencakup display dan tanda – tanda yang sengaja digunakan untuk jangka waktu 6 bulan atau lebih. http://digilib.mercubuana.ac.id/ b. P-O-P Temporer yaitu mencakup display dan tanda – tanda yang sengana digunakan kurang dari jangka waktu 6 bulan. c. Media in Store yaitu di dalam toko mencakup material iklan dan promosi seperti radio P-O-P, iklan yang tertempel di kereta belanja, tulisan di rak pajangan, serta mesin penjual kupon. Tujuan yang hendak dicapai dari Point of Purchase (P-O-P) adalah: a. Hasil bagi produsen yaitu menjaga nama perusahaan dan merek sebelum konsumen melakukan penguatan kembali citra merek yang telah dibangun sebelumnya. b. Layanan bagi para pengecer yaitu melayani pengecer dengan menarik perhatian konsumen dan meningkatkan minat konsumen dalam berbelanja hingga memperpanjang waktu yang dihabiskan di toko. Secara keseluruhan hal tersebut mengarahkan pada peningkatan pendapatan serta profit bagi pengecer. c. Nilai bagi konsumen yaitu, konsumen disuguhi unit – unit point pembelian belanja. Hal ini dapat memberikan nilai bagi konsumen dengan mengatur merek – merek tertentu terpisah dari item – item yang sama serta menyederhanakan proses seleksi. Point of Purchase communication adalah unit yang berfungsi untuk memberikan informasi. Tanda – tanda, poster, display, serta material lainnya dapat memberikan sinyal pada konsumen menuju item – item spesifik dan menyediakan informasi yang mungkin bermanfaat bagi konsumen. P-O-P juga http://digilib.mercubuana.ac.id/ bermanfaat untuk mengingatkan konsumen atas merek – merek yang sebelumnya telah mereka pelajari melalui media elektronik, cetak atau media iklan lainnya. P-O-P juga berfungsi untuk mendorong konsumen untuk membeli produk tertentu serta berfungsi sebagai merchandising (perencanaan program penjualan, termasuk riset, pengemasan, periklanan, dan promosi lainnya untuk menciptakan permintaan yang besar terhadap suatu produk) disajikan saat display point-pembelian memungkinkan pengecer untuk memanfaatkan lantai ruangan secara efektif serta memicu penjualan eceran dengan mendampingi konsumen dalam penyeleksian produk serta merek. 2.4. Tujuan Komunikasi Pemasaran Setiap tindakan yang kita lakukan baik disadari ataupun tidak disadari memiliki tujuan tertentu dalam arti adanya keinginan untuk memperoleh kepuasan yang akan dicapai secepatnya atau langkah – langkah yang ingin dicapai dimasa mendatang. Setiap apa yang dilakukan menunjukkan apa yang dipikirkan dan memiliki tujuan. Seluruh usaha komunikasi pemasaran diarahkan kepada pencapaian satu atau lebih tujuan – tujuan di bawah ini: 1. Membangkitkan keinginan terhadap kategori produk Pada akhirnya setiap organisasi pemasaran bertujuan untuk meraih konsumen agar memilih produknya dan bukan produk pesaingnya. Setiap konsumen harus memiliki keinginan terhadap kategori produk terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk membeli merek dalam kategori produk tertentu tersebut. Dengan demikian pemasar dapat membangkitkan keinginan akan kategori produk tertentu sehingga dapat http://digilib.mercubuana.ac.id/ menciptakan permintaan primer. Setiap pengenalan untuk produk baru membawa konsekwensi dan tanggunjawab dari inovator untuk menciptakan keinginan konsumen yang agresif. 2. Menciptakan kesadaran akan merek Setelah keinginan tercipta akan suatu kategori produk tertentu, para pemasar bersaing satu sama lain untuk mendapatkan “bagian” dari jumlah total konsumen. Setiap pemasar berusaha menciptakan permintaan sekunder untuk merek tertentu mereka. Setiap pemasar perlu mengarahkan usaha mereka pada penciptaan akan kedaran merek dan mempengaruhi niat serta sikap positif atas merek. Kesadaran merupakan upaya untuk membuat konsumen familiar terhadap merek tertentu melalui iklan, promosi penjualan, atau komunikasi pemasaran lainnya dengan memberikan informasi tentang ciri khusus dan manfaatnya serta perbedaannya dengan merek lainnya. 3. Mendorong sikap positif, dan mempengaruhi niat membeli Merek – merek dalam kategori tertentu berusaha menggunakan kampanye yang berorientasi pada citra upaya menarik loyalitas konsumen dalam membeli. Jika pemasar sukses menciptakan kesadaran akan merek, maka pemasar dapat membentuk sikap positif terhadap merek tersebut dan kemudian membeli merek tersebut untuk jangka panjang. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 4. Memfasilitasi pembelian Apakah keputusan konsumen untuk membeli merek yang dipasarkan tergantung kepada usaha promosi dan komunikasi pemasaran dalam memfasilitasi pembelian? Jika usaha komunikasi pemasaran sebuah perusahaan benar – benar efektif, konsumen akan mengerti mengapa mereka harus membeli merek tersebut dan di mana mereka dapat membeli merek tersebut. Dari penjelasan – penjelasan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan komunikasi pemasaran memiliki esensi yang sama dengan tujuan dasar dari komunikasi dengan sasaran yang meliputi tiga aspek yaitu kognitif (menyadari, mengetahui), afektif (menyukai, mencoba, melakukan tindakan), dan konatif (tindak lanjut berupa tingkah laku/kebiasaan). 2.5. Strategi Komunikasi Pemasaran Menurut Colin Pocket Dictionary (Dalam Prisgunanto , 2006:86), strategi diartikan sebagai keputusan yang akan berakibat pada detail –detail taktik yang akan dilancarkan bahwa strategi ada sebelum pengendalian taktik. Dalam persaingan yang terjadi, perusahaan harus mampu menawarkan nilai dan kepuasan konsumen yang lebih besar dari para pesaingnya dengan melakukan strategi komunikasi pemasaran yang berkembang dan terkini. http://digilib.mercubuana.ac.id/ Menurut Terence A. Shimp (2003:40) Bahwa dalam strategi komunikasi pemasaran hal yang dilakukan adalah: 1. Menyusun struktur organisasi 2. Memonitor dan mengelola lingkungan pemasaran 3. Membuat keputusan komunikasi pemasaran 4. Meningkatkan ekuitas merek Berbeda dengan teori yang dikemukanan oleh Shimp, menurut Kotler (2008:58-63), untuk menemukan strategi komunikasi pemasaran yang terbaik, perusahaan harus melibatkan 4 faktor yaitu product, price, place, dan promotion. Dalam perencanaan strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui apa yang menjadi Misi Perusahaan 2. Analisa Lingkungan Eksternal (Peluang dan ancaman) 3. Analisa Lingkungan Internal (Kekuatan dan Kelemahan) 4. Melakukan perumusan sasaran 5. Melakukan perumusan strategi (Keunggulan, Diferensiasi, Fokus) 6. Perumusan program dan pelaksanaan 7. Umpan balik dan pengendalian Dengan komposisi teori yang hampir sama dengan kedua teori tersebut di atas, Chris Fill (2005), merumuskannya dalam bentuk yang lebih praktis dan lebih terperinci yaitu kerangka perencanaan komunikasi http://digilib.mercubuana.ac.id/ pemasaran dengan menyediakan visual panduan dalam bentuk elemen – elemen. Kerangka dapat dilihat pada gambar di bawah ini: Gambar 2.5. Kerangka Perencanaan Komunikasi Pemasaran Chriss Fill (2005) Context Analysis Corporate Goals Promotional Goals & Positioning Marketing Research Marketing Goals Communication Goals 3Ps of Promotional Strategy Agencies Pull Strategy Push Strategy Profile Strategy Coordinated Promotional Mix Resources Scheduling Implementation, Control & Evaluation Pada gambar 2.5. memperlihatkan kerangka dalam proses perencanaan komunikasi pemasaran terdiri dari berbagai elemen yaitu: a. Context Analyss (Analisis Konteks) b. Promotional Objectives (Tujuan Promosi) c. Marketing Communication Strategy (Strategi Komunikasi Pemasaran) d. Coordinated Promotional Mix (Bauran Promosi Terkoordinasi) http://digilib.mercubuana.ac.id/ e. Scheduling and Implementation (Jadwal dan Pelaksanaan) f. Resource ( Sumber Daya Manusia dan Keuangan) g. Evaluation and Control (Evaluasi dan Kontrol) h. Feedback (Umpan Balik) Pada proses strategi komunikasi pemasaran yang di utarakan oleh Chris Fill, strategi komunikasi pemasaran sangat lengkap dan mencakup semua proses yang dimulai dari lembaga – lembaga eksternal yang membuat penelitian pemasaran untuk perusahaan. Hal ini yang membuat peneliti memilih menggunakan dasar teori Chris Fill. Selain itu Chris Fill mengingatkan bahwa kerangka perencanaan komunikasi pemasaran adalah daftar kegiatan yang cocok perlu dipertimbangkan. Rencana komunikasi pemasaran mewakili urutan keputusan dari menejer pemasaran yang bertanggungjawab pada perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dari strategi dan rencana komunikasi pemasaran. Namun tidak semua perusahaan memberikan wewenang kepada menejer pemasaran. Kerangka perencanaan komunikasi pemasaran tersebut mencerminkan rencana dan strategi komunikasi pemasaran yang telah disepakati bersama, namun proses yang dilakukan tidak seperti pada gambar tersebut tetapi integratif dan independen. 2.5.1 Context Analysis (Analisis Konteks) Analisis konteks adalah bagian dari rencana komunikasi pemasaran yang sangat penting. Merupakan bagian vital di dalam langkah awal proses perencanaan. Tujuannya adalah untuk memahami sasaran/pasar utama dan http://digilib.mercubuana.ac.id/ menjadi panduan komunikasi untuk mempengaruhi dan juga membantu proses mencapai tujuan jangka panjang. Elemen dari context analysis adalah: a. The customer context meliputi Karakteristik segmentasi, Tingkat kesadaran, wawasan dan sikap terhadap merek/organisasi, Tingkat jenis keterlibatan, Jenis resiko yang diterima, Karakteristik dan isu – isu. b. The business context meliputi Korporasi dan strategi/rencana pemasaran, Analisis merek/organisasi, Analisis pesaing. c. The internal context meliputi Kendala keuangan, Identitas organisasi, Budaya, nilai – nilai, dan keyakinan, Keahlian pemasaran, Ketersediaan dan kesesuaian agensi. d. The external context meliputi Siapakah kunci dari stakeholder dan mengapa mereka penting, Apakah kebutuhan komunikasi mereka, Batasan dan peluang sosial, politik, ekonomi dan tehnologi. Gabungan dari element analisis konteks sangatlah penting sebagai informasi awal dan petunjuk apakah yang menjadi kebutuhan serta sasaran dari rencana pemasaran tersebut. Akar dari rencana pemasaran adalah analisis konteks. Analisis konteks telah menyediakan alasan –alasan untuk perencanaan tersebut. Sasaran dari pemasaran dan sasaran komunikasi pemasaran berasal dari analisis konteks. Jenis, bentuk dan gaya pesan berasal dari karakteristik target audiens, dan pemilihan media untuk menyampaikan pesan berdasarkan dari fungsi, kebiasaan pemilihan media oleh audiens dan ketersediaan sumber. http://digilib.mercubuana.ac.id/ Keempat elemen analisis konteks tersebut kemudian dibagi menjadi 2 bagian besar yang kemudian menjadi strategi awal konsep kerangka perencanaan dan strategi komunikasi pemasaran yaitu: 1. The costumer context dan the business context dapat diaplikasikan dalam bentuk STP (Segmenting, Targeting, Positioning). 2. The internal context dan the external context diaplikasikan dalam bentuk analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threath). Dewasa ini perusahaan – perusahaan menyadari bahwa mereka tidak lagi dapat menarik semua pembeli di pasar, atau setidaknya mereka tidak dapat menarik semua pembeli dengan cara yang sama. Para pembeli terlalu luas tersebar dan terlalu beragam kebutuhan dan pola pembelian mereka. Lebih dari itu perusahaan sendiri memiliki kemampuan yang berbeda – beda untuk melayani pembeli yang berbeda. 2.5.1.1. STP (Segmenting, Targeting, Positioning) Di dalam persaingan yang sangat kuat, perusahaan harus mampu mengidentifikasi bagian pasar mana yang sanggup dilayaninya dengan baik dan paling menguntungkannya. Untuk itu kebanyakan perusahaan menjadi semakin selektif terhadap pelanggan yang ingin mereka layani. Dengan perencanaan strategi komunikasi pemasaran yang tepat dan sesuai, diharapkan adanya peningkatan secara positif bagi kemajuan perusahaan. Ada beberapa strategi dalam komunikasi pemasaran yaitu segmenting, targeting dan positioning. http://digilib.mercubuana.ac.id/ a. Segmenting Segmentasi pasar adalah suatu kegiatan untuk membagi – bagikan atau mengelompokkan konsumen ke dalam kotak – kotak yang lebih homogen. Segmentasi merupakan suatu strategi untuk memahami struktur pasar dengan penempatan dan pengelompokan konsumen yang didefenisikan dengan keinginan, daya beli, lokasi geografis, perilaku dan kebiasaan pembeli. Segmentasi pasar adalah merupakan hal yang penting bukan hanya untuk kepentingaan bisnis, tetapi juga untuk kegiatan nirlaba lainnya. Dalam kegiatan bisnis, segmentasi pasar digunakan untuk memilih pasar sasaran, mencari peluang, menggerogoti segmen pimpinan pasar dan merumuskan pesan – pesan komunikasi. Segmentasi membantu parapengambil keputusan agar lebih jelas dalam mengidentifikasi tujuan pemasran dan lebih baik dalam mengalokasikan sumber daya. Menurut Kotler (1997) Segmen pasar dapat dibagi menjadi beberapa, yaitu: 1. Segmentasi geografis Pembagian pasar secara geografis seperti negara, regional, negara bagian, kota atau kompleks perumahan. Sebuah perusahaan mungkin memutuskan untuk beroperasi dalam satu atau beberapa wilayah geografik ini, atau mungkin beroperasi di semua wilayah tetapi lebih memperhatikan kebutuhan dan keinginan yang dijumpai. 2. Segmentasi demografis Pembagian pasar menjadi kelompok berdasarkan pada variabel umur,jenis kelamin, besar keluarga, siklus kehidupan keluarga, penghasilan, pendidikan, agama, ras, pekerjaan, dan lain – lain. http://digilib.mercubuana.ac.id/ Pembagian demografis merupakan dasar yang paling populer untuk membuat segmen kelompok pelanggan. Salah satu alasan adalah kebutuhan konsumen, keinginan, dan tingkat penggunaan seringkali amat dekat dengan variabel demografik. 3. Segmentasi psikografis Membagi pembeli menjadi kelompok berbeda berdasarkan pada karakteristik kelas sosial, gaya hidup atau kepribadian. 4. Segmentasi tingkah laku Mengelompokkan pembeli berdasarkan pada pengetahuan, sikap, penggunaan atau reaksi terhadap suatu produk. Banyak pemasar meyakini bahwa variabel tingkah laku merupakan awal paling baik untuk membentuk segmen pasar. b. Targeting Usaha targeting, memungkinkan komunikator pemasaran menyampaikan pesan mereka secara lebih tepat dan mencegah terjadinya kesia – siaan dalam penyampaian pesan kepada orang – orang di luar target pasar mereka. Menurut Reinald Kasali di dalam bukunya Managemen Periklanan Konsep dan Aplikasinya di Indonesia (1995), targeting adalah menetapkan target pasar untuk produk yang dihasilkan yaitu satu atau beberapa segmen pasar yang menjadi fokus kegiatan pemasaran yang ada. Lima kriteria yang harus dipenuhi untuk mendapatkan target market yang optimal yaitu: 1. Segmen yang besar, pada dasarnya sebagai seorang pemasar baru sudah bisa menentukan produk tersebut untuk segmen yang mana, karena tanpa http://digilib.mercubuana.ac.id/ segmen yang jelas kita hanya akan membuang dana yang besar untuk promosi. 2. Daya beli dan kesediaan membeli, di samping itu juga harus kita lihat kemampuan daya beli dari para konsumen yang sedang kita sasar. 3. Perbedaan dengan segmen lain, kita harus memberikan perbedaan dengan segmen lain terutama untuk produk masyarakat. 4. Ada tidaknya pesaing lain yang menguasai segmen tersebut, harus kita lihat apakah produk kita merupakan produk pertama atau hanya produk nomor dua. Hal ini akan sangat menentukan strategi yagn hendak kita susun. 5. Pasar dapat dijangkau media, sumber daya manusia yang memadai. Perhatian kita terhadap sumber daya dari produk yang akan dilempar ke pasar. c. Positioning Adalah suatu proses atau upaya untuk menempatkan suatu produk, merek, perusahaan, individu atau apa saja dalam pemikiran mereka yang dianggap sebagai sasaran konsumennya. Menurut M. Machfoedz (2010) beberapa cara yang dilakukan dalam menetapkan positioning adalah dengan menetapkan berdasarkan ciri khas produk, berdasarkan manfaat produk, berdasarkan penggunaan sesuai event, berdasarkan tingkat pengguna tertentu, berdasarkan perbandingan langsung dengan produk pesaing dan berdasarkan perbedaan kategori produk. Pada saat perusahaan memutuskan segmen mana yang harus atau akan dimasuki perusahaan http://digilib.mercubuana.ac.id/ tersebut harus memutuskan posisi mana yang ingin dikuasainya pada segmen tersebut. Seperti dituliskan sebelumnya bahwa posisi suatu produk adalah bagaimana produk didefenisikan oleh konsumen melalui sifat – sifat pentingnya posisi di benak konsumen yang ditempati oleh suatu produk relatif terhadap produk pesaing nya. Menurut Kotler (1997) yang dikutip oleh Chriss Fill (2005) positioning adalah tindakan dari rancangan permintaan terhadap image perusahaan sehingga mereka memiliki makna yang berbeda dengan posisi kompetitor lain di dalam benak konsumen. Positioning merupakan strategi dimana pemasar menetapkan tujuan merek tersebut di dalam benak konsumen. Menurut Chris Fill (2005) di dalam bukunya Marketing Communications, beberapa strategi positioning dapat digambarkan/dinyatakan atau dikembangkan melalui: a. Keistimewaan Produk b. Harga/Kualitas Produk c. Kegunaan Produk d. Pemisahan Kelas Produk e. Pengguna Produk f. Pesaing Lain g. Manfaat Produk h. Peninggalan/Warisan Strategi positioning haruslah dikembangkan dalam waktu jangka panjang untuk membuktikan efektif atau tidak. Meskipun melakukan sedikit perubahan, namun positioning tersebut dapat membawa perubahan pada kondisi lingkungan. Dalam bentuk positioning suatu produk ada beberapa kesalahan yang bisa terjadi http://digilib.mercubuana.ac.id/ dan harus dihindari agar tidak terjebak dalam positioning itu sendiri. Kesalahan – kesalahan itu adalah: 1. Under positioning, hal ini terjadi jika positioningnya tidak dirasakan konsumen dan tidak memiliki posisi yang jelas sehingga dianggap sama saja dengan produk lainnya di pasar. 2. Over positioning, adakalanya positioning menjadi terlalu sampai sehingga dapat mengurangi minat konsumen yang masuk ke dalam segmen pasarnya 3. Confused positioning, terlalu banyak atribut yang digunakan sehingga membuat konsumen ragu dan bingung 4. Doubful positioning, positioning yang didukung dengan bukti kuat akan diragukan kebenarannya. Hal ini dapat terjadi karena bauran pemasaran yang diterapkan tidak konsisten dengan keberadaan produk. 2.5.1.2. SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threath) Di dalam elemen analisis konteks, the internal context dan external contex dapat diaplikasikan dalam bentuk analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threath) di mana Strong dan Weakness adalah merupakan internal context sedangkan Opportunity dan Threath adalah external context. Dalam bisnis, hampir seluruh perusahaan dan pengamat bisnis dalam pendekatannya banyak yang menggunakan analisis SWOT yang tujuannya adalah untuk menyusun strategi – strategi jangka panjang sehingga arah dan tujuan perusahaan dapat dicapai dengan jelas dan dapat segera mengambil keputusan dan juga semua http://digilib.mercubuana.ac.id/ perubahan dalam persaingan yang terjadi. SWOT adalah merupakan identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisa SWOT didasarkan pada satu logika yang dapat membantu memaksimalkan kekuatan, peluang, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman. SWOT membandingkan antara faktor peluang dan ancaman dengan faktor kekuatan dan kelemahan. a. Kekuatan (Strength) Adalah situasi perusahaan yang berupa kompetisi, kapabilitas, memberdayakan yang dimiliki oleh perusahaan yang dapat digunakan sebagai alternatif untuk menangani peluang dan ancaman yang akan terjadi. b. Kelemahan (Weakness) Adalah situasi internal perusahaan dimana kompetensi, kapabilitas, sumber daya perusahaan sulit digunakan untuk menangani kesempatan dan ancaman yang terjadi. c. Peluang (Opportunities) Adalah situasi eksternal perusahaan yang berpotensi menghasilkan suatu keuntungan bagi perusahaan. Perusahaan yang berada dalam suatu industri yang sama secara umum akan merasa lebih diuntungkan bila dihadapkan pada kondisi ekternal tersebut. Misalkan ada segmen pasar tertentu yang belum dimasuki oleh pesaing, maka secara umum akan http://digilib.mercubuana.ac.id/ menjadi peluang bagi perusahaan manapun yang berhasil melihat pasar tersebut untuk mendapatkan keuntungan. d. Ancaman (Threaths) Adalah suatu keadaan eksternal yang berpotensi menimbulkan kesulitan di mana perusahaan – perusahaan yang berada dalam suatu industri yang sama secara umum akan merasa dirugikan atau dipersulit atau terancam bila dihadapkan pada kondisi eksternal tersebut. 2.5.2. Promotional Objectives (Tujuan Promosi) Dalam perencanaan komunikasi pemasaran perlu ditetapkan apa yang menjadi tujuan dari promosi yang akan dilakukan. Adapun peran dari ditetapkannya tujuan promosi di dalam proses perencanaan komunikasi pemasaran menjadi sangat penting adalah karena: a. Dapat mempertahankan keseimbangan pada rencana dan menghilangkan satu – satunya penekanan yang muncul pada penjualan b. Mengindikasikan masalah positioning c. Menyeimbangkan kebutuhan dari promotional mix (bauran promosi), d Memberikan parameter atau waktu untuk kampanye dan akhirnya sebagai sarana penting untuk evaluasi kegiatan komunikasi pemasaran tertentu. http://digilib.mercubuana.ac.id/ Idealnya tujuan promosi (promotional objectives) terdiri dari 3 elemen penting yaitu: a. Corporate objectives, berdasarkan pada bisnis atau perencanaan pemasaran. Mengacu kepada misi dan area bisnis yang dipercayakan oleh organisasi. b. Marketing objective, berdasarkan pada perencanaan pemasaran dan berorientasi pada hasil akhir. Pada situasi normal dapat dipertimbangkan sebagai tujuan penjualan terkait, seperti pangsa pasar, pendapatan penjualan, volume, pengembalian dalam investasi dan indikator kemungkinan lainnya. c. Marketing communications objetives, berdasarkan pada pengertian atau pemahaman tentang konteks yang sudah ada, di mana keberadaan sebuah merek diharapkan dimasa mendatang. Hal ini dikenal sebagai level kesadaran, persepsi/wawasan, pemahaman dan pengetahuan, tingkah laku berdasarkan semua tingkat pilihan pada merek. Pilihan pada tujuan komunikasi tergantung kepada tugas – tugas yang harus diselesaikan. Banyak merek yang membutuhkan pengawasan pada posisi merek mereka yang sudah ada pada saat ini atau memposisikan mereknya kembali sesuai dengan perubahan yang terjadi. Menurut Chris Fill (2005) ketiga elemen tersebut di atas merupakan tujuan promosi yang harus di aplikasikan dengan SMART (Spesific, Measurable, Achievable, Realistic, Targeted and Timed). http://digilib.mercubuana.ac.id/ Spesific yaitu variabel manakah yang sebenarnya akan dipengaruhi di dalam kampanye? Apakah kesadaran, persepsi, perilaku atau elemen lain. Variabel yang akan dipengaruhi harus sudah diputuskan dengan jelas dan hasil harus memungkinkan serta tepat untuk ditentukan. Measurable yaitu kegiatan yang dapat diukur, bisa saja tingkat persentasi dari kesadaran yang diharapkan pada target audiens. Achievable yaitu tujuan – tujuan tersebut harus dapat dicapai, jika tidak tanggung jawab untuk prestasi tersebut akan menjadi kurang motivasi dan impian untuk sukses. Realistic yaitu aksi yang dilakukan harus berdasarkan pada kenyataan dan harus relevan dengan merek pada konteks yang sudah ditetapkan. Targeted and Timed yaitu kelompok sasaran harus ditargetkan pada kampanye dan seberapa tepatnya sasaran ditetapkan dan sampai periode kapan hasil dapat diraih. 2.5.3. Marketing Communications Strategy (Strategi Komunikasi Pemasaran) Strategi komunikasi pemasaran yang seharusnya berorientasi kepada pelanggan, bukan pada metode atau media. Strategi harus berdasarkan baik kepada target audiens yang merupakan sasaran konsumen, distributor atau penyalur, penjual dan semua pemangku kepentingan yang seharusnya dijangkau. Tujuan promosi yang fokus kepada pelanggan membutuhkan strategi yang berbeda untuk memuaskan pelanggan dan mencapai tujuan promosi tersebut. http://digilib.mercubuana.ac.id/ Strategi komunikasi pemasaran Menurut Chris Fill (2005) disebut dengan 3Ps of promotional strategy antara lain: a. Pull strategies: menggunakan periklanan dan promosi untuk mendorong konsumen melakukan permintaan kepada retailer diteruskan kepada perusahaan serta mempengaruhi pelanggan – pengguna akhir (pelanggan dan b2b atau business to business) b. Push strategies: strategi mendorong reseller atau retailer melakukan penjualan yang agresif, mempengaruhi saluran pemasaran/perdagangan para pembeli. c. Profile strategies: kepentingan strategi (stakeholder) mempengaruhi seperti distributor, berbagai retailer, pemangku regulator, customer, finance market, pengecer, karyawan, komunitas lokal dan mungkin termasuk analis finansial, serikat buruh, dan pemerintah. Fokus dan penentuan tujuan komunikasi yang dilakukan dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel. 2.5.3. Marketing Communications Strategy Option Chris Fill (2005) Strategi Target audience Fokus pesan Pull Konsumen Produk/Jasa Pembelian End-User b2b customers Produk/Jasa Pembelian Saluran perantara Produk/Jasa Push Tujuan komunikasi Pengembangan hubungan dan saluran distribusi Profile Stakeholder yang relevan Organisasi http://digilib.mercubuana.ac.id/ Membangun reputasi Elemen strategi di dalam promotional strategi tersebut memiliki tujuan – tujuan yang berbeda, sehingga strategi tersebut digunakan untuk jenis permasalahan yang berbeda pula tergantung kepada tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Chris Fill (3005) ketika pull, push dan profile adalah bagian yang sangat penting, maka ketiga strategi tersebut harus dikoordikasikan secara bersamaan. Ketiga strategi tersebut harus seimbang. Setiap strategi memiliki kelemahan dan kekuatan masing – masing sehingga penggunaannya harus disesuaikan pula. 2.5.4 Coordinated Promotional Mix (Bauran Promosi Terkoordinasi) Berbeda dengan apa yang dikemukakan oleh Shimp (2004), Chriss Fill (2005) membagi bauran promosi terkoordinasi menjadi 5 elemen yang kemudian digolongkan menjadi dua kelas yaitu lini atas dan lini bawah yaitu: a. Advertising (Lini atas) b. Direct Marketing (Lini atas) c. Sales Promotion (Lini bawah) d. Public Relations (Lini bawah) e. Personal Selling (Lini bawah) Dengan kelebihan dan kekurangan masing – masing alat promosi, maka penggunaannya harus terkoordinasi satu sama lain. Apakah hanya menggunakan satu alat promosi saja, atau semua alat promosi digunakan tergantung dari tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 2.5.5. Schedule and Implementation (Jadwal dan Pelaksanaan) Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah memberi jadwal, kapan rencana komunikasi pemasaran tersebut dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditentukan. Pelaksanaan dilakukan dengan memilih agensi yang dianggap mampu menyampaikan seluruh pesan dan tujuan dari komunikasi pemasaran yang telah ditetapkan oleh perusahaan. 2.5.6. Resources (Sumber Daya Manusia dan Keuangan) Sumber daya penting untuk mendukung terlaksananya semua rencana yang sudah ditentukan untuk dicapai. Sumber daya tidak hanya dibutuhkan untuk masalah keuangan saja, namun juga menyediakan ahli pemasaran untuk hasil yang maksimal. Biaya dan metode yang akan digunakan dapat dialokasikan oleh sumber daya yang tepat. ketersediaan resources baik dari sumber daya manusia maupun keuangan dari perusahaan atau organisasi sangat penting diketahui sehingga pemilihan medium untuk menyampaikan pesan atau komunikasi yang diinginkan dan telah ditetapkan oleh perusahaan atau organisasi dapat dilakukan secara efisien dan efektif. 2.5.7. Evaluation and Control (Evaluasi dan Kontrol) Setelah diimplementasikannya perencanaan komunikasi pemasaran, perlu diadakan kontrol dan evaluasi dari setiap kegiatan karena tidak ada perencanaan pemasaran yang sempurna. Kontrol dan evaluasi dilakukan untuk menguji tingkat keberhasilan dari implementasi perencanaan komunikasi pemasaran yang telah http://digilib.mercubuana.ac.id/ ditetapkan serta bertujuan untuk menghasilkan efek atau feedback yang merupakan informasi atau acuan untuk kampanye selanjutnya. 2.5.8. Feedback (Umpan Balik) Dari semua proses yang dilakukan semata – mata bukan hanya untuk menyampaikan pesan saja, namun setiap pesan yang tersampaikan melalui media yang telah dipilih tersebut menghasilkan umpan balik atau feedback. Dengan adanya umpan balik dari masyarakat, pemasar mengetahui apakah pesan yang disampaikan sesuai atau tidak dengan tujuan awal yang telah ditetapkan. Feedback atau umpan balik ini adalah merupakan hal yang penting sebagai sumber informasi dan evaluasi untuk perencanaan yang akan dilakukan selanjutnya. Dari seluruh penjelasan mengenai elemen – elemen yang ada di dalam kerangka perencanaan strategi komunikasi tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa alur dari Marketing Communications planning framework dimulai dengan mendapatkan data dari marketing research yang dilakukan oleh badan eksternal. Kemudian dimulai penganalisaan situasi context analysis, kemudian mementukan promotional goals yang meliputi corporate goals, marketing goals, dan marketing communication goals. Selanjutnya adalah menentukan promotional strategy yang akan diterapkan oleh marketing komunikasi, strateginya terdiri dari push, pull dan profile strategy. Ketika sudah menentukan strategi apa yang diterapkan, langkah selanjutnya adalah melakukan bauran komunikasi pemasaran meliputi sales promotion, advertising, direct marketing, personal selling dan public relation. http://digilib.mercubuana.ac.id/ Setelah menentukan bauran komunikasi pemasaran mana yang akan ditentukan, penentuan scheduling dan ketersediaan resources baik dari sumber daya maupun finansial sangat penting diketahui dan ditentukan keterbatasannya. Implementasi dari semua perencanaan kemudian diserahkan kepada Agencies terpilih untuk mengemas pesan tersebut sesuai dengan Coordinated promotional Mix yang telah ditentukan sebelumnya oleh perusahaan/organisasi, Control dan Evaluation perlu dilakukan guna mengetahui apakah pesan sudah seperti yang diharapkan atau tidak.. Agencies kemudian dapat mengemas pesan berdasarkan Marketing Research yang dilakukan sendiri. Hasil tersebut kemudian dapat digunakan kembali oleh perusahaan/organisasi baik sebagai panduan ataupun evaluasi untuk strategi komunikasi pemasaran selanjutnya. 2.6. Regulasi Terkait Produk Minuman Beralkohol Regulasi adalah sesuatu yang dibuat danditetapkan untuk mengendalikan perilaku manusia atau masyarakat dengan aturan atau pembatasan. Regulasi dapat dilakukan dengan berbagai bentuk, misalnya: pembatasan hukum diumumkan oleh otoritas pemerintah, regulasi pengaturan diri oleh suatu industri seperti melalui asosiasi perdagangan, regulasi sosial (misalnya norma), co-regulasi dan pasar. Seseorang dapat, mempertimbangkan regulasi dalam tindakan perilaku misalnya menjatuhkan sanksi (seperti denda). Adapun regulasi atau peraturan – peraturan pemerintah terkait dengan minuman beralkohol adalah: http://digilib.mercubuana.ac.id/ a. Regulasi promosi atau pemasaran dalam beriklan tersebut menurut Dewan Periklanan Indonesia di dalam buku Etika Pariwara cetakan ketiga (September 2007) adalah produk minuman keras, rokok dan tembakau, obat – obatan, produk pangan, alat kesehatan, kosmetika, dll. b. Regulasi keputusan menteri kesehatan republik indonesia nomor: 386/men.kes/sk/iv/1994 tentang pedoman periklanan: obat bebas, obat tradisional, alat kesehatan, kosmetika, perbekalan kesehatan rumah tangga dan makanan-minuman. c. Permenperin Nomor 71 Tahun 2012 tentang Pengendalian dan Pengawasan Minuman Beralkohol, antara lain minuman beralkohol merupakan masyarakat barang yang Indonesia dapat sehingga berdampak terhadap dibutuhkan kehidupan pengendalian dan pengawasannya. d. Menurut Dewan Periklanan Indonesia Etika Pariwara di dalam buku Tata Krama Dan Tata Cara Periklanan Indonesia (2007), pedoman periklanan makanan dan minuman petunjuk teknis minuman keras (minuman beralkohol) yaitu: 1. Iklan tidak boleh mempengaruhi atau merangsang orang untuk mulai minum minuman keras. 2. Iklan minuman keras tidak boleh menggambarkan penggunaan minuman keras dalam kegiatan-kegiatan yang memerlukan konsentrasi (perlu informasi bahwa membahayakan keselamatan). http://digilib.mercubuana.ac.id/ penggunaannya dapat 3. Iklan minuman keras tidak boleh ditujukan terhadap anak dibawah usia 16 tahun dan atau wanita hamil, atau menampilkan mereka dalam iklan. 4. Minuman keras golongan C (dengan kadar alkohol 20% sampai dengan 55%) dilarang diiklankan. e. Minuman beralkohol juga terikat regulasi di dalam UU RI No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran, Siaran Iklan pasal 46 ayat 3b yaitu siaran iklan niaga dilarang melakukan promosi minuman keras atau sejenisnya dan bahan atau zat adiktif. f. PP RI NO. 69 TAHUN 1999 Tentang LABEL DAN IKLAN PANGAN khususnya Pasal 58. Dari berbagai regulasi tersebut, produk minuman beralkohol memiliki keterbatasan baik dalam promosi, penyiaran dan juga pemasaran menyebabkan para produsen khusus minuman beralkohol harus lebih kreatif dalam menentukan strategi komunikasi pemasaran agar tetap dapat bersaing demi pertumbuhan perusahaan tersebut. http://digilib.mercubuana.ac.id/