JURNAL MEDIA MAHARDHIKA – Vol. 6 No. 3 Mei 2008 PERSEPSI NASABAH DALAM MEMILIH BANK SYARIAH ATAU BANK KONVENSIONAL DI SIDOARJO Oleh: Ari Kamayanti Parwita Setya Wardhani ABSTRAK Lahirnya UU no 7 1992 dan UU no 10/1998 mengenai eksistensi bank syariah memicu tumbuhnya bank- bank syariah antara lain Bank Muamalat Indonesia, Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Syariah dan BTN Syariah.Dan untuk lebih merangsang serta lebih memperjelas kegiatan perbankan syariah, pada tahun 1998 dikeluarkan UU no 10 sebagai amandemen UU no 7 tahun 1992. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh bank konvensional untuk mengkonversikan diri secara penuh menjadi bank umum syariah maupun membuka kantor cabang syariah. Namun sayangnya, pangsa pasar perbankan syariah masih minim (1,57%) (Jawa Pos, 2007) dibandingkan dengan masyarakat Indonesia yang sebagian besar adalah umat Islam. Hal ini menjadi suatu fenomena yang menarik mengingat bahwa bank syariah beropersai berdasarkan prinsip bagi hasil yang tidak bertentangan dengan ajaran agama dibandingkan prinsip bunga yang dianut oleh bank- bank konvensional. Namun seperti yang diungkap oleh penelitian dari Bank Indonesia (2000), nasabah bank syariah di Jawa Timur memilih bank syariah bukan karena pertimbangan agama namun karena pelayanan dan kedekatan lokasi bank. Penelitian ini membandingkan persepsi Nasabah dalam memilih Bank Syariah atau Bank Konvensional di Sidoarjo.Tehnik analisis yang digunakan adalah uji beda dua rata-rata untuk dua sampel yang berbeda (independent sample test) dan hasil pengujian menunjukkan bahwa nasabah di Sidoarjo Jawa Timur memilih bank syariah berdasarkan persepsi mereka terhadap layanan bank dan pengetahuan mereka terhadap agama. Kata Kunci : Persepsi Agama, Persepsi Layanan, Persepsi Lokasi, Persepsi Produk