BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan data dan hasil pembahasan penelitian tentang penerapan penilaian autentik dalam mata pelajaran PAI di SMP Negeri 8 Pemalang, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Perencanaan Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap perencanaan adalah: pertama, menganalisis komptensi inti, kompetensi dasar dan indicator sebagai acuan guru untuk menyusun penilaian autentik. Kedua, menentukan teknik dan instrumen penilaian sesuai dengan aspek penilaian yang dinilai. Masalah yang dihadapi pada tahap perencanaan adalah kemampuan guru yang masing kurang dalam hal kreatifitas menganalisis kompetensi dasar dan indicator penilaian. Hal ini salah satu sebabnya adalah kurangnya informasi guru dalam melatih menganalisis. Sehingga penyusunan teknik dan instrument menjadi kurang akurat. Solusi permasalahan yang diambil oleh sekolah diantaranya adalah mengintensifkan guru untuk terus berlatih melalui kegiatan workshop, diklat, dan kegiatan sejenis baik yang diselenggarakan oleh instansi atau lembagai terkait seperti LPMP, Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Pemalang, Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pemalang, MGMP Rayon dan Subrayon maupun kegiatan intern sekolah seperti kegiatan Inhouse Training (IHT) maupun MGMP tingkat sekolah. 115 116 2. Pelaksanaan Pada tahap ini, guru melaksanakan penilaian dengan menggunakan teknik dan intrumen penilaian yang telah disusun yang meliputi penilaian aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan. penilaian yang dimaksud adalah penilaian yang melekat pada pembelajaran, baik di dalam maupun di luar kelas, maupun penilaian yang tidak melekat pada pembelajaran, seperti ulangan tengah semester (UTS) dan ulangan akhir semester (UAS). Permasalahan muncul pada pihak guru adalah banyaknya instrumen yang harus dilaksanakan, khususnya pada instrumen penilaian sikap sehingga fokus guru dalam menilai menjadi berkurang. Pada peserta didik, mereka belum terbiasa dalam penilaian autentik, seperti pada penilaian diri yang cenderung terdorong untuk meraih nilai yang tinggi. Sedangkan masalah buku siswa, diakibatkan karena ketiadaan buku siswa sebagai salah satu sumber belajar, sehingga menyulitkan guru dalam menilai aspek pengetahuan. Permasalahan tersebut diupayakan jalan keluarnya oleh sekolah melalui bantuan layanan teknologi computer sehingga guru akan terbantu dalam melaksanakan penilaian. Sedangkan permasalahan peserta didik diupayakan agar pendekatan penilaian yang sesuai dengan kemampuan peserta didik, dengan demikian guru dituntut jeli dalam memilih yang menyusun teknik dan instrument penilaian. Ketiadaan buku siswa dapat diatasi dengan menayangkan buku siswa dengan bantuan media LCD. 117 3. Pengolahan Data Setelah tahap pelaksanaan penilaian selesai dilanjutkan tahap selanutnya yaitu pengolahan nilai, yaitu merekap seluruh kegiatan penilaian yang telah dilaksanakan untuk menentukan nilai akhir. Penentuan nilai akhir didasarkan pada ketentuan yang telah disepakati oleh sekolah melalui rapat dewan guru berdasarkan ketentuan yang berlaku. Permasalahan yang sama dihadapi guru pada tahap pengolahan adalah banyaknya penilaian. Hal ini diatasi dengan bantuan teknologi komputer. 4. Pelaporan Tahap terakhir dari seluruh kegiatan penilaian yaitu pelaporan. Dalam tahap ini, guru mempertanggungjawabkan seluruh kegiatan pembelajaran yang dalam bentuk nilai akhir yang telah dicapai oleh peserta didik dalam bentuk buku rapor. Pertanggungjawaban guru disampaikan kepada kepala sekolah, guru lain, peserta didik dan masyarakat (orang tua). Banyaknya aspek penilaian menjadikan guru membutuhkan banyak waktu untuk menentukan nilai akhir. Sementara waktu yang tersedia tidak seperti yang diharapkan oleh guru. masalah ini diatasi dengan bantuan teknologi komputer sehingga tugas-tugas penilaian dapat lebih cepat diselesaikan. Rapor yang diserahkan kepada orang tua berupa rapor sementara berupa lembaran, sedangkan buku rapor yang asli baru diserahkan dalam batas waktu sebelum libur semester selesai. Di samping kesimpulan di atas, peneliti memperoleh beberapa temuan sebagai berikut : 118 1. Penilaian yang digunakan dalam pembelajaran PAI di SMP Negeri 8 Pemalang masih didominasi dengan penilaian tertulis. Dengan demikian, keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran PAI cenderung dinilai dari aspek kognitif semata, sedangkan penilaian aspek keterampilan proses dan sikap kurang mendapat perhatian serius. Pada hal, aspek keterampilan proses maupun sikap-sikap ilmiah seperti menghargai fakta (objektivitas), keuletan dalam bekerja, kritis, menghargai pandangan orang lain yang berbeda justru sangat dibutuhkan dalam meniti karier maupun terjun dalam kehidupan mereka nanti di masyarakat. 2. Guru PAI di SMP Negeri 8 Pemalang belum memahami betul tentang penilaian autentik seperti penilaian kinerja (performence assessment) maupun penilaian portofolio. Pada hal, proses pembelajaran PAI sangat menuntut penilaian autentik tersebut. Dengan penilaian autentik, semua aspek pendidikan seperti aspek sikap, pengetahuan, maupun keterampilan dapat dinilai secara utuh dalam pembelajaran. Penilaian autentik oleh guru PAI disebabkan karena guru kurang memahami aspek-aspek apa saja yang mesti dinilai, bagaimana prosedur penilaiannya, serta bagaimana mengolah hasil penilaian tersebut. Pada hal, dengan melakukan penilaian autentik, guru akan memiliki informasi yang lengkap tentang siswanya dan memudahkan dalam membuat keputusan dalam menentukan hasil belajar siswa. 119 B. Rekomendasi dan Saran 1. Peranan penilaian dalam proses pembelajaran adalah amat penting dalam rangka memperoleh gambaran yang komprehensif tentang hasil belajar khususnya dan kualitas pendidikan pada umumnya. Untuk itu, pada para guru dituntut agar lebih kratif dan inovatif dalam merancang dan mengembangkan model-model penilaian dalam proses pembelajaran khususnya pada mata pelajaran PAI. 2. Pembelajaran PAI harus menempatkan ajaran Islam sebagai suatu obyek kajian yang melihat Islam sebagai sebuah sistem nilai dan sistem moral yang tidak hanya diketahui dan dipahami, tapi juga dirasakan serta dijadikan sebuah aksi dalam kehidupan anak didik. Untuk mencapai idealitas di atas, maka harus dirumuskan sebuah sistem evaluasi pembelajaran PAI yang tidak hanya melihat Islam sebagai sebuah pengetahuan dan atau pemahaman, tapi lebih dari itu yaitu mengevaluasi dengan memandang Islam sebagai sebuah aksi moral. 3. Untuk mencapai hasil yang akurat dalam mengukur hasil belajar, kegiatan penilaian dalam proses pembelajaran dilaksanakan dengan melihat seluruh aspek yang dimiliki oleh peserta didik, melibatkan peserta didik dan menggunakan multi metode. 4. Guru PAI SMP Negeri 8 Pemalang masih membutuhkan pelatihan membuat perangkat penilaian autentik dalam menilai tiga aspek penilaian: aspek sikap, aspek pengetahuan dan aspek keterampilan. 120 5. Perlu disusun panduan penyusunan penilaian autentik yang aplikatif sebagai pedoman bagi guru bahasa PAI dalam melakukan penilaian autentik.