KATA AL-ISLĀM DALAM AL-QURAN (Kajian Penafsiran Sayyid Quṭb dalam Kitab Fī Ẓilāl al-Qurān) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar S.Th.I Oleh: FAUZIYYAH HAYYUNINGTYAS NIM. 11530016 PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR'AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2015 MOTTO Ketika kau hadirkan Impian dalam hatimu Maka selamilah ia hingga usai Jangan pernah takut dengan aral yang melintang Kerena Allah selalu menilai usaha setiap hambanya Just do the Best and God do the Rest v HALAMAN PERSEMBAHAN Teruntuk orang-orang terhebat dirumah Papah, mamah Yang tak pernah lelah berdoa untuk anak-anaknya Kakak-kakak yang baik hati dan membanggakan Juga kelima jagoan kecil yang selalu kurindukan Daffa, Ony, Embam, Haidar dan Arfan Almamater tercinta UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta vi PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN Penulisan Transliterasi Arab-Latin yang digunakan dalam skripsi ini merujuk pada Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, tertanggal 22 Januari 1988 Nomor: 158/1987 dan 0543b/U/1987. I. Konsonan tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan ا ب ت ث ج ح خ د ذ ر ز س ش ص Alif ....... Tidak dilambangkan Ba>’ B Be Ta>’ T Te S|a>’ S| Es titik atas Jim J Je H{a’ H{ Ha titik di bawah Kha>’ Kh Ka dan Ha Dal D De Z|al Z| Zet titik atas Ra>’ R Er Zai Z Zet Si@n S Es Syi@n Sy Es dan Ye S{a>d S{ Es titik di bawah vii ض ط ظ ع غ ف ق ك ل م ن و ه ي II. D{a>d D{ De titik di bawah T{a>’ T{ Te titik di bawah Z{a>’ Z{ Zet titik di bawah ‘Ain ...’... Koma terbalik di atas Gain G Ge Fa>’ F Ef Qa>f Q Qi Ka>f K Ka La>m L El Mi@m M Em Nu>n N En Wau W We Ha>’ H Ha Hamzah ...’... Apostrof Ya>’ Y Ye Konsonan rangkap karena tasydi@d, ditulis rangkap: ُﻣﺘَـﻌَﺎﻗﱢ ِﺪﻳْﻦ ditulis muta‘aqqidin ِﻋﺪﱠة ditulis ‘iddah viii III. Ta>’ marbu>tah di akhir kata, 1. Bila dimatikan, ditulis h: ِﻫﺒﱠﺔ ditulis hibbah ِﺟ ْﺰﻳَﺔ ditulis jizyah (ketentuan ini tidak diperlukan terhadap kata-kata Arab yang sudah terserap ke dalam bahasa Indonesia seperti zakat, salat, dan sebagainya, kecuali dikehendaki lafal aslinya). 2. Bila dihidupkan karena berangkaian dengan kata lain, ditulis t: ﻧِ ْﻌ َﻤﺔُ اﷲ ditulis ni‘matulla>h َزﻛَﺎةُ اﻟْ ِﻔﻄْ ِﺮ ditulis zaka>tul-fitri IV. Vokal pendek _______ (fathah) ditulis a, contoh َب َ ﺿﺮ َ ditulis d{araba. _______ (kasrah) ditulis i, contohnya ﻢ َ ﻓَ ِﻬditulis fahima. _______ (dammah) ditulis u, contoh ِﺐ َ ُﻛﺘditulis kutiba. V. Vokal panjang 1. Fathah + alif, ditulis a> (garis di atas) ﺟَﺎ ِﻫﻠِﻴﱠﺔ 2. ditulis ja>hiliyyah Fathah + alif maqs}u>r, ditulis a> (garis di atas) ﻳَ ْﺴﻌَﻰ ditulis ix yas‘a> 3. Kasrah + ya>’ mati, ditulis i@ (garis di atas) َِﳎﻴْﺪ 4. ditulis maji@d D{ammah + wau mati, ditulis u> (garis di atas) ﻓُـﺮُوْض ditulis furu>d VI. Vokal rangkap: 1. Fathah + ya>’ mati, ditulis ai: ﺑـَْﻴـﻨَ ُﻜ ْﻢ 2. ditulis bainakum Fathah + wau mati, ditulis au: ﻗـَﻮْل ditulis qaul VII. Vokal-vokal pendek yang berurutan dalam satu kata, dipisahkan dengan apostrof: أَأَﻧْـﺘُ ْﻢ ditulis a’antum VIII. Kata sandang alif + lam 1. 2. Bila diikuti huruf qamariyah, ditulis al- اﻟﻘُﺮْآن ditulis al-Qur'a>n اﻟ ِﻘﻴَﺎس ditulis al-qiya>s Bila diikuti huruf syamsiyah, sama dengan huruf qamariyah. ﺲ ُ اﻟ ﱠﺸ ْﻤ ditulis al-syamsu ُاﻟ ﱠﺴﻤَﺎء ditulis al-sama>’u x IX. Huruf besar Huruf-huruf besar dalam tulisan latin digunakan sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). X. Penulisan kata-kata Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat dapat ditulis menurut penulisannya: ذَوِى اﻟْ ُﻔﺮُض ditulis z}awi al-furu>d أَ ْﻫ ُﻞ اﻟ ﱡﺴﻨﱠﺔ ditulis ahl al-sunnah xi KATA PENGANTAR ِ ب ِْس ِم ه اَّلل هالر ْ َْح ِن هالر ِح ِي Segala puji dan syukur tak terhingga atas rahmat Allah Yang Maha Kuasa, hanya berkat rahmat dan pertolongan-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Meskipun dalam penyusunannya penulis harus melewati berbagai rintangan, namun hanya dengan kekuatan dan kemudahan-Nya penulis dapat melewati berbagai proses tersebut. Ṣalawāt dan salām semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw, yang hanya dengan risalahnya manusia dapat menapaki kehidupan dengan cahaya kebenaran, dan dengannya pula dilimpahkan kebaikan-kebaikan. Tema yang penulis teliti adalah Penafsiran Sayyid Quṭb terhadap kata alIslām dalam kitab Fī Ẓilāl al-Qurān. Pada dasarnya penelitian ini disusun untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar sarjana Theologi Islam pada Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Meskipun penulis menyadari bahwa dalam penelitian ini masih terdapat banyak kekurangan di dalamnya. Oleh karena itu penulis memohon maaf dan sangat terbuka untuk menerima kritik dan saran-saran perbaikan untuk kebaikan kedepannya. Tentunya dalam proses penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan dan dukungan berbagai pihak, untuk itu penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak, baik yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini. xiii Penghargaan yang tinggi dan ucapan terimakasih setulus-tulusnya penulis hanturkan kepada seluruh civitas akademis UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Prof. Dr. H. Machasin, M. A, selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dr. Alim Roswantoro, M. Ag, selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dr. H. Abdul Mustaqim, S. Ag, M. Ag selaku ketua jurusan program studi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, sekaligus pembimbing akademik penulis dari semester awal hingga penulis menyelesaikan proses belajar di jurusan Ilmu al-Qur’an dan Tafsir. Bapak Dadi Nurhaidi S. Ag, M. Si. selaku pembimbing skripsi penulis yang telah meluangkan waktu untuk membaca, mengoreksi dan membimbing penulis. Terimakasih tak terhingga atas bimbingan, dorongan serta motivasi dari bapak. Seluruh dosen program studi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir yang telah memberikan “spirit keilmuan”. Tak lupa kepada segenap Staff Tata Usaha, karyawan Fakultas Ushuluddin, Staff perpustakaan UIN Sunan Kalijaga, terima kasih atas bantuannya, sehingga penulis berhasil menyelesaikan Studi di kampus tercinta, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Terimakasih tak terhingga kepada keluarga besar penulis. Kedua orang tua Ayahanda Alwan Suprapto dan Ibu Asih Wibawa Nani yang tidak pernah lelah berdoa dan mengikhtiarkan yang terbaik buat putera-puterinya. Allah.. sayangilah mereka, sayangilah mereka, sayangilah mereka seperti mereka menyayangiku diwaktu kecil, amin. Begitu pula dengan kakak-kakak mba Mughni Fitrianni, Mas Muchson al-Hafizh, ka Abdul Rasyid dan ka Anita, terimakasih atas setiap xiv dukungan dan motivasi yang tak terhitung nilainya, tak terjumlah banyaknya. Semoga Allah membalas setiap kebaikan dan pengorbanan yang telah diberikan. Terlebih untuk jagoan-jagoan kecil yang selalu lucu dan menggemaskan. Terimakasih untuk selalu bertanya “Tante Iyas kapan pulang?” karena terkadang itulah yang menjadi motivasi dan semangat terbesar penulis untuk dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Untuk keluarga besar mbah Rindo di Gamping, penulis ucapkan banyak terimakasih karena telah memberikan banyak bantuan serta mendidik penulis. Terkhusus buat simbah, sosok yang sabarnya tiada batas, terimakasih telah mengajarkan banyak hikmah dan pelajaran. Pak le’, Bu’ le’ yang telah banyak membantu penulis dari awal hingga bisa menyelesaikan studi S-1 di UIN Sunan Kalijaga. Sepupu-sepupu tersayang yang namanya tidak bisa disebutkan satupersatu oleh penulis. Semoga segala bantuan dan partisipasi yang telah diberikan menjadi amal saleh yang diterima oleh-Nya. Terimakasih buat teman-teman yang sudah mewarnai perjalanan ini. Fitria Fajrina, termikasih atas mimpi dan janji yang selalu menuntut untuk dipenuhi. Ayang Dewi Fatahillah yang selalu menjadi sahabat terbaik, Ichuz yang selalu memberikan motivasi dan pemahaman lebih tentang kehidupan dan perjuangan. Muhimmatul Aliyah yang selalu menjadi teman asik untuk berdiskusi, juga mb Fitri yang telah mengajarkan banyak hal melalui kelembutan dan perhatian. Buat sosok yang selalu spesial, terimakasih untuk selalu memahami, menjadi pendengar yang baik dan tidak pernah lelah menuntun penulis untuk menjadi pribadi yang baik dan lebih baik lagi. xv Untuk teman-teman LPM HumaniusH Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam. Termikasih atas pendidikan, pengkaderan dan bimbingan yang telah diberikan. Tidak terkecuali, penulis ucapkan terimakasih untuk semua temanteman yang selalu menghibur, menjadi rumah dan tempat ternyaman untuk pulang. Berproses, terus berkarya dan tetaplah menjadi khalayaknya sebuah keluarga. Teman-teman Program Studi Ilmu al-Quran dan Tafsir angkatan 2011 yang senantiasa berbagi ilmu dan pengalaman dalam kebersamaan. Khusunya buat teman-teman TH B, teteh Nurma, Nina, Mb ning, Mb Rahmah, Mb Am, teh Ina, Latif, Arum, Nirwan, Ilham, Bayu, dan semua yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Merupakan suatu kehormatan dan kebangaan tersendiri dapat mengenal dan belajar bersama kalian. َو َع َم ًًل ُمتَقَب ًًَّل، َو ِر ْزقًا طَيِّبًا، ك ِع ْل ًما نَافِعًا َ ُ اللَّهُ َّم إِنِّي أَسْأَلAmin. Terakhir, walaupun skripsi ini telah selesai dalam pengerjaannya, namun masukan dan saran dari semua pihak senantiasa penulis harapkan. Karena penulis sangat menyadari karya ini masih memiliki kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Semoga karya tulis ini bisa memberikan manfaat bagi kita semua dan mampu memberikan sumbangsih bagi dunia intelektual, khususnya dunia Ilmu al-Quran dan Tafsir. Amin Yogyakarta, 17 Desember 2015 Penulis Fauziyyah Hayyuningtyas NIM. 11530016 xvi Abstrak Fokus penelitian ini adalah penafsiran Sayyid Quṭb terhadap kata al-Islām dalam kitab Fī Ẓilāl al-Qurān. Kata al-Islām dipilih karena pemahaman umat terhadap Islam memiliki peran yang sangat penting, disisi lain pemaknaan dan penafsiran terhadapnya masih menyimpan berbagai persoalan yang pelik dan problematis. Kata al-Islām yang berasal dari bahasa Arab pada hakikatnya menunjukkan pada suatu makna luhur dan memiliki nilai moral yang tinggi yakni “Berserah Diri”. Namun seiring perjalanannya, Islam bukan hanya bermakna sebagai suatu bentuk penyerahan diri seseorang kepada Allah, tetapi juga menunjukkan pada sifat, perbuatan, agama, institusi bahkan identitas negara. Di dalam al-Quran kata al-Islām memiliki derivasi yang sangat beragam. Keragaman tersebut juga mengakibatkan pada keragaman makna, yang disesuaikan dengan teks dan konteks yang melatarbelakanginya. Misalnya, Pengunaan kata alIslām dalam bentuk maṣdar yang berarti Islam adalah sebuah agama sekaligus penekanan bahwasanya Islam adalah satu-satunya agama yang diterima oleh Allah. Mengingat luasnya cakupan materi dan derivasi kata al-Islām dalam al-Quran, maka penulis membatasi penelitian pada kata al-Islām dalam bentuk maṣdar yang didalam al-Quran disebutkan sebanyak enam kali diantaranya dalam QS. Āli ’Imran (3);19 & 85, QS. al-Mā’idah(5);3, QS. al-An’am(6);125, QS. al-Zumar (39);22, dan QS. alṢaff; 7. Sayyid Quṭb adalah seorang mufassir kontemporer sekaligus reformis yang memberikan kontribusi besar pada perkembangan pemikiran dan pergerakan Islam. Pemikiran dan gagasannya tentang Islam tertuang dalam berbagai karya tulisnya, tidak terkecuali dalam kitab Fī Ẓilāl al-Qurān. Salah satu kitab tafsir yang berhasil disusunnya selama dalam penjara. Salah satu yang menarik dari kitab ini adalah sumber penafsirannya dapat disandarkan langsung pada pengamatan Sayyid Quṭb terhadap realitas kehidupan, pandangannya terhadap masyarakat kontemporer, serta pengalaman pribadi yang dialaminya. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif-analitis yang bertujuan mendeskripsikan dan menganalisis penafsiran Sayyid Quṭb. Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan sosiohistoris, yakni berusaha untuk melihat sebab yang melatarbelakangi penyusunan kitab dan kondisi sosial pada saat itu. Kemudian hasil penafsiran dan konteks penyusunan kitab tersebut dijadikan sebagai benang merah untuk merumuskan sikapnya. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam sikap keberagamaannya Sayyid Quṭb menunjukan diri sebagai seorang “ekslusive”. Yakni seorang yang menjalankan kepercayaannya dengan menganggap agamanya sebagai agama yang paling benar, sehingga kelompok lain diluar agamanya atau non-Islam tidak dapat digolongkan dalam kebenaran yang serupa. xii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i SURAT PERNYATAAN .............................................................................. ii HALAMAN NOTA DINAS .......................................................................... iii HALAMAN MOTTO ................................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... v PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN ........................................ vi KATA PENGANTAR ................................................................................... x ABSTRAK ..................................................................................................... xii DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii BAB I BAB II PENDAHULUAN A. Latar Belakang........................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ..................................................................... 7 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................. 7 D. Telaah Pustaka ........................................................................... 7 E. Kerangka Teori .......................................................................... 11 F. Metodologi Penelitian ............................................................... 15 G. Sistematika Pembahasan ........................................................... 17 SAYYID QUṬB DAN TAFSIR FĪ ẒILĀL AL-QUR’ĀN A. Biografi Sayyid Quṭb ................................................................ 19 1. Latar Belakang Kehidupan Keluarga dan Sosial............. .... 19 2. Aktivitas Keilmuan..................................................... ......... 23 3. Bergabung dengan al-Ikhwān al-Muslimūn..................... ... 28 4. Gagasan dan Pemikiran Sayyid Quṭb........................... ....... 34 5. Karya-Karya Sayyid Quṭb.......................................... ......... 38 B. Kitab Tafsir Fī Ẓilāl al-Qurān .................................................. 40 1. Latar Belakang Penulisan Kitab.................................... ...... 41 2. Latar Belakang Penamaan Kitab................................... ...... 43 3. Metode, Corak dan Sistematika Penafsiran.................... ..... 45 xiv 4. Sumber-sumber Penafsiran dan Karakteristik Kitab ........... 48 BAB III AYAT-AYAT TENTANG AL-ISLĀM ........................................ A. Pengertian Islam ........................................................................ 53 1. Secara Etimologi ................................................................. 53 2. Secara Terminologi.............................................................. 56 B. Derivasi Kata al-Islam .............................................................. 60 C. Periodisasi Ayat................................................................ ......... 73 1. Ayat-Ayat Makiyyah............................................................ 74 2. Ayat-Ayat Madaniyyah................................................ ....... 77 D. Asbāb al-Nuzūl.......................................................... ................ 79 E. Variasi Makna Al-Islām ............................................................ 81 1. Tunduk Patuh....................................................................... 81 2. Berserah Diri............................................................. .......... 82 3. Muslim (Orang Islam)................................................ ......... 83 4. Agama Islam............................................................. ........... 83 5. Perdamaian............................................................... ........... 84 6. Selamat (Keselamatan)................................................ ........ 84 7. Surga......................................................................... ........... 86 8. Suci.......................................................................... ............ 87 9. Ucapan Salam............................................................ .......... 88 10. Sifat Allah................................................................. ........... 89 BAB IV PENAFSIRAN SAYYID QUṬB TERHADAP KATA ALISLĀM A. Islam Menurut Sayyid Quṭb ...................................................... 90 1. Islam adalah Aqidah Hati Nurani ..................................... 90 2. Islam adalah Tunduk Kepada Allah ................................. 92 3. Islam adalah Aqidah Aktif................................................ 93 4. Islam adalah Manhaj Rabani Yang Sempurna................. 96 5. Islam adalah Masa Depan Dunia...................................... 100 6. Islam atau Jahiliyyah........................................................ 102 B. Penafsiran Sayyid Quṭb terhadap Ayat-ayat tentang al-Islām 105 xv 1. Islam adalah Tauhīdul Ulūhiyyah wal Qawāmah ............ 106 2. Islam adalah Tauhīdul-Ubudiyyah dan Tauhīdul-Ittijah .. 109 3. Islam adalah Kesempurnaan dan Kenikmatan Bagi Kaum Muslimin ............................................................... 111 4. Islam adalah Petunjuk Allah ............................................ 114 5. Islam adalah Cahaya Bagi Kalbu Yang Lembut dan Bersiih .............................................................................. 116 6. Islam adalah Cahaya Allah Yang Tidak Pernah Padam... 117 C. Analisis Penafasiran Sayyid Quṭb terhadap kata al-Islām ................... 119 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................... 131 B. Saran ......................................................................................... 133 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 135 xvi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam adalah risalah syumul yang berlaku bagi seluruh umat manusia secara total, bukan risalah yang terbatas oleh masa, generasi, umat dan status sosial tertentu.1 Islam yang lahir pada abad ketujuh dianggap sebagai salah satu reformasi agama terbesar diwilayah timur, disertai dengan al-Quran sebagai sebuah tulisan autentik yang menjelaskan secara konkret tentang segala hal.2 Maka dalam Islam al-Quran dijadikan sebagai pedoman hidup, karena selain berisi peristiwa-peristiwa penting al-Quran juga mengandung sumber-sumber syariat atau hukum yang kemudian dijadikan aturan dalam masyarakat. Sebagai kitab universal yang memuat segala tatanan hukum, al-Quran diyakini tidak akan pernah lekang dan lapuk dimakan zaman (ṣalih li kulli makān wa zamān). Ia terus dibaca dalam ibadah, dihafal, dipelajari dan diamalkan dalam setiap perbuatan. Pengkajian dan penafsiran terhadap alQuranpun terus-menerus dilakukan sebagai upaya pegejawantahan ajaranajarannya, serta agar al-Quran senantiasa relevan untuk setiap waktu dan tempat. 1 Yusuf Al-Qardhawi, Karakteristik Islam: Kajian Analitik terj. Rofi‟i Munawar dan tajuddin (Surabaya: Risalah Gusti, 1994), hlm. 121 2 Tosihiko Izutsu, Konsep Etika Religius dalam al-Quran terj.Agus Fahri Husain, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1993), hlm. 19 1 2 Penafsiran terhadap al-Quran merupakan proses interaksi antara teks dan konteks (realitas), proses dialektika tersebut tidak akan pernah berakhir mengikuti kondisi yang terus berubah dan problem umat yang semakin kompleks. Begitupun dengan penafsiran yang tidak akan pernah berhenti, melainkan selalu berproses seiring dan sejalan dengan tuntunan zaman. Dalam perjalanannya penafsiran al-Quran terus mengalamai perkembangan, baik dalam segi materi maupun metode yang digunakan. Secara garis besar terdapat tiga periode atau aliran dalam penafsiran, pertama tafsir era formatif yang berbasis pada nalar kuasi-kritis. Kedua tafsir era afirmatif yang berbasis pada nalar ideologis dan ketiga adalah tafsir reformatif yang berbasis pada nalar kritis. Model penafsiran terakhir ini didesain dengan model kekinian yang berusaha untuk menafsirkan al-Quran dengan menggunakan ide-ide dan metode baru sesuai dengan dinamika modernitas. Produk-produk penafsiran ini dapat diterima (acceptable) apabila penafsiran tersebut dapat memberikan solusi kongkret atas problem yang dihadapi manusia sekarang. Sebab tujuan menafsirakan al-Quran bukan lagi sekedar memahami ayat, sehingga mufasir kontemporer dituntut untuk mampu merespon setiap problem sosialkeagamaan serta untuk menghindari terjadinya pembacaan berulang-ulang (alQira’ah al-mutakarrirah) yang tidak produktif.3 3 156-157 Abdul Mustaqim, Epistemologi Tafsir Kontemporer, (Yogyakarta: Lkis, 2012), hlm. 3 Adapun salah satu problem saat ini adalah perbedaan paham yang terjadi diantara umat, perbedaan ini bukan hanya terletak pada hal-hal yang furu’ saja melainkan juga pada masalah yang paling prinsipil yakni pemahaman tentang Islam dan pengamalannya. Sayangnya perbedaan yang terjadi ini tidak dijadikan sebagai pengaya khazanah, tetapi justru digunakan sebagai upaya saling menyalahkan dan menyulut berbagai konflik. Padahal secara ideal Islam hadir sebagai agama yang demokratis, terbuka, dan membawa pesan perdamaian. Namun dalam tatanan realita seolah-olah Islam hadir sebagai agama yang menakutkan bagi sebagian golongan. Perbedaan metode dalam memahami dan mengamalkan ajaran Islam ini telah melahirkan banyak kelompok dan perpecahan. Setiap kelompok mengklaim bahwa kebenaran hanya dimiliki oleh kelompoknya, sedang kelompok diluarnya adalah salah atau sesat. Klaim pembenaran ini tidak jarang berakhir pada fenomena saling serang atau bunuh, Dewasa ini, sebut saja kelompok ekstremis ISIS (Islamic State in Iraq and Syiria) yang sempat menakuti seluruh dunia. Kelompok ini bertujuan membentuk daulah islāmiyah atau Negara Islam, namun memiliki interpretasi atau tafsir yang keras. Sebagai kelompok ekstrimis, ISIS dengan tegas mengajarkan kekerasan untuk mencapai tujuannya, sedang kelompok lain yang dianggapnya tidak sepaham akan menjadi musuh dan sasaran kebrutalan .4 4 11:1 www. wikipedia.org/wiki/Negara_Islam_Irak_dan_Syam diakses pada 22 Juli 2015 4 Fenomena ini jelas bertentangan dengan makna kata Islam itu sendiri. Islam yang berasal dari kata salama yang berarti „selamat‟, „damai‟, adalah agama yang membawa nilai, pesan, dan visi yang menghargai kemanusiaan dan perdamaian.5 Islam berasal dari kata salima-yaslamu-salāman, yang artinya selamat, damai, lalu dikembangkan dalam empat akar kata, aslama, yuslimu, islāman, yang artinya: mendamaikan. Islam juga mengajarkan menebarkan nilai-nilai perdamaian, bahkan melalui hal yang paling kecil, yakni menyapa orang lain dengan mengucapkan “salam perdamaian” (alSalāmu ‘alaikum).6 Berdasarkan pemaparan tersebut dapat dipahami bahwa Islam berdimensi luas dan pemaknaan terhadapnya sangat beraneka ragam. Islam yang berasal dari bahasa Arab menunjukkan suatu makna luhur dan nilai moral yang tinggi yakni “berserah diri kepada Tuhan”. Namun seiring perjalanannya Islam bukan hanya bermakna sebagai suatu bentuk penyerahan diri seseorang kepada Allah, tetapi juga menunjukkan pada sifat, perbuatan, agama, institusi bahkan identitas negara. Namun disisi lain makna Islam yang diungkap masih terkesan menyimpan sesuatu yang pelik dan problematis, pemaknaan terhadap Islam belum seutuhnya membawa umat pada persatuan dan menyelesaikan berbagai problem, inilah diantara salah satu alasan mengapa penulis tertarik untuk mengambil tema ini. 5 Zuhairi Misrawi dan Novriantoni, Doktrin Islam Progresif ; Memahami Islam sebagai Ajaran Rahmat, (Jakarta :LSIP, 2004), hlm. 9 6 Zuhairi Misrawi dan Novriantoni, Doktrin Islam Progresif , hlm. 121-123 5 Terlepas dari berbagai definisi dan problem umat saat ini, memahami Islam dengan benar adalah sesuatu yang sangat penting, karena pemahaman yang benar akan mengantarkan pada pengamalan yang benar pula. Pemaknaan dan pemahaman muslim terhadap Islam inilah yang selanjutnya akan dikaji. Bagaimana al-Quran sebagai sumber ajaran Islam dan inspirasi bagi umatnya menjelaskan makna kata al-Islām dengan menggunakan objek kajian tafsir Fī Ẓilāl al-Qur’ān (selanjutnya disebut Ẓilāl saja) dan penafsiran pemikiran pengarangnya Sayyid Quṭb (selanjutnya disebut Quṭb saja). Ia memang bukan satu-satunya mufassir kontemporer, namun berangkat dari latar belakangnya sebagai reformis sekaligus tokoh yang dianggap paling representatif bagi perkembangan pemikiran Islam,7 Quṭb dianggap sebagai tokoh yang memberikan kontribusi besar pada perkembangan Islam baik dalam sisi keilmuan maupun pergerakan.8 Metode yang digunakannya dalam menafsirkan al-Quranpun berbeda dengan metode penafsiran sebelumnya, dalam menafsirkan Ẓilāl ia mendirikan aliran baru dalam penafsiran, yakni tafsir haraki.9 Sebagai seorang mufassir dan 7 Afif Muhammad, Dari Ideologi ke Teologi: Telaah atas Metode dan Pemikiran Teologi Sayyid Quṭb (Bandung: Rumput Merah), hlm 40 8 Sayyid Quṭb adalah seorang tokoh yang tidak hanya menghadirkan diri sebagai seorang pemikir melalui tulisan-tulisannya, tetapi juga sebagai mujahid yang ikut berjuang bersama bangsanya. 9 Fī Ẓilāl al-Qur’ān disebut-sebut sebagai sebuah kitab tafsir haraki atau tafsir pergerakan, karena tafsir tersebut memberikan nuansa gerakan yang kuat. Sebagai seorang mufassir dan reformis Quṭb menulis dengan gaya seorang propagandis yang menawarkan konsep teologi (akidah Islam) menjadi pedoman bagi umat. Akidah yang dimaksud adalah aqidah yang bersumber dari al-Quran, menurutnya akidah Islam adalah aqidah aktif yang bersifat mengerakan, maka dalam tafsirnya ia menekankan aspek tersebut, agar metode akidah Islam mampu mewarnai seluruh aspek kehidupan umat (sosial, politik, ekonomi, dsb). 6 pembaharu ia dengan tegas menolak pemikiran dan berbagai nilai-nilai hidup Barat, menurutnya Islam adalah pedoman hidup yang diciptakan Allah untuk manusia, meskipun sepanjang hidupnya manusia mengalami perkembangan dan perubahan, ajaran Islam akan selalu cocok untuk segala waktu dan tempat.10 Quṭb sangat ekspresif dalam mengungkapkan perasaannya dengan perbendaharaan kata yang kaya dan tajam, terutama dalam menggambarkan ancaman yang dihadapi Islam.11 Ia menyusun Ẓilāl dengan perasaan yang sangat jujur, bahwa umat Islam modern sedang berada dalam kesengsaraan yang disebabkan oleh berbagai paham yang merusak dan memicu pertarungan darah tiada henti, maka baginya tidak ada jalan keselamatan lain selain Islam.12 Sehingga jelas dalam penafsirannya Quṭb tidak mendukung salah satu mazhab atau golongan, tetapi berupaya menekankan pada perbaikan materi kondisi kaum muslim dan semangat kebangkitan Islam.13 Maka pandangan dan penafsirannya tentang al-Islām ini menjadi sangat menarik untuk dikaji. 10 Dalam hal ini Quṭb bukan menolak perubahan dan pembaharuan, tetapi yang ia inginkan adalah perubahan dan pembaharuan yang dilandaskan pada Islam, bukan berasal dari Barat. Menurutnya kaum muslim tidak perlu mengambil sistem dari luar, sebab Islam sebagai pedoman hidup yang diciptakan Allah memiliki konsep-konsep yang kaya dan memadai. Menurutnya Islam adalah agama rasional dan memiliki ajaran-ajaran yang sesuai dengan fitrah manusia, sebab ia berasal dari Tuhan yang tahu tentang kebutuhan dan kebaikan manusia, maka umat Islam tidak perlu mengambil rujukan lain selain yang terdapat dalam ajaran Islam. 11 Leonard Binder, Islam Liberal:Kritik Terhadap Ideologi-ideologi Pembangunan terj. Imam Muttaqin (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2001), hlm. 256 12 Manna Khalil Al-Qattan, Studi Ilmu-ilmu al-Quran terj. Mudzakir AS (Jakarta: Litera Antarnusa, 1996), hlm. 513. 13 Shalah Abdul Fatah al-Khalidi, Tafsir Metodologi Pergerakan di Bawah Naungan Quran terj. Asmuni Sholihan Zamakhsyari, (Jakarta Yayasan Bunga Karang, 1995), hlm. 99 7 B. Rumusan masalah 1. Bagaimana Sayyid Quṭb menafsirkan kata al- Islām dalam al-Quran? 2. Bagaimana sikap keberagamaan Sayyid Quṭb yang dilihat melalui penafsirannya terhadap kata al- Islām dalam kitab Fī Ẓilāl al-Qurān? C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Sejalan dengan rumusan masalah yang dikemukakan, penelitian ini bertujuan untuk menelaah makna al-Islām dengan menggunakan objek kajian tafsir Fī Ẓilāl al-Qurān. Quṭb adalah seorang tokoh reformis sekaligus mufassir yang dengan teguh ikut serta memperjuangkan prinsip Islam melalui gerakan dan karya-karyanya, sehingga diharapkan melalui pemikiran dan penafsirannya akan mendapatkan pemahaman yang utuh dan aktual mengenai Islam. Selain itu penelitian yang dilakukan terkait kata al-Islām dalam alQuran menurut penafsiran Sayyid Quṭb ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih dalam pengembangan wawasan keislaman, serta memperkaya khazanah studi al-Quran. D. Telaah Pustaka Dalam khazanah keilmuan, penelitan tentang Islam sudah seringkali dilakukan. Meskipun demikian sejauh penelusuran penulis belum ada tulisan atau karya yang berjudul kata al-Islām dalam al-Quran menurut penafsiran Sayyid Quṭb dalam kitab Fī Ẓilāl al-Qurān. Berdasarkan telaah pustaka yang 8 telah dilakukan, penulis membagi fokus penelitian ini pada dua variabel yakni kata al-Islām dan penafsiran Sayyid Quṭb, sehingga bahan-bahan dari penelitian ini adalah menyangkut karya-karya yang terkait atau secara teoritik memperlihatkan tema tersbut. Pertama, memfokuskan pada makna kata al-Islām dengan segala bentuk derivasinya. Kata “Islam” yang merupakan suatu nama yang dinisbahkan kepada agama yang dibawa oleh Muhammad, namun secara harfiah memiliki makna “ketundukan dan kepatuhan kepada Tuhan”. Arti kepatuhan inilah yang sebenarnya merupakan inti dari keberagamaan atau tujuan seseorang dalam beragama. Selain memaparkan makna al-Islām secara historis, dalam Tafsir Inklusif Makna Islam karya Ajat Sudrajat juga terdapat pembahasan tentang analisis linguistik atas derivasi kata al-Islām dalam alQuran, yang mencakup bentuk kata kerja (fi’il), kata sifat (ism) dan kata benda (maṣdar).14 Selanjutnya penulis merujuk pada karya-karya yang membahas makna al-Islām secara umum dan lebih luas seperti karya Said Hawa: al-Islām, Harun Nasution; Islam ditinjau dari Berbagai Aspeknya, M.Atho Mudzhar; Pendekatan Studi Islam dalam Teori dan Praktek, F. Schoun; Memahami Islam, Abul A‟la al-Maududi; Prinsip-prinsip Islam dan karya-karya lain sebagainya. Kedua, sebagai variabel inti, penulis berupaya untuk mengkaji penafsiran Sayyid Quṭb tentang makna kata al-Islām dalam Tafsir Fī Ẓilāl al14 Ajat Sudrajat, Tafsir Inklusif Makna Islam,(Yogyakarta: AK Group, 2004) 9 Qurān. Penulis memulai dengan karya-karya yang memuat biografi tentang pengarangnya, Dari Ideologi ke Teologi: Telaah atas Metode dan Pemikiran Teologi Sayyid Quthb karya Afif Muhammad. Buku ini secara khusus mengkaji pemikiran Quṭb yang dipandang paling mewakili corak Islam pada abad ke-20. Pada mulanya buku ini merupakan disertasi yang disusun untuk meraih gelar doktor pada program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri, Syarif Hidayatullah, Jakarta (kini UIN Jakarta).15 Mereka Yang Telah Pergi karya Abdullah Aqil yang berjudul asli Min A’lami Harakah wa al-Da’wah al-Islamiyah al-Mua’shirah. Buku ini berisi biografi, aktivitas, sifat dan penilaian terhadap 71 tokoh terbaik Islam. Ditulis oleh mantan wakil sekretaris jendral Rabithah Mekkah, diantaranya terdapat bab pembahasan tentangnya yang mencakup biografi, perjalanan dakwah dan penilaian Abdullah Aqil selaku penulis sekaligus rekan yang mengetahui perjalanan hidup Quṭb.16 Selain merujuk pada Ẓilāl penulis juga mengkaji beberapa karya Quṭb yang bertujuan untuk mengumpulkan point-point pemikirannya tentang makna al-Islām. Diantaranya adalah: Mengapa Saya di Hukum Mati?: Pengakuan Terakhir Sayyid Quṭb. Judul asli buku ini adalah Li Maẓa A’damuni yang 15 Afif Muhammad, Dari Teologi ke Ideologi: Telaah Atas Metode dan Pemikiran Teologi Sayyid Quṭb, (Bandung: Pena Merah, 2004). 16 2010). Abdullah Aqil, Mereka Yang Telah Pergi terj.Khozin Abu Faqih ( Jakrta: Al-I‟tishom, 10 merupakan dokumen pengalaman dan pengakuan yang ditulis olehnya sejak mulai bergabung dengan al-Ikhwān al- Muslimūn.17 Karakteristik Konsepsi Islam, buku ini secara sistematis membahas mengenai karakteristik konsep Islam dengan metode Islami, yakni mengambil setiap pembahasan melalui al-Quran, karakteristik Islam yang dimaksud mencakup Kerabanian, kekonstanan, keuniversalan, keseimbangan, keaktivan, kerealistisan dan ketauhidan. Quṭb secara jelas menetapkan aturan-aturan kehidupan Islami dan batas-batas sistem Islam dengan bersandar pada nashnash al-Quran.18 Beberapa Studi Tentang Islam, yang berjudul asli Dirasat Islamiyah. Buku ini terdiri dari 37 bab pembahasan tentang problem kemasyarakatan. Dalam buku ini juga terdapat beberapa pendapat umum Quṭb tentang Islam.19 Masyarakat Islam, dari pemaparan singkat buku ini, jelas bahwa Quṭb sangat mengharapkan kebangkitan masyarakat Islam dengan kembali pada ajaran murni, yakni al-Quran dan Hadits.20 Begitupun dengan Ciri Khusus Citra Islam, yang dalam beberapa pembahasan dan pemaparannya jelas terlihat penolakan Quṭb terhadap Barat. Menurutnya kemerosotan Islam saat ini 17 Sayyid Quṭb, Mengapa Saya di Hukum Mati? terj.Ahmad Djauhar Tanwiri ( Bandung: Mizan, 1993). 18 Sayyid Quṭb, Karakteristik Konsepsi Islam terj. Muzakir (Bandung: Pustaka, 1990). 19 Sayyid Quṭb, Beberapa Studi Tentang Islam terj. Rachman Zainudin. (Jakarta: Media Dakwah, 1982). 20 1976) Sayyid Quṭb, Masyarakat Islam terj. Mu‟thi Nurdin, Cet. II, (Bandung: Al-Ma‟arif 11 disebabkan oleh berpalingnya umat pada dunia Barat dan tidak lagi memegang teguh ajaran murni Islam.21 Sedangkan dalam khazanah akademik UIN Sunan Kalijaga, kitab Tafsir Fī Ẓilāl al-Qurān juga menarik perhatian para akademisi untuk dikaji lebih dalam, hal ini terbukti dengan banyaknya skripsi yang membahas mengenai penafsiran Sayyid Quṭb dalam kitab Tafsir Fī Ẓilāl al-Qurān diantaranya adalah skripsi saudara Alif Qoriatul Angfiri yang berjudul Penafsiran Sayyid Quṭb tentang al-Yahud dalam Tafsir Fī Ẓilāl al-Qurān tahun 2010, saudari Lasmi yang berjudul Penafsiran Ayat-ayat tentang Dakwah: Telaah Kitab Tafsir Fī Ẓilāl al-Qurān Karya Sayyid Quṭb tahun 2014, Nur Islami, Hijab Menurut Sayyid Quṭb dalam Kitab Tafsir Fī Ẓilāl alQurān tahun 2002, Syaifullah al-Ali Mustada’fin dalam al-Quran Studi Penafsiran Sayyid Quṭb dalam Tafsir Fī Ẓilāl al-Qurān, 2004 dan Faturakhman dengan skripsinya Tagut Menurut Sayid Quṭb dalam Tafsir Fī Ẓilāl al-Qurān tahun 2005. E. Kerangka Teori Sikap dan perilaku seseorang terhadap suatu agama sangat dipengaruhi oleh pemahamannya, misalnya seorang muslim dalam melihat teks maupun sejarah ditentukan oleh bagaimana sikapnya terhadap agama lain. Begitupun dengan tema yang akan dikaji, yakni penafsiran Sayyid Quṭb terhadap Islam 21 Sayyid Quṭb, Ciri Khusus Citra Islam dan Landasan Dasarnya terj. Abu Laila dan M. Tohir (Bandung: al-Ma‟arif: 1988), hlm. 37. 12 sangat dipengaruhi oleh sikap keberagamaannya. Raimundo Panikar membagi tiga macam sikap-model seseorang dalam beragama, sikap tersebut yang kemudian menjadi sifat dasar dan fungsi seseorang dalam agamanya, ketiga tipologi tersebut adalah ekslusivisme, inklusivisme, dan pararelisme.22 Ekslusivisme merupakan sikap yang memiliki tuntutan kebenaran agama yang dipeluknya dan memegang teguh kepercayaan tersebut. Berangkat dari suatu pernyataan bahwa sesuatu yang dinyatakan benar maka pernyataan lain atau agama yang lain dianggap salah.23 Sikap eksklusive adalah sikap yang secara tradisional sangat berpengaruh dan mengakar dalam masyarakat muslim. Kelompok ini mengangap bahwa Islam adalah satu-satunya jalan kebenaran dan keselamatan, sikap ini dikembangkan berdasarkan ayat-ayat alQuran seperti, Islam adalah agama yang paling benar; (QS.3:19), agama selain Islam tidak akan diterima Tuhan (QS.3:85), termasuk berbagai bentuk penafsiran lain atas dasar al-Quran dan Hadits.24 Inklusif merupakan sikap yang membela kebenaran agamanya dengan menyatakan bahwa agamanya meliputi seluruh agama-agama yang ada. Kelompok ini biasanya menginterpretasikan dan mencocokan kembali antara satu agama dengan agama yang lain.25 Sikap inklusive menganggap bahwa 22 Raimundo Panikar, Dialog Intra Religius terj. Kelompok Studi Filsafat Driyakarya, Cet I (Yogyakarta: Kanisius, 1994), hlm. 18. 23 Raimundo Panikar, Dialog Intra Religius, hlm. 19 24 Budhy Munawar Rachman, Argumen Islam untuk Pluralism (Jakarta: Grasindo 2008), 25 Raimundo Panikar, Dialog Intra Religius, hlm. 20 hlm. 23 13 Islam mengisi dan menyempurnakan berbagai jalan lain, dimulai dengan penggalian pengertian Islam yang bukan sebagai Organized Religion (agama terlembaga), tetapi menggalinya dalam arti ruhani. Islam yang artinya pasrah sepenuhnya (kepada Allah), merupakan inti ajaran agama yang benar disisi Allah. Kelompok ini menegaskan bahwa agama semua Nabi pada dasarnya adalah sama dan satu, yaitu Islam, meskipun memiliki syariatnya yang berbeda-beda. 26 Paralelisme, atau pluralism merupakan sikap yang menolak klaim kebenaran agama dengan menganggap bahwa semua agama itu berbeda, namun tetap memiliki kesejajaran yang pada akhirnya akan bertemu pada eschaton (hari akhir).27 Sikap plural beranggapan bahwa setiap agama mempunyai jalannya sendiri yang sama-sama absah untuk mencapai apa yang disebut keselamatan. Paradigma ini percaya bahwa setiap agama mempunyai jalan keselamatannya sendiri, karena itu klaim Islam adalah satu-satunya jalan (ekslusive) atau yang melengkapi dan mengisi jalan yang lain (inklusive) haruslah ditolak, atau lebih tepatnya dikembangkan selebar mungkin, demi alasan-alasan teologis dan fenomenologis, salah satunya untuk menjawab berbagai konflik dan realitas masyarakat yang plural.28 Mengutip pendapat H. Abdul Mustaqim bahwa meskipun teks alQuran itu tunggal, namun pada kenyataannya hasil dari pemahaman dan 26 27 28 Budhy Munawar Rachman, Argumen Islam untuk Pluralism, hlm. 23-25 Raimundo Panikar, Dialog Intra Religius, hlm. 22-23 Budhy Munawar Rachman, Argumen Islam untuk Pluralism, hlm. 23-25 14 penafsiran terhadap teks itu akan mengalami diversity (keberagaman). Hal ini disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor internal terkait hal-hal yang berada dalam teks itu sendiri dan faktor eksternal yang meliputi situasi dan kondisi mufasir serta audiennya.29 Beliau membagi madzhab atau aliran tafsir menjadi tiga periode yakni: tafsir periode klasik (Dari abad I-II H/ 6-7 M), tafsir periode pertengahan (dari abad III- IX H/ 9-15 M) dan tafsir periode modernkontemporer dari abad XXI-XIV H/18-21 M). Sayyid Quṭb adalah termasuk kategori tokoh mufasir era konteporer dan masuk kedalam kelompok Ittijah salafi. 30 Penafsiran merupakan sebuah respon dari mufasir ketika memahami teks, situasi, dan problem sosial yang dihadapinya, artinya ketika seorang mufasir berhadapan dengan teks maka sebenarnya ia sudah memiliki prior text, yakni latar keilmuan, konteks sosial, politik kepentingan dan tujuan penafsiran.31 Sehingga dalam penelitian ini akan menjawab bagaimana keterpengaruhan hal tersebut dalam Ẓilāl sekaligus mengetahui sikap keberagamaan Quṭb berdasarkan tiga model-tipologi keberagamaan yang telah dijelaskan. 29 Abdul Mustaqim, Dinamika Sejarah Tafsir al-Quran, (Yogyakarta: LSQ Ar-Rahmah, 2012), hlm. 14 30 Abdul Mustaqim, Dinamika Sejarah Tafsir al-Quran, hlm. 149 31 Abdul Mustaqim, Epistemologi Tafsir Konteporer, hlm.56-57 15 F. Metode Penelitian 1. Jenis penelitian Dalam penyusunan skripsi ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan (Library Research). Penelitian kepustakaan merupakan sebuah penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi dari bantuan macam-macam materi yang terdapat diruang perpustakaan. Buku-buku agama dan ensiklopedi merupakan kepustakaan umum, adapun kepustakaan khusus seperti jurnal, tesis disertasi dan sebagainya, sedangkan kepustakaan cyber yaitu kepustakaan global yang terdapat dalam internet, dan lain-lain.32 sehingga penelitian ini sepenuhnya didasarkan atas bahan-bahan kepustakaan yang terkait dengan penelitian. 2. Sumber data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder. Referensi utama yang digunakan sebagai data primer adalah kitab Tafsir Fī Ẓilāl al-Qurān, sedangkan data sekunder penulis dapatkan dari buku-buku yang mendukung terkait dengan penelitian yang dilakukan diantaranya: karya-karya yang membahas biografi serta kitab tafsirnya terdapat dalam Dari Teologi ke Idiologi: Telaah atas Metode dan Pemikiran Teologi Sayyid Quṭb karya Muhammad Afif, Mereka yang Telah Pergi karya Abdullah Aqil serta Tokoh-Tokoh Islam yang Berpengaruh Abad 20 karya Herry Mohammad. 32 Syahrian Harahap, Metodologi Studi dan Penelitian Ilmu-Ilmu Ushuluddin, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000), hlm. 90 16 Buku-buku tentang kajian Islam yang setema dengan penelitian ini adalah Said Hawa; al-Islām, Harun Nasution; Islam di Tinjau dari Berbagai Aspeknya, M.Atho Mudzhar: Pendekatan Studi Islam dalam Teori dan Praktek, F. Schoun; Memahami Islam, Abul A‟la al-Maududi; Prinsip-prinsip Islam dan karya-karya lain sebaginya. Sedangkan karya Quṭb yang penulis temukan sekaligus membahas tentang makna al-Islām adalah Karakteristik Konsepsi Islam, Masyarakat Islam, Beberapa Studi tentang Islam, Mengapa Saya dihukum Mati, Ciri Khusus Citra Islam dan Landasan dasarnya, Keadilan Sosial dalam Islam dan Petunjuk Jalan Yang Mengetarkan Iman. 3. Teknik Pengumpulan Data Mengingat penelitian ini adalah library research maka teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi, dengan menggumpulkan data melalui karya, jurnal, surat kabar dan bahan-bahan tertulis baik cetak maupun elektronik yang berkaitan dengan topik yang dibahas. Data yang diperoleh baik primer yakni kitab Fī Ẓilāl al-Qurān, dan data sekunder terkait biografi Sayyid Quṭb, kitab Fī Ẓilāl al-Qurān, makna al-Islām dalam al-Quran serta penafsiran dan pandangan Sayyid Quṭb tentang Islam. 4. Teknik Analisis data Data-data yang telah terkumpul akan dianalisis dengan metode deskriptif-analitis-kritis. Pertama, Penulis memulai dengan menganalisis konteks penafsiran yang melatarbelakangi penyusunan kitab dengan 17 menggunakan pendekatan sosio-historis, yakni kondisi sosial saat Ẓilāl disusun. Saat itu Mesir tengah mengalami pergolakan dengan berbagai persoalan politik yang cukup kompleks dan kitab tersebut disusun ketika penulisnya berada dalam penjara. Sehingga pemikiran dan penafsirannya tentang makna al-Islām sangat dipengaruhi oleh kondisi Mesir dan perjuangannya saat itu. Kedua, tinjauan umum kata al-Islām dan variasi maknanya dalam al-Quran. Setelah itu penulis juga akan mengkaji pemikiran Quṭb terhadap Islam yang tersebar dalam berbagai kitab dan tulisannya, hal ini bertujuan untuk memberi penjelasan lebih lanjut terkait penafsirannya tentang al-Islām. Data-data yang telah didapatkan baik data primer maupun sekunder disusun secara sistematis yang bertujuan untuk memudahkan pemahaman. Dari data-data tersebut penulis akan membagi pembahasan menjadi beberapa bab yang kemudian akan dijelaskan mengunakan metode deskriptik-analitis sehingga permasalahan yang dikaji menjadi jelas dan materi pembahsanpun lebih mudah dipahami. G. Sistematika Pembahasan Pembahasan dalam penelitian ini dibagi menajdi beberapa bab dan subbab yang saling berkaitan. berikut adalah rinciannya: Bab pertama, berisikan pendahuluan yang menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori metode penelitian, dan sistemika pembahasan. 18 Bab kedua akan dipaparkan menganai biografi Sayyid Quṭb dan kitab Fī Ẓilāl al-Qurān, pembahasan biografi dimulai dari latar belakang keluarga dan sosial, aktivitas keilmuan, bergabungnya dengan al-Ikhwān al-Muslimūn dan karya-karyanya. Sedangkan pembahasan seputar kitab Ẓilāl dimulai dari latar belakang penulisan, penamaan dan tujuan penulisan, serta metode, corak dan sistematika penyusunan kitab. Bab ketiga`akan membahas tentang makna al-Islām secara umum, uraian topik pada pembahasan ini meliputi pengertian dasar al-Islām secara etimologi dan terminologi, derivasi kata al-Islām, serta makna al-Islām dalam al-Quran. Pembahasan ini bertujuan untuk memperoleh pandangan secara umum tentang al-Islām menurut para tokoh yang kemudian akan penulis jadikan sebagai pisau analisis dalam memahami makna al-Islām menurut Sayyid Quṭb dalam Fī Ẓilāl al-Qurān. Bab keempat yang merupakan inti dari penelitian ini yakni penafsiran Sayyid Quṭb tentang Islam dalam tafsir Fī Ẓilāl al-Qurān. Dalam penelitian ini penulis membatasi ayat-ayat yang akan dikaji dengan mengacu pada Mu’jam Muhfaras karya Al-Baqi yaitu kata al-Islām dalam al-Quran disebut sebanyak enam kali diantaranya pada Q.S Āli ‟Imran (3): 19 dan 85, QS. alMā‟idah (5):3, al-An‟am (6):125, al-Zumar (39): 22 dan al-Ṣaff (61): 7. Pada bab terakhir yaitu kelima merupakan kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan pemaparan singkat dari penelitian yang penulis lakukan berdasarkan rumusan masalah. Terakhir sub bab saran adalah memuat beberapa masukan atau rekomendasi bagi penelitian selanjutnya. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Kata al-Islām dalam al-Quran dengan segala bentuk derivasinya memiliki arti yang bermacam-macam seperti damai, sejahtera, tunduk, patuh, berserah diri, dan suci. Ayat-ayat yang penulis ambil dalam penelitian ini adalah ayat-ayat yang memuat kata al-Islām dalam bentuk maṣdar, yang didalam al-Quran disebutkan sebanyak 6 kali dan tersebar dalam 5 surat. Ayat-ayat tersebut diantaranya QS. Āli ’Imran (3): 19 dan 85, QS. al-Mā’idah (5):3, QS. al-An’am (6): 125, QS. al-Zumar (39):22 dan QS. al-Ṣaff (61): 7. Kata al-Islām dalam bentuk maṣdar yang disebutkan dalam ayat tersebut memiliki kedudukan tinggi yang berarti Islam sebagai agama sekaligus merupakan sebuah bentuk penekanan bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang diterima Allah. Dari penafsiran Sayyid Quṭb terhadap ayat-ayat tersebut dalam kitab tafsirnya Fī Ẓilāl al-Qurā, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan diantaranya: 1. Quṭb memaknai kata al-Islām sebagai ketauhidan kepada Allah. Bentuk ketauhidan yang dimaksud adalah mengakui “Keesaan Allah” dan meyakini hanya ada satu akidah yang diterima oleh Allah yakni Islam. Selain itu, Islam bukanlah sekedar pengakuan dalam hati atau persaksian dalam bentuk syahadat. Akan tetapi Islam yang dimaksud Quṭb adalah istislam yakni seseorang harus tunduk, patuh kepada kedaulatan Allah dan hanya melaksanakan manhaj Allah semata. Menurutnya Islam bukanlah 131 132 sebuah teori, melainkan sesuatu yang harus direalisasikan dan bahkan diperjuangkan. Tidak cukup hanya dengan tabligh dan penjelasan melainkan sebuah deklarasi dalam bentuk ucapan dan tindakan. Dengan tegas Quṭb juga memaknai kata al-Islām sebagai sebuah agama yang sempurna dan menyeluruh (QS. al-Mā’idah (5):3). Dalam artian sesungguhnya Islam sebagai agama terakhir yang dibawa oleh Nabi Muhamamad merupakan risalah yang sempurna yang tidak memerlukan penambahan atau penguranggan. Selain itu Islam adalah agama yang memuat segala tata aturan yang lengkap, meliputi semua segi kehidupan, sehingga umat tidak perlu mengambil sistem lain selain apa yang terdapat dalam Islam. Ia menegaskan bahwa Islam adalah agama yang tetap terpelihara, tidak akan terhapuskan dan tidak akan mengalami perubahan. 2. Dari penafsirannya terhadap kata al-Islām dan beberapa pemaparan terkait pandangannya terhadap Islam, dapat disimpulkan bahwa Sayyid Quṭb menghadirkan diri sebagai seorang ekslusive. Sikap keberagamaan yang menjalankan kepercayaannya dengan menganggap bahwa agamanya adalah agama yang paling benar, sehingga kelompok lain diluar agamanya atau non-Islam tidak dapat digolongkan dalam kebenaran yang serupa. Kelompok ini menganggap bahwa Islam adalah satu-satunya jalan kebenaran dan keselamatan. Hal ini juga dapat dilihat melalui berbagai pemikiran dan tulisannya tentang sifat, fungsi dan misi Islam. Namun jika menilik pada perjalanan hidupnya yang keras, tampak jelas jika Quṭb melewati beberapa 133 tahapan yang membuatnya berangsur-angsur mengambil sikap ekslusive dalam Islam. Pengalamannya yang pahit, proses peralihan pemikiran dan pandangannya terhadap Islam serta keterlibatannya dalam gerakan ikhwān dapat dijadikan sebagai penyebab dari sikap keberagamaan yang diambilnya. B. Saran Penulis menyadari bahwa penelitian ini jauh dari kata sempurna, banyak hal yang nantinya perlu dikaji. Oleh karena itu untuk lebih memperdalam kajian tentang kata al-Islām dalam al-Quran, menurut penulis ada beberapa hal yang perlu ditindaklanjuti oleh peneliti berikutnya seperti: 1. Perlu adanya penelitian lebih mendalam terhadap makna al-Islām. Sebab sejauh penelusuran penulis meskipun penelitian terkait Islam sudah banyak dilakukan, namun belum ada penelitian yang membahas term makna al-Islām secara mendalam. Hal ini sangat menarik sebab kata alIslām memiliki banyak perubahan bentuk dan makna dalam penggunaannya, yang dalam al-Quran memiliki kaitan antara satu ayat dengan ayat yang lain dan satu makna dengan makna yang lain. Maka akan lebih tepat jika penelitian terkait term al-Islām dalam al-Quran melalui analisa semantik. 2. Melakukan studi komparasi serta melakukan kontekstualisai terhadap kandungan ayat terkait makna al-Islām. Penelitian ini dilakukan untuk menjawab berbagai problem umat konteporer, dimana setiap kelompok 134 memiliki penafsiran sendiri atas agama yang dianutnya yang tidak jarang berakhir pada konflik. Maka penelitian terhadap term al-Islām dapat dilakukan secara lebih luas, baik dalam segi tafsir, tokoh ataupun lapangan. Terakhir, kritik bagi penulis diharapkan menjadi bentuk evaluasi kedepannya, agar nantinya kekurangan-kekurangan pada penelitian ini dapat diperbaiki kembali. Kritik konstruktif selalu menjadi harapan penulis sebagai bentuk masukan dan pembenahan terhadap penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Abd Al-Bāqi, Muhammad Fuād. Mu’jam Muhfaras Li Alfaẓḥ al-Qurān. Beirut: Dār al-Fikr, 1992. Amal, Taufik Adnan. Rekontrusksi Sejarah al-Quran. cet. Ke-1 Yogyakarta: FkBA, 2001. Aqil, Abdullah. Mereka yang Telah Pergi terj.Khozin Abu Faqih, Lc. Jakrta: AlI’tishom, 2010. Arkoun, Muhammad. Rethinking Islam, terj. Yudian W Asmin dan Latiful Khuluq. Yogyakarta: Pustaka Pelajar: 1996. Arkoun, Muhammad. Islam Kemarin dan Hari Esok terj Ahsin Muhammad. Bandung: Penerbit Pustaka: 1997. Aṣfahāni, Al-Rāgib Al. Mu’jam Mufradāt al-faẓ al-Qurān. Lebanon: Dār alKutub, 2008. Ayyub, Mahmud. Al-Quran dan Para Penafsirnya terj. Nick G Darma Putra. Jakarta: Pustaka Firdaus, 1992. Binder, Leonard. Islam Liberal:Kritik Terhadap Ideologi-Ideologi Pembangunan terj. Imam Mutaqin. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2001. Cawidu, Harifuddin. Konsep Kufur dalam al-Quran; Suatu Kajian Teologis dengan Pendekatan Tafsir Tematik. Jakarta: Bulan Bintang. Chirzin, Muhammad. Kontroversi Jihad di Indonesia. Yogyakarta: Pilar Media, 2006. ---------- al-Quran dan Ulumul Quran, Yogyakarta: Dhana Bakti Prima Yasa, 1998. Enayat, Hamid. Reaksi Politik Sunni dan Syi’ah: Pemikiran Politik Islam Modern Menghadapi Abad ke-20. Bandung: penerbit Pustaka, 1988. Esposito, John L. Dinamika Kebanggunan Islam: Watak, Proses, dan Tantangan. terj. Bakri Siregar. Jakarta: CV. Rajawali. ---------- The Oxford Encyclopedia Of Modern Islamic World. New York:Oxford University Press,1995. 135 136 ---------- Ancaman Islam: Mitos atau Realitas terj. Alwiyyah Abdurrahman dan MISI. Bandung: Mizan, 1996. Fadullah, Mahdi. Titik Temu Agama dan Politik: Analisa Pemikiran Sayyid Quṭb Solo: Ramadhani, 1991. F. Schoun. Memahami Islam terj. Anas Mahyudin. Bandung: Penerbit Pustaka, 1994. Harahap, Syahrian. Metodologi Studi dan Penelitian Ilmu-Ilmu Ushuluddin. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000. Hawa, Said. al-Islam terj. Abu Ridho dan Annur Rafiq Shaleh Tamhid. Jakarta: al-I’tishom, 2012. Hidayat, Nu’im. Sayyid Quṭb Biografi dan Kejernihan Pemikirannya. Jakarta: Gema Insani Press, 2005. Ibn. Mandzur. Lisan al-Arab, Kairo: Dar al-Ma’arif, t.t), vol. III, Muhaqqiq: Muhammad ‘Ali al-Kabir dkk. Izutsu, Tosihiko. Konsep Etika Religius dalam al-Quran terj. Agus Fahri Husain. Yogyakarta: Tiara Wacana, 1993. Jamilah, Maryam. Para Mujahid Agung terj. Hamid Lutfi A.B. Bandung: Mizan, 1993. Khalidi, Shalah Abdul Fatah Al. Tafsir Metodologi Pergerakan di Bawah Naungan Quran terj. Asmuni Sholihan Zamakhsyari. Jakarta: Yayasan Bunga Karang, 1995. Mashur, Kahar. Pokok-Pokok Ulumul Quran. Jakarta: Rineka Cipta, t.th. Maududi, Abul A’la Al. Prinsip-prinsip Islam terj. Abdullah Suhailli. Bandung: Al-MA’arif, 1991. Misrawi, Zuhairi. Pandangan Muslim Moderat; Toleransi, Terorisme dan Oase Perdamaian. Jakarta: Gramedia, 2010. Misrawi, Zuhairi. Doktrin Islam Progresif; Memahami Islam sebagai Ajaran Rahmat. Jakarta :LSIP, 2004. Mohammad, Herry. dkk, Tokoh-Tokoh Islam yang Berpengaruh Abad 20. Jakarta: Gema Insani, 2006. 137 Muhammad, Afif. Dari Ideologi ke Teologi: Telaah atas Metode dan Pemikiran Teologi Sayyid Quṭb. Bandung: Rumput Merah. Mustaqim, Abdul. Epistemologi Tafsir Konteporer. Yogyakarta: Lkis, 2012. ---------- Dinamika Sejarah Tafsir al-Quran. Yogyakarta: LSQ Ar-Rahmah, 2012. Mudzhar, M.Atho. Pendekatan Studi Islam dalam Teori dan Praktek. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998. Nasution, Harun. Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya. Jilid 1, Jakarta: UIPress, 2013. Nasocha. “Penafsiran Sayyid Quṭb tentang Mukmin sebagai Pelaku Kebaikan dalam Kitab Fī Ẓilāl al-Qurān” Skripsi Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2009. Panikar, Raimundo. Dialog Intra Religius, terj. Kelompok Studi Filsafat Driyakarya. Yogyakarta: Kanisius, 1994. Qardhawi, Yusuf Al. Karakteristik Islam: Kajian Analitik. Surabaya: Risalah Gusti, 1994. Qattan, Manna’ Khalil Al. Studi Ilmu-Ilmu al-Qur’an terj. Muzakir AS. Jakarta: Litera Antar Nusa, 1996. Quṭb, Sayyid. Fī Ẓilāl al-Qurān (Dibawah Naungan al-Quran). Jakarta: Gema Insani, 2012. ---------- Karakteristik Konsepsi Islam, terj. Muzakir. Bandung: Pustaka, 1990. ---------- Beberapa Studi Tentang Islam terj. Rachman Zainudin. Jakarta: Media Dakwah, 1982. ---------- Masyarakat Islam. terj. Mu’thi Nurdin. Cet. II. Bandung: Al-Ma’arif 1976. ---------- Mengapa Saya Dihukum mati?: Pengakuan Terakhir Sayyid Quthb terj. Ahmad Djauhar Tanwiri. Bandung: Mizan, 1993. ---------- Keadilan Sosial dalam Islam terj Afif Muhammad. Bandung: Pustaka, 1984. ---------- Ciri Khusus Citra Islam dan Landasan Dasarnya terj. Abu Laila dan M. Tohir. Bandung: al-Ma’arif: 1988. 138 ---------- Petunjuk Jalan yang Menggetarkan Iman terj Mahmud Harun Muchtarom. Yogyakarta: Pro-U Media, 2013. ---------- Jalan Pembebasan terj. Badri Saleh Yogyakarta: Shalahudin Press, 1985 Rachman, Budhy Munawar. Argumen Islam untuk pluralism. Jakarta: Grasindo 2008. Rahmena, Ali. Para Perintis Zaman Baru. Bandung : Mizan, 1996. Rahardjo, M. Dawam. Ensiklopedi Al-Quran Jakarta: Paramadina, 1996. Sjadzali, Munawir. Islam dan Tata Negara: Ajaran, Sejarah dan Pemikiran. Jakarta: UII Press, 1993. Shihab, Quraish. Studi Kritis Tafsir al-Manar. Bandung: Pustaka Hidayah, 1994. ---------- Ensiklopedi al-Quran: Kajian Kosa Kata. Jakarta: Lentera Hati, 2007. Sudrajat, Ajat. Tafsir Inklusif Makna Islam Yogyakarta: AK Group, 2004. Suyuthi, Jalaludin Al. Asbāb al-Nuzūl: Sebab Turunnya al-Quran terj. Tim Abdul Hayyie, cet. 1. Jakarta: Gema Insani, 2008. Syaltout, Mahmud. Al-Islam ‘Aqidah wa Syari’ah. Mesir: Dar al-Qalam, 1966. Usmani, Rofi’i. Tokoh-Tokoh Muslim Pengukir Zaman. Bandung: Penerbit Pustaka, 1998. Tim penyusun. Ensiklopedi Islam. Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1997. Tim Penyusun, Ensiklopedi al-Quran,: Dunia Islam Modern. Yogyakarta: PT Dana Bhakti Prima Yasa, 2005. Hadits Riwayat Bukhari, kitab Iman, Bab Menyebarkan Salam Bagian dari Islam, Lidwa Pusaka i-Software, Kitab 9 Imam Hadits. www. id.wikipedia.org/wiki/Negara_Islam_Irak_dan_Syam diakses pada 22 Juli 2015 11:17