BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Customer Relationship Management (CRM) CRM merupakan sebuah konsep bisnis yang berfokus kepada pelanggan, dimana pelanggan menjadi pusat dari segala aspek bisnis yang dijalankan oleh perusahaan. CRM merupakan suatu integrasi dari pemasaran, penjualan, dan strategi pelayanan yang membutuhkan kemampuan seseorang dalam menjalin hubungan dengan para konsumennya. CRM dapat membantu manajemen meningkatkan laba dengan menerapkan strategi yang berfokus kepada pelanggan. CRM bertujuan untuk menghasilkan kepuasan pelanggan akan suatu produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan, tanpa adanya pelanggan perusahaan harus keluar dari bisnisnya, karena itu sangat penting bagi perusahaan untuk mendefinisikan siapa saja yang menjadi pelanggannya dan apa yang mereka inginkan. 2.1.1. Definisi CRM Berikut ini dikutip beberapa definisi customer relationship management (CRM) dari beberapa literatur : Menurut Andersen Consulting (Konsep Dasar CRM,2000,p8), CRM adalah sebuah pendekatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengidentifikasi, menarik, mendapatkan, dan mempertahankan pelanggan melalui satu paket kemampuan yang terintegrasi. Definisi CRM dari Carlson Marketing (Konsep Dasar CRM,2000,p8). ”Sebuah strategi bisnis dimana yang secara proaktif membangun sebuah moto atau panduan bagi sebuah organisasi dengan karyawannya, pemasoknya, meningkatkan pendapatan dan penampilan.” 8 dan pelanggannya. Dalam 9 Menurut Newell (Konsep Dasar CRM,2000,p8) “ CRM adalah sebuah proses dari merubah kebiasaan konsumen dan belajar dari setiap interaksi, merubah perlakuan konsumen dan menguatkan ikatan antara perusahaan dan konsumen. Ini adalah prinsip pemasaran yang penting yang dikenal sebagai one to one marketing.” Ciptamaya (www.indocrm.com) mendefinisikan CRM sebagai serangkaian aktivitas terintegrasi untuk mengidentifikasi, mengakuisisi, mempertahankan dan mengembangkan pelanggan yang menguntungkan. 2.1.2. Aplikasi CRM CRM diimplementasikan oleh banyak aplikasi yang mengimplementasi ketiga proses yang berhubungan langsung dengan proses CRM seperti penjualan, pemasaran, dan pelayanan. Aplikasi yang ada didalam CRM yaitu aplikasi customer facing dan customer touching. Customer facing dan customer touching dalam proses bisnis, yaitu melalui apa perusahaan berinteraksi dengan pelanggannya. Pelanggan dapat berinteraksi dengan staf penjualan secara langsung, melalui contact center atau melalui aplikasi web. Interaksi juga dapat terjadi melalui berbagai macam touchpoints antara lain dengan telepon, berhadapan muka secara langsung, melalui sebuah situs web, dan sebagainya. Bisnis proses CRM harus mendukung semua touchpoints untuk memberikan kemudahan bagi pelanggan dalam melakukan interaksi dengan perusahaan. Aplikasi customer facing CRM adalah pusat informasi, automatisasi pemasaran, dan pelayanan pelanggan (Seybold,2002,p6), dikatakan customer facing karena semua anggota staf perusahaan yang berkaitan dengan aplikasi tersebut langsung berinteraksi dengan pelanggan. Implementasi aplikasi ini menggambarkan CRM, jadi perlu selalu diperbaharui sesuai dengan fokus pelanggan, pembaharuan ini akan memberikan pandangan yang 10 konsisten mengenai pelanggan, perusahaan, dan mengintegrasikannya dengan proses bisnis yang mendukung pemasaran dan pelayanan. Aplikasi customer touching CRM adalah campaign management, e-commerce, dan dukungan self service customer (Seybold,2002,p7), dikatakan customer touching karena pelanggan berinteraksi melalui aplikasi yang menjadi perwakilan perusahaan. Campaign management merupakan usaha pertama untuk mengautomatisasikan proses pemasaran bisnis, yang memungkinkan perusahaan untuk memasarkan produk ke lebih banyak pasar dengan biaya yang lebih efektif dan efisien. E-commerce merupakan suatu aplikasi terobosan baru yang memberikan suatu cara untuk memperluas pangsa pasar dan keberadaan perusahaan, mengotomatisasikan secara menyeluruh proses pemasaran, jumlah penjualan, dan pelayanan secara online. Self service customer support merupakan langkah selanjutnya meletakan fungsi aplikasi secara online sehingga memungkinkan pelanggan untuk mengakses sendiri. Seluruh aplikasi customer touching memungkinkan pelanggan untuk melayani dirinya sendiri. Aplikasi customer facing merupakan aplikasi yang sudah ada sejak dulu, bahkan sebelum orang berpikir mengenai CRM, contoh aplikasi customer facing adalah contact center dan sales person yang langsung berhubungan dengan pelanggan. Sedangkan customer touching merupakan suatu hal yang relatif baru dibandingkan dengan aplikasi customer facing. Contoh aplikasi customer touching adalah e-commerce dan dukungan self service bagi pelanggan. Electronic commerce digunakan dalam proses pemasaran, penjualan, dan pelayanan secara online, yang biasanya melalui web yang menyediakan online catalog. Pelanggan juga dapat melihat status pesanan barangnya dan transaksinya dengan perusahaan. Sedangkan aplikasi yang mendukung self service bagi pelanggan yang dimaksudkan untuk memudahkan pelanggan untuk melihat sendiri informasi mengenai produk yang diperlukannya, mengatur dan melakukan pemesanan produk sendiri. 11 2.1.3. Tahap dalam CRM Ada 3 tahap dalam CRM menurut Kalakota dan Robinson (1999,p113) yaitu : 1. Menambah jumlah pelanggan baru (acquire) Untuk mendapatkan atau menambah jumlah pelanggan baru, perusahaan dapat melakukan promosi untuk memperkenalkan produk atau jasa yang dimilikinya. Untuk itu perusahaan juga perlu melakukan inovasi sekaligus menawarkan berbagai kemudahan bagi pelanggannya. 2. Memberikan nilai tambah bagi pelanggan yang telah dimiliki oleh perusahaan (enhance) Tujuan pada tahap ini adalah untuk memberikan layanan yang bersifat stop service untuk semua hal yang berhubungan dengan pelanggan. Nilai tambah yang diberikan berupa penawaran produk atau jasa dengan kualitas yang lebih baik. 3. Mempertahankan para pelanggan potensial (retain) Yang dimaksud dengan pelanggan potensial adalah pelanggan yang setia dan dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan. Pada tahap ini perusahaan berusaha untuk lebih mengenal kebutuhan setiap pelanggannya secara lebih spesifik sebab tidak semua pelanggan memiliki kebutuhan yang sama dengan kebutuhan pasar. Ketiga tahap tersebut diatas memang saling berhubungan, tetapi biar bagaimanapun juga untuk melakukan ketiga tahap tersebut secara bersama-sama adalah hal yang sulit. Karena itu, agar menghasilkan yang terbaik bagi perusahaan, maka perusahaan biasanya memilih satu dimensi saja sebagai fokus utama mereka, dengan catatan perusahaan juga tidak mengabaikan dimensi yang lainnya. PT. Sumber Baru Aneka Mobil yang akan dibahas dalam skripsi ini memfokuskan diri pada tahap retain yaitu mempertahankan pelanggan potensial, agar lebih mengenal kebutuhan masing-masing pelanggan. 12 2.1.4. Manfaat CRM Manfaat CRM adalah sebagai berikut (Tabloid Dot.com,2000,p11) : 1. Peningkatan pendapatan Aplikasi CRM menyediakan informasi untuk meningkatkan pendapatan dan keuntungan perusahaan. Dengan aplikasi CRM, perusahaan bisa melakukan penjualan dan pelayanan melalui web sehingga peluang secara global tanpa perlu menyediakan upaya khusus untuk mendukung dan penjualan tersebut. 2. Mendorong loyalitas pelanggan Aplikasi CRM memungkinkan perusahaan untuk mendayagunakan informasi dari semua titik kontak dengan pelanggan, apakah itu melalui web, call center, ataupun lewat staf pemasaran dan pelayanan di lapangan. Dengan berbagai akses yang diberikan untuk memberikan informasi akan memungkinkan penjualan dan pelayanan yang lebih baik dengan berbagi informasi penting mengenai pelanggan tersebut. 3. Mengurangi biaya Dengan memanfaatkan teknologi web, aplikasi CRM juga memungkinkan penjualan atau pelayanan dengan biaya yang lebih murah dalam sebuah skema program pemasaran yang spesifik dan fokus. Tertuju ke pelanggan yang tepat, pada kesempatan yang tepat dan waktu yang tepat pula. 4. Meningkatkan efisiensi operasional Otomatisasi penjualan dan proses pelayanan dapat mengurangi resiko turunnya kualitas pelayanan dan mengurangi beban arus kas. Penggunaan teknologi web dan call center misalnya, akan mengurangi hambatan birokrasi dan biaya serta proses adminsitratif yang mungkin timbul. Perusahaan dapat menyederhanakan aluran informasi dan transaksi 13 untuk meningkatkan waktu respon terhadap pelanggan, maupun siklus pembuatan dan penjualan produk. 5. Peningkatan time to market Aplikasi CRM memungkinkan perusahaan membawa produknya ke pasar lebih cepat dengan informasi pelanggan yang lebih baik, dengan adanya data pembelian yang dilakukan oleh setiap pelanggan. 2.1.5. Komponen CRM Pada dasarnya CRM itu adalah suatu strategi terintegrasi ke dalam budaya perusahaan dan dengan perjalanan waktu selalu diasah dan diperbaiki sesuai kebutuhan dan keinginan para pelanggannya. Dari titik pandang arsitektur, kerangka CRM secara keseluruhan dapat diklasifikasikan ke dalam tiga komponen utama yaitu : 1.Operational CRM Pengelolaan secara automatisasi dari proses bisnis secara terintegrasi dan horisontal termasuk customer touchpoint, frontback operation integration. 2. Collaborative CRM Seperangkat aplikasi dari pelayanan kolaborasi termasuk e-mail, e-communities dan sejenisnya yang dirancang untuk menfasilitasi interaksi antara pelanggan dengan perusahaan. 3. analytical CRM Analisis data yang diperoleh dari operasional CRM dengan memanfaatkan tools dan softwares untuk mendapatkan pemahaman tentang perilaku pelanggan. 14 2.2. Memelihara hubungan dengan pelanggan Tren pemasaran internasional pada abad ke-21 menurut pakar pemasaran akan bergeser dari pendekatan transaksional ke pendekatan relasional dengan berfokus kepada pemenuhan kebutuhan, kepuasan, dan kesenangan pelanggan. Pendekatan relasional ini sekarang banyak diterapkan di negara-negara yang maju, yang biasanya lebih mementingkan hubungan individual ketimbang hubungan kebersamaan. Alasannya, selama ini pemasaran hanya memperhatikan cara memperoleh pelanggan tetapi tidak memberi perhatian bagaimana cara mempertahankan pelanggan. Adapun inti dari pemasaran berdasarkan relasional ini, tidak lain adalah pihak produsen hendaknya mencari cara-cara untuk mempertahankan pelanggan untuk jangka panjang atas dasar kepercayaan dan kesetiaan pelanggan. Tetapi itu saja tidak cukup, semuanya ini hanya akan dapat tercapai kalau tiap perusahaan mau memperhatikan pentingnya pelayanan pelanggan (customer service) dan menerapkannya secara konsekuen, untuk memberikan nilai baru itu, kalau ingin tetap bertahan dalam kancah persaingan era globalisasi. 2.2.1. Pengertian pelanggan Pelanggan adalah semua orang yang menuntut kita atau perusahaan untuk memenuhi suatu standar kualitas tertentu, dan karena itu akan memberikan pengaruh kepada performa kita atau perusahaan. Pelanggan ada dua macam, yaitu internal customer dan eksternal customer. Internal customer adalah orang-orang yang terlibat dalam proses produksi produk dan jasa yang kita hasilkan. Sedangkan eksternal customer, secara relatif mudah diidentifikasi. Mereka adalah orang-orang yang berada di luar organisasi suatu perusahaan, yang menerima barang-barang atau jasa-jasa dari perusahaan (Yoeti,2000,p9). 15 Pelanggan adalah pihak yang memaksimumkan nilai. Para pelanggan akan membeli yang mereka yakini menawarkan nilai bagi pelanggan yang tertinggi (Kotler,2002,40) Jadi yang dimaksud dengan pelanggan perusahaan barang ataupun jasa adalah pelanggan yang membeli produk dan jasa-jasa pada suatu perusahaan. Pelanggan tersebut dapat berupa perorangan (individu) dan dapat pula sebagai suatu perusahaan. 2.2.2. Piramida Pelanggan Active Customer Inactive Customer Prospects Suspects 16 the Rest of the World Gambar 2.2. Unsur-unsur Pokok Piramida Pelanggan Piramida pelanggan merupakan alat yang berguna untuk menvisualisasikan, menganalisis dan memperbaiki perilaku pelanggan. Unsur-unsur pokok dari piramida pelanggan adalah sebagai berikut : 1. Pelanggan aktif ( Active Customers ) Adalah orang atau perusahaan yang telah melakukan pembelian barang atau jasa dari perusahaan dari periode tertentu, sebagai contoh dalam 12 bulan terakhir. 2. Pelanggan yang tidak aktif ( Inactive Customers ) Adalah orang-orang atau perusahaan yang telah membeli barang atau jasa pada masa lalu, akan tetapi tidak dalam periode tertentu. Pelanggan yang tidak aktif merupakan sumber yang penting untuk pendapatan potensial dan juga merupakan sumber informasi tentang apa yang perusahaan perlu lakukan untuk mencegah pelanggan aktif menjadi pelanggan tidak aktif. 3. Prospects Adalah orang atau perusahaan yang mempunyai suatu hubungan dengan perusahaan kita, akan tetapi sampai sekarang mereka belum membeli barang atau jasa dari kita. Contoh prospects adalah orang yang telah menanggapi pengiriman brosur kita. Prospects merupakan orang atau perusahaan yang anda harapkan akan ditingkatkan menjadi status pelanggan aktif dalam waktu dekat. 4. Suspects 17 Adalah orang atau perusahaan yang kita sanggup layani dengan produk atau jasa kita, akan tetapi kita sampai sekarang belum mempunyai hubungan dengan mereka. Biasanya, perusahaan memulai dengan suspects dan mengkualifikasikan mereka sebagai prospects, dengan tujuan jangka panjang untuk mengkonfersikan mereka menjadi pelanggan aktif. 5. The Rest of the World Adalah orang atau perusahaan yang memang tidak mempunyai keperluan atau keinginan untuk membeli atau menggunakan produk atau jasa perusahaan. Meskipun perusahaan belum pernah memperoleh keuntungan dari produk ini, adalah penting untuk menvisualisasikan mereka untuk mengetahui berapa banyak waktu pemasaran dan uang yang dikeluarkan untuk berusaha, berkomunikasi dengan orang-orang dan perusahaan yang perusahaannya tidak akan pernah melakukan bisnis apapun dengan kita. 2.2.3. Kepuasan pelanggan Terdapat banyak pengertian yang dikemukakan oleh para pakar dan ahli dalam berbagai macam cara, yang masing-masing memiliki arti yang berbeda untuk setiap tujuan dan orang tertentu. Walaupun demikian, secara keseluruhan mempunyai konsep yang relatif sama dan tidak jauh berbeda. Kepuasan pelanggan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi atau kesannya terhadap kinerja atau hasil suatu produk dan harapan-harapannya (Kotler,2002,p42). Kepuasan pelanggan bila sebuah produk atau jasa memenuhi atau melampaui harapan pelanggan,biasanya pelanggan merasa puas(Gerson,2001,p5). 18 Kepuasan pelanggan dirumuskan oleh (Oliver,1997,p1), kepuasan adalah tanggapan pelanggan atas terpenuhinya kebutuhannya. Hal itu berarti penilaian bahwa suatu bentuk keistimewaan dari suatu barang atau jasa ataupun barang atau jasa itu sendiri, memberikan tingkat kenyamanan yang terkait dengan pemenuhan suatu kebutuhan, termasuk kebutuhan di bawah harapan atau pemenuhan kebutuhan melebihi harapan pelanggan. 2.2.4. Implementasi kepuasan pelanggan Berikut ini adalah lima cara untuk mengimplementasikan program mutu pelayanan dalam perusahaan anda (Gerson,2004,p19). Teknik ini akan memperbaiki mutu produk dan jasa yang akan dijual kepada pelanggan dan juga meningkatkan pelayanan kepada pelanggan. Ingat bahwa kunci kepuasan pelanggan adalah persepsi mereka bahwa perusahaan akan memenuhi atau melampaui harapan mereka dalam situasi tertentu. 1. Beri Nilai Tambah Beri mereka sesuatu melebihi harapannya. Dengan melebihi harapan mereka, maka pelanggan akan merasa puas. 2. Latih Staf Anda dalam Bidang Teknik Pengukur Mutu Internal Staf harus dilatih untuk mengidentifikasi kapan dan dimana masalah mutu muncul dan langkah-langkah yang dibutuhkan untuk mengkoreksinya atau memperbaikinya sebelum pelanggan melihat kesalahan tersebut Juga, mintalah karyawan anda untuk mengecek dan mengecek ulang pekerjaan mereka sendiri, ketimbang mengangkat pengawas mutu. Akhirnya, manajer sendiri yang harus terjun langsung memeriksa agar segalanya sesuai dengan harapan. Oleh karena itu, bekerjalah bersama para karyawan untuk menetapkan standar kinerja mereka dan kemudian periksalah apakah mereka bekerja secara benar. 19 3. Kontak Tetap Pelanggan yang diajak berkomunikasi secara teratur merasa diperhatikan. Dengan demikian kemungkinan besar mereka akan memaafkan kesalahan-kesalahan tertentu pada pekerjaan anda. Lakukan kontak terus-menerus dengan pelanggan melalui newsletter, kartu ucapan terima kasih, kartu ulang tahun atau hari raya, hubungan telepon dan hubungan lainnya. 4. Program Imbalan Seperti juga karyawan, pelanggan juga akan bahagia jika menerima imbalan. Hargai dan berikan imbalan pada pelanggan yang membeli tambahan, membeli dalam jumlah sangat banyak, dan bila mereka merekomendasikan perusahaan kepada pelanggan baru. 5. Aliansi Strategis dan Kemitraan Semua teknik ini harus proaktif, dan teknik yang kelima ini merupakan teknik yang paling proaktif. Jadikan pelanggan sebagai mitra, baik dalam pengertian yang sesungguhnya atau sekedar simbol. Pandangan mereka akan membantu untuk menjadikan penyedia barang dan jasa yang lebih baik. Sekarang setelah memiliki kemampuan untuk mengembangkan sistem pelayanan pelanggan yang baik dan membuatnya bekerja dengan baik pula, Anda telah siap untuk mengukur upaya mutu pelayanan dan tingkat kepuasan pelanggan. 2.3. Persaingan industri 20 Pendatang baru Pemasok INDUSTRI Merebut posisi diantara pesaing Pembeli Subtitusi Gambar 2.3. Persaingan industri Porter memusatkan perhatian pada faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan di sebuah perusahaan atau industri tertentu, dan pendekatannya lebih cocok strategi tingkat unit perusahaan, kerangka Porter memusatkan perhatian pada cara-cara yang dalamnya berisi tuntutan-tuntutan untuk bersaing mempengaruhi perumusan strategi sebuah perusahan. Ada lima kekuatan persaingan menurut porter : 1. Ancaman pendatang baru Pendatang baru pada suatu industri membawa kapasitas baru, keinginan untuk menjadi bagian dari sebuah pasar industri, dan sumber penghasilan yang besar. Ancaman masuknya pendatang baru kedalam industri tergantung pada rintangan masuk yang ada, digabung dengan reaksi dari para pesaing yang sudah ada yang dapat diperkirakan oleh si pendatang baru. Jika rintangan atau hambatan ini besar atau pendatang baru memperkirakan 21 akan ada perlawanan yang keras dari yang sudah ada, maka ancaman masuknya pendatang baru akan rendah. Ada enam sumber utama hambatan atau rintangan masuk : 1. Skala ekonomis. Skala ekonomis menghalangi masuknya pendatang baru dengan memaksa mereka untuk masuk kepada skala besar dan mengambil resiko menghadapi reaksi yang keras dari pesaing yang ada atau masuk dengan skala kecil dan beroperasi dengan tingkat biaya yang tidak menguntungkan. Keduanya merupakan pilihan yang tidak menyenangkan atau tidak baik. 2. Diferensiasi produk. Diferensiasi produk artinya perusahaan tertentu mempunyai identifikasi merek dan kesetiaan pelanggan, yang disebabkan oleh periklanan, pelayanan pelanggan, perbedaan produk di masa yang lampau atau sekedar karena merupakan perusahaan pertama yang memasuki industri. Identifikasi merek menciptakan hambatan karena memaksa yang masuk mengadakan pengeluaran yang besar untuk memperoleh kesetiaan pelanggan yang ada. Seperti dalam industri otomotif, antara lain kendaraan merek Suzuki, toyota, dan lain-lain yang sudah dikenal di Indonesia. 3. Modal yang diperlukan. Kebutuhan untuk menginvestasi sumber daya keuangan yang besar untuk bersaing menciptakan hambatan untuk masuk, khususnya jika modal tersebut diperlukan untuk pengeluaran yang tidak diperoleh kembali. Seperti periklanan, untuk kegiatan penelitian, dan pengembangan yang penuh resiko. 4. Kerugian biaya yang tidak tergantung pada ukuran. Perusahaan-perusahaan yang kuat berakar mungkin memperoleh keuntungan biaya yang tidak tersedia bagi lawanlawannya yang potensial, tidak jadi soal ukurannya dan penghematan skala yang dapat dicapai. 22 5. Akses pada saluran distribusi. Hambatan masuk dapat ditimbulkan dengan adanya kebutuhan dari pendatang baru untuk mengamankan distribusi produknya. Makin terbatasnya saluran pedagang besar atau pengecer suatu produk dan makin banyak pesaing yang telah mengikat saluran ini, jelas akan semakin berat usaha untuk masuk ke dalam industri. 6. kebijaksanaan pemerintah. Pemerintah dapat membatasi atau bahkan menutup kemungkinan masuk ke dalam industri dengan peraturan-peraturan seperti persyaratan lisensi dan membatasi akses ke bahan baku. 2. Kekuatan tawar menawar pelanggan Pembeli bersaing dengan industri dengan cara memaksa harga turun, tawar menawar untuk mutu yang lebih tinggi dan pelayanan yang lebih baik, serta berperan sebagai pesaing satu sama lain. Pengecer dapat memperoleh kekuatan tawar menawar yang besar atas produsen bilamana mereka dapat mempengaruhi keputusan pembelian dari konesumen, sedangkan pedagang besar dapat memperoleh kekuatan tawar menawar jika mereka dapat mempengaruhi keputusan pembelian dari pengecer atau perusahaan kepada siapa mereka menjual. 3. Kekuatan tawar-menawar pemasok Pemasok dapat menggunakan kekuatan tawar menawar terhadap para peserta industri dengan mengancam akan kenaikan harga atau menurunkan mutu produk atau jasa yang dibeli. Jikalau sebuah industri benar-benar tidak mampu menaikan harga untuk menutupi biaya barang yang dibutuhkan, maka kekuatan pemasok barang sesungguhnya meningkat. 23 Antara lain, pemasok biasanya menjadi kuat apabila industri dikuasai hanya oleh beberapa pesaing atau jikalau industri yang membeli kurang penting bagi pemasok. Sebaliknya, pembeli dapat memperlihatkan kekuatannya apabila ia membeli dalam jumlah besar, jikalau nilai keuntungan produk yang rendah membuat pembeli mengetahui biaya unsur atau bahannya. 4. Ancaman produk pengganti atau subtitusi Mengenali produk-produk substitusi adalah persoalan mencari produk yang lain yang dapat menjalankan fungsi yang sama seperti produk dalam industri. Produk pengganti yang perlu mendapat perhatian besar adalah produk-produk yang mempunyai kecenderungan untuk memiliki harga atau prestasi yang lebih baik ketimbang produk industri atau industri yang berlaba tinggi. 5. Merebut posisi. Persaingan diantara kompetitor yang ada mengambil bentuk yang sudah dikenal dari perebutan posisi, yaitu menggunakan taktik seperti kompetisi harga, pengenalan produk pertarungan iklan, dan pelayanan atau jaminan kepada pelanggan. Persaingan terjadi karena satu atau lebih pesaing merasakan adanya tekanan atau melihat peluang untuk memperbaiki posisi. Pada kebanyakan industri, gerakan persaingan oleh satu perusahaan mempunyai pengaruh yang besar terhadap para pesaingnya dan dengan demikian dapat mendorong perlawanan atau usaha untuk menandingi gerakan tersebut artinya perusahaan-perusahaan saling tergantung satu sama lainnya. 2.4. Pemasaran Pemasaran merupakan fungsi bisnis yang memegang peranan penting dalam perusahaan. Bidang pemasaran berupaya untuk mendefinisikan keinginan dan kebutuhan 24 potensial yang belum terpenuhi. Pemasaran mempengaruhi hampir seluruh kehidupan, terdapat banyak kesempatan karier yang menarik dan menguntungkan dalam bidang pemasaran. Pemasaran meliputi peramalan tentang kebutuhan dan mengatur arus barangbarang dan jasa-jasa dari produsen ke konsumen. Pemasaran harus dimulai dengan kebutuhan dari calon konsumen dan bukan dimulai dari proses produksi. Pemasaran harus berusaha memperkirakan kebutuhan-kebutuhan konsumen.Tujuan dari pemasaran adalah untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. 2.4.1. Definisi pemasaran Pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. (Kotler,2002,p9). Menurut Stanton ( Swastha,1986,p5), pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli yang potensial. Jadi definisi pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran (Kotler,1987,p15). 2.4.2. Unsur bauran pemasaran 25 Produk Tempat C Harga Promosi Gambar 2.4. Strategi Pemasaran Pelanggan dikelilingi oleh empat variabel , hal ini menyebabkan banyak yang berfikir bahwa pelanggan merupakan bagian dari pemasaran, hal ini tidak benar. Pelanggan harus menjadi sasaran dari semua usaha pemasaran. Pelanggan ditempatkan di pusat diagram untuk menunjukan hal ini-huruf c adalah pasar sasaran. Ada 4 variabel bauran pemasaran : 1. Produk (product) Bagian produk meliputi memperkembangkan produk yang tepat bagi pasar sasaran. Produk dalam hal ini terkait dengan produk yang ditawarkan. Produk ini dapat merupakan suatu barang fisik atau jasa. Yang penting diingat di bagian produk adalah bahwa produk barang atau jasa memenuhi beberapa kebutuhan konsumen. Pada bagian produk ini akan meliputi masalah-masalah sehubungan dengan perkembangan produk dan garis produk. Idealnya karakteristik produk yang ditawakan disesuaikan dengan cakupan jangkauan 26 pemasaran dalam internet. Dalam hal ini, produk yang sifatnya berskala global rasanya tepat dibangun dan dipasarkan melalui media ini. Beberapa produk yang secara global menjadi kebutuhan dunia antara lain di dalam produk jasa misalnya pendidikan, konsultan, dan kesehatan. 2. Tempat (place) Tempat meliputi masalah membawa produk yang tepat kepada pasar sasaran. Suatu barang tidak ada gunanya bagi seorang konsumen apabila tidak tersedia, poada waktu dan tempat di mana ia perlukan. Pada tempat, kita akan melihat dimana, bilamana, dan oleh siapa barang-barang dan jasa-jasa dapat dijual. Barang-barang dan jasa-jasa bergerak ke konsumen melalui saluran distribusi. Suatu saluran distribusi merupakan serangkaian perusahaan dari produsen ke pemakai terakhir atau konsumen. Suatu saluran dapat meliputi beberapa jenis perantara. Para manajer pemasaran bekerja dengan saluran-saluran ini. Oleh karena itu, pembahasan mengenai tempat adalah sangat penting bagi perencanaan strategi pemasaran. Tempat dalam konteks pemasaran internet adalah peletakan atau pendaftaran alamat situs pada portal-portal internet seperti yahoo, altavista, lycos, dan lain-lain. Beberapa pemasaran internet lebih merupakan pemasaran yang sifatnya langsung (direct marketing). Dalam hal ini tampilan yang ada dalam situs dan proses pencarian yang mudah akan sangat menentukan kelancarann pencarian dan perolehan produk yang dilakukan konsumen. 3. Promosi (promotion) Bagian promosi meliputi pemberitahuan kepada pasar sasaran mengenai produk yang tepat. Promosi meliputi penjualan perorangan, penjualan massal, dan promosi penjualan. Adalah merupakan tugas seorang manajer pemasaran untuk mengkombinasikan cara-cara ini. 27 Penjualan perorangan (personal selling) meliputi hubungan tatap muka langsung antara penjual dengan calon konsumen. Pada penjualan perorangan maka seorang penjual menyesuaikan bauran pasar perusahaan kepada setiap calon konsumen. Penjualan massal (mass selling) adalah berkomunikasi dengan banyak konsumen pada waktu yang sama. Pemasangan iklan merupakan segala bentuk yang dibayar dari penyajian bukan dari pemikiran, barang-barang atau jasa-jasa oleh suatu sponsor tertentu. Pemasangan iklan merupakan bentuk utama dari penjualan massal. Promosi penjualan (sales promotion) meliputi kegiatan-kegiatan promosi yang melengkapi penjualan perorangan dan penjualan massal. Hal ini dapat meliputi pembuatan desain dan pengaturan distribusi produk-produk baru, katalog, dan surat-surat edaran. Orangorang yang bertugas mengenai promosi penjualan berusaha untuk membantu ahli-ahli penjualan perorangan dan penjualan massal. 4. Harga (price) Penetapan harga dapat dilakukan dengan berbagai macam, diantaranya pendekatan biaya dan persaingan. Sebagai tambahan pada pengembangan produk yang tepat, tempat, dan promosi, maka para manajer pemasaran juga harus menentukan harga yang tepat. Mereka juga harus mencoba memperkirakan reaksi konsumen-konsumen terhadap harga-harga tertentu. Apabila para pelanggan tidak mau menerima harganya, maka semua usaha perencanaan adalah sia-sia. Jadi harga merupakan bidang yang penting bagi seorang manajer pemasaran. 2.4.3. Model pemasaran berbasis web Pada jaringan pemasaran yang berbasis internet, pemasaran lebih banyak diwarnai dengan sistem yang sifatnya langsung (direct marketing). Dalam hal ini produsen 28 berhubungan langsung dengan konsumen. Karena itu banyak berbagai macam interaksi yang ada di dalam pemasaran berbasis web, interaksi tersebut antara lain : 1. Business to business (B2B) B2B merupakan hubungan antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain. Hubungan ini dapat terjadi antara perusahaan dengan pemasoknya, perusahaan dengan saluran distribusinya, maupun antara perusahaan dengan mitra bisnis lainnya. Contoh hubungan B2B ini antara lain pada Beringin life yang bergerak didalam bidang asuransi dengan perusahaan pengembang yang berkepentingan mengasuransikan karyawannya. 2. Business to customer (B2C) B2C merupakan hubungan antara perusahaan dengan konsumennya yang merupakan pengguna produk yang ditawarkan. Sistem ini sebenarnya relatif murah, dengan transaksi yang cukup besar. Alat yang dipergunakan biasanya berupa e-mail. Beberapa perusahaan retail perusahaan di Amerika sudah menggunakan model ini. Contohnya perusahaan indofloris, dengan menggunakan alamat indofloris.com, menawarkan jasa bunga dan pengiriman bunga. Usaha ini skalanya tidak terlalu besar, tetapi cukup mendatangkan keuntungan yang tinggi. 3. Customer to customer (C2C) C2C merupakan hubungan antara konsumen dengan konsumen. Interaksi semacam ini membutuhkan biaya yang cukup tinggi, dengan nilai transaksi yang sifatnya kurang menguntungkan. Melalui situs yang ada, setiap individu bisa berinteraksi dengan individu yang lain secara langsung. Hal ini juga memungkinkan para konsumen saling bertukar informasi satu dengan yang lainnya. Tanpa disadari hal ini juga menciptakan pergeseran dimana konsumen dapat menjadi perantara perniagaan bahkan menjadi penjual. 29 4. Customer to Business (C2B) C2B merupakan hubungan antara perorangan dengan perusahaan. Biasanya dilakukan dengan oleh pribadi yang melakukan bisnis pada perusahaan. Model ini juga dapat berupa pengajuan lamaran kerja atau jasa seperti pembuatan SIM, STNK, atau perantara pencari rumah. 5. Business to Government (B2G) B2G merupakan hubungan antara perusahaan dengan pemerintah, sistem ini biasanya relatif lebih murah sebab hanya menggunakan e-mail. Namun demikian, dibutuhkan juga halaman web yang dapat mendukung terciptanya keyakinan atau kepercayaan sebagai dasar terjadinya transaksi. Contohnya situs sekretariat jendral DPR RI. 6. Business to family (B2F) B2F merupakan hubungan antara perusahaan dengan konsumennya yang biasanya dalam bentuk keluarga. Salah satu faktor yang memungkinkan hubungan tersebut adalah realitas bahwa perusahaan menjangkau hampir setiap anggota keluarga. Dalam hal ini memang hampir sebagian besar anggota keluarga merupakan pengguna produk yang ditawarkan. Sistem ini seperti interaksi yang terjadi antara perusahaan P&G dengan konsumennya di dalam situs P&G. 2.5. e-CRM e-CRM bukan hanya sekedar elektronik CRM. E-CRM merupakan manajemen pelanggan untuk e-business yang harus berhadapan dengan kompleksitas dari manejemen yang menarik bagi pelanggan dan partner bisnis dalam berbagai macam media yang meliputi media online dan offline, personal contact dan media komunikasi elektronik lainnya. E-CRM diperlukan untuk menghemat biaya dan meningkatkan efisiensi dalam mengatur data-data 30 pelanggan. Sistem ini juga mengotomatisasi semua proses pengolahan data pelanggan sehingga meningkatkan efisiensi dan kinerja perusahaan dalam hal-hal yang berhubungan dengan pelanggan mereka. 2.5.1. Keuntungan e-CRM Beberapa keuntungan yang akan diperoleh apabila suatu perusahaan menggunakan sistem eCRM adalah : 1. Meningkatkan keuntungan dengan cara mengurangi biaya yang dikeluarkan. 2. Memudahkan dalam melakukan penjualan produk di pasar. 3. Meningkatkan mutu pelayanan kepada pelanggan. 4. Menambahkan kesetiaan pelanggan pada perusahaan. 5. Menambahkan keakuratan dalam penawaran produk terhadap pelanggan. 2.5.2. Kegagalan usaha e-CRM Salah satu penyebab gagalnya usaha e-CRM adalah karena tidak ditunjang oleh produk yang berkualitas. Bagaimana besarnya usaha e-CRM yang dilakukan oleh perusahaan, tanpa ditunjang oleh produk yanh berkualitas, maka usaha itu akan berjalan siasia atau tanpa hasil. Akibatnya, konsekuensi biaya atas investasi biaya yang telah ditanamkan dan digunakan untuk menjalankan e-CRM akan sangat besar. Ada empat hal yang menjadi penyebab kegagalan dalam menjalankan e-CRM antara lain : 1. Kekurang-jelasan model dan strategi bisnis 31 Hal ini terjadi karena pihak-pihak yang berkompeten kurang mengetahui apa tujuan yang hendak dicapai, apa yang dimiliki, bagaimana situasi lingkungan saat ini dan masa yang akan datang, dan bagaimana proses yang harus dilakukan agar tujuan tersebut dapat tercapai. Penggunaan model untuk penyederhanaan masalah ternyata kurang tepat dan kurang mewakili elemen-elemen yang dipergunakan untuk menggambarkan situasi nyata yang akan dihadapi dan dijalankan perusahaan. 2. Kekurang-jelasan mandat untuk menerapkan e-CRM Meskipun keputusan sudah diambil oleh manajer puncak, tetapi bisa terjadi ada hal penting yang dilupakan dalam penerapan e-CRM. Misalnya, penerapan hanya berdasarkan per divisi atau per bagian justru akan menimbulkan resiko, karena mereka masing-masing menerapakannyasendiri-sendiri. Lebih gawat lagi jika secara keseluruhan dianggap penerapan secara menyeluruh pada sebuah organisasi atau perusahaan. Idealnya adalah kepada sebagian besar anggota organisasi dijelaskan apa itu e-CRM dan bagaimana penerapannya dalam perusahaan, mulai dari bagaimana proses kerja hingga target yang dicapai perusahaan. Sebenarnya semua anggota organisasi dapat menjalankan eCRM dalam berbagai bentuk yang sederhana sampai dengan yang rumit, yang semuanya dapat mendukung terbentuknya relasi baik dengan pelanggan. Untuk hal yang khusus, hendaknya diatur dan dijelaskan siapa saja yang diberi wewenang atau mandat untuk melaksanakannya. 3. Pendekatan e-CRM semata-mata hanya pendekatan perangkat lunak (teknologi) Walaupun perangkat lunak sudah banyak ditawarkan di pasar, tetapi harus disadari bahwa perangkat lunak saja tidak dapat berbuat apa-apa. Kecenderungan untuk lebih mengutamakan aspek teknologi, secara otomatis juga mengutamakan unit atau departemen 32 sistem informasi atau teknologi informasi, justru akan menimbulkan penolakan dari unit-unit lain. Karena mereka menganggap unit atau departemen sistem informasi atau teknologi informasi yang membuat e-CRM berhasil. 4. Komunikasi sesaat (spotty communication) Pada awalnya e-CRM disebarkan secara luas melalui email atau newsletter (selebaran). Hal ini mungkin kurangnya perhatian atau kurangnya rasa kurang memiliki bagi tim implementasi e-CRM. Karena itu, pemahaman penuh dan penginformasian kepada seluruh karyawan merupakan faktor penting untuk membuat karyawan memiliki perhatian dan rasa memiliki dalam e-CRM tersebut. 2.5.3. Perspektif pelaku eCRM Sebelum melakukan implementasi, harus diketahui bahwa perspektif terhadap e-CRM di satu perusahaan dengan perusahaan lain berbeda. Oleh sebab itu, perspektif para pelaku eCRM perlu dipahami, agar dapat membantu pelaksanaan implementasi di perusahaan, perspektif itu adalah : 1. Perspektif pelanggan Idealnya pelanggan mendapatkan jawaban atau solusi yang cepat. Cara terbaik agar apa yang diinginkan pelanggan terpenuhi adalah segera mengakses sumber informasi agar pelanggan dapat menemukan apa yang diinginkan. Jika pelanggan menggunakan telepon, maka yang diinginkan pelanggan adalah mendapatkan jawaban yang singkat. Pada pertemuan pertama, pelanggan ingin mendapatkan jawaban cepat atas pertanyannya. 2. Perspektif petugas layanan pelanggan Petugas menginginkan peralatan canggih untuk mencari dan menemukan apa yang diinginkan di sumber informasi dalam melayani pelanggan. Jika apa yang dicarinya tidak 33 ditemukan, mereka memiliki akses yang mudah untuk memerintahkan orang lain di tempat lain untuk mencarikan catatan, jawaban atas persoalan atau pertanyaan yang diajukan, yang dapat membantu pelanggan. 3. Perspektif administrator sistem Para administrator menginginkan sistem yang mendukung akses real time. Mereka menginginkan sistem yang reliabel dan mampu menampung, memproses, dan membantu segala permintaan pelanggannya dengan cepat. 4. Perspektif manajer Para manajer menginginkan kualitas layanan yang terbaik bagi pelanggannya dengan biaya yang rasional. Selain itu mereka menginginkan sebuah sistem yang dapat segera diterapkan dan mudah dioperasikan untuk melayani semua yang menginginkannya, seperti sistem yang mempermudah akses ke aktivitas-aktivitas yang telah atau sedang dilaksanakan, serta segera memberi jawaban. 2.6. UML UML adalah sebuah "bahasa" yg telah menjadi standar dalam industri untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasikan sistem piranti lunak. UML menawarkan sebuah standar untuk merancang model sebuah sistem. UML mendefinisikan notasi dan syntax/semantik. Notasi UML merupakan sekumpulan bentuk khusus untuk menggambarkan berbagai diagram piranti lunak. Setiap bentuk memiliki makna tertentu, dan UML syntax mendefinisikan bagaimana bentuk-bentuk tersebut dapat dikombinasikan 2.6.1.Use Case Diagram Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem. Yang ditekankan adalah “apa” yang diperbuat sistem, dan bukan “bagaimana”. 34 Sebuah use case merepresentasikan sebuah interaksi antara aktor dengan sistem. Use case diagram dapat sangat membantu bila kita sedang menyusun requirement sebuah sistem, mengkomunikasikan rancangan dengan klien, dan merancang test case untuk semua feature yang ada pada sistem. Use case diagram terdiri dari actor, use case dan boundary. 2.6.1.1. Actor Seorang/sebuah aktor adalah sebuah entitas manusia atau mesin yang berinteraksi dengan sistem untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu. Contohnya: seorang pasien datang ke dokter untuk melakukan pengobatan. Jadi, actor-nya adalah dokter dan pasien. 2.6.1.2. Use case Use case merupakan sebuah pekerjaan tertentu, misalnya login ke sistem, mengcreate sebuah daftar belanja, dan sebagainya. Sebuah use case dapat meng-include fungsionalitas use case lain sebagai bagian dari proses dalam dirinya. Secara umum diasumsikan bahwa use case yang di-include akan dipanggil setiap kali use case yang meng-include dieksekusi secara normal. Sebuah use case dapat di-include oleh lebih dari satu use case lain, sehingga duplikasi fungsionalitas dapat dihindari dengan cara menarik keluar fungsionalitas yang common.Sebuah use case juga dapat meng-extend use case lain dengan behaviour-nya sendiri. Contoh use case: seorang pasien membuat janji kepada dokter untuk melakukan 35 pengobatan dan dokter melakukan pengobatan kepada si pasien. Jadi, use case-nya adalah membuat janji dan melakukan pengobatan. 2.6.1.3. Boundary Sistem boundary adalah sebuah bidang yang berbentuk persegi panjang yang digunakan untuk mengetahui apa yang dilakukan oleh sebuah sistem. Sebuah sistem tidak dapat memiliki banyak fungsi. Sistem boundary dalam use case diagram mendefinisikan batasan dari sebuah sistem. Use case berada di dalam sistem boundary sedangkan actor berada di luar sistem boundary. : 2.6.2. Class Diagram 36 Class adalah pembentuk utama dari sistem berorientasi obyek karena class menunjukkan kumpulan obyek yang memiliki atribut dan operasi yang sama. Class digunakan untuk mengimplementasikan interface, mengabstraksikan elemen-elemen dari sistem yang sedang dibangun, bisa digunakan untuk merepresentasikan baik perangkat lunak maupun keras, baik konsep maupun nyata. Atribut digunakan untuk menyimpan informasi, nama atribut menggunakan kata benda yang dapat merepresentasikan informasi yang disimpan didalamnya. Operasi menunjukkan sesuatu yang bisa dilakukan oleh obyek dan nama operasi menggunakan kata kerja. Class memiliki tiga area pokok : class Nama class (dan stereotype) atribut 2. Atribut metode 1. 3. Metode Asosiasi, yaitu hubungan statis antar class. Umumnya menggambarkan class yang memiliki atribut berupa class lain, atau class yang harus mengetahui eksistensi class lain. Panah navigability menunjukkan arah query antar class. Class 1 1.. 0.. Class 2 Table 1. Multiplicity Indicators. Indicator Meaning 0..1 Zero or one 1 One only 0..* Zero or more 37 1..* One or more 2.6.3. Activity Diagram Activity diagrams menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity diagram juga dapat menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi. Activity diagram merupakan state diagram khusus, di mana sebagian besar state adalah action dan sebagian besar transisi di-trigger oleh selesainya state sebelumnya (internal processing). Sebuah aktivitas dapat direalisasikan oleh satu use case atau lebih. Aktivitas menggambarkan proses yang berjalan, sementara use case menggambarkan bagaimana aktor menggunakan sistem untuk melakukan aktivitas. standar UML menggunakan segiempat dengan sudut membulat untuk menggambarkan aktivitas. Decision digunakan untuk menggambarkan behaviour pada kondisi tertentu. Untuk mengilustrasikan proses-proses paralel (fork dan join) digunakan titik sinkronisasi yang dapat berupa titik, garis horizontal atau vertikal.