AKU WARGA NEGARA YANG BAIK STMIK AMIKOM YOGYAKARTA NAMA : IBNU ZAMAN WIJDANI NIM : 11.12.5563 KELOMPOK :G PROGAM STUDI : STRATA 1 JURUSAN : SISTEM INFORMASI DOSEN : M. Ayub Pramana, SH KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Semesta Alam karena atas izin dan kehendakNya jualah makalah sederhana ini dapat penulis rampungkan tepat pada waktunya. Penulisan dan pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pancasila. Adapun yang penulis bahas dalam makalah sederhana ini mengenai penerapan pancasila dalam kehidupan sehari-hari Dalam penulisan makalah ini penulis menemui berbagai hambatan yang dikarenakan terbatasnya Ilmu Pengetahuan penulis mengenai hal yang berkenan dengan penulisan makalah ini. Oleh karena itu sudah sepatutnya penulis berterima kasih kepada dosen pembimbing penulis yakni Bapak Ayub Pramana, SH yang telah memberikan limpahan ilmu berguna kepada penulis. Penulis menyadari akan kemampuan penulis yang masih amatir. Dalam makalah ini penulis sudah berusaha semaksimal mungkin.Tapi penulis yakin makalah ini masih banyak kekurangan disana-sini. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan juga kritik membangun agar lebih maju di masa yang akan datang. Harap penulis, makalah ini dapat menjadi track record dan menjadi referensi bagi penulis dalam mengarungi masa depan. Penulis juga berharap agar makalah ini dapat berguna bagi orang lain yang membacanya. Yogyakarta, Oktober 2011 Tuhan itu Ada Beriman bahwa Tuhan itu ada adalahiman yang palin utama. Jika seseorag sudah tidak percaya bahwa Tuhan itu ada, maka sesungguhnya orang itu dalam kesesatan yang nyata. Benarkah Tuhan itu ada? Kita tidak pernah melihat Tuhan.karena itu tidakheran jika orang-orang atheist menganggap Tuhan itu tidak ada. Cuma khayalan orang belaka. Mengutip perkataan Stephen Hawking di dalam bukunya, The Grand Design, bahwa “Karena ada hukum seperti gravitasi, tata surya dapatdan akan membentuk dirinya sendiri. Penciptaan spontan adalah mengapa sekarang ada „sesuatu‟ dan bukannya kehampaan , mengapa alam semesta ada dan kita ada. Tidak perlu memohon kepada Tuhan untuk mulai segalanyadan menggerakkkan alam semesta,” Inilah pikiran para atheist menuhankan ilmu pengetahuan. Ada kisah zaman dulu tentang bersamseorang atheist yang mengajak berdebat seorang alim mengenai ada tidaknya Tuhan. Diantara pertanyaannya adalah, “Benarkah Tuhan itu ada?” dan “Jika ada, Dimanakah Tuhan itu berada?” Ketika orang atheist menunggu bersama para penduduk di kampung tersebut, orang alim itu belum juga datang. Ketika orang atheist dan para penduduk berpikir bahwa orang alim itu tidak akan datang, barulah orang alim itu muncul. “Maaf jika kalian menunggu lama. Hujan turun deras, maka sungai menjadi banjir, sehingga jembatan hanyut dan saya tidak bisa menyebrang. Alhamdulillah, tiba- tiba sebatang pohon tumbang. Kemudian, pohon tersebut terpotong- potong ranting dan dahannya dengan sendirinya, sehingga jadi satu batang yang lurus, hingga akhirnya menjadi perahu.Setelah itu, baru saya bias menyeberangi sungai dengan perahu tersebut,” Begitu kata si orang alim. Si atheist dan para penduduk tertawa terbahak –bahak. Dia berkata kepada orang banyak, “Orang alim ini sudah gila rupanya. Bagaimana bisa sebuah pohon bisa menjadi perahu dengan sendirinya. Mana bisa sebuah perahu jadidengan sendirinya tanpa ada yang membuat!“ Orang banyak pun tertawa riuh. Setelah tawa agak redaorang alim pun berkat, “Jika kalian percaya bahwa perahu tidak akan ada tanpa ada pembuatnya,kenapa kalian percaya bahwa langit, bumi, dan seisinya bisa ada tanpa penciptanya? Mana yang lebih sullit membuat sebuah perahu atau langit , bumi, seisinya ini? Mendengar perkataan orang alim itu, mereka sadar bahwa mereka telah terjebak oleh perkataan mereka sendiri. “Kalau begitu jawab pertanyaanku yang kedua,” kata si atheist. “Jika Tuhan itu ada, mengapa dia tidak kelihatan, dimana Tuhan itu berada?” Orang atheist itu berpendapat. Orang alim itu kemudian menampar pipi si atheist dengan keras, sehingga si atheist merasa sangat kesakitan. “Kenapa anda memukul saya? Sakit sekali,” begitu si atheist mengaduh. Si alim bertanya,”Ah, mana ada sakit. Saya tidak melihat sakit. Dimana sakitnya?” “Ini sakitnya disini,” si atheist menunjuk-nunjuk pipinya. “Tidak, saya tidak melihat sakit. Apa para hadirin melihat sakitnya?” orang alim bertanya ke orang banyak. Orang banyak berkata, “Tidak!” Begitu pula Tuhan, kitatidak dapat melihat-Nya, kita tidak dapat bercakap dengan-Nya, tapi kita harus mengimani-Nya, dengan adanya ciptaan-Nya langit, bumi dan seisinya. Terorisme Kata terorisme berasal dari Bahasa Perancis le terruer yang semula digunakan untuk menyebut pemerintahan baru hasil Revolusi Perancis yang mempergu nakan kekerasan secara brutal dan berlebihan. Dengan cara memenggal 40.000 orang yang dituduh melakukan kegiatan anti pemerintah. Dengan demikian kata terorisme sejak awal dipergunakan untuk menyebut kegiatan kekerasan yang dilakukan oleh pemerintah maupun anti pemerintah. Sedangkan menurut Wikipedia, terorisme adalah serangan-serangan koordinasi yangbertujuan membangkitkan perasaan teror kepada sekolompok masyarakat. Dalam satu dekade ini mulai marak terror-teror bom di Indonesia, dan yang paling mengguncang adalah Bom Bali 2. Kasus bom yang begitu mengambil perhatian dunia. Bom yang meledak di sebuah pub itu memakan korban ratusan jiwa. Banyak sekali kasus bombing tersebut, bahkan hampir semua mengatas namakan jihad. Teror bom yang dilakukan oleh sebuah organisasi yang begitu rapi koordinasinya tersebut, belum dapat ditangkap actor intelektual dibaliknya,benarkah orang-orang islam yang memperjuangkan jihad atau hanya sekolompok orang atau sebuah negarayang ingin menampilkan citra islam sebagai agama kekerasan dan merasa takut jika islam tumbuh dan berkembang. Wallohu‟alam. Jaringan teroris mulai mencari merekrutanggota dari kalangan abg, anak-anak yang sedang mencari jati diri, dan begitu labil.Meraka direkrut untuk menjadi „bom berjalan‟. Begitu ironis, negri yang sedang carut marut karena korupsi yang telah masuk ke semua sector pemerintahan ini, mendapat pukulan telak dengan adanya kasus bom bunuh diri yang dilakukan oleh generasi penerus bangsa. Bila diamati lebih dalam, Noordin M. Top dan Dr. Azhari yang dilaporkan sebagai pelaku utama kasus bom di Indonesia, notabene berkewarganegaraam Malaysa ini merekrut orang Indonesia, untuk melakukan aksi teror di Negara Indonesia, kenapa mereka tidak om Negara mereka sendiri, semakin tak masuk akal kalau terror bom ini mengatasnamakan jihad. Pandangan Islam sendiri tentang bom, sebenarnya bom sudah tidak asing lagi bagi orang Islam, Nabi Muhammad SAW dalam beberapa perangnya menggunakan senjata berupa ketapel raksasa. Melemparkan batu besar ke arah musuh untuk mempora-porandakan barisan musuh atau menghancurkan gerbang beteng musuh. Mirip dengan mortar atau bazooka di era modern ini. Dan, pasti ada kemungkinan jatuh korban di pasukan muslim sendiri. Kenyataan itu membantah,perkataan segelintir orang yang mengatakan, “bom tidak pernah digunakan oleh Nabi,” “kenapa ada korban dari pihak orang muslim?” dan lain lain. Dan teror bom bukanlah jihad. Ketika orang-orang di Indonesia mengutuk perbuatan itu. Orangorang di Eropa dan Amerika malahpenasaran dengan Islam. Mereka mempelajari buku-buku tentang Islam.Banyak dari mereka yang menjadi muallaf. Karena mereka tahu bahwa Islam agama yang indah dan membenci kekerasan. Wahai umat Islam bersatulah, sesungguhnya telah dinashkan musuh yang nyata bagimu! Separatisme Separatisme merupakan sebuah gerakan untuk mendapatkan kedaulatan dan memisahkan suatu wilayah atau kelompok manusia (biasanya kelompok manusia dengan kesadaran nasional yang tajam) dari satu sama lain (atau Negara lain). Istilah ini tidak di terima oleh para kelompok separaris sendiri karena mereka menganggapnya kasardan lebih memilih istilah yang netral seperti determinasi diri. Dalam awal-awal tahun kemerdekaan Indonesia, nasionalisme tampak begitu kuat mengakar dalam berbagai lapisan masyarakat. Ungkapan „bangsa-ku, negri-ku, yang ku cinta‟ atau „demi kehidupan berbangsa dan bernegara‟, sebagaimana muncul hamper dalam setiap percakapan sehari-hari hingga dialog kenegaraan. Memaknai Indonesia, dalam konteks nasionalisme, merupakan sebuah kesatuan antara bangsa (nation) dengan negara (state). DI dalam sebuah solidaritas negara- bangsa (nation-state) dari susunan beraneka solidaritas suku-bangsa (ethnic). Slogan „Bhineka Tunggal Ika‟ sebagai senjata pamungkas yang mampu mereduksi semua perbedaan tersebut. Munculnya berbagai konflik social di era 1990-anmenjadi sebuah titik baik perjalanan nasionalisme di Indonesia. Nasionalisme seakan runtuh begitu saja, tanpa sisa. Munculnyakonflik bernuansa SARA di Kalimantan, Maluku, Poso, hingga gerakan pemberontakan local radikal di Timor Timur, Aceh, Maluku Selatan dan Papua menjadi bukti nyata rasa kebangsaan yang memudar. Konsep pembangunan nasionalisme yang lebih didefinisikan sebagai kemajuan pembangunan ekonomi dalam sebuah stabilitas politik yang tinggi. Sentralisasipemerintahan dan pembangunan tampak begitu nyata. „Daerah‟ kehilangan kesejahteraan ekkonomi dan politiknya sebagaimana yang dijanjikan oleh „Pusat‟. Sementara itu, pengaalan terhadap nasionalisme dilakukan secara represifyang berdampak pada kebuntuanaspek artikulasi ekonomi dan politik dari „Daerah‟. Dengan kondisi seperti itu, berbagai etnis masyarakat di daerah tidak lagi merasa manfaat sebagai bagian dari Indonesia. Perasaan tersisihkan dar kesatuan sebagaii bangsa dalam nasionalisme Indonesia muncul. Walhasil, terjadi peningkatan semangat kesukuan dabn kedaerahan yang berdampak pada krisis identitas nasional dan krisis kepercayaan terhadap kepemipinan nasional. Solidaritas nasional pun melemah, tergerus oleh sentimen etnisitas. Pemberantasan Korupsi Korupsi telah begitu merajalela di dunia, setiap Negara mempunyai caranya sendiri dalam memberantas korupsi. Sedang Indonesia sendiri memiliki KPK. Komisi Pemberantasan Korupsi atau disingkat menjadi “KPK” adalah sebuah komisi yang dibentuk pada tahun 2003 berdasarkan kepada Undang-Undang No. 30 Tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, dengan tujuan untuk mengatasi, menanggulangi dan memberantas korupsi. Dalam arti yang luas, korupsi atau korupsi politis adalah penyalahgunaan jabatan resmi untuk keuntungan pribadi. Semua bentuk pemerintah atau pemerintahan rentan korupsi dalam prakteknya. Beratnya korupsi berbeda-beda, dari yang paling ringan dalam bentuk penggunaan pengaruh dan dukungan untuk memberi dan menerima pertolongan, sampai dengan korupsi berat yang diresmikan, dan sebagainya. Titik ujung korupsi adalah kleptokrasi, yang arti harafiahnya pemerintahan oleh para pencuri, di mana pura-pura bertindak jujur pun tidak ada sama sekali. Korupsi yang muncul di bidang politik dan birokrasi bisa berbentuk sepele atau berat, terorganisasi atau tidak. Walau korupsi sering memudahkan kegiatan kriminal seperti penjualan narkotika, pencucian uang, dan prostitusi, korupsi itu sendiri tidak terbatas dalam hal-hal ini saja. Untuk mempelajari masalah ini dan membuat solusinya, sangat penting untuk membedakan antara korupsi dan kriminalitas. Tergantung dari negaranya atau wilayah hukumnya, ada perbedaan antara yang dianggap korupsi atau tidak. Korupsi menunjukan tantangan serius terhadap pembangunan. Di dalam dunia politik, korupsi mempersulit demokrasi dan tata pemerintahan yang baik (good governance) dengan cara menghancurkan proses formal. Korupsi di pemilihan umum dan di badan legislatif mengurangi akuntabilitas dan perwakilan di pembentukan kebijaksanaan; korupsi di sistem pengadilan menghentikan ketertiban hukum; dan korupsi di pemerintahan publik menghasilkan ketidak-seimbangan dalam pelayanan masyarakat. Secara umum, korupsi mengkikis kemampuan institusi dari pemerintah, karena pengabaian prosedur, penyedotan sumber daya, dan pejabat diangkat atau dinaikan jabatan bukan karena prestasi. Pada saat yang bersamaan, korupsi mempersulit legitimasi pemerintahan dan nilai demokrasi seperti kepercayaan dan toleransi. Korupsi juga mempersulit pembangunan ekonomi dengan membuat distorsi dan ketidak efisienan yang tinggi. Dalam sektor privat, korupsi meningkatkan ongkos niaga karena kerugian dari pembayaran ilegal, ongkos manajemen dalam negosiasi dengan pejabat korup, dan resiko pembatalan perjanjian atau karena penyelidikan. Walaupun ada yang menyatakan bahwa korupsi mengurangi ongkos dengan mempermudah birokrasi, konsensus yang baru muncul berkesimpulan bahwa ketersediaan sogokan menyebabkan pejabat untuk membuat aturan-aturan baru dan hambatan baru. Dimana korupsi menyebabkan inflasi ongkos niaga, korupsi juga mengacaukan "lapangan perniagaan". Perusahaan yang memiliki koneksi dilindungi dari persaingan dan sebagai hasilnya mempertahankan perusahaan-perusahaan yang tidak efisien. Korupsi menimbulkan distorsi (kekacauan) di dalam sektor publik dengan mengalihkan investasi publik ke proyek-proyek masyarakat yang mana sogokan dan upah tersedia lebih banyak. Pejabat mungkin menambah kompleksitas proyek masyarakat untuk menyembunyikan praktek korupsi, yang akhirnya menghasilkan lebih banyak kekacauan. Korupsi juga mengurangi pemenuhan syarat-syarat keamanan bangunan, lingkungan hidup, atau aturan-aturan lain. Korupsi juga mengurangi kualitas pelayanan pemerintahan dan infrastruktur; dan menambahkan tekanan-tekanan terhadap anggaran pemerintah. Berdasaekan di atas tindakan pidana korupsi secara garis besar mencakup tentang perbuatan melawan hukum, menyalah gunakan kewenangan, kesempata untuk memperkaya diri sendiri orang lain atau korupsi, dan merugikan keuangan negara atau perekonomian negara. Oleh sebab itu, korupsi perlu diberantas dari akarnya. Korupsi yang sudah begitu mengakar di Indonesia yang sudah masuk di semua aspek kehidupan. Tidak hanya pemerintah tapi seluruh masyarakt harus ikut turun tangan dalam mengatasi masalah korupsi tersebut. Dapat dipastikan jika korupsi bisa hilang dari Indonesia, Indonesia akan jadi Negara yang makmur dan sejahtera.