Daily Fresh Juice

advertisement
Jadwal Rutin DOJCC Bali
Gathering pertemuan Doa
setiap minggu I,II, dan III
4 September 2016 Gathering di Basement FX
9 September 2016
Ultah DOJ ke 12 di Gedung HCB pk 17.00
Jl. By Pass Ngurah Rai (seberang Panorama Tours)
18 September 2016 Gathering DOJCC di FX
Sharing Group dan
Formation Teaching sebulan sekali
Celebration Meal 24 Oktober 2016
(Makan malam bersama) Terbuka Untuk UMUM
Setiap Sabtu terakhir dalam bulan
pk. 18.30 bergantian di rumah anggota
Tugas Koor Misa English dan Tugas Taib
1 bulan sekali di Gereja St. FX Kuta
DOA Adorasi Taize Terbuka Untuk UMUM
Setiap Rabu ke -3 di Gereja FX pk. 19.00 - 20.00
Info mengenai DOJCC
Hubungi : 0878 6180 5088 www.DOJCC.com
[email protected]
PROGRES PEMBANGUNAN
Rumah Pelangi Kasih Bali
Terimakasih untuk sumbangan
para donatur.
Persembahan kasih
untuk pembangunan Rumah Pelangi
di Pelaga - Bali
dapat disalurkan ke Bank BCA No Rek: 4040400007
An: H B Hady Setiawan
Bertemu dengan
Uskup Denpasar
Anggota pertama DOJ Bali
didoakan oleh Ketua DOJ John Kennedy
(Alm) Mgr Benyamin Bria - 21 September 2004
21 September 2004 di Kapel Betania
Kilas Balik DOJCC Bali
Photo bersama
Anggota pertama DOJCC Bali
21 September 2004
Dari 12 orang anggota perdana
1 menjadi imam Rm Vincent Widi, MGL
dan 1 menjadi suster di Italia yaitu
Sr Benedicta, OSB
Bertemu dengan
Uskup Denpasar
Mgr Silvester San
24 Juli 2010
Gathering perdana
di Kapel Betania tahun 2004
Gathering DOJ
7 Agustus 2016
di Aula SM - Tuban
Gathering DOJ
14 Agustus 2016
Gathering DOJ
21 Agustus 2016
Ulang Tahun Imamat ke 30
Rm Hady Setiawan
Tuguran Merah Putih
16 Agustus 2016 di Ruang Adorasi Gereja FX
pk 23.00 - 24.00
Adorasi Taize
Rabu 24 Agustus 2016
Mengunjungi Pak Raymundus
(Ayah dari Bruder Martin, MGL)
di RS Sanglah
Mengunjugi Rosa Gultiom
di RS Sanglah
Pelayanan Koor dan Tatib
di Gereja FX Kuta
Pembekalan Anggota baru Underway DOJCC
dan Anggota Covenant DOJCC
Celebration Meal
Sabtu, 27 Agustus 2016
@Charlotte Store - Jimbaran
Celebration Meal adalah Syukuran Makan bersama diadakan bergantian di rumah
anggota setiap sabtu terakhir dalam bulan. Sebagai salah satu bentuk persiapan
untuk menyambut hari Tuhan dalam Perayaan Ekaristi pada hari Minggu di Gereja.
Celebration Meal terbuka untuk umum. Mau Ikutan untuk bulan ini ?
Yuk Hubungi : 0878 6180 5088 GRATIS !!
Fresh JUICE ! refresh your soul
Fresh JUICE !
Fresh Juice adalah buku renungan
harian berdasarkan penanggalan
liturgi Katolik. Dibuat oleh para anggota DOJ Bali. (www.DOJCC.com).
Terbit sebulan sekali di awal bulan.
Untuk informasi berlangganan hubungi : Nathasa (0361 - 85 11223)
Kritik dan saran : [email protected]
Fresh JUICE ! Team
Moderator:
RD. Hady Setiawan
Penasehat : Yovie Setiawan
Pemimpin Redaksi : Nathasa
Editor : Nathasa, Yovie
Layout Design : Yovie
Penulis : Nathasa, Lulu, Adhi,
Martina, Yovie, Rm. Vincent MGL,
Jeff, Rina, Rm. Joseph MGL,
Rm Wenz MGL, Sr. Benedicta,
Maia, Diakon David MGL, Alin,
Yudi, Betty, Pras, Yustina, Rita, Lia,
Siska, Daniel, Lita, Herman,
Br. Martin MGL. Desy,
Flo, Lita
Distribusi : Anggota DOJ Bali
Pembangunan Rumah Pelangi
di Pelaga. Sumbangan dapat
disalurkan ke :
BCA
No Rek: 4040400007
An: H B Hady Setiawan
Harap sms / telpon
0878 6180 5088 untuk
konfirmasi.
Shalom bagi semua pembaca Fresh Juice...
Puji Tuhan kita bertemu kembali dalam Fresh
Juice Buku September 2016 ini.
Bulan September dikenal sebagai bulan
Kitab suci. Kita pasti pernah mendengar
Kitab suci adalah surat cinta Tuhan pada
manusia.
Sekitar tahun 90-an, mereka yang
berpacaran jarak jauh ( istilahnya sekarang
LDR, long distance relationship) pasti akan
saling mengirimkan surat cinta. Mungkin
seminggu sekali atau bahkan lebih sering.
Bila sudah tiba saatnya menerima surat
pasti rasanya bahagia banget. Serasa
mendapat durian runtuh.....(bagi yang suka
makan durian). Karena surat cinta ini yang
mewakili bahkan dapat mengobati rasa
kangen yang ada. Pada jaman sekarang
ini surat-suratan sudah bukan jamannya
lagi. Obat rasa kangen sekarang bisa
dengan bbm, whatsapp, line, dan masih
banyak lagi.
Surat cinta Tuhan bagi manusia, dari
dahulu sampai sekarang masih berbentuk
Kitab suci. Tapi pada jaman gadget ini
kita pun semakin mudah membaca atau
mendengar surat cinta Tuhan melalui
banyak app kitab suci online, renunganrenungan audio atau tertulis dan banyak
lagi.
Semoga dengan semakin mudah kita
mengakses kita suci maka surat cinta
Tuhan semakin melekat dalam hati kita.
Dan terlebih dapat kita terapkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Amin
Fresh JUICE !
managed by : www.DOJCC.com
Renungan Harian Audio Katolik
bisa klik di www.DailyFreshJuice.net
Duc in Altum
1Kor. 3:18-23;
Mzm. 24:1-2,3-4ab,5-6;
Luk. 5:1-11.
Kamis 1 September 2016
Luk 5:4 Setelah selesai berbicara, Ia
berkata kepada Simon: “Bertolaklah ke
tempat yang dalam dan tebarkanlah
jalamu untuk menangkap ikan.”
Saya tidak pernah membayangkan bagaimana saya pada akhirnya bisa
menjadi singer di dalam komunitas. Tampil di depan banyak orang saja, saya
sudah grogi dan gemetaran bukan main, apalagi harus menjadi singer yang
di lihat banyak orang. Dulu saya menolak tawaran untuk menjadi singer. Saya
berpikir, cukup saja menjadi umat yang datang gathering, dan menyanyi apa
adanya. Itu sudah cukup
Seiring berjalannya waktu, di dalam komunitas saya di bentuk menjadi seorang
yang lebih berani “keluar” lagi. Ibaratnya, saya seperti seorang junior yang di
“ospek” ama kakak kakak senior untuk “tahan banting” dan bisa meng-explore
lebih lagi talenta yang sudah Tuhan berikan kepada saya. Pada akhirnya,
perlahan namun pasti – saya berani untuk keluar dari zona nyaman saya, dan
masuk ke dalam dunia yang baru, yang penuh tantangan.Dari dulunya yang
gak terlalu sering browsing lagu rohani, sekarang jadi lebih sering dengarkan
lagu rohani. Malahan, saya dapat berkat dan bonus lebih besar lagi, ketika
saya berani memutuskan untuk “bertolak ke tempat yang lebih dalam”
Yes, DUC IN ALTUM !!!Yesus meminta Simon untuk menebarkan jalanya ke tempat
yang lebih dalam lagi, dan pada akhirnya Simon memperoleh banyak ikan.
Mari kita berusaha menjadi lebih berani untuk “dibentuk dan ditempa” seturut
rencana Yesus !!Ia meminta kita bertolak ke tempat yang lebih dalam, bukan
supaya kita tenggelam dan kehilangan harapan, melainkan supaya kita
memiliki semangat dan motivasi yang tinggi untuk menggunakan semaksimal
mungkin talenta yang telah Ia berikan kepada kita.
HILDA
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
15
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 82 / 2016
I Believe in YOU
Jumat 2 September 2016
1 Kor 4:2
“Yang akhirnya dituntut
dari pelayan-pelayan yang demikian
ialah, bahwa mereka ternyata dapat
dipercayai”
1Kor. 4:1-5;
Mzm. 37:3-4,5-6,27-28,39-40;
Luk. 5:33-39.
Pernah saya memiliki seorang teman yang senior dari segi usia, karir yang okay dan
kehidupan religious yang baik. Dekat dengan gereja, hidup doa sangat baik dan
sering menyumbang. Seorang mentor yang saya percaya. Namun di titik tertentu saya
mengundurkan diri dari pertemanan kami karena ada ajarannya membuat saya tidak
percaya lagi padanya.
“Karena nila setitik rusak susu sebelanga”
Rasa percaya memang seperti sebelanga susu yang putih dan ketika satu titik nila jatuh ke
atasnya, rusaklah susu sebelanga.
Melayani bukanlah soal besar. Tidak membuang sampah saat misa, sudah merupakan
bentuk pelayanan. Yang dituntut dari pelayan bukanlah besar kecilnya pelayanan. Yang
dituntut adalah bahwa “mereka dapat dipercaya”
Dapat dipercaya dalam kesetiaannya pada hal-hal kecil. Dapat dipercaya bahwa
ucapannya selaras dengan tindakannya. Dapat dipercaya bahwa apa yang dilakukan
tulus dan ikhlas. Dapat dipercaya bahwa apa yang dilakukan semata-mata untuk
menyampaikan kasih, bukan mencari pengakuan orang lain, bukan menciptakan hutang
budi.
Melayani soal kecil.
Melayani dengan hati … dengan tulus… dengan tanpa pamrih ..itu baru soal besar. Karena
butuh rahmat untuk memiliki hati seperti itu. Dan mungkin belajar memiliki hati seperti itu
adalah perjuangan seumur hidup.
Ada seorang kudus, sedemikian kudus hidupnya sehingga Langit berkenan. Lalu Langit
bertanya “Kehebatan apa yang kau inginkan atas hadiah kekudusan hidupmu?”
Ia menjawab “Aku ingin manakala bayanganku menyentuh orang yang sakit, orang
tersebut sembuh” Lalu ke manapun ia pergi saat bayangannya menyentuh orang sakit,
orang sakit itu sembuh tanpa tahu siapa yang menyembuhkan. Ia melangkah bebas
tanpa satu pun pujian dan pengakuan. Namun Langit tahu dan namanya tercatat di
surga.Seorang pelayan yang tulus, rendah hati dan dapat dipercaya.
“Tuhan anugerahkan kami hati yang dapat dipercaya”
Yustina
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
16
Fresh Juice !
Vol. 82 / 2016
www.DOJCC.com
Hukum VS Kerahiman
Peringatan Wajib St. Gregorius Agung
1Kor. 4:6b-15; 13:1-3;
Mzm. 145:17-18,19-20,21;
Luk. 6:1-5.
Sabtu 3 September 2016
Lukas 6:5, “Kata Yesus lagi
kepada mereka: ‘Anak Manusia
adalah Tuhan atas hari Sabat’.”
Saya baru saja ikut merayakan Tahun Jubileum Kerahiman dengan mengikuti WYDKrakowPoland (25-31 Juli 2016) di Krakow, Polandia.
Saya sangat bersyukur kepada Tuhan bahwa Devosi kepada Kerahiman Ilahi yang
saya mulai sejak kuliah, sekitar tahun 1994, kini berbuah manis. “Ada orang bertanya,
bagaimana mungkin kamu bisa melakukan perjalanan ziarah begitu panjang, Polandia,
Lourdes, Roma.Sekali jalan, dua tiga tempat ziarah terlampaui, melewati beberapa Negara
sekaligus, dari mana duitnya, kamu kan gak punya gaji?” saya jawab, “Iya, saya juga
heran, koq bisa?!”Biarlah itu jadi rahasia kerahiman Tuhan. Semua bantuan dana dan
dukungan doa untuk saya adalah rahasia kerahiman Tuhan.
Kerahiman itu sendiri apa? Kerahiman berasal dari kata, ‘rahim’. Rahim hanya ada dalam
diri wanita, sebagai calon ibu, dimana seorang manusia dibentuk secara ajaib.Jadi
kerahiman Allah adalah kasih terdalam, kasih Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus yang paling
dalam, sedalam-dalamnya. Lewat St. Faustina, Yesus Kristus diselubungi terang Roh Kudus
datang lagi memperlihatkan hati yang berbelas kasih dari Allah Bapa. Ia berpesan bahwa
kerahiman-Nya melampaui batas-batas hukum dan peraturan yang telah ditetapkan Allah
sendiri, demi keselamatan seluruh dunia. Apa tujuan-Nya? Agar semua orang masuk surga.
Biar neraka kosong dan setan dikalahkan. Dan itu hanya dengan mengucapkan DOA
KORONKA, atau meminta pengampunan atau menyampaikan permohonan tepat pada
jam tiga petang atau tiga dinihari.
Dengan kerahiman-Nya, sesuatu yang sudah tak mungkin menjadi mungkin.Kasih yang
kekal dari Allah Bapa, mengatasi keadilan-Nya sendiri. Aneh kan? Tapi itulah belas kasihan
Allah oleh Kerahiman-Nya.
Karena itu, bernaunglah dalam Kerahiman Allah, terutama bila Anda menyadari diri sebagai
manusia lemah. Santo Gregorius Agung, adalah salah satu Paus berhati lembut yang
dipenuhi kerahiman Allah, yang mampu mendengar musik surgawi dengan telinganya lalu
menciptakan banyak kidung dan lagu Misa yang agung dan menata ulang tata cara
liturgy/Misa yang dipakai hingga saat ini.
Santo Gregorius Agung, doakanlah kami. Santa Faustina, santo Yohanes Paulus ke-2, rasul
Kerahiman Allah, doakanlah kami.
Amin.
(narita)
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
17
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 82 / 2016
Salib
Minggu 4 September 2016
Luk.14:27 Barangsiapa tidak
memikul salibnya dan mengikut Aku, ia
tidak dapat menjadi murid-Ku
Hari Minggu Kitab Suci Nasional
Keb. 9:13-18;
Flm. 9b-10, 12-17;
Luk.14:25-33.
Luk.14:27 kutipan ayat ini sudah sering saya dengar, dan bayangan yang timbul dalam
diri saya adalah salib yang berat, pasti sulit, tidak mudah, penuh cobaan, pokoknya
yang jelek-jelek saja, karena memang tidak ada pilihan lain, jadi harus dipikul sebagai
Murid Kristus, terima saja, pasrah. Saya kurang setuju dengan nuansa pasrah ini,
kesannya seolah-olah Murid Kristus itu seperti sekelompok budak yang terpaksa harus
memikul salibnya masing-masing mengikuti Sang Guru Ilahi.
Konteks bacaan Injil hari ini adalah soal melepaskan segala sesuatu untuk mengikuti
Yesus, jadi bukan soal beban tapi lebih kepada pemahaman tentang pentingnya
membuang hal-hal lain yang bukan Kristus. Seperti kalau kita menyiangi tanaman
agar nantinya berbuah baik, begitu pula ketika kita harus melepaskan segala sesuatu
yang terpenting (termasuk bapa, ibu, isteri, anak, adik, bahkan nyawanya sendiri) demi
mengikuti Kristus, kita melihat buahnya, hasilnya, yaitu persatuan dengan Allah (Luk.
14:26).
Murid-murid Kristus, bukan kumpulan budak-budak bodoh. Murid Kristus harus cerdas
seperti seorang developer real estate yang piawai menyusun anggaran biaya supaya
proyeknya selesai (Luk. 14:28-30). Murid Kristus juga harus punya kemampuan seperti
seorang Raja yang akan maju berperang, menyusun taktik dan strategi perang, atau
negosiasi politis bila dipandang perlu untuk melindungi Kerajaannya (Luk. 14:31-32).
Jangan salah dimengerti dulu, Murid Kristus bukan diajar untuk menjadi manusia superegoistis atau indiividualistis. Murid Kristus harus tahu resiko dan tantangan mereka
masing-masing. Menjadi Murid Kristus itu harus menjadi pilihan yang sudah dipikirkan
secara detail perihal untung dan ruginya. Memang Kerajaan Allah bukan dagangan
atau proyek, namun kita harus tahu paham akan nilai tertinggi dari Kerajaan Allah.
Kita harus tahu dulu siapa Allah yang nyata dalam diri Yesus Kristus, dengan demikian
ketika kita mengikuti Kristus, pengorbanan yang kita buat di dunia ini menjadi tidak
berarti ketimbang imbalan kehidupan kekal di dalam Kerajaan Allah. Pada akhirnya kita
harus menjadi seperti Paulus yang lantang berujar, bagiku hidup adalah Kristus dan mati
adalah keuntungan(Fil. 1:21).
Rm. Wenz, MGL
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
18
Fresh Juice !
Vol. 82 / 2016
www.DOJCC.com
Bertindak Bijaksana
1Kor. 5:1-8;
Mzm. 5:5-6,7,12;
Luk. 6:6-11.
Senin 5 September 2016
Lukas 6:7: Ahli-ahli Taurat dan orangorang Farisi mengamat-amati Yesus, kalaukalau Ia menyembuhkan orang pada hari
Sabat, supaya mereka dapat alasan untuk
mempersalahkan Dia.
Sering kali saya merasa bahwa ikuti saja semua aturan yang ada dan pasti kita aman.
Aman dalam arti kita tidak akan disalahkan orang lain dan juga tidak akan mempersulit
keadaan kita. Namun apa yang terjadi? Ternyata tidak semua hal bisa diselesaikan
dengan semua aturan yang ada. Baik dalam kehidupan bermasyarakat, kehidupan
dunia kerja bahkan dalam kehidupan menggereja. Dan kita tetap perlu kebijakankebijakan untuk menyikapi setiap keadaan.
Pada hari ini saat membaca Injil Lukas ini saya diingatkan untuk 2 hal, yaitu :
1. Bertindak bijaksana melihat keadaan lingkungan sekitar kita. Apakah kita sudah
melaksanakan semua aturan yang ada dengan bijak?
Menurut kamus bijaksana adalah sikap tepat dalam menyikapi setiap keadaan
dan peristiwa sehingga memancarlah keadilan dan kebeningan hati.Kita tidak bisa
mengabaikan peraturan atau hukum yang diberikan.Karena semua aturan itu ada
untuk mengatur kehidupan di dalam masyarakat supaya lebih teratur.Namun dibalik itu
kita harus bisa “menyikapi” sehingga terpancar keadilan dan tentunya kasih.
2. Kita harus waspada dengan sikap ingin mencari kesalahan orang lain. Seperti yang
ditunjukkan oleh para ahli Taurat dan orang Farisi. Mereka mengamat-amati Yesus
supaya mereka dapat alasan untuk mempersalahkan Dia.
Hal ini sering kali muncul pada saat kita merasa tidak sependapat dengan orang lain.
Dengan demikian kita bisa “punya peluru” untuk membenarkan diri.
Jadi, kita harus bisa benar-benar mempertimbangkan pada saat kita bersikap dan
bertindak. Apakah kita sudah mendasarkan pada kasih dan kemurahhatian. Seperti
yang diserukan oleh Paus Fransiskus di tahun Kerahiman ini yaitu “Bermurah hati seperti
Bapa”.
Salam Damai,
Litawati
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
19
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 82 / 2016
Betapa Hebat Betapa Kuat
Selasa 6 September 2016
Luk 6:19 ”Dan semua orang banyak
itu berusaha menjamah Dia, karena ada
kuasa yang keluar dari pada-Nya dan
semua orang itu disembuhkan-Nya. ”
1Kor 6:1-11;
Mzm 149:1-2, 3-4,5-6a, 9b;
Luk 6:12-19
Setelah mengikuti acara World Youth Day pada bulan Juli yang lalu di Krakow, Polandia,
saya bersama beberapa teman melanjutkan peziarahan kami ke Lourdes. Suatu kota kecil
di Perancis Selatan yang nyaman dan sejuk. Seperti yang teman-teman ketahui bahwa
Lourdes adalah tempat Santa Bernadette mendapatkan penampakan Bunda Maria dan itu
menjadi awal mula adanya sumber mata air ajaib yang dipercaya mampu memberikan
kesembuhan.Area ini kemudian terkenal dengan sebutan Sanctuary of Our Lady of Lourdes.
Sepanjang tahun, area ini ramai dikunjungi peziarah dari seluruh penjuru dunia banyak
diantaranya yang sakit dan sudah tua. Suatu pagi, saya pun mengambil antrian untuk
mandi di satu sudut area Sanctuary, saat itu antrian sudah sangat panjang dan ternyata
antrian panjang ini terjadi setiap hari dan mereka mulai mengantri sejak masih subuh. Saya
sempat berbincang dengan seorang pemudi berasal dari Palestina, dia sharing bahwa
dia baru saja mengalami pengalaman hidup yang membuatnya sangat terpukul dimana
orangtuanya menjadi korban pembunuhan. Dengan datang ke Lourdes, dia mengharapkan
kesembuhan bagi hati dan perasaannya yang hancur akibat kejadian itu.Ternyata tidak
hanya yang mengalami sakit fisik namum juga psikis.
Mungkin diwaktu sekarang ini kita tidak dapat melihat Maha Kuasa Tuhan muncul dan
menjamah jubahNya untuk bisa memperoleh kesembuhan seperti yang dialami para
pengikut Yesus dalam injil hari ini, namun kebesaranNya dapat kita alami dalam bentuk
yang lain seperti contohnya air dari Sanctuary di Lourdes ini. Belum tentu setelah mandi
atau minum air dari tempat ini kita langsung mengalami kesembuhan (walaupun dalam
beberapa saat tertentu, penyembuhan langsung terjadi), namun melalui sarana ini, Allah
ingin menunjukkan pada kita betapa hebat, betapa kuatNya Dia. Allah ingin kita untuk
semakin menumbuhkan iman dan harapan padaNya. Iman yang hanya sebesar biji sesawi
saja mampu memindahkan gunung, apalagi bila iman kita lebih besar daripada itu, tentu
saja harapan kita untuk dapat memperoleh “kesembuhan” pasti terpenuhi dan berkatberkatNya pasti akan mengalir dalam hidup kita.
Tuhan Yesus memberkati
Desy
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
20
Fresh Juice !
Vol. 82 / 2016
www.DOJCC.com
Kesedihan mengasah iman kita akan Tuhan
1Kor. 7:25-31;
Mzm. 45:11-12,14-15,16-17;
Luk. 6:20-26.
Rabu 7 September 2016
Luk 6:21 Berbahagialah, hai kamu
yang sekarang ini lapar, karena kamu
akan dipuaskan. Berbahagialah, hai kamu
yang sekarang ini menangis, karena kamu
akan tertawa
Berat… ini yang saya rasakan sewaktu membaca perikop kecil ini. Seperti ada beban yang
tidak enak di hati.Teringat saat saat yang membuat sedih saja air mata sudah muncul di pelupuk
mata. Saya yakin setiap kita memiliki kenangan yang bila sesekali muncul diingatan akan
membawa kesedihan. Bagaimana Tuhan? Bagaimana kami akan tertawa kelak? Saya pernah
alami hal tidak enak, saat seorang ibu yang diam terhadap kebohongan anaknya, yang mana
itu adalah ibu dari pacar saya waktu itu.Satu kata pun tidak ada permintaan maaf, maaf anak
saya sudah bohong atau maaf anak saya salah.Ketika saya hanya meminta jawaban ya atau
tidak, bahkan ya ataupun tidak, tidak berani diucapkan.Apakah ada diantara pembaca yang
juga begitu?Hehe…..jangan ya.Jadilah pribadi yang berani bertanggungjawab. Jika salah
sekalipun, akui saja salah, meski itu akan membuat kita malu sekalipun.
Saya pernah lakukan kesalahan fatal sewaktu bekerja di perusahaan. Semua data price yang
masuk ke seluruh toko adalah harga diskon 50%. Dengan kesadaran sendiri, saya menghadap
owner lalu bilang, pak saya melakukan kesalahan. Semua barang yang terjual dengan harga
diskon akan saya gantikan selisihnya. Malu, takut, gemetar, tapi saya mendidik diri saya bukan
untuk menjadi pengecut. Saya salah, saya akui dan saya bertanggung jawab. Owner saya
menatap bulat kesaya, dan hanya menjawab, okay. Saat itu saya tidak melihat adanya
kemarahan atas kesalahan saya. Justru saya mendapat nilai plus di mata dia, atas keberanian
bertanggungjawab. Jadi saat menghadapi orang yang hanya diam, bisa dibayangkan
perasaan saya bukan ?
Bila sesekali kenangan itu muncul dan membuat sedih, saya hanya percaya..Tuhan Yesus itu
baik. Kapanpun airmata yang pernah turun dengan deras, saya yakin Tuhan Yesus menadahnya
dengan tangan Tuhan. Dan itu berharga .. Pengalaman pengalaman sedih mengasah iman
saya akan Tuhan. Saat saat susah membuat saya bergantung kepada kemurahan Tuhan.
Jadi tidak ada yang salah dengan air mata.Percaya saja bahwa Tuhan Yesus ada saat kita
menangis dan bukan hanya ada saat kita tertawa.Memiliki teman saat sedih adalah jauh
berharga daripada teman yang ada saat kita tertawa.
Betul ?
God Bless
Rita
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
21
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 82 / 2016
Kamis 8 September 2016
Oh Maria Bundaku, Aku Ini Anakmu
Mat 1:23 “Sesungguhnya, anak dara itu akan
mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki,
dan mereka akan menamakan Dia Imanuel” ?yang
berarti: Allah menyertai kita.
Pesta Kelahiran SP Maria
Mi. 5:1-4a atau Rm. 8:28-30;
Mzm. 13:6ab,6cd;
Mat. 1:1-16,18-23
Dulu waktu masih duduk di Bangku SD saat saya berulang tahun, pernah bertanya ke
Ibu saya mengapa ibu selalu membawa intensi doa di saat hari ulang tahun saya pada
waktu Misa Pagi. Sambil tertawa Ibu saya menjawab katanya untuk mengucap syukur dan
berterima kasih kepada Tuhan Yesus karena saya masih diberi kesehatan. Tak terasa sampai
sekarang pun di saat salah anggota keluarga kami berulang tahun Ibuku masih dengan
rajin membawa intensi doa tanpa melupakan satu hari pun hari ulang tahun kami semua.
Dalam semua tradisi kebudayaan manusia, kelahiran merupakan peristiwa yang penting
sekali maknanya.Bahkan, sebelum kelahiran anak baru terjadi, ada acara-acara khusus
yang dibuat untuk mempersiapkan kelahiran itu. Di Jawa misalnya ada tradisi mendoakan
ibu dan bayi dalam kandungannya saat kandungan itu berusia tiga bulan, lima bulan dan
tujuh bulan. Setelah lahir juga perayaan syukur seperti selapanan (setelah 35 hari kelahiran).
Hari ini kita merayakan pesta kelahiran St. Perawan Maria. Tentang kapan dan bagaimana
Maria dilahirkan tidak diceritakan dalam kitab suci. Kitab kitab apokrif (yakni kitab-kitab
yang tidak termasuk dalam daftar resmi kitab suci) yang ada dalam tradisi Gereja
mengatakan bahwa Maria lahir dari pasangan Yoakim dan Anna. Gereja mewarisi terus
tradisi itu dan hingga kini orangtua maria digelari kudus. Meski tidak tertulis dalam kitab suci,
Maria tetap menjadi salah satu tokoh sentral dalam Perjanjian Baru. Sebenarnya, hemat
saya, merayakan kelahiran Maria - sebagaimana kita selalu merayakan hari ulang tahun
kita bukanlah sekedar syukur atas peristiwa kelahiran atau syukur atas kehadiran kita, tapi
terutama syukur atas seluruh karya kita sepanjang hidup kita.
Demikian pun merayakan pesta kelahiran Bunda Maria adalah merayakan seluruh hidup
Maria yang betul-betul menjadi anugerah Allah bagi kita.Yesus tidak saja memberi hidupNya tapi juga ibunya sendiri. Sudahkah kita mengucap syukur atas kelahiran Bunda Maria
hari ini?
FLO
Renungan Harian Audio Katolik
bisa klik di www.DailyFreshJuice.net
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
22
Fresh Juice !
Vol. 82 / 2016
www.DOJCC.com
Bersiap-siap, tahun depan kiamat!
1Kor. 9:16-19,22b-27;
Mzm. 84:3,4,5-6,12;
Luk. 6:39-42.
BcO 2Ptr. 3:11-18
Jumat 9 September 2016
2Ptr 3 :13 “Kita menantikan
langit dan bumi yang baru ”
Sebelum tahun 2000 pasti kita sering sekali mendengar atau melihat akan warning
mengenai kiamat sudah dekat. Bahkan pada pergantian tahun 2000 ramai sekali
orang membicarakan mengenai Tahun millennium, bahwa pada saat pergantian
tahun tersebut data data komputer dan yang lain lain akan “hang” karena tidak bisa
membaca. Elektronik akan tidak beraturan dan lain lainnya, Eh taunya aman aman aja.
Tapi hal ini tidak berhenti begitu saja, masih berlanjut di tahun berikutnya bahwa
millennium bukan dari 1999 ke 2000 tetapi dari 2000 ke 2001 karena semua dimulai
dari angka 1, dan aman aman lagi tuh ternyata, dan masih aja ada yang melanjutkan
dan menebarkan ketakutan dengan mengkambing hitamkan Tuhan untuk berhati hati
karena Tuhan akan kejam dan membumi hanguskan dunia ini.
Sebagai orang Katolik mari kita belajar untuk tidak ikut ikutan gossip mengenai kiamat
ini, karena didalam alkitab sendiri sudah diberitakan bahwa kita hanya diminta bersiap
siap, Tuhan Yesus sendiri tidak memberi informasi mengenai kiamat ini. Tetapi orang
orang yang “keminter” yang meramal datangnya kiamat ini dari Alkitab.
Saya malah belajar dari dari “Pantat Truk” sebuah kata kata untuk mempersiapkan diri
saya dan kita semua. Truk tersebut berisi stiker yang bertuliskan : ‘ hiduplah seakan akan
ini adalah hari terakhirmu di dunia ini’ so, jika kita merasa hari ini adalah hari terakhir
kita, maka kita akan memberi yang terbaik buat orang orang disekitar kita, sehingga
membuat orang tersebut akan selalu mengingat kita.
Jadi marilah kita mempersiapkan diri kita, bukan hanya mempersiapkan jika Tuhan
datang untuk kedua kalinya saja, tetapi kita juga mempersiapkan kiamat pribadi kita
yaitu jika tidak ada hari esok.
Prast
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
23
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 82 / 2016
Dua Macam Dasar
Sabtu 10 September 2016
Luk 6: 48 Ketika air bah dan banjir
melanda rumah itu, rumah itu tidak dapat
digoyahkan, karena rumah itu kokoh di
bangun.
Hari biasa. 1 Kor.10:14-22a;
Mzm.116:12-13, 17-18;
Luk.6:43-49.
Luk 6: 48-49: Ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah. Orang itu menggalidalamdalam dan meletakkan dasarnya di atas batu. Ketika air bah dan banjir melanda rumah itu,
rumah itu tidak dapat digoyahkan, karena rumah itu kokoh di bangun. Akan tetapi barang
siapa mendengar perkataanku, tetapi tidak melakukannya, ia sama dengan seorang yang
mendirikan rumah di atas tanah tanpa dasar. Ketika banjir melandanya, rumah itu segera rubuh
dan hebatlah kerusakkannya.”
Hari ini Yesus mengajarkan kepada kita, betapa beruntungnya mereka yang mau bersusah
payah untuk mendirikan rumah rohaninya dan meletakannya dasarnya di atas batu yaitu Yesus
sendiri, sehingga ketika air bah dan banjir masalah serta kesulitan melanda kehidupan, mereka
tidak goyah karena mereka telah membangun seluruh kehidupannya dalam Tuhan Yesus.
Membangun sebuah rumah yang kokoh untuk tempat tinggal di dunia ini jauh lebih sulit dari
pada membangun sebuah tempat tinggal yang asal jadi tampa fondasi yang dalam, apalagi
membangun relasi yang kokoh dengan Yesus sudah tentu bukan hal yang mudah karena
dibutuhkan ketaatan, kesabaran, ketekunan dan komitmen untuk menggali dalam-dalam
Firman Tuhan dan meletakan dasar kehidupan diatasnya yaitu dengan setia dan secara
terus menerus melaksanakannya dalam kehidupan setiap hari dalam segala kesempatan dan
peristiwa segala yang Tuhan kehendaki sesuai dengan FirmanNya.
Sepanjang zaman, manusia memiliki kebiasaan untuk mendengar, namun tidak melakukan.
Kita yang hidup pada masa sekarang juga sangat senang untuk mendengarkan Firman Tuhan,
mengikuti rekoleksi, pendalaman injil dan sebegainya. Ini adalah hal yang sangat baik dan
berguna untuk kehidupan rohani, asalkan apa yang kita dengar dan dapatkan kita terapkan
dalam kehidupan sehari-hari, jika tidak maka kitapun akan menjadi orang yang mendirikan
rumah di atas pasir. Sedikit masalah datang, kita langsung melakukan hal-hal yang bertentngan
dengan injil, seakan ada permisahan tingkah laku waktu mengikuti kegiatan dan ketika
menghadapi masalah.Padahal sebagai seorang murid kita harus tetap konsisten mengikuti dan
setia dengan ajaran-Nya setiap waktu dan dalam keadaan apapun.
Murid yang secara konsisten mengikuti dan melaksanakan ajaran sang Guru walaupun sulit
terutama jika tersandung masalah, dapat di samakan dengan mereka yang mendirikan rumah
di atas batu, sehingga walau dilanda bencana tidak akan hanyut karena mempunyai landasan
yang kokoh.
Untuk itu marilah kita tanpa jemu-jemu membaca, merenungkan dan yang terpenting
melaksanakan segala perintah Tuhan dalam hidup kia.
Betty
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
24
Fresh Juice !
Vol. 82 / 2016
www.DOJCC.com
Kerahiman Bapa
Kel. 32:7-11,13-14;
Mzm. 51:3-4,12-13,17,19;
1Tim. 1:12-17;
Luk. 15:1-32 (Luk. 15:1-10).
MInggu 11 September 2016
Luk. 15: 20, “Ketika ia masih jauh,
ayahnya telah melihatnya, lalu
tergeraklah hatinya oleh belas kasihan.
Ayahnya itu berlari mendapatkan dia
lalu merangkul dan mencium dia.”
Di tahun kerahiman ini, saya bersama group dari Bali mendapatkan kesempatan yang
sangat berharga untuk mengikuti acara World Youth Day (WYD) di Krakow dengan tema
“Blessed are the merciful” yang artinya “Berbahagialah yang berbelaskasih”.Pada saat
acara WYD kami berkesempatan untuk mengunjungi tempat ziarah Kerahiman Ilahi
yakni kuburan Santa Faustina dan juga tempat ziarah Santo Yohanes Paulus II yang
jaraknya berdekatan.
Sebelum memasuki Kapela dimana makam Santa Faustina berada, kami harus mengantri
untuk masuk dan bisa mencium reliqui Santa Faustina. Selama kami mengantri, ada
beberapa bendera dari berbagai Negara dengan berbagai bahasa yang isinya,
“Jesus, I trust in you” dalambahasa Indonesia ada dua kali yakni “Yesus, Engkaulah
andalanku” dan “Yesus, aku percaya padamu”. Sungguh luar biasa sehingga bahasa
Indonesia ditempatkan dua kali.
Merenungkan bacaan hari ini tentang anak yang hilang yang kembali kepada bapanya
mengingatkan saya akan kata-kata kerahiman “Jesus, I trust in you.” Anak yang hilang
itu percaya akan kerahiman Bapanya yang tidak akan menghukum dia, tetapi akan
mengampuninya dari segala perbuatan salah dan dosa yang dilakukannya. Sang
bungsu yang pernah hilang ini tidak mengandalkan dirinya pada kekuatannya sendiri
tetapi kepada kerahiman sang Bapa yang menerimanya kembali.
Terkadang dari kita hanya dibutuhkan untuk “bangkit” dan kembali ke jalan yang benar.
Tetapi begitu sulit kita keluar dari kejatuhan kita karena ada rasa malu dan tak pantas.
Hari ini kita diajak bersama anak bungsu yang kembali ke pangkuan bapanya, maka
marilah kita juga kembali ke pangkuan kerahiman bapa yang selalu siap memeluk,
mencium dan menerima kita kembali tanpa adanya penghakiman dan penghukuman.
Maukah kita kembali ke dalam pangkuan Allah Bapa?
Rm. Vincent Widi MGL
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
25
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 82 / 2016
Percaya akan PerkataanNYA
Lukas 7:9 “Aku berkata
Senin 12 September 2016
Nama SP Maria yang Tersuci
1Kor. 11:17-26;
Mzm. 40:7-8a,8b-9,10,17;
Luk. 7:1-10.
kepadamu, iman sebesar
ini tidak pernah Aku jumpai,
sekalipun di antara orang
Israel!”
Dalam cerita ini ada seorang perwira yang mempunyai seorang hamba yang sakit.
Perwira itu bukan pengikut Yesus tetapi ia memiliki iman yang luar biasa. Ketika dia
datang pada Yesus, dia hanya menyebutkan permohonannya saja. Ia mengutarakan
kebutuhannya yang sangat mendesak kenapa dia datang pada Yesus. Karena dia
membutuhkan pertolongan dari Yesus untuk menyembuhkan hambanya yang sakit.
Perwira ini sudah mendengar apa yang dilakukan Yesus, meskipun dia bukan murid
Yesus, dia tidak pernah lihat mujizat yang dilakukan Yesus tapi dia hanya mendengar.
Apa yang dia dengar ini menimbulkan iman dalam hatinya. Ketika Yesus mau datang
ke rumah perwira ini, perwira ini berkata, sekalipun Tuhan tidak datang ke rumahku
mendoakan hambaku yang sakit, namun aku percaya apabila Tuhan mengatakan
sesuatu maka aku MEMPERCAYAINYA. Ternyata, ketika perwira ini bertindak dengan
iman mempercayai apa yang dikatakan Yesus maka pada saat bersamaan, detik itu
juga hambanya sembuh. Lalu Yesus berkata, iman seperti ini belum pernah Kujumpai
diantara umat pilihanKu atau pengikutKu.
Kenapa perwira ini mempercayai perkataan Yesus? Karena ia sebagai perwira juga
memiliki bawahan. Jika ia menyuruh prajuritnya datang atau pergi maka prajurit akan
melakukan hal yang diperintahkannya. Penyebab perwira ini mempercayai perkataan
Yesus karena ia mempercayai PERKATAAN yang penuh OTORITAS dari seseorang yang
memiliki KUASA.
Mari kita menyadari bahwa perkataan Yesus memiliki otoritas yang besar dalam
kehidupan kita. Perkataan Yesus memiliki kuasa yang sangat besar. Jadi belajarlah
mempercayai firmanNya setiap hari.
Yudi
Renungan Harian Audio Katolik
bisa klik di www.DailyFreshJuice.net
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
26
Fresh Juice !
Vol. 82 / 2016
www.DOJCC.com
Allah telah melawat umat Nya
St. Yohanes Krisostomus
1Kor. 12:12-14,27-31a;
Mzm. 100:2,3,4,5;
Luk. 7:11-17.
Selasa 13 September 2016
Lukas 7 : 16 Semua orang itu ketakutan
dan mereka memuliakan Allah, sambil berkata:
“Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah
kita,” dan “Allah telah melawat umat-Nya.”
Injil hari ini bercerita tentang seorang Ibu janda yang membawa anak laki-laki
tunggalnya yang sudah meninggal, sampai akhirnya Yesus membangkitkan
anak itu dari kematian. Bayangkan betapa bahagianya ibu tersebut.
Ketika seorang suami meninggal, sang istri disebut janda.
Ketika orang tua meninggal, sang anak disebut yatim
Ketika anak meninggal, tidak ada sebutan untuk orang tua yang ditinggalkan.
Karena ini bukanlah sesuatu yang wajar, tidak umum.
Kesedihan sangat dalam pasti dirasakan orang tua yang anaknya meninggal.
Saya menyaksikan hal itu beberapa kali, ketika saudara sepupu dan sahabat
saya meninggal. Orangtua nya tidak bisa mengerti mengapa itu terjadi.
Yesus menghapus kesedihan orang tua yang ditinggalkan anaknya. Mungkin
tidak semua dibangkitkan secara fisik, namun sebagai orang Kristen, kita yakin,
bahwa anak itu telah bangkit bersama Kristus. Suatu pengharapan yang luar
biasa.
Kematian tidak hanya soal mati fisik. Banyak di antara kita yang ‘mati’ karena
persoalan hidup. Tidak mampu ‘berdiri’ lagi karena terlalu berat menanggung
beban hidup. Yesus telah hadir di tengah umatNya, Allah telah melawat umat
Nya. Kita telah dibangkitkan. Apakah kita mengingkari itu dan pura-pura lupa?
Bila kita sudah dibangkitkan, marilah kita menyebarkan kabar suka cita ini ke
seluruh dunia , seperti orang-orang yang menyaksikan kebangkitan anak yang
meninggal itu, mereka menyampaikan kabar suka cita ke seluruh Yudea.
Jeff Kristianto
2016
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
27
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 82 / 2016
Salib
Rabu 14 September 2016
Yoh 3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan
dunia ini, sehingga Ia telah mengarunikan Anak-Nya
yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya
kepadaNya tidak binasa melainkan beroleh hidup
yang kekal
Pesta Salib Suci
Bil.21:4-9;
Mzm.78:1-2,34-35,3637,38Flp.2:6-11;
Yoh. 3:13-17
Tiada tanda, tiada lambang yang terjalin erat dengan kehidupan umat beriman selain
tanda salib. Tanda ini dilakukan oleh seorang kanak-kanak pada awal hidupnya dan
tanda ini juga akan menutup hidup kita. Semula salib merupakan tanda aib, kehinaan
dan kematian, namun kemudian menjaditanda iman, harapan dan kasih.
Dengan salib itulah Yesus mematahkan kuasa maut dan dosa, sehingga dari salib itulah
memancar cahaya Paskah kebangkitan kita. Dalam penyaliban terkandung 2 hal yang
pokok: yaitu rasa sakit dan rasa dihina atau rasa dipermalukan.
Orang lebih dapat menerima rasa sakit daripada penghinaan yang merampas harga
dirinya. Maka salib yang digunakan oleh orang Roma untuk menyalibkan penjahatpenjahat itu dimaksudkan bukan hanya untuk membuat orang yang disalibkan itu merasa
sakit saja, tetapi lebih-lebih untuk membuat orang yang disalibkan itu merasa paling
dihina, merasa malu, karena dipertontonkan dan dalam keadaan telanjang, dihujat oleh
orang-orang dan disakiti algojo.
Orang yang disalibkan itu secara total dikosongkan dari nilainya sebagai manusia.
Martabat pribadi dan nilai kemanusiannya sudah dirampas sama sekali. Maka tidak
ada penghinaan lebih besar daripada kalau orang disiksa dikayu salib.Maka dengan
disalibkan itu Yesus betul-betul mengkosongkan diri dari kemuliaanNya.
Namun yang mengherankan dan yang sulit untuk diterima oleh akal budi, ialah mengapa
justru salib inilah yang dipilih sebagai jalan keselamatan?
Kalau kita ingin mengikuti Yesus yang tersalib, lebih dahulu kita harus memperbaharui roh
keputraan kita, karena dengan dibaptis kita telah diangkat menjadi anak-anak Bapa.
Tanpa itu, tak mungkin orang mampu menerima salib dalam kehidupan sehari-hari.
Maka semakin kita sadar maka semangat untuk mengosongkan diri, untuk meninggalkan
egoisme dan kepentingan kita sendiri, akan semakin besar..
Kalau Yesus menyuruh agar para murid juga ikut memanggul salib itu bukan supaya
para murid bekerja yang berat-berat, tetapi berani memikul konsekuensi iman, terutama
berani mengosongkan diri, menganggap diri bukan apa-apa dan berani mengisi hidup
kita dengan kesetiaan.
Rina
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
28
Fresh Juice !
Vol. 82 / 2016
www.DOJCC.com
Bunda Segala Orang Beriman
Peringatan Wajib SP Maria Berdukacita
1Kor. 15:1-11; atau Ibr. 5:7-9;
Mzm 31:2-3a,3b-4,5-6,15-16, 20;
Yoh. 19:25-27 atau Luk. 2:33-35.
Kamis 15 September 2016
Yoh.19:26-27;”...berkatalah Ia kepada ibu-
Nya: “Ibu, inilah anakmu!” Kemudian kata-Nya
kepada murid-murid-Nya: “Inilah ibumu!” Dan
sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam
rumahnya.
Pembaca Fresh Juice yang dikasihi Tuhan,
Gelar “Bunda Dukacita” diberikan kepada Bunda Maria dengan menitikberatkan pada
sengsara dan dukacitanya yang luar biasa selama sengsara dan wafat Kristus.Menurut
tradisi, sengsara Bunda Maria ini tidak terbatas hanya pada peristiwa-peristiwa sengsara
dan wafat Kristus, melainkan meliputi “tujuh dukacita” Maria, seperti yang dinubuatkan
Nabi Simeon yang memaklumkannya kepada Maria.
Pada waktu manusia jatuh, Hawa berada bersama Adam. Sekarang pada saat pemulihan,
yaitu penciptaan kedua, seorang perempuan lain berada bersama Putra Manusia, Adam
yang kedua. Maria tidak punya suami dan putra yang bisa menerima dia, dan bagi
orang-orang Yahudi, seorang perempuan yang tinggal sendirian akan dianggap terkutuk.
Yesus menyerahkan Maria kepada Yohanes dan menyerahkan juga Yohanes kepada
Maria. Yohanes memberi kesaksian bahwa ia mendengar kedua ungkapan ini. Perbuatan
Yesus ini adalah symbol yang baru. Maria akan menjadi Bunda semua orang beriman.
Orang beriman adalah seorang anggota keluarga rohani.Sebagaimana seorang anak
membutuhkan seorang ayah dan seorang ibu supaya bisa berkembang normal, demikian
juga seorang beriman membutuhkan seorang Maria dan Bapa surgawi.
Tidak tanpa alasan Allah memberi kita seorang ibu.Adalah suatu kemalangan bagi
seorang anak jika dia tidak pernah mengenal kasih seorang ibu.Setiap ibu tentu punya
derita sendiri menghadapi kehidupan dan membesarkan anak.Maria menghadapi situasi
yang jauh lebih dahsyat.Puteranya bukan hanya dihina dan disiksa.Ia malah disalibkan.
Betapa tersayat hatinya.Betapa pedih rasanya.Betapa tajam pedang penderitaan itu
menusuk hatinya.Dalam kepedihan hati Maria tidak ingin membiarkan anaknya sendirian.
Ia menemani sampai kematianNya di salib. Ia pun menurunkan dan memangku jenasah
anaknya. Tak ada kekuatan untuk berontak. Di kepedihan hati ia percaya pada janji Tuhan.
Ia tetap hidup bahkan mengumpulkan mereka yang tercerai berai dalam persekutuan
doa penantian kehadiranNya. Maria yang pedih tidak kehilangan harapan.Bahkan dalam
dukacitanya dia menguatkan harapan diri dan sesamanya.Terima kasih teladanmu bunda
Maria.Dengan meneladani Bunda Maria, semoga kita pun dapat mempersatukan segala
penderitaan kita dengan sengsara Kristus, serta menghadapinya dengan gagah berani,
penuh kasih dan kepercayaan.
Tuhan memberkati.
Herman
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
29
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 82 / 2016
Para Pelayan
Jumat 16 September 2016
Luk 8 : 3b “ Perempuan
Kornelius & Siprianus
1Kor. 15:12-20;
Mzm. 17:1,6-7,8b,15;
Luk. 8:1-3
perempuan itu melayani
rombongan”
Beberapa tahun lalu teman teman DOJCC melayani ke Maumere of Flores, mereka harus
terbang dan melakukan perjalanan darat yang lumayan jauh. Saat sampai di Flores 1
mobil diisi lebih dari semestinya, sehingga duduk mereka seperti duduk di dalam metromini,
sempit dan zigzag (ada yang maju dan ada yg sandar). Padahal mereka melayani lho
disana. Dan biaya penerbangan dari Denpasar ke Maumerenya pun mereka masing
masing keluar uang sendiri. Padahal Tiket pesawatnya per orang satu kali jalan adalah
Rp.800.000 – Rp.1juta.
Saya kagum sekali sama teman teman yang tergabung didalam team tersebut, karena
mereka benar benar tidak memikirkan biaya yang menurut saya lumayan besar. Dan
mendengar sharing kesaksian mereka saat mereka balik ke Denpasar akan lebih kagum
lagi, karena yang mereka layani adalah orang orang kampung yang rindu akan kehadiran
Tuhan, mereka yang rindu memuji dan menyembah Tuhan. Dan mereka hadir dari desa
yang lumayan jauh dan didesa tersebut moda transportasi tidak semudah di Denpasar,
yang banyak kendaraan.
Ternyata pelayanan pelayanan dengan biaya pribadi sudah ada sejak jaman dulu, seperti
surat Lukas ini disebutkan bahwa ‘Para peremuan itu melayani rombongan itu dengan
kekayaan mereka’, diayat yang sebelumnya disebutkan bahwa Yesus berjalan dari kota
ke kota dan dari desa ke desa, bersama ke 12 murid. Berarti para pelayan ini mengikuti
kemanapun Yesus pergi, dan mereka yang mengeluarkan biaya dalam pelayanan ini.
Saya yakin disaat sekarangpun masih banyak orang orang yang peduli akan pelayanan
dan mereka bahkan mengeluarkan uang pribadi untuk pelayanan pelayanan yang ada.
Dan semoga mereka yang berkorban untuk pelayanan seperti itu akan semakin diberkati
dan dilindungi oleh Tuhan. Kita yang tidak bergabung dalam pelayanan tersebut, marilah
kita mendukung didalam doa, sehingga pelayanan yang ada dihindarkan dari hal hal
yang buruk dan pelayanan tersebut berjalan dengan sukses.
Amin…..
Prast
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
30
Fresh Juice !
Vol. 82 / 2016
www.DOJCC.com
Penabur Benih
Robertus Bellarminus
1Kor. 15:35-37,42-49;
Mzm. 56:10,11-12,13-14;
Luk. 8:4-15.
Sabtu 17 September 2016
Lukas 8:8 Dan sebagian jatuh di tanah
yang baik, dan setelah tumbuh berbuah
seratus kali lipat.”
Pada bacaan hari ini, Tuhan Yesus mengajarkan kita dengan perumpamaan tentang
seorang penabur yang keluar menaburkan benihnya.Benih di sini adalah Firman Allah.
Dalam perumpaman digambarkan ada 4 tempat berbeda dimana benih-benih itu
jatuh.Ada yang jatuh di pinggir jalan, ada yang jatuh di tanah yang berbatu-batu, ada
yang jatuh dalam semak berduri, dan ada yang jatuh di tanah yang baik.
Yang jatuh di pinggir jalan, akan diinjak orang dan burung-burung di udara akan
memakannya sampai habis. Yang jatuh di tanah yang berbatu, akan kering setelah
tumbuh karena tidak mendapatkan air. Yang jatuh di dalam semak berduri, akan
tumbuh bersama semak-semak berduri dan pada akhirnya akan mati karena terhimpit
oleh semak-semak berduri tersebut. Yang jatuh di tanah yang baik, akan tumbuh dan
berbuah seratus kali lipat.
Kepada setiap orang, Tuhan menyampaikan tawaran rahmat yang sama. Yang membuat
perbedaan itu adalah tanggapan kita sebagai manusia.Bagaimana sikap kita dalam
menanggapi rahmat Tuhan tersebut.Ada yang bersemangat hanya pada awalnya saja.
Ada yang tetap selalu acuh tak acuh.Ada yang terus bertekun hingga berbuah.Tempat
dimana benih Sabda itu jatuh melambangkan bagaimana kita menanggapi Firman
Allah itu. Tuhan akan terus menabur, kitalah yang harus menentukan bagaimana kita
bersikap. Dari keempat tempat yang berbeda ini, tentunya kita berharap dapat belajar
dan mengambil hikmat dari benih yang jatuh di tanah yang baik.Setelah mendengarkan
Firman Allah, kita menyimpannya di dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah
dalam ketekunan.Kita harus selalu siap membiarkan benih itu masuk ke dalam dasar
hati kita.Firman Allah yang telah kita terima itu janganlah dibiarkan terpaku di dalam hati
kita, tentunya harus kita praktekkan dalam kehidupan sehari-hari secara terus-menerus
dalam berbagai macam keadaan, baik dalam keadaan baik ataupun buruk. Dengan
demikian, maka kehidupan kita akan mengeluarkan buah yang dapat dinikmati oleh
banyak orang. Amin
-Santo-
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
31
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 82 / 2016
Dream Big
Minggu 18 September 2016
Luk. 16:10 Barangsiapa setia dalam
perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkaraperkara besar. Dan barang siapa tidak benar
dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga
dalam perkara-perkara besar
Am. 8:4-7;
1Tim. 2:1-8;
Luk.16:10-13.
Ketika kita masih sekolah, kita semua pernah punya cita-cita tinggi. Guruku pernah
bilang, gantungkan cita-citamu setinggi langit, artinya dream big, rencanakan hal besar
jangan hanya jadi orang medioker. Coba Anda tanyakan kepada anak-anak SD yang
masih polos itu tentang mau jadi apa kelak kalau sudah besar, semuanya pasti mau jadi
orang besar, tidak ada yang mau jadi tukang sapu jalan atau pekerjaan sederhana
lainnya. Namun ketika sudah dewasa baru kita dihadapkan pada kenyataan bahwa
tidak semua yang kita cita-citakan itu tercapai. Malah seringkali kita terjebak untuk
terpaksa menerima nasib bekerja asal untuk mempertahankan hidup, kerja apapun
akan kita buat demi makan sepiring, bahkan menjadi tukang pungut sampah sekalipun
akan dilakukan atau bahkan kalau sudah tidak ada jalan keluar mencuri menjadi jalan
keluar yang cepat dari kesulitan hidup.
Kalau saya diijinkan untuk berkata jujur sebagai manusia biasa, tanpa embel-embel
imam Missioaries of God’s Love, saya bisa bilang tidak setiap saat saya menikmati
pekerjaan saya. Menyiapkan khotbah minggu, menguburkan orang mati, mendoakan
orang-orang yang minta didoakan, mendengarkan pengakuan dosa, memberikan
pengajaran, mendengarkan orang yang datang konsultasi, dst, dst itu tidak selamanya
menyenangkan dan membanggakan, malah kadang bisa membosankan dan
membuat frustasi juga. Kadang saya iri juga dengan penjual sate soto langganan saya
di Pasar Senja Maumere, atau tukang keripik singkong yang setia mangkal di dekat
lampu merah di seberang pasar Maumere. Kemudian saya berpikir, sebenarnya Tuhan
itu tidak mementingkan siapa dan apa pekerjaan kita. Setiap pekerjaan itu mulia
di mata Tuhan, seorang Imam tidak lebih baik dari tukang jual soto sate dan keripik
singkong, atau tukang sapu jalan. Semuanya hanya sarana, bukan tujuan hidup.
Mendiang Beata Theresa dari Kalkuta bilang kita dipanggil bukan untuk jadi sukses
tapi untuk setia. Karena itu jangan jadikan kesuksesan sebagai tolak ukur untuk menilai
keberhasilan hidup. Karena sesungguhnya tidak ada kesuksesan sejati dalam hidup ini.
Janganlah Anda menyesali pekerjaan Anda yang sekarang, syukuri saja. Rasa bosan,
tidak puas, sudah muak, I had enough, dan sebagainya itu normal, namun tidak berarti
Anda harus menyesali diri, berhalusinasi atau bahkan bunuh diri, banyak loh orang
sukses yang memilih bunuh diri. Kalau pun Anda kemudian memutuskan untuk beralih
pekerjaan, lakukanlah bukan karena ingin sukses, tetapi karena Anda ingin menemukan
Tuhan dalam hidup Anda lebih dan lebih lagi.
Rm. Wenz, MGL
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
32
Fresh Juice !
Vol. 82 / 2016
www.DOJCC.com
Menjadi Terang
PF S. Yanuarius, Uskup dan Martir
Ams. 3:27-34;
Mzm. 15:2-3ab,3cd-4ab,5;
Luk. 8:16-18
Senin 19 September 2016
Luk 8:16 “...supaya semua orang
yang masuk ke dalam rumah dapat
melihat cahayanya.
Menjadi terang?
Apakah saya dan anda, kita semua adalah pembawa terang?
Terang seperti apa yang diinginkan Tuhan untuk kita?
Saya masih teringat suasana di rumah pada saat listrik padam di malam hari dan
secara tiba-tiba menjadi gelap tanpa adanya lampu otomatis yang dapat menyala.
Dalam kegelapan itu setiap orang berusaha mencari alat bantu untuk dapat menerangi
ruangan. Akhirnya beberapa waktu kemudian lilin sudah menyala dan dapat menerangi
kami dalam satu rumah. Saya sangat merasakan proses dari suasana gelap menuju ke
suasana terang ini, walau hanya sesederhana itu tetapi disitu ada kelegaan didalam
terang.
Seperti juga dalam bacaan Injil hari ini, Yesus sebagaisebagai sumber dari segala
terang, mengingatkan kita sebagai murid dan juga sebagai anak-anak terangNya
bahwa terang yang sudah kita dapatkan dari Kristus harus dapat dipergunakan,
difungsikan dan ditempatkan ditempat yang seharusnya terang itu berada. Janganlah
justru kita sendiri yang menyembunyikan dan perlahan-lahan memadamkannya.
Kadang kita merasa tidak layak menjadi terang dalam hidup kita karena melihat
persoalan dan masalah yang ada begitu besar dan hanya mengatakan: “siapa sih
saya ini?” atau “bisa apa sih saya ini?” Dsb.
Kita tidak sadar kalau kita sendiri juga menutupi terang itu.
Ingat…sekecil apapun terang yang ada di kita, terang itu mampu untuk menerangi
keluarga, lingkungan, pekerjaan dan masyarakat, gereja dan negara.
Mari kita menjadi bagian dari terang yang abadi bersama Kristus dalam seluruh
kehidupan kita. Amin
Salam
Birendra
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
33
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 82 / 2016
Pilih waktu yang tepat
Selasa 20 September 2016
Mzm 119: 27 “Buatlah aku mengerti
petunjuk titah-titahMu, supaya aku
merenungkan perbuatan-perbuatanMu
yang ajaib.”
Peringatan Wajib St. Andreas
Kim Taegon dan St.Paulus
Chong Ha-Sang
Ams. 21:1-6,10-13;
Mzm. 119:1,27,30,34,35,44;
Luk. 8:19-21.
Apakah Anda pernah mendengar perkataan “pemilihan waktu yang tepat adalah
segalanya?” Baiklah, mungkin itu bukan segalanya, namun hal itu memang penting! Dan
ketika kita ingin membuat keputusan yang bijaksana dalam hidup, pemilihan waktu itu
penting, terutama Waktu Tuhan. Tuhan telah menaruh impian dan keinginan dalam hati
kita masing-masing.Kita semua memiliki hal-hal yang kita harapkan dan doakan. Dan
Dia berkata bahwa jika kita meminta sesuatu dengan iman, maka menurut kehendak
Tuhan, Ia akan menjawab dan mengabulkan doa tersebut. Namun hal yang tidak pernah
disebutkan adalah “Kapan” Meskipun kita begitu penasaran Kapan waktunya, Dia tidak
pernah menyebutkan waktu secara spesifik sebagai jawaban atas doa-doa kita.
Ia akan memberikan kita jawabanNya dengan cara dan waktu yang tepat. Ini adalah
bagian yang tersulit, menunggu Dia untuk melakukan hal itu.
Barangkali kita pernah mendengar firman Tuhan tentang Doa orang benar bila dengan
yakin didoakan akan sangat besar kuasanya. Benar dalam hal ini bukan berarti orang
yang sempurna, bisa jadi orang tersebut membuat kesalahan, tetapi intinya dia berani jujur
mengakui kesalahannya dan meminta pengampunan sehingga mengalami pembebasan
dan Tuhanlah yang membenarkan dia, karena Tuhan sang kebenaran sejati. Sebagai
contoh seorang anak kecil, ketika dia berbuat salah, hal itu menghalangi dia tidak berani
sesuatu meminta sesuatu kepada orangtuanya.
Berdoa didalam ketekunan atau kegigihan, hal ini lebih ditekankan pada waktu yang
kita ambil untuk lebih menyelaraskan diri sendiri, menyelaraskan hati dan pikiran kita
dengan apa yang telah Dia sediakan dibandingkan ngotot membuat Dia berubah
sesuai dengan pikiran kita. Dalam menjalani ketekunan ini kita mengalami sebuah proses
dimana kita diubahkan pola pikir dan hati kita, dilatih otot-otot iman menjadi lebih kuat,
dituntun, diarahkan, diteguhkan, kemudian kita menjadi selaras untuk berjalan dalam
kehendakNya, kita tidak akan merasa “nggoyo atau ngotot” tapi kita akan merasa tenang,
rileks menjalaninya karena kasih karunia Allah yang memampukannya dan karena kita
percaya Dia Allah yang sanggup, yang mahakuasa, yang ajaib perbuatan-perbuatanNya.
Dalam memahami kehendak Tuhan ada beberapa orang mencoba dengan berpuasa
atau berpantang.Intinya disini bukan tidak makan atau minum, tapi lebih ditekankan pada
pembersihan diri.Diri kita diibaratkan sebuah komputer mungkin banyak aplikasi-aplikasi
yang tidak penting yang perlu kita bersihkan, supaya bisa download hal-hal yang penting
dari Tuhan dengan lebih cepat.Dimana inti puasa menjadikan kita menjadi lebih peka
dengan bimbinganNya.
Mari kita ambil waktu untuk menyelaraskan diri dengan kehendakNya, sehingga perbuatanperbuatanNya yang ajaib akan dinyatakan dalam kehidupan kita.
Lulu
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
34
Fresh Juice !
Vol. 82 / 2016
www.DOJCC.com
Bersyukur atas pengalaman panggilan Allah
Pesta St. Matius Rasul
Ef. 4:1-7,11-13;
Mzm. 19:2-3,4-5;
Mat. 9:9-13.
Rabu 21 September 2016
Matius 9:13 “ Jadi pergilah dan pelajarilah
arti firman ini : Yang Kukehendaki ialah belas
kasihan dan bukan persembahan, karena aku
datang bukan untuk memanggil orang benar,
melainkan orang berdosa”.
Pada pesta peringatan St Matius ini kita diajak kembali untuk melihat perjalanan
hidupnya.St Matius seorang pemungut cukai yang tidak jujur dan mencari
keuntungan bagi dirinya, dengan mengambil pajak diluar dari tarif pajak yang
ditentukan.Banyak orang disekitar daerah itu tidak suka dan membenci sikapnya,
sehingga banyak orang menghindar dan kurang menghargai St Matius.Namun
Allah telah memanggil dan menyelamatkan hidupnya dari hidup yang lama
menjadi hidup yang baru.
Pengalaman hidup St Matius merupakan satu wujud nyata dimana Allah
menunjukkan kepada kita kasih-Nya yang besar.Allah senantiasa memanggil kita
orang berdosa untuk memperoleh pengampunan.Khususnya ditahun kerahiman
Allah, Paus Fransiskus mengajak kita semua untuk bertobat dan kembali ke pada
Allah, yang artinya kita diberi kesempatan untuk melihat kebesaran Allah dan
pengampunan Allah.Allah selalu berusaha menyelamatkan kita dari kebinasaan.
Ia mengampuni dan menghidupkan kita semua orang yang berdosa dan mati
karena dosa. Belas kasih Allah menjadi sumber yang membebaskan kita dari gaya
hidup kita yang lama; belas kasih membaharui dan menjadikan kita sebagai
pribadi yang mampu hidup bagi orang lain. Hal ini telah ditunjukkan oleh St Matius
yang kita peringati pada hari ini.
St Matius adalah orang yang telah menerima anugerah belas kasih Allah dengan
cuma cuma dan kini tugasnya adalah bekerja melanjutkan karya Allah lewat gaya
hidup dan pelayanannya kepada umat Kristus dan bagi mereka yang belum
mengenal Kristus lewat tulisan, dan pengalamanyanya secara pribadi hidup
bersama Kristus. Sebagai refleksi buat kita semua, apakah kita berani membuka diri
dan mendengarkan panggilan Tuhan?.Bagaimana sikap kita dalam menanggapi
panggilan Tuhan?
Bruder Martin, MGL
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
35
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 82 / 2016
Bukan Hal Baru
Kamis 22 September 2016
Luk 9: 9 “Siapa gerangan Dia ini,
yang kabarnya melakukan hal-hal
demikian?”
Peringatan Wajib SP Maria, Ratu
2Tes. 1:1-5,11b-12;
Mzm. 96:1-2a,2b-3,4-5;
Mat. 23:13-22
Tidak ada yang baru sama sekali di atas muka bumi ini. Mungkin ini yang ada di kepala
Herodes dan orang-orang Yahudi pada umumnya ketika mendengar sepak terjang Yesus
selama ia berkeliling mengajar, berkhotbah dan menyembuhkan banyak orang di daerah
seputar Galilea. Tindak tanduknya disamakan dengan para nabi sebelumnya semisal Yohanes
Pembaptis dan Elia atau seorang dari para nabi yang terkenal. Mengapa demikian? Karena
apa yang Yesus lakukan sama seperti yang dibuat para nabi pendahulunya. Berkeliling,
mengajak orang untuk bertobat supaya bersikap se-perti umat Allah seharusnya bersikap satu
sama lain. Sebagai kepala daerah setempat, Herodes cukup terganggu dengan kehadiran
Yesus yang mengingatkannya akan Yohanes Pembaptis yang telah lebih dahulu ia penggal.
Mungkin bagi Anda ayat ini menjadi peneguhan, bahwa kita semua memang dipanggil
untuk berbuat yang sama seperti Yesus, menjadi nabi bagi Gereja dan lingkungan di tempat
kita tinggal. Namun demikian jalan memenuhi panggilan kenabian menjanjikan juga
tantangan. Coba saja kita simak dalam cerita Perjanjian Lama, hampir semua nabi menemui
ajal dengan amat mengenaskan. Bahkan ada yang seumur hidupnya harus menanggung
penderitaan dan tidak jarang menerima perlakuan yang kurang menyenangkan dari publik
orang Yahudi. Segala tantangan itu bukan hal yang baru, tidak ada hal yang baru di kolong
langit ini, begitu kata pengkhotbah. Jadi ketika kita menghayati panggilan kenabian kita,
kiranya kita pun tidak lepas dari tantangan dan mungkin akan mengakhiri hidup kita secara
mengenaskan. Apakah kita siap?
Memang bukan hak kita untuk berpikir tentang bagaimana kita akan menemui ajal kita.
Tetapi paling tidak suatu saat di dalam hidup ini kita akan duduk dan berpikir ulang tentang
apakah tujuan hidup kita di atas muka bumi ini. Hidup ini sangat singkat, waktu berjalan
dengan sangat cepat. Saya yang menulis renugan ini, bukan lagi manusia yang sama ketika
tulisan ini sampai di tangan Anda. Paling tidak saya menjadi lebih tua dan mungkin telah
melalui pengalaman ini itu yang mengubah hidup saya dalam hitungan detik. Tidak ada
yang baru di atas muka bumi ini. Apa yang kita buat hanyalah ulangan akan sesuatu yang
pernah dibuat orang sebelum kita. Apa yang dibuat Yesus memang pernah dibuat oleh
para nabi sebelumnya, tetapi yang jelas bagi kita pengikut Kristus sampai saat ini, Yesus
menjadi titik puncak dan akhir dari tradisi kenabian. Tradisi yang Tuhan sendiri gunakan
untuk memanggil anak-anaknya pulang ke rumah kembali. Kita yakin bahwa Yesus menjadi
prototype bagi kita untuk bagaimana menghayati hidup dan bersikap seperti anak-anak
Allah, mengasihi Bapa kita dan sesama seperti diri sendiri.
Rm. Wenz, MGL
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
36
Fresh Juice !
Vol. 82 / 2016
www.DOJCC.com
It’s All Good
Pkh 3:1-11;
Mzm. 144:1a,2abc,3-4;
Luk. 9:18-22.
Pkh 3:11
Jumat 23 September 2016
Ia membuat segala sesuatu indah
pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan
dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat
menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari
Beberapa hari di minggu terakhir di bulan Agustus ini, saya mengikuti pengajaran sebelum
saya nantinya mengucapkan komitmen sebagai Covenant pada komunitas DOJCC.
Sebenarnya keinginan ini sudah tertunda 1 tahun.Dan jika saya mengingat 1 tahun terakhir
ini, ternyata saya melewati begitu banyak hal mengagumkan yang tidak pernah saya
pikirkan atau rencanakan.
Satu tahun yang lalu, ketika saya mengatakan bahwa saya mau ikut, hal tersebut tidak bisa
diberikan pada saya.Ada beberapa hal yang saat itu dinilai belum bisa.
Jika saat ini saya menuliskannya dengan begitu mudah, tidak demikian 1 tahun yang
lalu.Saya mengartikannya sebagai sebuah penolakan, dan saya begitu marah, sedih
dan kecewa. Enam bulan setelahnya, saya tidak pernah aktif dalam berbagai kegiatan
komunitas.Pendampingan dan konseling yang diberikan oleh Romo Wenz, sepertinya tidak
menghasilan apapun.
Hari demi hari berlalu, kejadian demi kejadian terjadi pada diri saya dan sahabat-sahabat
terdekat saya, “memaksa” saya untuk kembali ke komunitas. Pada saat saya memutuskan
kembali, itu bukanlah dengan perasaan yang pulih. Banyak tanda tanya dalam diri saya,
masih banyak komplain dalam diri saya. Tetapi saya tidak bisa menahan dorongan di
dalam diri saya, untuk kembali pada komunitas.
Sampai saat ini, belum semua pertanyaan tersebut terjawab.Tetapi jauh di dalam lubuk hati
saya muncul damai sejahtera.Dan saat ini saya mendapati diri saya, dalam kondisi hati
dan hubungan denganNYa yang jauh berbeda dibandingkan 1 tahun lalu.
Jika dulu saya marah pada si pengambil keputusan tersebut, maka saat ini saya bisa
Berterima Kasih untuk Keputusan itu. Apa yang dulu saya pikir sebagai kesalahan, ternyata
mengubahkan saya. Dan bukan hanya saya :-)
Hidup memang penuh dengan hal-hal yang tidak kita sukai atau mengerti. Tapi Tuhan
tidak akan membiarkan kesulitan kecuali Dia akan entah bagaimana menggunakannya
untuk kebaikan kita. Dia berjanji dalam Roma 8:28, “Semua hal yang bekerja untuk
mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Tuhan.” Tidak beberapa hal, tapi
semua hal. Itu berarti rasa sakit, kehilangan, ketika mimpi tidak berhasil, ketika orang yang
dicintai mengkhianati kita, bahkan di dalam jam tergelap kita, Tuhan memiliki rencana.
AMIN
Siska
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
37
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 82 / 2016
Memahami
Sabtu 24 September 2016
Luk 9:44-45:”Mereka tidak mengerti perkataan
itu, sebab artinya tersembunyi bagi mereka, sehingga
mereka tidak dapat memahaminya. Dan mereka tidak
berani menanyakan arti perkataan itu kepada-Nya.”
Pkh. 11:9-12:8;
Mzm.90:3-4. 5-6, 12-13, 14, 17’
Luk. 9:4
Bukanlah suatu hal yang mudah untuk dapat memahami suatu perkataan atau tindakan
yang dilakukan oleh seseorang apabila kita berpendapat bahwa yang di katakan atau
dilakukan itu tidak sejalan dengan pikiran kita. Karena itu untuk dapat mendengarkan
, memahami dan menerima suatu pesan dibutuhkan bukan hanya telinga dan mata
jasmani, tetapi juga telinga dan mata rohani, namum yang lebih penting lagi adalah hati
yang terbuka dan penuh kasih , sehingga walaupun pesan itu tidak sejalan dengan pikiran
kita, kita tetap dapat menerimanya.
Dalam injil hari ini Yesus mengatakan sesuatu yang amat sulit untuk dipahami oleh para
muridNya yaitu :” ...Anak Manusia akan di serahkan ke dalam tangan manusia.” Menurut
logika hal ini tidak mungkin terjadi , bagaimana mungkin Yesus sang Mesias akan dan
dapat diserahkan kedalam tangan atau kekuasaan manusia. Yesus yang dapat membuat
orang lumpuh berjalan, orang buta melihat, orang sakit disembuhkan bahkan orang
matipun dapat dihidupkan kembali, tentu dengan kekuasaan yang dimilikiNya dapat
dengan mudah mematahkan dan mengalahkan segala kekuatan yang mencoba untuk
mengendalikanNya.
Yesus tahu apa yang akan terjadi, dan segala FirmanNya adalah benar walau menurut
kita tidak mungkin dan tidak benar karena tidak sesuai dengan keinginan dan bukan
merupakan hal yang menyenangkan. Namum demikian misi Yesus tak terkondisi oleh
keinginan hati para muridNya. Ia harus menyatakan kebenaran tentang misiNya, agar
cepat atau lambat para pengikutNya siap menerima konsekwensi dari pilihan mereka.
Sama seperti para murid pada waktu itu, kita dewasa inipun ada kalanya merasa sulit untuk
menerima , memahami dan menyesuaikan keinginan kita dengan rencana Tuhan bagi
kita. Tapi inilah maksud Yesus untuk kita dengan sabdaNya pada hari ini, bahwa seperti
Yesus yang sesulit apapun telah patuh pada kehendak dan rencana Bapa, maka kitapun
dalam perjuangan kita melaksanakan kehendakNya senantiasa taat dan setia padaNya
karena kita percaya inilah yang terbaik bagi kita karena Ia adalah Kasih yang menyertai
kita sampai selamanya.
Betty
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
38
Fresh Juice !
Vol. 82 / 2016
www.DOJCC.com
Karma
Am 6:1a,4-7;
Mzm. 146:7,8-9a,9bc-10;
1Tim. 6:11-16;
Luk. 16:19-31
Minggu 25 September 2016
Luk. 16:25, Tetapi Abraham berkata: “Anak,
ingatlah bahwa engkau telah menerima segala
yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus
segala yang buruk. Sekarang ia mendapat
hiburan dan engkau sangat menderita.”
Banyak orang percaya kepada karma. Kalau kita kita berbuat baik, kita akan
mendapatkan kebaikan, tetapi kalau kita berbuat jahat, kitapun akan menerima
kejahatan. Melihat bacaan injil hari ini bisa jadi itu adalah karma.Orang yang kaya
tersebut menikmati kekayaannya tanpa peduli sedikitpun kepada Lazarus yang
kelaparan dan akhirnya mati.Dan dikatakan bahwa selanjutnya si kaya juga mati.
Dan jelas-jelas dikatakan bahwa “engkau telah menerima segala yang baik sewaktu
hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk.Sekarang ia mendapat hiburan dan
engkau sangat menderita.”
Apakah salah menjadi orang kaya yang menikmati kekayaan hasil kerja kerasnya?
Tidak! Yang menjadi kesalahan adalah ketidakpedulian si kaya akan Lazarus si miskin.
Itu saja.Alangkah enaknya kalau kita bisa menikmati “kebahagiaan” di dunia dan juga
kebahagiaan kekal di surga.Alangkah senangnya bila kita tidak menderita di dunia
ini dan juga tidak menderita di alam baka nanti.Dan inilah yang dikecam oleh Tuhan
kalau kita hanya “mencari enaknya” saja.
Ibu Teresa dari Kalkuta mengatakan bahwa untuk menjadi orang yang rendah hati
salah satunya adalah dengan “memilih selalu yang tersulit.” Apa maksudnya? Menjadi
orang kaya yang baik, tidaklah gampang alias sulit.Menjadi orang kaya yang bekerja
keras tetapi juga selalu berderma tapi tetap rendah hati, pastilah paling sulit.
Bacaan injil hari ini sebenarnya mau mengajak kita keluar dari kesombongan dan
keegoan yang mau cari enaknya sendiri dan tidak melihat penderitaan orang lain di
sekitar kita. Orang kaya di dalam bacaan injil hari ini tidak bisa kembali ke dunia lagi
untuk “memperbaiki” kesalahannya atau memberitahukan saudaranya yang lain untuk
berbuat baik. Seharusnya kita yang masih hidup ini selalu diberi kesempatan kedua
untuk berbuat baik, terutama berbelaskasih dengan menolong orang yang tidak kenal
karena hanya Allah Bapa di surga saja yang bisa membalasnya.
Mari kita berbuat kasih dengan berbagi.
Rm. Vincent Widi MGL
Renungan Harian Audio Katolik
bisa klik di www.DailyFreshJuice.net
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
39
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 82 / 2016
Kehilangan
Senin 26 September 2016
Kosmas & Damianus
Ayb. 1:6-22;
Mzm. 17:1,2-3,6-7;
Luk. 9:46-50.
Ayb 1:21 Tuhan yang
memberi, Tuhan yang
mengambil, terpujilah nama
Tuhan
Peristiwa kehilangan sesuatu yang berharga merupakan hal yang paling menyedihkan.
Kehilangan barang, kehilangan teman, apalagi kehilangan orang yang dikasihi. Ayub
pun mengalami hal tersebut, bahkan sampai beruntun dan bertubi-tubi. Dimulai dari
kehilangan hewan ternaknya, Ayub jatuh miskin dalam sekejap. Belum pulih syoknya,
Ayub menghadapi kenyataan, anak-anaknya tewas semua. Setelah itu didera lagi
dengan penyakit kulit di sekujur tubuhnya. Ditambah lagi dengan cemoohan istrinya
(Ayb 2:9). Bisa dibayangkan betapa menderitanya Ayub, secara lahir dan batin.
Namun semua derita itu tak menjatuhkan iman Ayub. Tak ada satu hujatan pun yang
dilontarkan Ayub pada Tuhan. Sebaliknya dengan penuh iman, Ayub menyadari bahwa
apa yang dia miliki di dunia ini bukanlah miliknya, melainkan milik Tuhan. Kalau Tuhan
ingin mengambilnya, itu menjadi hak Tuhan.
Saya mengenal satu keluarga yang kehilangan anak bungsunya dalam sebuah
kecelakaan tragis di laut. Kesedihan menyelimuti mereka sampai berbulan-bulan
lamanya. Namun peristiwa kehilangan ini, mengantarkan ayah dan ibunya pada
Yesus. Sang anak yang adalah Katolik, sebelum meninggal, berpesan pada orang
tuanya, “ Pa, Ma betapa indahnya kalau kita semua terkumpul dalam agama yang
sama, nanti saat di surga kita bisa bersama lagi”. Tak berapa lama setelah anaknya
dipanggil Tuhan, ayah ibunya memutuskan untuk dibaptis. Bahkan beberapa tahun
sesudahnya, anggota keluarga mereka yang lain pun turut dibaptis. Sekarang mereka
semua tergabung dalam iman yang sama.
Saat kepedihan hidup melanda, kita kadang tak mengerti, mengapa semua itu harus
terjadi, namun Tuhan tahu apa yang kita alami, dan Dia tak menutup mata. Yang
diperlukan dari kita adalah sikap pasrah dan tetap bertahan dalam iman, hanya
berharap pada Tuhan. Selalu ada pelangi sehabis hujan. Ada berkat tersembunyi di
balik tiap cobaan yang kita alami. Dalam deritanya Ayub tetap bertahan, tak sekali
pun ia menghujat Tuhan, Ayub tak berbuat dosa dengan bibirnya (Ayb 2:10). Tuhan
pun melihat setianya, dan memulihkan keadaan Ayub (Ayb 42:7-17). Marilah kita selalu
meneladani Ayub.
Agatha
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
40
Fresh Juice !
Vol. 82 / 2016
www.DOJCC.com
Pengampunan
Peringatan Wajib St. Vinsensius a Paulo
Ayb. 3:1-3,11-17,20-23;
Mzm. 88:2-3,4-5,6,7-8;
Luk. 9:51-56.
Selasa 27 September 2016
Luk.9:55”Anak Manusia datang
bukan untuk membinasakan
orang, melainkan untuk
menyelamatkannya.”
Pada hari ini kita mendengarkan bacaan dari kitab Ayub dan Injil Lukas, dimana dalam
Kitab Ayub kita mendengar bahwa Ayub putus asa dan mengeluh kepada Allah atas
penderitaan yang dialaminya. Ya terkadang kita seperti Ayub, mengeluh dan protes
kepada Allah bahkan membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain. Tak jarang
juga kita memaksakan ke hendak kita kepada Allah. Kita lebih suka kalau apa yang kita
mau dapat kita peroleh dengan mudah. Ketika apa yang kita kehendaki tak dapat kita
peroleh kita mulai protes dan menjadikan Allah sebagai penyebabnya.
Itulah sisi kemanusiaan kita tak tahu bersyukur dan berterima kasih.
Terkadang kita juga membuat janji dengan Allah. Contoh Tuhan kalau tahun ini aku
dapat peringkat satu nanti aku mau berbagi sedikit dari apa yang aku miliki saat ini.
Tapi apa yang terjadi ketika apa yang kita inginkan tercapai. Kita cuek, pura-pura
ngga tahu atau kita buat alasan lain lagi.
Dalam Injil Lukas, Tuhan Yesus mengajarkan kita untuk mengampuni dan menerima
segala sesuatu apa adanya. Saya dan saudara pasti pernah mengalami, berhadapan
dengan orang yang menyebalkan dan merepotkan kita.Atau kita pernah memiliki
teman atau saudara yang kelewat sabar membuat kita gregetan dan kesal.
Itulah uniknya Allah kita, karena dia menjadikan setiap pribadi berbeda. Ada yang
sabar, menyebalkan, periang,mudah memaafkan dan masih banyak lagi.
Mari kita teladani sikap Tuhan Yesus pada hari ini. Bahwa kita harus saling mengasihi
sesama manusia dengan tulus hati.
Semoga saya dan saudara memiliki hati yang mengasihi dengan tulus tanpa
memandang apakan orang itu sudah melakukan sesuatu untuk kita terlebih dahulu.
Hal yang mudah dalam hidup ialah mengasih orang yang juga mengasihi kita.
Sebaliknya hal yang sulit dalam hidup adalah mengasihi musuh.
Rossa Olla DT
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
41
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 82 / 2016
Mengikuti Tuhan
Rabu 28 September 2016
Luk 9:57 ”Aku akan mengikuti Engkau,
kemana saja Engkau pergi.”
Wenseslaus, Laurensius Ruiz
Ayb 9:1-12,14-16 ;
Mzm 88:10bc-11,12-13,14-15 ;
Luk 9:57-62
Pada Lukas 9:57-62, menurut saya ada 3 hal yang Tuhan Yesus ingin sampaikan pada kita
dalam hal mengikuti Tuhan.Yang pertama adalah ketika mengajak kita untuk mengikutiNya,
Yesus ingin kita mengikutiNya karena kita mengasihi dan menghormatiNya sebagai
pribadi Tuhan dan juru slamat kita. Dalam perumpamaan yang Ia katakan, Yesus tidak
mengiklankan dirinya muluk-muluk, bahkan menyebut diriNya sebagai Anak Manusia yang
tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepalaNya. Disini Ia hendak mengajarkan
bahwa Ia tidak terikat dengan keduniawian, maka hendaknya dalam mengikutiNya, niat
kita jangan karena berkat-berkat yang akan kita terima, jangan karena kita menginginkan
jaminan hidup yang tanpa masalah, jangan karena kehormatan / pujian ataupun
kekayaan.
Yang kedua adalah Tuhan juga ingin kita mengarahkan hati sepenuhnya pada Tuhan.
Menomor satukan Tuhan diatas segalanya. Hal ini bukan berarti kita harus berdoa dan
pelayanan 24 jam penuh. Tetapi kita harus mencari tahu, dalam kehidupan ini mana hal
yang memang perlu kita lakukan dan itu sesuai kehendak Tuhan atau tidak. Pada ayat 60,
jawaban Tuhan, “Biarlah orang mati menguburkan orang mati.”, bukan berarti kita tidak
perlu menghormati orang tua atau mengabaikan segala kewajiban kita. Tapi “orang mati”
disini berarti orang-orang yang hidupnya hanya mementingkan kesenangan duniawi saja,
dan tidak memberikan tempat bagi Tuhan dalam kehidupannya. Tuhan adalah sumber
kehidupan, maka ketika mengikutiNya, kita yang “hidup” harus menempatkan Tuhan diatas
segalanya..... menjalani hidup ini sesuai kehendak Tuhan, bukan sesuai dengan ego / untuk
memuaskan nafsu duniawi kita.
Yang ketiga adalah Yesus mengatakan “setiap orang yang siap untuk membajak tapi
menoleh kebelakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah.”.Janganlah bimbang dan ragu
dalam mengikuti Tuhan.Kita diminta untuk teguh / gigih...dan tetap setia.Bukan melarikan
diri dari rencana yang Tuhan tetapkan untuk kita, walaupun sering kita menemui masalah /
godaan dalam melakukannya.Seandainya pun kita “jatuh” / “pernah melarikan diri” dalam
mengikuti Tuhan...kita harus tetap kembali berusaha lagi.
Memang bukan hal yang mudah untuk mengikuti Tuhan dijaman sekarang yang serba
sibuk, banyak godaan dan tuntutan.Tapi yakinlah kita punya Tuhan yang baik dan penuh
belas kasih.Ia mengerti segala keterbatasan kita. Ia akan menghargai setiap usaha kita,
jatuh bangun kita untuk mengikutiNya.
Jesus Bless Us
Lia
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
42
Fresh Juice !
Vol. 82 / 2016
www.DOJCC.com
Malaikat Agung
Pesta St. Mikael, Gabriel, dan Rafael,
Malaikat Agung
Dan. 7:9-10,13-14 atau Why. 12:7-12a;
Mzm. 138:1-2a,2bc-3,4-5;
Yoh. 1:47-51
Kamis 29 September 2016
Yoh 1:51 “Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya engkau akan melihat langit
terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun
naik kepada Anak Manusia “
Mengikuti Yesus, adalah sebuah tawaran dan tidak pernah dipaksakan. Tawaran yang
banyak ditolak padahal di situ ada jaminan keselamatan.Ada pelindung sejati yang
diberikan oleh Allah. Malaikat Mikael, Gabriel dan Rafael, para malaikat agung yang
selalu mendampingi dan melindungi kita. Ada banyak malaikat pelindung yang di berikan
kepada kita, tetapi malaikat Mikael, Gabriel dan Rafael adalah malaikat yang agung.
Tawaran indah tentang jaminan keselamatan dari Allah, sering kali tidak diterima oleh
orang.Sama seperti kisah Natanael, yang pada saat filipus mengatakan kepadanya
bahwa sosok yang dinubuatkan sudah ditemukan.Tetapi jawaban Natanael meragukan hal
itu.”Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazareth? Filipus hanya menjawab : ‘Mari
dan lihatlah. Filipus mengajarkan bahwa kita harus sabar di saat Yesus diragukan oleh orang
lain. Filipus tidak marah mendengar natanael meragukan Yesus.Filipus tidak memaksakan
Natanael untuk percaya pada hal yang dipercayainya, melainkan membiarkan Natanael
menerima dan percaya secara sendirinya dari dalam hatinya.
Di sekitar kita banyak sekali terjadi peristiwa di mana Yesus dan para malaikat diragukan
oleh orang lain, dan kebanyakan dari saudara kita merasa tidak terima dan marah. Filipus
mengajarkan kita untuk bersabar dan tidak perlu membalas dengan kemarahan apabila
Yesus diragukan. Karena kepercayaan akan Yesus sebagai jaminan keselamatan dan juga
para malaikat agung Nya sebagai pelindung itu merupakan sebuah tawaran yang harus
diterima dari hati masing-masing.
Jadi tidak perlu membalas hujatan-hujatan orang lain bagi Tuhan dan para malaikat,
karena membalas hujatan itu tidak diajarkan oleh Yesus sendiri. Yesus mengajarkan
kasih,sabar,percaya pada perlindunganNya.
Alin
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
43
www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 82 / 2016
Jumat 30 September 2016
Menjadi pendengar yang baik
Luk 10:16 Barangsiapa mendengarkan
kamu, ia mendengarkan Aku; dan
barangsiapa menolak kamu, ia menolak Aku;
dan barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia
yang mengutus Aku.”
Peringatan Wajib
St. Hieronimus, ImPujG
Ayb. 38:1,12-21; 39:36-38; Mzm.
139:1-3,7-8,9-10,13-14ab;
Luk. 10:13-16
Pada suatu hari, ada teman satu asrama mengajak saya curhat. Walaupun sudah agak
malam dan waktunya istirahat, tapi saya coba menerima ajakan dari dia. Obrolan anak
asrama secara garis besar, pasti tidak jauh-jauh dari pelajaran di sekolah, kegiatan seharihari di asrama, dan pastinya obrolan mengenai naksir teman asrama putri.
Teman saya akhirnya mulai bercerita bahwa perasaan dia kacau balau dan bingung harus
berbuat apa, terhadap teman asrama putri yang dia sukai. Singkat cerita, saya benarbenar mendengarkan curhat dia selama kurang lebih 1 jam, tidak terasa juga sampai
akhirnya saya mulai mengantuk. Mau pamit tidur dulu, nanti dikira sebagai sahabat yang
gak solider sama teman. Tapi, dengerin terus curhat dia juga, bisa-bisa sampai subuh
selesainya.
Menjadi seorang pendengar yang baik memang susah. Kita di tuntut memiliki kepekaan
dan kerelaan untuk membiarkan telinga kita “dimasuki” ucapan, curhatan, dan omongan
orang lain kepada kita. Dengan menjadi pendengar yang baik, kita bisa menjadi saluran
berkat bagi teman yang bercerita kepada kita.
Seperti apa yang diucapkan Yesus kepada murid-muridNya dalam bacaan Injil hari ini.
Barangsiapa mendengarkan murid-murid Yesus mewartakan kabar sukacita, maka mereka
pun secara tidak langsung mendengarkan juga sabda Yesus yang disampaikan melalui
perantaraan para murid-Nya.
Jadi, jangan langsung menolak ketika seseorang meminta anda menjadi teman curhat
atau teman ngobrol anda. Melalui teman anda, Tuhan terkadang “berbicara” mengenai
apa yang baik, yang harus anda lakukan, ataupun apa yang kurang berkenan kepadaNya, yang harus anda hindari.
KRIS
Setelah membaca renungan hari ini
Saya akan
44
Fresh Juice !
Vol. 82 / 2016
www.DOJCC.com
Freddy mendaki
Gunung Agung
Kamis 31 Maret 2016
Disciples Choir
Bagi yang rindu melayani dalam paduan
suara, memperdalam tehnik vokal dan
menyanyi. Mari bergabung bersama kami
Disciples Choir
Hubungi Telp/SMS: 0878 6180 5088
Download