tinjauan pustaka - Universitas Sumatera Utara

advertisement
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
Menurut Deptan
(2006) sistematika tumbuh-tumbuhan, kacang tanah
dalam taksonomi adalah:
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Subdivisio
:Angiospermae
Kelas
: Dicotyledoneae
Ordo
: Rosales
Famili
: Leguminosea
Genus
: Arachis
Spesies
: Arachis hypogaea L.
Sebagian besar tanaman yang dibudidayakan adalah tanaman tetraploid.
Ada dua bentuk tanaman utama, yaitu tipe menjalar dengan pertumbuhan merayap
atau menyebar dan tipe semak dengan pertumbuhan agak lebih tegak dan kurang
menyebar (Tindal, 1983).
Kacang tanah mempunyai susunan perakaran sebagai berikut: yang
pertama adalah akar tunggang. Akar ini mempunyai akar-akar cabang yang lurus.
Akar cabang mempunyai akar-akar yang bersifat sementara dan berfungsi sebagai
alat penghisap. Kacang tanah memiliki akar serabut yang tumbuh ke bawah
sepanjang + 20 cm. Selain itu, tanaman ini memiliki akar-akar lateral (cabang)
yang tumbuh ke samping sepanjang 5-25 cm. Pada akar lateral terdapat akar
Universitas Sumatera Utara
serabut, fungsinya untuk menghisap air dan unsur hara. Pada akar lateral terdapat
bintil akar (nodule) yang mengandung bakteri rhizobium, kegunaannya pengikat
zat nitrogen di udara (Deptan, 2006).
Batangnya berbentuk bulat terdapat bulu dan komposisi ruas pendek.
Batang utama pada tipe tegak tingginya 30 cm dengan sejumlah cabang lateral
dan pada tipe menjalar tinggi batangnya mencapai 20 cm. Cabang lateral dekat
dengan tanah dan menyebar (Weiss, 1983).
Kacang tanah mempunyai daun majemuk bersirip genap. Setiap helai daun
terdiri dari empat helai anak daun. Permukaan daunnya sedikit berbulu, berfungsi
sebagai penahan dan penyimpan debu dan obat semprotan. Sedangkan gerakan
nyetittropic merupakan aktifitas daun sebagai persiapan diri untuk dapat menyerap
cahaya matahari sebanyak-banyaknya. Daun mulai gugur pada akhir masa
pertumbuhan dan dimulai dari bawah. Selain berhubungan dengan umur, gugur
daun ada hubungannya dengan faktor penyakit (Asiamaya, 2000).
Bunga kacang tanah mulai muncul dari ketiak daun pada bagian bawah
yang berumur antara 4-5 minggu dan berlangsung hingga umur 80 hari setelah
tanam. Bunga berbentuk kupu-kupu (papilionaceus), berukuran kecil dan terdiri
atas lima daun tajuk. Dua di antara daun tajuk tersebut bersatu seperti perahu.
Disebelah atas terdapat sehelai daun tajuk yang paling lebar yang dinamakan
bendera (vexillum), sementara di kanan dan kiri terdapat dua tajuk daun yang
disebut sayap (ala). Setiap bunga bertangkai berwarna putih. Tangkai bunga
adalah sebenarnya tabung kelopak. Mahkota bunga berwarna kuning atau kuning
kemerah-merahan. Bendera dari mahkota bunga bergaris-garis merah pada
pangkalnya (Pitojo, 2005).
Universitas Sumatera Utara
Kacang tanah berbuah polong. Polongnya terbentuk setelah terjadi
pembuahan. Buah kacang tanah berada di dalam tanah setelah terjadi pembuahan
bakal buah tumbuh memanjang dan nantinya akan menjadi polong. Mula-mula
ujung ginofor yang runcing mengarah ke atas, kemudian tumbuh mengarah ke
bawah dan selanjutnya masuk ke dalam tanah sedalam 1-5 cm. Pada waktu
menembus tanah, pertumbuhan memanjang ginofor terhenti. Panjang ginofor ada
yang mencapai
18 cm. Tempat berhentinya ginofor masuk ke dalam tanah
tersebut menjadi tempat buah kacang tanah. Ginofor yang terbentuk di cabang
bagian atas dan tidak masuk ke dalam tanah akan gagal membentuk polong
(Deptan, 2006).
Biji matang memiliki dormansi singkat atau tidak dorman sama sekali dan
penundaan panen dapat berakibat biji berkecambah di dalam polong. Biji yang
ditanam tidak menunjukan perkecambahan epigeal atau hipogeal, tetapi kotiledon
terdorong ke permukaan tanah oleh hipokotil dan tetap pada permukaan tanah
(Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).
Syarat Tumbuh
Iklim
Di Indonesia kacang tanah cocok di tanam didataran rendah yang
ketinggian di bawah 500 meter di atas permukaan laut. Iklim yang dibutuhkan
tanaman kacang tanah adalah bersuhu tinggi antara 250-320C. Sedikit lembab
(RH 65%-75%). Curah hujan 800-1300 mm per tahun dan tempat terbuka
(http://warintek. Bantul.go.id, ).
Universitas Sumatera Utara
Suhu optimum untuk pertumbuhan kacang tanah berkisar 250-300C di
bawah suhu 250C perkembangan akan terhambat dan suhu diatas 35oC
berpengaruh terhadap produksi bunga (Weiss, 1983).
Fotoperiode mempengaruhi jumlah relatif pertumbuhan vegetatif dan
reproduktif, tetapi keseimbangan juga tergantung pada suhu. Menguji interaksi
suhu / fotoperiode dalam suhu siang / suhu malam 26/220C dan 22/180C
disamping 30/260C. Mereka menguji bahwa tanaman pada suhu
30/260C
berbunga lebih awal, mereka juga lebih tinggi dan lebih berat dengan lebih banyak
bunga dan ginofora daripada tanaman yang ditanam dikedua lingkungan suhu
lainnya, tanpa memperhatikan fotoperiode
jumlah polong sangat dipengaruhi
oleh fotoperiode (Wynne dan Emery, 1973).
Tanah
Kacang tanah lebih menghendaki jenis tanah lempung berpasir.
Kemasaman (pH) tanah optimal adalah 6,5-7,0. apabila pH tanah lebih besar dari
7,0 maka daun berwarna kuning akibat kekurangan suatu unsur hara (N, S, Fe,
Mn) dan sering kali timbul bercak hitam pada polong. Kacang tanah mjemberikan
hasil terbaik jika ditanam pada tanah yang remah dan berdrainase baik, terutama
tanah berpasir. Tanah bertekstur ringan memudahkan penembusan dan
perkembangan polong, yang biasanya terjadi di bawah permukaan tanah.
Ketersediaan kalsium tanah sangat diperlukan agar biji dapat tumbuh dengan
baik (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).
Tanah dan lingkungan yang ideal untuk pertanaman kacang tanah adalah
tanah yang cukup mengandung unsur hara makro dan mikro. Unsur hara mikro
Universitas Sumatera Utara
antara lain karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), nitrigen (N), Fosfor (F),
kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg) dan sulfur (S); sedangkan unsur hara
mikro antara lain besi (Fe), mangan (Mn), molibdenum (Mo), seng (Zn), cuprum
(Cu), boron (B) dan klor (Cl) (pitojo, 2005)
Kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit
TKKS (Tandan Kosong Kelapa Sawit) adalah limbah pabrik kelapa sawit
yang jumlahnya sangat melimpah. Setiap pengolahan 1 ton TBS (Tandan Buah
Segar) akan dihasilkan TKKS sebanyak 22 – 23% TKKS atau sebanyak 220 – 230
kg TKKS. Apabila dalam sebuah pabrik dengan kapasitas pengolahan 100 ton/jam
dengan waktu operasi selama jam, maka akan dihasilkan sebanyak ton TKKS.
Jumlah limbah TKKS seluruh Indonesia pada tahun 2004 diperkirakan mencapai
18.2 juta ton. Jumlah yang luar biasa besar. Ironis sekali, limbah ini belum
dimanfaatkan secara baik oleh sebagian besar pabrik kelapa sawit (PKS) di
Indonesia. Komponen utama limbah pada kelapa sawit ialah selulosa dan lignin,
sehingga limbah ini disebut sebagai limbah lignoselulosa (Darnoko, 1993).
Pada saat ini TKKS digunakan sebagai bahan organik bagi pertanaman
kelapa sawit
secara langsung maupun tidak langsung. Pemanfaatan secara
langsung ialah dengan menjadikan TKKS sebagai mulsa sedangkan secara tidak
langsung dengan mengomposkan terlebih dahulu sebelum digunakan sebagai
pupuk organik. Bagaimanapun juga pengembaliaan bahan organik kelapa sawit
ketanah akan menjaga kelestarian kandungan bahan organik lahan kelapa sawit
demikian pula hara tanah. Selain itu, pengembalian bahan organik ketanah akan
mempengaruhi populasi mikroba tanah yang secara langsung dan tidak langsung
Universitas Sumatera Utara
akan mempengaruhi kesehatan dan kualitas tanah (Barea et al, 2005). Aktivitas
mikroba akan berperan dalam menjaga stabilitas dan produktivitas ekosistem
alami, demikian pula ekosistem pertanian.
Tanpa melalui pembakaran, TKKS sangat bermanfaat untuk meningkatkan
bahan organik tanah. Bahan organik dalam tanah berfungsi untuk memperbaiki
sifat tanah seperti struktur tanah, kapasitas memegang air (water holding capacity)
dan sifat kimia tanah seperti kapasitas tukar kation (KTK) yang makin tinggi.
Dengan demikian tandan kosong kelapa sawit mempunyai potensi yang besar
sebagai bahan penyubur tanah (Witjaksana, dkk, 2000)
Tandan kosong kelapa sawit mempunyai kadar C/N yang tinggi yaitu >45.
Hal ini menyebabkan N pada tanah kurang tersedia karena N terimobilisasi dalam
proses perombakan bahan organik oleh mikroba tanah. Oleh sebab itu usaha
penurunan kadar C/N dapat dilakukan dengan proses pengomposan seperti
penumpukan tandan kosong kelapa sawit,sampai kadar C/N mendekati kadar C/N
tanah. Tumpukan tersebut diberi urea dan limbah cair pabrik kelapa sawit serta
dijaga kadar airnya sehingga diperoleh kompos yang baik (Sutanto, 2002)
Unsur hara yang akan diserap oleh akar ditentukan oleh semua faktor yang
mempengaruhi ketersediaan unsur hara sampai unsur hara tersebut berada di
permukaan akar sehingga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan serta
hasil tanaman. Penambahan hasil tanaman sebagai respon penambahan pupuk
berbanding lurus dengan selisih hasil maksimum dengan hasil aktual. Hasil
maksimum dicapai pada sejumlah nutrisi yang tidak terlalu tinggi dosisnya karena
makin tinggi dosis, maka hasil justru menurun (Agustina, 1990).
Universitas Sumatera Utara
Unsur Hara Fospor (P)
Fospor (P) diserap oleh tanaman dalam bentuk H2PO4- dan HPO4=. Secara
umum, fungsi dari Fosfor (P) dalam tanaman dapat dinyatakan merangsang
pertumbuhan akar, khususnya akar benih/tanaman muda, mempercepat serta
memperkuat pertumbuhan tanaman muda menjadi tanaman dewasa, menaikkan
persentase bunga menjadi buah/biji, membantu asimilasi dan pernafasan sekaligus
mempercepat pembungaan dan pemasakan buah, biji atau gabahm dan sebagai
bahan mentah untuk pembentukan sejumlah protein tertentu (Wordpress, 2008).
Unsur P mempunyai peranan dalam pengisian dan pengembangan hasil
tanaman. Fosfor ditemukan relatif dalam jumlah lebih banyak dalam buah dan biji
tanaman. Tetapi P anorganik relatif dalam jumlah kecil dan kebanyakan dalam
bentuk fitat (phytate). Kekurangan unsur P umumnya menyebabkan volume
jaringan tanaman menjadi lebih kecil dan warna daun menjadi gelap (Rosmarkam
dan Yuwono, 2002).
Fosfor dapat pula dikatakan menstimulir pertumbuhan dan perkembangan
perakaran tanaman. Keadaan ini berhubungan dengan fungsi dari P dalam
metabolisme sel. Unsur hara yang akan diserap oleh akar ditentukan oleh semua
faktor yang mempengaruhi ketersediaan unsur hara sampai unsur hara tersebut
berada
di
permukaan
akar
sehingga
mempengaruhi
pertumbuhan
dan
perkembangan serta hasil tanaman (Agustina, 1990).
Unsur hara fosfor (P) adalah salah satu hara makro yang mutlak diperlukan
oleh tanaman. Fosfor diperlukan untuk pembelahan sel, pembentukan akar,
memperkuat batang, berperan dalam metabolisme karbohidrat , transfer energi,
serta pembentukan bunga, buah dan biji. Kekurangan hara P pada tanaman akan
Universitas Sumatera Utara
mempengaruhi
pertumbuhan
dan
perkembangan
tanaman
(Eden, 1976 dalam Anjarsari, 2007).
Anion P begitu terlarut menjadi target fiksasi sehingga tidak mudah
terbawa aliran massa atau berdifusi konsekuensinya anion ini sedikit mengalami
pelindian yang berakibat rendahnya efektivitas pemupukan jika hanya ditebar
dipermukaan tanah. Tingginya fiksasi pada tanah-tanah tua menyebabkan hanya
10%-20% sisa pupuk P yang diberikan ke dalam tanah yang dapat dimanfaatkan
tanaman musim berikutnya. Unsur P menyusun 0,2 % dari bagian tanaman antara
lain sebagai komponen beberapa enzim dan protein ATP berperan pital dalam
menyediakan energi kimia terlibat dalam produksi cahaya, panas dan gerak,
sebagai aktivator enzim berperan dalam fase primodia dan pembentukan bagian
reproduktif tanaman untuk menentukan fase awal pematangan, berperan penting
dalam pembentukan biji dan buah suplai P yang cukup akan merangsang
perkembangan sistem perakaran (Hanafiah, 2005).
Pupuk posfat sangat dianjurkan sebagai pupuk yaitu digunakan pada saat
tanam atau sebelum tanam. Hal ini disebabkan karena pupuk ini merupakan pupuk
yang dibutuhkan pada stadia permulaan tumbuh. Pemberiannya sangat lebih baik
bila ditempatkan pada daerah rangkuman air. Keuntungan pemberian pupuk
seawal mungkin dalam pertumbuhan tanaman akan mendorong pertumbuhan akar
permulaan yang akan memberikan tanaman berdaya ambil/serap hara lebih baik
(Hakim, dkk, 1986)
Universitas Sumatera Utara
Download