abstrak - Portal Garuda

advertisement
ANALISIS AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA
PT. SURYA PUTRA SUMATERA II
PASIR PENGARAIAN
Karmila
Fakultas Ekonomi Universitas Pasir Pengaraian
ABSTRAK
Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai
atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan,
tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan
mempunyai manfaat lebih dari satu tahun.
Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan
dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan
informasi posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang
bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam
pembuatan keputusan ekonomi.
Penggunaan aktiva tetap yang terlihat didalam laporan keuangan PT. Surya
Putra Sumatera II Pasir Pengaraian khusus pada neraca belum menggambarkan
tentang pengungkapan aktiva tetap. Hal ini juga tidak sesuai dengan PSAK 16
paragraf 74 dan 78 tahun 2012.
Kata Kunci : Aktiva Tetap
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tujuan utama akuntansi
adalah untuk memberikan informasi
keuangan yang dipergunakan pihak
manajemen perusahaan maupun
pihak-pihak lain di luar perusahaan,
seperti pemegang saham dan kreditur
dalam
rangka
pengambilan
keputusan.
Bagi
manajemen
perusahaan, akuntansi sebenarnya
adalah alat untuk memberikan
informasi tentang kejadian-kejadian
yang berisifat finansial dalam satu
periode tertentu. Dengan demikian
pihak manajemen mampu menguasai
keadaan perusahaan dan dapat
menguasai jalannya perusahaan.
Pada perusahaan yang masih kecil
pengelolaan aktiva yang diolah
tentunya masih terbatas, sehingga
cara dan teknik pengelolaan aktiva
yang konvensional mungkin masih
memadai digunakan untuk melayani
seluruh
kebutuhan
perusahaan.
Namun,
dengan
semakin
berkembangnya perusahaan, maka
akan diikuti pula dengan semakin
kompleknya pengelolaan aktiva yang
dimiliki. Perkembangan dunia usaha
yang begitu pesat telah mendorong
para usahawan yang bergerak
dibidang industri, dagang dan jasa
untuk mengembangkan cara-cara
inovatif dalam pengelolaan informasi
untuk mencapai tujuan perusahaan
secara
optimal
dengan
memperhatikan
efesiensi
dan
efektifitas usaha.Bagi perusahaan
aktiva tetap merupakan salah satu
aset perusahaan yang memiliki nilai
ekonomis
yang material jika
dibandingkan dengan aktiva lainnya
dalam laporan keuangan. Oleh
karena itu perlakuan akuntansi aktiva
tetap harus dilakukan secara akurat.
Apabila terjadi kesalahan dalam
menerapkan perlakuan akuntansi
terhadap aktiva tetap, maka hal ini
akan dapat mempengaruhi laporan
keuangan
perusahaan
yang
bersangkutan. Akuntansi aktiva tetap
meliputi penentuan harga perolehan
aktiva tetap, penentuan biaya
penyusutan, pengeluaran selama
masa perolehan dan pelepasan aktiva
tetap serta penyajian dalam laporan
keuangan.
Perlakuan
akuntansi
terhadap aktiva tetap meliputi
penentuan harga perolehan aktiva
tetap, penentuan biaya penyusutan,
pengeluaran-pengeluaran
selama
masa pemakaiaan aktiva tetap,
penghapusan aktiva tetap serta
penyajiannya
dalam
laporan
keuangan. Secara teoritis pengertian
harga perolehan aktiva tetap adalah
seluruh pengorbanan ekonomis yang
dilakukan untuk mendapatkan aktiva
tetap tersebut hingga siap untuk
digunakan. Dalam menentukan harga
perolehan aktiva tetap tidak hanya
ditentukan dari sudut harga belinya
saja, tetapi juga mencakup setiap
pengeluaran lainnya. Berarti setiap
pengeluaran yang ada relevansinya
terhadap aktiva tersebut seperti biaya
pembuatan Plat nomor dan pembutan
STNK serta pengeluaran lain-lainnya
harus ditambahkan atau digabungkan
pada nilai aktiva tetap yang
bersangkutan.Selama
penggunaan
aktiva tetap, lazimnya akan terjadi
pengeluaran-pengeluaran
tertentu.
Pengeluaran
yang
dikeluarkan
setelah masa perolehan aktiva tetap
dapat dikelompokan menjadi dua
yaitu:
(1) Kelompok pengeluaran modal
(Capital Expenditure) yaitu
pengeluaran dengan tujuan
menambah
manfaat
aktiva
tersebut. Biasanya pengeluaran
capital ini berupa pengeluaran
untuk menambah aktiva tetap
serta perbaikan dengan tujuan
meningkatkan efesiensi atau
kapasitas operasi aktiva tersebut,
pengeluaran capital ini nilainya
relatif material.
(2)
Pengeluaran
pendapatan
(Revenue Expenditure) yaitu
pengeluaran untuk pemeliharaan
dan reparasi biasa, dimana
nilainya tidak terlalu material.
Seiring dengan berlalunya
waktu, lazimnya semua aktiva tetap
yang digunakan kecuali tanah akan
berkurang kemampuannya dalam
melakukan operasional. Oleh karena
itu aktiva yang telah terpakai harus
dibebankan menjadi biaya (expense)
selama masa penggunaan dari aktiva
tetap tersebut. Dalam hal ini
diperlukan alokasi untuk mencatat
aktiva yang kemampuannya telah
berkurang tersebut. Dalam teori
alokasi
ini
disebut
dengan
penyusutan (depreciation). Metode
penyusutan harus mencerminkan
pula pemanfaatan ekonomis aktiva
perusahaan, penyusutan untuk setiap
periode diakui sebagai sebagai beban
untuk
periode
yang
akan
datang.Penelitian ini merupakan
replikasi dari penelitian yang
dilakukan oleh
Maria Fransiska
Butar-Butar (2005) dengan judul
Akuntansi Aktiva Tetap pada PT.
Mark Dynamics Indonesia Tanjung
Morawa. Penelitian mempunyai hasil
bahwa
PT. Mark Dynamics
Indonesia Tanjung Morawa secara
umum aktiva tetap dikelompokkan
berdasarkan fungsi masing-masing
dan perusahaan memasukkan seluruh
pengorbanan yang terjadi sebagai
akibat dari perolehan aktiva tetap..
Letak perbedaan penelitian ini adalah
pada objek penelitiannya. Penelitian
sebelumnya melakukan penelitian di
PT. Mark Dynamics Indonesia
Tanjung
Morawa
sedangkan
penelitian ini menggunakan objek
PT. Surya Putra Sumatera II Pasir
pengaraian.
Dalam penelitian ini penulis
mengambil lokasi pada PT. Surya
Putra Sumatera II Pasir Pengaraian,
Jln. Tuanku Tambusai, Pasir Putih,
Pasir Pengaraian. PT. Surya Putra
Sumatera II Pasir Pengaraian
merupakan
perusahaan
yang
bergerak di bidang penjualan sepeda
motor Yamaha dengan berbagai tipe
dan memberikan jasa servis kepada
konsumen.
Dalam
melakukan
penjualan kendaraan, perusahaan
melakukan penjualan secara tunai
dan kredit (angsuran). Dalam
penelitian ini peneliti menemukan
permasalahan yang layak diangkat
dalam penelitian ini. Metode
penyusutan harus mencerminkan
pemanfaatan
ekonomis
aktiva
perusahaan, penyusutan untuk setiap
periode diakui sebagai beban untuk
periode yang akan datang. Hal ini
tercermin dari penggunaan aktiva
yang melebihi umur ekonomis.
Aktiva yang telah melebihi umur
ekonomis ini tetap digunakan demi
efisiensi perusahaan. Hal ini telah
menyalahi aturan yang berlaku
karena penyusutan pada perusahaan
ini
menjadi
minus
dalam
perhitungannya.Permasalahan
lain
yang menjadi subjek pada penelitian
ini adalah masalah harga perolehan.
Kesalahan atas perlakuan akuntansi
dalam menentukan harga perolehan
dan pengeluran setelah masa
perolehan aktiva tetap. Hal ini
tercermin dari transaksi pembelian
aktiva perusahaan yang dicatat
berdasarkan nilai bukunya, tidak
memperlihatkan harga perolehan
aktiva tersebut di dalam neraca.
Karena nilai buku adalah harga
perolehan
dikurangi
akumulasi
penyusutan. Hal ini menimbulkan
kesulitan
dalam
memperoleh
kewajaran nilai aktiva. Hal tersebut
akan mempengaruhi terhadap laba
dan kewajiban atas penyajian dalam
laporan keuangan perusahaan. Oleh
karena itu dalam menetapkan harga
perolehan
aktiva
tetap
dan
pengeluaran-pengeluaran
setelah
masa
perolehan
haruslah
menggambarkan nilai wajar yang
sesungguhnya terjadi.
Dari uraian di atas, maka
penulis mengambil judul penelitian
sebagai berikut: “Analisis Akuntansi
Aktiva Tetap pada PT. Surya Putra
Sumatera II Pasir Pengaraian ”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang
masalah yang telah diuraikan di atas,
maka permasalahan yang dapat
dirumuskan adalah:
“Bagaimana perlakuan akuntansi
Aktiva Tetap pada PT. Surya Putra
Sumatera II Pasir Pengaraian?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan pada perumusan
masalah di atas, maka yang menjadi
tujuan penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui perlakuan
pencatatan aktiva tetap pada PT.
Surya Putra Sumatera II Pasir
Pengaraian
2. Untuk mengetahui pengakuan
aktiva tetap pada PT. Surya Putra
Sumatera II Pasir Pengaraian
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini tidak hanya
bermanfaat sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi di Fakultas Ekonomi
Universitas Pasir Pangaraian, tetapi
juga
sebagai
sarana
mengimplementasikan
teori-teori
yang telah penulis dapat dari
perkuliahan.
2. Bagi Perusahaan
Perusahaan dapat menjadikan
penelitian ini sebagai bahan masukan
untuk melakukan pengembangan
atau perubahan yang mendukung
terjadinya perubahan ke arah yang
lebih baik.
3. Bagi Peneliti Berikutnya
Diharapkan skripsi ini dapat
menjadi satu acuan dan referensi
untuk
penelitian-penelitian
berikutnya yang membahas hal
serupa.
E. Pembatasan Masalah dan
Originalitas
Dalam penelitian ini penulis
mencoba
untuk
menganalisis
akuntansi aktiva tetap pada PT.
Surya Putra Sumatera II Pasir
Pengaraian. Pembahasan ini akan
dibatasi pada akuntansi harga
perolehan dan biaya penyusutan
terhadap aktiva tetap pada PT. Surya
Putra Sumatra II Pasir Pengaraian.
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah
suatu penyajian terstruktur dari posisi
keuangan dan kinerja keuangan suatu
entitas. Tujuan laporan keuangan
adalah memberikan informasi posisi
keuangan, kinerja keuangan, dan arus
kas entitas yang bermanfaat bagi
sebagian besar kalangan pengguna
laporan keuangan dalam pembuatan
keputusan
ekonomi.
Laporan
keuangan juga menunjukkan hasil
pertanggungjawaban manajemen atas
penggunaan sumber daya yang
dipercayakan kepada mereka. Dalam
rangka mencapai tujuan tersebut,
laporan
keuangan
menyajikan
informasi mengenai entitas yang
meliputi :
1. Aset
2. Liabilitas
3. Ekuitas
4. Pendapatan
dan
beban
termasuk keuntungan dan
kerugian
5. Kontribusi dari dan distribusi
kepada
pemilik
dalam
kapasitasnya sebagai pemilik
6. Arus kas
Informasi tersebut, beserta
informasi lain yang terdapat dalam
catatan atas laporan keuangan,
membantu
pengguna
laporan
keuangan dalam memprediksi arus
kas masa depan dan khususnya
dalam hal waktu dan kepastian
diperolehnya kas dan setara kas.
Laporan keuangan lengkap
terdiri dari komponen-komponen
berikut ini:
1. Laporan posisi keuangan
(neraca) pada akhir periode
2. Laporan
laba
rugi
komprehensif selama periode
3. Laporan perubahan ekuitas
selama periode
4. Laporan arus kas selama
periode
5. Catatan
atas
laporan
keuangan, berisi ringkasan
kebijakan akuntansi penting
dan informasi penjelasan lain
6. Laporan posisi keuangan
pada
awal
periode
komparatif yang disajikan
ketika entitas menerapkan
suatu kebijakan akuntansi
secara
retrospektif atau
membuat penyajian kembali
pos-pos laporan keuangan,
atau
ketika
entitas
mereklasifikasi
pos-pos
dalam laporan keuangannya.
Laporan
keuangan
menyajikan secara wajar posisi
keuangan, kinerja keuangan dan arus
kas suatu entitas. Penyajian yang
wajar mensyaratkan penyajian secara
jujur
dampak
dari
transaksi,
peristiwa lain dan kondisi sesuai
dengan
definisi
dan
kriteria
pengakuan
aset,
liabilitas,
pendapatan dan beban yang diatur
dalam Kerangka Dasar Penyusunan
dan Penyajian Laporan Keuangan.
Penerapan
PSAK,
dengan
pengungkapan
tambahan
jika
diperlukan, dianggap menghasilkan
penyajian laporan keuangan secara
wajar.
B. Laporan Posisi Keuangan
Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan
minimal mencakup penyajian jumlah
pos-pos berikut :
1. Aset tetap
2. Properti investasi
3. Aset tak berwujud
4. Aset keuangan
5. Investasi
dengan
menggunakan
metode
ekuitas
6. Persediaan
7. Piutang dagang dan piutang
lainnya
8. Kas dan setara kas
9. Total
aset
yang
diklasifikasikan sebagai aset
yang dimiliki untuk dijual
dan aset yang termasuk
dalam kelompok lepasan
yang diklasifikasikan sebagai
dimiliki untuk dijual sesuai
dengan PSAK 58: Aset
Tidak Lancar yang dimiliki
untuk dijual dan Operasi
yang Dihentikan;
10. Utang dagang dan terutang
lain;
11. Provisi;
12. Liabilitas keuangan;
13. Liabilitas dan aset untuk
pajak kini sebagaimana
didefinisikan dalam PSAK
46: Pajak Penghasilan;
14. Liabilitas dan aset pajak
tangguhan,
sebagaimana
didefinisikan dalam PSAK
46;
15. Liabilitas yang termasuk
dalam kelompok lepasan
yang diklasifikasikan sebagai
dimiliki untuk dijual sesuai
dengan PSAK 58;
16. Kepentingan nonpengendali,
disajikan sebagai bagian dari
ekuitas; dan
17. Modal saham dan cadangan
yang dapat didistribusikan
kepada pemilik entitas induk.
C. Aktiva Tetap
1. Pengertian Aktiva Tetap
Pengertian akuntansi adalah
proses
mengidentifikasikan,
mengukur dan melaporkan informasi
ekonomi, untuk memungkinkan
adanya penilaian dan keputusan yang
jelas dan tegas bagi mereka yang
menggunakan informasi tersebut
Pengertian aktiva tetap Standar
Akuntansi Keuangan adalah: aktiva
berwujud yang diperoleh dalam
bentuk siap pakai atau dengan
dibangun lebih dahulu,
yang
digunakan dalam operasi perusahaan,
tidak dimaksudkan untuk dijual
dalam rangka kegiatan normal
perusahaan dan mempunyai masa
manfaat lebih dari satu tahun.
2. Pembagian Aktiva Tetap
Menurut Mulyadi (2001),
Aktiva tetap berwujud yang dimiliki
perusahaan adalah sebagai berikut :
a. Tanah dan pematangan tanah
b. Gedung
dan
perbaikan
gedung
c. Mesin
d. Moubel
e. Kendaraan-kendaraan
Sesuai dengan pengertian
yang dikemukakan oleh Ikatan
Akuntan Indonesia diatas terkait ciriciri aktiva tetap, maka seluruh
kategori telah memenuhi Standar
Akuntansi Keuangan atau telah
sesuai dengan Standart Akuntansi
Keuangan dimana aktiva tetap ciricirinya sesuai Ikatan Akuntan
Indonesia yaitu berwujud dan
dimiliki oleh perusahaan tidak untuk
dijual kembali.
3. Penggolongan Aktiva Tetap
Aktiva tetap dapat digolongkan
dalam berbagai sudut antara lain :
a. Sudut substansi, Aktiva tetap
dapat dibagi :
1) Tangible
Assets
(Aktiva
tetap
berwujud)
seperti
lahan, gedung, mesin,
dan peralatan.
2) Intangible
Assets
(Aktiva tetap tidak
berwujud ) seperti
Goodwill-paten,
Copyright, Hak cipta,
Franchise, dan lainlain.
b. Sudut disusutkan atau tidak
1) Depreciated
Plant
Assets
2) Undepreciated Plant
Assets
c. Berdasarkan Jenis
1) Lahan yaitu bidang
tanah yang terhampar
yang
merupakan
tempat
bangunan
maupun yang masih
kosong.
2) Bangunan
gedung
yaitu bangunan yang
berdiri diatas bumi,
baik diatas lahan
maupun air.
3) Mesin dan peralatan
operasi
4) Kendaraan terdiri dari
semua jenis kendaraan
seperti
alat
pengangkutan, mobil,
kendaraan roda dua,
dan lain-lain.
5) Perabot yang terdiri
dari perabot kantor,
laboratorium, perabot
pabrik
yang
merupakan isi dari
suatu bangunan.
6) Peralatan,
yang
dianggap
alat-alat
besar yang digunakan
dalam perusahaan.
7) Prasarana
seperti
jalan, jembatan, pagar
dan lain-lain.
4. Pengadaan Aktiva Tetap
Aktiva
tetap
diperoleh
dengan berbagai cara, dimana
masing-masing
perolehan
akan
mempengaruhi penentuan harga
perolehan. Cara perolehan aktiva
tetap adalah sebagai berikut:
a. Pembelian tunai. Aktiva tetap
dibeli secara tunai dicatat
sebesar kas yang dikeluarkan
untuk
pembelian
aktiva
tersebut di tambah dengan
biaya-biaya yang dikeluarkan
sehubungan
dengan
pembelian aktiva tersebut,
dikurangi dengan potongan
harga yang diberikan baik
dalam pembelian dalam
jumlah besar ataupun karena
pembayaran yang dipercepat.
b. Pembelian secara kredit dan
jangka panjang.
Saat ini
kebanyakan
transaksi
pembelian
aktiva
tetap
dilakukan dengan kredit
jangka panjang. Sisa utang
biasanya dibuktikan melalui
surat berharga, bukti hutang
hipotik dan lain-lain. Utang
ini biasanya dibayar dengan
beberapa kali angsuran dan
ditambah dengan bunga.
c. Pembelian dengan surat
berharga. Pembelian aktiva
tetap dengan surat berharga
adalah dengan pengeluaran
obligasi atau saham milik
perusahaan untuk ditukar
dengan aktiva tetap. Aktiva
tetap tersebut harus dicatat
sebesar harga pasar obligasi
atau saham pada saat
pembelian.
Nilai
surat
berharga tersebut dicatat
sesuai dengan nilai pari atau
nilai nominalnya. Selisih
antara harga perolehan aktiva
tetap dengan nilai nominal
saham atau nilai obligasi
dicatat sebagai agio atau
disagio dari saham atau
obligasi tersebut.
d. Aktiva tetap yang diperoleh
dari hadiah/donasi. Aktiva
yang
di
peroleh
dari
sumbangan hakekatnya tidak
menyebabkan pengeluaraan
modal.
Kalaupun
ada
hanyalah
biaya
untuk
memindahkan aktiva tetap
tersebut
hingga
dapat
digunakan sesuai dengan
tujuanya.
e. Aktiva yang dibangun sendiri
Beberapa
pertimbangan
perusahaan
membangun
aktivanya
sendiri
antara lain:
1) Memanfaat
kan fasilitas
yang tidak
terpakai
atau
menganggur
2) Anggapan
hemat
biaya
atau
cost
saving
3) Ingin
mendapatkan
mutu
yang
lebih baik
4) Untuk
segera
memenuhi
kebutuhan,
karena
perusahaan
lain
tidak
dapat
memenuhi
tepat pada
saat
yang
diperlukan.
f. Aktiva tetap yang diperoleh
secara pertukaran
1) Aktiva tetap diperoleh
dari perusahaan lain
dengan
cara
pertukaran
dari
masing-masing
perusahaan
yang
saling membutuhkan
antara aktiva tetap
perusahaan yang satu
dengan
aktiva
perusahaan lain jika
itu dipandang lebih
ekonomis
2) Harga
perolehan
menurut
Zaki
Baridwan, yaitu :
Harga
perolehan
adalah jumlah uang
yang dikeluarkan atau
utang yang timbul
untuk
memperoleh
aktiva tersebut. Jika
aktiva diperoleh dari
pertukaran
maka
harga pasar aktiva
yang
diserahkan
dipakai
sebagai
ukuran
harga
perolehan aktiva yang
diterima.
Apabila
pasar aktiva yang
diserahkan
tidak
diketahui, maka harga
pasar aktiva yang
dicatat sebagai harga
perolehan aktiva tetap
tersebut.
D. Biaya Penyusutan
1. Pengertian Biaya Penyusutan
Aktiva tetap yang digunakan
perusahaan dalam
menjalankan
operasinya pasti akan mengalami
penurunan produktivitas kecuali
tanah. Penurunan produktivitas ini
disebabkan oleh faktor fisik dan
faktor funsional. Faktor fungsional
akan membatasi umur aktiva tetap
karena:
a. Ketidakmampuan untuk
memenuhi
kebutuhan
produksi
b. Perubahan
permintaan
terhadap barang yang
dihasilkan
c. Kemajuan
teknologi
sehingga aktiva tetap
tersebut tidak ekonomis
lagi.
Sebagai
akibat
dari
penurunan produktifitas tersebut
maka nilai dari aktiva tersebut juga
menurun yang disebut dengan
depresiasi
atau
penyusutan.
Penyusutan untuk periode akuntansi
dibebankan ke pendapatan baik
secara langsung maupun tidak
langsung. Aktiva yang dapat
disusutkan adalah aktiva yang:
a. Diharapkan
untuk
digunakan selama lebih
dari satu periode akuntansi
b. Memiliki suatu manfaat
yang terbatas
c. Ditahan
oleh
suatu
perusahaan
untuk
digunakan dalam produksi
atau memasok barang dan
jasa untuk disewakan atau
untuk tujuan administrasi.
Masa manfaat adalah :
a. Periode
suatu
aktiva
diharapkan digunakan oleh
suatu perusahaan
b. Jumlah produksi atau unit
serupa diharapkan diperoleh
dari aktiva oleh perusahaan.
Masa
manfaat
dapat
dinyatakan dalam periode waktu
seperti bulan, tahun atau periode
operasi (jam keja) atau unit output.
Pengalokasian biaya aktiva
berdasarkan pengurangan manfaat
yang diperoleh dari padanya dikenal
dengan tiga istilah yaitu:
a.
Penyusutan.
Istilah
penyusutan
digunakan
sebagai penyusutan aktiva
tetap
yang
digunakan
berulang-ulang
dalam
produksi
b. Deplesi. Istilah ini digunakan
sebagai penyusutan aktiva
tetap yang berupa sumbersumber alam. Aktiva tersebut
tidak dapat dipakai berulangulang
karena
sifat
alamiahnya justru menjadi
produksi untuk dijual
c. Amortisasi. Istilah ini
digunakan
sebagai
penyusutan aktiva tidak
berwujud, misalnya hak
paten, goodwill, dan biaya
yang ditangguhkan
Jika
melihat
semua
keterangan diatas dapatlah ditarik
kesimpulan tetang faktor-faktor yang
menentukan penyusutan-penyusutan
periodik yaitu:
a. Harga perolehan. Harga
perolehan untuk aktiva tetap
adalah seluruh pengeluaran
untuk memperoleh aktiva
tetap tersebut hingga siap
untuk digunakan.
b.
Nilai sisa (residu) atau
salvage value. Nilai sisa
adalah
jumlah
yang
diperkirakan cukup beralasan
untuk direalisasikan pada
saat aktiva tersebut tidak
digunakan lagi.
2. Penyusutan menurut PSAK 16
61. Metode
penyusutan
yang
digunakana
mencerminkan
ekspektasi pola pemakaian
anfaat ekonomi masa depan
aset oleh entitas.
62. Metode
penyusutan
yang
digunakan untuk suatu aset
dikaji setidak-tidaknya setiap
akhir tahun buku dan, jika
terjadi
perubahan
yang
signifikan dalam ekspektasi
pola
pemakaian
manfaat
ekonomi masa depan aset
tersebut,
maka
metode
penyusutan
diubah
untuk
mencerminkan perubahan pola
tersebut. Perubahan metode
penyusutan
diperlakukan
sebagai perubahan estimasi
akuntansi sesuai dengan PSAK
25: Kebijakan Akuntansi,
Perubahan Estimasi Akuntansi
dan Kesalahan.
63. Berbagai metode penyusutan
dapat
digunakan
untuk
mengalokasikan
jumlah
tersusutkan dari aset secara
sistematis
selama
umur
manfaatnya. Metode tersebut
antara lain metode garis lurus,
metode saldo menurun, dan
metode unit produksi. Metode
garis
lurus
menghasilkan
pembebanan yang tetap selama
umur manfaat aset jika nilai
residunya
tidak
berubah.
Metode
saldo
menurun
menghasilkan
pembebanan
yang menurun selama umur
manfaat aset. Metode unit
produksi
menghasilkan
pembebanan berdasarkan pada
ekspektasi penggunaan atau
keluaran dari aset. Metode
penyusutan
aset
dipilih
berdasarkan ekspektasi pola
pemakaian manfaat ekonomi
masa depan aset. Metode
tersebut diterapkan secara
konsisten dari periode ke
periode,
kecuali
terdapat
perubahan dalam ekspektasi
pola
pemakaian
manfaat
ekonomi masa depan aset
tersebut.
E. Harga Perolehan
1. Pengertian Harga Perolehan
Harga
perolehan
adalah
pengorbanan
ekonomis
yang
dinyatakan dalam jumlah uang yang
diterima atau dibayarkan untuk suatu
transaksi.
2. Kegunaan Harga Perolehan
Setiap transaksi perusahaan
yang
mempengaruhi
posisi
keuangan, pada dasarnya memang
harus
dicatat.
Padahal untuk
melakukan pencatatan transaksi
perusahaan tersebut ada beberapa
cara, diantaranya nilai buku (book
value) dan nilai pasar (market value).
Transaksi pemisahaan yang dicatat
berdasarkan nilai buku atau nilai
pasar, menimbulkan akibat berbeda
terhadap
informasi
laporan
keuangan.
Transaksi pembelian aktiva
perusahaan yang dicatat berdasarkan
nilai bukunya, tidak memperlihatkan
harga perolehan aktiva tersebut di
dalam neraca. Karena nilai buku
adalah harga perolehan dikurangi
akumulasi penyusutan. Hal ini
menimbulkan
kesulitan
dalam
memperoleh kewajaran nilai aktiva.
Demikian
pula
dengan
pencatatan transaksi yang didasarkan
pada nilai pasar, nilai aktiva akan
selalu berubah-ubah sesuai dengan
perubahan nilai pasar. Hal ini
menimbulkan
kesulitan
dalam
memperoleh nilai pasar secepat
mungkin karena untuk memperoleh
nilai pasar ini dibutuhkan biaya serta
tenaga kerja.
Mengingat
kesulitankesulitan di atas, yang menjadi
masalah sekarang adalah bagaimana
menentukan dasar dan jumlah
pencatatan transaksi agar tergambar
posisi keuangan yang layak.
Dalam menentukan dasar pencatatan
transaksi akuntansi menggunakan
anggapan bahwa harga yang disetujui
pada saat terjadinya transaksi harus
bersifat objektif. Atas dasar
anggapan ini, pencatatan transaksi
dilakukan berdasarkan harga
peroleharya (historical cost).
Kerangka Pemikiran
Pengertian
aktiva
tetap
menurut Soemarso S.R (2005: 20)
Aktiva tetap adalah aktiva berwujud
(tangible fixed asset) yang: (1) masa
manfaatnya lebih dari satu tahun; (2)
digunakan
dalam
kegiatan
perusahaan; (3) dimiliki tidak untuk
dijual kembali dalam kegiatan
normal perusahaan serta; (4) nilainya
cukup besar.
Karakteristik aktiva berwujud bahwa
aktiva yang dimiliki perusahaan
dapat digunakan perusahaan secara
terus menerus dan memiliki masa
ekonomis yang relative panjang.
Aktiva tetap sangat berarti dalam
laporan keuangan, kesalahan menilai
aktiva tetap dapat menimbulkan
kerugian yang cukup material. Maka
penerapanya harus sesuai dengan
Standart Akuntansi Keuangan.
Banyak hal yang mempengaruhi
aktiva tetap ini diantaranya biaya
penyusutan. Aktiva tetap yang
digunakan
perusahaan
dalam
menjalankan operasinya pasti akan
mengalami penurunan produktivitas
kecuali
tanah.
Penurunan
produktivitas ini disebabkan oleh
faktor fisik dan faktor fungsional.
Selain
dari
itu
harga
perolehan juga memiliki pengaruh.
Transaksi
pembelian
aktiva
perusahaan yang dicatat berdasarkan
nilai bukunya, tidak memperlihatkan
harga perolehan aktiva tersebut di
dalam neraca. Karena nilai buku
adalah harga perolehan dikurangi
akumulasi penyusutan. Hal ini
menimbulkan
kesulitan
dalam
memperoleh kewajaran nilai aktiva.
METODE PENELITIAN
A. Objek Penelitian
Dalam penelitian ini penulis
mengambil lokasi pada PT. Surya
Putra Sumatera II Pasir Pengaraian
Jln. Tuanku Tambusai, Pasir Putih,
Pasir Pengaraian.
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah
deskriptif,
penelitian
ini
memberikan
gambaran
secara
sistematis yang berhubungan antara
fenomena yang diteliti, gambaran
yang sistematis dan akurat diperoleh
dengan
teknik
pengumpulan,
pengklasifikasian, pengujian serta
penganalisaan data sehingga ditarik
suatu kesimpulan.
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis data adalah data
sekunder yaitu data yang
bersumber dari referensi
baik dari perusahaan
maupun perpustakaan.
2. Sumber
data
adalah
sekunder yaitu sumber
data yang diperoleh dari
dari perusahaan maupun
perpustakaan.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data
yaitu dengan cara meminta data
secara langsung dari perusahaan
selanjutnya akan diolah, dianalisis
dan untuk ditarik kesimpulan.
E. Teknik Analisis Data
Tekhnik analisis data yang
digunakan adalah metode deskriptif,
menurut Moh Nazir (2003;63) dalam
bukunya
“metode
penelitian”
mengemukakan bahwa:
“Metode deskriptif adalah suatu metode
yang berusaha untuk memberikan
gambaran secara sistematis yang
berhubungan antara fenomena yang
diteliti, gambaran yang sistematis
dan akurat diperoleh dengan tekhnik
pengumpulan,
pengklasifikasian,
pengujian serta penganalisaan data
sehingga ditarik suatu kesimpulan”.
PEMBAHASAN
A. Pengakuan dan Pengukuran
Mesin
1.
Pengakuan Awal Mesin
Sesuai dengan klasifikasi
aktiva tetap, suatu aktiva diakui oleh
PT. Surya Putra Sumatera II Pasir
Pengaraian sebagai aset tetap apabila
berwujud dan memenuhi kriteria :
d. Diperoleh dengan maksud
untuk digunakan
Aktiva tetap yang diakui oleh
PT. Surya Putra Sumatera II Pasir
Pengaraian dalam unit usaha
penerangan adalah genset. Genset
yang dimiliki oleh PT. Surya Putra
Sumatera II Pasir Pengaraian pada
tahun 2009 berjumlah 1 (satu) unit.
Genset tersebut diperoleh dengan
cara dibeli secara kredit pada tanggal
10 Januari 2009 dengan biaya Rp
250.000.000,atas
semua
pembayaran masa depan.
a. Mempunyai masa manfaat
lebih dari 12 (dua belas) bulan
b. Biaya perolehan
dapat diukur secara andal
aktiva
c. Tidak dimaksud untuk
dijual dalam operasi normal entitas
Ayat jurnal pengakuan mesin :
Tanggal
10-01-2009
2.
Uraian
Ref
Debet
(Rp)
250.000.000
Mesin
Hutang
Pengukuran Awal Mesin
PT. Surya Putra Sumatera II
Pasir Pengaraian membeli 1 unit
genset pada tanggal 10 Januari 2009
dengan cara kredit dengan biaya
perolehan Rp 250.000.000,-. PT.
Surya Putra Sumatera II Pasir
Jurnal biaya perolehan mesin :
Kredit
(Rp)
250.000.000
Pengaraian membayar uang muka
genset sejumlah Rp. 75.500.000,-.
Dalam proses perolehan genset PT.
Surya Putra Sumatera II Pasir
Pengaraian mengeluarkan biaya
perjalanan dinas dan BBM sebesar
Rp. 1.500.000,-.
Tanggal
Uraian
10-01-2009
Mesin
Kas
Biaya Perjalanan,BBM
Hutang
Ref
Debet
(Rp)
250.000.000
Kredit
(Rp)
75.500.000
1.500.000
173.000.000
B. Pengakuan dan Pengukuran
Kendaraan
1.
Pengakuan Awal Kendaraan
Aktiva tetap yang diakui oleh
PT. Surya Putra Sumatera II Pasir
Pengaraian dalam unit usaha
transportasi adalah mobil L-300.
Ayat jurnal pengakuan kendaraan :
2.
Tanggal
Uraian
10-01-2009
Kendaraan
Hutang
Ref
Pengukuran Awal Kendaraan
PT. Surya Putra Sumatera II
Pasir Pengaraian membeli 1 unit
kendaraan pada tanggal 10 Januari
2009 dengan cara kredit dengan
biaya perolehan Rp 525.750.000,-.
PT. Surya Putra Sumatera II Pasir
Jurnal biaya perolehan kendaraan :
Debet
(Rp)
525.750.000
Pengaraian membayar uang muka
kendaraan
sejumlah
Rp.
125.000.000,-.
Dalam
proses
perolehan kendaraan PT. Surya Putra
Sumatera II Pasir Pengaraian
mengeluarkan biaya perjalanan dinas
dan BBM sebesar Rp. 2.500.000,-.
Uraian
10-01-2009
Mesin
Kas
Biaya Perjalanan,BBM
Hutang
Pengakuan Awal Peralatan
Aktiva tetap yang diakui oleh
PT. Surya Putra Sumatera II Pasir
Pengaraian dalam unit usaha
pelayanan
adalah
komputer.
Kredit
(Rp)
525.750.000
Tanggal
C. Pengakuan dan Pengukuran
Peralatan
1.
Kendaraan yang dimiliki oleh PT.
Surya Putra Sumatera II Pasir
Pengaraian pada tahun 2009
berjumlah 1 (satu) unit. Kendaraan
tersebut diperoleh dengan cara dibeli
secara kredit pada tanggal 10 Januari
2009 dengan biaya Rp 525.750.000,atas semua pembayaran masa depan
Ref
Debet
(Rp)
525.750.000
Kredit
(Rp)
125.000.000
2.500.000
398.250.000
Peralatan yang dimiliki oleh PT.
Surya Putra Sumatera II Pasir
Pengaraian pada tahun 2009
berjumlah 5 (lima) unit. Peralatan
tersebut diperoleh dengan cara dibeli
secara kredit pada tanggal 10 Januari
2009 dengan biaya Rp 22.500.000,atas semua pembayaran masa depan.
Ayat jurnal pengakuan peralatan :
Tanggal
10-01-2009
2.
Uraian
Ref
Debet
(Rp)
22.500.000
Peralatan
Hutang
Pengukuran Awal Peralatan
PT. Surya Putra Sumatera II
Pasir Pengaraian membeli 5 unit
komputer pada tanggal 10 Januari
2009 dengan cara kredit dengan
biaya perolehan Rp 22.500.000,-. PT.
Surya Putra Sumatera II Pasir
Jurnal biaya perolehan peralatan :
22.500.000
Pengaraian membayar uang muka
kendaraan sejumlah Rp. 7.900.000,-.
Dalam proses perolehan kendaraan
PT. Surya Putra Sumatera II Pasir
Pengaraian mengeluarkan biaya
perjalanan dinas dan BBM sebesar
Rp. 750.000,-.
Tanggal
Uraian
10-01-2009
Mesin
Kas
Biaya Perjalanan,BBM
Hutang
D. Perlakuan
Aktiva
Setelah Perolehan
1. Pengeluaran
Perolehan
Tetap
Setelah
Aktiva tetap yang diperoleh
PT. Surya Putra Sumatera II Pasir
Pengaraian dengan maksud untuk
digunakan
dalam
kegiatan
operasional
PT.
Surya
Putra
Sumatera II Pasir Pengaraian.
Pengeluaran biaya untuk aktiva tetap
setelah perolehan PT. Surya Putra
Sumatera II Pasir Pengaraian adalah
biaya
pemeliharaan.
Biaya
pemeliharaan ini dimaksudkan untuk
mempertahankan kondisi aktiva tetap
tersebut sesuai dengan kondisi awal.
Adapun
seluruh
biaya
pemeliharaan aktiva tetap yang
menjadi pengeluaran kas dalam
Kredit
(Rp)
Ref
Debet
(Rp)
22.500.000
Kredit
(Rp)
7.900.000
750.000
8.650.000
unitnya masing-masing pada tahun
2009 berjumlah Rp. 109.000.000,yang
menjadi
beban
dalam
perhitungan laba/rugi unit usaha
dalam laporan keuangan.
2. Pengakuan Berikutnya Setelah
Pengakuan Awal
Seiring dengan semakin lamanya
digunakan, aktiva tetap PT. Surya
Putra Sumatera II Pasir Pengaraian
mengalami
penurunan
manfaat
karena rusak karena pemakaian.
Untuk menyajikan nilai wajar
terhadap aktiva tetap PT. Surya Putra
Sumatera II Pasir Pengaraian
melakukan penyusutan. Penyusutan
aktiva tetap PT. Surya Putra
Sumatera II Pasir Pengaraian adalah
penyesuaian
nilai
sehubungan
dengan penurunan kapasitas dan
manfaat dari suatu aset. Seluruh
aktiva tetap dapat disusutkan sesuai
dengan sifat dan karakteristik aset
tersebut.
PT. Surya Putra Sumatera II Pasir
Pengaraian mencatat besarnya biaya
penyusutan terhadap kendaraan
dengan melihat tahun. Metode
penyusutan yang digunakan PT.
Surya Putra Sumatera II Pasir
Pengaraian adalah metode garis
lurus. Dengan metode garia lurus
nilai penurunan aset pertahunnya
sama. Untuk mesin masa manfaatnya
5 tahun dengan penyusutan 10%
Tanggal
Uraian
31/12/2009
pertahun, untuk kendaraan masa
manfaatnya 10 tahun dengan
penyusutan 15 % pertahunnya, untuk
peralatan masa manfaatnya 5 tahun
dengan
penyusutan
10
%
pertahunnya.
Penyusutan tahun I untuk 1
(satu) unit mesin genset :
Rp. 250.000.000 x 10 % =
Rp. 25.000.000
Jurnal per 31 Desember 2009
Ref
Diinvestasikan dalam Mesin
Akumulasi Penyusutan
Debet
(Rp)
Kredit
(Rp)
25.000.000
25.000.000
Penyusutan tahun I untuk 1 (satu) unit kendaraan :
Rp. 525.750.000 x 15 % = Rp. 78.862.500
Jurnal per 31 Desember 2009
Tanggal
31/12/2009
Uraian
Ref
Diinvestasikan dalam Mesin
Akumulasi Penyusutan
Debet
(Rp)
Kredit
(Rp)
78.862.500
78.862.500
Penyusutan tahun I untuk 5 (lima) unit komputer :
Rp. 22.500.000 x 15 % = Rp. 3.375.000
Jurnal per 31 Desember 2009
Tanggal
31/12/2009
Uraian
Diinvestasikan dalam peralatan
Akumulasi Penyusutan
Ref
Debet
(Rp)
Kredit
(Rp)
3.375.000
3.375.000
Berdasarkan pembahasan diatas,
maka dapat diketahui bahwa PT.
Surya Putra Sumatera II Pasir
Pengaraian dalam penggunaan aktiva
tetap yang terlihat didalam laporan
keuangan khusus pada neraca belum
menggambarkan
tentang
pengungkapan aktiva tetap. Hal ini
juga tidak sesuai dengan PSAK 16
paragraf 74 dan 78 tahun 2012 yang
mengungkapkan:
yang
Dihentikan
pelepasan lain;
dan
(iii) perolehan melalui kombinasi
bisnis;
(iv)
peningkatan atau penurunan
akibat dari revaluasi sesuai
dengan paragraf 31, 39, dan
40 serta dari rugi penurunan
nilai yang diakui atau
dibalik dalam pendapatan
komprehensif lain sesuai
dengan
PSAK
48:
Penurunan Nilai Aset;
a) dasar pengukuran yang digunakan
dalam menentukan jumlah tercatat
bruto;
(v)
rugi penurunan nilai yang
diakui dalam laba rugi
sesuai dengan PSAK 48;
b)
metode
digunakan;
(vi)
pembalikan rugi penurunan
nilai dalam laba rugi sesuai
dengan PSAK 48;
74.
Laporan
keuangan
mengungkapkan
untuk
setiap
kelompok aset tetap:
penyusutan
c)
umur manfaat atau
penyusutan yang digunakan;
d)
yang
tarif
jumlah tercatat bruto dan
akumulasi penyusutan (agregat
dengan akumulasi rugi penurunan
nilai) pada awal dan akhir
periode; dan
e) rekonsiliasi jumlah tercatat pada
awal dan akhir periode yang
menunjukkan:
(i)
penambahan;
(ii)
aset yang diklasifikasikan
sebagai dimiliki untuk dijual
atau
termasuk
dalam
kelompok lepasan yang
diklasifikasikan
sebagai
dimiliki untuk dijual sesuai
dengan PSAK 58: Aset
Tidak Lnacar yang Dimiliki
untuk Dijual dan Operasi
(vii) penyusutan;
(viii) selisih kurs neto yang timbul
dalam penjabaran laporan
keuangan dari mata uang
fungsional menjadi mata
uang
pelaporan
yang
berbeda,
termasuk
penjabaran dari kegiatan
uasaha luar negeri menjadi
mata uang pelaporan dari
entitas pelapor; dan
(ix) perubahan lain
78. Jika aset tetap disajikan pada
jumlah revaluasian, hal berikut
diungkapkan :
(a) tanggal efektif revaluasi;
(b) apakah melibatkan penilai
independen;
(c) metode dan asumsi signifikan
yang digunakan dalam estimasi nilai
wajar;
(d) penjelasan mengenai nilai
wajar aset
tetap yang
ditentukan secara langsung
dengan mengacu pada harga
terobservasi dalam pasar aktif
atau transaksi pasar terkini
yang wajar atau diestimasi
menggunakn teknik penilaian
lain;
(e) untuk setiap kelompok aset
tetap, jumlah tercatat aset
seandainya aset tersebut
dicatat dengan model biaya;
dan
(f)
surplus revaluasi, yang
menunjukkan
perubahan
selama periode dan setiap
pembatasan distribusi kepada
pemegang saham.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan
evaluasi terhadap analisis akuntansi
aktiva tetap yang dimiliki oleh PT.
Surya Putra Sumatera II Pasir
Pengaraian diperoleh kesimpulan
sebagai berikut :
1. PT. Surya Putra Sumatera II
Pasir
Pengaraian
adalah
perusahaan
yang
bergerak
dibidang penjualan sepeda motor
Yamaha dengan berbagai tipe
dan memberikan jasa servis
kepada konsumen.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmed Riahi Belkaoui,2001.Teori
Akuntansi, Buku 1, Edisis Keempat,
2.
Aktiva tetap adalah aktiva
berwujud yang diperoleh dalam
bentuk siap pakai atau dengan
dibangun lebih dahulu, yang
digunakan
dalam
operasi
perusahaan, tidak dimaksudkan
untuk dijual dalam rangka
kegiatan normal perusahaan dan
mempunyai manfaat lebih dari
satu tahun.
3.
Penggunaan aktiva tetap yang
terlihat
didalam
laporan
keuangan PT. Surya Putra
Sumatera II Pasir Pengaraian
khusus pada neraca belum
menggambarkan
tentang
pengungkapan aktiva tetap. Hal
ini juga tidak sesuai dengan
PSAK 16 paragraf 74 dan 78
tahun 2012.
B. Saran
Berdasarkan
hasil
pembahasan dan pengalaman selama
penelitian ini, penulis mengusulkan
saran-saran yang kiranya dapat
bermanfaat bagi PT. Surya Putra
Sumatera II Pasir Pengaraian :
1. Dalam
penyajian
laporan
keuangan sebaiknya PT. Surya
Putra
Sumatera
II
Pasir
Pengaraian membuat laporan
keuangan berdasarkan SAK,
sehingga laporan keuangan
dapat dipahami
2. Di dalam laporan keuangan,
aktiva
tetap
sebaiknya
diungkapkan berdasarkan jenis
aktiva tetap yang ada dan bukan
penjumlahan dari keseluruhan.
Alih Bahasa : Marwata ddk, Salemba
Empat,Jakarta
Diana
Anastasia,
Setiawati
Lililis,2003,
Sistem
Informasi
Akuntansi. Andi. Yogyakarta
Ikatan
Akuntan
Indonesia,2012.Standar
Akuntansi
keuangan.Ikatan Akuntan Indonesia,
jakarta
Betrianis, 2006. Akuntansi Biayabiaya Financial. Universitas
Indonesia. Depok
Brigham, Eugene F, dan Joel F.
Houton. 2005. Manajemen
Keuangan. Edisi kesembilan.
Erlangga. jakarta
Fahmi, Irham. 2011. Analisis Kinerja
Keuangan. Alfabeta. Bandung
Hanafi,
M
mamduh.
2004.
Manajemen keuangan. Edisi
2004/2005.BPFE. Yogyakarta.
Harahap Syofyan Syafri. 2010.
Analisis Kritis Atas Laporan
Keuangan. Edisi I. Rajawali
Pers. Jakarta
Harjito, D Agus dan Martono.
2011.Manajemen Keuangan.
Edisi
Kedua.
Ekonisia.
Yogyakarta.
Jumingan. 2006. Analisis Laporan
Keuangan. Jakarta : Bumi
Aksara
John,
Teddy. 2005. Investment.
Yogyakarta : Universitas Gajah
Mada
Munawir. 2003. Analisis Laporan
Keuangan.
Edisi
Revisi.
Yogyakarta :Liberty
Parulian,
Simangunsong.
2005.
Pengantar Akuntansi I.Fekon
UI. Jakarta
Prastowo, Dwi dan Rifka Julianty.
2008.
Analisis
Laporan
Keuangan.YKPN. Yogyakarta
Download