BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian 4.1.1 Sejarah Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta Sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia menurut UndangUndang Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengakui dan menghormati satuansatuan pemerintahan yang bersifat khusus atau istimewa yang diatur dengan undangundang. Selain itu, negara mengakui dan menghormati hak-hak khusus dan istimewa sesuai dengan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia. Provinsi DKI Jakarta sebagai satuan pemerintahan yang bersifat khusus dalam kedudukannya sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia dan daerah otonomi memiliki fungsi dan peran yang penting dalam mendukung penyelenggaraan pemerintah negara kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Negara Republik Indonesia tahun 1945. Oleh karena itu diberikan khusus tugas, hak, kewajiban, dan tanggung jawab dalam menyelenggarakan pemerintah daerah dan sebagai tempat kedudukan perwakilan negara asing, serta pusat/perwakilan lembaga internasional. Provinsi Daerah Khusus Ibu Jakarta (Provinsi DKI Jakarta) adalah provinsi yang mempunyai khususan dalam penyelenggaraan pemerintah daerah karena kedudukannya sebagai Ibu Kota Negara Kesatuan Republik Indonesia. Provinsi DKI Jakarta diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang 1 2 pemerintahan daerah dan pemilihan kepala daerah, kecuali hal-hal yang diatur sendiri dalam UU 29/2007. Wilayah Provinsi Dki Jakarta dalam kota administrasi dan kabupaten Administrasi dalam kecamatan. Wilayah kecamatan dibagi dalam kelurahan. Provinsi DKI Jakarta menjadi 5 wilayah kota administrasi dan satu kabupaten administratif yakni : Kota Administrasi Jakarta Pusat dengan luas wilayah 47,90km², Jakarta Utara dengan luas wilayah 142,20 km², Jakarta Barat denganluas wilayah 126,15 km², Jakarta Selatan dengan luas wilayah 145,73 km², Jakarta Timur 187,73 km², dan Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu dengan luas 11,81 km², serta Kabupaten Administratif. Disebelah utara membentang pantai sepanjang 35 km yang menjadi tempat bermuaranya 13 buah sungai dan 2 buah kanal, Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi sebelah barat dengan kota tanggerang dan Kabupaten Tanggerang, serta disebelah utara dengan laut Jawa. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dipimpin oleh Gubernur dibantu oleh Wakil Gebernur yang dipilih secara langsung melalui pemilihan umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah tang harus memperoleh suara lebih dari 50% suara sah. Perangkat derah provinsi DKI Jakarta terdiri dari seketariat daerah, seketariat DPRD, Dinas Daerah, Lembaga teknis daerah, kota Administrasi/Kabupaten Administrasi, Kecamatan, Kelurahan. Dalam kedudukannya Ibukota Negara Republik Indonesia, Pemerintah DKI Jakarta dapat mengusulkan kepada pemerintah 3 penambahan jumlah Dinas, lembaga teknis provinsi serta dinas, dan atau lembaga teknis daerah yang baru sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan anggaran keuangan daerah. Gubernur dalam kedudukiannya sebagai Wakil Pemerintah dan Kepala Daerah Provinsi DKI Jakarta yang diberikan kekhususan tugas, hak, kewajiban,dan tanggung jawab dalam kedudukan DKI Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia dibantu oleh sebanyak-banyaknya 4 orang Deputi Gubernur sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan keuangan daerah yang bertanggung jawab kepada Gubernur. Deputi diangkat dari pegawai negeri sipil yang memenuhi persyaratan. Deputi diangkat dan diberhentikan oleh Presiden atas usul Gubernur. 4.1.2 Logo Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta Lambang Daerah Lambang Daerah Khusus lbukota Jakarta Raya adalah sebagai berikut :Lukisan Perisai segi lima yang didalamnya melukiskan gerbang terbuka.Didalam 4 gerbang terbuka itu terdapat "Tugu Nasional" yang dilingkari oleh untaian (krans) padi dan kapas. Sebuah tali melingkar pangkal tangkai-tangkai padi dan kapas. Pada bagian atas pintu gerbang tertulis sloka “Jaya Raya”, sedang di bagian bawah perisai terdapat lukisan ombak-ombak laut. Pinggiran Perisai digaris tebal dengan warna emas.Gerbang terbuka bagian atas berwarna putih, sedang huruf-huruf sloka “Jaya Raya” yang tertulis diatasnya berwarna merah. “Tugu Nasional” berwarna putih.Untaian (krans) padi berwarna kuning dan untaian (krans) kapas berwarna hijau serta putih. Ombak-ombak laut berwarna dan dinyatakan dengan garis-garis putih, kesemuanya ini dilukiskan atas dasar ysng berwarna biru. Pengertian Lambang Daerah Khusus lbukota Jakarta Raya melukiskan pengertianpengertian sebagai berikut : 1. Jakarta sebagai kota revolusi dan kota proklamasi kemerdekaan Indonesia 2. Jakarta sebagai lbu-Kota Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pengertian kota dilambangkan dengan gerbang (terbuka).Kekhususan kota Jakarta sebagai kota revolusi dan kota proklamasi dilambangkan dengan'Tugu Nasional" yang melambangkan kemegahan dan daya juang dan cipta Bangsa dan rakyat Indonesia yang tak kunjung padam. 5 “Tugu Nasional” ini dilingkari oleh untaian padi dan kapas, dimana pada permulaan tangkai-tangkainya melingkar sebuah tali berwarna emas, yakni lambang cita-cita daripada perjuangan Bangsa Indonesia yang bertujuan suatu masyarakat adil dan makmur dalam persatuan yang kokoh erat. Dibagian bawah terlukis ombak-ombak laut yang melambangkan suatu ciri khusus dari Kota dan negeri kepulauan Indonesia. Keseluruhan ini dilukiskan atas dasar wama biru, wama angkasa luar yang membayangkan cinta kebebasan dan cinta darnai bangsa Indonesia. Dan keseluruhan ini pula berada dalam gerbang, dan pada pintu gerbang itu terteralah dengan kemegahan yang sederhana sloka "Jaya Raya' satu sloka yang menggelorakan semangat segala kegiatan-kegiatan Jakarta Raya sebagai lbu-kota dan kota perjoangan Negara Kesatuan Republik Indonesia.Dan keseluruhan ini pula berada dalam kesatuan yang seimbang pada bentuk perisai segi-lima yang bergaris tebal emas, sebagai pernyataan permuliaan terhadap dasar falsafah negara “Pancasila” Tentang arti bentuk lukisan serta wama masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut: Bentuk pintu gerbang -Lambang kota, lambang kekhususan Jakarta sebagai pintu keluar masuk kegiatan-kegiatan nasional dan hubungan intemasional. 6 Warna Tugu Nasional -Lambang kemegahan, daya-juang dan cipta. padi/kapas -Lambang kemakmuran. tali emas -Lambang pemersatuan dan kesatuan. ombak laut -Lambang kota, negeri kepulauan. sloka “Jaya Raya” -Slogan perjuangan Jakarta Bentuk perisai segi lima -Pancasila mas pada pinggir perisai -Kemuliaan Pancasila. merah sloka -Kepahlawanan putih pintu gerbang -Kesucian putih tugu nasional -Kemegahan kreasi mulya kuning padi/hijau putih kapas -Kemakmuran dan keadilan Biru -Angkasa bebas dan luas ombak putih -Alam laut yang kasih. 1 4.1.3 Visi dan Misi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Visi "JAKARTA YANG NYAMAN DAN SEJAHTERA UNTUK SEMUA" 1 http://www.jakarta.go.id/web/news/2009/10/lambang-daerah 7 Penjelasan makna atas pernyataan visi dimaksud adalah : 1. Jakarta yang nyaman, bermakna terciptanya rasa aman, tertib, tentram dan damai. 2. Jakarta yang sejahtera, bermakna terwujudnya derajat kehidupan penduduk Jakarta yang sehat, layak dan manusiawi. Jakarta adalah sebuah Kota yang bisa menjanjikan kehidupan yang nyaman dan sejahtera untuk semua, jika Pemerintah dan masyarakatnya sepakat untuk secara optimal menjawab tantangan, menyelesaikan permasalahan, serta memanfaatkan potensi dan peluang yang ada. Kebersamaan adalah sebuah kata kunci. Kepemimpinan adalah jawaban terhadap setiap tantangan. Tata kelola Pemerintahan yang baik adalah titik tolak untuk menyelesaikan berbagai permasalahan. Dengan modal kebersamaan, kepemimpinan dan tata kelola yang baik itu, InsyaAllah Pemerintah DKI Jakarta dan masyarakat Jakarta kelak akan lebih mampu memanfaatkan segala potensi dan peluang yang tersedia. Jakarta yang nyaman dan sejahtera untuk semua adalah visi kami dalam menjalankan roda Pemerintahan DKI Jakarta periode 2007-2012. Misi 1. Membangun tata Pemerintahan yang baik dengan menerapkan kaidah-kaidah "Good Governance". 2. Melayani masyarakat dengan prinsip pelayanan prima. 8 3. Memberdayakan masyarakat dengan prinsip pemberian otoritas pada masyarakat untuk mengenali permasalahan yang dihadapi dan mengupayakan pemecahan yang terbaik pada tahapan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian pembangunan. 4. Membangun sarana dan prasarana kota yang menjamin kenyamanan, dengan memperhatikan prinsip pembangunan berkelanjutan. 5. Menciptakan lingkungan kehidupan kota yang dinamis dalam mendorong pertumbuhan dan kesejahteraan.2 4.1.4 Gambaran Umum Dinas Komunikasi, Informatika dan Kehumasan Dinas Komunikasi, Informatika dan Kehumasan Provinsi DKI Jakarta dibentuk melalui Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah dan merupakan penggabungan dari beberapa perangkat daerah seperti Biro Humas dan Protokol, Kantor Pengelolaan Teknologi Informasi dan Dinas Pehubungan. Fungsi yang digabung adalah urusan Komunikasi, Informatika dan Kehumasan. Dinas ini mempunyai tugas melaksanakan untuk komunikasi, informatika, dan kehumasan. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Dinas Komunikasi, Informatika dan Kehumasan mempunyai fungsi sebagai berikut: 1. Menyusunan, dan Melaksanaan rencana kerja dan anggaran dinas komunikasi, informatika, dan kehumasan. 2 http://www.jakarta.go.id/web/news/2012/10/visi-dan-misi-gubernur 9 2. Merumusan kebijakan teknis pelaksanaan urusan komunikasi, informatika dan kehumasan. 3. Melaksanaan kehumasan. 4. Mengelolaan, membinaan, dan mengembangan Teknologi Informasi. 5. Mengelolaan, membinaan, dan mengembangan komunikasi. 6. Membinaan pos dan telekomunikasi. 7. Membinaan, dan mengembangan tenaga fungsional pranata kehumasan dan pranata computer. 8. Mengembangan jejaring kerja kehumasan. 9. Publikasi, pelayanan informasi dan pendokumentasian kegiatan kebijakan pemerintah daerah. 10. Memfasilitasi dan mengoordinasian akses publik terhadap pemerintah daerah. 11. Mengumpulan, mengolahan, menyajian, dan klarifikasi sikap masyarakat terhadap pelaksanaan kebijakan pemerintah daerah. 12. Mengelolaan media cetak dan elektronik. 13. Pelayanan, pembinaan, dan pengendalian perizinan dan atau rekomendasi usaha pos, telekomunikasi dan informatika. 14. Pemungutan, penatausahaan, penyetoran, pelaporan, dan pertanggungjawaban penerimaan retribusi di bidang komunikasi dan informatika. 15. Pengawasan dan pengendalian kegiatan penyelenggaraan usaha telekomunikasi dan informatika. 16. Memberian dukungan teknis kepada masyarakat dan perangkat daerah; pos, 10 17. Mengelolaan kepegawaian, keuangan, barang, dan ketatausahaan dinas komunikasi, informatika, dan kehumasan; dan 18. Melaporan, dan Mempertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi. 4.1.5 Struktur Organisasi Susunan Bagan Organisasi Dinas Komunikasi, Informasi Dan Kehumasan Bagan 1: Sumber: Arsip Seksi Data dan Informasi Kehumasan Pemrov DKI Jakarta 11 1.1.6 Seksi Data Dan Informasi DISKOMINFOMAS Pemprov DKI Jakarta Seksi Data dan Informasi Kehumasan mempunyai tugas : menyusun rencana kerja dan anggaran (RKA) dan dokumen pelaksanaan anggaran (DPA) Bidang Informasi Publik sesuai dengan lingkup tugasnya; melaksanakan dokumen pelaksanaan anggaran (DPA) Bidang Informasi Publik sesuai dengan lingkup tugasnya; mengumpulkan data dan informasi mengenai kebijakan, program dan kegiatan pemerintah daerah secara langsung dari instansi/lembaga terkait. Menghimpun, mengolah, menyajikan, memelihara, mengembangkan, dan memanfaatkan data dan informasi mengenai pendapat/opini/sikap masyarakat terhadap kebijakan Pemerintah Daerah. mengelola bank data daerah di bidang kehumasan; melakukan koordinasi dengan instansi/lembaga/public dalam pengumpulan data; menyiapkan bahan dan pelaksanaan kegiatan pembinaan, koordinasi dan fasilitasi akses publik terhadap perangkat daerah. menyiapkan bahan dan pelaksanaan kegiatan pembinaan kehumasan terhadap perangkat daerah. 12 menyiapkan bahan laporan Bidang Informasi Publik yang terkait dengan tugas Seksi Data dan Informasi Kehumasan; melaporkan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas Seksi Data dan Informasi Kehumasan. 3 1.1.7 Tentang ROP (Respon Opini Publik) Respon Opini Publik merupakan implementasi dari adanya Undang-undang no.14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dalam mendukung kinerja Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik telah membuka peluang kepada publik dalam mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Undang-undang ini mengatur hak dan kewajiban serta sanksi masing-masing pemangku kepentingan terhadap kebutuhan informasi sehingga akan tercipta komunikasi yang baik diantara publik dan pemerintah dalam rangka mewujudkan Pemerintahan good governance. Pada abad 21 perkembangan teknologi sangatlah pesat, maka kehadiran Teknologi Informasi dan Komunikasi sangatlah penting dalam memutus keterbatasan-keterbatasan dalam proses persebaran informasi di masa lalu.Open Government tidak dapat terlepas dari fenomena perkembangan teknologi informasi yang menjadikan e-government sebagai tools. Untuk mencapai kesuksesan, para penyusun kebijakan dan masyarakatnya haruslah akrab dengan teknologi. 3 Arsip Seksi Data Dan Informasi Pemprov DKI Jakarta 13 Pemerintah Provinsi DKI Jakarta merupakan daerah potensial, jumlah penduduk yang besar dalam penggunaan internet yang tinggi. Keberadaan portal dan sistem Respon Opini Publik terdiri dari kanal formal dan sosial media yaitu email, sms center, balai warga, twitter, facebook, media kliping. Keberadaan Respon Opini Publik diharapkan bisa menjadi salah satu media bagi warga untuk menyalurkan aspirasi melalui keluhan dan saran. Melalui Respon Opini Publik masyarakat memiliki kemudahan dalam menyalurkan aspirasi karena ROP adalah menjembatani antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan masyarakatnya, agar kebutuhan atau aspirasi masyarakat dapat direspon langsung oleh Pemprov DKI Jakarta dan dapat ditindaklanjuti oleh Dinas terkait sehingga tujuan untuk menjadikan Jakarta lebih baik, nyaman dan aman dapat segera terwujud. Adapun sejumlah kanal yang telah disediakan untuk kemudahan masyarakat dalam menyampaikan aspirasinya sebagai berikut : a. SMS 021-32881818 b. Balai warga di www.jakarta.go.id c. SMS LAPOR! 1708 d. Twitter: @jakartagoid e. Facebook: Jakartagoid 14 f. Email: [email protected] g. Call Center 164 ROP itu sendiri dimaksudkan untuk merespon / menjawab langsung aspirasi masyarakat yang berupa keluhan dan saran. Dengan adanya ROP terciptalah suatu proses komunikasi dua arah antara Pemprov DKI Jakarta dengan masyarakat, dengan komunikasi timbal balik yang dilakukan seperti itulah komunikasi antara Pemerintah dengan masyarakat bisa dikatakan efektif dan citra Pemprov DKI Jakarta bisa terus dibangun dan kebutuhan masyarakat juga bisa segera terpenuhi. 4 4.2 Hasil Penelitian Pada bagian ini, peneliti akan mendeskripsikan dan menganalisa tentang uraian dari hasil penelitian. Guna mendapatkan hasil yang sesuai dengan tujuan dari penelitian ini, maka peneliti melakukan wawancara mendalam (indepth interview) kepada pihak-pihak yang terlibat di dalam pengelolaan media sosial Facebook dan Twitter Pemprov DKI Jakarta. Wawancara mendalam dilakukan kepada satu orang key informan yaitu Bapak Alberto Ali selaku Kepala seksi Data dan Informasi Diskominfomas Pemprov DKI Jakarta. Serta didukung oleh informan lain diantaranya : Informan I, Mas Hamdi (Koordinator pengelola kanal Facebook dan Twitter), Informan II, Mbak Dinu (Tenaga ahli yang mengelola akun Facebook), Informan III, Mbak Lutfi (Tenaga ahli yang mengelola akun Twitter), Informan IV, 4 Arsip Respon Opini Publik Pemprov DKI Jakarta 15 Fifin ardiansyah (masyarakat Jakarta yang menjadi member Twitter Pemprov DKI Jakarta), Informan V, Efrian Dhika (masyarakat Jakarta yang menjadi member Facebook Pemprov DKI Jakarta) Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh peneliti kepada Key Informan dan Informan pendukung adalah pertanyaan rinci yang berfokus pada empat tahap manajemen Humas menurut Cutlip, Center, dan Broom, yang terdiri dari, mendefinisikan Problem, Perencanaan dan Pemrograman, mengambil tindakan dan berkomunikasi, dan mengevaluasi program. Hal ini dilakukan Peneliti bahwasanya untuk mengetahui bagaimana Pengelolaan media sosial Facebook dan Twitter oleh manajemen Humas Seksi Data dan Informasi unit Respon Opini Publik. 4.2.1 Mendefinisikan Problem Langkah pertama ini mencakup penyelidikan dan memantau pengetahuan, opini, sikap dan prilaku pihak-pihak yang terkait dengan dan dipengaruhi oleh tindakan dan kebijakan organisasi. Pada dasarnya ini adalah fungsi intelegen organisasi. Fungsi ini menyediakan dasar untuk semua langkah dalam proses pemecahan Problem dengan menentukan “Apa yang sedang terjadi saat ini?”. Pada tahap ini Humas Seksi Data Dan Informasi Unit Respon Opini Publik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mendefinisikan masalahnya dengan cara, mencari tahu tentang informasi apa saja yang dibutuhkan masyarakat saat ini. 16 Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Alberto Ali selaku kepala seksi Data dan Informasi Diskominfomas Pemprov DKI Jakarta, mengenai informasi apa saja yang dibutuhkan masyarakat saat ini, beliau menyatakan “Kebutuhan dasar informasi masyarakat yang pasti. Seperti berkaitan dengan kependudukan, bagaimana dia mengurus akta kelahiran lalu kalau sudah besar mengurus ktp, lalu ketika sudah cukup umur dia berumah tangga bagaimana dia mengurus izin nikah dan seterusnya, lalu ketika dia meninggal bagaimana mengurus kematiannya, seterusnya itu berkaitan dengan kependudukan, lalu informasi berkaitan dengan pelayanan, perizinan, terus juga berkaitan dengan masalah-masalah infrastruktur, informasi buat bisnis dan usaha, serta informasi lainnya yang berkaitan dengan kebijakan pemerintah Provinsi”5 Pernyataan beliau dilengkapi oleh penyataan Mas Hamdi selaku Koordinator Respon Opini Publik Pemprov DKI Jakarta ketika ditanyai dengan pertanyaan yang sama, beliau menyatakan “Kalau untuk saat ini sih program-program dari pemerintah, jadi Facebook dan Twitter itu kita pakai untuk sosialisasi program pemerintah seperti tentang pembuatan KJP, pembuatan KJS itu semua kita share di facebook dan twitter”6 Lalu peneliti menyambung pertanyaan kepada Bapak Alberto Ali, yaitu mengenai bagaimana cara Humas Seksi Data dan Informasi Pemprov DKI Jakarta mencari tahu bahwa informasi tersebut merupakan informasi yang memang dibutuhkan masyarakat saat ini, beliau menyatakan sebagai berikut, “Ya pertama ya kita melihat pertanyaan-pertanyaan yang masuk ke kita, itukan menjadi bahan berapa banyak informasi atau pernyataan-pertanyaan 5 6 Hasil wawancara mendalam dengan Key Informan, Bapak Alberto Ali (9 September2014) Hasil wawancara dengan Mas Hamdi Informan 1 ( 9 September 2014) 17 yang menuju itu nanti kita kelompokan, oh ini banyak tentang KTP, oh ini banyak tentang pengen mengurus KJS bagaimana sih, KJP bagaimana sih, oh dari situ kita himpun berarti kita bikin strategi komunikasinya, oh kalau begitu untuk minggu depan atau hari ini kita bikin issu untuk di Twitter adalah masalah kesehatan, masalah pendidikan, masalah kependudukan, masalah transportasi, masalah kemacetan, salah satunya itu dilihat dari pertanyaan-pertanyaan yang muncul perhari-harinya. Masyarakat juga butuh informasikan, nah untuk memudahkan masyarakat mencari informasi, kita buat suatu issu di media sosial, tapi bahannya dari masyarakat sendiri”7 Hal senada pun diungkapkan oleh Koordinator Respon Opini Publik, beliau menyatakan “Ya dari masyarakat sendiri, jadi kita lihat dari aspirasi yang masuk, mana nih yang paling banyak, disitu kita jadi tahu bahwa informasi tersebut merupakan informasi yang dibutuhkan masyarakat jakarta saat ini, misalnya ada masyarakat yang menanyakan tentang pembuatan KJP, KJS dan sebagainya, dari situ kita sortir, apa saja informasi yang dibutuhkan masyarakat, setelah itu, baru nantinya kita akan share di Twitter dan Facebook.”8 Pernyataan diatas diperkuat dengan data yang diberikan oleh Koordinator Respon Opini Publik, seperti grafik berikut : 7 8 Hasil Wawancara mendalam dengan Key Informan tanggal (9 September 2014) Hasil wawancara mendalam dengan Informan 1 (9 Setember 2014) 18 Grafik Mengenai Jumlah Aspirasi Yang Masuk Periode Januari s/d Juni 2014 Bagan 2 Sumber : Arsip Respon Opini Publik Dari data grafik aspirasi diatas kemudian tim Respon Opini Publik mengkategorikan aspirasi tersebut berdasarkan topik yang telah ditentukan, berikut pengkategorian topik melalui bentuk grafik dibawah ini : 19 Grafik Mengenai Aspirasi Berdasarkan Topik Bagan 3 Sumber : Arsip Respon Opini Publik Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa tim Respon Opini Publik Pemprov DKI Jakarta mengkategorikan aspirasi masyarakat menjadi sembilan kategori, diantaranya jalan rusak, banjir, sampah, pedagang kaki lima, parkir liar, transjakarta, bangunan melanggar, drainase, KJP, dan KJS. Setelah mendefiniskan masalah, pada tahap ini manajemen Humas Seksi Data dan Informasi unit Respon Opini Publik Pemprov DKI Jakarta harus mendefiniskan peluang, dan ketika disinggung mengenai peluang apa kedepannya yang dimiliki Pemprov DKI Jakarta setelah membuka kanal komunikasi dua arah antara Pemprov 20 DKI dengan masyarakat melalui Facebook dan Twitter, beliau memaparkannya sebagai berikut “Peluang nya, ya..kalau peluang nya sih.. kita melihat bahwa kebutuhan publik itu jadi terpetakan sama pemerintahan, apa yang dirasakan publik secara langsung berkaitan dengan pelayanan kita, itu juga kita bisa tahu melalui media sosial itu, jadi misalkan berkaitan dengan pelayanan perijinan berkaitan dengan infrastruktur jalan, berkaitan dengan busway, iyakan,, juga berkaitan dengan kepengurusan-kepengurusan administrasi kependudukan, itu kita bisa tahu dengan interaksi dua arah, jadi intinya dapat mengetahui kebutuhan publik itu apa dan kita juga bisa memberikan respon dan feedbacknya secara langsung. Dan peluang itu akan menjadi benefit buat kita ketika publik merasakan bahwa apa yang dia adukan atau dia sampaikan melalui media sosial Facebook dan Twitter itu punya respon yang positif, respon yang cepat dari pemerintah sehingga ada muncul trust, kepercayaan publik terhadap pemerintahannya dan inikan yang harus kita bangun, kita jaga yaitu membangun reputasi pemerintahan.”9 Menurut Peneliti pada tahap ini, Humas Seksi Data dan Informasi unit Respon Opini Publik mendefinisikan Problem dengan cara mencari tahu tentang informasi apa saja yang dibutuhkan masyarakat saat ini sudah efektif, hal ini ditandai dengan banyak aspirasi yang masuk. Karena dari banyaknya aspirasi yang masuk tadi, Humas Seksi Data dan Informasi unit Respon Opini Publik Pemprov DKI Jakarta akan lebih mudah mensortir dan memprioritaskan informasi apa saja yang akan dipublish di Facebook dan Twitter atau media lainnya yang dimiliki Pemprov DKI Jakarta. Berdasarkan informasi diatas mengenai hasil wawancara dengan bapak Alberto Ali (Key Informan), dan Mas Hamdi (InformanI) dapat dianalisis sebagai berikut: 9 Hasil wawancara mendalam dengan Key Informan (9 Septermber 2014) 21 Langkah mendefinisikan problem yang dilakukan Seksi Data dan Informasi unit Respon Opini Publik DKI Jakarta dengan mencari tahu informasi apa saja yang dibutuhkan oleh masyarakat saat ini, melalui kanal Facebook dan Twitter sudah berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari besarnya partisipasi masyarakat dalam memberikan aspirasinya melalui kedua kanal tersebut. Dengan besarnya partisipasi masyarakat dalam menyalurkan aspirasi mereka, tentu akan memberikan Humas Pemprov DKI Jakarta sebuah peluang untuk membangun reputasi positif organisasi pemerintahan. 4.2.2 Perencanaan dan Pemrograman Informasi yang dikumpulkan dalam langkah pertama digunakan untuk membuat keputusan tentang program publik, strategi tujuan, tindakan dan komunikasi, taktik dan sasaran. Langkah ini akan mempertimbangkan temuan dari langkah dalam membuat kebijakan dan program organisasi. Langkah kedua ini akan menjawab pertanyaan ”berdasarkan apa yang Humas Pemprov (Seksi data dan Informasi unit Respon Opini Publik) tahu tentang situasi, dan apa yang harus dilakukan atau apa yang dirubah, dan apa yang harus dikatakan? ” Pada tahap ini setelah mendefinisikan Problem, Humas Seksi Data Dan Informasi Unit Respon Opini Publik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menetapkan tujuan, memutuskan siapa saja yang terlibat didalam pengelolaan Facebook dan Twitter, menentukan indikator keberhasilan (faktor yang dapat diukur), serta melakukan perencanaan dan 22 pemrograman yang berkaitan dengan strategi pengelolaan kanal Facebook dan Twitter. Hal ini dilakukan untuk memecahkan Problem dan memperbesar peluang. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Pemprov DKI Jakarta, Bapak Alberto Ali menjelaskan mengenai apa tujuan Humas Pemprov DKI Jakarta membuat akun Facebook dan Twitter, beliau memaparkan “Tujuannya yaitu, bahwa kita punya informasi keterkaitan kebijakan kinerja Pemerintahan Provinsi itu harus diipublikasikan, Facebook dan Twitter itu adalah salah satu kanal untuk kita mempromosikan atau mempublikasikan kinerja kita, jadi tujuannya adalah untuk mempromosikan atau mempublikasikan kinerja Pemprov DKI Jakarta” 10 Bapak Alberto Ali memaparkan mengenai siapa saja yang terlibat di dalam pengelolaan Facebook dan Twitter sebagai berikut “Yang terlibat,,seluruh SKPD terlibat karena kita punya akun-akun yang melalui jejaring kita, tapi yang mengoperasionalkan itu di seksi Data dan Informasi, saya yang mengumpulkan, tapi ada operatornya, yaitu tim tenaga ahli pengumpul data.”11 Sedangkan Mas Hamdi sebagai Informan I memaparkannya sebagai berikut “Yang pertama adalah koordinator dari seksi Data dan Informasi, terus Koordinator Internal ROP, terus admin pemegang kanal Facebook dan Twitter”12 Ketika ditanyai mengenai apa yang menjadi indikator keberhasilan dalam melakukan publikasi melalui Facebook &Twitter, Bapak Alberto Ali menjelaskan 10 Hasil wawancara mendalam dengan Key Informan (9 September 2014) Hasil wawancara mendalam dengan Key Informan (9 September 2014) 12 Hasil wawancara mendalam dengan Informan I (9 September 2014) 11 23 “Kalau indikatornya yang kita rasakan adalah semakin bertambahnya Follower kita dari Twitter, tahun lalu sekitar 20 ribuan sekarang mungkin sudah 40 ribuan, setahun sudah 100% ya, itu indikatornya. Yang kedua indikatornya bahwa bermanfaat atau tidaknya kedua media sosial tersebut. Ternyata saat ini sudah banyak masyarakat yang dengan mudah cepat melaporkan hal-hal yang memang menjadi masalah dilingkungannya, yaitu tadi dari 900 aspirasi yang masuk tahun 2012, 2013 menjadi 16000, saya tidak tahu tahun depan apakah terjadi penurunan atau peningkatan13 Mas Hamdi, selaku koordinator Respon Opini Publik, menjelaskan mengenai, apakah ada perencanaan terlebih dahulu sebelum melakukan publikasi di akun Facebook dan Twitter. “Iya ada, kita setiap bulan itu ada rapat koordinasi, jadi apa-apa saja yang akan kita publikasikan di Facebokdan Twitter,karena apa yang ada di facebook ada di twitter juga, jadi kita sudah buat daftarnya, biasanya kita menyebutnya dengan Facebook Plan dan Twitter Plan. Jadi pagi itu kita harus tweet apa,siang tweet apa, lalu sore tweet apa, itu sudah ada rinciannya, jadi apa yang akan diposting harus diagendakan terlebih dahulu, seperti pagi, kita Tweet tentang agenda wagub, agenda gubernur dan agenda sekda,terus habis itu siangan dikit nanti kita ada sim dan stnk keliling terus kita men share link yang ada di website jakarta.go.id, lalu setelah itu baru kita menjawab aduan warga atau disposisi.”14 Lalu ketika ditanyai dengan pertanyaan, bagaimana melakukan perencanaan yang baik agar konten yang akan dipublikasi melalui kedua media sosial ini mendapat respon positif dari masyarakat, beliau pun menyatakan Ya,,apa yang akan kita sampaikan harus bermanfaat bagi warga jakarta dan menyangkut kepentingan warga jakarta juga, karenakan supaya mereka itu tertarik,apa yang kita sediakan itu informasinya bermanfaat bagi mereka.15 13 Hasil wawancara mendalam dengan Key Informan (9 spetember 2014) Hasil wawancara mendalam dengan Informarman I (9 Spetember 2014) 15 Hasil wawancara mendalam dengan Informan I (9 September 2014) 14 24 Dari informasi diatas dapat disimpulkan bahwa, Humas Seksi data dan Informasi unit Respon Opini Publik Pemprov DKI Jakarta membuat perencananaan terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan mengenai konten atau informasi apa saja yang akan dipublikasikan melalui media sosial Facebook dan Twitter. Perencanaan tersebut dilakukan melaui rapat Koordinasi seperti yang telah disampaikan oleh Informan I. Setelah menanyakan mengenai perencanaan peneliti menanyakan mengenai konten apa saja yang biasanya dipublikasikan?, Mbak Lutfi (Informan II) selaku admin Twitter menjelaskannya sebagai berikut “Hmm, kontennya ya, ya seperti tadi sih udah dijelasin sama koordinator isinya semua berita yang ada di website Jakarta.go.id itu kita posting, hmm, agenda Gubernur, agenda Sekda terus informasi SIM keliling, terus kemudian kita juga ada hari tertentu, kita informasikan tentang kebudayaan Jakarta, tentang kebudayaan Betawi, mulai dari ondel-ondel itu apa terus sejarah sejarah tertentu, ada pengetahuan umumnyalah, itu biasanya hari jumat kami update berita-berita ringan seperti itu.”16 Sedangkan Mbak Dinu (Informan III) merespon pertanyaan dari peneliti adalah sebagai berikut Kalau kontennya sih itu lebih ada agenda Wagub, agenda Sekda, terus ada informasi SMS, STNK keliling di wilayah Jakarta, terus Jakarta kini, jakarta kini itu kita bisa dapat informasinya dari Jakarta.go.id dan dari situ kita sudah mulai untuk menampung dan melayani aspirasi masyarakat, baik berupa aduan, informasi maupun saran dan sesudah itu kita mensortir 16 Hasil wawancara mendalam dengan Informan II (9 September 2014) 25 apakah bentuk aspirasi itu bersifat membangun jakarta lebih baik lagi atau tidak, jadi tidak semua aspirasi yang masuk itu kita respon.17 Setelah menentukan kontenapa saja yang akan di Publish, lalu pada tahap ini juga Humas Seksi Data dan Informasi Unit Respon Opini Publik Pemprov DKI Jakarta harus menentukan cara bagaimana mengenalkan ke dua kanal ini ( Facebook dan Twitter) kepada masyarakat. Bapak Alberto Ali selaku key informan, menjelaskan “Kalau kanal untuk kita promosikan ya..pertama kita melalui iklan, iklan di media cetak maupun di media sosial, lalu kita membangun komunikasi jejaring dengan media, lalu juga kita publikasikan di website resmi kita maupun di berita jakarta.com dan juga melalui twitter dan facebooknya sendiri, dan berikutnya dengan temen-temen yang sudah ada di dalam lingkupnya perkerjaan di jakarta.go.id, tenaga ahlinya juga share ke tementemennya nih...ada akun resminya Pemprov berupa Facebook dan Twitter.”18 Berdasarkan informasi diatas mengenai hasil wawancara dengan Bapak Alberto Ali, Mas Hamdi, Mbak Dinu dan Mbak Lutfi, dapat disimpulkan, bahwa Humas Pemprov DKI Jakarta sebelum melakukan posting atau publikasi di Facebook dan Twitter, mereka terlebih dahulu melakukan perencanaan dengan mengadakan rapat koordinasi untuk menentukan konten apa saja yang akan dipublikasikan. Sehingga konten yang akan dipublikasikan dapat bermanfaat bagi masyarakat Jakarta. 4.2.3 Mengambil Tindakan Dan Berkomunikasi Langkah ketiga adalah mengimplementasikan program aksi dan komunikasi yang didesain untuk mencapai tujuan spesifik untuk masing-masing 17 18 Hasil wawancara mendalam dengan Informan III (9 September 2014) Hasil wawancara mendalam dengan Key Informan (9 September 2014) 26 publik dalam rangka mencapai tujuan program. Pertanyaan dalam langkah ini adalah “siapa yang harus melakukan dan menyampaikannya, dan kapan, dimana, dan bagaimana caranya?” Pada tahap ini setelah melakukan perencanaan dan pemrograman, Humas Seksi Data Dan Informasi Unit Respon Opini Publik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengimplementasikan hasil dari perencanaan tersebut dalam bentuk program komunikasi. Didalam tahap ini akan diuraikan mengenai, bagaimana cara membina hubungan yang baik dengan pengguna Facebook dan Twitter, dan bagaimana input sampai output mekanisme komunikasi melalui Facebook dan Twitter. Ketika diwawancara mengenai bagaimana cara membina hubungan yang baik dengan member Facebook dan Twitter, Mbak Dinu selaku Informan III, menuturkan “Kalau membina hubungan baik dengan pengguna facebook jadi ketika mereka memberikan aspirasi itu, kita respon, jadi mereka akan merasa bahwa aspirasi mereka itu kita tanggapi”19 Sedangkan Mbak Lutfi selaku Informan II, menuturkan sebagai berikut “Hmm, kalau membina Hubungan baik, kita berusaha sebaik mungkin merespon segala opini yang masuk, ya pokoknya aktif merespon apa yang mereka tanyakan”20 19 20 Hasil wawancara mendalam dengan Informan III ( 9 September 2014) Hasil wawancara dengan Informan II (9 September 2014) 27 Dari informasi diatas peneliti menyimpulkan bahwa Humas Pemprov DKI Jakarta, membina hubungan baik dengan membernya, yaitu dengan cara merespon secepat mungkin segala aspirasi yang masuk ke akun Facebook dan Twitter mereka. Ketika ditanya mengenai bagaimana input sampai output mekanisme komunikasi melalui Facebook dan Twitter, Key Informan Bapak Alberto Ali mengemukakan sebagai berikut “Kalau di Twitter dan Facebook itu kita pertama menginventalisir dulu informasi yang kita sajikan, misalkan tentang kependudukan bagaimana sih mengurus ktp syarat-syaratnya apa saja, apa yang di harus dilakukan. Nah itu dibikin kaya full Tweet. Jadi issunya kita bikin, Issunya tentang kependudukan, bisa tentang kesehatan, bisa tentang informasi sim keliling, ktp kelilling itu kita inventalisir yang kita punya, kemudian kita share melalui Facebook dan Twitter lalu kita mendapatkan feedback, tapi issunya memang harus yang dibutuhkan oleh publik, bisa saja issu yang diluar yang tadi dibutuhkan oleh publik itu, kita full tweet nah ketika mereka merasa itu manfaat mereka pasti follow, follow, follow gitu ya kan. Misalnya kejadian banjir kemaren, tinggi muka air itu kita tweet, jadi masyarakat tahu wah disini ada rawan banjir, wah disini airnya sudah tinggi dan seterusnya. Jadi akhirnya karena itu bermanfaat bagi mereka, mereka akan follow, follow, jadi akhirnya follower kita bertambah. Sama halnya dengan facebook juga demikian, informasinya kita sajikan terus setiap harinya dengan konten- konten yang sudah kita miliki”21 Sedangkan Koordinator Respon Opini Publik, ketika diajukan pertanyaan yang sama, beliau menyatakan “Iya jadi disini ada dua, jadi ada dari kita ke warga sama dari waga ke kita, jadi kalau kita ke warga itu misal kalau kita nge-tweet agenda wagub, agenda gubernur itu sifatnya cuma satu arah kita ke warga, tapi warga juga bisa mention ke kita, misalnya dia bilang pak di sini ada jalanan rusak pak, nah itu kita bisa dua arah, kita bisa tanya jalan rusaknya 21 Hasil wawancara mendalam dengan Key Informan (9 September 2014) 28 dimana, alamat lengkapnya dimana, setelah kita dapet semua informasinya lengkap kita bisa lapor ke dinas terkait nanti dinas yang menindaklanjuti.”22 Pernyataan key Informan dan Informan I dilengkapi dengan pernyataan Mbak Dinu selaku admin Facebook Pemprov DKI Jakarta, ketika peneliti melakukan observasi dilapangan, Mbak Dinu menyatakan “Ya, aspirasi yang masuk melalui Facebook dan Twitter, pertama kami tampung, dan direspon oleh template yang sudah menjadi standar pelayanan kami, sesudah itu, aspirasi tersebut kami disposisikan kepada SKPD yang terkait dengan masalah tersebut melalui sistem ROP. Misalnya ada aspirasi berupa pengaduan masyarakat mengenai jalan rusak di daerah jakarta, biasanya mereka share tuh foto jalan rusaknya disertai alamat lengkap, setelah itu kita teruskan aspirasi tersebut kepada SKPD (Satuan Perangkat kerja daerah) terkait, melalui sistem ROP, kalau SKPD yang terkait dengan Jalankan, itu adalah wewenang Dinas PU, jadi kita teruskan pesan tersebut ke dinas PU. Biasaya dinas PU langsung merespon kita, baik berupa template atau berupa keterangan mengenai jalan rusak tersebut. Setelah kami mendapat jawaban dinas PU, maka jawaban tersebut akan kami disposisikan kembali kepada masyarakat tersebut.”23 Untuk lebih jelasnya peneliti akan menyajikan flow chart mekanisme komunikasi melalui Facebook dan Twitter : 22 23 Hasil wawancara mendalam dengan Informan 1 (9 September 2014) Hasil dari obrolan Informal ketika melakukan observasi 29 Flow Chart Mekanisme Komunikasi Melalui Twitter Bagan 4 Sumber: Arsip Seksi Data Dan Informasi Diskominfomas Pemprov DKI Jakarta Berdasarkan jawaban Key Informan Bapak Alberto Ali, dan Informan lainnya, peneliti menjadi mengetahui mengenai, bagaimana tim tenaga ahli sebagai admin Facebook dan Twitter membina hubungan baik dengan pengguna media sosial, serta bagaimana prosedur mekanisme komunikasi dari input sampai output yang terjadi melalui kanal Facebook dan Twitter. 4.2.4 Mengevaluasi Program Langkah terakhir dalam proses ini adalah melakukan penilaian atas persiapan, implementasi, dan hasil dari program. Penyesuaian akan dilakukan sembari program diimplementasikan, dan didasarkan pada evaluasi atas umpan balik 30 tentang bagaimana program itu berhasil atau tidak. Program akan dilanjutkan atau dihentikan setelah menjawab pertanyaan “Bagaimana keadaan Pemprov DKI Jakarta sekarang atau seberapa baik langkah yang telah dilakukan?”. Pada tahap terakhir ini akan diuraikan mengenai hasil dan evaluasi tentang kegiatan yang sudah diimplementasikan oleh Humas Seksi Data dan Informasi unit Respon Opini Publik Pemprov DKI Jakarta. Disini peneliti akan menguraikan mengenai, apakah ada evaluasi di dalam pengelolaan Facebook dan Twitter, kapan evaluasi itu dilakukan, bagaimana respon masyarakat dalam menyikapi inovasi yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta, yakni membuka kanal komunikasi melalui media sosial Facebook dan Twitter, lalu apa manfaat yang Pemprov DKI Jakarta dan masyarakat rasakan terhadap aktifitas publikasi melalui kedua kanal tersebut. Mas Hamdi selaku koordinator Facebook dan Twitter Pemprov DKI Jakarta menuturkan penjelasannya mengenai, apakah ada evaluasi di dalam pengelolaan Facebook dan Twitter ini, beliau menuturkan sebagai berikut “Pasti ada, disini Facebook dan Twitter itu karena kontennya sama setiap beberapa bulan sekali itu ada evaluasi apa-apa saja yang harus kita perbaiki, apa-apa saja yamg harus kita kurangi, ditambah itu pasti ada.”24 Sedangkan ketika ditanya mengenai kapan evaluasi itu dilakukan, Mas Hamdi, kembali menuturkan sebagai berikut “Per tiga bulan atau per empat bulan”25 24 Hasil wawancara mendalam dengan Informan 1 ( 9 September 2014) 31 Sedangkan ketika disinggung mengenai berapa lama biasanya evaluasi itu dilakukan, beliau kembali menuturkan “Misal kalau rapat internal sih cuma satu jam setengah sampai dua jam lah ,itu cukup”26 Dari Informasi diatas peneliti menjadi mengetahui bahwa yang terlibat dengan pengelolaan Facebook dan Twitter itu, rutin mengadakan rapat internal untuk mengevaluasi yang berkaitan dengan pengelolaan Facebook dan Twitter. Dan ketika ditanyai mengenai bagaimana respon masyarakat menyikapi inovasi yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta, yakni melakukan Publikasi melalui media sosial Facebook dan Twitter, Bapak Alberto menjelaskan sebagai berikut : “Kalau responnya dari publik sangat antusias bisa lihat dari data kalau nanti kamu bisa lihat, itu dari tahun 2012 hanya sekitar 900 aspirasi yang masuk di tahun 2013 itu sekitar 16000 dan 50 % nya terespon dengan baik dan 50% nya belum”27 Penjelasan beliau diatas mengenai besarnya respon publik menyalurkan aspirasi mereka melalui kedua media sosial tersebut, hal ini membuktikan bahwa media sosial Facebook dan Twitter merupakan kanal komunikasi dua arah yang efektif antara pemerintah dengan publiknya. 25 Hasil wawancara mendalam dengan Informan 1 ( 9 September 2014) Hasil wawancara mendalam dengan Informan 1 ( 9 September 2014) 27 Hasil wawancara mendalam dengan Key Informan 1 ( 9 September 2014) 26 32 Sedangkan ketika key Informan Bapak Alberto Ali, ditanyai mengenai, apa manfaat yang Pemprov DKI Jakarta rasakan setelah melakukan publikasi melalui Facebook dan Twitter, beliau menjelaskan sebagai berikut “Manfaatnya adalah bahwa kita menjadi tahu apa yang dibutuhkankan oleh publik berkaitan dengan pengelolaan kota, interaksi antara pemprov dengan publiknya melalui media sosial ini lebih cepat, sehingga ketika ada permasalahan di masyarakat kita jadi lebih tahu lalu kita bisa melakukan tindak lanjut yang sesuai dengan karakteristik aduan yang di laporkan oleh kita, jadi feedback nya langsung dan lebih cepat penanganannya.”28 Lalu peneliti menanyakan hal yang sama kepada masyarakat Jakarta yang sudah menjadi member di Facebook dan Twitter pemprov DKI Jakarta, Yaitu Efrian Dhika (InformanIV) selaku member akun Facebook Pemprov DKI Jakarta, Saudara Dhika menjawab sebagai berikut “Ya jelas mas, manfaatnya saya jadi lebih tahu program pemerintah DKI Jakarta itu seperti apa saja, tidak hanya itu saya pun jadi lebih tahu tentang Jakarta, seperti ada event apa ajah nih yang ada di Jakarta, kemacetan, banjir, dan seperti gitu-gitulah.”29 Sedangkan Fifin Ardiansyah (Informan V) selaku member akun Twitter Pemprov DKI Jakarta, menanggapi pertanyaan tersebut sebagai berikut “Manfaatnya kalau dibilang banyak sih,,iya,,. Salah satunya menambah wawasan saya tentang Jakarta”30 Berdasarkan hasil dari keseluruhan Informasi di atas yang didapat melalui wawancara mendalam dengan Bapak Alberto Ali (Key Informan), Mas Hamdi 28 Hasil wawancara mendalam dengan Key Informan ( 9 september 2014) Hasil wawancara mendalam dengan Narasumber IV ( 11 September 2014) 30 Hasil wawancara mendalam dengan Narasumber V (10 September 2014) 29 33 (Informan I), Mbak Lutfi (Informan II), Mbak Dinu (Informan III), Efrian Dhika (Informan IV), dan Fifin Ardiansyah (InformanV), dapat dianalisis sebagai berikut: Facebook dan Twitter memiliki manfaat, yaitu pesan yang disampaikan oleh Pemerintah kepada masyarakat menjadi lebih cepat, serta terciptanya komunikasi dua arah, sehingga feedback yang dihasilkan bersifat langsung tidak tertunda. Dan peneliti menyimpulkan bahwa, kegiatan di dalam pengelolaan Facebook dan Twitter Pemprov DKI Jakarta pada prosesnya telah menggunakan empat tahapan manajemen Humas yaitu meliputi dari mendefinisikan problem, perencanaan dan pemrograman, mengambil tindakan dan berkomunikasi, serta mengevaluasi program. 4.3 Pembahasan Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti di Pemprov DKI Jakarta, tepatnya di Seksi data dan Informasi unit Respon Opini Publik, bahwasannya Humas Pemprov DKI Jakarta dalam melakukan pengelolaan Facebook dan Twitter, sudah memenuhi empat tahap proses Manajemen Humas, antara lain Pendefinisian Problem, Perencanaan dan Pemrograman, mengambil tindakan dan berkomunikasi, serta mengevaluasi program. Proses pendefinisian masalah yang dilakukan di Seksi Data dan Informasi unit Respon Opini Publik Pemprov DKI Jakarta, dalam pengelolaan Facebook dan Twitter adalah tahapan pertama yang dilakukan Humas untuk melihat kebutuhan informasi apa sajakah yang dibutuhkan publik pada saat ini. Dalam tahapan ini, Humas Seksi 34 Data dan Informasi unit Respon Opini Publik Pemprov DKI Jakarta mengumpulkan seluruh aspirasi yang masuk dari masyarakat Jakarta melalui media komunikasi yang telah disediakan diantaranya adalah Facebook dan Twitter. Lalu setelah aspirasi masyarakat terkumpul, Humas akan mensortir dan memprioritaskan informasi mana yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat pada saat ini. Bisa dikatakan aspirasi masyarakat merupakan bahan dalam menentukan konten-konten yang nantinya akan dipublikasikan melalui Facebook dan Twitter. Aspirasi-aspirasi tersebut nantinya akan disajikan dalam bentuk grafik, seperti bagan no 2 di sub bab hasil penelitian mengenai pendefinisian masalah. Kemudian aspirasi yang masuk tersebut akan dianalisis dan dikategorikan berdasarkan topik yang telah ditentukan, seperti bagan no 3 pada sub bab pendefinisian masalah. Dengan cara ini, Humas Seksi Data dan Informasi Unit Respon Opini Publik Pemprov DKI Jakarta dapat mendefinisikan masalah mengenai informasi apa saja yang dibutuhkan oleh masyarakat pada saat ini. Tahapan kedua dalam pembahasan ini adalah tahapan proses perencanaan dan pemrograman dalam mengelola akun Facebook dan Twitter. Perencanaan dan pemrograman ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas pengelolaan media sosial, dalam bentuk pelayanan dan konten yang akan dipublikasikan. Yang dimaksud konten disini adalah Informasi yang dibutuhkan oleh warga Jakarta saat ini. Jadi sebelum melakukan tindakan dan berkomunikasi, maka Humas Seksi Data Dan Informasi Unit Respon Opini Publik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terlebih dahulu menyusun strategi yang baik, guna informasi yang akan disampaikan dapat bermanfaat dan tepat sasaran. Dalam tahap ini juga Humas Seksi Data dan Informasi 35 Pemprov DKI Jakarta menentukan siapa saja nantinya yang akan terlibat didalam pengelolaan media sosial Facebook dan Twitter tersebut, diantaranya menentukan tenaga ahli yang membalas dan mendisposisikan aspirasi warga kepada SKPD terkait. Perencanaan dan pemrograman yang dilakukan oleh Humas Seksi Data dan Informasi Unit Respon Opini Publik Pemprov DKI Jakarta, tiada lain adalah untuk menentukan program komunikasi yang akan dibuat, berdasarkan, apa yang Humas ketahui mengenai informasi yang dibutuhkan masyarakat pada saat ini. Tahapan selajutnya adalah tahapan mengambil tindakan dan berkomunikasi. Ditahapan ketiga ini, Humas Seksi Data dan Informasi Unit Respon Opini Publik Pemprov DKI Jakarta mengimplementasikan perencanaan yang sudah dibuat di tahap sebelumnya (tahap kedua), Ditahap ini Humas Seksi Data dan Informasi unit Respon Opini Publik Pemprov DKI Jakarta mulai memposting atau mempublikasikan konten yang sudah direncanakan terlebih dahulu. Ditahapan ini juga, Humas Seksi Data dan Informasi unit Respon Opini Publik Pemprov DKI Jakarta mulai menerapkan strategi pengelolaan media sosial Facebook dan Twitter, baik strategi dalam meningkatkan pelayanan dan konten, strategi membina hubungan baik dengan member Facebook dan Twitter dan strategi-strategi lainnya yang sudah direncanakan dan diprogramkan terlebih dahulu. Tahapan terakhir adalah mengevaluasi program, didalam tahapan terakhir ini, Humas Seksi Data dan Informasi unit Respon Opini Publik akan mengevaluasi 36 program komunikasi yang sudah dijalankan dengan cara melihat manfaat yang dirasakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta setelah membuka kanal komunikasi Facebook dan Twitter. Kemudian Humas akan mengukur indikator keberhasilan dengan cara melihat respon dan partisipasi masyarakat dalam memberikan aspirasi mereka kepada kedua kanal komunikasi tersebut. Guna membahas hasil penelitian ini lebih dalam, Peneliti akan mengkonfirmasi landasan teori yang digunakan pada sub bab sebelumnya dengan data hasil penelitian. Menurut Frank Jefkins definisi Humas atau Public Relations adalah,”suatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan yang spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian.”31. Dalam hal ini Humas Seksi Data dan Informasi unit Respon Opini Publik ini, Humas disana selain merencanakan komunikasi keluar kepada masyarakat Jakarta, Humas disana juga melakukan komunikasi ke dalam (disposisi) yaitu kepada SKPD terkait, untuk lebih jelasnya dapat dilhat kembali di bagan no 4, pada sub bab sebelumnya mengenai bagaimana Flow Chart mekanisme komunikasi melalui Facebook dan Twitter. Setelah melakukan obsevasi Penliti berpendapat bahwa Humas Seksi Data dan Informasi unit Respon Opini Publik Pemprov DKI Jakarta telah menjalankan Fungsi Humas menurut Cutlip, Center dan Canfield yaitu : 31 Frank Jefkins, Public Relations, Erlangga, Jakarta, 1992, hal. 9 37 1. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi. Dalam poin pertama ini Humas Seksi Data dan informasi unit Respon Opini Publik, mengumpulkan aspirasi masyarakat Jakarta melalui kanal Facebook dan Twitter tiada lain untuk mewujudkan tujuan Pemprov DKI Jakarta yaitu Membangun tata Pemerintahan yang baik dengan menerapkan kaidah-kaidah "Good Governance". 2. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik, dengan menyebarkan informasi dari organisasi ke publiknya dan menyalurkan opini publik pada organisasi. Humas Seksi Data dan Informasi Publik unit Respon Opini Publik telah menciptakan komunikasi dua arah dan timbal balik dengan publiknya, hal ini dapat dilihat dari aktifitas Humas melalui Facebook dan Twitter, yaitu menerima dan menjawab aspirasi masyarakat, menyalurkan opini publik kepada SKPD terkait untuk ditindaklanjuti, kemudian mempublikasikan kebijakan kinerja Pemprov DKI Jakarta, 3. Melayani publik dan memberi sumbangan saran kepada pimpinan manajemen demi kepentingan umum. Pada poin ini, Humas Seksi Data dan Informasi unit Respon Opini Publik, secara tidak langsung telah melayani publik atau masyarakat Jakarta, dengan cara memenuhi kebutuhan informasinya, terkait kebijakan dan kinerja Pemprov DKI Jakarta. Hal ini dapat dilihat dari konten-konten yang dipublikasikan 38 melalui Facebook dan Twitter, konten-konten yang dipublikasikan disesuaikan dengan informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat Jakarta saat ini. 4. Membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan publiknya, sebagai khalayak sasarannya.32 Secara tidak langsung Seksi data dan Infomasi telah membina hubungan baik antara organisasi dengan publiknya dengan cara merespon setiap aspirasi masyarakat yang masuk melalui kanal Facebook dan Twitter. Tidak hanya menjalankan fungsi Humas dengan baik, Humas Seksi Data dan Informasi Unit Respon Opini Publik Pemprov DKI Jakarta juga telah menjalankan peran Humas menurut Dozier dan Broom, sebagaimana yang dikutip oleh Rosady Ruslan yaitu: 1. Penasehat Ahli (Expert Presciber) Seorang praktisi atau pakar Humas yang berpengalaman dan memiliki kemampuan tinggi dapat membantu mencarikan solusi dalam menyelesaikan masalah hubungan dengan publiknya.Pada poin ini Humas Seksi Data dan Informasi unit Respon Opini Publik di lapangan tidak berperan sebagai seorang penasehat ahli atau expert Pressciber. 2. Fasilitator Komunikasi (Communication Fasilitator) Praktisi Humas betindak sebagai komunikator atau mediator untuk membantu pihak manajemen dalam hal mendengar apa yang diinginkan dan diharapkan 32 Frida Kusumastuti, Dasar-Dasar Humas, Ghalia Indonesis, Jakarta, 2002, Hal. 23-24 39 oleh publiknya. Pada poin ini Humas Seksi Data dan Informasi unit Respon Opini Publik memiliki peran yang sangat sentral, bisa dikatakan poin ini merupakan peran utama yang dilakoni oleh tim Respon Opini Publik, yaitu menjawab aspirasi masyarakat melalui Facebook dan Twitter (Komunikator) yang mewakili Pemerintah provinsi DKI Jakarta, sekaligus menjadi mediator dengan menyampaikan aspirasi tersebut kepada SKPD terkait. 3. Fasilitator proses pemecahan masalah (Problem Solving Process Facilitator) Praktisi Humas dalam memecahkan masalah, merupakan bagian dari tim manajemen. Bertujuan untuk membantu pimpinan organisasi baik sebagai penasehat (Adviser) hingga mengambil tindakan eksekusi (keputusan) dalam mengatasi persoalan atau krisis yang tengah dihadapi secara rasional dan profesional. Pada poin ini Humas Seksi Data dan Informasi unit Respon Opini Publik juga memiliki peran yaitu selain menyampaikan laporan mengenai aspirasi masyarakat, tim Respon Opini Publik juga memberikan usulan solusi kepada pimpinan, yang nantinya dapat memberikan pengaruh terhadap pengambilan keputusan. 4. Teknisi Komunikasi (Communication Technician) Peranan teknisi komunikasi ini menjadi praktisi Humas sebagai Journalist in Resident yang hanya menyediakan layanan teknis komunikasi atau dikenal dengan Methode Of Communication in Organizations.33 Pada poin ini juga 33 Rosady Rulan. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi Konsepsi dan Aplikasi.PT RAJAGRAFINDO PERSADA.Jakarta.2007.Hal. 18 40 Humas Seksi data dan informasi unit Respon Opini Publik mempunyai peranan sebagai teknisi komunikasi, yaitu mempublikasikan kinerja dan kebijakan pemerintah provinsi DKI Jakarta kepada masyarakat Jakarta. Komunikasi adalah siapa menyampaikan apa, apa yang disampaikan, melalui saluran apa, kepada siapa dan apa pengaruhnya. (Harold D. Lasswell) 34, Dalam hal ini Humas Seksi Data dan Informasi unit Respon Opini Publik, bertindak sebagai komunikator yang menyampaikan informasi keterkaitan kebijakan dan kinerja Pemprov DKI Jakarta melalui kanal (saluran) komunikasi Facebook dan Twitter kepada masyarakat Jakarta, sehingga memberikan pengaruh kognitif, afektif, hingga konatif terhadap komunikan yaitu masyarakat Jakarta. Komunikasi Organisasi adalah komunikasi antar manusia (Human Communicating) yang terjadi dalam konteks organisasi dimana terjadi jaringanjaringan pesan satu sama lain yang saling bergantung satu sama lain. 35 Dalam hal ini Humas Seksi Data dan Informasi unit Respon Opini Publik melakukan aktifitas komunikasi dua arah dengan masyarakat Jakarta dalam kontek organisasi, yaitu isi pesannya mengenai informasi organisasi yang diwakili oleh Humas Seksi Data dan Informasi unit Respon Opini Publik. Uses and grafications merupakan suatu model komunikasi massa. Model uses and Grafications merupakan pengembangan dari model jarum hipodermik. Model ini tidak tertarik kepada apa yang dilakukan media pada diri seseorang, tetapi ia tertarik 34 35 Hafied Cangara. Pengantar Ilmu Komunikasi. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. 2006. hal 18-20 Burhan Bungin, Op.Cit. Hal.274 41 pada apa yang dilakukan orang terhadap media. Khalayak secara aktif menggunakan media sesuai dengan kebutuhannya 36. Model komunikasi massa ini menjelaskan bahwa khalayak media itu aktif memilah dan memilih media yang sesuai dengan kebutuhannya. Dalam hal ini masyarakat Jakarta secara aktif menggunakan media sesuai dengan kebutuhannya, dapat dilihat dari hasil wawancara dengan informan V, mengenai informasi apa yang anda cari? Informan V, memaparkan Waktu itu saya pernah mencari tahu cara membuat KJS, kan saya kurang begitu paham dengan sosialisainya, waktu itu saya searching sosialisasinya ternyata ada tuh di Twitter, cara membuatnya bagaimana, dan akhirnya saya bisa tahu dari situ. Dapat dilihat dari pemaparan informan V tadi, bahwa masyarakat Jakarta itu aktif mencari (searching) mencari informasi dan menggunakan media sesuai dengan kebutuhannya. Analisis yang dapat disimpulkan dari pembahasan ini adalah manajemen Humas Seksi Data Dan Informasi Pemprov DKI Jakarta membuat kanal Facebook dan Twitter bertujuan untuk menjembatani antara pemerintahan dengan publiknya, sehingga masyarakat dapat berpartisipasi dalam membangun kota Jakarta menjadi lebih baik. 36 Elvinaro Ardianto. Lukiati Komala, Siti Karlinah. Komunikasi massa suatu pengantar. Simbiosa Rekatama Media. Bandung. 2007 hal 73