BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut WHO tahun 2003 terdapat lebih dari 200 juta orang dengan diabetes di dunia. Angka ini akan bertambah menjadi 333 juta orang ditahun 2025. Indonesia merupakan negara dengan jumlah diabetes ke 4 terbanyak didunia. Tahun 2006 di Indonesia terdapat 14,7 juta diabetes dan diperkirakan akan menjadi 21,3 juta pada tahun 2030 (Soegondo, 2008). Soegondo (2009) mengatakan, di Indonesia sekitar 95 % kasus adalah diabetes, penyebabnya tidak hanya faktor keturunan tapi juga gaya hidup misalnya kegemukan yang terjadi akibat gaya hidup makan kaya lemak dan tidak berolahraga. Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) tahun 2007, prevalensi nasional DM berdasarkan pemeriksaan gula darah pada usia >15 tahun di perkotaan 5,7%. Prevalensi TGT (Toleransi Glukosa Terganggu) pada penduduk usia >15 tahun di perkotaan adalah 10,2 %. Prevalensi kurang makan buah dan sayur sebesar 93,6% dan prevalensi DM tipe 2 pada penduduk usia > 10 tahun sebesar 48,2 % (Aditama, 2009). Penelitian yang dilakukan di USA pada 21.217 dokter USA selama lima tahun (cohort study) menemukan bahwa kasus DM tipe 2 lebih tinggi pada kelompok yang melakukan olahraga kurang dari 1 kali perminggu Universitas Sumatra Utara dibandingkan dengan kelompok yang melakukan olahraga 5 kali perminggu (Soegondo, 2009). Awal terkena penyakit diabetes melitus, kebanyakan penderita tidak menyadarinya karena penyakit ini muncul secara perlahan-lahan dan tidak menimbulkan gejala fisik. Stadium lanjut diabetes melitus akan menyebabkan komplikasi. Komplikasi bisa terjadi pada semua organ dalam tubuh yang dialiri pembulu darah kecil dan besar. Komplikasi diabetes melitus antara lain penyakit jantung, stroke, impotensi, kerusakan ginjal (nephropathy), kerusakan pada mata (retinophaty), kerusakan pada saraf (neurophaty), gangguan pada kaki (diabetik foot) (Haryadi, 2010 dalam Herty Harahap 2011). Senam kaki adalah kegiatan atau latihan yang dilakukan oleh pasien diabetes melitus untuk mencegah terjadinya luka dan membantu melancarkan peredaran darah bagian kaki (Sumosardjuno, 1986) Senam kaki ini bertujuan untuk memperbaiki sirkulasi darah sehingga nutrisi ke jaringan lebih lancar, memperkuat otot kecil, otot betis, dan otot paha, serta mengatasi keterbatasan gerak sendi yang sering dialami penderita diabetes melitus (Wibisono, 2009). Senam kaki ini dapat diberikan kepada seluruh penderita diabetes melitus dengan tipe I dan tipe II. Sebaiknya diberikan sejak pasien didiagnosa menderita diabetes melitus sebagai tindakan pencegahan dini. Menurut Wibisono, yang menjadi ketua persatuan Diabetes Indonesia, senam kaki ini berpengaruh untuk memperbaiki sirkulasi darah. Universitas Sumatra Utara Sementara itu berdasarkan medical record RSUP H. Adam Malik Medan pada tahun 2012 jumlah penderita DM sebanyak 356 orang. Pada tahun 2013 pada 3 bulan terakhir, kasus penderita DM adalah 115 orang. Banyak teori yang menjelaskan tentang manfaat latihan jasmani pada pasien DM yaitu latihan jasmani dapat menurunkan resistensi insulin terhadap glukosa sehingga dapat menurunkan kadar glukosa darah dan menurunkan penggunaan obat hipoglikemik oral (OHO) dan insulin, bahkan ada beberapa orang yang bisa mengontrol diabetesnya hanya dengan diet dan latihan jasmani. (Tandra, 2008). Berdasarkan dari fenomena tersebut diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian bagaimanakah pengaruh latihan senam diabetes terhadap tingkat pengetahuan pasien diabetes melitus tentang senam diabetes di Ruang Penyakit Dalam (RA2) RSUP H. Adam Malik 2013. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis ingin mengetahui bagaimana pengaruh edukasi dan latihan senam kaki pasien DM tipe 2 terhadap pengetahuan dan kemampuan pasien dalam melakukan latihan senam kaki di RSUP H. Adam Malik Medan 20013. Universitas Sumatra Utara C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui pengaruh edukasi dan latihan senam kaki pasien DM tipe 2 terhadap pengetahuan dan kemampuan pasien dalam melakukan latihan senam kaki di RSUP H. Adam Malik Medan 20013. 2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikaasi pengetahuan pasien DM tipe 2 dalam melakukan senam kaki sebelum dilakukan edukasi. b. Mengidentifikaasi kemampuan pasien DM tipe 2 dalam melakukan senam kaki sebelum dilakukan latihan senam kaki. c. Mengidentifikasi pengetahuan pasien DM tipe 2 dalam melakukan senam kaki setelah dilakukan edukasi. d. Mengidentifikasi kemampuan pasien DM tipe 2 dalam melakukan senam kaki setelah dilakukan latihan senam kaki. e. Membandingkan pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukanya edukasi pada pasien DM tipe 2. f. Membandingkan kemampuan sesudah dan sebelum dilakukannya latihan senam kaki pada pasien DM tipe 2. Universitas Sumatra Utara D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Pasien Diabetes Melitus Sebagai informasi terbaru bagi para pasien diabetes melitus tentang pencegahan dan penanganan diabetes melitus yakni dengan melakukan edukasi dan latihan senam kaki pada pasien DM tipe 2 yang dilakukan secara teratur dan sesuai dengan tehnik pelaksanaannya. 2. Bagi Rumah Sakit a. Sebagai bahan acuan bagi tenaga kesehatan untuk memberikan informasi tentang latihan senam diabetes (senam kaki) kepada pasien diabetes melitus dan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan melalui penyuluhan kesehatan tentang latihan senam diabetes (senam kaki) sehingga asuhan keperawatan komprehensif bisa dilaksanakan dengan sempurna. 3. Bagi Institusi Pendidikan Penelitian ini dapat digunakan untuk menambah wawasan serta mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya tentang latihan senam diabetes (senam kaki) pada mata kuliah Medikal Bedah. Universitas Sumatra Utara