BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mineral terdapat di dalam tubuh dan memegang peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. Keseimbangan mineral di dalam tubuh diperlukan untuk pengaturan kerja enzim, pemeliharaan keseimbangan asam basa, pemeliharaan kepekaan otot dan saraf terhadap rangsangan (Almatsier, 2002). Kalsium berperan dalam pembentukan tulang dan gigi. Bersama-sama dengan fosfor, kalsium menyusun kristal hidroksiapatit yang merupakan bagian dari tulang dan gigi. Karena itu keduanya harus berada dalam jumlah yang cukup. Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat di dalam tubuh, yaitu 1,5-2% dari berat badan (Almatsier, 2002). Jumlah yang dianjurkan per hari untuk anak-anak dengan usia 0-8 tahun sebesar 600 mg, 9-14 tahun sebesar 700 mg, 15-17 tahun sebesar 600 mg, dewasa sebesar 500 mg dan wanita hamil dan menyusui sebesar 1200 mg (Gaman,1992). Mineral yang dipilih untuk diperiksa adalah kalsium. Alasan pemilihan kalsium karena kalsium merupakan mineral yang terdapat paling banyak di dalam tubuh serta dibutuhkan dalam jumlah yang cukup besar. Mineral tersebut dapat diperoleh dari daging, sayuran, buah-buahan, susu, dan keju (Sivakali, 2007). Membangun kesehatan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan kesehatan masyarakat agar lebih baik daripada sebelumnya. Setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat Universitas Sumatera Utara kesehatan perorangan, keluarga, masyarakat serta lingkungan. Kiat membangun kesehatan masyarakat tidak terlepas dari pemanfaatan aneka tanaman sebagai bahan obat dan sayur-mayur (Pitojo, 1996). Sawi merupakan tanaman semusim. Sawi berdaun lonjong, halus, tidak berbulu, dan tidak berkrop. Pada umunya pola pertumbuhan daunnya berserak (roset) sehingga sukar membentuk krop. Tanaman ini mempunyai akar tunggang dengan akar samping yang banyak, tetapi dangkal. Hampir setiap orang gemar sawi karena rasanya segar (enak) dan banyak mengandung vitamin A, vitamin B, dan sedikit vitamin C. Namun, daun sawi rasanya agak pahit (Rubatzky, 1998) Melinjo merupakan tumbuhan tahunan berbentuk pohon yang berumah dua (dioecious, ada individu jantan dan betina). Batangnya kokoh dan bisa dimanfaatkan sebagai bahan bangunan. Daunnya tunggal berbentuk oval dengan ujung tumpul. Melinjo tidak menghasilkan bunga dan buah sejati karena bukan termasuk tumbuhan berbunga. Yang dianggap sebagai buah sebenarnya adalah biji yang terbungkus oleh selapis aril yang berdaging (Anonim, 2008) Tumbuhan kemangi mengandung minyka atsiri seperti egenol, sineol, methyl chavicol, protein, kalsium, fosfor, besi, belerang, vitamin A, dan vitamin C. Menurut catatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia, kemangi mengandung gizi yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh (Pitojo, 1996) Kalsium dalam tumbuhan diambil sebagai kation divalen (Ca2+) dari dalam tanah dan jarang kekurangan dalam kondisi normal. Kalsium penting untuk pembelahan sel. Ia berperan dalam spindel mitosis selama pembelahan sel dan membentuk kalsium pektat dalam lamela tengah. Karena perannya dalam Universitas Sumatera Utara pembelahan sel, gejala kekurangan kalsium terlihat pada daerah meristematik (Hopkins, 1995). Sampel tersebut yang dipilih karena sampel merupakan sayur-sayuran dengan kandungan kalsium yang cukup tinggi berdasarkan Daftar Komposisi Bahan Makanan yang dikeluarkan oleh Direktorat Gizi Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Selain itu sampel tersebut mudah diperoleh di pasar-pasar tradisional. Terdapat berbagai metode penetapan kadar kalsium di dalam literatur antara lain kompleksometri (Rivai,1994) dan spektrofotometri serapan atom (Helrich, 1990). Dalam hal ini, penulis memilih menggunakan spektofotometri serapan atom karena metode ini cepat, bahan yang digunakan sedikit, dapat mengukur kadar logam dalam jumlah kecil dan spesifik untuk setiap logam tanpa dilakukan pemisahan. Berdasarkan hal di atas, penulis ingin mengetahui ada tidaknya serta besarnya kandungan kalsium dalam sawi pahit (Brassica juncea), sawi manis (Brassica chinensis), biji melinjo (Gnetum gnemon), dan daun kemangi (Ocimum basilicum) melalui penetapan kadar secara spektrofotometri serapan atom. 1.2 Perumusan Masalah a. Apakah terdapat kalsium dalam sawi pahit (Brassica juncea), sawi manis (Brassica chinensis), biji melinjo (Gnetum gnemon) dan daun kemangi (Ocimum basilicum) Universitas Sumatera Utara b. Berapakah kadar kalsium yang terdapat dalam sawi pahit (Brassica juncea), sawi manis (Brassica chinensis), biji melinjo (Gnetum gnemon) dan daun kemangi (Ocimum basilicum) c. 1.3 Hipotesis a. Sawi pahit (Brassica juncea), sawi manis (Brassica chinensis), biji melinjo (Gnetum gnemon) dan daun kemangi (Ocimum Basilicum) mengandung kalsium b. Sawi pahit (Brassica juncea), sawi manis (Brassica chinensis), biji melinjo (Gnetum gnemon) dan daun kemangi (Ocimum Basilicum) mempunyai kadar yang cukup untuk memenuhi kebutuhan kalsium manusia 1.4 Tujuan Untuk mengetahui besarnya kandungan kalsium yang terdapat dalam sawi pahit (Brassica juncea), sawi manis (Brassica chinensis), biji melinjo (Gnetum gnemon) dan daun kemangi (Ocimum basilicum) sehingga dapat digunakan sebagai sumber kalsium Universitas Sumatera Utara