PERCOBAAN V TRANSDUSER UNTUK APLIKASI POSISI LINIER ATAU TEKANAN (GAYA) A. TUJUAN PERCOBAAN 1. Mengetahui konstruksi, prinsip dan karakteristik transformator selisih variable linier (LVDT). 2. Mengetahui konstruksi dan karakteristik kapasitor variable. 3. Mengetahui konstruksi dan karakteristik strain gauge. B. TEORI DASAR 1. Transformator Selisih Variable Linier (LVDT) Konstruksi dan susunan rangkaian sebuah LVDT (transformator selisih varibel linier) yang diperlihatkan pada gambar 5.1 di bawah ini. Secondaries Primary Primary A Magnetic Core Coil Former B Core Motion Gambar 5.1 Transformator Selisih Variable Linier (LVDT) Transformator selisih variable linier terdiri dari tiga buah lilitan/kumparan yang ditempatkan pada penyangga yang sama dan memiliki sebuah inti magnet yang dapat bergerak didalam kumparan. Kumparan tengah adalah kumparan primer dan memperoleh sumber dari sumber arus bolak-balik AC dan kumparan dikedua sisinya adalah kumparan sekunder dan diberi tanda A dan B pada gambar 53. Kumparan A dan B mempunyai jumlah gulungan yang sama dan dihubungkan secara seri berlawanan sehingga tegangan outputnya merupakan perbedaan antara tegangan yang terinduksi dalam kumparan. 100 A.C.I/P A + A.C.I/P B Output Va > Vb A A.C.I/P B Output Va=Vb, Vout=0 A B Output Va < Vb 0 -+ 0 Vout = 0 - (a) (b) (c) Gambar 5.2 Tegangan Output yang Diperoleh untuk Perbedaan Posisi Inti Magnet Inti berada pada posisi tengah seperti tampak pada gambar 5.2 (b) tegangan yang diinduksi dalam kumparan A dan B akan sama pada operasinya kerja transformator yang normal dan tegangan outputnya akan nol. Dengan inti digerakkan ke kiri seperti tampak pada gambar 5.2 (A). Tegangan induksi pada kumparan A (Va) akan lebih besar dari pada yang diinduksi pada kumparan B (Vb). Oleh karena itu akan menghasilkan tegangan output Vout = (Va – Vb) dan tegangan outputnya akan sefasa dengan tegangan inputnya seperti tampak pada gambar. Inti digerakkan kekanan seperti tampak pada gambar 5.2(c), tegangan yang diinduksi pada kumparan A (Va) akan lebih kecil daripada tegangan yang diinduksi pada kumparan B (Vb) dan juga akan menghasilkan tegangan 101 output yakni Vout = (Va–Vb), tetapi pada kondisi ini, tegangan outputnya akan berbeda fasa 1800 dengan tegangan inputnya seperti pada gambar. Pergeseran inti dari posisi tengahnya (netral) menghasilkan sebuah tegangan output, tegangan ini meningkat seiring pergeseran dari posisi netralnya ke nilai maksimum dan kemudian menurun untuk pergeseran selanjutnya dari pengaturan maksimum tersebut . Oleh karena itu, pengukuran tegangan output memberikan indikasi pergeseran dari posisi netralnya tetapi tidak akan mengindikasikan pergeseran ini. Penggunaannya bersama dengan sebuah detector fasa, maka outputnya diperoleh tergantung pada besar dan arah pergeseran dari posisi netralnya. Gambar 5.3 memperlihatkan rangkaian dasar detector fasa. Dengan inti bergeser ke kiri, tegangan output akan posisitif dan untuk pergeseran ke kanan, tegangan outputnya akan negative seperti tampak pada gambar 5.3. Dalam praktek, biasanya melibatkan tegangan rendah, rangkaian detector dioda penguat operasional akan dianjurkan dari pada rangkaian dasar dioda yang diperlihatkan pada gambar tersebut. Rangkaian detector fasa sensitive tidak tersedia pada unit DIGIAC 1750. O/P A O/P Left Core Position Right B Central Gambar 5.3 Memperlihatkn Susunan Rangkaian Unit DIGIAC 1750. 102 O/P I/P 0V Gambar 5.4 Karakteristik Transformator Karakteristik utama transformator selisih variable linier (LVDT) adalah sebagai berikut : No Nama bahan Jumlah 1 Gulungan tiap kumparan 75 uH 2 Induktansi tiap kumparan 68 uH 3 Tegangan output 10 mV/dari netral 4 Lintasan Mekanik 15 mm 2. Kapasitor Variable Linier Sebuah kapasitor pada dasarnya terdiri dari dua lempengan (pelat) konduktor yang dipisahkan oleh sebuah penyekat yang disebut dielektrik. Kapasitansi komponen ini secara langsung berbanding lurus dengan luas masing-masing pelat yang berhadapan dan berbanding terbalik dengan jarak ke dua pelat tersebut. Oleh karena itu, kapasitor variable dapat dibentuk dengan mengubah-ubah atau menvariasikan luas pelat yang berhadapan atau jarak antara ke dua pelat tersebut. Gambar 5.5 memperlihatkan konstruksi kapasitor yang dipasang pada unit DIGIAC 1750, komponen ini dipasang pada ujung penyangga kumparan LVDT. Komponen ini menggunakan inti batang magnet sebagai salah satu pelat kapasitor, pelat geser. Pelat tetap terdiri dari lempengan kuningan yang dipasang disekeliling penyangga kumparan. 103 Brass Sleeve ( F ix e d p la t e ) s p r in g Slug Sleeve Iron slug (Moving plate) Contacts Gambar 5.5 Konstruksi Kapasitor yang Dipasang pada Unit DIGIAC 1750 Besar kapasitansi tergantung pada panjang batang magnet yang menutupi lempengan kuningan, kapasitansi meningkat sesuai dengan peningkatan panjang (L). I/P O/P 12 k Gambar 5.6 Susunan Rangkaian pada Unit DIGIAC 1750. Karakteristik utama transduser kapasitor variable linier adalah sebagai berikut : Kapasitansi (Minimum) 25 pF Kapasitansi (Maksimum) 50 pF Lintasan Mekanik 15 pF 3. Transduser Strain Gauge Gambar 5.7 memperlihatkan kontruksi sebuah strain gauge. Pada dasarnya terdiri dari lembaran kawat tipis atau bahan semi konduktor yang dipadukan menjadi bahan standar. Ketika digunakan unit tersebut ditempelkan pada tempat pengujian dan diatur sehingga variasi panjang 104 dibawah kondisi pembebanan sepanjang poros sensitive gauge. Peningkatan pebebanan dibandingkan peningkatan panjang kawat gauge mengakibatkan peningkatan tahanannya. Fine Wire Gauge Sensitive Axis Gambar 5.7 Kontruksi Sebuah Strain Gauge Strain gauge biasanya dihubungkan dengan sebuah jembatan wheatstone, disusun dengan keseimbangan jembatan dengan kondisi tanpa beban. Beberapa perubahan tahana dikarenakan pembebanan tak seimbang jembatan dan hal ini diindikasikan dengan detector (galvanometer). Strain Gauge Std Res DC Supply Dummy (a) Dummy D D Std Res Active Std Res Std D Std (b) Active Active Dummy (c) Gambar 5.8 Rangkaian Dasar Jembatan Wheatsone Gambar 5.8(a) memperlihatkan rangkaian dasar jembatan wheatstone dengan sebuah transduser strain gauge. Rangkaian ini dapat digunakan untuk memberikan hasil perubahan temperature yang tidak akurat. Perubahan temperature akan menghasilkan perubahan tahanan strain gauge dan hal ini akan menunjukkan perubahan pembebanan.Untuk ketetapan penggunaan strain gauge yang tidak identik yang hubungannya dengan rangkaian diperlihatkan pada gambar 5.8(b). Gauge ini ditempatkan dekat gauge yang lainnya tetapi disusun sehingga tidak menjadi bahan untuk beberapa pembebanan. Beberapa variasi temperature berakibat kepada kedua gauge 105 yang aktif dan gauge yang lain dinamakan dummy gauge. Output dari rangkaian tersebut kecil dan untuk meningkatkannya, biasanya empat gauge digunakan dengan gauge aktif dan dua dummy gauge, seperti tampak pada gambar 5.8(c) berikut ini. Strain Gauge Gambar 5.9 Rangkaian yang Digunakan pada Unit DIGIAC 1750 Resistor adalah pelawan listrik pada bahan substrat pada blok penghubung disebelah kanan ujung rangkaian dengan bahan aktif disepanjang poros/sumbu sinar dan dua bahan dummy disudut kanannya. Lay out dan susunan rangkaian untuk unit DIGIAC 1750 diperlihatkan pada gambar 5.9. karakteristik utama dari transduser ini adalah sebagai berikut : Kapasitas Beban 200 g Defleksi Maksimum 0,5 mm Sensitivitas 25 uV/g Ketidaklinieran 0,025 % Hysterisis 0,05 % Creep 0,05 % 106 C. GAMBAR PERCOBAAN 40 KHZ Filter A.C AMP F.W Rect LVDT I/P O/P Amp. #1 40 Khz Osc 0V 1 100 10 0.1 Offset V 1.0 Fine Gambar 5.10 Karakteristik Linier Variable Differensial Transformator (LVDT) LV D T CRO I/P 40 Khz Osc O/P TP 1 Y2 Y1 0V Y1 Tp2 E Y2 Gambar 5.11 Karakteristik Linier Variable Differensial Transformator (LVDT) Variabel Cap A.C AMP I/P 40 Khz Osc F.W Rect O/P V 0V 40 Khz Osc Gambar 5.12 Karakteristik dari Transduser Kapasitansi Variable 107 Strain gauge - Instr. Amp X 100 Amp Amp. #1 + 1 100 10 Offset 0.1 1.0 Fine Gambar 5.13 Karakteristik dari Transduser Strain Gauge D. ALAT DAN BAHAN Unit LVDT 1 buah Osilator 40 KHz 1 buah A.C. amplifier 1 buah Filter 40 KHz 1 buah Full wave receiver 1 buah 2V digital voltmeter 1 buah amplifier #1 1 buah M.C meter 1 buah Transduser kapasitor Strain gauge 1 buah Instrumen amplifier 1 buah x 100 amplifier 1 buah Jumper/ kabel penghubung secukupnya 108 E. LANGKAH KERJA 1. Karateristik dari Linier Variabel Differensial Transformator (LVDT) a. Menempatkan tombol gain penguat A.C pada posisi 1000, hubungkan rangkaian seperti tampak pada gambar 5.10 dan nyalakan sumber tegangan. Atur tombol coarse amplifier #1 pada posisi 100 dan tombol fine ke posisi 0,2. periksa agar tombol offset diatur untuk output nol dengan input nol. Atur kembali jika perlu. b. Mengatur posisi inti dengan memutar sekrup operasi ke posisi netral yaitu tegangan output nol (atau minimumnya). Catat tegangannya dan dimasukkan nilai pada tabel 5.1 c. Sekarang putar sekrup pengatur inti pada tahap kira-kira satu putaran untuk empat putaran searah dengan jarum jam kemudian untuk putaran berlawanan arah jarum jam. Masukkan nilai tegangan output pada tiap tahap pada tabel 5.1 2. Karakteristik dari Transduser Kapasitansi Variable a. hubngkan rangkaian seperti pada gambar 5.12 dan atur pelat geser kapasitor sehingga berada pada posisi paling dalam. Hal ini menunjukkan kapasitansi maksimum. Tempatkan tombol gain penguat A.C pada posisi 1000. b. Menyalakan power supply dan catat tegangan outputnya. Masukkan nilai pada tabel 5.2 c. Sekarang putar sekrup pengatur inti kira kera satu putaren berlawanan arah jarum jam untuk menurunkan nilai kapasitansi dan tiap tahap catat tegangan outputnya dan masukkan nilainya pada tabel 5.2 Catat bahwa penurunan tegangan sebanding dengan penurunan kapasitansi, bagaimana pun penurunannya akan menjadi kecil. 3. Karakteristik dari Transduser Strain Gauge a. Menghubungkan rangkaian seperti pada gambar 5.13 dan atur tombol coarse gain amplifier #1 pada posisi 100 dan tombol fain gain pada posisi 0,5. 109 b. Menyalakan power supply dan biarkan pelat strain gauge tanpa beban/tekanan, atur kembali tombol offset amplifier #1 sehingga tegangan outputnya nol. c. Menempatkan sebuah koin pada bagian atas pelat dan catat tegangan outputnya nol. Masukkan nilai pada tabel 5.3 yang tersedia. d. Ulangi langkah kerja tersebut, tambahkan sebuah koin tiap tahap pengukuran dan catat tegangan outputnya dan masukkan nilai pada tabel 5.3 110