BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan rekayasa teknologi telah berkembang dengan sangat cepat, termasuk dengan perkembangan rekayasa konstruksi. Hal ini disebabkan karena meningkatnya pertumbuhan pembangunan, sehingga mendorong untuk berkreatifitas untuk mengembangkan ide dalam menemukan dan mengembangkan serta memodifikasi berbagai alternatif bahan dan metode yang digunakan di masa yang akan datang, pemilihan dan penggunaan bahan-bahan dalam pembuatan beton sangat penting untuk mendapatkan mutu beton yang diinginkan sesuai dengan kegunaan beton. Beton merupakan material konstruksi yang paling sering dipakai dan diminati karena beton mempunyai keunggulan yang dimiliki beton. Dari segi harganya yang relatif murah, kekuatannya yang tinggi, kemudahan dalam pelaksanaannya, perawatannya dan mudah dibentuk membuat beton semakin tak tergantikan dalam dunia konstruksi, akan tetapi selain keunggulan yang dimilikinya beton sebagai bahan struktur bangunan juga memiliki beberapa kekurangan seperti kuat tarik yang rendah, daktibilitas rendah, berat sendiri yang besar, dan bersifat getas (brittle). Sifat getas yang dimiliki beton memungkinkan terjadinya keruntuhan mendadak akibat terlampauinya beban batas, misalnya beban gempa. Beton adalah campuran antara semen, agregat halus, agregat kasar, air yang kemudian mengeras membentuk benda padat. Pemilihan bahan atau material dalam pembuatan beton sangat penting, selain dapat mempengaruhi mutu beton juga kita mendaatkan material pembuatan beton yang efisien. Beton normal adalah beton yang mempunya berat isi 2200 kg/m3 – 2500 kg/m3 menggunakan agregat alam yang dipecah (SNI 03-2834-2000, Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal) 1 2 Beton bertulang adalah suatu kombinasi antara beton beton dan baja di mana tulangan baja berfungsi menyediakan kuat tarik yang tidak dimiliki oleh beton (Jack, 2002). Tulangan yang digunakan pada struktur beton terdapat dalam bentuk batang atau anyaman kawat yang dilas (welded wire fabric). Batang tulangan mengacu pada tulangan polos (plain bar) atau tulangan ulir (deformed bar). Tulangan ulir, yang diberi ulir melalui proses rol pada permukaannya memliki tujuan untuk mendapatkan ikatan yang lebih baik antara beton dan baja, dan dapat digunakan dalam berbagai aplikasi. Penggunaan baja tulangan memiliki sifat teknis yang kuat menahan gaya tarik dalam penulangan beton. Elemen struktur yang panjang dan menerus, tulangan yang dipasang memerlukan penyambungan sesuai dengan panjang yang direncanakan. Sambungan lewatan adalah jenis sambungan yang paling umum digunakan dalam pelaksanaan di lapangan. Penggunaan sambungan lewatan pada struktur balok beton bertulang merupakan usaha penyambungan tulangan, dimana panjang tulangan yang digunakan tidak mencukupi dengan panjang sambungan yang dikehendaki, hal ini disebabkan karena panjang tulangan dipasaran terbatas biasanya sepanjangn 12 m. Penyambungan baja tulangan ini harus memeprhatikan pemasangan sambungan dan panjang sambungan agar struktur yang menggunakannya dapat menahan gaya yang bekerja pada struktur tersebut. Panjang penyaluran atau pengakuran diperlukan pada kedua sisi dari titik tegangan puncak tersebut. Peraturan panjang penyaluran ini tercantum pada SNI 03-2847-2013 tentang Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung. Pada penelitian ini panjang sambungan yang akan diteliti adalah dibawah dari nilai standar yang tercantum pada SNI 03-2847-2013. Ketentuan dalam SNI ini menyebutkan bahwa panjang sambungan lewatan tidak kurang dari 300 mm. Pada penelitian ini, dicoba untuk melakukan pengujian terhadap lentur jika panjang sambungan lewatan dibawah dari standar yang telah disebutkan dalam SNI 02-2847-2013. Dalam penelitian ini juga digunakan bahan tambah superplasticzier dan bestmittel. Superplasticzier adalah bahn aditif yang terbuat dari sulfonat organik. Bahan tambah ini berfungsi untuk mempermudah pengerjaan beton (worlability) untuk diaduk, 3 dituang, diangkut dan dipadatkan. Dengan menambahkan bahan tambah ini ke dalam adukan beton diharapkan dapat mempermudah pengerjaan beton, karena apabila bahan tambahan ini dimasukkan ke dalam sampuran adukan beton dalam dosis tertentu dapat mengurangi jumlah pemakaian air dan mempercepat waktu pengerasan, meningkatkan workability dan dapat mereduksi kandungan air dalam campuran beton sehingga dapat menghasilkan beton dengan kekuatan yang relatif jauh lebih tinggi. Bestmittel merupakan formula khusus yang sangat ekonomis dalam proses pengecoran sehingga menjadikan beton lebih cepat keras dalam usia muda serta mengurangi pemakaian air pada saat pengecoran sehingga meningkatkan mutu atau kekuatan beton. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di awal, maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan dibahas adalah: 1. Bagaimana pengaruh variasi panjang sambungan lewatan tulangan baja ulir sebesar 250 mm, 275 mm dan 300 mm terhadap kuat lentur pada balok beton? 2. Bagaimana dengan nilai Mn analisis dengan nilai Mn setelah diuji? 3. Bagaimana pola retak pada balok lentur? 1.3. Batasan Masalah Penelitian ini diberikan batasan-batasan masalah agar kerja dapat lebih terarah dan lebih spesifik. Batasan masalah yang digunakan adalah : a. Bahan tambahan yang digunakan adalah superplasticzier dan bestmittel. b. Variasi panjang sambungan lewatan tulangan baja ulir sebesar 250 mm, 275 mm dan 300 mm masing- masing 3 (tiga) sampel. c. Tulangan yang digunakan adalah tulangan ulir dengan diameter 10 mm untuk tulangan memanjang dan tulangan polos diameter 8 mm untuk tulangan sengkang. 4 1.4. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh variasi panjang sambungan lewatan tulangan baja ulir sebesar 250 mm, 275 mm dan 300 mm pada beton bertulang terhadap kuat lentur pada beton normal yang mana diharapkan didapatkan beton mutu tinggi f’c ≥ 20 MPa, sehingga dapat menghitung nilai Mn analisis dengan Mn setelah diuji dan dapat mengetahui pola retak pada balok lentur. 1.5. Manfaat Penelitian 1.5.1. Manfaat Teoritis a. Menambah pengetahuan tentang besarnya pengaruh variasi panjang sambungan lewatan tulangan baja ulir sebesar 250 mm, 275 mm dan 300 mm pada beton bertulang terhadap kuat lentur pada beton normal yang ditambahkan bahan tambah superplasticzier dan bestmittel. b. Mengetahui besarnya nilai Mn analisis dengan Mn setelah diuji. c. Mengetahui pola retak pada balok lentur. 1.5.2. a. Manfaat Praktis Mengetahui nilai kuat lentur akibat dari pengaruh variasi panjang sambungan lewatan tulangan baja ulir sebesar 250 mm, 275 mm dan 300 mm pada beton bertulang terhadap uji lentur pada beton normal yang ditambahkan bahan tambah superplasticzier dan bestmittel. b. Mengetahui perbandingan momen lentur balok beton bertulang dengan menggunakan sambungan lewatan dan balok tanpa sambungan lewatan (utuh). 5