Tingkat Pengetahuan Pelajar SMA Harapan

advertisement
Tingkat pengetahuan seks bebas
Tingkat Pengetahuan Pelajar SMA Harapan-1 Medan Tentang Seks Bebas Dengan
Risiko HIV/AIDS
Level of Knowledge of Students SMA Harapan-1 Medan About Free Sex With Risk
HIV/AIDS
Candra Rukmana Dalimunthe1, Kristina Nadeak2
1
2
Mahasiswa F. Kedokteran USU angkatan 2009 / email : [email protected]
Staf pengajar Departemen Ilmu Kesehatan Kulit & Kelamin, F. Kedokteran USU
Abstrak
Masalah seksualitas sampai saat ini selalu menjadi topik menarik yang selalu dibicarakan. Salah
satu masalah seksual yang kerap dibicarakan adalah seks bebas. Dampak-dampak negatif dari seks
bebas ini sangat meresahkan masyarakat. Menurut Kementrian Kesehatan RI kasus HIV dari Januari
sampai Desember 2011 jumlah kasus baru HIV yang dilaporkan sebanyak 21.031 kasus. Presentase kasus
HIV tertinggi pada kelompok umur 25 – 49 tahun (73,7%), 20-24 tahun (14,8%), dan umur 50 tahun
(4,5%). Presentase faktor resiko HIV tertinggi yaitu hubungan seks yang tidak aman pada heteroseksual
(49,5%), pengguna jarum suntik tidak steril (15,3%).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan tentang seks bebas dengan
risiko HIV/AIDS.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan cross-sectional.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 di SMA Harapan 1 Medan. Dengan menggunakan
metode stratified random sampling, diperoleh sampel sebanyak 86 orang yang memenuhi kriteria inklusi
dan eksklusi. Data dikumpulkan dengan menyebarkan kuesioner, kemudian dilakukan pengolahan data
dan tabulasi hasil.
Setelah melakukan penelitian, diperoleh tingkat pengetahuan pelajar tentang seks bebas
dengan risiko HIV/AIDS , yaitu sebanyak 89,5% responden memiliki tingkat pengetahuan baik, 9,3%
memiliki tingkat pengetahuan cukup, dan 1,2% memiliki tingkat pengetahuan kurang.
Secara keseluruhan, tingkat pengetahuan, pelajar tentang seks bebas dengan risiko HIV/AIDS
sudah baik.
Kata kunci : seks bebas, HIV/AIDS, pelajar
Abstract
Sexuality until now has always been an interesting topic that is always discussed. One issue that
is often discussed is free sex. Negative impacts of sex is very disturbing society. According to the
Ministry of Health RI HIV cases from January to December 2011 the number of new cases of HIV were
reported 21 031 cases. The percentage of HIV cases was highest in the age group 25-49 years (73.7%),
20-24 years (14.8%), and age 50 years (4.5%). The percentage of the highest HIV risk factors is
heterosexual (49.5%), non-sterile injecting drug users (15.3%).
This study aims to describe level of knowledge of students about free sex with risk HIV / AIDS.
This descriptive study using cross-sectional approach. The research was conducted in July 2012
at SMA Harapan 1 Medan. By using stratified random sampling method, obtained sample of 86 people
according to the inclusion and exclusion criteria. Data were collected by distributing questionnaires, and
conducted data processing and tabulation of results.
After conducting a study, acquired the level of knowledge students about free sex with risk
HIV/AIDS, as many as 89,5% of respondents have good knowledge level, 9,3% have sufficient knowledge
level, and 1,2% have bad knowledge level. Overall, the level of knowledge of students about free sex
with risk HIV/AIDS is good.
Keywords : free sex, HIV/AIDS, students
E-Journal FK USU Vol 1 No 1, 2013
1
Tingkat pengetahuan seks bebas
Pendahuluan
Pada masa remaja rasa ingin tahu
terhadap masalah seksual sangat penting
dalam pembentukan hubungan baru yang lebih
matang dengan lawan jenis. Menurut Robby
Susatyo, para remaja mengenal seks pertama
kali bukan dari sumber yang tepat. Sekitar 50%
remaja ternyata mengenal seks dari kawannya,
35% tahu tentang seks dari film porno, dan
hanya 15% remaja yang merasa nyaman
berbicara masalah seks dengan ibunya.
Menurut Sofyan (2007), sekitar 16%
remaja mengaku sudah berpengalaman
melakukan hubungan seks pada usia 13-15
tahun, dan 44% diusia 16-18 tahun. Pemberian
informasi masalah seksual menjadi penting,
terlebih lagi mengingat remaja berada dalam
potensi seksual yang aktif.
Fakta menunjukkan bahwa sebagian besar
remaja tidak mengetahui dampak dari perilaku
seksual yang mereka lakukan, seperti remaja
hamil di luar nikah, aborsi, penyakit kelamin,
dll. Karena kurangnya pengetahuan remaja
tentang seksualitas, sehingga menimbulkan
kenyataan-kenyataan pahit atau dengan kata
lain, dari beberapa kenyataan pahit yang sering
terjadi pada remaja sebagian akibat
pemahaman yang keliru mengenai seksualitas.
Menurut Kementrian Kesehatan RI
kasus HIV dari Januari sampai Desember 2011
jumlah kasus baru HIV yang dilaporkan
sebanyak 21.031 kasus, berdasarkan data yang
saat ini dibanding dengan tahun 2010 terjadi
penurunan sebanyak 560 kasus (tahun 2010 :
21.591 kasus). Dan kasus HIV dari Januari
sampai Desember 2011 jumlah kasus yang ada
sebanyak 4.162 kasus berdasarkan data yang
ada saat ini dibanding dengan tahun 2010
terjadi penurunan sebanyak 1.582 kasus (tahun
2010 5.774 kasus). Presentase kasus HIV
tertinggi pada kelompok umur 25 – 49 tahun
(73,7%), 20-24 tahun (14,8%), dan umur >50
tahun (4,5%). Presentase faktor resiko HIV
tertinggi yaitu hubungan seks yang tidak aman
pada heteroseksual (49,5%), pengguna jarum
suntik tidak steril (15,3%) (DEPKES RI, 2011).
Adapun
tujuan
khusus
dalam
penelitian ini adalah untuk mengetahui
gambaran tingkat pengetahuan siswa-siswi
SMA Harapan-1 Medan tentang seks bebas
dengan risiko HIV/AIDS.
Metode
Penelitian ini menggunakan metode
penelitian deskriptif dengan pendekatan
E-Journal FK USU Vol 1 No 1, 2013
potong lintang, yaitu dengan satu kali
pengamatan pada rentang waktu tertentu yang
ditentukan.
Berdasarkan survei awal penelitian,
diperoleh jumlah populasi adalah 596
orang.Pengambilan sampel dalam penelitian ini
adalah dengan menggunakan metode stratified
random sampling, yaitu pengambilan sampel
secara acak dan berstrata.
Notoatmodjo (2005). Hasil perhitungan dengan
memakai tingkat kepercayaan 90% atau d = 0,1
adalah 86 orang. Teknik pengambilan sampel
dengan menggunakan teknik stratified random
sampling.
Sampel
tersebut
kemudian
didistribusikan merata pada siswa SMA
tersebut dengan komposisi Siswa SMA Kelas X
dan XI masing-masing 43 orang. Pengumpulan
data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner
kepada responden. Kuesioner yang digunakan
dalam penelitian ini adalah kuesioner yang
sudah terstandar (standardized). Semua data
yang terkumpul akan diperiksa ketepatan dan
kelengkapannya (editing), diberi kode secara
manual (coding), dimasukkan ke dalam
program komputer SPSS (entry), diperiksa
semua data yang telah dimasukkan ke dalam
komputer untuk menghindari kesalahan
pemasukan data (cleaning), disimpan data
untuk siap dianalisis (saving), kemudian data
dianalisis lebih lanjut secara univariat.
Hasil dan Pembahasan
Dari 86 responden, 77 responden
(89,5%) memiliki tingkat pengetahuan baik dan
8 orang (9,3%) memiliki tingkat pengetahuan
cukup dan 1 orang (1,2%) memiliki tingkat
pengetahuan
kurang.
Angka
tersebut
menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan
pelajar di SMA Harapan 1 Medan sudah baik.
Dari
hasil
penelitian
Sartika
(2007)
pengetahuan remaja tentang perilaku seks
bebas diketahui bahwa responden yang
mempunyai pengetahuan dengan kategori baik
sebanyak 92,5 %, dan tidak ada responden yang
memiliki pengetahuan dengan kategori kurang.
Dari hasil penelitian Sudibio (2006) tingkat
pengetahuan pelajar mengenai seks bebas
sebanyak 28,0% dikategorikan baik, 68,8%
dikategorikan cukup dan 3,2% dikategorikan
kurang.
Gambaran karakteristik reesponden
dapat dilihat pada tabel 1, sedangkan
gambaran pengetahuan responden dapat
dilihat pada tabel 2 berikut.
2
Tingkat pengetahuan seks bebas
Tabel 1. Karakteristik Responden
Karakteristik
Umur
15 tahun
16 tahun
17 tahun
18 tahun
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Kelas
XI
XII
Tingkat Pengetahuan
Baik
Cukup
Kurang
n
%
6
30
49
1
7,0
34,9
57,0
1,2
33
53
38,4
61,6
43
43
50,0
50,0
77
8
1
89,5
9,3
1,2
Tabel 2. Tabulasi Silang Karakteristik Responden dengan Tingkat Pengetahuan
Tingkat Pengetahuan
Karakteristik
Baik
Cukup
Jumlah
%
Jumlah
%
Umur
15 tahun
5
83,3
1
16,7
16 tahun
28
93,3
1
3,3
17 tahun
43
87,8
6
12,2
18 tahun
1
100.00
0
0,00
Jenis Kelamin
Laki-laki
29
87,9
4
12,1
Perempuan
48
90,6
4
7,5
Kelas
XI
41
95,3
2
4,7
XII
36
83,7
6
14,0
Dari 86 responden, 77 responden yang
memiliki tingkat pengetahuan baik, terdapat 48
responden
perempuan, lebih banyak
dibandingkan 29 responden laki - laki yang
memiliki tingkat pengetahuan baik. Dapat
disimpulkan bahwa lebih banyak jumlah
responden perempuan yang memiliki tingkat
pengetahuan baik dengan tentang seks bebas
dengan risiko HIV/AIDS dibandingkan dengan
responden laki - laki.
Dapat dilihat juga bahwa dari 77 orang
responden yang memiliki pengetahuan baik,
terdapat 41 orang responden kelas XI, lebih
banyak dibandingkan 36 orang responden kelas
XII yang memiliki pengetahuan baik. Dari hasil
penelitian Sudibio (2006) tingkat pengetahuan
E-Journal FK USU Vol 1 No 1, 2013
Kurang
Jumlah
%
0
1
0
0
0,00
3,3
0,00
0,00
0
1
0,00
1,9
0
1
0,00
2,3
yang di kategorikan baik paling banyak pada
kelompok usia terbesar, tingkat pengetahuan
yang dikategorikan cukup dan kurang paling
banyak pada kelompok usia terkecil. Hasil ini
cocok dengan Prihyugiarto (2008) dalam
penelitiannya, jenis kelamin tidak berpengaruh
terhadap pengetahuan mengenai seks bebas.
Hal ini juga sesuai dengan hasil penelitian Hadi,
et al (2008), tidak ditemukannya kolerasi yang
bermakna antara pengetahuan seksualitas
dengan jenis kelamin.
Simpulan dan saran
Secara
keseluruhan
tingkat
pengetahuan pelajar tentang seks bebas
dengan risiko HIV/AIDS sudah baik.
3
Tingkat pengetahuan seks bebas
Peneliti menyarankan agar para siswa
- siswi sebaiknya dapat memanfaatkan lebih
baik lagi berbagai fasilitas yang tersedia, seperti
perpustakaan dan akses internet untuk
memperoleh informasi lebih tentang bahaya
seks bebas dan penyakit yang di tularkan.
Kepada remaja untuk bisa lebih memahami
tentang pendidikan seks yang baik, sehingga
dapat mendukung perilaku tentang seksual
yang baik juga. Pada para orang tua kiranya
dapat memberikan pendidikan seks sejak dini
untuk mencegah terjadinya penyimpangan
perilaku seks. Para peneliti selanjutnya yang
akan melakukan penelitian serupa sebaiknya
dapat menggunakan variabel yang lebih
beragam dan populasi yang lebih luas serta
sampel yang lebih besar. Para pembaca
sebaiknya lebih memperhatikan segala dampak
buruk dari perilaku seks bebas serta risiko
terkena HIV/AIDS.
Maramis, W. F. 2006. Ilmu Perilaku Dalam
Pelayanan
Kesehatan.
Surabaya:
Airlangga Universitas Press.
Daftar Pustaka
Budimulja, U & Daili F. S (2007). Ilmu Penyakit
Kulit Dan Kelamin. Dalam: Human
Immunodeficiency Virus (HIV) Dan
Aquired Imune Deficiency Syndrome
(AIDS). Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, Jakarta
Komisi Penanggulangan AIDS 2012. Gambaran
Kasus AIDS Di Sumatera Utara s/d April
2009.
Available
from
http://www.aidsindonesia.or.id/dasarhiv-aids [Diakses 16 Mei 2012].
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
2012. Laporan Perkembangan HIV-AIDS,
Triwulan IV Tahun 2011. Available from
http://www.depkes.go.id/index.php/ber
ita/press-release/414- [accessed 16 May
2012].
National Center for HIV/AIDS, Viral Hepatitis,
STD, and TB Prevention, Division of
HIV/AIDS Prevention 2012. Patient and
Provider Perspectives about Routine HIV
Screening in Health Care Settings.
Available
at
http://www.cdc.gov/hiv/topics/testing/
healthcare/index.htm [accessed 16 May
2012].
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan Dan
Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta
Bennet, Nicholas. 2012. HIV Disease. Available
from
http://emedicine.medscape.com/article
/211316 [accessed 16 May 2012].
E-Journal FK USU Vol 1 No 1, 2013
4
Download