7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Investasi Menurut PSAK (Pernyataan

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1
Investasi
Menurut PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) No 13 investasi
didefinisikan sebagai suatu aktiva yang digunakan perusahaan untuk pertumbuhan
kekayaan (seperti bunga, royalty, dividen, dan uang sewa) untuk apresiasi nilai
investasi atau untuk manfaat lain bagi perusahaan. Sedangkan investasi menurut
Tendelin (2001 : 1) adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya
lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah
keuntungan dimasa yang akan datang. Salah satu bidang investasi yang terbilang
menarik tetapi cukup beresiko tinggi adalah investasi saham (investasi dipasar
modal). Secara umum investasi dapat dikategorikan dalam dua kelompok yaitu:
a.
Real investment merupakan investasi dalam bentuk nyata misalnya
investasi dalam bentuk properti dan investasi komersial.
b.
Financial investment merupakan investasi yang dilakukan terhadap
produk-produk keuangan seperti investasi dalam bentuk tetap (deposito
dan obligasi) maupun dalam bentuk tidak tetap (investasi saham dan
sejenisnya).
Menurut Sunariyah (2004 : 168) terdapat 3 (tiga) pendekatan yang dapat
digunakan dalam menganalisis suatu investasi yaitu:
a.
Pendekatan Fundamental
Analisis investasi dengan mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi harga saham yang berupa faktor-faktor yang dapat
7
dikendalikan oleh perusahaan (pemilihan teknologi dan perekrutan tenaga
kerja) dan faktor-faktor diluar kendali perusahaan (tingkat suku bunga,
inflasi dan sebagainya).
b.
Pendekatan Teknikal
Analisis investasi berdasarkan prilaku harga saham dan jumlah transaksi
perdagangan.
c.
Pendekatan Potofolio Modern
Analisis mengasumsikan bahwa pasar modal telah efisien dan tersedia
informasi tentang pasar modal secara keseluruhan.
Menurut Ali Arifin (2001 : 5) mengemukakan prinsip mendasar yang perlu
dipertimbangkan seorang investor dalam melakukan investasi yaitu :
a.
Keterlibatan pribadi dan modal yang diperlukan
b.
Tingkat pengembalian hasil
c.
Risiko investasi
d.
Tingkat inflasi
e.
Jangka waktu pengembalian
f.
Likuiditas
g.
Teori portofolio untuk meminimalkan risiko dan memaksimalkan hasil.
2.2
Pasar Modal
Husnan (2001 : 3) menyatakan pasar modal adalah pasar untuk berbagai
manajemen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang biasa diperjualbelikan baik
dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, yang diterbitkan pemerintah , public
authorities, maupun perusahaan swasta. Secara umum, pasar modal adalah
8
pertemuan antara pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan
dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas yang umumnya memiliki umur
labih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi.
Menurut Riyanto (1989 : 219) mendefinisikan pasar modal sebagai suatu
pengertian abstrak yang mempertemukan dua kelompok yang saling berhadapan
tetapi yang kepentingannya saling mengisi, yaitu calon pemodal (investor) di satu
pihak dan emiten yang membutuhkan dana jangka panjang di lain pihak. Atau
dengan kata lain, pasar modal adalah tempat bertemunya penawaran dan
permintaan dana jangka menengah dan jangka panjang. Pemodal dalam hal ini
adalah perorangan atau lembaga yang menanamkan dananya dalam efek,
sedangkan emiten adalah perusahaam yang menerbitkan efek untuk ditawarkan
kepada masyarakat.
Menurut Anoraga dan Pakarti (2001 : 5) pasar modal adalah bursa-bursa
perdagangan di Indonesia yang didirikan untuk perdagangan uang dan efek.
Sedangkan bursa adalah gedung atau ruang yang ditetapkan sebagai kantor dan
tempat kegiatan perdagangan efek. Efek disini adalah setiap saham, obligasi atau
bukti lainnya termasuk sertifikat atau surat pengganti serta bukti sementara dari
surat-surat tersebut.
Tempat dimana terjadinya jual beli sekuritas tersebut disebut bursa efek.
Menurut Fabozzi (1999 : 34) bursa efek adalah organisasi formal yang telah
disahkan dan diatur oleh securities dan exchange (komisi bursa efek). Pasar modal
di Indonesia awalnya diselenggarakan oleh dua bursa efek yaitu PT. Bursa efek
9
Jakarta dan PT. Bursa Efek Surabaya, tetapi pada tahun 2007 tepatnya tanggal 1
Desember, telah disatukan dan diberi nama PT. Bursa Efek Indonesia.
Pasar modal ada dua jenis :
a.
Pasar perdana adalah penawaran surat berharga untuk pertama kali kepada
pemodal selama masa tertentu sebelum surat berharga tersebut tercatat di
bursa.
b.
Pasar sekunder adalah penawaran surat berharga kepada pemodal setelah
surat berharga tersebut ditawarkan di bursa. Harga surat berharga pada
penawaran di pasar sekunder ini ditentukan oleh besarnya penawaran dan
permintaan terhadap surat berharga tersebut.
2.3
Jenis Instrumen Pasar Modal
Instrumen pasar modal adalah semua surat-surat berharga (sekuritas) yang
diperdagangkan di bursa. Instrumen pasar modal ini pada umumnya bersifat
jangka panjang. Adapun instrumen (sekuritas) yang diperdagangkan adalah:
1)
Saham
a. Pengertian saham
Saham (share) adalah surat bukti pemilikan bagian modal atau tanda
penyertaan modal pada perseroan terbatas yang memberi hak atas
dividen dan lain-lain menurut besar kecil modal setor. Wujud saham
adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas
tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan saham tersebut
(Harianto dan Sudomo, 1998:66 )
10
b. Keuntungan Investasi Saham
Keuntungan yang diperoleh dari investasi saham adalah :
(1) Memperoleh dividen, yaitu bagian keuntungan perusahaan yang
akan dibagikan kepada para pemegang saham. Dividen diberikan
setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS
(Rapat Umum Pemegang Saham). Jika seorang pemodal ingin
mendapatkan dividen, maka pemodal tersebut harus memegang
saham tersebut dalam kurun waktu yang relatif lama yaitu hingga
kepemilikan saham tersebut berada dalam periode dimana diakui
sebagai pemegang saham yang berhak mendapatkan dividen.
Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai,
artinya kepada setiap pemegang saham diberikan dividen berupa
uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham atau
dapat pula berupa dividen saham yang berarti kepada setiap
pemegang saham diberikan dividen sejumlah saham sehingga
jumlah saham yang dimiliki seorang pemodal akan bertambah
dengan adanya pembagian dividen saham tersebut.
(2) Mendapat keuntungan melalui capital gain, yaitu keuntungan dari
jual beli saham berupa selisih positif antara harga jual dan harga
beli saham. Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas
perdagangan saham di pasar sekunder. Misalnya Investor
membeli saham ABC dengan harga per saham Rp 3.000
kemudian menjualnya dengan harga Rp 3.500 per saham yang
11
berarti pemodal tersebut mendapatkan capital gain sebesar Rp 500
untuk setiap saham yang dijualnya.
(3) Saham dapat dijadikan jaminan ke bank untuk memperoleh kredit
sebagai agunan tambahan dari agunan pokok.
c. Jenis-jenis Saham
Jenis saham yang diperdagangkan di bursa adalah :
(1) Saham biasa adalah saham yang tidak memperoleh hak istimewa.
Pemegang saham biasa mempunyai hak untuk memperoleh
dividen sepanjang perseroan memperoleh keuntungan (Anoraga
dan Pakarti, 2001:54)
(2) Saham preferen merupakan saham yang diberikan atas hak untuk
mendapatkan dividen atau bagian kekayaan pada saat perusahaan
dilikuidasi lebih dahulu dari saham biasa, disamping itu juga
mempunyai preferensi untuk mengajukan usul pencalonan direksi
atau komisaris (Anoraga dan Pakarti, 2001:55)
d. Kerugian dari investasi saham
Kerugian yang mungkin terjadi dari investasi saham yaitu :
(1) Capital loss, yaitu kerugian dan hasil jual beli saham berupa selisih
negatif antara harga jual dan harga beli saham. Misalnya saham
PT. XYZ yang di beli dengan harga Rp 2.000,- per saham,
kemudian harga saham tersebut terus mengalami penurunan hingga
mencapai Rp 1.400,- per saham. Karena takut harga saham tersebut
12
akan terus turun, investor menjual pada harga Rp 1.400,- tersebut
sehingga mengalami kerugian sebesar Rp 600,- per saham.
(2) Oppurtunity loss, yaitu kerugian berupa selisih buku bunga
deposito dikurangi total hasil yang diperoleh dari investasi saham.
(3) Kerugian karena perusahaan dilikuidasi, dimana nilai likuidasinya
lebih rendah daripada harga saham.
e. Fungsi dan Tujuan Penilaian Saham
Pada umumnya bahwa keputusan terhadap pembelian saham
adalah sama sifatnya dengan keputusan penanaman modal atau investasi
pada proyek. Menurut Husnan (1998 : 264) fungsi dan tujuan penilaian
saham adalah :
(1) Sebagai alat dalam memberikan gambaran yang sebenarnya
tentang kewajaran atas harga saham yang dinilai, sehingga dapat
membantu dalam keputusan untuk membeli atau menjual saham.
(2) Untuk menilai persentase kekuatan dari saham dalam kepemilikan
terhadap perusahaan.
(3) Untuk menilai hasil yang diberikan dalam bentuk pengembalian
atas saham yang dinilai.
(4) Sebagai suatu alat kendali bagi perusahaan dalam melakukan
usahanya sehingga dapat meningkatkan dan mengembangkan
perusahaan tersebut.
13
(5) Untuk memperhitungkan tingkat resiko dan keuntungan atas saham
yang dimiliki sehingga mempermudah dalam pengambilan
keputusan untuk membeli atau menjual saham.
f. Harga Saham
Harga saham merupakan informasi terpenting bagi investor dalam
menganalisis saham yang akan dibelinya dari sebuah perusahaan. Harga
saham umumnya terbentuk dari penawaran dan permintaan di pasar. Nilai
dari suatu saham berdasarkan fungsinya dapat dibagi tiga yaitu :
(1) Nilai nominal (par value)
(2) Harga atau nilai dasar (base value)
(3) Harga atau nilai pasar (market value)
Nilai nominal atau nilai pari adalah nilai yang tercantum pada
saham yang bersangkutan yang berfungsi untuk tujuan akuntansi. Harga
dasar merupakan harga saham pada saat pertama kali diperdagangkan
(penawaran perdana), yang disesuaikan setiap terjadi perubahan jumlah
saham karena stock split, rigt issue, dan pemberian saham bonus. Harga
pasar merupakan harga saham pada pasar yang sedang berlangsung.
Harga pasar saham merupakan harga dari saham di pasar bursa
pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar (Jogiyanto, 2000:88).
Nilai pasar ini ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang
bersangkutan di pasar bursa. Harga saham adalah sebesar nilai sekarang
(present value) dari aliran kas yang diharapkan akan diterima, yaitu berupa
nilai sekarang dari pendapatan yang akan diterima pada masa yang akan
14
datang (Sartono, 1996:48). Jika bursa efek sudah tutup, maka harga pasar
adalah harga penutupannya (closing price). Jadi harga pasar inilah yang
menyatakan naik turunnya suatu saham.
2)
Obligasi
Obligasi adalah surat tanda peminjaman uang yang mempunyai jangka
waktu tertentu, biasanya lebih dari satu tahun. Dengan demikian pada hakekatnya
obligasi adalah suatu tagihan uang atau beban pihak yang menerbitkan atau
mengeluarkan obligasi tersebut. Pemegang obligasi memperoleh keuntungan
berupa tingkat bunga tertentu yang dibayarkan oleh perusahaan yang
mengeluarkan obligasi tersebut (Anoraga dan Pakarti, 2001:57). Sedangkan
menurut Harianto dan Sudomo (1998 : 690) obligasi adalah surat pengakuan
hutang atas pinjaman uang oleh emiten dari masyarakat untuk jangka waktu
sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun dengan imbalan bunga yang jumlah serta
pembayarannya telah ditentukan.
3)
Waran
Waran adalah hak untuk membeli saham biasa pada waktu dan harga yang
sudah ditentukan. Biasanya waran dijual bersamaan dengan surat berharga lain
seperti obligasi dan saham. Penerbit waran harus memiliki saham yang nantinya
dikonversikan oleh pemegang waran. Namun setelah obligasi atau saham yang
disertai waran memasuki pasar, baik saham, obligasi, maupun waran dapat
diperdagangkan secara terpisah (Harianto dan Sudomo, 1998:68)
15
4)
Rigt Issue
Right issue adalah hak yang diberikan kepada semua pemegang saham
perusahaan dengan harga yang telah ditentukan (di bawah harga pasar). Karena
merupakan hak, maka investor tidak terikat harus membelinya. Ini berbeda
dengan saham bonus atau dividen saham, yang otomatais diterima oleh para
pemegang saham. Karena membeli right issue berarti membeli hak untuk membeli
saham, maka kalau pemodal menggunakan hak otomatis pemodal telah
melakukan pembelian saham. Dengan demikian, maka imbalan yang didapat oleh
pembeli
right issue adalah sama dengan membeli saham, yaitu dividen dan
capital gain (Harianto dan Sudomo, 1998:68).
5)
Reksa Dana
Reksa dana adalah sertifikat yang menjelaskan bahwa pemiliknya
menitipkan uang kepada reksa dana (yaitu manajer investasi) yang digunakan
sebagai modal untuk investasi di pasar uang atau pasar modal (Harianto dan
Sudomo, 1998:70).
2.4
Manfaat Pasar Modal
Menurut Sartono (1996 : 43), manfaat pasar modal bagi emiten adalah :
a. Jumlah dana yang dihimpun berjumlah besar dan dapat diterima sekaligus
oleh emiten pada saat pasar perdana.
b. Tidak ada covenant sehingga manajemen dapat lebih bebas (mempunyai
keleluasaan dalam mengelola perusahaan). Covenant merupakan janji
16
dalam persetujuan resmi bahwa beberapa tindakan akan dilaksanakan,
sementara beberapa lainnya tidak.
c. Solvabilitas perusahaan tinggi sehingga memperbaiki citra perusahaan dan
ketergantungan terhadap bank semakin kecil.
d. Tidak ada beban finansial yang tetap dan profesionalisme manajemen akan
meningkat.
Sedangkan bagi investor manfaat pasar modal adalah :
a. Nilai
investasi
berkembang
mengikuti
perkembangan
ekonomi.
Peningkatan ekonomi tersebut akan tercermin pada meningkatnya harga
saham yang dapat menjadi capital gain.
b. Sebagai pemegang saham, investor memperoleh dividen dan sebagai
pemegang obligasi memperoleh bunga setiap tahun.
c. Bagi pemegang saham mempunyai hak suara dalam RUPS dan hak suara
dalam RUPO bagi pemegang obligasi.
d. Dapat dengan mudah mengganti instrumen investasi sehingga dapat
mengurangi resiko dalam meningkatkan keuntungan.
2.5
Para Pelaku Pasar Modal
Para pelaku pasar modal terdiri atas :
1)
Badan Pengawas Pasar Modal
Fungsi utama Bapepam adalah melakukan pengawasan dan pembinaan
atas pasar modal. Bapepam diharapkan dapat mewujudkan penciptaan kegiatan
pasar modal yang teratur, wajar, transparan, efisien, serta penegakan peraturan,
17
dan melindungi kepentingan investor di pasar modal ( Harianto dan Sudomo,
1998:52)
2)
Emiten
Menurut Harianto dan Sudomo (1998 : 54) emiten adalah perusahaan yang
memperoleh dana melalui pasar modal dengan menjual sekuritas atau efek kepada
masyarakat luas. Emiten dapat memperoleh dana jangka panjang baik berupa
modal sendiri (ekuitas) maupun modal pinjaman (obligasi)
3)
Investor
Investor mencerminkan peran serta sentral di pasar modal. Investorlah
yang memasok dana ke pasar modal sehingga kemajuan suatu pasar modal sangat
tergantung pada peran yang dipakai investor ( Harianto dan Sudomo, 1998:55)
4)
Penjamin Emisi
Perusahaan yang akan melakukan penawaran publik memerlukan jasa
penjamin emisi, mulai dari persiapannya, penentuan harga penawaran, hingga
pemasarannya. Dalam persiapan penawaran publik penjamin emisi dapat
memberikan nasehat mengenai jenis efek yang sebaiknya ditawarkan, waktu yang
tepat untuk melakukan penawaran, lokasi bursa di mana efek akan
diperdagangkan, dan sebagainya (Harianto dan Sudomo, 1998:56)
5)
Perantara Perdagangan Efek (pialang, pedagang efek dan perusahaan efek)
Pialang adalah pihak yang membeli dan menjual efek di bursa atas
permintaan investor. Sedangkan pedagang efek adalah pihak yang menjualbelikan
efek atas namanya sendiri. Perusahaan efek adalah perusahaan yang aktivitas
utamanya mencakup penjaminan emisi, perantara efek, pedagang efek, pengelola
dana investasi di pasar modal.
18
6)
Badan Pengelola Bursa
Badan pengelola bursa bertanggungjawab dalam menjalankan dan
mengoperasikan bursa. Di Indonesia ada dua badan pengelola bursa efek yaitu
Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya yang beroperasi sebagai lembaga
yang mengatur diri sendiri. Kedua bursa tersebut berperan sebagai fasilitator yang
menyediakan semua sarana perdagangan. Tetapi pada tahun 2007 tepatnya tanggal
1 Desember Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya telah disatukan, dan
diberi nama PT. Bursa Efek Indonesia.
7)
Penjamin (Gurantor)
Untuk memperkuat kepercayaan para investor terhadap emiten bahwa
pinjaman pokok maupun bunga akan dibayar tepat pada waktu maka dalam
penerbitan obligasi biasanya diperlukan jasa penjamin (gurantor). Kewajiban para
penanggung kepada investor akan timbul jika emiten tidak mampu lagi memenuhi
kewajibannya (Harianto dan Sudomo, 1998:65)
8)
Wali Amanat
Tugas wali amanat adalah mewakili dan melindungi kepentingan investor
melalui pengawasan terhadap emiten. (Harianto dan Sudomo, 1998:65).
2.6
Hipotesis Pasar Efisien (Efficiency Market Hypothesis)
Efficiency Market Hypothesis (EMH) menyatakan bahwa pasar akan
menyesuaikan diri dengan setiap informasi baru yang dikeluarkan mengenai
saham (Sofyan Syafri Harahap, 2001:464). Menurut Fama seperti yang dikutip
Belkaoui, Ahmad Riani (2000:80) bahwa dalam sebuah pasar efisien harga
merefleksikan sepenuhnya informasi yang tersedia dan implikasinya harga-harga
19
bereaksi segera tanpa bias terhadap informasi yang baru. Fama membedakan
bentuk efisiensi pasar berdasarkan tiga set informasi yaitu : gerakan harga masa
lalu, informasi yang tersedia bagi publik maupun pemilik perusahaan (Sofyan
Syafri Harahap, 2001:465)
Ketiga informasi tersebut dapat mempengaruhi harga saham sebagai
berikut :
1)
Bentuk lemah (weak form) dari efisiensi pasar, dimana harga saham pada
periode tertentu secara penuh merupakan refleksi dari informasi yang
berasal dari harga saham masa lalu.
2)
Bentuk semi kuat (semi strong form) dimana harga saham secara penuh
merupakan gambaran dari seluruh informasi yang tersedia bagi publik
termasuk harga saham masa lalu.
3)
Bentuk kuat (storng form) dimana harga saham merupakan gambaran dari
seluruh informasi yang ada.
Dari ketiga bentuk tersebut, bentuk semi kuatlah yang paling relevan
dengan akuntansi karena dasar informasinya adalah informasi yang tersedia bagi
publik, yaitu laporan keuangan.
2.7
Saham Indeks LQ 45
Indeks ini pertama kali diluncurkan pada tanggal 24 Februari 1997 yang
terdiri dari 45 saham terpilih setelah melalui beberapa kriteria pemilihan sehingga
akan terdiri dari saham-saham dengan likuiditas dan kapitalisasi pasar yang tinggi
serta mewakili masing-masing sektor industrinya. Indeks LQ 45 mencakup 72
persen dari nilai kapitalisasi pasar di Bursa Efek Indonesia dan meliputi 72,5
20
persen dari nilai transaksi di pasar reguler, maka dapat dikatakan bahwa sahamsaham di dalam indeks LQ 45 benar-benar mewakili kenyataan yang objektif serta
telah menjawab ke khawatiran pihak-pihak yang beranggapan bahwa indeks LQ
45 kurang representatif.
Bursa Efek Indonesia secara rutin membantu perkembangan kinerja
komponen saham yang masuk dalam perhitungan indeks LQ 45. Setiap 3 bulan
review pergerakan rangking saham akan digunakan dalam kalkulasi indeks LQ 45.
Penggantian saham akan dilakukan setiap enam bulan sekali, yaitu pada awal
bulan Februari dan Agustus. Apabila terdapat saham yang tidak memenuhi kriteria
seleksi indeks LQ 45, maka saham tersebut dikeluarkan dari perhitungan indeks
dan diganti dengan saham lainnya yang memenuhi kriteria. Untuk menjamin
kewajaran pemilihan saham PT. Bursa Efek Indonesia memiliki komisi penasehat
yang terdiri dari Bapepam, akademisi dan profesional di bidang pasar modal yang
independent.
Menurut Robert Ang (1997 : 14.12) ada dua tahapan seleksi dalam
menentukan saham-saham yang tergolong LQ 45. Pada tahap pertama, kriteria
yang harus dipenuhi yaitu :
a) Saham tersebut berada di top 95 persen dari total rata-rata tahun nilai
transaksi di pasar reguler.
b) Berada di top 95 persen dari rata-rata tahun kapitalisasi pasar.
c) Tercatat di Bursa Efek Indonesia minimum 30 hari Bursa.
21
Jika lulus seleksi tahap pertama maka dilanjutkan dengan tahap berikutnya yaitu :
a) Merupakan urutan tertinggi yang mewakili sektornya dalam klasifikasi
industri Bursa Efek Indonesia sesuai dengan kapitalisasi pasar.
b) Memiliki porsi yang sama dengan sektor-sektor lain.
c) Merupakan urutan tertinggi berdasarkan frekuensi tertinggi.
2.8
Pengertian Analisis Rasio Keuangan
Menurut Munawir (2002 : 64), rasio menggambarkan suatu hubungan atau
perimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan
jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat berupa rasio ini akan dapat
menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atau
buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka
rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan
sebagai standar.
Bagi manajer keuangan dengan menghitung rasio-rasio tertentu akan
memperoleh suatu informasi tentang kekuatan dan kelemahan yang akan dihadapi
perusahaan dibidang keuangan, sehingga dapat membuat keputusan-keputusan
yang penting bagi kepentingan perusahaan untuk masa yang akan datang.
Sedangkan bagi investor atau calon pembeli saham, merupakan bahan
pertimbangan apakah menguntungkan untuk membeli saham perusahaan yang
bersangkutan atau tidak.
22
2.9
Laporan Keuangan
Menurut Munawir (2001 : 5) laporan keuangan adalah dua daftar yang
disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan, dimana kedua
daftar itu adalah daftar neraca atau posisi keuangan dan daftar pendapatan atau
rugi laba. Akhir-akhir ini sudah menjadi kebiasaan bagi perseroan untuk
menambah daftar ketiga yaitu daftar surolus atau daftar laba yang tidak dibagikan
(laba ditahan). Laporan keuangan merupakan ringkasan dari proses pencatatan
suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku
yang bersangkutan.
Laporan keuangan yang disusun oleh manajemen biasanya terdiri dari :
1) Neraca yaitu laporan yang menunjukkan keadaan keuangan suatu
perusahaan pada waktu tertentu.
2) Laporan laba rugi yaitu laporan yang menunjukkan hasil usaha dan biayabiaya selama suatu periode akuntansi.
3) Laporan perubahan modal yaitu laporan yang menunjukkan sebab-sebab
perubahan modal dari jumlah pada awal periode menjadi jumlah modal
pada akhir periode.
4) Laporan perubahan posisi keuangan menunjukkan arus dana dan
perubahan-peruibahan dalam posisi keuangan selama tahun buku yang
bersangkutan.
2.10
Pengukuran Kinerja Keuangan
Dalam melakukan analisis kinerja keuangan perusahaan, harus terdapat
ketegasan pemikiran mengenai cara-cara pengujian yang akan dicapai. Untuk
23
alasan-alasan khusus yang bagaimana serta harus dibuat batasan oleh analis
mengenai titik berat analisis, tujuan dan dasar perbandingan yang mungkin
dipakai. Pemakaian rasio keuangan biasanya digunakan untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan mengenai prestasi operasional perusahaan. Sedangkan
prestasi perusahaan dapat dinilai dari besarnya kinerja perusahaan selama periode
tertentu. Kinerja keuangan perusahaan bisa diamati dari laporan keuangan yang
dikeluarkan secara periodik yaitu neraca dan laporan laba-rugi. Munawir (2002
:31) menerangkan bahwa dalam menganalisa dan menilai posisi keuangan dan
potensi atau kemajuan-kemajuan perusahaan, faktor yang paling utama untuk
mendapat perhatian oleh penganalisis adalah:
1) Untuk mengetahui tingkat likuiditas
Menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangannya yang harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan
untuk memenuhi keuangan pada saat ditagih. Kewajiban keuangan suatu
perusahaan pada dasarnya dapat digolongkan menjadi dua yaitu :
(a) Kewajiban keuangan yang berhubungan dengan pihak luar perusahaan.
(b) Kewajiban keuangan yang berhubungan dengan proses produksi
(internal perusahaan).
2) Untuk mengetahui tingkat solvabilitas
Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi, baik kewajiban
keuangan jangka pendek maupun jangka panjang.
24
3) Untuk mengetahui tingkat retabilitas atau profitabilitas
Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama
periode tertentu. Rentabilitas suatu perusahaan diukur dengan kesuksesan
perusahaan dan kemampuan menggunakan aktivanya secara produktif
dengan memperbandingkan antara laba yang diperoleh dalam suatu
periode dengan jumlah aktiva atau jumlah modal perusahaan tersebut.
4) Untuk mengetahui tingkat stabilitas usaha
Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan
stabil diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk
membayar beban bunga atas hutang-hutangnya dan perusahaan untuk
akhirnya membayar kembali hutang-hutang tersebut tepat pada waktunya
serta kemampuan perusahaan secara teratur kepada pemegang saham tanpa
mengalami hambatan atau krisis keuangan. Faktor-faktor tersebut akan
dapat diketahui dengan cara menganalisis dan menginterpretasikan laporan
keuangan perusahaan yang bersangkutan dengan menggunakan metode
atau teknik analisis yang tepat yang sesuai dengan tujuan analisis. Dengan
kata lain laporan keuangan suatu perusahaan perlu dianalisis karena
dengan analisis tersebut akan diperoleh semua jawaban yang berhubungan
dengan masalah posisi keuangan dan hasil-hasil yang dicapai oleh
perusahaan yang bersangkutan.
2.11
Pengelompokan Rasio Keuangan
Rasio keuangan dapat dikelompokkan
kedalam rasio likuiditas, rasio
profitabilitas, rasio leverage dan rasio pasar ( Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti,
25
2002:69). Menurut Bambang Rianto (2001 : 330) rasio keuangan dikelompokkan
menjadi rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas.
Pengertian masing-masing rasio keuangan adalah sebagai berikut:
1) Rasio Likuiditas
Rasio ini menunjukkan kemampuan suatu perusahaan memenuhi
kewajiban keuangannya dalam jangka waktu pendek atau yang segera
harus dibayar.
2) Rasio Leverage
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar hutang bila
suatu perusahaan dilikuidasi atau dibubarkan.
3) Rasio Aktivitas
Rasio
yang
menunjukkan
bagaimana
sumber
daya
yang
telah
dimanfaatkan oleh perusahaan secara optimal atau menunjukkan seberapa
efektif perusahaan mengelola aktivanya.
4) Rasio Profitabilitas
Rasio ini berusaha mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
laba, baik dengan menggunakan seluruh aktiva yang ada maupun dengan
menggunakan modal sendiri.
5) Rasio Nilai Pasar
Nilai pasar maksudnya adalah nilai pasar saham biasa yang ada dalam
perusahaan.
26
2.12
Return Saham
Return merupakan hasil yang diperoleh dari suatu investasi. Menurut
Jogiyanto (1998: 109), return saham dibedakan menjadi dua yaitu return realisasi
(realized return) dan return ekspektasi (expected return). Return realisasi
merupakan return yang sudah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis.
Return realisasi ini penting dalam mengukur kinerja perusahaan dan sebagai dasar
penentuan return dan risiko dimasa mendatang. Return ekspektasi merupakan
return yang diharapkan di masa mendatang dan masih bersifat tidak pasti. Dalam
melakukan investasi investor dihadapkan pada ketidakpastian (uncertainty) antara
return yang akan diperoleh dengan risiko yang akan dihadapinya. Semakin besar
return yang diharapkan akan diperoleh dari investasi, semakin besar pula
risikonya, sehingga dikatakan bahwa return ekspektasi memiliki hubungan positif
dengan risiko. Risiko yang lebih tinggi biasanya dikorelasikan dengan peluang
untuk mendapatkan return yang lebih tinggi pula (high risk high return, low risk
low return). Tetapi return yang tinggi tidak selalu harus disertai dengan investasi
yang berisiko. Hal ini bisa saja terjadi pada pasar yang tidak rasional.
Return yang diterima oleh investor di pasar modal dibedakan menjadi dua
jenis yaitu current income (pendapatan lancar) dan capital gain/capital loss
(keuntungan selisih harga). Current income adalah keuntungan yang didapat
melalui pembayaran yang bersifat periodik seperti dividen. Keuntungan ini
biasanya diterima dalam bentuk kas atau setara kas sehingga dapat diuangkan
secara cepat. Misalnya dividen saham yaitu dibayarkan dalam bentuk saham yang
bisa dikonversi menjadi uang kas dengan cara menjual saham yang diterimanya,
27
sedangkan Capital gain (loss) merupakan selisih laba (rugi) yang dialami oleh
pemegang saham karena harga saham sekarang relatif lebih tinggi (rendah)
dibandingkan harga saham sebelumnya. Jika harga saham sekarang (Pt) lebih
tinggi dari harga saham periode sebelumnya (Pt-1) maka pemegang saham
mengalami capital gain. Jika yang terjadi sebaliknya maka pemegang saham akan
mengalami capital loss.
2.13
Penelitian Sebelumnya
Yang menjadi acuan dalam penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan
oleh I Putu Yadnya
tahun 2003 dengan judul “ Pengaruh beberapa Rasio
Keuangan dan Nilai Tambah Ekonomis terhadap Return Saham Perusahaan
Manufaktur di Bursa Efek Jakarta”. Penelitian ini membahas pengaruh debt to
equity ratio (DER), price earning ratio (PER), dan return on assets (ROA)
terhadap return saham serta bagaimana pengaruh economic value added (EVA)
sebagai variabel moderating untuk mempengaruhi hubungan DER, PER, dan
ROA terhadap return saham periode 1997 sampai dengan 2001.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sama-sama
menggunakan variabel DER dan ROA. Perbedaannya yaitu penelitian ini tidak
menggunakan variabel EVA. Penelitian yang terdahulu menggunakan objek
perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta sedangkan penelitian ini
menggunakan perusahaan yang terdaftar dalam kelompok LQ 45 di Bursa Efek
Indonesia.
Hasil dari penelitian sebelumnya bahwa secara simultan variabel bebas
berpengaruh terhadap variabel terikat.
28
2.14
Rumusan Hipotesis
Berdasarkan latar belakang masalah, landasan teori dan hasil penelitian
sebelumnya, maka dapat dikemukakan rumusan hipotesis adalah diduga bahwa
Rasio profitabilitas, likuiditas dan leverage berpengaruh terhadap return saham
pada perusahaan yang terdaftar dalam kelompok LQ 45 di Bursa Efek Indonesia.
29
Download