kata al-islām dalam al-quran - Digital Library UIN Sunan Kalijaga

advertisement
KATA AL-ISLĀM DALAM AL-QURAN
(Kajian Penafsiran Sayyid Quṭb dalam Kitab Fī Ẓilāl al-Qurān)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar S.Th.I
Oleh:
FAUZIYYAH HAYYUNINGTYAS
NIM. 11530016
PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR'AN DAN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2015
MOTTO
Ketika kau hadirkan Impian dalam hatimu
Maka selamilah ia hingga usai
Jangan pernah takut dengan aral yang melintang
Kerena Allah selalu menilai usaha setiap hambanya
Just do the Best
and God do the Rest
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Teruntuk orang-orang terhebat dirumah
Papah, mamah
Yang tak pernah lelah berdoa untuk anak-anaknya
Kakak-kakak yang baik hati dan membanggakan
Juga kelima jagoan kecil yang selalu kurindukan
Daffa, Ony, Embam, Haidar dan Arfan
Almamater tercinta
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
vi
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Penulisan Transliterasi Arab-Latin yang digunakan dalam skripsi ini
merujuk pada Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Agama dan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, tertanggal 22 Januari 1988
Nomor: 158/1987 dan 0543b/U/1987.
I.
Konsonan tunggal
Huruf Arab
Nama
Huruf Latin
Keterangan
‫ا‬
‫ب‬
‫ت‬
‫ث‬
‫ج‬
‫ح‬
‫خ‬
‫د‬
‫ذ‬
‫ر‬
‫ز‬
‫س‬
‫ش‬
‫ص‬
Alif
.......
Tidak dilambangkan
Ba>’
B
Be
Ta>’
T
Te
S|a>’
S|
Es titik atas
Jim
J
Je
H{a’
H{
Ha titik di bawah
Kha>’
Kh
Ka dan Ha
Dal
D
De
Z|al
Z|
Zet titik atas
Ra>’
R
Er
Zai
Z
Zet
Si@n
S
Es
Syi@n
Sy
Es dan Ye
S{a>d
S{
Es titik di bawah
vii
‫ض‬
‫ط‬
‫ظ‬
‫ع‬
‫غ‬
‫ف‬
‫ق‬
‫ك‬
‫ل‬
‫م‬
‫ن‬
‫و‬
‫ه‬
‫ي‬
II.
D{a>d
D{
De titik di bawah
T{a>’
T{
Te titik di bawah
Z{a>’
Z{
Zet titik di bawah
‘Ain
...’...
Koma terbalik di atas
Gain
G
Ge
Fa>’
F
Ef
Qa>f
Q
Qi
Ka>f
K
Ka
La>m
L
El
Mi@m
M
Em
Nu>n
N
En
Wau
W
We
Ha>’
H
Ha
Hamzah
...’...
Apostrof
Ya>’
Y
Ye
Konsonan rangkap karena tasydi@d, ditulis rangkap:
‫ُﻣﺘَـﻌَﺎﻗﱢ ِﺪﻳْﻦ‬
ditulis
muta‘aqqidin
‫ِﻋﺪﱠة‬
ditulis
‘iddah
viii
III. Ta>’ marbu>tah di akhir kata,
1.
Bila dimatikan, ditulis h:
‫ِﻫﺒﱠﺔ‬
ditulis
hibbah
‫ِﺟ ْﺰﻳَﺔ‬
ditulis
jizyah
(ketentuan ini tidak diperlukan terhadap kata-kata Arab yang sudah
terserap ke dalam bahasa Indonesia seperti zakat, salat, dan sebagainya,
kecuali dikehendaki lafal aslinya).
2.
Bila dihidupkan karena berangkaian dengan kata lain, ditulis t:
‫ﻧِ ْﻌ َﻤﺔُ اﷲ‬
ditulis
ni‘matulla>h
‫َزﻛَﺎةُ اﻟْ ِﻔﻄْ ِﺮ‬
ditulis
zaka>tul-fitri
IV. Vokal pendek
_______ (fathah) ditulis a, contoh ‫َب‬
َ ‫ﺿﺮ‬
َ ditulis d{araba.
_______ (kasrah) ditulis i, contohnya ‫ﻢ‬
َ ‫ ﻓَ ِﻬ‬ditulis fahima.
_______ (dammah) ditulis u, contoh ‫ِﺐ‬
َ ‫ ُﻛﺘ‬ditulis kutiba.
V.
Vokal panjang
1.
Fathah + alif, ditulis a> (garis di atas)
‫ﺟَﺎ ِﻫﻠِﻴﱠﺔ‬
2.
ditulis
ja>hiliyyah
Fathah + alif maqs}u>r, ditulis a> (garis di atas)
‫ﻳَ ْﺴﻌَﻰ‬
ditulis
ix
yas‘a>
3.
Kasrah + ya>’ mati, ditulis i@ (garis di atas)
‫َِﳎﻴْﺪ‬
4.
ditulis
maji@d
D{ammah + wau mati, ditulis u> (garis di atas)
‫ﻓُـﺮُوْض‬
ditulis
furu>d
VI. Vokal rangkap:
1.
Fathah + ya>’ mati, ditulis ai:
‫ﺑـَْﻴـﻨَ ُﻜ ْﻢ‬
2.
ditulis
bainakum
Fathah + wau mati, ditulis au:
‫ﻗـَﻮْل‬
ditulis
qaul
VII. Vokal-vokal pendek yang berurutan dalam satu kata, dipisahkan
dengan apostrof:
‫أَأَﻧْـﺘُ ْﻢ‬
ditulis
a’antum
VIII. Kata sandang alif + lam
1.
2.
Bila diikuti huruf qamariyah, ditulis al-
‫اﻟﻘُﺮْآن‬
ditulis
al-Qur'a>n
‫اﻟ ِﻘﻴَﺎس‬
ditulis
al-qiya>s
Bila diikuti huruf syamsiyah, sama dengan huruf qamariyah.
‫ﺲ‬
ُ ‫اﻟ ﱠﺸ ْﻤ‬
ditulis
al-syamsu
ُ‫اﻟ ﱠﺴﻤَﺎء‬
ditulis
al-sama>’u
x
IX. Huruf besar
Huruf-huruf besar dalam tulisan latin digunakan sesuai dengan Ejaan
Yang Disempurnakan (EYD).
X.
Penulisan kata-kata
Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat dapat ditulis menurut
penulisannya:
‫ذَوِى اﻟْ ُﻔﺮُض‬
ditulis
z}awi al-furu>d
‫أَ ْﻫ ُﻞ اﻟ ﱡﺴﻨﱠﺔ‬
ditulis
ahl al-sunnah
xi
KATA PENGANTAR
ِ ‫ب ِْس ِم ه‬
‫اَّلل هالر ْ َْح ِن هالر ِح ِي‬
Segala puji dan syukur tak terhingga atas rahmat Allah Yang Maha Kuasa,
hanya berkat rahmat dan pertolongan-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas
akhir ini. Meskipun dalam penyusunannya penulis harus melewati berbagai
rintangan, namun hanya dengan kekuatan dan kemudahan-Nya penulis dapat
melewati berbagai proses tersebut. Ṣalawāt dan salām semoga tetap tercurahkan
kepada Nabi Muhammad saw, yang hanya dengan risalahnya manusia dapat
menapaki kehidupan dengan cahaya kebenaran, dan dengannya pula dilimpahkan
kebaikan-kebaikan.
Tema yang penulis teliti adalah Penafsiran Sayyid Quṭb terhadap kata alIslām dalam kitab Fī Ẓilāl al-Qurān. Pada dasarnya penelitian ini disusun untuk
memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar sarjana Theologi Islam pada
Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga Yogyakarta. Meskipun penulis menyadari bahwa dalam penelitian ini
masih terdapat banyak kekurangan di dalamnya. Oleh karena itu penulis
memohon maaf dan sangat terbuka untuk menerima kritik dan saran-saran
perbaikan untuk kebaikan kedepannya.
Tentunya dalam proses penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan,
bimbingan dan dukungan berbagai pihak, untuk itu penulis ucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak, baik yang secara langsung maupun
tidak langsung telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
xiii
Penghargaan yang tinggi dan ucapan terimakasih setulus-tulusnya penulis
hanturkan kepada seluruh civitas akademis UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Prof.
Dr. H. Machasin, M. A, selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta. Dr. Alim Roswantoro, M. Ag, selaku Dekan Fakultas Ushuluddin
dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dr. H. Abdul Mustaqim, S.
Ag, M. Ag selaku ketua jurusan program studi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir,
Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
sekaligus pembimbing akademik penulis dari semester awal hingga penulis
menyelesaikan proses belajar di jurusan Ilmu al-Qur’an dan Tafsir.
Bapak Dadi Nurhaidi S. Ag, M. Si. selaku pembimbing skripsi penulis
yang telah meluangkan waktu untuk membaca, mengoreksi dan membimbing
penulis. Terimakasih tak terhingga atas bimbingan, dorongan serta motivasi dari
bapak. Seluruh dosen program studi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir yang telah
memberikan “spirit keilmuan”. Tak lupa kepada segenap Staff Tata Usaha,
karyawan Fakultas Ushuluddin, Staff perpustakaan UIN Sunan Kalijaga, terima
kasih atas bantuannya, sehingga penulis berhasil menyelesaikan Studi di kampus
tercinta, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Terimakasih tak terhingga kepada keluarga besar penulis. Kedua orang tua
Ayahanda Alwan Suprapto dan Ibu Asih Wibawa Nani yang tidak pernah lelah
berdoa dan mengikhtiarkan yang terbaik buat putera-puterinya. Allah.. sayangilah
mereka, sayangilah mereka, sayangilah mereka seperti mereka menyayangiku
diwaktu kecil, amin. Begitu pula dengan kakak-kakak mba Mughni Fitrianni, Mas
Muchson al-Hafizh, ka Abdul Rasyid dan ka Anita, terimakasih atas setiap
xiv
dukungan dan motivasi yang tak terhitung nilainya, tak terjumlah banyaknya.
Semoga Allah membalas setiap kebaikan dan pengorbanan yang telah diberikan.
Terlebih untuk jagoan-jagoan kecil yang selalu lucu dan menggemaskan.
Terimakasih untuk selalu bertanya “Tante Iyas kapan pulang?” karena terkadang
itulah yang menjadi motivasi dan semangat terbesar penulis untuk dapat
menyelesaikan tugas akhir ini.
Untuk keluarga besar mbah Rindo di Gamping, penulis ucapkan banyak
terimakasih karena telah memberikan banyak bantuan serta mendidik penulis.
Terkhusus buat simbah, sosok yang sabarnya tiada batas, terimakasih telah
mengajarkan banyak hikmah dan pelajaran. Pak le’, Bu’ le’ yang telah banyak
membantu penulis dari awal hingga bisa menyelesaikan studi S-1 di UIN Sunan
Kalijaga. Sepupu-sepupu tersayang yang namanya tidak bisa disebutkan satupersatu oleh penulis. Semoga segala bantuan dan partisipasi yang telah diberikan
menjadi amal saleh yang diterima oleh-Nya.
Terimakasih buat teman-teman yang sudah mewarnai perjalanan ini. Fitria
Fajrina, termikasih atas mimpi dan janji yang selalu menuntut untuk dipenuhi.
Ayang Dewi Fatahillah yang selalu menjadi sahabat terbaik, Ichuz yang selalu
memberikan motivasi dan pemahaman lebih tentang kehidupan dan perjuangan.
Muhimmatul Aliyah yang selalu menjadi teman asik untuk berdiskusi, juga mb
Fitri yang telah mengajarkan banyak hal melalui kelembutan dan perhatian. Buat
sosok yang selalu spesial, terimakasih untuk selalu memahami, menjadi
pendengar yang baik dan tidak pernah lelah menuntun penulis untuk menjadi
pribadi yang baik dan lebih baik lagi.
xv
Untuk teman-teman LPM HumaniusH Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran
Islam. Termikasih atas pendidikan, pengkaderan dan bimbingan yang telah
diberikan. Tidak terkecuali, penulis ucapkan terimakasih untuk semua temanteman yang selalu menghibur, menjadi rumah dan tempat ternyaman untuk
pulang. Berproses, terus berkarya dan tetaplah menjadi khalayaknya sebuah
keluarga.
Teman-teman Program Studi Ilmu al-Quran dan Tafsir angkatan 2011
yang senantiasa berbagi ilmu dan pengalaman dalam kebersamaan. Khusunya
buat teman-teman TH B, teteh Nurma, Nina, Mb ning, Mb Rahmah, Mb Am, teh
Ina, Latif, Arum, Nirwan, Ilham, Bayu, dan semua yang tidak bisa disebutkan satu
persatu. Merupakan suatu kehormatan dan kebangaan tersendiri dapat mengenal
dan belajar bersama kalian. ‫ َو َع َم ًًل ُمتَقَب ًًَّل‬، ‫ َو ِر ْزقًا طَيِّبًا‬، ‫ك ِع ْل ًما نَافِعًا‬
َ ُ‫ اللَّهُ َّم إِنِّي أَسْأَل‬Amin.
Terakhir, walaupun skripsi ini telah selesai dalam pengerjaannya, namun
masukan dan saran dari semua pihak senantiasa penulis harapkan. Karena penulis
sangat menyadari karya ini masih memiliki kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Semoga karya tulis ini bisa memberikan manfaat bagi kita semua
dan mampu memberikan sumbangsih bagi dunia intelektual, khususnya dunia
Ilmu al-Quran dan Tafsir. Amin
Yogyakarta, 17 Desember 2015
Penulis
Fauziyyah Hayyuningtyas
NIM. 11530016
xvi
Abstrak
Fokus penelitian ini adalah penafsiran Sayyid Quṭb terhadap kata al-Islām
dalam kitab Fī Ẓilāl al-Qurān. Kata al-Islām dipilih karena pemahaman umat
terhadap Islam memiliki peran yang sangat penting, disisi lain pemaknaan dan
penafsiran terhadapnya masih menyimpan berbagai persoalan yang pelik dan
problematis. Kata al-Islām yang berasal dari bahasa Arab pada hakikatnya
menunjukkan pada suatu makna luhur dan memiliki nilai moral yang tinggi yakni
“Berserah Diri”. Namun seiring perjalanannya, Islam bukan hanya bermakna sebagai
suatu bentuk penyerahan diri seseorang kepada Allah, tetapi juga menunjukkan pada
sifat, perbuatan, agama, institusi bahkan identitas negara.
Di dalam al-Quran kata al-Islām memiliki derivasi yang sangat beragam.
Keragaman tersebut juga mengakibatkan pada keragaman makna, yang disesuaikan
dengan teks dan konteks yang melatarbelakanginya. Misalnya, Pengunaan kata alIslām dalam bentuk maṣdar yang berarti Islam adalah sebuah agama sekaligus
penekanan bahwasanya Islam adalah satu-satunya agama yang diterima oleh Allah.
Mengingat luasnya cakupan materi dan derivasi kata al-Islām dalam al-Quran, maka
penulis membatasi penelitian pada kata al-Islām dalam bentuk maṣdar yang didalam
al-Quran disebutkan sebanyak enam kali diantaranya dalam QS. Āli ’Imran (3);19 &
85, QS. al-Mā’idah(5);3, QS. al-An’am(6);125, QS. al-Zumar (39);22, dan QS. alṢaff; 7.
Sayyid Quṭb adalah seorang mufassir kontemporer sekaligus reformis yang
memberikan kontribusi besar pada perkembangan pemikiran dan pergerakan Islam.
Pemikiran dan gagasannya tentang Islam tertuang dalam berbagai karya tulisnya,
tidak terkecuali dalam kitab Fī Ẓilāl al-Qurān. Salah satu kitab tafsir yang berhasil
disusunnya selama dalam penjara. Salah satu yang menarik dari kitab ini adalah
sumber penafsirannya dapat disandarkan langsung pada pengamatan Sayyid Quṭb
terhadap realitas kehidupan, pandangannya terhadap masyarakat kontemporer, serta
pengalaman pribadi yang dialaminya.
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif-analitis yang bertujuan mendeskripsikan dan menganalisis penafsiran
Sayyid Quṭb. Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan sosiohistoris, yakni berusaha untuk melihat sebab yang melatarbelakangi penyusunan kitab
dan kondisi sosial pada saat itu. Kemudian hasil penafsiran dan konteks penyusunan
kitab tersebut dijadikan sebagai benang merah untuk merumuskan sikapnya.
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam sikap keberagamaannya Sayyid
Quṭb menunjukan diri sebagai seorang “ekslusive”. Yakni seorang yang menjalankan
kepercayaannya dengan menganggap agamanya sebagai agama yang paling benar,
sehingga kelompok lain diluar agamanya atau non-Islam tidak dapat digolongkan
dalam kebenaran yang serupa.
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .....................................................................................
i
SURAT PERNYATAAN ..............................................................................
ii
HALAMAN NOTA DINAS ..........................................................................
iii
HALAMAN MOTTO ...................................................................................
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................
v
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN ........................................
vi
KATA PENGANTAR ...................................................................................
x
ABSTRAK .....................................................................................................
xii
DAFTAR ISI ...................................................................................................
xiii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................
1
B. Rumusan Masalah .....................................................................
7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................
7
D. Telaah Pustaka ...........................................................................
7
E. Kerangka Teori ..........................................................................
11
F. Metodologi Penelitian ...............................................................
15
G. Sistematika Pembahasan ...........................................................
17
SAYYID QUṬB DAN TAFSIR FĪ ẒILĀL AL-QUR’ĀN
A. Biografi Sayyid Quṭb ................................................................
19
1. Latar Belakang Kehidupan Keluarga dan Sosial............. ....
19
2. Aktivitas Keilmuan..................................................... .........
23
3. Bergabung dengan al-Ikhwān al-Muslimūn..................... ...
28
4. Gagasan dan Pemikiran Sayyid Quṭb........................... .......
34
5. Karya-Karya Sayyid Quṭb.......................................... .........
38
B. Kitab Tafsir Fī Ẓilāl al-Qurān ..................................................
40
1. Latar Belakang Penulisan Kitab.................................... ......
41
2. Latar Belakang Penamaan Kitab................................... ......
43
3. Metode, Corak dan Sistematika Penafsiran.................... .....
45
xiv
4. Sumber-sumber Penafsiran dan Karakteristik Kitab ...........
48
BAB III AYAT-AYAT TENTANG AL-ISLĀM ........................................
A. Pengertian Islam ........................................................................
53
1. Secara Etimologi .................................................................
53
2. Secara Terminologi..............................................................
56
B. Derivasi Kata al-Islam ..............................................................
60
C. Periodisasi Ayat................................................................ .........
73
1. Ayat-Ayat Makiyyah............................................................
74
2. Ayat-Ayat Madaniyyah................................................ .......
77
D. Asbāb al-Nuzūl.......................................................... ................
79
E. Variasi Makna Al-Islām ............................................................
81
1. Tunduk Patuh.......................................................................
81
2. Berserah Diri............................................................. ..........
82
3. Muslim (Orang Islam)................................................ .........
83
4. Agama Islam............................................................. ...........
83
5. Perdamaian............................................................... ...........
84
6. Selamat (Keselamatan)................................................ ........
84
7. Surga......................................................................... ...........
86
8. Suci.......................................................................... ............
87
9. Ucapan Salam............................................................ ..........
88
10. Sifat Allah................................................................. ...........
89
BAB IV PENAFSIRAN SAYYID QUṬB TERHADAP KATA ALISLĀM
A. Islam Menurut Sayyid Quṭb ......................................................
90
1. Islam adalah Aqidah Hati Nurani .....................................
90
2. Islam adalah Tunduk Kepada Allah .................................
92
3. Islam adalah Aqidah Aktif................................................
93
4. Islam adalah Manhaj Rabani Yang Sempurna.................
96
5. Islam adalah Masa Depan Dunia......................................
100
6. Islam atau Jahiliyyah........................................................
102
B. Penafsiran Sayyid Quṭb terhadap Ayat-ayat tentang al-Islām 105
xv
1. Islam adalah Tauhīdul Ulūhiyyah wal Qawāmah ............
106
2. Islam adalah Tauhīdul-Ubudiyyah dan Tauhīdul-Ittijah ..
109
3. Islam adalah Kesempurnaan dan Kenikmatan Bagi
Kaum Muslimin ...............................................................
111
4. Islam adalah Petunjuk Allah ............................................
114
5. Islam adalah Cahaya Bagi Kalbu Yang Lembut dan
Bersiih ..............................................................................
116
6. Islam adalah Cahaya Allah Yang Tidak Pernah Padam...
117
C. Analisis Penafasiran Sayyid Quṭb terhadap kata al-Islām ...................
119
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan ...............................................................................
131
B. Saran .........................................................................................
133
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................
135
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam adalah risalah syumul yang berlaku bagi seluruh umat manusia
secara total, bukan risalah yang terbatas oleh masa, generasi, umat dan status
sosial tertentu.1 Islam yang lahir pada abad ketujuh dianggap sebagai salah
satu reformasi agama terbesar diwilayah timur, disertai dengan al-Quran
sebagai sebuah tulisan autentik yang menjelaskan secara konkret tentang
segala hal.2 Maka dalam Islam al-Quran dijadikan sebagai pedoman hidup,
karena selain berisi peristiwa-peristiwa penting al-Quran juga mengandung
sumber-sumber syariat atau hukum yang kemudian dijadikan aturan dalam
masyarakat.
Sebagai kitab universal yang memuat segala tatanan hukum, al-Quran
diyakini tidak akan pernah lekang dan lapuk dimakan zaman (ṣalih li kulli
makān wa zamān). Ia terus dibaca dalam ibadah, dihafal, dipelajari dan
diamalkan dalam setiap perbuatan. Pengkajian dan penafsiran terhadap alQuranpun terus-menerus dilakukan sebagai upaya pegejawantahan ajaranajarannya, serta agar al-Quran senantiasa relevan untuk setiap waktu dan
tempat.
1
Yusuf Al-Qardhawi, Karakteristik Islam: Kajian Analitik terj. Rofi‟i Munawar dan
tajuddin (Surabaya: Risalah Gusti, 1994), hlm. 121
2
Tosihiko Izutsu, Konsep Etika Religius dalam al-Quran terj.Agus Fahri Husain,
(Yogyakarta: Tiara Wacana, 1993), hlm. 19
1
2
Penafsiran terhadap al-Quran merupakan proses interaksi antara teks
dan konteks (realitas), proses dialektika tersebut tidak akan pernah berakhir
mengikuti
kondisi yang terus berubah dan problem umat yang semakin
kompleks. Begitupun dengan penafsiran yang tidak akan pernah berhenti,
melainkan selalu berproses seiring dan sejalan dengan tuntunan zaman. Dalam
perjalanannya penafsiran al-Quran terus mengalamai perkembangan, baik
dalam segi materi maupun metode yang digunakan. Secara garis besar
terdapat tiga periode atau aliran dalam penafsiran, pertama tafsir era formatif
yang berbasis pada nalar kuasi-kritis. Kedua tafsir era afirmatif yang berbasis
pada nalar ideologis dan ketiga adalah tafsir reformatif yang berbasis pada
nalar kritis.
Model penafsiran terakhir ini didesain dengan model kekinian yang
berusaha untuk menafsirkan al-Quran dengan menggunakan ide-ide dan
metode baru sesuai dengan dinamika modernitas. Produk-produk penafsiran
ini dapat diterima (acceptable) apabila penafsiran tersebut dapat memberikan
solusi kongkret atas problem yang dihadapi manusia sekarang. Sebab tujuan
menafsirakan al-Quran bukan lagi sekedar memahami ayat, sehingga mufasir
kontemporer dituntut untuk mampu merespon setiap problem sosialkeagamaan serta untuk menghindari terjadinya pembacaan berulang-ulang (alQira’ah al-mutakarrirah) yang tidak produktif.3
3
156-157
Abdul Mustaqim, Epistemologi Tafsir Kontemporer, (Yogyakarta: Lkis, 2012), hlm.
3
Adapun salah satu problem saat ini adalah perbedaan paham yang
terjadi diantara umat, perbedaan ini bukan hanya terletak pada hal-hal yang
furu’ saja melainkan juga pada masalah yang paling prinsipil yakni
pemahaman tentang Islam dan pengamalannya. Sayangnya perbedaan yang
terjadi ini tidak dijadikan sebagai pengaya khazanah, tetapi justru digunakan
sebagai upaya saling menyalahkan dan menyulut berbagai konflik. Padahal
secara ideal Islam hadir sebagai agama yang demokratis, terbuka, dan
membawa pesan perdamaian. Namun dalam tatanan realita seolah-olah Islam
hadir sebagai agama yang menakutkan bagi sebagian golongan.
Perbedaan metode dalam memahami dan mengamalkan ajaran Islam
ini telah melahirkan banyak kelompok dan perpecahan. Setiap kelompok
mengklaim bahwa kebenaran hanya dimiliki oleh kelompoknya, sedang
kelompok diluarnya adalah salah atau sesat. Klaim pembenaran ini tidak
jarang berakhir pada fenomena saling serang atau bunuh, Dewasa ini, sebut
saja kelompok ekstremis ISIS (Islamic State in Iraq and Syiria) yang sempat
menakuti seluruh dunia. Kelompok ini bertujuan membentuk daulah
islāmiyah atau Negara Islam, namun memiliki interpretasi atau tafsir yang
keras. Sebagai kelompok ekstrimis, ISIS dengan tegas mengajarkan kekerasan
untuk mencapai tujuannya, sedang kelompok lain yang dianggapnya tidak
sepaham akan menjadi musuh dan sasaran kebrutalan .4
4
11:1
www. wikipedia.org/wiki/Negara_Islam_Irak_dan_Syam diakses pada 22 Juli 2015
4
Fenomena ini jelas bertentangan dengan makna kata Islam itu sendiri.
Islam yang berasal dari kata salama yang berarti „selamat‟, „damai‟, adalah
agama yang membawa nilai, pesan, dan visi yang menghargai kemanusiaan
dan perdamaian.5 Islam berasal dari kata salima-yaslamu-salāman, yang
artinya selamat, damai, lalu dikembangkan dalam empat akar kata, aslama,
yuslimu, islāman, yang artinya: mendamaikan. Islam juga mengajarkan
menebarkan nilai-nilai perdamaian, bahkan melalui hal yang paling kecil,
yakni menyapa orang lain dengan mengucapkan “salam perdamaian” (alSalāmu ‘alaikum).6
Berdasarkan pemaparan tersebut dapat dipahami bahwa Islam
berdimensi luas dan pemaknaan terhadapnya sangat beraneka ragam. Islam
yang berasal dari bahasa Arab menunjukkan suatu makna luhur dan nilai
moral yang tinggi yakni “berserah diri kepada Tuhan”. Namun seiring
perjalanannya Islam bukan hanya bermakna sebagai suatu bentuk penyerahan
diri seseorang kepada Allah, tetapi juga menunjukkan pada sifat, perbuatan,
agama, institusi bahkan identitas negara. Namun disisi lain makna Islam yang
diungkap masih terkesan menyimpan sesuatu yang pelik dan problematis,
pemaknaan terhadap Islam belum seutuhnya membawa umat pada persatuan
dan menyelesaikan berbagai problem, inilah diantara salah satu alasan
mengapa penulis tertarik untuk mengambil tema ini.
5
Zuhairi Misrawi dan Novriantoni, Doktrin Islam Progresif ; Memahami Islam sebagai
Ajaran Rahmat, (Jakarta :LSIP, 2004), hlm. 9
6
Zuhairi Misrawi dan Novriantoni, Doktrin Islam Progresif , hlm. 121-123
5
Terlepas dari berbagai definisi dan problem umat saat ini, memahami
Islam dengan benar adalah sesuatu yang sangat penting, karena pemahaman
yang benar akan mengantarkan pada pengamalan yang benar pula. Pemaknaan
dan pemahaman muslim terhadap Islam inilah yang selanjutnya akan dikaji.
Bagaimana al-Quran sebagai sumber ajaran Islam dan inspirasi bagi umatnya
menjelaskan makna kata al-Islām dengan menggunakan objek kajian tafsir Fī
Ẓilāl al-Qur’ān (selanjutnya disebut Ẓilāl saja) dan penafsiran pemikiran
pengarangnya Sayyid Quṭb (selanjutnya disebut Quṭb saja).
Ia memang bukan satu-satunya mufassir kontemporer, namun
berangkat dari latar belakangnya sebagai reformis sekaligus tokoh yang
dianggap paling representatif bagi perkembangan pemikiran Islam,7 Quṭb
dianggap
sebagai
tokoh
yang
memberikan
kontribusi
besar
pada
perkembangan Islam baik dalam sisi keilmuan maupun pergerakan.8 Metode
yang digunakannya dalam menafsirkan al-Quranpun berbeda dengan metode
penafsiran sebelumnya, dalam menafsirkan Ẓilāl ia mendirikan aliran baru
dalam penafsiran, yakni tafsir haraki.9 Sebagai seorang mufassir dan
7
Afif Muhammad, Dari Ideologi ke Teologi: Telaah atas Metode dan Pemikiran Teologi
Sayyid Quṭb (Bandung: Rumput Merah), hlm 40
8
Sayyid Quṭb adalah seorang tokoh yang tidak hanya menghadirkan diri sebagai seorang
pemikir melalui tulisan-tulisannya, tetapi juga sebagai mujahid yang ikut berjuang bersama
bangsanya.
9
Fī Ẓilāl al-Qur’ān disebut-sebut sebagai sebuah kitab tafsir haraki atau tafsir
pergerakan, karena tafsir tersebut memberikan nuansa gerakan yang kuat. Sebagai seorang
mufassir dan reformis Quṭb menulis dengan gaya seorang propagandis yang menawarkan konsep
teologi (akidah Islam) menjadi pedoman bagi umat. Akidah yang dimaksud adalah aqidah yang
bersumber dari al-Quran, menurutnya akidah Islam adalah aqidah aktif yang bersifat
mengerakan, maka dalam tafsirnya ia menekankan aspek tersebut, agar metode akidah Islam
mampu mewarnai seluruh aspek kehidupan umat (sosial, politik, ekonomi, dsb).
6
pembaharu ia dengan tegas menolak pemikiran dan berbagai nilai-nilai hidup
Barat, menurutnya Islam adalah pedoman hidup yang diciptakan Allah untuk
manusia, meskipun sepanjang hidupnya manusia mengalami perkembangan
dan perubahan, ajaran Islam akan selalu cocok untuk segala waktu dan
tempat.10
Quṭb sangat ekspresif dalam mengungkapkan perasaannya dengan
perbendaharaan kata yang kaya dan tajam, terutama dalam menggambarkan
ancaman yang dihadapi Islam.11 Ia menyusun Ẓilāl dengan perasaan yang
sangat jujur, bahwa umat Islam modern sedang berada dalam kesengsaraan
yang disebabkan oleh berbagai paham yang merusak dan memicu pertarungan
darah tiada henti, maka baginya tidak ada jalan keselamatan lain selain
Islam.12 Sehingga jelas dalam penafsirannya Quṭb tidak mendukung salah satu
mazhab atau golongan, tetapi berupaya menekankan pada perbaikan materi
kondisi kaum muslim dan semangat kebangkitan Islam.13 Maka pandangan
dan penafsirannya tentang al-Islām ini menjadi sangat menarik untuk dikaji.
10
Dalam hal ini Quṭb bukan menolak perubahan dan pembaharuan, tetapi yang ia
inginkan adalah perubahan dan pembaharuan yang dilandaskan pada Islam, bukan berasal dari
Barat. Menurutnya kaum muslim tidak perlu mengambil sistem dari luar, sebab Islam sebagai
pedoman hidup yang diciptakan Allah memiliki konsep-konsep yang kaya dan memadai.
Menurutnya Islam adalah agama rasional dan memiliki ajaran-ajaran yang sesuai dengan fitrah
manusia, sebab ia berasal dari Tuhan yang tahu tentang kebutuhan dan kebaikan manusia, maka
umat Islam tidak perlu mengambil rujukan lain selain yang terdapat dalam ajaran Islam.
11
Leonard Binder, Islam Liberal:Kritik Terhadap Ideologi-ideologi Pembangunan terj.
Imam Muttaqin (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2001), hlm. 256
12
Manna Khalil Al-Qattan, Studi Ilmu-ilmu al-Quran terj. Mudzakir AS (Jakarta: Litera
Antarnusa, 1996), hlm. 513.
13
Shalah Abdul Fatah al-Khalidi, Tafsir Metodologi Pergerakan di Bawah Naungan
Quran terj. Asmuni Sholihan Zamakhsyari, (Jakarta Yayasan Bunga Karang, 1995), hlm. 99
7
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana Sayyid Quṭb menafsirkan kata al- Islām dalam al-Quran?
2. Bagaimana sikap keberagamaan Sayyid Quṭb yang dilihat melalui
penafsirannya terhadap kata al- Islām dalam kitab Fī Ẓilāl al-Qurān?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah yang dikemukakan, penelitian ini
bertujuan untuk menelaah makna al-Islām dengan menggunakan objek kajian
tafsir Fī Ẓilāl al-Qurān. Quṭb adalah seorang tokoh reformis sekaligus
mufassir yang dengan teguh ikut serta memperjuangkan prinsip Islam melalui
gerakan dan karya-karyanya, sehingga diharapkan melalui pemikiran dan
penafsirannya akan mendapatkan pemahaman yang utuh dan aktual mengenai
Islam.
Selain itu penelitian yang dilakukan terkait kata al-Islām dalam alQuran menurut penafsiran Sayyid Quṭb ini diharapkan dapat memberikan
sumbangsih dalam pengembangan wawasan keislaman, serta memperkaya
khazanah studi al-Quran.
D. Telaah Pustaka
Dalam khazanah keilmuan, penelitan tentang Islam sudah seringkali
dilakukan. Meskipun demikian sejauh penelusuran penulis belum ada tulisan
atau karya yang berjudul kata al-Islām dalam al-Quran menurut penafsiran
Sayyid Quṭb dalam kitab Fī Ẓilāl al-Qurān. Berdasarkan telaah pustaka yang
8
telah dilakukan, penulis membagi fokus penelitian ini pada dua variabel yakni
kata al-Islām dan penafsiran Sayyid Quṭb, sehingga bahan-bahan dari
penelitian ini adalah menyangkut karya-karya yang terkait atau secara teoritik
memperlihatkan tema tersbut.
Pertama, memfokuskan pada makna kata al-Islām dengan segala
bentuk derivasinya. Kata “Islam” yang merupakan suatu nama yang
dinisbahkan kepada agama yang dibawa oleh Muhammad, namun secara
harfiah memiliki makna “ketundukan dan kepatuhan kepada Tuhan”. Arti
kepatuhan inilah yang sebenarnya merupakan inti dari keberagamaan atau
tujuan seseorang dalam beragama. Selain memaparkan makna al-Islām secara
historis, dalam Tafsir Inklusif Makna Islam karya Ajat Sudrajat juga terdapat
pembahasan tentang analisis linguistik atas derivasi kata al-Islām dalam alQuran, yang mencakup bentuk kata kerja (fi’il), kata sifat (ism) dan kata benda
(maṣdar).14
Selanjutnya penulis merujuk pada karya-karya yang membahas makna
al-Islām secara umum dan lebih luas seperti karya Said Hawa: al-Islām, Harun
Nasution; Islam ditinjau dari Berbagai Aspeknya, M.Atho Mudzhar;
Pendekatan Studi Islam dalam Teori dan Praktek, F. Schoun; Memahami
Islam, Abul A‟la al-Maududi; Prinsip-prinsip Islam dan karya-karya lain
sebagainya.
Kedua, sebagai variabel inti, penulis berupaya untuk mengkaji
penafsiran Sayyid Quṭb tentang makna kata al-Islām dalam Tafsir Fī Ẓilāl al14
Ajat Sudrajat, Tafsir Inklusif Makna Islam,(Yogyakarta: AK Group, 2004)
9
Qurān. Penulis memulai dengan karya-karya yang memuat biografi tentang
pengarangnya, Dari Ideologi ke Teologi: Telaah atas Metode dan Pemikiran
Teologi Sayyid Quthb karya Afif Muhammad. Buku ini secara khusus
mengkaji pemikiran Quṭb yang dipandang paling mewakili corak Islam pada
abad ke-20. Pada mulanya buku ini merupakan disertasi yang disusun untuk
meraih gelar doktor pada program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri,
Syarif Hidayatullah, Jakarta (kini UIN Jakarta).15
Mereka Yang Telah Pergi karya Abdullah Aqil yang berjudul asli Min
A’lami Harakah wa al-Da’wah al-Islamiyah al-Mua’shirah. Buku ini berisi
biografi, aktivitas, sifat dan penilaian terhadap 71 tokoh terbaik Islam. Ditulis
oleh mantan wakil sekretaris jendral Rabithah Mekkah, diantaranya terdapat
bab pembahasan tentangnya yang mencakup biografi, perjalanan dakwah dan
penilaian Abdullah Aqil selaku penulis sekaligus rekan yang mengetahui
perjalanan hidup Quṭb.16
Selain merujuk pada Ẓilāl penulis juga mengkaji beberapa karya Quṭb
yang bertujuan untuk mengumpulkan point-point pemikirannya tentang makna
al-Islām. Diantaranya adalah: Mengapa Saya di Hukum Mati?: Pengakuan
Terakhir Sayyid Quṭb. Judul asli buku ini adalah Li Maẓa A’damuni yang
15
Afif Muhammad, Dari Teologi ke Ideologi: Telaah Atas Metode dan Pemikiran
Teologi Sayyid Quṭb, (Bandung: Pena Merah, 2004).
16
2010).
Abdullah Aqil, Mereka Yang Telah Pergi terj.Khozin Abu Faqih ( Jakrta: Al-I‟tishom,
10
merupakan dokumen pengalaman dan pengakuan yang ditulis olehnya sejak
mulai bergabung dengan al-Ikhwān al- Muslimūn.17
Karakteristik Konsepsi Islam, buku ini secara sistematis membahas
mengenai karakteristik konsep Islam dengan metode Islami, yakni mengambil
setiap pembahasan melalui al-Quran, karakteristik Islam yang dimaksud
mencakup Kerabanian, kekonstanan, keuniversalan, keseimbangan, keaktivan,
kerealistisan dan ketauhidan. Quṭb secara jelas menetapkan aturan-aturan
kehidupan Islami dan batas-batas sistem Islam dengan bersandar pada nashnash al-Quran.18
Beberapa Studi Tentang Islam, yang berjudul asli Dirasat Islamiyah.
Buku ini terdiri dari 37 bab pembahasan tentang problem kemasyarakatan.
Dalam buku ini juga terdapat beberapa pendapat umum Quṭb tentang Islam.19
Masyarakat Islam, dari pemaparan singkat buku ini, jelas bahwa Quṭb sangat
mengharapkan kebangkitan masyarakat Islam dengan kembali pada ajaran
murni, yakni al-Quran dan Hadits.20 Begitupun dengan Ciri Khusus Citra
Islam, yang dalam beberapa pembahasan dan pemaparannya jelas terlihat
penolakan Quṭb terhadap Barat. Menurutnya kemerosotan Islam saat ini
17
Sayyid Quṭb, Mengapa Saya di Hukum Mati? terj.Ahmad Djauhar Tanwiri ( Bandung:
Mizan, 1993).
18
Sayyid Quṭb, Karakteristik Konsepsi Islam terj. Muzakir (Bandung: Pustaka, 1990).
19
Sayyid Quṭb, Beberapa Studi Tentang Islam terj. Rachman Zainudin. (Jakarta: Media
Dakwah, 1982).
20
1976)
Sayyid Quṭb, Masyarakat Islam terj. Mu‟thi Nurdin, Cet. II, (Bandung: Al-Ma‟arif
11
disebabkan oleh berpalingnya umat pada dunia Barat dan tidak lagi memegang
teguh ajaran murni Islam.21
Sedangkan dalam khazanah akademik UIN Sunan Kalijaga, kitab
Tafsir Fī Ẓilāl al-Qurān juga menarik perhatian para akademisi untuk dikaji
lebih dalam, hal ini terbukti dengan banyaknya skripsi yang membahas
mengenai penafsiran Sayyid Quṭb dalam kitab Tafsir Fī Ẓilāl al-Qurān
diantaranya adalah skripsi saudara Alif Qoriatul Angfiri yang berjudul
Penafsiran Sayyid Quṭb tentang al-Yahud dalam Tafsir Fī Ẓilāl al-Qurān
tahun 2010, saudari Lasmi yang berjudul Penafsiran Ayat-ayat tentang
Dakwah: Telaah Kitab Tafsir Fī Ẓilāl al-Qurān Karya Sayyid Quṭb tahun
2014, Nur Islami, Hijab Menurut Sayyid Quṭb dalam Kitab Tafsir Fī Ẓilāl alQurān tahun 2002, Syaifullah al-Ali Mustada’fin dalam al-Quran Studi
Penafsiran Sayyid Quṭb dalam Tafsir Fī Ẓilāl al-Qurān, 2004 dan
Faturakhman dengan skripsinya Tagut Menurut Sayid Quṭb dalam Tafsir Fī
Ẓilāl al-Qurān tahun 2005.
E. Kerangka Teori
Sikap dan perilaku seseorang terhadap suatu agama sangat dipengaruhi
oleh pemahamannya, misalnya seorang muslim dalam melihat teks maupun
sejarah ditentukan oleh bagaimana sikapnya terhadap agama lain. Begitupun
dengan tema yang akan dikaji, yakni penafsiran Sayyid Quṭb terhadap Islam
21
Sayyid Quṭb, Ciri Khusus Citra Islam dan Landasan Dasarnya terj. Abu Laila dan M.
Tohir (Bandung: al-Ma‟arif: 1988), hlm. 37.
12
sangat dipengaruhi oleh sikap keberagamaannya.
Raimundo Panikar
membagi tiga macam sikap-model seseorang dalam beragama, sikap tersebut
yang kemudian menjadi sifat dasar dan fungsi seseorang dalam agamanya,
ketiga tipologi tersebut adalah ekslusivisme, inklusivisme, dan pararelisme.22
Ekslusivisme merupakan sikap yang memiliki tuntutan kebenaran
agama yang dipeluknya dan memegang teguh kepercayaan tersebut. Berangkat
dari suatu pernyataan bahwa sesuatu yang dinyatakan benar maka pernyataan
lain atau agama yang lain dianggap salah.23 Sikap eksklusive adalah sikap
yang secara tradisional sangat berpengaruh dan mengakar dalam masyarakat
muslim. Kelompok ini mengangap bahwa Islam adalah satu-satunya jalan
kebenaran dan keselamatan, sikap ini dikembangkan berdasarkan ayat-ayat alQuran seperti,
Islam adalah agama yang paling benar; (QS.3:19), agama
selain Islam tidak akan diterima Tuhan (QS.3:85), termasuk berbagai bentuk
penafsiran lain atas dasar al-Quran dan Hadits.24
Inklusif merupakan sikap yang membela kebenaran agamanya dengan
menyatakan bahwa agamanya meliputi seluruh agama-agama yang ada.
Kelompok ini biasanya menginterpretasikan dan mencocokan kembali antara
satu agama dengan agama yang lain.25 Sikap inklusive menganggap bahwa
22
Raimundo Panikar, Dialog Intra Religius terj. Kelompok Studi Filsafat Driyakarya, Cet
I (Yogyakarta: Kanisius, 1994), hlm. 18.
23
Raimundo Panikar, Dialog Intra Religius, hlm. 19
24
Budhy Munawar Rachman, Argumen Islam untuk Pluralism (Jakarta: Grasindo 2008),
25
Raimundo Panikar, Dialog Intra Religius, hlm. 20
hlm. 23
13
Islam mengisi dan menyempurnakan berbagai jalan lain, dimulai dengan
penggalian pengertian Islam yang bukan sebagai Organized Religion (agama
terlembaga), tetapi menggalinya dalam arti ruhani. Islam yang artinya pasrah
sepenuhnya (kepada Allah), merupakan inti ajaran agama yang benar disisi
Allah. Kelompok ini menegaskan bahwa agama semua Nabi pada dasarnya
adalah sama dan satu, yaitu Islam, meskipun memiliki syariatnya yang
berbeda-beda. 26
Paralelisme, atau pluralism merupakan sikap yang menolak klaim
kebenaran agama dengan menganggap bahwa semua agama itu berbeda,
namun tetap memiliki kesejajaran yang pada akhirnya akan bertemu pada
eschaton (hari akhir).27 Sikap plural beranggapan bahwa setiap agama
mempunyai jalannya sendiri yang sama-sama absah untuk mencapai apa yang
disebut keselamatan. Paradigma ini percaya bahwa setiap agama mempunyai
jalan keselamatannya sendiri, karena itu klaim Islam adalah satu-satunya jalan
(ekslusive) atau yang melengkapi dan mengisi jalan yang lain (inklusive)
haruslah ditolak, atau lebih tepatnya dikembangkan selebar mungkin, demi
alasan-alasan teologis dan fenomenologis, salah satunya untuk menjawab
berbagai konflik dan realitas masyarakat yang plural.28
Mengutip pendapat H. Abdul Mustaqim bahwa meskipun teks alQuran itu tunggal, namun pada kenyataannya hasil dari pemahaman dan
26
27
28
Budhy Munawar Rachman, Argumen Islam untuk Pluralism, hlm. 23-25
Raimundo Panikar, Dialog Intra Religius, hlm. 22-23
Budhy Munawar Rachman, Argumen Islam untuk Pluralism, hlm. 23-25
14
penafsiran terhadap teks itu akan mengalami diversity (keberagaman). Hal ini
disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor internal terkait hal-hal yang berada
dalam teks itu sendiri dan faktor eksternal yang meliputi situasi dan kondisi
mufasir serta audiennya.29 Beliau membagi madzhab atau aliran tafsir menjadi
tiga periode yakni: tafsir periode klasik (Dari abad I-II H/ 6-7 M), tafsir
periode pertengahan (dari abad III- IX H/ 9-15 M) dan tafsir periode modernkontemporer dari abad XXI-XIV H/18-21 M). Sayyid Quṭb adalah termasuk
kategori tokoh mufasir era konteporer dan masuk kedalam kelompok Ittijah
salafi. 30
Penafsiran merupakan sebuah respon dari mufasir ketika memahami
teks, situasi, dan problem sosial yang dihadapinya, artinya ketika seorang
mufasir berhadapan dengan teks maka sebenarnya ia sudah memiliki prior
text, yakni latar keilmuan, konteks sosial, politik kepentingan dan tujuan
penafsiran.31 Sehingga dalam penelitian ini akan menjawab bagaimana
keterpengaruhan hal tersebut dalam Ẓilāl sekaligus mengetahui sikap
keberagamaan Quṭb berdasarkan tiga model-tipologi keberagamaan yang telah
dijelaskan.
29
Abdul Mustaqim, Dinamika Sejarah Tafsir al-Quran, (Yogyakarta: LSQ Ar-Rahmah,
2012), hlm. 14
30
Abdul Mustaqim, Dinamika Sejarah Tafsir al-Quran, hlm. 149
31
Abdul Mustaqim, Epistemologi Tafsir Konteporer, hlm.56-57
15
F. Metode Penelitian
1. Jenis penelitian
Dalam penyusunan skripsi ini, jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian kepustakaan (Library Research). Penelitian kepustakaan
merupakan sebuah penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan data
dan informasi dari bantuan macam-macam materi yang terdapat diruang
perpustakaan. Buku-buku agama dan ensiklopedi merupakan kepustakaan
umum, adapun kepustakaan khusus seperti jurnal, tesis disertasi dan
sebagainya, sedangkan kepustakaan cyber yaitu kepustakaan global yang
terdapat dalam internet, dan lain-lain.32 sehingga penelitian ini sepenuhnya
didasarkan atas bahan-bahan kepustakaan yang terkait dengan penelitian.
2. Sumber data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data
primer dan sekunder. Referensi utama yang digunakan sebagai data primer
adalah kitab Tafsir Fī Ẓilāl al-Qurān, sedangkan data sekunder penulis
dapatkan dari buku-buku yang mendukung terkait dengan penelitian yang
dilakukan diantaranya: karya-karya yang membahas biografi serta kitab
tafsirnya terdapat dalam Dari Teologi ke Idiologi: Telaah atas Metode dan
Pemikiran Teologi Sayyid Quṭb karya Muhammad Afif, Mereka yang
Telah Pergi karya Abdullah Aqil serta Tokoh-Tokoh Islam yang
Berpengaruh Abad 20 karya Herry Mohammad.
32
Syahrian Harahap, Metodologi Studi dan Penelitian Ilmu-Ilmu Ushuluddin, (Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 2000), hlm. 90
16
Buku-buku tentang kajian Islam yang setema dengan penelitian ini
adalah Said Hawa; al-Islām, Harun Nasution; Islam di Tinjau dari
Berbagai Aspeknya, M.Atho Mudzhar: Pendekatan Studi Islam dalam
Teori dan Praktek, F. Schoun; Memahami Islam, Abul A‟la al-Maududi;
Prinsip-prinsip Islam dan karya-karya lain sebaginya. Sedangkan karya
Quṭb yang penulis temukan sekaligus membahas tentang makna al-Islām
adalah Karakteristik Konsepsi Islam, Masyarakat Islam, Beberapa Studi
tentang Islam, Mengapa Saya dihukum Mati, Ciri Khusus Citra Islam dan
Landasan dasarnya, Keadilan Sosial dalam Islam dan Petunjuk Jalan
Yang Mengetarkan Iman.
3. Teknik Pengumpulan Data
Mengingat penelitian ini adalah library research maka teknik yang
digunakan
dalam
penelitian
ini
adalah
dokumentasi,
dengan
menggumpulkan data melalui karya, jurnal, surat kabar dan bahan-bahan
tertulis baik cetak maupun elektronik yang berkaitan dengan topik yang
dibahas. Data yang diperoleh baik primer yakni kitab Fī Ẓilāl al-Qurān,
dan data sekunder terkait biografi Sayyid Quṭb, kitab Fī Ẓilāl al-Qurān,
makna al-Islām dalam al-Quran serta penafsiran dan pandangan Sayyid
Quṭb tentang Islam.
4. Teknik Analisis data
Data-data yang telah terkumpul akan dianalisis dengan metode
deskriptif-analitis-kritis. Pertama, Penulis memulai dengan menganalisis
konteks penafsiran yang melatarbelakangi penyusunan kitab dengan
17
menggunakan pendekatan sosio-historis, yakni kondisi sosial saat Ẓilāl
disusun. Saat itu Mesir tengah mengalami pergolakan dengan berbagai
persoalan politik yang cukup kompleks dan kitab tersebut disusun ketika
penulisnya berada dalam penjara. Sehingga pemikiran dan penafsirannya
tentang makna al-Islām sangat dipengaruhi oleh kondisi Mesir dan
perjuangannya saat itu. Kedua, tinjauan umum kata al-Islām dan variasi
maknanya dalam al-Quran. Setelah itu penulis juga akan mengkaji
pemikiran Quṭb terhadap Islam yang tersebar dalam berbagai kitab dan
tulisannya, hal ini bertujuan untuk memberi penjelasan lebih lanjut terkait
penafsirannya tentang al-Islām.
Data-data yang telah didapatkan baik data primer maupun sekunder
disusun secara sistematis yang bertujuan untuk memudahkan pemahaman.
Dari data-data tersebut penulis akan membagi pembahasan
menjadi
beberapa bab yang kemudian akan dijelaskan mengunakan metode
deskriptik-analitis sehingga permasalahan yang dikaji menjadi jelas dan
materi pembahsanpun lebih mudah dipahami.
G. Sistematika Pembahasan
Pembahasan dalam penelitian ini dibagi menajdi beberapa bab dan
subbab yang saling berkaitan. berikut adalah rinciannya:
Bab pertama, berisikan pendahuluan yang menguraikan tentang latar
belakang, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka,
kerangka teori metode penelitian, dan sistemika pembahasan.
18
Bab kedua akan dipaparkan menganai biografi Sayyid Quṭb dan kitab
Fī Ẓilāl al-Qurān, pembahasan biografi dimulai dari latar belakang keluarga
dan sosial, aktivitas keilmuan, bergabungnya dengan al-Ikhwān al-Muslimūn
dan karya-karyanya. Sedangkan pembahasan seputar kitab Ẓilāl dimulai dari
latar belakang penulisan, penamaan dan tujuan penulisan, serta metode, corak
dan sistematika penyusunan kitab.
Bab ketiga`akan membahas tentang makna al-Islām secara umum,
uraian topik pada pembahasan ini meliputi pengertian dasar al-Islām secara
etimologi dan terminologi, derivasi kata al-Islām, serta makna al-Islām dalam
al-Quran. Pembahasan ini bertujuan untuk memperoleh pandangan secara
umum tentang al-Islām menurut para tokoh yang kemudian akan penulis
jadikan sebagai pisau analisis dalam memahami makna al-Islām menurut
Sayyid Quṭb dalam Fī Ẓilāl al-Qurān.
Bab keempat yang merupakan inti dari penelitian ini yakni penafsiran
Sayyid Quṭb tentang Islam dalam tafsir Fī Ẓilāl al-Qurān. Dalam penelitian
ini penulis membatasi ayat-ayat yang akan dikaji dengan mengacu pada
Mu’jam Muhfaras karya Al-Baqi yaitu kata al-Islām dalam al-Quran disebut
sebanyak enam kali diantaranya pada Q.S Āli ‟Imran (3): 19 dan 85, QS. alMā‟idah (5):3, al-An‟am (6):125, al-Zumar (39): 22 dan al-Ṣaff (61): 7. Pada
bab terakhir yaitu kelima merupakan kesimpulan dan saran. Kesimpulan
merupakan pemaparan singkat dari penelitian yang penulis lakukan
berdasarkan rumusan masalah. Terakhir sub bab saran adalah memuat
beberapa masukan atau rekomendasi bagi penelitian selanjutnya.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kata al-Islām dalam al-Quran dengan segala bentuk derivasinya
memiliki arti yang bermacam-macam seperti damai, sejahtera, tunduk, patuh,
berserah diri, dan suci. Ayat-ayat yang penulis ambil dalam penelitian ini
adalah ayat-ayat yang memuat kata al-Islām dalam bentuk maṣdar, yang
didalam al-Quran disebutkan sebanyak 6 kali dan tersebar dalam 5 surat.
Ayat-ayat tersebut diantaranya QS. Āli ’Imran (3): 19 dan 85, QS. al-Mā’idah
(5):3, QS. al-An’am (6): 125, QS. al-Zumar (39):22 dan QS. al-Ṣaff (61): 7.
Kata al-Islām dalam bentuk maṣdar yang disebutkan dalam ayat tersebut
memiliki kedudukan tinggi yang berarti Islam sebagai agama sekaligus
merupakan sebuah bentuk penekanan bahwa Islam adalah satu-satunya agama
yang diterima Allah. Dari penafsiran Sayyid Quṭb terhadap ayat-ayat tersebut
dalam kitab tafsirnya Fī Ẓilāl al-Qurā, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan
diantaranya:
1. Quṭb memaknai kata al-Islām sebagai ketauhidan kepada Allah. Bentuk
ketauhidan yang dimaksud adalah mengakui “Keesaan Allah” dan
meyakini hanya ada satu akidah yang diterima oleh Allah yakni Islam.
Selain itu, Islam bukanlah sekedar pengakuan dalam hati atau persaksian
dalam bentuk syahadat. Akan tetapi Islam yang dimaksud Quṭb adalah
istislam yakni seseorang harus tunduk, patuh kepada kedaulatan Allah dan
hanya melaksanakan manhaj Allah semata. Menurutnya Islam bukanlah
131
132
sebuah teori, melainkan sesuatu yang harus direalisasikan dan bahkan
diperjuangkan. Tidak cukup hanya dengan tabligh dan penjelasan
melainkan sebuah deklarasi dalam bentuk ucapan dan tindakan.
Dengan tegas Quṭb juga memaknai kata al-Islām sebagai sebuah
agama yang sempurna dan menyeluruh (QS. al-Mā’idah (5):3). Dalam
artian sesungguhnya Islam sebagai agama terakhir yang dibawa oleh Nabi
Muhamamad merupakan risalah yang sempurna yang tidak memerlukan
penambahan atau penguranggan. Selain itu Islam adalah agama yang
memuat segala tata aturan yang lengkap, meliputi semua segi kehidupan,
sehingga umat tidak perlu mengambil sistem lain selain apa yang terdapat
dalam Islam. Ia menegaskan bahwa Islam adalah agama yang tetap
terpelihara, tidak akan terhapuskan dan tidak akan mengalami perubahan.
2. Dari penafsirannya terhadap kata al-Islām dan beberapa pemaparan terkait
pandangannya terhadap Islam, dapat disimpulkan bahwa Sayyid Quṭb
menghadirkan diri sebagai seorang ekslusive. Sikap keberagamaan yang
menjalankan kepercayaannya dengan menganggap bahwa agamanya
adalah agama yang paling benar, sehingga kelompok lain diluar agamanya
atau non-Islam tidak dapat digolongkan dalam kebenaran yang serupa.
Kelompok ini menganggap bahwa Islam adalah satu-satunya jalan
kebenaran dan keselamatan.
Hal ini juga dapat dilihat melalui berbagai pemikiran dan
tulisannya tentang sifat, fungsi dan misi Islam. Namun jika menilik pada
perjalanan hidupnya yang keras, tampak jelas jika Quṭb melewati beberapa
133
tahapan yang membuatnya berangsur-angsur mengambil sikap ekslusive
dalam Islam. Pengalamannya yang pahit, proses peralihan pemikiran dan
pandangannya terhadap Islam serta keterlibatannya dalam gerakan ikhwān
dapat dijadikan sebagai penyebab dari sikap keberagamaan yang
diambilnya.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa penelitian ini jauh dari kata sempurna,
banyak hal yang nantinya perlu dikaji. Oleh karena itu untuk lebih
memperdalam kajian tentang kata al-Islām dalam al-Quran, menurut penulis
ada beberapa hal yang perlu ditindaklanjuti oleh peneliti berikutnya seperti:
1. Perlu adanya penelitian lebih mendalam terhadap makna al-Islām. Sebab
sejauh penelusuran penulis meskipun penelitian terkait Islam sudah
banyak dilakukan, namun belum ada penelitian yang membahas term
makna al-Islām secara mendalam. Hal ini sangat menarik sebab kata alIslām
memiliki
banyak
perubahan
bentuk
dan
makna
dalam
penggunaannya, yang dalam al-Quran memiliki kaitan antara satu ayat
dengan ayat yang lain dan satu makna dengan makna yang lain. Maka
akan lebih tepat jika penelitian terkait term al-Islām dalam al-Quran
melalui analisa semantik.
2. Melakukan studi komparasi serta melakukan kontekstualisai terhadap
kandungan ayat terkait makna al-Islām. Penelitian ini dilakukan untuk
menjawab berbagai problem umat konteporer, dimana setiap kelompok
134
memiliki penafsiran sendiri atas agama yang dianutnya yang tidak jarang
berakhir pada konflik. Maka penelitian terhadap term al-Islām dapat
dilakukan secara lebih luas, baik dalam segi tafsir, tokoh ataupun
lapangan.
Terakhir, kritik bagi penulis diharapkan menjadi bentuk evaluasi
kedepannya, agar nantinya kekurangan-kekurangan pada penelitian ini dapat
diperbaiki kembali. Kritik konstruktif selalu menjadi harapan penulis sebagai
bentuk masukan dan pembenahan terhadap penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Abd Al-Bāqi, Muhammad Fuād. Mu’jam Muhfaras Li Alfaẓḥ al-Qurān. Beirut:
Dār al-Fikr, 1992.
Amal, Taufik Adnan. Rekontrusksi Sejarah al-Quran. cet. Ke-1 Yogyakarta:
FkBA, 2001.
Aqil, Abdullah. Mereka yang Telah Pergi terj.Khozin Abu Faqih, Lc. Jakrta: AlI’tishom, 2010.
Arkoun, Muhammad. Rethinking Islam, terj. Yudian W Asmin dan Latiful
Khuluq. Yogyakarta: Pustaka Pelajar: 1996.
Arkoun, Muhammad. Islam Kemarin dan Hari Esok terj Ahsin Muhammad.
Bandung: Penerbit Pustaka: 1997.
Aṣfahāni, Al-Rāgib Al. Mu’jam Mufradāt al-faẓ al-Qurān. Lebanon: Dār alKutub, 2008.
Ayyub, Mahmud. Al-Quran dan Para Penafsirnya terj. Nick G Darma Putra.
Jakarta: Pustaka Firdaus, 1992.
Binder, Leonard. Islam Liberal:Kritik Terhadap Ideologi-Ideologi Pembangunan
terj. Imam Mutaqin. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2001.
Cawidu, Harifuddin. Konsep Kufur dalam al-Quran; Suatu Kajian Teologis
dengan Pendekatan Tafsir Tematik. Jakarta: Bulan Bintang.
Chirzin, Muhammad. Kontroversi Jihad di Indonesia. Yogyakarta: Pilar Media,
2006.
---------- al-Quran dan Ulumul Quran, Yogyakarta: Dhana Bakti Prima Yasa,
1998.
Enayat, Hamid. Reaksi Politik Sunni dan Syi’ah: Pemikiran Politik Islam Modern
Menghadapi Abad ke-20. Bandung: penerbit Pustaka, 1988.
Esposito, John L. Dinamika Kebanggunan Islam: Watak, Proses, dan Tantangan.
terj. Bakri Siregar. Jakarta: CV. Rajawali.
---------- The Oxford Encyclopedia Of Modern Islamic World. New York:Oxford
University Press,1995.
135
136
---------- Ancaman Islam: Mitos atau Realitas terj. Alwiyyah Abdurrahman dan
MISI. Bandung: Mizan, 1996.
Fadullah, Mahdi. Titik Temu Agama dan Politik: Analisa Pemikiran Sayyid Quṭb
Solo: Ramadhani, 1991.
F. Schoun. Memahami Islam terj. Anas Mahyudin. Bandung: Penerbit Pustaka,
1994.
Harahap, Syahrian. Metodologi Studi dan Penelitian Ilmu-Ilmu Ushuluddin.
Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000.
Hawa, Said. al-Islam terj. Abu Ridho dan Annur Rafiq Shaleh Tamhid. Jakarta:
al-I’tishom, 2012.
Hidayat, Nu’im. Sayyid Quṭb Biografi dan Kejernihan Pemikirannya. Jakarta:
Gema Insani Press, 2005.
Ibn. Mandzur. Lisan al-Arab, Kairo: Dar al-Ma’arif, t.t), vol. III, Muhaqqiq:
Muhammad ‘Ali al-Kabir dkk.
Izutsu, Tosihiko. Konsep Etika Religius dalam al-Quran terj. Agus Fahri Husain.
Yogyakarta: Tiara Wacana, 1993.
Jamilah, Maryam. Para Mujahid Agung terj. Hamid Lutfi A.B. Bandung: Mizan,
1993.
Khalidi,
Shalah Abdul Fatah Al. Tafsir Metodologi Pergerakan di Bawah
Naungan Quran terj. Asmuni Sholihan Zamakhsyari. Jakarta: Yayasan
Bunga Karang, 1995.
Mashur, Kahar. Pokok-Pokok Ulumul Quran. Jakarta: Rineka Cipta, t.th.
Maududi, Abul A’la Al. Prinsip-prinsip Islam terj. Abdullah Suhailli. Bandung:
Al-MA’arif, 1991.
Misrawi, Zuhairi. Pandangan Muslim Moderat; Toleransi, Terorisme dan Oase
Perdamaian. Jakarta: Gramedia, 2010.
Misrawi, Zuhairi. Doktrin Islam Progresif; Memahami Islam sebagai Ajaran
Rahmat. Jakarta :LSIP, 2004.
Mohammad, Herry. dkk, Tokoh-Tokoh Islam yang Berpengaruh Abad 20. Jakarta:
Gema Insani, 2006.
137
Muhammad, Afif. Dari Ideologi ke Teologi: Telaah atas Metode dan Pemikiran
Teologi Sayyid Quṭb. Bandung: Rumput Merah.
Mustaqim, Abdul. Epistemologi Tafsir Konteporer. Yogyakarta: Lkis, 2012.
---------- Dinamika Sejarah Tafsir al-Quran. Yogyakarta: LSQ Ar-Rahmah, 2012.
Mudzhar, M.Atho. Pendekatan Studi Islam dalam Teori dan Praktek. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 1998.
Nasution, Harun. Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya. Jilid 1, Jakarta: UIPress, 2013.
Nasocha. “Penafsiran Sayyid Quṭb tentang Mukmin sebagai Pelaku Kebaikan
dalam Kitab Fī Ẓilāl al-Qurān” Skripsi Fakultas Ushuluddin dan
Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2009.
Panikar, Raimundo. Dialog Intra Religius, terj. Kelompok Studi Filsafat
Driyakarya. Yogyakarta: Kanisius, 1994.
Qardhawi, Yusuf Al. Karakteristik Islam: Kajian Analitik. Surabaya: Risalah
Gusti, 1994.
Qattan, Manna’ Khalil Al. Studi Ilmu-Ilmu al-Qur’an terj. Muzakir AS. Jakarta:
Litera Antar Nusa, 1996.
Quṭb, Sayyid. Fī Ẓilāl al-Qurān (Dibawah Naungan al-Quran). Jakarta: Gema
Insani, 2012.
---------- Karakteristik Konsepsi Islam, terj. Muzakir. Bandung: Pustaka, 1990.
---------- Beberapa Studi Tentang Islam terj. Rachman Zainudin. Jakarta: Media
Dakwah, 1982.
---------- Masyarakat Islam. terj. Mu’thi Nurdin. Cet. II. Bandung: Al-Ma’arif
1976.
---------- Mengapa Saya Dihukum mati?: Pengakuan Terakhir Sayyid Quthb terj.
Ahmad Djauhar Tanwiri. Bandung: Mizan, 1993.
---------- Keadilan Sosial dalam Islam terj Afif Muhammad. Bandung: Pustaka,
1984.
---------- Ciri Khusus Citra Islam dan Landasan Dasarnya terj. Abu Laila dan M.
Tohir. Bandung: al-Ma’arif: 1988.
138
---------- Petunjuk Jalan yang Menggetarkan Iman terj Mahmud Harun
Muchtarom. Yogyakarta: Pro-U Media, 2013.
---------- Jalan Pembebasan terj. Badri Saleh Yogyakarta: Shalahudin Press, 1985
Rachman, Budhy Munawar. Argumen Islam untuk pluralism. Jakarta: Grasindo
2008.
Rahmena, Ali. Para Perintis Zaman Baru. Bandung : Mizan, 1996.
Rahardjo, M. Dawam. Ensiklopedi Al-Quran Jakarta: Paramadina, 1996.
Sjadzali, Munawir. Islam dan Tata Negara: Ajaran, Sejarah dan Pemikiran.
Jakarta: UII Press, 1993.
Shihab, Quraish. Studi Kritis Tafsir al-Manar. Bandung: Pustaka Hidayah, 1994.
---------- Ensiklopedi al-Quran: Kajian Kosa Kata. Jakarta: Lentera Hati, 2007.
Sudrajat, Ajat. Tafsir Inklusif Makna Islam Yogyakarta: AK Group, 2004.
Suyuthi, Jalaludin Al. Asbāb al-Nuzūl: Sebab Turunnya al-Quran terj. Tim Abdul
Hayyie, cet. 1. Jakarta: Gema Insani, 2008.
Syaltout, Mahmud. Al-Islam ‘Aqidah wa Syari’ah. Mesir: Dar al-Qalam, 1966.
Usmani, Rofi’i. Tokoh-Tokoh Muslim Pengukir Zaman. Bandung: Penerbit
Pustaka, 1998.
Tim penyusun. Ensiklopedi Islam. Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1997.
Tim Penyusun, Ensiklopedi al-Quran,: Dunia Islam Modern. Yogyakarta: PT
Dana Bhakti Prima Yasa, 2005.
Hadits Riwayat Bukhari, kitab Iman, Bab Menyebarkan Salam Bagian dari Islam,
Lidwa Pusaka i-Software, Kitab 9 Imam Hadits.
www. id.wikipedia.org/wiki/Negara_Islam_Irak_dan_Syam diakses pada 22 Juli
2015 11:17
Download