bab ii landasan teori - Perpustakaan Universitas Mercu Buana

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Biaya dan Beban
1. Pengertian Biaya dan Beban
Akuntansi biaya banyak digunakan dalam organisasi, perusahaan
pabrikasi, dagang dan jasa seperti : pemerintah, universitas dan rumah
sakit. Akuntansi biaya dibutuhkan oleh perusahaan baik yang berorientasi
pada laba maupun perusahaan nirlaba. Semua perusahaan mempunyai
kebutuhan dalam informasi biaya, dan informasi biaya tersebut dapat
ditentukan dalam akuntansi biaya.
Ada beberapa pengertian biaya dan beban yang dikemukakan oleh
beberapa penulis.
Pengertian biaya (cost) dan beban (expense) menurut Bastian dan
Nurlela (2006:4-5)
Biaya atau cost adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur
dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi
untuk mencapai tujuan tertentu. Biaya ini belum habis masa
pakainya, dan digolongkan sebagai aktiva yang dimasukkan dalam
neraca.
Beban atau expense adalah biaya yang telah memberikan manfaat
dan sekarang telah habis. Biaya yang belum dinikmati yang dapat
memberikan manfaat dimasa akan datang dikelompokkan sebagai
harta. Beban ini dimasukkan ke dalam laba/rugi, sebagai
pengurangan dari pendapatan.
5
Mulyadi (2009:8) mengemukakan pengertian biaya sebagai berikut :
“Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan
uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan
tertentu”.
Sedangkan menurut Firdaus dan Wasilah (2009:22) mendefinisikan
biaya (cost) dan beban (expense) yaitu :
Biaya (cost) adalah pengeluaran- pengeluaran atau nilai pengorbanan
untuk memperoleh barang atau jasa yang berguna untuk masa yang
akan datang, atau mempunyai manfaat melebihi satu periode
akuntansi tahunan.
Beban (expense) perupakan biaya (cost) yang telah memberikan
suatu manfaat (expired cost) dan termasuk pula penurunan dalam
aset atau kenaikan dalam kewajiban sehubungan dengan penyerahan
barang dan jasa dalam rangka perolehan pendapatan, serta
pengeluaran-pengeluaran yang hanya memberi manfaat untuk tahun
buku yang berjalan.
Daljono (2011:13) mengartikan biaya (cost) dan beban (expense)
sebagai berikut :
Biaya (cost) adalah suatu pengorbanan sumber ekonomi yang diukur
dalam satuan uang, untuk mendapatkan barang atau jasa yang
diharapkan akan memberikan keuntungan/manfaat pada saat ini atau
masa yang akan datang. Jadi biaya (cost) merupakan pengorbanan
sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva.
Beban (expense) merupakan sumber ekonomi yang ditujukan untuk
memperoleh pendapatan pada periode dimana beban itu terjadi. Jadi
beban (expense) merupakan bagian dari cost yang telah digunakan
untuk memperoleh pendapatan.
Adapun pengertian biaya (cost) dan beban (expense) menurut
Darsono dan Ari (2008:49) yaitu :
6
Biaya ialah kas dan setara kas yang dikorbankan untuk memproduksi
atau memperoleh barang atau jasa yang diharapkan akan
memperoleh manfaat atau keuntungan dimasa mendatang .
Beban ialah pengeluaran untuk mendapatkan pendapatan tertentu ;
beban atau expense dikurangkan pada pendapatan untuk memperoleh
laba.
Dari pengertian biaya dan beban diatas dapat disimpulkan bahwa biaya
dan beban merupakan :
a. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi,
b. Diukur dalam satuan uang,
c. Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi
d. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu.
2. Klasifikasi Biaya
Klasifikasi biaya atau penggolongan biaya adalah suatu proses
pengelompokan biaya secara sistematis atas keseluruhan elemen biaya
yang ada didalam golongan-golongan tertentu yang lebih ringkas untuk
dapat memberikan informasi yang lebih ringkas dan penting.
Biaya juga dapat diklasifikasikan dalam hubungan dengan operasi
perusahaan, yaitu biaya operasional (biaya penjualan dan biaya
administrasi umum) dan biaya non operasional, artinya biaya yang telah
dikeluarkan dan diperhitungkan namun tidak mempunyai hubungan
langsung dengan usaha pokok perusahaan, misalnya biaya bunga untuk
perusahaan manufaktur. Dalam bukunya yang berjudul Akuntansi biaya
Mursyidi (2008:14-25) memaparkan tentang klasifikasi biaya yaitu :
7
a. Biaya Dalam hubungannya dengan produk
Dalam
hubungannya
dengan
manufaktur,
biaya
dapat
diklasifikasikan menjadi 2 yaitu :
1) Biaya Produksi (production cost/manufacturing cost/factory cost)
adalah biaya yang mempunyai hubungan langsung dengan suatu
produk. Pada dasarnya biaya produksi dibagi menjadi tiga jenis,
yaitu biaya bahan baku langsung (direct material), biaya tenaga
kerja langsung (direct labour) dan biaya overhead pabrik (factory
overhead cost). Gabungan biaya bahan baku langsung dan tenaga
kerja langsung disebut biaya utama (prime cost), yaitu biaya yang
langsung membentuk produk jadi, sedangkan gabungan antara
biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik disebut
biaya konversi (convertion cost), yaitu biaya yang merubah bahan
baku menjadi produk jadi (finish goods).
a) Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja yang
dapat secara langsung merubah bahan baku menjadi suatu
produk yang pembebanan biayanya dapat ditelusuri pada setiap
jenis produk yang dihasilkan. Misalnya biaya tukang kayu
untuk membuat produk meubel, biaya pandai besi untuk
membuat produk peralatan dari besi, biaya tukang jahit untuk
membuat pakaian jadi, dan lain sebagainya.
8
b) Biaya overhead pabrik dapat terdiri dari bahan baku tidak
langsung (indirect labor) dan semua biaya produksi yang tidak
dapat dibebankan secara langsung pada suatu produk selain
biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung.
Bahan tidak langsung adalah bahan yang bukan menjadi unsur
utama dalam suatu produk : sifatnya hanya sebagai pelengkap
atau memperlancar suatu proses produksi. Sedangkan biaya
tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja yang tidak
mempunyai akibat langsung pada pembentukan suatu produk.
2) Biaya Komersial, seharusnya disebut beban komersial (commercial
expenses) dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu :
a) Beban pemasaran adalah semua jenis beban yang berhubungan
dengan pelaksanaan dan penjualan produk.
b) Beban administrasi dan umum adalah semua jenis beban yang
berhubungan
dengan
pengelolaan
perusahaan
secara
keseluruhan.
Gabungan antara biaya produksi dan biaya komersial disebut dengan
biaya operasional (operational cost).
Untuk
memberikan
gambaran
penggabungan
biaya
dalam
perusahaan industri manufaktur, akan diberikan ilustrasinya yang terdapat
dalam gambar 2.1.
9
Bahan
langsung
+
Tenaga kerja
langsung
Biaya utama
=
+
Bahan tak
langsung
+
Tenaga kerja
tak langsung
+
Biaya pabrik
tak langsung
lain
Biaya
overhead
pabrik
=
=
Biaya konversi
Biaya produksi
Beban penjualan:
Semua beban yang
berhubungan
dengan pemasaran
dan penjualan
+
Beban administrasi
umum semua beban
yang berhubungan
dengan operasi
perusahaan secara
umum
+
=
Objek Akuntansi Biaya
Beban
komersial
=
Biaya
operasional
Gambar 2.1
Penggabungan Biaya dalam Perusahaan Manufaktur
(Sumber : Mursyidi. (2008). Akuntansi Biaya)
b. Biaya dalam hubungannya dengan volume produksi
Biaya dapat diklasifikasikan atas dasar perubahan yang terjadi pada
volume produksi atau produk yang dihasilkan atau yang terjual, yaitu
10
dibagi menjadi biaya variabel (variable cost) dan biaya tetap (fixed
cost).
1) Biaya variabel mempunyai karakteristik antara lain :
a) Secara total biaya variabel berubah sesuai dengan perubahan
volume produksi.
b) Biaya per unit (satuan) telatif tetap.
c) Dapat ditelusuri kesetiap produk yang dihasilkan.
d) Dapat dikendalikan oleh tingkat manajemen yang paling
bawah, bahkan oleh tingkat operasional.
2) Biaya tetap mempunyai karakteristik antara lain :
a) Secara total biaya ini tetap dan pada tingkatan volume
produksi (range) tertentu.
b) Biaya per unit (satuan) selalu berubah sesuai dengan
perubahan volume produksi atau jumlah produk yang
dihasilkan.
c) Pengakuan biaya didasarkan pada kebijakan manajemen atau
metode alokasi biaya.
d) Tanggung
jawab
pengendalian
manajemen tertentu.
11
terletak
pada
tingkat
3) Biaya semi variabel adalah biaya yang mengandung biaya tetap dan
biaya variabel, namun yang bersifat tetap relative kecil bila
dibandingkan dengan sifat variabelnya.
c. Biaya dalam hubungannya dengan Departemen Pabrik
Bagian pabrik dapat dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu
departemen produksi (production departemen) dan departemen
jasa/pelayanan (service departemen). Departemen produksi merupakan
suatu bagian dalam pabrik yang mempunyai hubungan langsung dengan
proses pembentukan pabrik. Biaya yang terjadi dalam departemen ini
dapat langsung dibebankan pada harga pokok produk yang dihasilkan
dalam departemen tersebut. Sedangkan departemen jasa bagian pabrik
yang bersifat memberikan pelayanan atas kelancaran proses produksi
yang berlangsung dalam departemen produksi.
Biaya
dalam
hubungan
dengan
departemen
pabrik
diklasifikasikan menjadi dua yaitu :
1) Biaya langsung departemen (direct department charge), adalah
biaya yang terjadi dan langsung dibebankan pada departemen yang
bersangkutan dimana biaya tersebut terjadi.
2) Biaya tidak langsung departemen (indirect department charge),
adalah biaya yang terjadi dan tidak dapat langsung dibebankan ke
suatu departemen, namun dibebankan ke departemen yang
menikmatinya melalui alokasi dan distribusi biaya, misalnya biaya
12
penyusutan gedung, pajak bumi dan bangunan, biaya asuransi
kebakaran, biaya keamanan merupakan biaya tidak langsung
departemen.
d. Biaya dalam hubungannya dengan periode akuntansi
Dalam
hubungannya
dengan
pembebanan
ini
(periode
akuntansi), biaya dapat diklasifikasikan menjadi pengeluaran modal
(capital
expenditure),
dan
pengeluaran
pendapatan
(revenue
expenditure).
1) Pengeluaran modal adalah pengeluaran yang dikapitalisir. Artinya
pengeluaran yang ditangguhkan pembebanannya. Pengeluaran ini
adalah apa yang disebut dengan harga pokok yang membentuk atau
yang dianggap sebagai aktiva. Pengeluaran modal akan dibebankan
terhadap penghasilan pada beberapa periode akuntansi melalui
alokasi. Suatu pengeluaran dapat dinyatakan sebagai pengeluaran
modal atau pengeluaran pendapatan tergantung pada :
a) Kebijakan manajemen.
b) Nilai pengeluaran, apakah relative besar atau relative kecil.
c) Mempunyai masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi
atau tidak.
2) Pengeluaran
pendapatan
adalah
pengeluaran
aktiva
yang
mempunyai masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi yang
13
nilainya relative kecil, misalnya pengeluaran untuk membeli
penggaris. Dan bisa saja pengeluaran menurut pihak lain dianggap
material, namun berdasarkan kebijakan manajemen bahwa suatu
pengeluaran tertentu yang memiliki masa manfaat lebih dari satu
periode akuntansi dinyatakan sebagai revenue expenditure.
e. Biaya dalam hubungannya dengan objek yang dibiayai
Klasifikasi biaya ini tidak terbatas jumlahnya karena jenis biaya
disesuaikan dengan objek (tempat, kegiatan, benda, atau sifat) yang
dibayar.
f. Biaya dalam hubungannya dengan aktivitas
Klasifikasi biaya ini dihubungkan dengan jenis kegiatan yang
menimbulkan biaya. Dalam satu jalur produksi terdapat beberapa
aktivitas misalnya : persiapan produksi, pemotongan, peleburan,
percetakan, perakitan, penyelesaian, pengepakan, dan pengapalan: maka
jenis- jenis biaya akan diklasifikasikan berdasarkan aktivitas tersebut.
B. Pemeliharaan dan Reparasi
1. Pengertian Pemeliharaan dan Reparasi
Peran pemeliharaan dan reparasi aktiva tetap sangat penting untuk
mencapai tingkat kualitas dan keterandalan tertentu. Seperti pendapat yang
dikemukakan oleh Sofjan (2008:134) bahwa salah satu tujuan kegiatan
pemeliharaan adalah “menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk
14
memenuhi apa yang dibutuhkan oleh produk itu sendiri dan kegiatan
produksi tidak terganggu”.
Setelah mengetahui bahwa peranan pemeliharaan dan reparasi
aktiva tetap terutama pada mesin-mesin cukup penting, maka ada baiknya
kita juga mengetahui pengertian dari pemeliharaan dan reparasi itu sendiri
atau yang sering juga disebut dengan istilah maintenance.
Biaya reparasi dan pemeliharaan menurut Mulyadi (2008:194),
adalah :
Biaya reparasi dan pemeliharaan berupa biaya suku cadang
(spareparts), biaya bahan habis pakai (factory supplies) dan harga
perolehan jasa dari pihak luar perusahaan untuk keperluan
pemeliharaan emplasemen, perumahan, bangunan pabrik, mesinmesin dan equipment, kendaraan, perkakas laboratorium, dan
aktiva tetap lain yang digunakan untuk keperluan pabrik.
Menurut Heizer dan Render (2005:296) “Maintenance adalah
semua aktivitas yang berkaitan untuk mempertahankan peralatan sistem
dalam kondisi layak bekerja”.
Pengertian pemeliharaan menurut Agus (2002:58) adalah :
Pemeliharaan (maintenance) merupakan kegiatan dalam
memelihara sarana dan fasilitas produksi yang terus menerus untuk
menunjang kelancaran pelaksanaan proses produksi dalam
perusahaan yang bersangkutan.
Maintenance menurut Sofjan (2008:134) adalah :
Maintenance adalah kegiatan untuk memelihara atau menjaga
fasilitas/peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan dan
penyesuaian atau penggantian yang diperlukan agar terdapat suatu
keadaan operasi produk yang memuaskan sesuai dengan yang
direncanakan.
15
Berdasarkan pengertian Sofjan dapat disimpulkan kegiatan untuk
reparasi sudah tercakup kedalam kegiatan untuk pemeliharaan atau
maintenance dan dapat dilakukan bahwa reparasi sama dengan
pemeliharaan.
Dari beberapa pengertian diatas penulis menyimpulkan bahwa
peralatan yang paling baik pun tidak akan bekerja secara memuaskan tanpa
pemeliharaan. Dengan dilakukannya pemeliharaan dan reparasi yang
teratur terhadap aktiva tetap terutama pada peralatan dan mesin-mesin
produksi maka jalannya proses produksi tidak akan terganggu dan akan
mempunyai masa manfaat yang lebih lama serta dapat meningkatkan hasil
produksi dan kualitas yang baik. Dengan demikian biaya pemeliharaan dan
reparasi aktiva tetap berpengaruh signifikan terhadap hasil produksi.
2. Jenis-Jenis Pemeliharaan
Setelah mengetahui kegiatan dari pemeliharaan ada baiknya kita
juga mengetahui jenis-jenis dari pemeliharaan. “Kegiatan pemeliharaan
dalam perusahaan pabrik dapat dibedakan menjadi dua yaitu preventive
maintenance dan corrective maintenance” (Sofjan 2008:134).
a. Preventive Maintenance
Preventive maintenance menurut Sofjan (2008:135) adalah
sebagai berikut :
Preventive maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan
perawatan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya
16
kerusakan-kerusakan yang tidak terduga dan menemukan
kondisi atau keadaan yang dapat menyebabkan fasilitas
produksi mengalami kerusakan pada waktu digunakan dalam
proses produksi.
Zulian (2005:95) membagi pemeliharaan preventif kedalam
empat alternatif yaitu :
1) Berdasarkan waktu, yang berarti melakukan pemeliharaan atau
pencegahan pada periode waktu yang teratur misalnya oli
kendaraan setiap bulan.
2) Berdasarkan pekerjaan yaitu pemeliharaan dilakukan setelah
jumlah jam operasi atau sejumlah volume produk tertentu
misalnya oli kendaraan setelah menempuh 2.000 km atau
setelah beroperasi selama 500 jam.
3) Berdasarkan kesempatan yaitu dimana perbaikan dilakukan
apabila ada kesempatan untuk itu, misalnya pada waktu tutup
pabrik karena libur.
4) Berdasarkan kondisi terencana misalnya penggantian kampas
rem mobil dilakukan apabila telah mencapai ketebalan tertentu.
Sofjan (2008:135) membedakan preventive maintenance
menjadi dua yaitu :
1) Rotain Maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan
perawatan yang dilakukan secara rutin.
17
2) Periodic Maintenance adalah kegiatan pemeliharaan atau
perawatan yang dilakukan secara periodik atau dalam jangka
waktu tertentu.
b. Corrective atau Breakdown Maintenance
Menurut Sofjan (2008:136) yang dimaksud dengan Corective
atau Breakdown Maintenance adalah sebagai berikut :
Corective atau Breakdown Maintenance adalah kegiatan
pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan setelah terjadinya
kerusakan atau kelainan pada fasilitas atau peralatan sehingga
tidak dapat berfungsi dengan baik.
3. Tujuan Pemeliharaan
Dengan melakukan pemeliharaan terhadap aktiva tetap secara
teratur, pastilah perusahaan ingin mencapai tujuan tertentu, diantaranya
adalah :
a. Kemampuan produksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan
rencana produksi.
b. Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang
dibutuhkan oleh produk itu sendiri dari kegiatan produksi yang tidak
terganggu.
c. Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan yang
diluar batas dan menjaga modal yang diinvestasikan dalam perusahaan
18
selama
waktu
yang
ditentukan
sesuai
dengan
kebijaksanaan
perusahaan mengenai investasi tersebut.
d. Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin,
dengan melaksanakan kegiatan maintenance secara efektif dan efisien
keseluruhannya.
e. Menghindari kegiatan maintenance yang dapat membahayakan
keselamatan para pekerja.
f. Mengadakan suatu kerja sama yang erat dengan fungsi-fungsi utama
lainnya dari suatu perusahaan, dalam rangka untuk mencapai tujuan
utama perusahaan, yaitu tingkat keuntungan atau return of investment
yang sebaik mungkin dari total biaya yang terendah.
Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa kelancaran
suatu proses produksi tergantung juga pada pemeliharaan yang baik
terhadap peralatan atau fasilitas yang ada. Dengan kata lain, pemeliharaan
yang baik adalah pemeliharaan yang berhasil mencapai tujuannya.
4. Kegiatan-Kegiatan Pemeliharaan
Semua tugas atau kegiatan pemeliharaan dapat digolongkan ke
dalam salah satu dari lima tugas pokok berikut :
19
a. Inspeksi (Inspection)
Kegiatan
inspeksi
meliputi
kegiatan
pengecekan
atau
pemeriksaan secara berkala (routine schedule check) bangunan dan
peralatan pabrik sesuai dengan rencana serta kegiatan pengecekan atau
pemeriksaan terhadap peralatan yang mengalami kerusakan dan
membuat laporan-laporan dari hasil pengecekan atau pemeriksaan
tersebut.
Maksud kegiatan inspeksi ini adalah untuk mengetahui apakah
perusahaan pabrik selalu mempunyai peralatan/fasilitas produksi yang
baik untuk menjamin kelancaran proses produksi. Jika seandainya
terdapat kerusakan, maka dapat segera diadakan perbaikan-perbaikan
yang diperlukan sesuai dengan laporan hasil inspeksi, dan berusaha
untuk mencegah sebab-sebab timbulnya kerusakan dengan melihat
sebab-sebab kerusakan yang diperoleh dari hasil inspeksi. Oleh karena
itu hasil laporan inspeksi haruslah memuat keadaan peralatan yang
diinspeksi, sebab-sebab terjadinya kerusakan bila ada, usaha-usaha
penyesuaian atau perbaikan kecil yang telah dilakukan dan saransaran/usul-usul perbaikan atau penggantian yang diperlukan.
Laporan hasil inspeksi dibuat dan diberikan oleh bagian
pemeliharaan untuk pimpinan perusahaan, dan laporan ini sangat
berguna bagi pimpinan. Misalnya laporan tentang mesin atau peralatan
yang sering rusak, merupakan bahan pertimbangan bagi pimpinan
20
perusahaan untuk dapat mengambil keputusan, apakah mesin atau
peralatan tersebut perlu diganti atau tidak.
b. Kegiatan Teknik (Engineering)
Kegiatan teknik meliputi kegiatan percobaan atas peralatan yang
baru dibeli, dan kegiatan-kegiatan pengembangan peralatan atau
komponen peralatan yang perlu diganti, serta melakukan penelitianpenelitian terhadap kemungkinan pengembangan tersebut. Dalam
kegiatan inilah dilihat kemampuan untuk mengadakan perubahanperubahan dan perbaikan-perbaikan bagi perluasan dan kemajuan dari
bangunan dan peralatan pabrik. Oleh karena itu kegiatan teknik ini
sangat diperlukan terutama apabila dalam perbaikan mesin-mesin yang
rusak tidak diperoleh/didapatkan komponen yang sama dengan yang
dibutuhkan. Dalam hal ini perlu diadakan perubahan-perubahan atau
perbaikan-perbaikan tertentu terhadap komponen dan mesin-mesin yang
bersangkutan, agar mesin tersebut dapat bekerja kembali dan efisien.
c. Kegiatan Produksi (Production)
Kegiatan produksi ini merupakan kegiatan pemeliharaan yang
sebenarnya, yaitu memperbaiki dan mereparasi mesin-mesin dan
peralatan. Secara fisik, melaksanakan pekerjaan yang disarankan atau
diusulkan
dalam
kegiatan
inspeksi
dan
teknik
(engineering),
melaksanakan kegiatan service dan peminyakan (lubrication). Kegiatan
produksi ini dimaksudkan agar kegiatan pengolahan/pabrik dapat
21
berjalan lancar sesuai dengan rencana, dan untuk ini diperlukan usahausaha perbaikan segera jika terdapat kerusakan pada peralatan.
Dalam kegiatan teknik ini termasuk pula kegiatan penyelidikan
sebab-sebab terjadinya kerusakan pada peralatan tertentu dan cara-cara
atau usaha-usaha untuk mengatasi/memperbaikinya yang sangat
diperlukan dalam kegiatan produksi. Dengan mengetahui sebab-sebab
ini, maka dengan kegiatan teknik dapat/harus pula diusahakan/dibuat
alat-alat penjaga atau pencegah terjadinya kerusakan pada masa-masa
yang akan datang. Di samping itu dalam kegiatan ini dipelajari
spesifikasi mesin dan usaha-usaha agar mesin dapat bekerja lebih
efektif dan efisien.
d. Kegiatan Administrasi (Clerical Work)
Kegiatan produksi ini merupakan kegiatan yang berhubungan
dengan pencatatan-pencatatan mengenai biaya-biaya yang terjadi dalam
melakukan pekerjaan-pekerjaan pemeliharaan dan biaya-biaya yang
berhubungan dengan kegiatan pemeliharaan, komponen atau spare
parts yang dibutuhkan, progress report tentang apa yang telah
dikerjakan, waktu dilakukannya inspeksi dan perbaikan, serta lamanya
perbaikan tersebut, dan komponen atau spare parts yang tersedia di
bagian pemeliharaan. Jadi dalam kegiatan pencatatan ini termasuk
penyusunan planning dan scheduling, yaitu rencana kapan suatu mesin
harus dicek/diperiksa, diminyaki/di-service dan direparasi.
22
Pekerjaan administrasi (Clerical work) ini merupakan kegiatan
administrasi dari pekerjaan pemeliharaan yang menjamin adanya
catatan-catatan mengenai kegiatan atau kejadian-kejadian yang penting
dari bagian pemeliharaan.
e. Pemeliharaan Bangunan (House Keeping)
Kegiatan pemeliharaan bangunan merupakan kegiatan untuk
menjaga agar bangunan gedung tetap terpelihara dan terjamin
kebersihannya. Jadi kegiatan ini meliputi pembersihan dan pengecetan
gedung, pembersihan toilet, pembersihan halaman dan kegiatan
pemeliharaan peralatan lain yang tidak termasuk dalam kegiatan teknik
dan produksi dari bagian maintenance.
C. Perlakuan Akuntansi terhadap Biaya Pemeliharaan dan Reparasi
1. Pengeluaran modal dan pengeluaran pendapatan
Selama aktiva tetap dipergunakan dalam operasi perusahaan,
biasanya timbul pengeluaran-pengeluaran yang berkaitan dengan aktiva
tetap yang bersangkutan, misalnya pengeluaran untuk reparasi dan
pemeliharaan rutin, penambahan atau penggantian komponen aktiva yang
bersangkutan. Pengeluaran semacam ini disebut pengeluaran setelah
perolehan (subsequent expenditure).
Menurut Zaki (2004:272) kedua pengeluaran tersebut adalah
sebagai berikut.
23
Perlakuan akuntansi terhadap pengeluran- pengeluaran yang
berhubungan dengan perolehan penggunaan aktiva tetap dapat dibagi
menjadi dua yaitu :
a. Pengeluaran Modal (capital expenditure) adalah pengeluaranpengeluaran untuk memperoleh suatu manfaat yang akan dirasakan
lebih dari satu periode akuntansi. Pengeluaran-pengeluaran seperti ini
dicatat dalam aktiva (dikapitalisasi).
b. Pengeluaran Pendapatan (revenue expenditure) adalah pengeluaranpengeluaran untuk memperoleh suatu manfaat yang hanya dirasakan
dalam periode akuntansi yang bersangkutan. Oleh karena itu
pengeluaran-pengeluaran seperti itu dicatat kedalam rekening beban.
2. Jenis-Jenis Pengeluaran
Pengeluaran yang biasa terjadi menyangkut aktiva tetap, antara lain:
a. Pemeliharaan (Maintenance)
Maintenance adalah kegiatan untuk memelihara atau menjaga
fasilitas/peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan dan
penyesuaian atau penggantian yang diperlukan agar terdapat
suatu keadaan operasi produk yang memuaskan sesuai dengan
yang direncanakan (Sofjan,2008:134).
b. Reparasi (Repairs)
Reparasi biasa adalah pengeluaran yang dilakukan untuk
mempertahankan aktiva tetap berada dalam kondisi siap operasi.
Biaya ini dibebankan ke akun beban selama periode terjadinya atas
24
dasar bahwa periode tersebut paling banyak menerima manfaat.
Penggantian
komponen
kecil,
pelumas,
penyetelan
peralatan,
pengecekan kembali, dan pembersihan adalah contoh dari beban
pemeliharaan yang dikeluarkan secara teratur serta diperlakukan
sebagai beban operasi biasa.
Sering sekali sulit membedakan reparasi dari perbaikan dan
penggantian.
Disini
pertimbangan
utamanya
adalah
apakah
pengeluaran tersebut memberikan manfaat lebih dari satu tahun atau
satu siklus operasi, mana yang lebih lama. Jika reparasi besar atau
major repair (seperti turun mesin) terjadi, maka beberapa periode
akan menerima manfaat dan biaya itu harus diperlakukan sebagai
penambahan, perbaikan atau penggantian.
Dari pengertian diatas disimpulkan bahwa suatu biaya akan
digolongkan atau dimasukkan ke rekening mana, tidak akan
mengalami kesulitan lagi. Tinggal seberapa besar manfaat yang
dirasakan dengan pengeluaran biaya tersebut. Jika ternyata termasuk
kedalam
pengeluaran
modal
maka
ditambahkan
ke
harga
perolehannya. Jika hanya sebagai pengeluaran penghasilan maka
beban tersebut termasuk kedalam rekening beban pemeliharaan dan
reparasi.
c. Pebaikan (Improvement)
Perusahaan mengganti aktiva ke aktiva lainnya malalui
perbaikan dan penggantian. Perbaikan dan pergantian memiliki
25
perbedaan yaitu : perbaikan (Improvement) adalah penggantian aktiva
yang sekarang sedang digunakan dengan aktiva lain yang lebih baik,
sedangkan enggantian (Replacement) adalah substitusi dari aktiva
yang sama.
d. Penambahan (Addition)
Penambahan (additional) umumnya tidak menimbulkan
masalah akuntansi yang besar. Menurut definisi setiap penambahan
pada aktiva tetap akan dikapitalisasi karena aktiva baru telah
diciptakan.
e. Perombakan (Rearrengement)
Biaya penyusunan kembali dan pemasangan kembali atau
disebut perombakan (Rearrengement) merupakan pengeluaran yang
ditujukan untuk memberikan manfaat diperiode masa depan. Jika
jumlah biaya material maka harus dikapitalisasi sebagai aktiva yang
akan diamortisasi selama periode masa depan yang diharapkan
menerima manfaat. Jika biaya ini tidak material, jika tidak dapat
dipisahkan dari beban operasional lainnya, atau jika manfaat masa
depannya masih diragukan maka hal ini harus segera dibebankan.
D. Produksi
Aktiva tetap berupa mesin-mesin produksi dalam perusahaan digunakan
untuk proses produksi. Proses produksi menurut http://id.wikipedia.org/wiki
adalah:
26
Merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna
suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam
memenuhi kebutuhan. Kegiatan dalam menambah nilai guna suatu benda tanpa
mengubah bentuknya disebut produksi jasa sedangkan kegiatan menambah
daya guna suatu benda dengan mengubah sifat dan bentuknya dinamakan
produksi barang.
Proses produksi menurut Sofjan (2008:105) adalah sebagai berikut :
”Proses produksi dapat diartikan sebagai cara, metode dan teknik untuk
menciptakan dan menambah kegunaan sumber- sumber (tenaga, mesin, bahanbahan dan dana) yang ada”.
Menurut Zulian (2005:123) proses produksi didefinisikan sebagai :
“suatu kegiatan dengan melibatkan tenaga manusia, bahan serta peralatan
untuk menghasilkan produk yang berguna”. Produk yang dihasilkan dapat
berupa benda atau tangible material dan dapat pula berupa jasa atau ingtangible
material.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa proses produksi pada
hakikatnya merupakan suatu proses pengubahan dari bahan menjadi produk
lain yang mempunyai nilai lebih tinggi atau dalam proses terjadi penambahan
nilai da nada beberapa faktor produksi yang digunakan yaitu tenaga kerja,
mesin, bahan baku dan modal. Karena proses produksi merupakan suatu cara,
metode dan teknik produksi maka dapat pula dikatakan bahwa proses produksi
27
ada bermacam-macam. Menurut Sofjan (2008:105) ada dua proses produksi
yaitu :
1. Proses produksi yang terus menerus (continues proceses)
2. Proses produksi terputus-putus (intermittent processes)
Kedua proses produksi diatas masing- masing memiliki ciri-ciri atau
karakteristik yang membedakan keduanya. Untuk lebih jelasnya akan
dijelaskan sebagai berikut :
1. Proses produksi terus-menerus (continues Process)
Melihat dari istilah yang digunakan untuk menamakan proses
produksi ini dapat dikatakan bahwa proses produksi yang dilaksanakan
telah direncanakan untuk melalui yang tidak terputus-putus. Artinya jika
pada salah satu tahapan ada gangguan yang menyebabkan terhentinya
tahapan tersebut maka proses produksi tidak dapat dilanjutkan ketahap
berikutnya.
Produksi terus- menerus menurut Zulian (2005:125) adalah sebagai
berikut : “Proses produksi barang atas dasar aliran produk dari satu
operasi ke operasi berikutnya tanpa penumpukan disuatu titik dalam
proses”.
Perusahaan yang menggunakan tipe ini pada umumnya untuk
industri yang menghasilkan volume besar seperti pabrik semen, industri
kimia, industri makanan dan minuman dalam jumlah yang besar.
28
Menurut Sofjan (2004:28) :
proses produksi terus menerus adalah dimana peralatan yang
dugunakan disusun dan diatur dengan memperhatikan urutanurutan kegiatan atau routing dalam menghasilkan produk tersebut
serta arus barang dalam proses telah distandarisasi.
Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa satu kali
perencanaan sudah dapat digunakan untuk beberapa kali proses.
Pada umumnya industry yang cocok dengan tipe produksi terusmenerus ini adalah yang memiliki karakteristik:
a. Output yang dihasilkan dalam jumlah yang besar.
b. Variasi atau jenis produk yang dihasilkan rendah.
c. Produk bersifat standar (Zulian 2005:125)
2. Proses produksi terputus-putus (intermittent processes)
Jika dilihat dari istilahnya proses produksi terputus-putus dapat
diartikan bahwa proses produksi tersebut berjalan sendiri-sendiri. Jadi jika
terjadi gangguan pada salah satu proses produksi maka akan tidak
mengganggu proses produksi yang lain.
Pengertian proses produksi terputus- putus yang dikemukakan oleh
Zulian (2005:125) adalah :
Dalam proses produksi intermitttent, produk diproses dalam
kumpulan produk, bukan atas dasar aliran terus-menerus, biasanya
29
terdapat sekumpulan atau lebih komponen yang akan diproses atau
menunggu untuk diproses.
Setiap jenis produk memerlukan garis-garis proses yang berlainan,
dalam keadaan seperti ini sebaiknya dilakukan standarisasi dari komponen
yang dapat digunakan banyak produk dan setiap jenis produk yang
dihasilkan diperlukan pengawasan sendiri-sendiri.
Menurut Sofjan (2004:28) proses produksi yang terputus-putus
adalah :
Dimana kegiatan produksi dilakukan tidak standar, tetapi
didasarkan produk yang dikerjakan, sehingga peralatan produksi
yang digunakan disusun dan diatur dapat bersifat luwes (flexible)
untuk dapat dipergunakan bagi menghasilkan berbagai produk dan
berbagai ukuran.
E. Pola Produksi
Suatu perusahaan dalam memproduksi produknya memerlukan
perencanaan beberapa jumlah barang yang akan diproduksi dalam satu
tahunnya. Perencanaan ini harus mempertimbangkan jumlah penjulan yang
akan terjadi pada tahun tersebut dan tahun ynag akan datang. Dan juga harus
direncanakan kapan jumlah pesanan atau permintaan tersebut dapat dipenuhi.
Jika berbicara tentang alokasi permintaan maka membicarakan masalah pola
produksi. Zulian (2005:84) mendefinisikan pola produksi adalah “sebagai
distribusi dari produksi tahunan kedalam produksi yang lebih kecil, seperti
bulanan atau triwulan untuk mengantisipasi rencana penjualan”.
30
Pola produksi ini akan mempengaruhi penggunaan mesin-mesin.
Perbedaan pola produksi akan mengakibatkan perbedaan pola penggunaan
mesin-mesin. Jadi pemakaian mesin sangat tergantung dari kebijakan yang
diambil manajemen dalam pola produksi. Menurut Zulian (2005:84) jenis-jenis
pola produksi yaitu :
1. Pola Produksi konstan
2. Pola Produksi Bergelombang
3. Pola Produksi Moderat
Untuk lebih jelasnya pola-pola produksi tersebut akan dijelaskan
sebagai berikut :
1. Pola Produksi konstan
Dilihat dari kata konstan dapat diartian dengan tetap, jadi pola
produksi ini untuk tipe satuannya tetap. Untuk lebih jelasnya berikut ini
Zulian (2005:84) mengemukakan bahwa :
Jumlah produksi yang dihasilkan selalu sama dalam setiap satuan
waktu. Setiap terjadi produksi dibawah permintaan, maka
kekurangan tersebut ditutup dari persediaan atau dengan
melakukan subkontrak. Demikian pula sebaliknya setiap terjadi
kelebihan produksi diatas permintaan, perusahaan harus
menanggung biaya simpan dan persediaan tersebut akan
dikeluarkan kembali pada saat permintaan naik.
31
2. Pola Produksi Bergelombang
Menurut Zulian (2005:85) pola produksi bergelombang adalah
sebagai berikut :
Pola produksi bergelombang yaitu jumlah produksi setiap satuan
waktu mengikuti fluktualitas permintaan. Apabila permintaan
berada diatas kapasitas produksi normal, perusahaan dapat
memenuhi kekurangan dengan cara kerja lembur atau dengan cara
subkontrak.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pola produksi
bergelombang selalu berubah- ubah sesuai dengan tingkat penjualannya.
3. Pola Produksi Moderat
Pola produksi moderat menurut Zulian (2005:85) adalah sebagai
berikut :
Pola produksi moderat yaitu jumlah produksi dalam beberapa
periode tertentu konstan dan dalam periode tertentu mengalami
kenaikan untuk kemudian konstan kembali. Penggunaan pola
produksi ini untuk menutupi kelemahan yang ditimbulkan dalam
pola produksi konstan dan bergelombang.
Dari ketiga pengertian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa
pola produksi moderat berada ditengah-tengah antara pola produksi
konstan dan pola produksi bergelombang.
32
F. Penelitian sebelumnya
Menurut
penelitian
Tenty
(2007)
mengenai
pengaruh
beban
pemeliharaan dan reparasi aktiva tetap terhadap hasil produksi pada PT.
Unilever Foodwear Utama Indonesia. Hasil penelitian tersebut manunjukkan
hubungan yang positif dan penelitian membuktikan bahwa beban pemeliharaan
dan reparasi aktiva tetap mempunyai pengaruh yang signifikan dengan hasil
produksi, dimana yang dimaksud dengan hasil produksi yaitu produk- produk
makanan yang dihasilkan dari proses produksi PT. Unilever Foodwear Utama
Indonesia.
Menurut
penelitian
Dian
(2011)
mengenai
pengaruh
beban
pemeliharaan dan reparasi aktiva tetap terhadap hasil produksi pada PT. Honda
Precision Parts Manufacturing. Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa
beban pemeliharaan dan reparasi aktiva tetap tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan dengan hasil produksi, dimana yang dimaksud dengan hasil produksi
yaitu Automatic Transmission (AT), Engine Valve (EV) dan Primary Driven
Gear (PGD).
Menurut penelitian Angerini (2010) mengenai pengaruh penerapan
biaya pemeliharaan aktiva tetap terhadap peningkatan laba operasional pada
Perusahaan Daerah Air Minum Karawang. Hasil penelitian tersebut
menyatakan bahwa terdapat pengaruh antara biaya pemeliharaan aktiva tetap
terhadap peningkatan laba operasi.
33
Menurut
penelitian
Kurnia
(2011)
mengenai
pengaruh
biaya
pemeliharaan aktiva tetap terhadap pendapatan operasional pada PT. KAI
(PERSERO) DAOP II Bandung. Hasil penelitian tersebut menunjukkan
menunjukkan bahwa biaya pemeliharaan aktiva tetap berpengaruh positif
terhadap pendapatan operasional.
34
Download