1 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Avian Influenza (AI) atau flu burung merupakan penyakit unggas menular yang disebabkan virus influenza tipe A dari famili Orthomyxoviridae (Boyce et al. 2009). Penyakit ini telah menimbulkan dampak global yang besar, baik di bidang kesehatan, sosial maupun ekonomi (FKH IPB dan DEPTAN RI 2005, Bavink et al. 2009). Indonesia telah terserang AI sejak bulan Juli 2003 dan secara resmi diumumkan pemerintah pada 25 Januari 2004 (FKH IPB dan DEPTAN RI 2005). Penyakit ini secara intensif mendapat perhatian karena menyebar dengan cepat, mudah bermutasi, dan dikhawatirkan dapat berkembang menjadi pandemi seperti pandemi virus influenza A H1N1 tahun 1918 (Tumpey dan Belser 2009). Virus AI umumnya menyerang unggas (ayam peliharaan, kalkun, itik, puyuh, dan angsa) juga berbagai jenis burung liar (Boyce et al. 2009, Whitworth et al. 2007). Unggas air merupakan inang alami dan reservoir virus AI (Gall et al. 2009), sehingga walaupun telah terinfeksi virus AI, unggas air tidak selalu menunjukkan gejala (Webster et al. 1992). Beberapa virus AI juga diketahui dapat menyerang mamalia, termasuk manusia (Cardona et al. 2009). Hingga kini masih terdapat silang pendapat terkait mekanisme penularan virus AI dari unggas ke manusia sehingga terdapat dugaan adanya carrier virus ini (FKH IPB dan DEPTAN RI 2005), misalnya burung liar. Keterkaitan burung liar dengan penyebaran virus AI perlu menjadi perhatian Indonesia karena merupakan salah satu negara terpenting yang disinggahi 243 spesies burung berjumlah jutaan individu setiap tahunnya (Whitworth et al. 2007). Berbagai studi menyebutkan bahwa burung migran dapat berpotensi menjadi sumber penyebaran virus AI subtipe H5N1 (Perez-Ramirez et al. 2010). Namun peran unggas liar dalam penyebaran H5N1 masih belum jelas. Survailans AI pada unggas liar dapat menunjang pemahaman yang lebih komprehensif terhadap spesifitas induk semang dan evolusi virus AI. Oleh karena itu, penelitian multidisipliner untuk lebih memahami ekologi virus AI pada unggas liar sangat diperlukan. Berbagai studi menunjukkan bahwa pasar sebagai tempat bertemunya manusia dan unggas berpotensi menjadi sarana penyebaran virus AI pada unggas atau kemungkinan penularan dari unggas ke manusia. Menurut Wang et al. (2006), di Guangzhou, Cina tercatat seorang pasien yang terinfeksi Highly Pathogenic AI dari pasar makanan yang sekaligus menjual unggas hidup (Wang et al. 2006). Di Thailand, sebanyak 12 virus H5N1 terisolasi dari pasar burung dan pasar makanan pada bulan Juli 2006-Agustus 2007 (Amonsin et al. 2008). Virus H5N1 tersebut secara genetis mirip dengan H5N1 yang beredar di Thailand tahun 2004-2005. Studi pada 10 pasar unggas hidup di Hanoi, Vietnam menunjukkan bahwa virus H5N1 terdeteksi pada 2 dari 33 sampel kloakal dan orofaringeal angsa sehat (Nguyen et al. 2005). Hingga kini, masih diperlukan banyak data dan informasi untuk membuktikan bahwa terjadi penularan dari burung ke unggas lokal bahkan 2 manusia. Mengingat peran unggas dalam penyebaran virus AI dan banyaknya spesies unggas di Indonesia, maka penelitian mengenai keberadaan virus AI pada unggas sangat diperlukan. Pada penelitian ini, sampel akan diambil dari berbagai spesies unggas di Pasar Burung Pramuka, Jakarta. 1.2 Perumusan Masalah Hingga kini, masih diperlukan banyak data dan informasi untuk membuktikan bahwa terjadi penularan dari burung ke unggas lokal bahkan manusia. Mengingat peran unggas dalam penyebaran virus AI dan banyaknya spesies unggas di Indonesia, maka penelitian mengenai keberadaan virus AI pada unggas sangat diperlukan. Pada penelitian ini, sampel akan diambil dari berbagai spesies unggas di Pasar burung Pramuka, Jakarta. 1.3 Tujuan Penelitian Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengkaji keberadaan virus AI pada berbagai spesies unggas di Pasar Pramuka, Jakarta pada kurun waktu tertentu. Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengkaji keberadaan virus AI dan H5 dari sampel orofaring dan kloaka unggas maupun feses (kontaminasi lingkungan) dari berbagai spesies unggas menggunakan metode real time Reverse Transcriptase-Polymerase Chain Reaction (rRT-PCR). 2. Mendeteksi keberadaan antibodi terhadap virus AI (H5) pada berbagai spesies unggas dengan uji hemaglutinasi inhibisi. 3. Mengetahui pengaruh cuaca dan asal geografis unggas dengan keberadaan virus AI. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini yaitu: 1. Memberikan informasi mengenai virus AI pada berbagai spesies unggas. 2. Memberikan informasi mengenai antibodi terhadap virus AI subtipe H5 pada berbagai spesies unggas. 3. Memberikan informasi mengenai hubungan antara cuaca dan keberadaan virus AI. 4. Memberikan informasi geografis asal unggas dengan keberadaan virus AI. 1.5 Hipotesis Hipotesis penelitian ini yaitu: 1. Virus Avian Influenza terdeteksi pada unggas di Pasar Burung Pramuka, Jakarta. 2. Unggas yang diperdagangkan pernah terpapar oleh virus Avian Influenza H5. 3. Terdapat hubungan antara cuaca dengan keberadaan virus Avian Influenza pada unggas liar.