BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran

advertisement
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Obyek Penelitian
4.1.1 Sejarah Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta
Sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia menurut UndangUndang Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengakui dan menghormati satuansatuan pemerintahan yang bersifat khusus atau istimewa yang diatur dengan undangundang. Selain itu, negara mengakui dan menghormati hak-hak khusus dan istimewa
sesuai dengan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia. Provinsi DKI Jakarta
sebagai satuan pemerintahan yang bersifat khusus dalam kedudukannya sebagai
Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia dan daerah otonomi memiliki fungsi
dan peran yang penting dalam mendukung penyelenggaraan pemerintah negara
kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Negara Republik
Indonesia tahun 1945. Oleh karena itu diberikan khusus tugas, hak, kewajiban, dan
tanggung jawab dalam menyelenggarakan pemerintah daerah dan sebagai tempat
kedudukan perwakilan negara asing, serta pusat/perwakilan lembaga internasional.
Provinsi Daerah Khusus Ibu Jakarta (Provinsi DKI Jakarta) adalah provinsi
yang mempunyai khususan dalam penyelenggaraan pemerintah daerah karena
kedudukannya sebagai Ibu Kota Negara Kesatuan Republik Indonesia. Provinsi DKI
Jakarta diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang
1
2
pemerintahan daerah dan pemilihan kepala daerah, kecuali hal-hal yang diatur sendiri
dalam UU 29/2007.
Wilayah Provinsi Dki Jakarta dalam kota administrasi dan kabupaten
Administrasi dalam kecamatan. Wilayah kecamatan dibagi dalam kelurahan. Provinsi
DKI Jakarta menjadi 5 wilayah kota administrasi dan satu kabupaten administratif
yakni : Kota Administrasi Jakarta Pusat dengan luas wilayah 47,90km², Jakarta Utara
dengan luas wilayah 142,20 km², Jakarta Barat denganluas wilayah 126,15 km²,
Jakarta Selatan dengan luas wilayah 145,73 km², Jakarta Timur 187,73 km², dan
Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu dengan luas 11,81 km², serta Kabupaten
Administratif. Disebelah utara membentang pantai sepanjang 35 km yang menjadi
tempat bermuaranya 13 buah sungai dan 2 buah kanal, Kota Bekasi dan Kabupaten
Bekasi sebelah barat dengan kota tanggerang dan Kabupaten Tanggerang, serta
disebelah utara dengan laut Jawa.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dipimpin oleh Gubernur dibantu oleh Wakil
Gebernur yang dipilih secara langsung melalui pemilihan umum Kepala Daerah dan
Wakil Kepala Daerah tang harus memperoleh suara lebih dari 50% suara sah.
Perangkat derah provinsi DKI Jakarta terdiri dari seketariat daerah, seketariat
DPRD, Dinas Daerah, Lembaga teknis daerah, kota Administrasi/Kabupaten
Administrasi, Kecamatan, Kelurahan. Dalam kedudukannya Ibukota Negara Republik
Indonesia, Pemerintah DKI Jakarta dapat mengusulkan kepada pemerintah
3
penambahan jumlah Dinas, lembaga teknis provinsi serta dinas, dan atau lembaga
teknis daerah yang baru sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan anggaran
keuangan daerah.
Gubernur dalam kedudukiannya sebagai Wakil Pemerintah dan Kepala
Daerah Provinsi DKI Jakarta yang diberikan kekhususan tugas, hak, kewajiban,dan
tanggung jawab dalam kedudukan DKI Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan
Republik Indonesia dibantu oleh sebanyak-banyaknya 4 orang Deputi Gubernur
sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan keuangan daerah yang bertanggung jawab
kepada Gubernur. Deputi diangkat dari pegawai negeri sipil yang memenuhi
persyaratan. Deputi diangkat dan diberhentikan oleh Presiden atas usul Gubernur.
4.1.2 Logo Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta
Lambang Daerah
Lambang Daerah Khusus lbukota Jakarta Raya adalah sebagai berikut
:Lukisan Perisai segi lima yang didalamnya melukiskan gerbang terbuka.Didalam
4
gerbang terbuka itu terdapat "Tugu Nasional" yang dilingkari oleh untaian (krans)
padi dan kapas. Sebuah tali melingkar pangkal tangkai-tangkai padi dan kapas.
Pada bagian atas pintu gerbang tertulis sloka “Jaya Raya”, sedang di bagian
bawah perisai terdapat lukisan ombak-ombak laut. Pinggiran Perisai digaris tebal
dengan warna emas.Gerbang terbuka bagian atas berwarna putih, sedang huruf-huruf
sloka “Jaya Raya” yang tertulis diatasnya berwarna merah.
“Tugu Nasional” berwarna putih.Untaian (krans) padi berwarna kuning dan
untaian (krans) kapas berwarna hijau serta putih.
Ombak-ombak laut berwarna dan dinyatakan dengan garis-garis putih,
kesemuanya ini dilukiskan atas dasar ysng berwarna biru.
Pengertian
Lambang Daerah Khusus lbukota Jakarta Raya melukiskan pengertianpengertian sebagai berikut :
1. Jakarta sebagai kota revolusi dan kota proklamasi kemerdekaan Indonesia
2. Jakarta sebagai lbu-Kota Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pengertian kota dilambangkan dengan gerbang (terbuka).Kekhususan kota
Jakarta sebagai kota revolusi dan kota proklamasi dilambangkan dengan'Tugu
Nasional" yang melambangkan kemegahan dan daya juang dan cipta Bangsa dan
rakyat Indonesia yang tak kunjung padam.
5
“Tugu Nasional” ini dilingkari oleh untaian padi dan kapas, dimana pada
permulaan tangkai-tangkainya melingkar sebuah tali berwarna emas, yakni lambang
cita-cita daripada perjuangan Bangsa Indonesia yang bertujuan suatu masyarakat adil
dan makmur dalam persatuan yang kokoh erat.
Dibagian bawah terlukis ombak-ombak laut yang melambangkan suatu ciri
khusus dari Kota dan negeri kepulauan Indonesia. Keseluruhan ini dilukiskan atas
dasar wama biru, wama angkasa luar yang membayangkan cinta kebebasan dan cinta
darnai bangsa Indonesia.
Dan keseluruhan ini pula berada dalam gerbang, dan pada pintu gerbang itu
terteralah dengan kemegahan yang sederhana sloka "Jaya Raya' satu sloka yang
menggelorakan semangat segala kegiatan-kegiatan Jakarta Raya sebagai lbu-kota dan
kota perjoangan Negara Kesatuan Republik Indonesia.Dan keseluruhan ini pula
berada dalam kesatuan yang seimbang pada bentuk perisai segi-lima yang bergaris
tebal emas, sebagai pernyataan permuliaan terhadap dasar falsafah negara
“Pancasila”
Tentang arti bentuk lukisan serta wama masing-masing dapat dijelaskan sebagai
berikut:
Bentuk
pintu gerbang
-Lambang kota, lambang kekhususan Jakarta
sebagai pintu keluar masuk kegiatan-kegiatan
nasional dan hubungan intemasional.
6
Warna
Tugu Nasional
-Lambang kemegahan, daya-juang dan cipta.
padi/kapas
-Lambang kemakmuran.
tali emas
-Lambang pemersatuan dan kesatuan.
ombak laut
-Lambang kota, negeri kepulauan.
sloka “Jaya Raya”
-Slogan perjuangan Jakarta
Bentuk perisai segi lima
-Pancasila
mas pada pinggir perisai
-Kemuliaan Pancasila.
merah sloka
-Kepahlawanan
putih pintu gerbang
-Kesucian
putih tugu nasional
-Kemegahan kreasi mulya
kuning padi/hijau putih kapas -Kemakmuran dan keadilan
Biru
-Angkasa bebas dan luas
ombak putih
-Alam laut yang kasih. 1
4.1.3 Visi dan Misi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
 Visi
"JAKARTA YANG NYAMAN DAN SEJAHTERA UNTUK SEMUA"
1
http://www.jakarta.go.id/web/news/2009/10/lambang-daerah
7
Penjelasan makna atas pernyataan visi dimaksud adalah :
1. Jakarta yang nyaman, bermakna terciptanya rasa aman, tertib, tentram dan
damai.
2. Jakarta yang sejahtera, bermakna terwujudnya derajat kehidupan penduduk
Jakarta yang sehat, layak dan manusiawi.
Jakarta adalah sebuah Kota yang bisa menjanjikan kehidupan yang nyaman
dan sejahtera untuk semua, jika Pemerintah dan masyarakatnya sepakat untuk secara
optimal menjawab tantangan, menyelesaikan permasalahan, serta memanfaatkan
potensi dan peluang yang ada. Kebersamaan adalah sebuah kata kunci.
Kepemimpinan adalah jawaban terhadap setiap tantangan. Tata kelola Pemerintahan
yang baik adalah titik tolak untuk menyelesaikan berbagai permasalahan. Dengan
modal kebersamaan, kepemimpinan dan tata kelola yang baik itu, InsyaAllah
Pemerintah DKI Jakarta dan masyarakat Jakarta kelak akan lebih mampu
memanfaatkan segala potensi dan peluang yang tersedia. Jakarta yang nyaman dan
sejahtera untuk semua adalah visi kami dalam menjalankan roda Pemerintahan DKI
Jakarta periode 2007-2012.
 Misi
1. Membangun tata Pemerintahan yang baik dengan menerapkan kaidah-kaidah
"Good Governance".
2. Melayani masyarakat dengan prinsip pelayanan prima.
8
3. Memberdayakan masyarakat dengan prinsip pemberian otoritas pada
masyarakat untuk mengenali permasalahan yang dihadapi dan mengupayakan
pemecahan yang terbaik pada tahapan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan
dan pengendalian pembangunan.
4. Membangun sarana dan prasarana kota yang menjamin kenyamanan, dengan
memperhatikan prinsip pembangunan berkelanjutan.
5. Menciptakan lingkungan kehidupan kota yang dinamis dalam mendorong
pertumbuhan dan kesejahteraan.2
4.1.4 Gambaran Umum Dinas Komunikasi, Informatika dan Kehumasan
Dinas Komunikasi, Informatika dan Kehumasan Provinsi DKI Jakarta
dibentuk melalui Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi
Perangkat Daerah dan merupakan penggabungan dari beberapa perangkat daerah
seperti Biro Humas dan Protokol, Kantor Pengelolaan Teknologi Informasi dan Dinas
Pehubungan. Fungsi yang digabung adalah urusan Komunikasi, Informatika dan
Kehumasan.
Dinas ini mempunyai tugas melaksanakan untuk komunikasi, informatika, dan
kehumasan. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Dinas Komunikasi, Informatika
dan Kehumasan mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Menyusunan, dan Melaksanaan rencana kerja dan anggaran dinas komunikasi,
informatika, dan kehumasan.
2
http://www.jakarta.go.id/web/news/2012/10/visi-dan-misi-gubernur
9
2. Merumusan kebijakan teknis pelaksanaan urusan komunikasi, informatika dan
kehumasan.
3. Melaksanaan kehumasan.
4. Mengelolaan, membinaan, dan mengembangan Teknologi Informasi.
5. Mengelolaan, membinaan, dan mengembangan komunikasi.
6. Membinaan pos dan telekomunikasi.
7. Membinaan, dan mengembangan tenaga fungsional pranata kehumasan dan
pranata computer.
8. Mengembangan jejaring kerja kehumasan.
9. Publikasi, pelayanan informasi dan pendokumentasian kegiatan kebijakan
pemerintah daerah.
10. Memfasilitasi dan mengoordinasian akses publik terhadap pemerintah daerah.
11. Mengumpulan, mengolahan, menyajian, dan klarifikasi sikap masyarakat
terhadap pelaksanaan kebijakan pemerintah daerah.
12. Mengelolaan media cetak dan elektronik.
13. Pelayanan, pembinaan, dan pengendalian perizinan dan atau rekomendasi usaha
pos, telekomunikasi dan informatika.
14. Pemungutan, penatausahaan, penyetoran, pelaporan, dan pertanggungjawaban
penerimaan retribusi di bidang komunikasi dan informatika.
15. Pengawasan
dan
pengendalian
kegiatan
penyelenggaraan
usaha
telekomunikasi dan informatika.
16. Memberian dukungan teknis kepada masyarakat dan perangkat daerah;
pos,
10
17. Mengelolaan kepegawaian, keuangan, barang, dan ketatausahaan dinas
komunikasi, informatika, dan kehumasan; dan
18. Melaporan, dan Mempertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi.
4.1.5 Struktur Organisasi
Susunan Bagan Organisasi Dinas Komunikasi, Informasi Dan Kehumasan
Bagan 1: Sumber: Arsip Seksi Data dan Informasi Kehumasan Pemrov DKI Jakarta
11
1.1.6 Seksi Data Dan Informasi DISKOMINFOMAS Pemprov DKI Jakarta
Seksi Data dan Informasi Kehumasan mempunyai tugas :
 menyusun rencana kerja dan anggaran (RKA) dan dokumen pelaksanaan anggaran
(DPA) Bidang Informasi Publik sesuai dengan lingkup tugasnya;
 melaksanakan dokumen pelaksanaan anggaran (DPA) Bidang Informasi Publik
sesuai dengan lingkup tugasnya;
 mengumpulkan data dan informasi mengenai kebijakan, program dan kegiatan
pemerintah daerah secara langsung dari instansi/lembaga terkait.
 Menghimpun,
mengolah,
menyajikan,
memelihara,
mengembangkan,
dan
memanfaatkan data dan informasi mengenai pendapat/opini/sikap masyarakat
terhadap kebijakan Pemerintah Daerah.
 mengelola bank data daerah di bidang kehumasan;
 melakukan koordinasi dengan instansi/lembaga/public dalam pengumpulan data;
 menyiapkan bahan dan pelaksanaan kegiatan pembinaan, koordinasi dan fasilitasi
akses publik terhadap perangkat daerah.
 menyiapkan bahan dan pelaksanaan kegiatan pembinaan kehumasan terhadap
perangkat daerah.
12
 menyiapkan bahan laporan Bidang Informasi Publik yang terkait dengan tugas
Seksi Data dan Informasi Kehumasan;
 melaporkan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas Seksi Data dan
Informasi Kehumasan. 3
1.1.7 Tentang ROP (Respon Opini Publik)
Respon Opini Publik merupakan implementasi dari adanya Undang-undang
no.14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dalam mendukung kinerja
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 14
Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik telah membuka peluang kepada
publik dalam mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Undang-undang ini mengatur
hak dan kewajiban serta sanksi masing-masing pemangku kepentingan terhadap
kebutuhan informasi sehingga akan tercipta komunikasi yang baik diantara publik
dan pemerintah dalam rangka mewujudkan Pemerintahan good governance.
Pada abad 21 perkembangan teknologi sangatlah pesat, maka kehadiran
Teknologi
Informasi
dan
Komunikasi
sangatlah
penting
dalam
memutus
keterbatasan-keterbatasan dalam proses persebaran informasi di masa lalu.Open
Government tidak dapat terlepas dari fenomena perkembangan teknologi informasi
yang menjadikan e-government sebagai tools. Untuk mencapai kesuksesan, para
penyusun kebijakan dan masyarakatnya haruslah akrab dengan teknologi.
3
Arsip Seksi Data Dan Informasi Pemprov DKI Jakarta
13
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta merupakan daerah potensial, jumlah
penduduk yang besar dalam penggunaan internet yang tinggi. Keberadaan portal dan
sistem Respon Opini Publik terdiri dari kanal formal dan sosial media yaitu email,
sms center, balai warga, twitter, facebook, media kliping.
Keberadaan Respon Opini Publik diharapkan bisa menjadi salah satu media
bagi warga untuk menyalurkan aspirasi melalui keluhan dan saran. Melalui Respon
Opini Publik masyarakat memiliki kemudahan dalam menyalurkan aspirasi karena
ROP adalah menjembatani antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan
masyarakatnya, agar kebutuhan atau aspirasi masyarakat dapat direspon langsung
oleh Pemprov DKI Jakarta dan dapat ditindaklanjuti oleh Dinas terkait sehingga
tujuan untuk menjadikan Jakarta lebih baik, nyaman dan aman dapat segera terwujud.
Adapun sejumlah kanal yang telah disediakan untuk kemudahan masyarakat
dalam menyampaikan aspirasinya sebagai berikut :
a. SMS 021-32881818
b. Balai warga di www.jakarta.go.id
c. SMS LAPOR! 1708
d. Twitter: @jakartagoid
e. Facebook: Jakartagoid
14
f. Email: [email protected]
g. Call Center 164
ROP itu sendiri dimaksudkan untuk merespon / menjawab langsung aspirasi
masyarakat yang berupa keluhan dan saran. Dengan adanya ROP terciptalah suatu
proses komunikasi dua arah antara Pemprov DKI Jakarta dengan masyarakat, dengan
komunikasi timbal balik yang dilakukan seperti itulah komunikasi antara Pemerintah
dengan masyarakat bisa dikatakan efektif dan citra Pemprov DKI Jakarta bisa terus
dibangun dan kebutuhan masyarakat juga bisa segera terpenuhi. 4
4.2
Hasil Penelitian
Pada bagian ini, peneliti akan mendeskripsikan dan menganalisa tentang uraian
dari hasil penelitian. Guna mendapatkan hasil yang sesuai dengan tujuan dari
penelitian ini, maka peneliti melakukan wawancara mendalam (indepth interview)
kepada pihak-pihak yang terlibat di dalam pengelolaan media sosial Facebook dan
Twitter Pemprov DKI Jakarta. Wawancara mendalam dilakukan kepada satu orang
key informan yaitu Bapak Alberto Ali selaku Kepala seksi Data dan Informasi
Diskominfomas Pemprov DKI Jakarta. Serta didukung oleh informan lain
diantaranya : Informan I, Mas Hamdi (Koordinator pengelola kanal Facebook dan
Twitter), Informan II, Mbak Dinu (Tenaga ahli yang mengelola akun Facebook),
Informan III, Mbak Lutfi (Tenaga ahli yang mengelola akun Twitter), Informan IV,
4
Arsip Respon Opini Publik Pemprov DKI Jakarta
15
Fifin ardiansyah (masyarakat Jakarta yang menjadi member Twitter Pemprov DKI
Jakarta), Informan V, Efrian Dhika (masyarakat Jakarta yang menjadi member
Facebook Pemprov DKI Jakarta)
Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh peneliti kepada Key Informan dan
Informan pendukung adalah pertanyaan rinci yang berfokus pada empat tahap
manajemen Humas menurut Cutlip, Center, dan Broom, yang terdiri dari,
mendefinisikan Problem, Perencanaan dan Pemrograman, mengambil tindakan dan
berkomunikasi, dan mengevaluasi program. Hal ini dilakukan Peneliti bahwasanya
untuk mengetahui bagaimana Pengelolaan media sosial Facebook dan Twitter oleh
manajemen Humas Seksi Data dan Informasi unit Respon Opini Publik.
4.2.1 Mendefinisikan Problem
Langkah pertama ini mencakup penyelidikan dan memantau pengetahuan,
opini, sikap dan prilaku pihak-pihak yang terkait dengan dan dipengaruhi oleh
tindakan dan kebijakan organisasi. Pada dasarnya ini adalah fungsi intelegen
organisasi. Fungsi ini menyediakan dasar untuk semua langkah dalam proses
pemecahan Problem dengan menentukan “Apa yang sedang terjadi saat ini?”. Pada
tahap ini Humas Seksi Data Dan Informasi Unit Respon Opini Publik Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta mendefinisikan masalahnya dengan cara, mencari tahu tentang
informasi apa saja yang dibutuhkan masyarakat saat ini.
16
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Alberto Ali selaku kepala seksi
Data dan Informasi Diskominfomas Pemprov DKI Jakarta, mengenai informasi apa
saja yang dibutuhkan masyarakat saat ini, beliau menyatakan
“Kebutuhan dasar informasi masyarakat yang pasti. Seperti berkaitan
dengan kependudukan, bagaimana dia mengurus akta kelahiran lalu kalau
sudah besar mengurus ktp, lalu ketika sudah cukup umur dia berumah tangga
bagaimana dia mengurus izin nikah dan seterusnya, lalu ketika dia
meninggal bagaimana mengurus kematiannya, seterusnya itu berkaitan
dengan kependudukan, lalu informasi berkaitan dengan
pelayanan,
perizinan, terus juga berkaitan dengan masalah-masalah infrastruktur,
informasi buat bisnis dan usaha, serta informasi lainnya yang berkaitan
dengan kebijakan pemerintah Provinsi”5
Pernyataan beliau dilengkapi oleh penyataan Mas Hamdi selaku Koordinator Respon
Opini Publik Pemprov DKI Jakarta ketika ditanyai dengan pertanyaan yang sama,
beliau menyatakan
“Kalau untuk saat ini sih program-program dari pemerintah, jadi Facebook
dan Twitter itu kita pakai untuk sosialisasi program pemerintah seperti
tentang pembuatan KJP, pembuatan KJS itu semua kita share di facebook dan
twitter”6
Lalu peneliti menyambung pertanyaan kepada Bapak Alberto Ali, yaitu mengenai
bagaimana cara Humas Seksi Data dan Informasi Pemprov DKI Jakarta mencari tahu
bahwa informasi tersebut merupakan informasi yang memang dibutuhkan masyarakat
saat ini, beliau menyatakan sebagai berikut,
“Ya pertama ya kita melihat pertanyaan-pertanyaan yang masuk ke kita,
itukan menjadi bahan berapa banyak informasi atau pernyataan-pertanyaan
5
6
Hasil wawancara mendalam dengan Key Informan, Bapak Alberto Ali (9 September2014)
Hasil wawancara dengan Mas Hamdi Informan 1 ( 9 September 2014)
17
yang menuju itu nanti kita kelompokan, oh ini banyak tentang KTP, oh ini
banyak tentang pengen mengurus KJS bagaimana sih, KJP bagaimana sih, oh
dari situ kita himpun berarti kita bikin strategi komunikasinya, oh kalau
begitu untuk minggu depan atau hari ini kita bikin issu untuk di Twitter
adalah masalah kesehatan, masalah pendidikan, masalah kependudukan,
masalah transportasi, masalah kemacetan, salah satunya itu dilihat dari
pertanyaan-pertanyaan yang muncul perhari-harinya. Masyarakat juga butuh
informasikan, nah untuk memudahkan masyarakat mencari informasi, kita
buat suatu issu di media sosial, tapi bahannya dari masyarakat sendiri”7
Hal senada pun diungkapkan oleh Koordinator Respon Opini Publik, beliau
menyatakan
“Ya dari masyarakat sendiri, jadi kita lihat dari aspirasi yang masuk, mana
nih yang paling banyak, disitu kita jadi tahu bahwa informasi tersebut
merupakan informasi yang dibutuhkan masyarakat jakarta saat ini, misalnya
ada masyarakat yang menanyakan tentang pembuatan KJP, KJS dan
sebagainya, dari situ kita sortir, apa saja informasi yang dibutuhkan
masyarakat, setelah itu, baru nantinya kita akan share di Twitter dan
Facebook.”8
Pernyataan diatas diperkuat dengan data yang diberikan oleh Koordinator
Respon Opini Publik, seperti grafik berikut :
7
8
Hasil Wawancara mendalam dengan Key Informan tanggal (9 September 2014)
Hasil wawancara mendalam dengan Informan 1 (9 Setember 2014)
18
Grafik Mengenai Jumlah Aspirasi Yang Masuk Periode Januari s/d Juni 2014
Bagan 2 Sumber : Arsip Respon Opini Publik
Dari data grafik aspirasi diatas kemudian tim Respon Opini Publik
mengkategorikan aspirasi tersebut berdasarkan topik yang telah ditentukan, berikut
pengkategorian topik melalui bentuk grafik dibawah ini :
19
Grafik Mengenai Aspirasi Berdasarkan Topik
Bagan 3 Sumber : Arsip Respon Opini Publik
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa tim Respon Opini Publik Pemprov DKI
Jakarta mengkategorikan aspirasi masyarakat menjadi sembilan kategori, diantaranya
jalan rusak, banjir, sampah, pedagang kaki lima, parkir liar, transjakarta, bangunan
melanggar, drainase, KJP, dan KJS.
Setelah mendefiniskan masalah, pada tahap ini manajemen Humas Seksi Data
dan Informasi unit Respon Opini Publik Pemprov DKI Jakarta harus mendefiniskan
peluang, dan ketika disinggung mengenai peluang apa kedepannya yang dimiliki
Pemprov DKI Jakarta setelah membuka kanal komunikasi dua arah antara Pemprov
20
DKI dengan masyarakat melalui Facebook dan Twitter, beliau memaparkannya
sebagai berikut
“Peluang nya, ya..kalau peluang nya sih.. kita melihat bahwa kebutuhan
publik itu jadi terpetakan sama pemerintahan, apa yang dirasakan publik
secara langsung berkaitan dengan pelayanan kita, itu juga kita bisa tahu
melalui media sosial itu, jadi misalkan berkaitan dengan pelayanan perijinan
berkaitan dengan infrastruktur jalan, berkaitan dengan busway, iyakan,, juga
berkaitan dengan kepengurusan-kepengurusan administrasi kependudukan,
itu kita bisa tahu dengan interaksi dua arah, jadi intinya dapat mengetahui
kebutuhan publik itu apa dan kita juga bisa memberikan respon dan
feedbacknya secara langsung. Dan peluang itu akan menjadi benefit buat kita
ketika publik merasakan bahwa apa yang dia adukan atau dia sampaikan
melalui media sosial Facebook dan Twitter itu punya respon yang positif,
respon yang cepat dari pemerintah sehingga ada muncul trust, kepercayaan
publik terhadap pemerintahannya dan inikan yang harus kita bangun, kita
jaga yaitu membangun reputasi pemerintahan.”9
Menurut Peneliti pada tahap ini, Humas Seksi Data dan Informasi unit Respon
Opini Publik mendefinisikan Problem dengan cara mencari tahu tentang informasi
apa saja yang dibutuhkan masyarakat saat ini sudah efektif, hal ini ditandai dengan
banyak aspirasi yang masuk. Karena dari banyaknya aspirasi yang masuk tadi, Humas
Seksi Data dan Informasi unit Respon Opini Publik Pemprov DKI Jakarta akan lebih
mudah mensortir dan memprioritaskan informasi apa saja yang akan dipublish di
Facebook dan Twitter atau media lainnya yang dimiliki Pemprov DKI Jakarta.
Berdasarkan informasi diatas mengenai hasil wawancara dengan bapak
Alberto Ali (Key Informan), dan Mas Hamdi (InformanI) dapat dianalisis sebagai
berikut:
9
Hasil wawancara mendalam dengan Key Informan (9 Septermber 2014)
21
Langkah mendefinisikan problem yang dilakukan Seksi Data dan Informasi unit
Respon Opini Publik DKI Jakarta dengan mencari tahu informasi apa saja yang
dibutuhkan oleh masyarakat saat ini, melalui kanal Facebook dan Twitter sudah
berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari besarnya partisipasi masyarakat dalam
memberikan aspirasinya melalui kedua kanal tersebut. Dengan besarnya partisipasi
masyarakat dalam menyalurkan aspirasi mereka, tentu akan memberikan Humas
Pemprov DKI Jakarta sebuah peluang untuk membangun reputasi positif organisasi
pemerintahan.
4.2.2 Perencanaan dan Pemrograman
Informasi yang dikumpulkan dalam langkah pertama digunakan untuk
membuat keputusan tentang program publik, strategi tujuan, tindakan dan
komunikasi, taktik dan sasaran. Langkah ini akan mempertimbangkan temuan dari
langkah dalam membuat kebijakan dan program organisasi. Langkah kedua ini akan
menjawab pertanyaan ”berdasarkan apa yang Humas Pemprov (Seksi data dan
Informasi unit Respon Opini Publik) tahu tentang situasi, dan apa yang harus
dilakukan atau apa yang dirubah, dan apa yang harus dikatakan? ” Pada tahap ini
setelah mendefinisikan Problem, Humas Seksi Data Dan Informasi Unit Respon
Opini Publik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menetapkan tujuan, memutuskan
siapa saja yang terlibat didalam pengelolaan Facebook dan Twitter, menentukan
indikator keberhasilan (faktor yang dapat diukur), serta melakukan perencanaan dan
22
pemrograman yang berkaitan dengan strategi pengelolaan kanal Facebook dan
Twitter. Hal ini dilakukan untuk memecahkan Problem dan memperbesar peluang.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Pemprov DKI Jakarta, Bapak Alberto
Ali menjelaskan mengenai apa tujuan Humas Pemprov DKI Jakarta membuat akun
Facebook dan Twitter, beliau memaparkan
“Tujuannya yaitu, bahwa kita punya informasi keterkaitan kebijakan kinerja
Pemerintahan Provinsi itu harus diipublikasikan, Facebook dan Twitter itu
adalah salah satu kanal untuk kita mempromosikan atau mempublikasikan
kinerja kita, jadi tujuannya adalah untuk mempromosikan atau
mempublikasikan kinerja Pemprov DKI Jakarta” 10
Bapak Alberto Ali memaparkan mengenai siapa saja yang terlibat di dalam
pengelolaan Facebook dan Twitter sebagai berikut
“Yang terlibat,,seluruh SKPD terlibat karena kita punya akun-akun yang
melalui jejaring kita, tapi yang mengoperasionalkan itu di seksi Data dan
Informasi, saya yang mengumpulkan, tapi ada operatornya, yaitu tim
tenaga ahli pengumpul data.”11
Sedangkan Mas Hamdi sebagai Informan I memaparkannya sebagai berikut
“Yang pertama adalah koordinator dari seksi Data dan Informasi, terus
Koordinator Internal ROP, terus admin pemegang kanal Facebook dan
Twitter”12
Ketika ditanyai mengenai apa yang menjadi indikator keberhasilan dalam melakukan
publikasi melalui Facebook &Twitter, Bapak Alberto Ali menjelaskan
10
Hasil wawancara mendalam dengan Key Informan (9 September 2014)
Hasil wawancara mendalam dengan Key Informan (9 September 2014)
12
Hasil wawancara mendalam dengan Informan I (9 September 2014)
11
23
“Kalau indikatornya yang kita rasakan adalah semakin bertambahnya
Follower kita dari Twitter, tahun lalu sekitar 20 ribuan sekarang mungkin
sudah 40 ribuan, setahun sudah 100% ya, itu indikatornya. Yang kedua
indikatornya bahwa bermanfaat atau tidaknya kedua media sosial tersebut.
Ternyata saat ini sudah banyak masyarakat yang dengan mudah cepat
melaporkan hal-hal yang memang menjadi masalah dilingkungannya,
yaitu tadi dari 900 aspirasi yang masuk tahun 2012, 2013 menjadi 16000,
saya tidak tahu tahun depan apakah terjadi penurunan atau peningkatan13
Mas Hamdi, selaku koordinator Respon Opini Publik, menjelaskan mengenai, apakah
ada perencanaan terlebih dahulu sebelum melakukan publikasi di akun Facebook dan
Twitter.
“Iya ada, kita setiap bulan itu ada rapat koordinasi, jadi apa-apa saja yang
akan kita publikasikan di Facebokdan Twitter,karena apa yang ada di
facebook ada di twitter juga, jadi kita sudah buat daftarnya, biasanya kita
menyebutnya dengan Facebook Plan dan Twitter Plan. Jadi pagi itu kita
harus tweet apa,siang tweet apa, lalu sore tweet apa, itu sudah ada
rinciannya, jadi apa yang akan diposting harus diagendakan terlebih dahulu,
seperti pagi, kita Tweet tentang agenda wagub, agenda gubernur dan agenda
sekda,terus habis itu siangan dikit nanti kita ada sim dan stnk keliling terus
kita men share link yang ada di website jakarta.go.id, lalu setelah itu baru
kita menjawab aduan warga atau disposisi.”14
Lalu ketika ditanyai dengan pertanyaan, bagaimana melakukan perencanaan yang
baik agar konten yang akan dipublikasi melalui kedua media sosial ini mendapat
respon positif dari masyarakat, beliau pun menyatakan
Ya,,apa yang akan kita sampaikan harus bermanfaat bagi warga jakarta dan
menyangkut kepentingan warga jakarta juga, karenakan supaya mereka itu
tertarik,apa yang kita sediakan itu informasinya bermanfaat bagi mereka.15
13
Hasil wawancara mendalam dengan Key Informan (9 spetember 2014)
Hasil wawancara mendalam dengan Informarman I (9 Spetember 2014)
15
Hasil wawancara mendalam dengan Informan I (9 September 2014)
14
24
Dari informasi diatas dapat disimpulkan bahwa, Humas Seksi data dan
Informasi unit Respon Opini Publik Pemprov DKI Jakarta membuat perencananaan
terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan mengenai konten atau informasi apa
saja yang akan dipublikasikan melalui media sosial Facebook dan Twitter.
Perencanaan tersebut dilakukan melaui rapat Koordinasi seperti yang telah
disampaikan oleh Informan I.
Setelah menanyakan mengenai perencanaan peneliti menanyakan mengenai
konten apa saja yang biasanya dipublikasikan?, Mbak Lutfi (Informan II) selaku
admin Twitter menjelaskannya sebagai berikut
“Hmm, kontennya ya, ya seperti tadi sih udah dijelasin sama koordinator
isinya semua berita yang ada di website Jakarta.go.id itu kita posting, hmm,
agenda Gubernur, agenda Sekda terus informasi SIM keliling, terus kemudian
kita juga ada hari tertentu, kita informasikan tentang kebudayaan Jakarta,
tentang kebudayaan Betawi, mulai dari ondel-ondel itu apa terus sejarah
sejarah tertentu, ada pengetahuan umumnyalah, itu biasanya hari jumat kami
update berita-berita ringan seperti itu.”16
Sedangkan Mbak Dinu (Informan III) merespon pertanyaan dari peneliti adalah
sebagai berikut
Kalau kontennya sih itu lebih ada agenda Wagub, agenda Sekda, terus ada
informasi SMS, STNK keliling di wilayah Jakarta, terus Jakarta kini, jakarta
kini itu kita bisa dapat informasinya dari Jakarta.go.id dan dari situ kita
sudah mulai untuk menampung dan melayani aspirasi masyarakat, baik
berupa aduan, informasi maupun saran dan sesudah itu kita mensortir
16
Hasil wawancara mendalam dengan Informan II (9 September 2014)
25
apakah bentuk aspirasi itu bersifat membangun jakarta lebih baik lagi atau
tidak, jadi tidak semua aspirasi yang masuk itu kita respon.17
Setelah menentukan kontenapa saja yang akan di Publish, lalu pada tahap ini juga
Humas Seksi Data dan Informasi Unit Respon Opini Publik Pemprov DKI Jakarta
harus menentukan cara bagaimana mengenalkan ke dua kanal ini ( Facebook dan
Twitter) kepada masyarakat. Bapak Alberto Ali selaku key informan, menjelaskan
“Kalau kanal untuk kita promosikan ya..pertama kita melalui iklan, iklan di
media cetak maupun di media sosial, lalu kita membangun komunikasi
jejaring dengan media, lalu juga kita publikasikan di website resmi kita
maupun di berita jakarta.com dan juga melalui twitter dan facebooknya
sendiri, dan berikutnya dengan temen-temen yang sudah ada di dalam
lingkupnya perkerjaan di jakarta.go.id, tenaga ahlinya juga share ke tementemennya nih...ada akun resminya Pemprov berupa Facebook dan Twitter.”18
Berdasarkan informasi diatas mengenai hasil wawancara dengan Bapak
Alberto Ali, Mas Hamdi, Mbak Dinu dan Mbak Lutfi, dapat disimpulkan, bahwa
Humas Pemprov DKI Jakarta sebelum melakukan posting atau publikasi di Facebook
dan Twitter, mereka terlebih dahulu melakukan perencanaan dengan mengadakan
rapat koordinasi untuk menentukan konten apa saja yang akan dipublikasikan.
Sehingga konten yang akan dipublikasikan dapat bermanfaat bagi masyarakat Jakarta.
4.2.3
Mengambil Tindakan Dan Berkomunikasi
Langkah ketiga
adalah
mengimplementasikan
program
aksi
dan
komunikasi yang didesain untuk mencapai tujuan spesifik untuk masing-masing
17
18
Hasil wawancara mendalam dengan Informan III (9 September 2014)
Hasil wawancara mendalam dengan Key Informan (9 September 2014)
26
publik dalam rangka mencapai tujuan program. Pertanyaan dalam langkah ini adalah
“siapa yang harus melakukan dan menyampaikannya, dan kapan, dimana, dan
bagaimana caranya?” Pada tahap ini setelah melakukan perencanaan dan
pemrograman, Humas Seksi Data Dan Informasi Unit Respon Opini Publik
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengimplementasikan hasil dari perencanaan
tersebut dalam bentuk program komunikasi. Didalam tahap ini akan diuraikan
mengenai, bagaimana cara membina hubungan yang baik dengan pengguna Facebook
dan Twitter, dan bagaimana input sampai output mekanisme komunikasi melalui
Facebook dan Twitter.
Ketika diwawancara mengenai bagaimana cara membina hubungan yang
baik dengan member Facebook dan Twitter, Mbak Dinu selaku Informan III,
menuturkan
“Kalau membina hubungan baik dengan pengguna facebook jadi ketika
mereka memberikan aspirasi itu, kita respon, jadi mereka akan merasa
bahwa aspirasi mereka itu kita tanggapi”19
Sedangkan Mbak Lutfi selaku Informan II, menuturkan sebagai berikut
“Hmm, kalau membina Hubungan baik, kita berusaha sebaik mungkin
merespon segala opini yang masuk, ya pokoknya aktif merespon apa yang
mereka tanyakan”20
19
20
Hasil wawancara mendalam dengan Informan III ( 9 September 2014)
Hasil wawancara dengan Informan II (9 September 2014)
27
Dari informasi diatas peneliti menyimpulkan bahwa Humas Pemprov DKI Jakarta,
membina hubungan baik dengan membernya, yaitu dengan cara merespon secepat
mungkin segala aspirasi yang masuk ke akun Facebook dan Twitter mereka.
Ketika ditanya mengenai bagaimana input sampai output mekanisme
komunikasi melalui Facebook dan Twitter, Key Informan Bapak Alberto Ali
mengemukakan sebagai berikut
“Kalau di Twitter dan Facebook itu kita pertama menginventalisir dulu
informasi yang kita sajikan, misalkan tentang kependudukan bagaimana
sih mengurus ktp syarat-syaratnya apa saja, apa yang di harus dilakukan.
Nah itu dibikin kaya full Tweet. Jadi issunya kita bikin, Issunya tentang
kependudukan, bisa tentang kesehatan, bisa tentang informasi sim keliling,
ktp kelilling itu kita inventalisir yang kita punya, kemudian kita share
melalui Facebook dan Twitter lalu kita mendapatkan feedback, tapi
issunya memang harus yang dibutuhkan oleh publik, bisa saja issu yang
diluar yang tadi dibutuhkan oleh publik itu, kita full tweet nah ketika
mereka merasa itu manfaat mereka pasti follow, follow, follow gitu ya kan.
Misalnya kejadian banjir kemaren, tinggi muka air itu kita tweet, jadi
masyarakat tahu wah disini ada rawan banjir, wah disini airnya sudah
tinggi dan seterusnya. Jadi akhirnya karena itu bermanfaat bagi mereka,
mereka akan follow, follow, jadi akhirnya follower kita bertambah. Sama
halnya dengan facebook juga demikian, informasinya kita sajikan terus
setiap harinya dengan konten- konten yang sudah kita miliki”21
Sedangkan Koordinator Respon Opini Publik, ketika diajukan pertanyaan yang sama,
beliau menyatakan
“Iya jadi disini ada dua, jadi ada dari kita ke warga sama dari waga ke
kita, jadi kalau kita ke warga itu misal kalau kita nge-tweet agenda wagub,
agenda gubernur itu sifatnya cuma satu arah kita ke warga, tapi warga
juga bisa mention ke kita, misalnya dia bilang pak di sini ada jalanan
rusak pak, nah itu kita bisa dua arah, kita bisa tanya jalan rusaknya
21
Hasil wawancara mendalam dengan Key Informan (9 September 2014)
28
dimana, alamat lengkapnya dimana, setelah kita dapet semua informasinya
lengkap kita bisa lapor ke dinas terkait nanti dinas yang
menindaklanjuti.”22
Pernyataan key Informan dan Informan I dilengkapi dengan pernyataan Mbak Dinu
selaku admin Facebook Pemprov DKI Jakarta, ketika peneliti melakukan observasi
dilapangan, Mbak Dinu menyatakan
“Ya, aspirasi yang masuk melalui Facebook dan Twitter, pertama kami
tampung, dan direspon oleh template yang sudah menjadi standar
pelayanan kami, sesudah itu, aspirasi tersebut kami disposisikan kepada
SKPD yang terkait dengan masalah tersebut melalui sistem ROP. Misalnya
ada aspirasi berupa pengaduan masyarakat mengenai jalan rusak di
daerah jakarta, biasanya mereka share tuh foto jalan rusaknya disertai
alamat lengkap, setelah itu kita teruskan aspirasi tersebut kepada SKPD
(Satuan Perangkat kerja daerah) terkait, melalui sistem ROP, kalau SKPD
yang terkait dengan Jalankan, itu adalah wewenang Dinas PU, jadi kita
teruskan pesan tersebut ke dinas PU. Biasaya dinas PU langsung
merespon kita, baik berupa template atau berupa keterangan mengenai
jalan rusak tersebut. Setelah kami mendapat jawaban dinas PU, maka
jawaban tersebut akan kami disposisikan kembali kepada masyarakat
tersebut.”23
Untuk lebih jelasnya peneliti akan menyajikan flow chart mekanisme komunikasi
melalui Facebook dan Twitter :
22
23
Hasil wawancara mendalam dengan Informan 1 (9 September 2014)
Hasil dari obrolan Informal ketika melakukan observasi
29
Flow Chart Mekanisme Komunikasi Melalui Twitter
Bagan 4 Sumber: Arsip Seksi Data Dan Informasi Diskominfomas Pemprov DKI Jakarta
Berdasarkan jawaban Key Informan Bapak Alberto Ali, dan Informan
lainnya, peneliti menjadi mengetahui mengenai, bagaimana tim tenaga ahli sebagai
admin Facebook dan Twitter membina hubungan baik dengan pengguna media sosial,
serta bagaimana prosedur mekanisme komunikasi dari input sampai output yang
terjadi melalui kanal Facebook dan Twitter.
4.2.4 Mengevaluasi Program
Langkah terakhir dalam proses ini adalah melakukan penilaian atas
persiapan, implementasi, dan hasil dari program. Penyesuaian akan dilakukan
sembari program diimplementasikan, dan didasarkan pada evaluasi atas umpan balik
30
tentang bagaimana program itu berhasil atau tidak. Program akan dilanjutkan atau
dihentikan setelah menjawab pertanyaan “Bagaimana keadaan Pemprov DKI Jakarta
sekarang atau seberapa baik langkah yang telah dilakukan?”. Pada tahap terakhir ini
akan diuraikan mengenai hasil dan evaluasi tentang kegiatan yang sudah
diimplementasikan oleh Humas Seksi Data dan Informasi unit Respon Opini Publik
Pemprov DKI Jakarta. Disini peneliti akan menguraikan mengenai, apakah ada
evaluasi di dalam pengelolaan Facebook dan Twitter, kapan evaluasi itu dilakukan,
bagaimana respon masyarakat dalam menyikapi inovasi yang dilakukan Pemprov
DKI Jakarta, yakni membuka kanal komunikasi melalui media sosial Facebook dan
Twitter, lalu apa manfaat yang Pemprov DKI Jakarta dan masyarakat rasakan
terhadap aktifitas publikasi melalui kedua kanal tersebut.
Mas Hamdi selaku koordinator Facebook dan Twitter Pemprov DKI
Jakarta menuturkan penjelasannya mengenai, apakah ada evaluasi di dalam
pengelolaan Facebook dan Twitter ini, beliau menuturkan sebagai berikut
“Pasti ada, disini Facebook dan Twitter itu karena kontennya sama setiap
beberapa bulan sekali itu ada evaluasi apa-apa saja yang harus kita
perbaiki, apa-apa saja yamg harus kita kurangi, ditambah itu pasti ada.”24
Sedangkan ketika ditanya mengenai kapan evaluasi itu dilakukan, Mas Hamdi,
kembali menuturkan sebagai berikut
“Per tiga bulan atau per empat bulan”25
24
Hasil wawancara mendalam dengan Informan 1 ( 9 September 2014)
31
Sedangkan ketika disinggung mengenai berapa lama biasanya evaluasi itu dilakukan,
beliau kembali menuturkan
“Misal kalau rapat internal sih cuma satu jam setengah sampai dua jam
lah ,itu cukup”26
Dari Informasi diatas peneliti menjadi mengetahui bahwa yang terlibat dengan
pengelolaan Facebook dan Twitter itu, rutin mengadakan rapat internal untuk
mengevaluasi yang berkaitan dengan pengelolaan Facebook dan Twitter.
Dan ketika ditanyai mengenai bagaimana respon masyarakat menyikapi
inovasi yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta, yakni melakukan Publikasi melalui
media sosial Facebook dan Twitter, Bapak Alberto menjelaskan sebagai berikut :
“Kalau responnya dari publik sangat antusias bisa lihat dari data kalau
nanti kamu bisa lihat, itu dari tahun 2012 hanya sekitar 900 aspirasi yang
masuk di tahun 2013 itu sekitar 16000 dan 50 % nya terespon dengan baik
dan 50% nya belum”27
Penjelasan beliau diatas mengenai besarnya respon publik menyalurkan aspirasi
mereka melalui kedua media sosial tersebut, hal ini membuktikan bahwa media sosial
Facebook dan Twitter merupakan kanal komunikasi dua arah yang efektif antara
pemerintah dengan publiknya.
25
Hasil wawancara mendalam dengan Informan 1 ( 9 September 2014)
Hasil wawancara mendalam dengan Informan 1 ( 9 September 2014)
27
Hasil wawancara mendalam dengan Key Informan 1 ( 9 September 2014)
26
32
Sedangkan ketika key Informan Bapak Alberto Ali, ditanyai mengenai, apa
manfaat yang Pemprov DKI Jakarta rasakan setelah melakukan publikasi melalui
Facebook dan Twitter, beliau menjelaskan sebagai berikut
“Manfaatnya adalah bahwa kita menjadi tahu apa yang dibutuhkankan
oleh publik berkaitan dengan pengelolaan kota, interaksi antara pemprov
dengan publiknya melalui media sosial ini lebih cepat, sehingga ketika ada
permasalahan di masyarakat kita jadi lebih tahu lalu kita bisa melakukan
tindak lanjut yang sesuai dengan karakteristik aduan yang di laporkan
oleh kita, jadi feedback nya langsung dan lebih cepat penanganannya.”28
Lalu peneliti menanyakan hal yang sama kepada masyarakat Jakarta yang sudah
menjadi member di Facebook dan Twitter pemprov DKI Jakarta, Yaitu Efrian Dhika
(InformanIV) selaku member akun Facebook Pemprov DKI Jakarta, Saudara Dhika
menjawab sebagai berikut
“Ya jelas mas, manfaatnya saya jadi lebih tahu program pemerintah DKI
Jakarta itu seperti apa saja, tidak hanya itu saya pun jadi lebih tahu
tentang Jakarta, seperti ada event apa ajah nih yang ada di Jakarta,
kemacetan, banjir, dan seperti gitu-gitulah.”29
Sedangkan Fifin Ardiansyah (Informan V) selaku member akun Twitter Pemprov
DKI Jakarta, menanggapi pertanyaan tersebut sebagai berikut
“Manfaatnya kalau dibilang banyak sih,,iya,,. Salah satunya menambah
wawasan saya tentang Jakarta”30
Berdasarkan hasil dari keseluruhan Informasi di atas yang didapat melalui
wawancara mendalam dengan Bapak Alberto Ali (Key Informan), Mas Hamdi
28
Hasil wawancara mendalam dengan Key Informan ( 9 september 2014)
Hasil wawancara mendalam dengan Narasumber IV ( 11 September 2014)
30
Hasil wawancara mendalam dengan Narasumber V (10 September 2014)
29
33
(Informan I), Mbak Lutfi (Informan II), Mbak Dinu (Informan III), Efrian Dhika
(Informan IV), dan Fifin Ardiansyah (InformanV), dapat dianalisis sebagai berikut:
Facebook dan Twitter memiliki manfaat, yaitu pesan yang disampaikan oleh
Pemerintah kepada masyarakat menjadi lebih cepat, serta terciptanya komunikasi dua
arah, sehingga feedback yang dihasilkan bersifat langsung tidak tertunda. Dan peneliti
menyimpulkan bahwa, kegiatan di dalam pengelolaan Facebook dan Twitter Pemprov
DKI Jakarta pada prosesnya telah menggunakan empat tahapan manajemen Humas
yaitu meliputi dari mendefinisikan problem, perencanaan dan pemrograman,
mengambil tindakan dan berkomunikasi, serta mengevaluasi program.
4.3 Pembahasan
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti di
Pemprov DKI Jakarta, tepatnya di Seksi data dan Informasi unit Respon Opini
Publik, bahwasannya Humas Pemprov DKI Jakarta dalam melakukan pengelolaan
Facebook dan Twitter, sudah memenuhi empat tahap proses Manajemen Humas,
antara lain Pendefinisian Problem, Perencanaan dan Pemrograman, mengambil
tindakan dan berkomunikasi, serta mengevaluasi program.
Proses pendefinisian masalah yang dilakukan di Seksi Data dan Informasi unit
Respon Opini Publik Pemprov DKI Jakarta, dalam pengelolaan Facebook dan Twitter
adalah tahapan pertama yang dilakukan Humas untuk melihat kebutuhan informasi
apa sajakah yang dibutuhkan publik pada saat ini. Dalam tahapan ini, Humas Seksi
34
Data dan Informasi unit Respon Opini Publik Pemprov DKI Jakarta mengumpulkan
seluruh aspirasi yang masuk dari masyarakat Jakarta melalui media komunikasi yang
telah disediakan diantaranya adalah Facebook dan Twitter. Lalu setelah aspirasi
masyarakat terkumpul, Humas akan mensortir dan memprioritaskan informasi mana
yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat pada saat ini. Bisa dikatakan aspirasi
masyarakat merupakan bahan dalam menentukan konten-konten yang nantinya akan
dipublikasikan melalui Facebook dan Twitter. Aspirasi-aspirasi tersebut nantinya
akan disajikan dalam bentuk grafik, seperti bagan no 2 di sub bab hasil penelitian
mengenai pendefinisian masalah. Kemudian aspirasi yang masuk tersebut akan
dianalisis dan dikategorikan berdasarkan topik yang telah ditentukan, seperti bagan
no 3 pada sub bab pendefinisian masalah. Dengan cara ini, Humas Seksi Data dan
Informasi Unit Respon Opini Publik Pemprov DKI Jakarta dapat mendefinisikan
masalah mengenai informasi apa saja yang dibutuhkan oleh masyarakat pada saat ini.
Tahapan kedua dalam pembahasan ini adalah tahapan proses perencanaan dan
pemrograman dalam mengelola akun Facebook dan Twitter. Perencanaan dan
pemrograman ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas pengelolaan media sosial,
dalam bentuk pelayanan dan konten yang akan dipublikasikan. Yang dimaksud
konten disini adalah Informasi yang dibutuhkan oleh warga Jakarta saat ini. Jadi
sebelum melakukan tindakan dan berkomunikasi, maka Humas Seksi Data Dan
Informasi Unit Respon Opini Publik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terlebih dahulu
menyusun strategi yang baik, guna informasi yang akan disampaikan dapat
bermanfaat dan tepat sasaran. Dalam tahap ini juga Humas Seksi Data dan Informasi
35
Pemprov DKI Jakarta menentukan siapa saja nantinya yang akan terlibat didalam
pengelolaan media sosial Facebook dan Twitter tersebut, diantaranya menentukan
tenaga ahli yang membalas dan mendisposisikan aspirasi warga kepada SKPD terkait.
Perencanaan dan pemrograman yang dilakukan oleh Humas Seksi Data dan
Informasi Unit Respon Opini Publik Pemprov DKI Jakarta, tiada lain adalah untuk
menentukan program komunikasi yang akan dibuat, berdasarkan, apa yang Humas
ketahui mengenai informasi yang dibutuhkan masyarakat pada saat ini.
Tahapan selajutnya adalah tahapan mengambil tindakan dan berkomunikasi.
Ditahapan ketiga ini, Humas Seksi Data dan Informasi Unit Respon Opini Publik
Pemprov DKI Jakarta mengimplementasikan perencanaan yang sudah dibuat di tahap
sebelumnya (tahap kedua), Ditahap ini Humas Seksi Data dan Informasi unit Respon
Opini Publik Pemprov DKI Jakarta mulai memposting atau mempublikasikan konten
yang sudah direncanakan terlebih dahulu. Ditahapan ini juga, Humas Seksi Data dan
Informasi unit Respon Opini Publik Pemprov DKI Jakarta mulai menerapkan strategi
pengelolaan media sosial Facebook dan Twitter, baik strategi dalam meningkatkan
pelayanan dan konten, strategi membina hubungan baik dengan member Facebook
dan Twitter dan strategi-strategi lainnya yang sudah direncanakan dan diprogramkan
terlebih dahulu.
Tahapan terakhir adalah mengevaluasi program, didalam tahapan terakhir ini,
Humas Seksi Data dan Informasi unit Respon Opini Publik akan mengevaluasi
36
program komunikasi yang sudah dijalankan dengan cara melihat manfaat yang
dirasakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta setelah membuka kanal komunikasi
Facebook dan Twitter. Kemudian Humas akan mengukur indikator keberhasilan
dengan cara melihat respon dan partisipasi masyarakat dalam memberikan aspirasi
mereka kepada kedua kanal komunikasi tersebut.
Guna
membahas
hasil
penelitian
ini
lebih
dalam,
Peneliti
akan
mengkonfirmasi landasan teori yang digunakan pada sub bab sebelumnya dengan
data hasil penelitian.
Menurut Frank Jefkins definisi Humas atau Public Relations adalah,”suatu
yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik ke dalam maupun ke
luar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai
tujuan-tujuan yang spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian.”31. Dalam hal
ini Humas Seksi Data dan Informasi unit Respon Opini Publik ini, Humas disana
selain merencanakan komunikasi keluar kepada masyarakat Jakarta, Humas disana
juga melakukan komunikasi ke dalam (disposisi) yaitu kepada SKPD terkait, untuk
lebih jelasnya dapat dilhat kembali di bagan no 4, pada sub bab sebelumnya
mengenai bagaimana Flow Chart mekanisme komunikasi melalui Facebook dan
Twitter. Setelah melakukan obsevasi Penliti berpendapat bahwa Humas Seksi Data
dan Informasi unit Respon Opini Publik Pemprov DKI Jakarta telah menjalankan
Fungsi Humas menurut Cutlip, Center dan Canfield yaitu :
31
Frank Jefkins, Public Relations, Erlangga, Jakarta, 1992, hal. 9
37
1. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi.
Dalam poin pertama ini Humas Seksi Data dan informasi unit Respon Opini
Publik, mengumpulkan aspirasi masyarakat Jakarta melalui kanal Facebook dan
Twitter tiada lain untuk mewujudkan tujuan Pemprov DKI Jakarta yaitu
Membangun tata Pemerintahan yang baik dengan menerapkan kaidah-kaidah
"Good Governance".
2. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik, dengan menyebarkan informasi dari
organisasi ke publiknya dan menyalurkan opini publik pada organisasi.
Humas Seksi Data dan Informasi Publik unit Respon Opini Publik telah
menciptakan komunikasi dua arah dan timbal balik dengan publiknya, hal ini
dapat dilihat dari aktifitas Humas melalui Facebook dan Twitter, yaitu menerima
dan menjawab aspirasi masyarakat, menyalurkan opini publik kepada SKPD
terkait untuk ditindaklanjuti, kemudian mempublikasikan kebijakan kinerja
Pemprov DKI Jakarta,
3. Melayani publik dan memberi sumbangan saran kepada pimpinan manajemen demi
kepentingan umum.
Pada poin ini, Humas Seksi Data dan Informasi unit Respon Opini Publik,
secara tidak langsung telah melayani publik atau masyarakat Jakarta, dengan
cara memenuhi kebutuhan informasinya, terkait kebijakan dan kinerja Pemprov
DKI Jakarta. Hal ini dapat dilihat dari konten-konten yang dipublikasikan
38
melalui Facebook dan Twitter, konten-konten yang dipublikasikan disesuaikan
dengan informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat Jakarta saat ini.
4. Membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan publiknya, sebagai
khalayak sasarannya.32
Secara tidak langsung Seksi data dan Infomasi telah membina hubungan baik
antara organisasi dengan publiknya dengan cara merespon setiap aspirasi
masyarakat yang masuk melalui kanal Facebook dan Twitter.
Tidak hanya menjalankan fungsi Humas dengan baik, Humas Seksi Data dan
Informasi Unit Respon Opini Publik Pemprov DKI Jakarta juga telah menjalankan
peran Humas menurut Dozier dan Broom, sebagaimana yang dikutip oleh Rosady
Ruslan yaitu:
1. Penasehat Ahli (Expert Presciber)
Seorang praktisi atau pakar Humas yang berpengalaman dan memiliki
kemampuan tinggi dapat membantu mencarikan solusi dalam menyelesaikan
masalah hubungan dengan publiknya.Pada poin ini Humas Seksi Data dan
Informasi unit Respon Opini Publik di lapangan tidak berperan sebagai seorang
penasehat ahli atau expert Pressciber.
2. Fasilitator Komunikasi (Communication Fasilitator)
Praktisi Humas betindak sebagai komunikator atau mediator untuk membantu
pihak manajemen dalam hal mendengar apa yang diinginkan dan diharapkan
32
Frida Kusumastuti, Dasar-Dasar Humas, Ghalia Indonesis, Jakarta, 2002, Hal. 23-24
39
oleh publiknya. Pada poin ini Humas Seksi Data dan Informasi unit Respon
Opini Publik memiliki peran yang sangat sentral, bisa dikatakan poin ini
merupakan peran utama yang dilakoni oleh tim Respon Opini Publik, yaitu
menjawab aspirasi masyarakat melalui Facebook dan Twitter (Komunikator)
yang mewakili Pemerintah provinsi DKI Jakarta, sekaligus menjadi mediator
dengan menyampaikan aspirasi tersebut kepada SKPD terkait.
3. Fasilitator proses pemecahan masalah (Problem Solving Process Facilitator)
Praktisi Humas dalam memecahkan masalah, merupakan bagian dari tim
manajemen. Bertujuan untuk membantu pimpinan organisasi baik sebagai
penasehat (Adviser) hingga mengambil tindakan eksekusi (keputusan) dalam
mengatasi persoalan atau krisis yang tengah dihadapi secara rasional dan
profesional. Pada poin ini Humas Seksi Data dan Informasi unit Respon Opini
Publik juga memiliki peran yaitu selain menyampaikan laporan mengenai
aspirasi masyarakat, tim Respon Opini Publik juga memberikan usulan solusi
kepada pimpinan, yang nantinya dapat memberikan pengaruh terhadap
pengambilan keputusan.
4. Teknisi Komunikasi (Communication Technician)
Peranan teknisi komunikasi ini menjadi praktisi Humas sebagai Journalist in
Resident yang hanya menyediakan layanan teknis komunikasi atau dikenal
dengan Methode Of Communication in Organizations.33 Pada poin ini juga
33
Rosady Rulan. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi Konsepsi dan Aplikasi.PT
RAJAGRAFINDO PERSADA.Jakarta.2007.Hal. 18
40
Humas Seksi data dan informasi unit Respon Opini Publik mempunyai peranan
sebagai teknisi komunikasi, yaitu mempublikasikan kinerja dan kebijakan
pemerintah provinsi DKI Jakarta kepada masyarakat Jakarta.
Komunikasi adalah siapa menyampaikan apa, apa yang disampaikan, melalui
saluran apa, kepada siapa dan apa pengaruhnya. (Harold D. Lasswell) 34, Dalam hal
ini Humas Seksi Data dan Informasi unit Respon Opini Publik, bertindak sebagai
komunikator yang menyampaikan informasi keterkaitan kebijakan dan kinerja
Pemprov DKI Jakarta melalui kanal (saluran) komunikasi Facebook dan Twitter
kepada masyarakat Jakarta, sehingga memberikan pengaruh kognitif, afektif, hingga
konatif terhadap komunikan yaitu masyarakat Jakarta.
Komunikasi
Organisasi
adalah
komunikasi
antar
manusia
(Human
Communicating) yang terjadi dalam konteks organisasi dimana terjadi jaringanjaringan pesan satu sama lain yang saling bergantung satu sama lain. 35 Dalam hal ini
Humas Seksi Data dan Informasi unit Respon Opini Publik melakukan aktifitas
komunikasi dua arah dengan masyarakat Jakarta dalam kontek organisasi, yaitu isi
pesannya mengenai informasi organisasi yang diwakili oleh Humas Seksi Data dan
Informasi unit Respon Opini Publik.
Uses and grafications merupakan suatu model komunikasi massa. Model uses
and Grafications merupakan pengembangan dari model jarum hipodermik. Model ini
tidak tertarik kepada apa yang dilakukan media pada diri seseorang, tetapi ia tertarik
34
35
Hafied Cangara. Pengantar Ilmu Komunikasi. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. 2006. hal 18-20
Burhan Bungin, Op.Cit. Hal.274
41
pada apa yang dilakukan orang terhadap media. Khalayak secara aktif menggunakan
media sesuai dengan kebutuhannya 36. Model komunikasi massa ini menjelaskan
bahwa khalayak media itu aktif memilah dan memilih media yang sesuai dengan
kebutuhannya. Dalam hal ini masyarakat Jakarta secara aktif menggunakan media
sesuai dengan kebutuhannya, dapat dilihat dari hasil wawancara dengan informan V,
mengenai informasi apa yang anda cari? Informan V, memaparkan
Waktu itu saya pernah mencari tahu cara membuat KJS, kan saya kurang
begitu paham dengan sosialisainya, waktu itu saya searching sosialisasinya
ternyata ada tuh di Twitter, cara membuatnya bagaimana, dan akhirnya saya
bisa tahu dari situ.
Dapat dilihat dari pemaparan informan V tadi, bahwa masyarakat Jakarta itu
aktif mencari (searching) mencari informasi dan menggunakan media sesuai dengan
kebutuhannya.
Analisis yang dapat disimpulkan dari pembahasan ini adalah manajemen
Humas Seksi Data Dan Informasi Pemprov DKI Jakarta membuat kanal Facebook
dan Twitter bertujuan untuk menjembatani antara pemerintahan dengan publiknya,
sehingga masyarakat dapat berpartisipasi dalam membangun kota Jakarta menjadi
lebih baik.
36
Elvinaro Ardianto. Lukiati Komala, Siti Karlinah. Komunikasi massa suatu pengantar. Simbiosa
Rekatama Media. Bandung. 2007 hal 73
Download