HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KOMPENSASI DENGAN KINERJA KARYAWAN Naskah Publikasi Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai gelar sarjana S1 Psikologi Diajukan oleh : Merinda Rahayu F 100 080 116 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013 HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KOMPENSASI DENGAN KINERJA KARYAWAN Naskah Publikasi Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Derajat Sarjana S-1 Psikologi Diajukan oleh : Merinda Rahayu F 100 080 116 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013 ii gl0z IInf EI III 'IBEEUBJ ISdlqS Eurqurrqura4 : r{olo lfnEua4 ue.^aoq tredap tm>peqe1.radrp 9rr p {ntrm mltqestp qBIoJ 080 00r,{ i[G,,[email protected]: qelo rmfllsrc NV&TYAUY)T YfUfiNDI NY9Nfi(I ISYSNffdHOX dY(rYHdgI ISdUSUf,d YuvINY NYCNNgOH AI (lS'W'!sd'S .ouo,u.n; ,w ffi I l8o1o1ts6 s4Pryeg s1re{ems qe,(tpeururetpl4 selsre^rufl tIgZ IInf g1 "re{smg Is'tr{tr'ISd'S'OIIo,rinA l im-FA-S-O l oAJEs IrS Eurdruepued r[n8ue4 iof lrulll,ta(I PBU q cY Eurdurepusd r[n8ue6 is'Tl-trlwTcni ltrsqotrAl'sr c Bursln Ifn8ued lure.{s qnuatueru qulal ua{B}e{ulp uep EISZ IInf 91 PBEuel uPe6 qetof 1ffiued usA\ap uedep ry usryrequuedp 9?r 080 00I .{ @ : qelo unsnslp uep ueldersredrp Stre1 NY/t4,YAffiDI YfUgNfX NYONfl(I ISYSNf,dIAIOX dY(tYHtrUI ISdflSUUd YUYINY NV3)NfI{ITH HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KOMPENSASI DENGAN KINERJA KARYAWAN ABSTRAK Kinerja tinggi dari setiap pegawai merupakan hal yang sangat diinginkan oleh semua perusahaan. Semakin banyak pegawai yang memiliki kinerja tinggi, maka produktivitas perusahaan secara keseluruhan akan semakin meningkat dan organisasi dapat bertahan dalam persaingan bisnisnya. Salah satu cara manajemen untuk meningkatkan kinerja, motivasi dan kepuasan kerja para karyawan adalah melalui kompensasi. Kompensasi dapat di definisikan sebagai balas jasa untuk kerja mereka. Biaya kompensasi haruslah pada tingkat yang memastikan efektivitas perusahaan maupun pemberian imbalan yang layak bagi seluruh karyawan untuk kemampuan, keterampilan, pengetahuan, dan pencapaian kinerja mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui hubungan antara persepsi terhadap kompensasi dengan kinerja karyawan. Adapun hipotesis yang diajukan ada hubungan positif antara persepsi terhadap kompensasi dengan kinerja karyawan. Subjek penelitian adalah pegawai Yayasan Al-Ma‟ruf Denpasar, Bali berjumlah 56 responden. Teknik pengambilan sampel studi populasi. Alat pengumpulan data menggunakan skala persepsi terhadap kompensasi dan dokumentasi kinerja karyawan. Metode analisis data menggunakan teknik korelasi product moment. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,483; p = 0,000 (p<0,01). Hasil tersebut menunjukkan ada hubungan positif yang sangat signifikan antara persepsi terhadap kompensasi dengan kinerja. Dari hasil analisis diketahui koefisien determinan (r2) = 0,234. Hal ini berarti sumbangan efektif persepsi terhadap kompensasi sebesar 23,4%. Persepsi terhadap kompensasi mempunyai rerata empirik sebesar 91,089 dan rerata hipotetik sebesar 87,5 yang berarti persepsi terhadap kompensasi tergolong sedang. Variabel kinerja diketahui rerata empirik sebesar 75,589 berarti kinerja subjek penelitian tergolong cukup. Kesimpulan penelitian menyatakan ada hubungan positif yang sangat signifikan antara persepsi terhadap kompensasi dengan kinerja, namun generalisasi hasil-hasil penelitian terbatas pada subjek dan lokasi penelitian dilakukan yaitu pegawai Yayasan Al-Ma‟ruf Denpasar,Bali. Kata kunci: Persepsi terhadap Kompensasi, kinerja 1 karena LATAR BELAKANG MASALAH itu, setiap perusahaan atau Kinerja kantor yang baik berarti organisasi mana pun seharusnya dapat juga bahwa karyawan pun baik. Kinerja memberikan kompensasi yang seimbang tinggi dari setiap pegawai merupakan hal dengan beban kerja yang dipikul tenaga yang kerja. sangat diinginkan oleh semua perusahaan. Semakin banyak pegawai yang Al-Ma‟ruf adalah satu-satunya memiliki kinerja tinggi, maka produktivitas yayasan di Denpasar, bahkan di Bali yang perusahaan akan telah menyelenggarakan jenjang dan jenis semakin meningkat dan organisasi dapat pendidikan satu atap secara komplit. Mulai bertahan bisnisnya. dari jenjang pendidikan Taman Kanak- menyatakan bahwa kanak (Roudhotul Athfal/RA), Sekolah salah satu cara pemaksimalan kinerja Dasar (Madrasah Ibtida‟iyah/MI), Sekolah pegawai Menengah secara dalam keseluruhan persaingan Armansyah (2002) adalah dengan memberikan Pertama (Madrasah kesempatan mendapatkan kompensasi pada Tsanawiyah/MTs), Sekolah Menengah Atas seluruh tingkat organisasi agar sepadan (Madrasah Aliyah/MA dan SMK Bina dengan atau Madina), hingga jenjang Perguruan Tinggi perusahaan. (Sekolah Tinggi Agama Islam/STAI). Al- tingkat kontribusinya tanggung terhadap Selanjutnya menurut menyatakan untuk jawab Umar pengusaha, (2001) Ma‟ruf juga menyelenggarakan jenis biaya pendidikan non-formal sebagai pendukung, kompensasi haruslah pada tingkat yang yaitu: Pondok Pesantren dan Madarasah memastikan efektivitas perusahaan maupun Diniyah (TPQ). pemberian imbalan yang layak bagi seluruh Tenaga pendidik di yayasan Al- karyawan untuk kemampuan, keterampilan, Ma‟ruf mengeluarkan tenaganya hingga 2 pengetahuan, kali lipat untuk memberikan pendidikan dan pencapaian kinerja mereka. Masalah kompensasi selain sensitif terbaik kepada anak didik mereka,. Satu orang tenaga pendidik di yayasan Al- karena menjadi pendorong seseorang untuk Ma‟ruf memiliki tanggungjawab tidak bekerja, juga karena berpengaruh terhadap hanya moral dan disiplin tenaga kerja. Oleh melainkan dua jenjang pendidikan bahkan pada 1 jenjang pendidikan, 2 tiga jenjang pendidikan. Hasil wawancara yang sudah bekerja keras mengorbankan kami dengan Pak Jumari yang merupakan waktu dan tenaga. salah satu tenaga pendidik di Yayasan Al- Menurut Sastrohadiwiryo, 2003 Ma‟ruf yang memiliki tanggungjawab yang Kesalahan besar karena mengajar di tiga jenjang kompensasi pendidikan Sekolah ketidakpuasan tenaga kerja atas kompensasi Menengah Atas (Madrasah Aliyah / MA yang mereka terima. Sebagai manajemen dan SMK) juga di jenjang perguruan tinggi. yang Oleh karena itu, sangat di tuntut kinerja berbagai aspek yang berkaitan dengan yang baik agar semua anak didiknya kinerja, misalnya dengan memperhatikan mendapatkan persepsi sekaligus, yaitu pendidikan terbaik pula. Menurut Pak Jumari tak dapat dipungkiri dalam menerapkan akan bijaksana pegawai perlu sistem menimbulkan memperhatikan terhadap kebijakan pemberian kompensasi oleh perusahaan. dengan beban kerja yang begitu berat Kompensasi menjadi alasan utama sering kali membuat kinerjanya menurun. mengapa Banyak ditemukan tenaga pendidik yang pekerjaan. Jika dikelola dengan baik, bolos mengajar karena cenderung banyak kompensasi akan membantu perusahaan yang berpendapat bahwa waktu kerja untuk mencapai tujuan dan memperoleh, mereka pada memelihara, dan menjaga karyawan dengan umumnya. Terlebih pada saat mendekati baik. Sebaliknya, tanpa kompensasi yang ujian dan proses penilaian akhir di setiap cukup, karyawan yang ada sangat mungkin semester, tenaga pendidik harus membuat untuk meninggalkan perusahaan dan untuk soal dan merekap nilai para siswa dan melakukan penempatan kembali tidaklah mahasiswa dalam waktu yang bersamaan, mudah. merosotnya kinerja karyawan akhirnya pembayaran yang dirasa kurang akan berdampak pada yayasan dan pelayanan mengurangi terhadap masyarakat terutama anak didik. keluhan-keluhan, penyebab mogok kerja Hal lain yg menjadi masalah adalah dan mengarah pada tindakan-tindakan fisik kurangnya apresiasi pemberian kompensasi dan dari pihak yayasan untuk para karyawan derajat ketidakhadiran dalam perputaran melebihi waktu kerja kebanyakan Akibat ketidakpuasan kinerja, psikologis, orang seperti mencari dalam meninggalkan meningkatkan 3 karyawan, yang pada gilirannya akan waktu menurunkan kesehatan jiwa karyawan yang (2011) menyatakan kinerja adalah tentang semakin parah (Rivai,2005). Oleh karena apa yang dikerjakan dan bagaimana cara itu mengerjakannya. penelitian mengetahui ini bertujuan hubungan terhadap kompensasi antara untuk persepsi dengan kinerja karyawan. tertentu. Thomson Selanjutnya, Kinerja (2002), Wibowo menurut adalah yang mempengaruhi seberapa banyak mereka memberi kontribusi kepada organisasi yang Berdasarkan uraian latar belakang antara lain termasuk:kuantitas output, di atas, maka rumusan masalah yang dibuat kualitas output, jangka waktu output, adalah: Apakah ada hubungan antara kehadiran di tempat kerja dan sikap persepsi kooperatif. terhadap kompensasi dengan kinerja karyawan? Mengacu dari rumusan Aspek-aspek pengukuran kinerja masalah tersebut peneliti tertarik untuk yang digunakan oleh pihak yayasan yaitu: mengkaji secara empirik dan mengadakan 1. Kesetiaan penelitian persepsi berjudul: terhadap Hubungan kompensasi adalah tekat dan antara kesanggupan menaati, melaksanakan dengan dan mengamalkan sesuatu yang ditaati kinerja karyawan. dengan penuh kesadaran dan tanggungjawab. LANDASAN TEORI Kinerja Kinerja adalah merupakan perilaku yang nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh 2. Prestasi kerja adalah kinerja yang dicapai oleh seorang tenaga kerja dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang diberikan kepadanya. 3. Tanggung jawab adalah kesanggupan karyawan sesuai dengan perannya dalam seorang tenaga kerja dalam perusahaan (Rivai,2005). Adapun menurut menyelesaikan tugas dan pekerjaan Wirawan (2009) kinerja adalah keluaran yang diserahkan kepadanya dengan yang dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau sebaik-baiknya dan tepat waktu serta indikator-indikator suatu pekerjaan atau berani memikul resiko atas keputusan suatu pekerjaan atau suatu profesi dalam 4 yang telah diambilnya atau tindakan diperlukan dalam melaksanakan tugas yang dilakukannya. pokok tanpa menunggu perintah dan 4. Ketaatan adalah kesanggupan seorang tenaga kerja untuk menaati segala ketetapan, peraturan bimbingan dari manajemen lainnya. 8. Kepemimpinan adalah kemampuan perundang- yang dimiliki seorang tenaga kerja undangan dan peraturan kedinasan yang untuk meyakinkan orang lain (tenaga berlaku, menaati perintah kedinasan kerja lain) sehingga dapat dikerahkan yang diberikan atasan yang berwenang, secara maksimum untuk melaksanakan serta kesanggupan melanggar untuk tidak tugas pokok. yang telah Berdasarkan larangan ditetapkan perusahaan uraian di atas dapat maupun disimpulkan bahwa aspek-aspek kinerja pemerintah, baik secara tertulis maupun yang digunakan terdiri dari delapan aspek tak tertulis. yaitu 5. Kejujuran adalah ketulusan hati seorang tenaga kerja dalam melaksanakan tugas aspek kesetiaan, tanggungjawab, prestasi ketaatan, kerja, kejujuran, kerjasama, prakarsa dan kepemimpinan. dan pekerjaan serta kemampuan unruk tidak menyalahkangunakan wewenang yang telah diberikan kepadanya. 6. Kerja sama adalah kemampuan seorang tenaga kerja untuk bekerja bersamasama dengan orang lain menyelesaikan suatu tugas pekerjaan yang telah dalam dan ditetapkan, sehingga mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya. 7. Prakarsa adalah kemampuan seorang tenaga kerja keputusan, untuk mengambil langkah-langkah atau melaksanakan sesuatu tindakan yang Persepsi Terhadap Kompensasi Salah satu cara manajemen untuk meningkatkan prestasi kerja, motivasi dan kepuasan kerja para karyawan adalah melalui kompensasi. Lebih dari itu, tujuan perusahaan untuk meningkatkan keluaran produksi dapat ditunjang. Hal-hal yang berada dalam lingkungan dapat berupa objek, hubungan antar gejala, maupun peristiwa. Kompensasi merupakan salah satu objek yang dapat dipersepsi. Kompensasi adalah 5 balas jasa atas pekerjaan yang sudah tenaga kerja, karena tenaga kerja tersebut dilaksanakan oleh karyawan. telah memberikan sumbangan tenaga dan Setiap karyawan akan memberikan penafsiran dan kompensasi penilaian yang terhadap diberikan pikiran demi kemajuan perusahaan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. oleh Menurut pendapat Plowman dan perusahaan dengan cara yang berbeda. Peterson (dalam Manullang, 2000) bentuk- Gibson, dkk (2001) menyatakan bahwa bentuk persepsi terhadap kompensasi dapat persepsi merupakan suatu proses pemberian dibagi menjadi tiga: arti kepada stimulus, dimana cara seseorang melihat situasi seringkali mempunyai arti a. daripada Kaitannya diartikan situasi dengan bahwa itu bagaimana mempersepsikan bersifat sendiri. kompensasi, pandang dan imbalan yang diterima dari perusahaan, keadilan, dan kesesuaian dengan peraturan yang telah disepakati bersama. Bagaimana kompensasi itu diberikan akan menimbulkan persepsi tertentu pada diri karyawan terhadap kompensasi yang diterimanya. Menurut Sastrohadiwiryo (2003), kompensasi adalah imbalan jasa atau balas jasa yang diberikan perusahaan kepada pantas, yang meliputi, pemeliharaan kesehatan, rekreasi, jaminan hari tua dan compensation (non sebagainya. penilaian karyawan berhubungan dengan jumlah yang yang perusahaan dan soal-soal kesejahteraan yang yang lebih penting daripada kompensasi itu Cara keuangan dorongan mendapatkan bagian dari keuntungan diberikan oleh perusahaan merupakan hal sendiri. yaitu (financial termasuk di dalamnya kemungkinan dapat karyawan kompensasi compensation kompensasi) yang lebih penting untuk memahami perilaku Financial b. Non financial financial kompensasi); Pemberian kompensasi ini ada 2 jenis, yaitu keadaan pekerjaan yang memuaskan, misalnya tempat bekerja dan jam kerja. Sikap pimpinan terhadap pada keinginan karyawan dan perusahaan masing-masing seperti jaminan pekerjaan, promosi jabatan, liburanliburan, hubungan antara karyawan dengan pimpinan dan perusahaan. 6 c. Social compensation (sosial kompensasi), pemberian kompensasi ini analisis data menggunakan teknik korelasi product moment. dimaksudkan sebagai jenis tingkah laku yang diharapkan oleh seseorang HASIL DAN PEMBAHASAN anggota group dan jenis dari tindakan- Berdasarkan hasil perhitungan tindakan yang diharapkan dari teman- diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar temannya. 0,483; p = 0,000 (p < 0,01). Hasil tersebut menunjukkan ada hubungan positif yang sangat signifikan antara persepsi terhadap Hipotesis “Ada persepsi hubungan terhadap positif antara kompensasi dengan kompensasi tinggi atau dengan kinerja. Semakin positif persepsi terhadap kinerja”. Semakin tinggi (positif) persepsi kompensasi maka semakin tinggi kinerja, kompensasi maka akan semakin tinggi begitu sebaliknya. Hasil penelitian ini kinerja karyawan, sebaliknya semakin menunjukkan rendah (negatif) persepsi terhadap berbunyi: “Ada hubungan positif antara bahwa terhadap hipotesis kompensasi yang kompensasi maka akan semakin rendah persepsi dengan kinerja karyawan. kinerja pada karyawan” dapat diterima. Dari hasil analisis diketahui koefisien determinan (r2) = 0,234. Hal ini berarti METODE Subjek penelitian adalah pegawai sumbangan efektif persepsi terhadap yayasan Al-Ma„ruf Denpasar,Bali sebanyak insentif 56 orang. artinya masih terdapat 76,6% faktor-faktor Teknik pengambilan sampel terhadap kinerja sebesar 23,4%, menggunakan Teknik pengambilan sampel lain yang mempengaruhi kinerja yang digunakan adalah studi populasi yaitu variabel persepsi terhadap kompensasi menggunakan semua anggota populasi misalnya yang ada sebagai subjek penelitian. Alat pengetahuan, keterampilan, etos kerja, pengumpulan data menggunakan skala pengalaman kerja dan motivasi kerja. persepsi terhadap kompensasi bakat, keadaan selain fisik, dan Berdasarkan hasil analisis diketahui dokumentasi kinerja karyawan. Metode variabel persepsi terhadap kompensasi 7 mempunyai rerata empirik sebesar 91,089 Menurut penelitian Armansyah dan rerata hipotetik sebesar 87,5 yang (2002), kinerja seorang karyawan tidak berarti persepsi terhadap kompensasi pada terlepas dari beberapa faktor, salah satu subjek cara pemaksimalan kinerja pegawai adalah penelitian Variabel kinerja tergolong sedang. diketahui rerata empirik dengan memberikan kesempatan sebesar 75,587 berdasarkan norma kategori mendapatkan kompensasi pada seluruh kinerja skor tersebut masuk dalam kategori tingkat organisasi agar sepadan dengan cukup. tingkat tanggung jawab atau kontribusinya Kompensasi menjadi alasan utama mengapa kebanyakan Oleh karena itu, mencari setiap perusahaan atau organisasi mana pun pekerjaan. Jika dikelola dengan baik, seharusnya dapat memberikan kompensasi kompensasi akan membantu perusahaan yang seimbang dengan beban kerja yang untuk mencapai tujuan dan memperoleh, dipikul tenaga kerja. Dengan demikian, memelihara, dan menjaga karyawan dengan tujuan pembinaan tenaga kerja adalah baik. Sebaliknya, tanpa kompensasi yang untuk menciptakan tenaga kerja yang cukup, karyawan yang ada sangat mungkin berdaya guna dan berhasil guna dapat untuk meninggalkan perusahaan dan untuk terwujud. Lebih dari itu, tujuan perusahaan melakukan penempatan kembali tidaklah untuk meningkatkan keluaran produksi mudah. dapat di tunjang (Sastrohadiwiryo,2003). Akibat orang terhadap perusahaan. ketidakpuasan dalam pembayaran yang dirasa kurang akan mengurangi kinerja, Robbins (2006) mengemukakan meninggalkan kompensasi merupakan daya tarik yang keluhan-keluhan, penyebab mogok kerja menyebabkan seseorang melakukan sesuatu dan mengarah pada tindakan-tindakan fisik karena dan meningkatkan memuaskan kebutuhannya. Hal ini tentu derajat ketidakhadiran dalam perputaran bisa mengakibatkan gairah kerja individu karyawan, yang pada gilirannya akan meningkat menurunkan kesehatan jiwa karyawan yang menimbulkan komitmen kerja yang tinggi semakin parah (Rivai,2005). terhadap psikologis, seperti bisa mendapat dan lama imbalan kelamaan perusahaan. yang dapat Pemberian kompensasi kepada karyawannya tidak 8 hanya dalam bentuk material tetapi dapat terhadap kompensasi maka semakin rendah juga dalam bentuk non material dan semi kinerja karyawan. material. Adanya pemberian kompensasi 2. Koefisien determinan (r2) = diharapkan dapat menciptakan sikap loyal 0,234. Menunjukkan sumbangan efektif terhadap perusahaan, dimana hal ini dapat persepsi terhadap insentif terhadap kinerja meningkatkan hasil produksi dan efisiensi sebesar 23,4%, artinya masih terdapat kerja 76,6% yang menjadi tujuan utama faktor-faktor yang selain variabel perusahaan. Salah satu kompensasi dalam mempengaruhi bentuk non material adalah penempatan persepsi terhadap kompensasi karyawan pada posisi yang tepat. bakat, Menurut Mathis & Jackson (dalam Thomson,2002) menyatakan bahwa kinerja lain keadaan fisik, misalnya pengetahuan, keterampilan, etos kerja, pengalaman kerja dan motivasi kerja. kompensasi adalah faktor penting yang 3. Persepsi terhadap kompensasi mempengaruhi bagaimana dan mengapa mempunyai rerata empirik sebesar 91,089 orang-orang bekerja pada suatu organisasi dan rerata hipotetik sebesar 87,5 yang dan berarti persepsi terhadap kompensasi pada bukan pada organisasi lainnya Kompensasi dapat di definisikan sebagai subjek penelitian balas jasa untuk kerja mereka. Variabel kinerja tergolong sedang. diketahui rerata empirik sebesar 75,589 berdasarkan norma kategori KESIMPULAN DAN SARAN kinerja skor tersebut masuk dalam kategori Kesimpulan cukup. 1. Nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,483; p = 0,000 (p < 0,01). Hasil Saran tersebut menunjukkan ada hubungan positif 1. Bagi Pimpinan Perusahaan , diharapkan yang sangat signifikan antara persepsi dapat melaksanakan sistem pemberian terhadap kompensasi secara adil dan layak Semakin kompensasi tinggi dengan persepsi kinerja. terhadap kepada karyawan kompensasi maka semakin tinggi kinerja, mengoptimalkan begitu sebaliknya semakin rendah persepsi compensation dengan cara aspek financial berupa bonus, 9 pemeliharaan kesehatan, rekreasi, peneliti selanjutnya dapat melengkapi asuransi, jaminan hari tua, non financial alat ukur penelitian dengan interview compensation berupa promosi jabatan, atau liburan dan kepada karyawan maupun pimpinan berupa hubungan antara karyawan dengan pimpinan social compensastion dan wawancara lebih mendalam perusahaan. perusahaan sehingga mampu meningkatkan kinerja DAFTAR PUSTAKA karyawan. 2. Bagi karyawan, Diharapkan mengoptimalkan aspek-aspek kinerja yang terdiri dari kemampuan menggunakan pengetahuan, metode, teknis, dan dipergunakan peralatan untuk yang melaksanakan tugas serta pengalaman dan pelatihan yang diperolehnya, memahami tugas, Armansyah, 2002. Komitmen Organisasi Dan Imbalan Finansial. Jurnal Ilmiah Manajemen dan Bisnis Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Vol. 02 No. 02 Oktober 2002 Gibson,J.L. Ivancevich dan Donelly, JR, JH. 2001. Organisasi dan Manajemen (terjemahan Djoerban Wahid). Jakarta: Erlangga. fungsi serta tanggung jawabnya sebagai seorang karyawan, kemampuan untuk bekerja sama memotivasi dengan karyawan, orang lain, melakukan negosiasi. 3. Bagi peneliti selanjutnya, yang tertarik untuk mengadakan penelitian yang sama diharapkan menyertakan variabel atau faktor-faktor lain yang mempengaruhi kinerja, misalnya bakat, keadaan fisik, pengetahuan, keterampilan, etos kerja, pengalaman kerja dan motivasi kerja. Selain itu agar Manullang, M. Personalia. Indonesia 2006. Manajemen Jakarta : Ghalia Rivai, V . 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Robbins, S.P. 2006. Perilaku Organisasi, Versi Bahasa Indonesia: Konsep, Kontroversi Dan Aplikasi, Edisi Kedelapan, Jakarta: PT. Prenhallindo. Sastrohadiwiryo,siswanto. 2003. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia: pendekatan administrative dan operasional. Jakarta: Bumi Aksara 10 Thomson. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba empat Umar, Husein. 2001. Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Wirawan. 2009. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia: Teori, aplikasi dan penelitian. Jakarta: Salemba empat 11