Jadwal Rutin DOJCC Bali Gathering pertemuan Doa setiap minggu I,II, dan III 4 September 2016 Gathering di Basement FX 9 September 2016 Ultah DOJ ke 12 di Gedung HCB pk 17.00 Jl. By Pass Ngurah Rai (seberang Panorama Tours) 18 September 2016 Gathering DOJCC di FX Sharing Group dan Formation Teaching sebulan sekali Celebration Meal 24 Oktober 2016 (Makan malam bersama) Terbuka Untuk UMUM Setiap Sabtu terakhir dalam bulan pk. 18.30 bergantian di rumah anggota Tugas Koor Misa English dan Tugas Taib 1 bulan sekali di Gereja St. FX Kuta DOA Adorasi Taize Terbuka Untuk UMUM Setiap Rabu ke -3 di Gereja FX pk. 19.00 - 20.00 Info mengenai DOJCC Hubungi : 0878 6180 5088 www.DOJCC.com [email protected] PROGRES PEMBANGUNAN Rumah Pelangi Kasih Bali Terimakasih untuk sumbangan para donatur. Persembahan kasih untuk pembangunan Rumah Pelangi di Pelaga - Bali dapat disalurkan ke Bank BCA No Rek: 4040400007 An: H B Hady Setiawan Bertemu dengan Uskup Denpasar Anggota pertama DOJ Bali didoakan oleh Ketua DOJ John Kennedy (Alm) Mgr Benyamin Bria - 21 September 2004 21 September 2004 di Kapel Betania Kilas Balik DOJCC Bali Photo bersama Anggota pertama DOJCC Bali 21 September 2004 Dari 12 orang anggota perdana 1 menjadi imam Rm Vincent Widi, MGL dan 1 menjadi suster di Italia yaitu Sr Benedicta, OSB Bertemu dengan Uskup Denpasar Mgr Silvester San 24 Juli 2010 Gathering perdana di Kapel Betania tahun 2004 Gathering DOJ 7 Agustus 2016 di Aula SM - Tuban Gathering DOJ 14 Agustus 2016 Gathering DOJ 21 Agustus 2016 Ulang Tahun Imamat ke 30 Rm Hady Setiawan Tuguran Merah Putih 16 Agustus 2016 di Ruang Adorasi Gereja FX pk 23.00 - 24.00 Adorasi Taize Rabu 24 Agustus 2016 Mengunjungi Pak Raymundus (Ayah dari Bruder Martin, MGL) di RS Sanglah Mengunjugi Rosa Gultiom di RS Sanglah Pelayanan Koor dan Tatib di Gereja FX Kuta Pembekalan Anggota baru Underway DOJCC dan Anggota Covenant DOJCC Celebration Meal Sabtu, 27 Agustus 2016 @Charlotte Store - Jimbaran Celebration Meal adalah Syukuran Makan bersama diadakan bergantian di rumah anggota setiap sabtu terakhir dalam bulan. Sebagai salah satu bentuk persiapan untuk menyambut hari Tuhan dalam Perayaan Ekaristi pada hari Minggu di Gereja. Celebration Meal terbuka untuk umum. Mau Ikutan untuk bulan ini ? Yuk Hubungi : 0878 6180 5088 GRATIS !! Fresh JUICE ! refresh your soul Fresh JUICE ! Fresh Juice adalah buku renungan harian berdasarkan penanggalan liturgi Katolik. Dibuat oleh para anggota DOJ Bali. (www.DOJCC.com). Terbit sebulan sekali di awal bulan. Untuk informasi berlangganan hubungi : Nathasa (0361 - 85 11223) Kritik dan saran : [email protected] Fresh JUICE ! Team Moderator: RD. Hady Setiawan Penasehat : Yovie Setiawan Pemimpin Redaksi : Nathasa Editor : Nathasa, Yovie Layout Design : Yovie Penulis : Nathasa, Lulu, Adhi, Martina, Yovie, Rm. Vincent MGL, Jeff, Rina, Rm. Joseph MGL, Rm Wenz MGL, Sr. Benedicta, Maia, Diakon David MGL, Alin, Yudi, Betty, Pras, Yustina, Rita, Lia, Siska, Daniel, Lita, Herman, Br. Martin MGL. Desy, Flo, Lita Distribusi : Anggota DOJ Bali Pembangunan Rumah Pelangi di Pelaga. Sumbangan dapat disalurkan ke : BCA No Rek: 4040400007 An: H B Hady Setiawan Harap sms / telpon 0878 6180 5088 untuk konfirmasi. Shalom bagi semua pembaca Fresh Juice... Puji Tuhan kita bertemu kembali dalam Fresh Juice Buku September 2016 ini. Bulan September dikenal sebagai bulan Kitab suci. Kita pasti pernah mendengar Kitab suci adalah surat cinta Tuhan pada manusia. Sekitar tahun 90-an, mereka yang berpacaran jarak jauh ( istilahnya sekarang LDR, long distance relationship) pasti akan saling mengirimkan surat cinta. Mungkin seminggu sekali atau bahkan lebih sering. Bila sudah tiba saatnya menerima surat pasti rasanya bahagia banget. Serasa mendapat durian runtuh.....(bagi yang suka makan durian). Karena surat cinta ini yang mewakili bahkan dapat mengobati rasa kangen yang ada. Pada jaman sekarang ini surat-suratan sudah bukan jamannya lagi. Obat rasa kangen sekarang bisa dengan bbm, whatsapp, line, dan masih banyak lagi. Surat cinta Tuhan bagi manusia, dari dahulu sampai sekarang masih berbentuk Kitab suci. Tapi pada jaman gadget ini kita pun semakin mudah membaca atau mendengar surat cinta Tuhan melalui banyak app kitab suci online, renunganrenungan audio atau tertulis dan banyak lagi. Semoga dengan semakin mudah kita mengakses kita suci maka surat cinta Tuhan semakin melekat dalam hati kita. Dan terlebih dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Amin Fresh JUICE ! managed by : www.DOJCC.com Renungan Harian Audio Katolik bisa klik di www.DailyFreshJuice.net Duc in Altum 1Kor. 3:18-23; Mzm. 24:1-2,3-4ab,5-6; Luk. 5:1-11. Kamis 1 September 2016 Luk 5:4 Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon: “Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan.” Saya tidak pernah membayangkan bagaimana saya pada akhirnya bisa menjadi singer di dalam komunitas. Tampil di depan banyak orang saja, saya sudah grogi dan gemetaran bukan main, apalagi harus menjadi singer yang di lihat banyak orang. Dulu saya menolak tawaran untuk menjadi singer. Saya berpikir, cukup saja menjadi umat yang datang gathering, dan menyanyi apa adanya. Itu sudah cukup Seiring berjalannya waktu, di dalam komunitas saya di bentuk menjadi seorang yang lebih berani “keluar” lagi. Ibaratnya, saya seperti seorang junior yang di “ospek” ama kakak kakak senior untuk “tahan banting” dan bisa meng-explore lebih lagi talenta yang sudah Tuhan berikan kepada saya. Pada akhirnya, perlahan namun pasti – saya berani untuk keluar dari zona nyaman saya, dan masuk ke dalam dunia yang baru, yang penuh tantangan.Dari dulunya yang gak terlalu sering browsing lagu rohani, sekarang jadi lebih sering dengarkan lagu rohani. Malahan, saya dapat berkat dan bonus lebih besar lagi, ketika saya berani memutuskan untuk “bertolak ke tempat yang lebih dalam” Yes, DUC IN ALTUM !!!Yesus meminta Simon untuk menebarkan jalanya ke tempat yang lebih dalam lagi, dan pada akhirnya Simon memperoleh banyak ikan. Mari kita berusaha menjadi lebih berani untuk “dibentuk dan ditempa” seturut rencana Yesus !!Ia meminta kita bertolak ke tempat yang lebih dalam, bukan supaya kita tenggelam dan kehilangan harapan, melainkan supaya kita memiliki semangat dan motivasi yang tinggi untuk menggunakan semaksimal mungkin talenta yang telah Ia berikan kepada kita. HILDA Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 15 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 82 / 2016 I Believe in YOU Jumat 2 September 2016 1 Kor 4:2 “Yang akhirnya dituntut dari pelayan-pelayan yang demikian ialah, bahwa mereka ternyata dapat dipercayai” 1Kor. 4:1-5; Mzm. 37:3-4,5-6,27-28,39-40; Luk. 5:33-39. Pernah saya memiliki seorang teman yang senior dari segi usia, karir yang okay dan kehidupan religious yang baik. Dekat dengan gereja, hidup doa sangat baik dan sering menyumbang. Seorang mentor yang saya percaya. Namun di titik tertentu saya mengundurkan diri dari pertemanan kami karena ada ajarannya membuat saya tidak percaya lagi padanya. “Karena nila setitik rusak susu sebelanga” Rasa percaya memang seperti sebelanga susu yang putih dan ketika satu titik nila jatuh ke atasnya, rusaklah susu sebelanga. Melayani bukanlah soal besar. Tidak membuang sampah saat misa, sudah merupakan bentuk pelayanan. Yang dituntut dari pelayan bukanlah besar kecilnya pelayanan. Yang dituntut adalah bahwa “mereka dapat dipercaya” Dapat dipercaya dalam kesetiaannya pada hal-hal kecil. Dapat dipercaya bahwa ucapannya selaras dengan tindakannya. Dapat dipercaya bahwa apa yang dilakukan tulus dan ikhlas. Dapat dipercaya bahwa apa yang dilakukan semata-mata untuk menyampaikan kasih, bukan mencari pengakuan orang lain, bukan menciptakan hutang budi. Melayani soal kecil. Melayani dengan hati … dengan tulus… dengan tanpa pamrih ..itu baru soal besar. Karena butuh rahmat untuk memiliki hati seperti itu. Dan mungkin belajar memiliki hati seperti itu adalah perjuangan seumur hidup. Ada seorang kudus, sedemikian kudus hidupnya sehingga Langit berkenan. Lalu Langit bertanya “Kehebatan apa yang kau inginkan atas hadiah kekudusan hidupmu?” Ia menjawab “Aku ingin manakala bayanganku menyentuh orang yang sakit, orang tersebut sembuh” Lalu ke manapun ia pergi saat bayangannya menyentuh orang sakit, orang sakit itu sembuh tanpa tahu siapa yang menyembuhkan. Ia melangkah bebas tanpa satu pun pujian dan pengakuan. Namun Langit tahu dan namanya tercatat di surga.Seorang pelayan yang tulus, rendah hati dan dapat dipercaya. “Tuhan anugerahkan kami hati yang dapat dipercaya” Yustina Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 16 Fresh Juice ! Vol. 82 / 2016 www.DOJCC.com Hukum VS Kerahiman Peringatan Wajib St. Gregorius Agung 1Kor. 4:6b-15; 13:1-3; Mzm. 145:17-18,19-20,21; Luk. 6:1-5. Sabtu 3 September 2016 Lukas 6:5, “Kata Yesus lagi kepada mereka: ‘Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat’.” Saya baru saja ikut merayakan Tahun Jubileum Kerahiman dengan mengikuti WYDKrakowPoland (25-31 Juli 2016) di Krakow, Polandia. Saya sangat bersyukur kepada Tuhan bahwa Devosi kepada Kerahiman Ilahi yang saya mulai sejak kuliah, sekitar tahun 1994, kini berbuah manis. “Ada orang bertanya, bagaimana mungkin kamu bisa melakukan perjalanan ziarah begitu panjang, Polandia, Lourdes, Roma.Sekali jalan, dua tiga tempat ziarah terlampaui, melewati beberapa Negara sekaligus, dari mana duitnya, kamu kan gak punya gaji?” saya jawab, “Iya, saya juga heran, koq bisa?!”Biarlah itu jadi rahasia kerahiman Tuhan. Semua bantuan dana dan dukungan doa untuk saya adalah rahasia kerahiman Tuhan. Kerahiman itu sendiri apa? Kerahiman berasal dari kata, ‘rahim’. Rahim hanya ada dalam diri wanita, sebagai calon ibu, dimana seorang manusia dibentuk secara ajaib.Jadi kerahiman Allah adalah kasih terdalam, kasih Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus yang paling dalam, sedalam-dalamnya. Lewat St. Faustina, Yesus Kristus diselubungi terang Roh Kudus datang lagi memperlihatkan hati yang berbelas kasih dari Allah Bapa. Ia berpesan bahwa kerahiman-Nya melampaui batas-batas hukum dan peraturan yang telah ditetapkan Allah sendiri, demi keselamatan seluruh dunia. Apa tujuan-Nya? Agar semua orang masuk surga. Biar neraka kosong dan setan dikalahkan. Dan itu hanya dengan mengucapkan DOA KORONKA, atau meminta pengampunan atau menyampaikan permohonan tepat pada jam tiga petang atau tiga dinihari. Dengan kerahiman-Nya, sesuatu yang sudah tak mungkin menjadi mungkin.Kasih yang kekal dari Allah Bapa, mengatasi keadilan-Nya sendiri. Aneh kan? Tapi itulah belas kasihan Allah oleh Kerahiman-Nya. Karena itu, bernaunglah dalam Kerahiman Allah, terutama bila Anda menyadari diri sebagai manusia lemah. Santo Gregorius Agung, adalah salah satu Paus berhati lembut yang dipenuhi kerahiman Allah, yang mampu mendengar musik surgawi dengan telinganya lalu menciptakan banyak kidung dan lagu Misa yang agung dan menata ulang tata cara liturgy/Misa yang dipakai hingga saat ini. Santo Gregorius Agung, doakanlah kami. Santa Faustina, santo Yohanes Paulus ke-2, rasul Kerahiman Allah, doakanlah kami. Amin. (narita) Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 17 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 82 / 2016 Salib Minggu 4 September 2016 Luk.14:27 Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku Hari Minggu Kitab Suci Nasional Keb. 9:13-18; Flm. 9b-10, 12-17; Luk.14:25-33. Luk.14:27 kutipan ayat ini sudah sering saya dengar, dan bayangan yang timbul dalam diri saya adalah salib yang berat, pasti sulit, tidak mudah, penuh cobaan, pokoknya yang jelek-jelek saja, karena memang tidak ada pilihan lain, jadi harus dipikul sebagai Murid Kristus, terima saja, pasrah. Saya kurang setuju dengan nuansa pasrah ini, kesannya seolah-olah Murid Kristus itu seperti sekelompok budak yang terpaksa harus memikul salibnya masing-masing mengikuti Sang Guru Ilahi. Konteks bacaan Injil hari ini adalah soal melepaskan segala sesuatu untuk mengikuti Yesus, jadi bukan soal beban tapi lebih kepada pemahaman tentang pentingnya membuang hal-hal lain yang bukan Kristus. Seperti kalau kita menyiangi tanaman agar nantinya berbuah baik, begitu pula ketika kita harus melepaskan segala sesuatu yang terpenting (termasuk bapa, ibu, isteri, anak, adik, bahkan nyawanya sendiri) demi mengikuti Kristus, kita melihat buahnya, hasilnya, yaitu persatuan dengan Allah (Luk. 14:26). Murid-murid Kristus, bukan kumpulan budak-budak bodoh. Murid Kristus harus cerdas seperti seorang developer real estate yang piawai menyusun anggaran biaya supaya proyeknya selesai (Luk. 14:28-30). Murid Kristus juga harus punya kemampuan seperti seorang Raja yang akan maju berperang, menyusun taktik dan strategi perang, atau negosiasi politis bila dipandang perlu untuk melindungi Kerajaannya (Luk. 14:31-32). Jangan salah dimengerti dulu, Murid Kristus bukan diajar untuk menjadi manusia superegoistis atau indiividualistis. Murid Kristus harus tahu resiko dan tantangan mereka masing-masing. Menjadi Murid Kristus itu harus menjadi pilihan yang sudah dipikirkan secara detail perihal untung dan ruginya. Memang Kerajaan Allah bukan dagangan atau proyek, namun kita harus tahu paham akan nilai tertinggi dari Kerajaan Allah. Kita harus tahu dulu siapa Allah yang nyata dalam diri Yesus Kristus, dengan demikian ketika kita mengikuti Kristus, pengorbanan yang kita buat di dunia ini menjadi tidak berarti ketimbang imbalan kehidupan kekal di dalam Kerajaan Allah. Pada akhirnya kita harus menjadi seperti Paulus yang lantang berujar, bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan(Fil. 1:21). Rm. Wenz, MGL Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 18 Fresh Juice ! Vol. 82 / 2016 www.DOJCC.com Bertindak Bijaksana 1Kor. 5:1-8; Mzm. 5:5-6,7,12; Luk. 6:6-11. Senin 5 September 2016 Lukas 6:7: Ahli-ahli Taurat dan orangorang Farisi mengamat-amati Yesus, kalaukalau Ia menyembuhkan orang pada hari Sabat, supaya mereka dapat alasan untuk mempersalahkan Dia. Sering kali saya merasa bahwa ikuti saja semua aturan yang ada dan pasti kita aman. Aman dalam arti kita tidak akan disalahkan orang lain dan juga tidak akan mempersulit keadaan kita. Namun apa yang terjadi? Ternyata tidak semua hal bisa diselesaikan dengan semua aturan yang ada. Baik dalam kehidupan bermasyarakat, kehidupan dunia kerja bahkan dalam kehidupan menggereja. Dan kita tetap perlu kebijakankebijakan untuk menyikapi setiap keadaan. Pada hari ini saat membaca Injil Lukas ini saya diingatkan untuk 2 hal, yaitu : 1. Bertindak bijaksana melihat keadaan lingkungan sekitar kita. Apakah kita sudah melaksanakan semua aturan yang ada dengan bijak? Menurut kamus bijaksana adalah sikap tepat dalam menyikapi setiap keadaan dan peristiwa sehingga memancarlah keadilan dan kebeningan hati.Kita tidak bisa mengabaikan peraturan atau hukum yang diberikan.Karena semua aturan itu ada untuk mengatur kehidupan di dalam masyarakat supaya lebih teratur.Namun dibalik itu kita harus bisa “menyikapi” sehingga terpancar keadilan dan tentunya kasih. 2. Kita harus waspada dengan sikap ingin mencari kesalahan orang lain. Seperti yang ditunjukkan oleh para ahli Taurat dan orang Farisi. Mereka mengamat-amati Yesus supaya mereka dapat alasan untuk mempersalahkan Dia. Hal ini sering kali muncul pada saat kita merasa tidak sependapat dengan orang lain. Dengan demikian kita bisa “punya peluru” untuk membenarkan diri. Jadi, kita harus bisa benar-benar mempertimbangkan pada saat kita bersikap dan bertindak. Apakah kita sudah mendasarkan pada kasih dan kemurahhatian. Seperti yang diserukan oleh Paus Fransiskus di tahun Kerahiman ini yaitu “Bermurah hati seperti Bapa”. Salam Damai, Litawati Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 19 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 82 / 2016 Betapa Hebat Betapa Kuat Selasa 6 September 2016 Luk 6:19 ”Dan semua orang banyak itu berusaha menjamah Dia, karena ada kuasa yang keluar dari pada-Nya dan semua orang itu disembuhkan-Nya. ” 1Kor 6:1-11; Mzm 149:1-2, 3-4,5-6a, 9b; Luk 6:12-19 Setelah mengikuti acara World Youth Day pada bulan Juli yang lalu di Krakow, Polandia, saya bersama beberapa teman melanjutkan peziarahan kami ke Lourdes. Suatu kota kecil di Perancis Selatan yang nyaman dan sejuk. Seperti yang teman-teman ketahui bahwa Lourdes adalah tempat Santa Bernadette mendapatkan penampakan Bunda Maria dan itu menjadi awal mula adanya sumber mata air ajaib yang dipercaya mampu memberikan kesembuhan.Area ini kemudian terkenal dengan sebutan Sanctuary of Our Lady of Lourdes. Sepanjang tahun, area ini ramai dikunjungi peziarah dari seluruh penjuru dunia banyak diantaranya yang sakit dan sudah tua. Suatu pagi, saya pun mengambil antrian untuk mandi di satu sudut area Sanctuary, saat itu antrian sudah sangat panjang dan ternyata antrian panjang ini terjadi setiap hari dan mereka mulai mengantri sejak masih subuh. Saya sempat berbincang dengan seorang pemudi berasal dari Palestina, dia sharing bahwa dia baru saja mengalami pengalaman hidup yang membuatnya sangat terpukul dimana orangtuanya menjadi korban pembunuhan. Dengan datang ke Lourdes, dia mengharapkan kesembuhan bagi hati dan perasaannya yang hancur akibat kejadian itu.Ternyata tidak hanya yang mengalami sakit fisik namum juga psikis. Mungkin diwaktu sekarang ini kita tidak dapat melihat Maha Kuasa Tuhan muncul dan menjamah jubahNya untuk bisa memperoleh kesembuhan seperti yang dialami para pengikut Yesus dalam injil hari ini, namun kebesaranNya dapat kita alami dalam bentuk yang lain seperti contohnya air dari Sanctuary di Lourdes ini. Belum tentu setelah mandi atau minum air dari tempat ini kita langsung mengalami kesembuhan (walaupun dalam beberapa saat tertentu, penyembuhan langsung terjadi), namun melalui sarana ini, Allah ingin menunjukkan pada kita betapa hebat, betapa kuatNya Dia. Allah ingin kita untuk semakin menumbuhkan iman dan harapan padaNya. Iman yang hanya sebesar biji sesawi saja mampu memindahkan gunung, apalagi bila iman kita lebih besar daripada itu, tentu saja harapan kita untuk dapat memperoleh “kesembuhan” pasti terpenuhi dan berkatberkatNya pasti akan mengalir dalam hidup kita. Tuhan Yesus memberkati Desy Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 20 Fresh Juice ! Vol. 82 / 2016 www.DOJCC.com Kesedihan mengasah iman kita akan Tuhan 1Kor. 7:25-31; Mzm. 45:11-12,14-15,16-17; Luk. 6:20-26. Rabu 7 September 2016 Luk 6:21 Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini lapar, karena kamu akan dipuaskan. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini menangis, karena kamu akan tertawa Berat… ini yang saya rasakan sewaktu membaca perikop kecil ini. Seperti ada beban yang tidak enak di hati.Teringat saat saat yang membuat sedih saja air mata sudah muncul di pelupuk mata. Saya yakin setiap kita memiliki kenangan yang bila sesekali muncul diingatan akan membawa kesedihan. Bagaimana Tuhan? Bagaimana kami akan tertawa kelak? Saya pernah alami hal tidak enak, saat seorang ibu yang diam terhadap kebohongan anaknya, yang mana itu adalah ibu dari pacar saya waktu itu.Satu kata pun tidak ada permintaan maaf, maaf anak saya sudah bohong atau maaf anak saya salah.Ketika saya hanya meminta jawaban ya atau tidak, bahkan ya ataupun tidak, tidak berani diucapkan.Apakah ada diantara pembaca yang juga begitu?Hehe…..jangan ya.Jadilah pribadi yang berani bertanggungjawab. Jika salah sekalipun, akui saja salah, meski itu akan membuat kita malu sekalipun. Saya pernah lakukan kesalahan fatal sewaktu bekerja di perusahaan. Semua data price yang masuk ke seluruh toko adalah harga diskon 50%. Dengan kesadaran sendiri, saya menghadap owner lalu bilang, pak saya melakukan kesalahan. Semua barang yang terjual dengan harga diskon akan saya gantikan selisihnya. Malu, takut, gemetar, tapi saya mendidik diri saya bukan untuk menjadi pengecut. Saya salah, saya akui dan saya bertanggung jawab. Owner saya menatap bulat kesaya, dan hanya menjawab, okay. Saat itu saya tidak melihat adanya kemarahan atas kesalahan saya. Justru saya mendapat nilai plus di mata dia, atas keberanian bertanggungjawab. Jadi saat menghadapi orang yang hanya diam, bisa dibayangkan perasaan saya bukan ? Bila sesekali kenangan itu muncul dan membuat sedih, saya hanya percaya..Tuhan Yesus itu baik. Kapanpun airmata yang pernah turun dengan deras, saya yakin Tuhan Yesus menadahnya dengan tangan Tuhan. Dan itu berharga .. Pengalaman pengalaman sedih mengasah iman saya akan Tuhan. Saat saat susah membuat saya bergantung kepada kemurahan Tuhan. Jadi tidak ada yang salah dengan air mata.Percaya saja bahwa Tuhan Yesus ada saat kita menangis dan bukan hanya ada saat kita tertawa.Memiliki teman saat sedih adalah jauh berharga daripada teman yang ada saat kita tertawa. Betul ? God Bless Rita Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 21 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 82 / 2016 Kamis 8 September 2016 Oh Maria Bundaku, Aku Ini Anakmu Mat 1:23 “Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel” ?yang berarti: Allah menyertai kita. Pesta Kelahiran SP Maria Mi. 5:1-4a atau Rm. 8:28-30; Mzm. 13:6ab,6cd; Mat. 1:1-16,18-23 Dulu waktu masih duduk di Bangku SD saat saya berulang tahun, pernah bertanya ke Ibu saya mengapa ibu selalu membawa intensi doa di saat hari ulang tahun saya pada waktu Misa Pagi. Sambil tertawa Ibu saya menjawab katanya untuk mengucap syukur dan berterima kasih kepada Tuhan Yesus karena saya masih diberi kesehatan. Tak terasa sampai sekarang pun di saat salah anggota keluarga kami berulang tahun Ibuku masih dengan rajin membawa intensi doa tanpa melupakan satu hari pun hari ulang tahun kami semua. Dalam semua tradisi kebudayaan manusia, kelahiran merupakan peristiwa yang penting sekali maknanya.Bahkan, sebelum kelahiran anak baru terjadi, ada acara-acara khusus yang dibuat untuk mempersiapkan kelahiran itu. Di Jawa misalnya ada tradisi mendoakan ibu dan bayi dalam kandungannya saat kandungan itu berusia tiga bulan, lima bulan dan tujuh bulan. Setelah lahir juga perayaan syukur seperti selapanan (setelah 35 hari kelahiran). Hari ini kita merayakan pesta kelahiran St. Perawan Maria. Tentang kapan dan bagaimana Maria dilahirkan tidak diceritakan dalam kitab suci. Kitab kitab apokrif (yakni kitab-kitab yang tidak termasuk dalam daftar resmi kitab suci) yang ada dalam tradisi Gereja mengatakan bahwa Maria lahir dari pasangan Yoakim dan Anna. Gereja mewarisi terus tradisi itu dan hingga kini orangtua maria digelari kudus. Meski tidak tertulis dalam kitab suci, Maria tetap menjadi salah satu tokoh sentral dalam Perjanjian Baru. Sebenarnya, hemat saya, merayakan kelahiran Maria - sebagaimana kita selalu merayakan hari ulang tahun kita bukanlah sekedar syukur atas peristiwa kelahiran atau syukur atas kehadiran kita, tapi terutama syukur atas seluruh karya kita sepanjang hidup kita. Demikian pun merayakan pesta kelahiran Bunda Maria adalah merayakan seluruh hidup Maria yang betul-betul menjadi anugerah Allah bagi kita.Yesus tidak saja memberi hidupNya tapi juga ibunya sendiri. Sudahkah kita mengucap syukur atas kelahiran Bunda Maria hari ini? FLO Renungan Harian Audio Katolik bisa klik di www.DailyFreshJuice.net Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 22 Fresh Juice ! Vol. 82 / 2016 www.DOJCC.com Bersiap-siap, tahun depan kiamat! 1Kor. 9:16-19,22b-27; Mzm. 84:3,4,5-6,12; Luk. 6:39-42. BcO 2Ptr. 3:11-18 Jumat 9 September 2016 2Ptr 3 :13 “Kita menantikan langit dan bumi yang baru ” Sebelum tahun 2000 pasti kita sering sekali mendengar atau melihat akan warning mengenai kiamat sudah dekat. Bahkan pada pergantian tahun 2000 ramai sekali orang membicarakan mengenai Tahun millennium, bahwa pada saat pergantian tahun tersebut data data komputer dan yang lain lain akan “hang” karena tidak bisa membaca. Elektronik akan tidak beraturan dan lain lainnya, Eh taunya aman aman aja. Tapi hal ini tidak berhenti begitu saja, masih berlanjut di tahun berikutnya bahwa millennium bukan dari 1999 ke 2000 tetapi dari 2000 ke 2001 karena semua dimulai dari angka 1, dan aman aman lagi tuh ternyata, dan masih aja ada yang melanjutkan dan menebarkan ketakutan dengan mengkambing hitamkan Tuhan untuk berhati hati karena Tuhan akan kejam dan membumi hanguskan dunia ini. Sebagai orang Katolik mari kita belajar untuk tidak ikut ikutan gossip mengenai kiamat ini, karena didalam alkitab sendiri sudah diberitakan bahwa kita hanya diminta bersiap siap, Tuhan Yesus sendiri tidak memberi informasi mengenai kiamat ini. Tetapi orang orang yang “keminter” yang meramal datangnya kiamat ini dari Alkitab. Saya malah belajar dari dari “Pantat Truk” sebuah kata kata untuk mempersiapkan diri saya dan kita semua. Truk tersebut berisi stiker yang bertuliskan : ‘ hiduplah seakan akan ini adalah hari terakhirmu di dunia ini’ so, jika kita merasa hari ini adalah hari terakhir kita, maka kita akan memberi yang terbaik buat orang orang disekitar kita, sehingga membuat orang tersebut akan selalu mengingat kita. Jadi marilah kita mempersiapkan diri kita, bukan hanya mempersiapkan jika Tuhan datang untuk kedua kalinya saja, tetapi kita juga mempersiapkan kiamat pribadi kita yaitu jika tidak ada hari esok. Prast Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 23 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 82 / 2016 Dua Macam Dasar Sabtu 10 September 2016 Luk 6: 48 Ketika air bah dan banjir melanda rumah itu, rumah itu tidak dapat digoyahkan, karena rumah itu kokoh di bangun. Hari biasa. 1 Kor.10:14-22a; Mzm.116:12-13, 17-18; Luk.6:43-49. Luk 6: 48-49: Ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah. Orang itu menggalidalamdalam dan meletakkan dasarnya di atas batu. Ketika air bah dan banjir melanda rumah itu, rumah itu tidak dapat digoyahkan, karena rumah itu kokoh di bangun. Akan tetapi barang siapa mendengar perkataanku, tetapi tidak melakukannya, ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah di atas tanah tanpa dasar. Ketika banjir melandanya, rumah itu segera rubuh dan hebatlah kerusakkannya.” Hari ini Yesus mengajarkan kepada kita, betapa beruntungnya mereka yang mau bersusah payah untuk mendirikan rumah rohaninya dan meletakannya dasarnya di atas batu yaitu Yesus sendiri, sehingga ketika air bah dan banjir masalah serta kesulitan melanda kehidupan, mereka tidak goyah karena mereka telah membangun seluruh kehidupannya dalam Tuhan Yesus. Membangun sebuah rumah yang kokoh untuk tempat tinggal di dunia ini jauh lebih sulit dari pada membangun sebuah tempat tinggal yang asal jadi tampa fondasi yang dalam, apalagi membangun relasi yang kokoh dengan Yesus sudah tentu bukan hal yang mudah karena dibutuhkan ketaatan, kesabaran, ketekunan dan komitmen untuk menggali dalam-dalam Firman Tuhan dan meletakan dasar kehidupan diatasnya yaitu dengan setia dan secara terus menerus melaksanakannya dalam kehidupan setiap hari dalam segala kesempatan dan peristiwa segala yang Tuhan kehendaki sesuai dengan FirmanNya. Sepanjang zaman, manusia memiliki kebiasaan untuk mendengar, namun tidak melakukan. Kita yang hidup pada masa sekarang juga sangat senang untuk mendengarkan Firman Tuhan, mengikuti rekoleksi, pendalaman injil dan sebegainya. Ini adalah hal yang sangat baik dan berguna untuk kehidupan rohani, asalkan apa yang kita dengar dan dapatkan kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari, jika tidak maka kitapun akan menjadi orang yang mendirikan rumah di atas pasir. Sedikit masalah datang, kita langsung melakukan hal-hal yang bertentngan dengan injil, seakan ada permisahan tingkah laku waktu mengikuti kegiatan dan ketika menghadapi masalah.Padahal sebagai seorang murid kita harus tetap konsisten mengikuti dan setia dengan ajaran-Nya setiap waktu dan dalam keadaan apapun. Murid yang secara konsisten mengikuti dan melaksanakan ajaran sang Guru walaupun sulit terutama jika tersandung masalah, dapat di samakan dengan mereka yang mendirikan rumah di atas batu, sehingga walau dilanda bencana tidak akan hanyut karena mempunyai landasan yang kokoh. Untuk itu marilah kita tanpa jemu-jemu membaca, merenungkan dan yang terpenting melaksanakan segala perintah Tuhan dalam hidup kia. Betty Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 24 Fresh Juice ! Vol. 82 / 2016 www.DOJCC.com Kerahiman Bapa Kel. 32:7-11,13-14; Mzm. 51:3-4,12-13,17,19; 1Tim. 1:12-17; Luk. 15:1-32 (Luk. 15:1-10). MInggu 11 September 2016 Luk. 15: 20, “Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia.” Di tahun kerahiman ini, saya bersama group dari Bali mendapatkan kesempatan yang sangat berharga untuk mengikuti acara World Youth Day (WYD) di Krakow dengan tema “Blessed are the merciful” yang artinya “Berbahagialah yang berbelaskasih”.Pada saat acara WYD kami berkesempatan untuk mengunjungi tempat ziarah Kerahiman Ilahi yakni kuburan Santa Faustina dan juga tempat ziarah Santo Yohanes Paulus II yang jaraknya berdekatan. Sebelum memasuki Kapela dimana makam Santa Faustina berada, kami harus mengantri untuk masuk dan bisa mencium reliqui Santa Faustina. Selama kami mengantri, ada beberapa bendera dari berbagai Negara dengan berbagai bahasa yang isinya, “Jesus, I trust in you” dalambahasa Indonesia ada dua kali yakni “Yesus, Engkaulah andalanku” dan “Yesus, aku percaya padamu”. Sungguh luar biasa sehingga bahasa Indonesia ditempatkan dua kali. Merenungkan bacaan hari ini tentang anak yang hilang yang kembali kepada bapanya mengingatkan saya akan kata-kata kerahiman “Jesus, I trust in you.” Anak yang hilang itu percaya akan kerahiman Bapanya yang tidak akan menghukum dia, tetapi akan mengampuninya dari segala perbuatan salah dan dosa yang dilakukannya. Sang bungsu yang pernah hilang ini tidak mengandalkan dirinya pada kekuatannya sendiri tetapi kepada kerahiman sang Bapa yang menerimanya kembali. Terkadang dari kita hanya dibutuhkan untuk “bangkit” dan kembali ke jalan yang benar. Tetapi begitu sulit kita keluar dari kejatuhan kita karena ada rasa malu dan tak pantas. Hari ini kita diajak bersama anak bungsu yang kembali ke pangkuan bapanya, maka marilah kita juga kembali ke pangkuan kerahiman bapa yang selalu siap memeluk, mencium dan menerima kita kembali tanpa adanya penghakiman dan penghukuman. Maukah kita kembali ke dalam pangkuan Allah Bapa? Rm. Vincent Widi MGL Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 25 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 82 / 2016 Percaya akan PerkataanNYA Lukas 7:9 “Aku berkata Senin 12 September 2016 Nama SP Maria yang Tersuci 1Kor. 11:17-26; Mzm. 40:7-8a,8b-9,10,17; Luk. 7:1-10. kepadamu, iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai, sekalipun di antara orang Israel!” Dalam cerita ini ada seorang perwira yang mempunyai seorang hamba yang sakit. Perwira itu bukan pengikut Yesus tetapi ia memiliki iman yang luar biasa. Ketika dia datang pada Yesus, dia hanya menyebutkan permohonannya saja. Ia mengutarakan kebutuhannya yang sangat mendesak kenapa dia datang pada Yesus. Karena dia membutuhkan pertolongan dari Yesus untuk menyembuhkan hambanya yang sakit. Perwira ini sudah mendengar apa yang dilakukan Yesus, meskipun dia bukan murid Yesus, dia tidak pernah lihat mujizat yang dilakukan Yesus tapi dia hanya mendengar. Apa yang dia dengar ini menimbulkan iman dalam hatinya. Ketika Yesus mau datang ke rumah perwira ini, perwira ini berkata, sekalipun Tuhan tidak datang ke rumahku mendoakan hambaku yang sakit, namun aku percaya apabila Tuhan mengatakan sesuatu maka aku MEMPERCAYAINYA. Ternyata, ketika perwira ini bertindak dengan iman mempercayai apa yang dikatakan Yesus maka pada saat bersamaan, detik itu juga hambanya sembuh. Lalu Yesus berkata, iman seperti ini belum pernah Kujumpai diantara umat pilihanKu atau pengikutKu. Kenapa perwira ini mempercayai perkataan Yesus? Karena ia sebagai perwira juga memiliki bawahan. Jika ia menyuruh prajuritnya datang atau pergi maka prajurit akan melakukan hal yang diperintahkannya. Penyebab perwira ini mempercayai perkataan Yesus karena ia mempercayai PERKATAAN yang penuh OTORITAS dari seseorang yang memiliki KUASA. Mari kita menyadari bahwa perkataan Yesus memiliki otoritas yang besar dalam kehidupan kita. Perkataan Yesus memiliki kuasa yang sangat besar. Jadi belajarlah mempercayai firmanNya setiap hari. Yudi Renungan Harian Audio Katolik bisa klik di www.DailyFreshJuice.net Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 26 Fresh Juice ! Vol. 82 / 2016 www.DOJCC.com Allah telah melawat umat Nya St. Yohanes Krisostomus 1Kor. 12:12-14,27-31a; Mzm. 100:2,3,4,5; Luk. 7:11-17. Selasa 13 September 2016 Lukas 7 : 16 Semua orang itu ketakutan dan mereka memuliakan Allah, sambil berkata: “Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita,” dan “Allah telah melawat umat-Nya.” Injil hari ini bercerita tentang seorang Ibu janda yang membawa anak laki-laki tunggalnya yang sudah meninggal, sampai akhirnya Yesus membangkitkan anak itu dari kematian. Bayangkan betapa bahagianya ibu tersebut. Ketika seorang suami meninggal, sang istri disebut janda. Ketika orang tua meninggal, sang anak disebut yatim Ketika anak meninggal, tidak ada sebutan untuk orang tua yang ditinggalkan. Karena ini bukanlah sesuatu yang wajar, tidak umum. Kesedihan sangat dalam pasti dirasakan orang tua yang anaknya meninggal. Saya menyaksikan hal itu beberapa kali, ketika saudara sepupu dan sahabat saya meninggal. Orangtua nya tidak bisa mengerti mengapa itu terjadi. Yesus menghapus kesedihan orang tua yang ditinggalkan anaknya. Mungkin tidak semua dibangkitkan secara fisik, namun sebagai orang Kristen, kita yakin, bahwa anak itu telah bangkit bersama Kristus. Suatu pengharapan yang luar biasa. Kematian tidak hanya soal mati fisik. Banyak di antara kita yang ‘mati’ karena persoalan hidup. Tidak mampu ‘berdiri’ lagi karena terlalu berat menanggung beban hidup. Yesus telah hadir di tengah umatNya, Allah telah melawat umat Nya. Kita telah dibangkitkan. Apakah kita mengingkari itu dan pura-pura lupa? Bila kita sudah dibangkitkan, marilah kita menyebarkan kabar suka cita ini ke seluruh dunia , seperti orang-orang yang menyaksikan kebangkitan anak yang meninggal itu, mereka menyampaikan kabar suka cita ke seluruh Yudea. Jeff Kristianto 2016 Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 27 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 82 / 2016 Salib Rabu 14 September 2016 Yoh 3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengarunikan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal Pesta Salib Suci Bil.21:4-9; Mzm.78:1-2,34-35,3637,38Flp.2:6-11; Yoh. 3:13-17 Tiada tanda, tiada lambang yang terjalin erat dengan kehidupan umat beriman selain tanda salib. Tanda ini dilakukan oleh seorang kanak-kanak pada awal hidupnya dan tanda ini juga akan menutup hidup kita. Semula salib merupakan tanda aib, kehinaan dan kematian, namun kemudian menjaditanda iman, harapan dan kasih. Dengan salib itulah Yesus mematahkan kuasa maut dan dosa, sehingga dari salib itulah memancar cahaya Paskah kebangkitan kita. Dalam penyaliban terkandung 2 hal yang pokok: yaitu rasa sakit dan rasa dihina atau rasa dipermalukan. Orang lebih dapat menerima rasa sakit daripada penghinaan yang merampas harga dirinya. Maka salib yang digunakan oleh orang Roma untuk menyalibkan penjahatpenjahat itu dimaksudkan bukan hanya untuk membuat orang yang disalibkan itu merasa sakit saja, tetapi lebih-lebih untuk membuat orang yang disalibkan itu merasa paling dihina, merasa malu, karena dipertontonkan dan dalam keadaan telanjang, dihujat oleh orang-orang dan disakiti algojo. Orang yang disalibkan itu secara total dikosongkan dari nilainya sebagai manusia. Martabat pribadi dan nilai kemanusiannya sudah dirampas sama sekali. Maka tidak ada penghinaan lebih besar daripada kalau orang disiksa dikayu salib.Maka dengan disalibkan itu Yesus betul-betul mengkosongkan diri dari kemuliaanNya. Namun yang mengherankan dan yang sulit untuk diterima oleh akal budi, ialah mengapa justru salib inilah yang dipilih sebagai jalan keselamatan? Kalau kita ingin mengikuti Yesus yang tersalib, lebih dahulu kita harus memperbaharui roh keputraan kita, karena dengan dibaptis kita telah diangkat menjadi anak-anak Bapa. Tanpa itu, tak mungkin orang mampu menerima salib dalam kehidupan sehari-hari. Maka semakin kita sadar maka semangat untuk mengosongkan diri, untuk meninggalkan egoisme dan kepentingan kita sendiri, akan semakin besar.. Kalau Yesus menyuruh agar para murid juga ikut memanggul salib itu bukan supaya para murid bekerja yang berat-berat, tetapi berani memikul konsekuensi iman, terutama berani mengosongkan diri, menganggap diri bukan apa-apa dan berani mengisi hidup kita dengan kesetiaan. Rina Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 28 Fresh Juice ! Vol. 82 / 2016 www.DOJCC.com Bunda Segala Orang Beriman Peringatan Wajib SP Maria Berdukacita 1Kor. 15:1-11; atau Ibr. 5:7-9; Mzm 31:2-3a,3b-4,5-6,15-16, 20; Yoh. 19:25-27 atau Luk. 2:33-35. Kamis 15 September 2016 Yoh.19:26-27;”...berkatalah Ia kepada ibu- Nya: “Ibu, inilah anakmu!” Kemudian kata-Nya kepada murid-murid-Nya: “Inilah ibumu!” Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya. Pembaca Fresh Juice yang dikasihi Tuhan, Gelar “Bunda Dukacita” diberikan kepada Bunda Maria dengan menitikberatkan pada sengsara dan dukacitanya yang luar biasa selama sengsara dan wafat Kristus.Menurut tradisi, sengsara Bunda Maria ini tidak terbatas hanya pada peristiwa-peristiwa sengsara dan wafat Kristus, melainkan meliputi “tujuh dukacita” Maria, seperti yang dinubuatkan Nabi Simeon yang memaklumkannya kepada Maria. Pada waktu manusia jatuh, Hawa berada bersama Adam. Sekarang pada saat pemulihan, yaitu penciptaan kedua, seorang perempuan lain berada bersama Putra Manusia, Adam yang kedua. Maria tidak punya suami dan putra yang bisa menerima dia, dan bagi orang-orang Yahudi, seorang perempuan yang tinggal sendirian akan dianggap terkutuk. Yesus menyerahkan Maria kepada Yohanes dan menyerahkan juga Yohanes kepada Maria. Yohanes memberi kesaksian bahwa ia mendengar kedua ungkapan ini. Perbuatan Yesus ini adalah symbol yang baru. Maria akan menjadi Bunda semua orang beriman. Orang beriman adalah seorang anggota keluarga rohani.Sebagaimana seorang anak membutuhkan seorang ayah dan seorang ibu supaya bisa berkembang normal, demikian juga seorang beriman membutuhkan seorang Maria dan Bapa surgawi. Tidak tanpa alasan Allah memberi kita seorang ibu.Adalah suatu kemalangan bagi seorang anak jika dia tidak pernah mengenal kasih seorang ibu.Setiap ibu tentu punya derita sendiri menghadapi kehidupan dan membesarkan anak.Maria menghadapi situasi yang jauh lebih dahsyat.Puteranya bukan hanya dihina dan disiksa.Ia malah disalibkan. Betapa tersayat hatinya.Betapa pedih rasanya.Betapa tajam pedang penderitaan itu menusuk hatinya.Dalam kepedihan hati Maria tidak ingin membiarkan anaknya sendirian. Ia menemani sampai kematianNya di salib. Ia pun menurunkan dan memangku jenasah anaknya. Tak ada kekuatan untuk berontak. Di kepedihan hati ia percaya pada janji Tuhan. Ia tetap hidup bahkan mengumpulkan mereka yang tercerai berai dalam persekutuan doa penantian kehadiranNya. Maria yang pedih tidak kehilangan harapan.Bahkan dalam dukacitanya dia menguatkan harapan diri dan sesamanya.Terima kasih teladanmu bunda Maria.Dengan meneladani Bunda Maria, semoga kita pun dapat mempersatukan segala penderitaan kita dengan sengsara Kristus, serta menghadapinya dengan gagah berani, penuh kasih dan kepercayaan. Tuhan memberkati. Herman Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 29 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 82 / 2016 Para Pelayan Jumat 16 September 2016 Luk 8 : 3b “ Perempuan Kornelius & Siprianus 1Kor. 15:12-20; Mzm. 17:1,6-7,8b,15; Luk. 8:1-3 perempuan itu melayani rombongan” Beberapa tahun lalu teman teman DOJCC melayani ke Maumere of Flores, mereka harus terbang dan melakukan perjalanan darat yang lumayan jauh. Saat sampai di Flores 1 mobil diisi lebih dari semestinya, sehingga duduk mereka seperti duduk di dalam metromini, sempit dan zigzag (ada yang maju dan ada yg sandar). Padahal mereka melayani lho disana. Dan biaya penerbangan dari Denpasar ke Maumerenya pun mereka masing masing keluar uang sendiri. Padahal Tiket pesawatnya per orang satu kali jalan adalah Rp.800.000 – Rp.1juta. Saya kagum sekali sama teman teman yang tergabung didalam team tersebut, karena mereka benar benar tidak memikirkan biaya yang menurut saya lumayan besar. Dan mendengar sharing kesaksian mereka saat mereka balik ke Denpasar akan lebih kagum lagi, karena yang mereka layani adalah orang orang kampung yang rindu akan kehadiran Tuhan, mereka yang rindu memuji dan menyembah Tuhan. Dan mereka hadir dari desa yang lumayan jauh dan didesa tersebut moda transportasi tidak semudah di Denpasar, yang banyak kendaraan. Ternyata pelayanan pelayanan dengan biaya pribadi sudah ada sejak jaman dulu, seperti surat Lukas ini disebutkan bahwa ‘Para peremuan itu melayani rombongan itu dengan kekayaan mereka’, diayat yang sebelumnya disebutkan bahwa Yesus berjalan dari kota ke kota dan dari desa ke desa, bersama ke 12 murid. Berarti para pelayan ini mengikuti kemanapun Yesus pergi, dan mereka yang mengeluarkan biaya dalam pelayanan ini. Saya yakin disaat sekarangpun masih banyak orang orang yang peduli akan pelayanan dan mereka bahkan mengeluarkan uang pribadi untuk pelayanan pelayanan yang ada. Dan semoga mereka yang berkorban untuk pelayanan seperti itu akan semakin diberkati dan dilindungi oleh Tuhan. Kita yang tidak bergabung dalam pelayanan tersebut, marilah kita mendukung didalam doa, sehingga pelayanan yang ada dihindarkan dari hal hal yang buruk dan pelayanan tersebut berjalan dengan sukses. Amin….. Prast Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 30 Fresh Juice ! Vol. 82 / 2016 www.DOJCC.com Penabur Benih Robertus Bellarminus 1Kor. 15:35-37,42-49; Mzm. 56:10,11-12,13-14; Luk. 8:4-15. Sabtu 17 September 2016 Lukas 8:8 Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, dan setelah tumbuh berbuah seratus kali lipat.” Pada bacaan hari ini, Tuhan Yesus mengajarkan kita dengan perumpamaan tentang seorang penabur yang keluar menaburkan benihnya.Benih di sini adalah Firman Allah. Dalam perumpaman digambarkan ada 4 tempat berbeda dimana benih-benih itu jatuh.Ada yang jatuh di pinggir jalan, ada yang jatuh di tanah yang berbatu-batu, ada yang jatuh dalam semak berduri, dan ada yang jatuh di tanah yang baik. Yang jatuh di pinggir jalan, akan diinjak orang dan burung-burung di udara akan memakannya sampai habis. Yang jatuh di tanah yang berbatu, akan kering setelah tumbuh karena tidak mendapatkan air. Yang jatuh di dalam semak berduri, akan tumbuh bersama semak-semak berduri dan pada akhirnya akan mati karena terhimpit oleh semak-semak berduri tersebut. Yang jatuh di tanah yang baik, akan tumbuh dan berbuah seratus kali lipat. Kepada setiap orang, Tuhan menyampaikan tawaran rahmat yang sama. Yang membuat perbedaan itu adalah tanggapan kita sebagai manusia.Bagaimana sikap kita dalam menanggapi rahmat Tuhan tersebut.Ada yang bersemangat hanya pada awalnya saja. Ada yang tetap selalu acuh tak acuh.Ada yang terus bertekun hingga berbuah.Tempat dimana benih Sabda itu jatuh melambangkan bagaimana kita menanggapi Firman Allah itu. Tuhan akan terus menabur, kitalah yang harus menentukan bagaimana kita bersikap. Dari keempat tempat yang berbeda ini, tentunya kita berharap dapat belajar dan mengambil hikmat dari benih yang jatuh di tanah yang baik.Setelah mendengarkan Firman Allah, kita menyimpannya di dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan.Kita harus selalu siap membiarkan benih itu masuk ke dalam dasar hati kita.Firman Allah yang telah kita terima itu janganlah dibiarkan terpaku di dalam hati kita, tentunya harus kita praktekkan dalam kehidupan sehari-hari secara terus-menerus dalam berbagai macam keadaan, baik dalam keadaan baik ataupun buruk. Dengan demikian, maka kehidupan kita akan mengeluarkan buah yang dapat dinikmati oleh banyak orang. Amin -Santo- Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 31 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 82 / 2016 Dream Big Minggu 18 September 2016 Luk. 16:10 Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkaraperkara besar. Dan barang siapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar Am. 8:4-7; 1Tim. 2:1-8; Luk.16:10-13. Ketika kita masih sekolah, kita semua pernah punya cita-cita tinggi. Guruku pernah bilang, gantungkan cita-citamu setinggi langit, artinya dream big, rencanakan hal besar jangan hanya jadi orang medioker. Coba Anda tanyakan kepada anak-anak SD yang masih polos itu tentang mau jadi apa kelak kalau sudah besar, semuanya pasti mau jadi orang besar, tidak ada yang mau jadi tukang sapu jalan atau pekerjaan sederhana lainnya. Namun ketika sudah dewasa baru kita dihadapkan pada kenyataan bahwa tidak semua yang kita cita-citakan itu tercapai. Malah seringkali kita terjebak untuk terpaksa menerima nasib bekerja asal untuk mempertahankan hidup, kerja apapun akan kita buat demi makan sepiring, bahkan menjadi tukang pungut sampah sekalipun akan dilakukan atau bahkan kalau sudah tidak ada jalan keluar mencuri menjadi jalan keluar yang cepat dari kesulitan hidup. Kalau saya diijinkan untuk berkata jujur sebagai manusia biasa, tanpa embel-embel imam Missioaries of God’s Love, saya bisa bilang tidak setiap saat saya menikmati pekerjaan saya. Menyiapkan khotbah minggu, menguburkan orang mati, mendoakan orang-orang yang minta didoakan, mendengarkan pengakuan dosa, memberikan pengajaran, mendengarkan orang yang datang konsultasi, dst, dst itu tidak selamanya menyenangkan dan membanggakan, malah kadang bisa membosankan dan membuat frustasi juga. Kadang saya iri juga dengan penjual sate soto langganan saya di Pasar Senja Maumere, atau tukang keripik singkong yang setia mangkal di dekat lampu merah di seberang pasar Maumere. Kemudian saya berpikir, sebenarnya Tuhan itu tidak mementingkan siapa dan apa pekerjaan kita. Setiap pekerjaan itu mulia di mata Tuhan, seorang Imam tidak lebih baik dari tukang jual soto sate dan keripik singkong, atau tukang sapu jalan. Semuanya hanya sarana, bukan tujuan hidup. Mendiang Beata Theresa dari Kalkuta bilang kita dipanggil bukan untuk jadi sukses tapi untuk setia. Karena itu jangan jadikan kesuksesan sebagai tolak ukur untuk menilai keberhasilan hidup. Karena sesungguhnya tidak ada kesuksesan sejati dalam hidup ini. Janganlah Anda menyesali pekerjaan Anda yang sekarang, syukuri saja. Rasa bosan, tidak puas, sudah muak, I had enough, dan sebagainya itu normal, namun tidak berarti Anda harus menyesali diri, berhalusinasi atau bahkan bunuh diri, banyak loh orang sukses yang memilih bunuh diri. Kalau pun Anda kemudian memutuskan untuk beralih pekerjaan, lakukanlah bukan karena ingin sukses, tetapi karena Anda ingin menemukan Tuhan dalam hidup Anda lebih dan lebih lagi. Rm. Wenz, MGL Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 32 Fresh Juice ! Vol. 82 / 2016 www.DOJCC.com Menjadi Terang PF S. Yanuarius, Uskup dan Martir Ams. 3:27-34; Mzm. 15:2-3ab,3cd-4ab,5; Luk. 8:16-18 Senin 19 September 2016 Luk 8:16 “...supaya semua orang yang masuk ke dalam rumah dapat melihat cahayanya. Menjadi terang? Apakah saya dan anda, kita semua adalah pembawa terang? Terang seperti apa yang diinginkan Tuhan untuk kita? Saya masih teringat suasana di rumah pada saat listrik padam di malam hari dan secara tiba-tiba menjadi gelap tanpa adanya lampu otomatis yang dapat menyala. Dalam kegelapan itu setiap orang berusaha mencari alat bantu untuk dapat menerangi ruangan. Akhirnya beberapa waktu kemudian lilin sudah menyala dan dapat menerangi kami dalam satu rumah. Saya sangat merasakan proses dari suasana gelap menuju ke suasana terang ini, walau hanya sesederhana itu tetapi disitu ada kelegaan didalam terang. Seperti juga dalam bacaan Injil hari ini, Yesus sebagaisebagai sumber dari segala terang, mengingatkan kita sebagai murid dan juga sebagai anak-anak terangNya bahwa terang yang sudah kita dapatkan dari Kristus harus dapat dipergunakan, difungsikan dan ditempatkan ditempat yang seharusnya terang itu berada. Janganlah justru kita sendiri yang menyembunyikan dan perlahan-lahan memadamkannya. Kadang kita merasa tidak layak menjadi terang dalam hidup kita karena melihat persoalan dan masalah yang ada begitu besar dan hanya mengatakan: “siapa sih saya ini?” atau “bisa apa sih saya ini?” Dsb. Kita tidak sadar kalau kita sendiri juga menutupi terang itu. Ingat…sekecil apapun terang yang ada di kita, terang itu mampu untuk menerangi keluarga, lingkungan, pekerjaan dan masyarakat, gereja dan negara. Mari kita menjadi bagian dari terang yang abadi bersama Kristus dalam seluruh kehidupan kita. Amin Salam Birendra Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 33 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 82 / 2016 Pilih waktu yang tepat Selasa 20 September 2016 Mzm 119: 27 “Buatlah aku mengerti petunjuk titah-titahMu, supaya aku merenungkan perbuatan-perbuatanMu yang ajaib.” Peringatan Wajib St. Andreas Kim Taegon dan St.Paulus Chong Ha-Sang Ams. 21:1-6,10-13; Mzm. 119:1,27,30,34,35,44; Luk. 8:19-21. Apakah Anda pernah mendengar perkataan “pemilihan waktu yang tepat adalah segalanya?” Baiklah, mungkin itu bukan segalanya, namun hal itu memang penting! Dan ketika kita ingin membuat keputusan yang bijaksana dalam hidup, pemilihan waktu itu penting, terutama Waktu Tuhan. Tuhan telah menaruh impian dan keinginan dalam hati kita masing-masing.Kita semua memiliki hal-hal yang kita harapkan dan doakan. Dan Dia berkata bahwa jika kita meminta sesuatu dengan iman, maka menurut kehendak Tuhan, Ia akan menjawab dan mengabulkan doa tersebut. Namun hal yang tidak pernah disebutkan adalah “Kapan” Meskipun kita begitu penasaran Kapan waktunya, Dia tidak pernah menyebutkan waktu secara spesifik sebagai jawaban atas doa-doa kita. Ia akan memberikan kita jawabanNya dengan cara dan waktu yang tepat. Ini adalah bagian yang tersulit, menunggu Dia untuk melakukan hal itu. Barangkali kita pernah mendengar firman Tuhan tentang Doa orang benar bila dengan yakin didoakan akan sangat besar kuasanya. Benar dalam hal ini bukan berarti orang yang sempurna, bisa jadi orang tersebut membuat kesalahan, tetapi intinya dia berani jujur mengakui kesalahannya dan meminta pengampunan sehingga mengalami pembebasan dan Tuhanlah yang membenarkan dia, karena Tuhan sang kebenaran sejati. Sebagai contoh seorang anak kecil, ketika dia berbuat salah, hal itu menghalangi dia tidak berani sesuatu meminta sesuatu kepada orangtuanya. Berdoa didalam ketekunan atau kegigihan, hal ini lebih ditekankan pada waktu yang kita ambil untuk lebih menyelaraskan diri sendiri, menyelaraskan hati dan pikiran kita dengan apa yang telah Dia sediakan dibandingkan ngotot membuat Dia berubah sesuai dengan pikiran kita. Dalam menjalani ketekunan ini kita mengalami sebuah proses dimana kita diubahkan pola pikir dan hati kita, dilatih otot-otot iman menjadi lebih kuat, dituntun, diarahkan, diteguhkan, kemudian kita menjadi selaras untuk berjalan dalam kehendakNya, kita tidak akan merasa “nggoyo atau ngotot” tapi kita akan merasa tenang, rileks menjalaninya karena kasih karunia Allah yang memampukannya dan karena kita percaya Dia Allah yang sanggup, yang mahakuasa, yang ajaib perbuatan-perbuatanNya. Dalam memahami kehendak Tuhan ada beberapa orang mencoba dengan berpuasa atau berpantang.Intinya disini bukan tidak makan atau minum, tapi lebih ditekankan pada pembersihan diri.Diri kita diibaratkan sebuah komputer mungkin banyak aplikasi-aplikasi yang tidak penting yang perlu kita bersihkan, supaya bisa download hal-hal yang penting dari Tuhan dengan lebih cepat.Dimana inti puasa menjadikan kita menjadi lebih peka dengan bimbinganNya. Mari kita ambil waktu untuk menyelaraskan diri dengan kehendakNya, sehingga perbuatanperbuatanNya yang ajaib akan dinyatakan dalam kehidupan kita. Lulu Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 34 Fresh Juice ! Vol. 82 / 2016 www.DOJCC.com Bersyukur atas pengalaman panggilan Allah Pesta St. Matius Rasul Ef. 4:1-7,11-13; Mzm. 19:2-3,4-5; Mat. 9:9-13. Rabu 21 September 2016 Matius 9:13 “ Jadi pergilah dan pelajarilah arti firman ini : Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa”. Pada pesta peringatan St Matius ini kita diajak kembali untuk melihat perjalanan hidupnya.St Matius seorang pemungut cukai yang tidak jujur dan mencari keuntungan bagi dirinya, dengan mengambil pajak diluar dari tarif pajak yang ditentukan.Banyak orang disekitar daerah itu tidak suka dan membenci sikapnya, sehingga banyak orang menghindar dan kurang menghargai St Matius.Namun Allah telah memanggil dan menyelamatkan hidupnya dari hidup yang lama menjadi hidup yang baru. Pengalaman hidup St Matius merupakan satu wujud nyata dimana Allah menunjukkan kepada kita kasih-Nya yang besar.Allah senantiasa memanggil kita orang berdosa untuk memperoleh pengampunan.Khususnya ditahun kerahiman Allah, Paus Fransiskus mengajak kita semua untuk bertobat dan kembali ke pada Allah, yang artinya kita diberi kesempatan untuk melihat kebesaran Allah dan pengampunan Allah.Allah selalu berusaha menyelamatkan kita dari kebinasaan. Ia mengampuni dan menghidupkan kita semua orang yang berdosa dan mati karena dosa. Belas kasih Allah menjadi sumber yang membebaskan kita dari gaya hidup kita yang lama; belas kasih membaharui dan menjadikan kita sebagai pribadi yang mampu hidup bagi orang lain. Hal ini telah ditunjukkan oleh St Matius yang kita peringati pada hari ini. St Matius adalah orang yang telah menerima anugerah belas kasih Allah dengan cuma cuma dan kini tugasnya adalah bekerja melanjutkan karya Allah lewat gaya hidup dan pelayanannya kepada umat Kristus dan bagi mereka yang belum mengenal Kristus lewat tulisan, dan pengalamanyanya secara pribadi hidup bersama Kristus. Sebagai refleksi buat kita semua, apakah kita berani membuka diri dan mendengarkan panggilan Tuhan?.Bagaimana sikap kita dalam menanggapi panggilan Tuhan? Bruder Martin, MGL Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 35 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 82 / 2016 Bukan Hal Baru Kamis 22 September 2016 Luk 9: 9 “Siapa gerangan Dia ini, yang kabarnya melakukan hal-hal demikian?” Peringatan Wajib SP Maria, Ratu 2Tes. 1:1-5,11b-12; Mzm. 96:1-2a,2b-3,4-5; Mat. 23:13-22 Tidak ada yang baru sama sekali di atas muka bumi ini. Mungkin ini yang ada di kepala Herodes dan orang-orang Yahudi pada umumnya ketika mendengar sepak terjang Yesus selama ia berkeliling mengajar, berkhotbah dan menyembuhkan banyak orang di daerah seputar Galilea. Tindak tanduknya disamakan dengan para nabi sebelumnya semisal Yohanes Pembaptis dan Elia atau seorang dari para nabi yang terkenal. Mengapa demikian? Karena apa yang Yesus lakukan sama seperti yang dibuat para nabi pendahulunya. Berkeliling, mengajak orang untuk bertobat supaya bersikap se-perti umat Allah seharusnya bersikap satu sama lain. Sebagai kepala daerah setempat, Herodes cukup terganggu dengan kehadiran Yesus yang mengingatkannya akan Yohanes Pembaptis yang telah lebih dahulu ia penggal. Mungkin bagi Anda ayat ini menjadi peneguhan, bahwa kita semua memang dipanggil untuk berbuat yang sama seperti Yesus, menjadi nabi bagi Gereja dan lingkungan di tempat kita tinggal. Namun demikian jalan memenuhi panggilan kenabian menjanjikan juga tantangan. Coba saja kita simak dalam cerita Perjanjian Lama, hampir semua nabi menemui ajal dengan amat mengenaskan. Bahkan ada yang seumur hidupnya harus menanggung penderitaan dan tidak jarang menerima perlakuan yang kurang menyenangkan dari publik orang Yahudi. Segala tantangan itu bukan hal yang baru, tidak ada hal yang baru di kolong langit ini, begitu kata pengkhotbah. Jadi ketika kita menghayati panggilan kenabian kita, kiranya kita pun tidak lepas dari tantangan dan mungkin akan mengakhiri hidup kita secara mengenaskan. Apakah kita siap? Memang bukan hak kita untuk berpikir tentang bagaimana kita akan menemui ajal kita. Tetapi paling tidak suatu saat di dalam hidup ini kita akan duduk dan berpikir ulang tentang apakah tujuan hidup kita di atas muka bumi ini. Hidup ini sangat singkat, waktu berjalan dengan sangat cepat. Saya yang menulis renugan ini, bukan lagi manusia yang sama ketika tulisan ini sampai di tangan Anda. Paling tidak saya menjadi lebih tua dan mungkin telah melalui pengalaman ini itu yang mengubah hidup saya dalam hitungan detik. Tidak ada yang baru di atas muka bumi ini. Apa yang kita buat hanyalah ulangan akan sesuatu yang pernah dibuat orang sebelum kita. Apa yang dibuat Yesus memang pernah dibuat oleh para nabi sebelumnya, tetapi yang jelas bagi kita pengikut Kristus sampai saat ini, Yesus menjadi titik puncak dan akhir dari tradisi kenabian. Tradisi yang Tuhan sendiri gunakan untuk memanggil anak-anaknya pulang ke rumah kembali. Kita yakin bahwa Yesus menjadi prototype bagi kita untuk bagaimana menghayati hidup dan bersikap seperti anak-anak Allah, mengasihi Bapa kita dan sesama seperti diri sendiri. Rm. Wenz, MGL Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 36 Fresh Juice ! Vol. 82 / 2016 www.DOJCC.com It’s All Good Pkh 3:1-11; Mzm. 144:1a,2abc,3-4; Luk. 9:18-22. Pkh 3:11 Jumat 23 September 2016 Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari Beberapa hari di minggu terakhir di bulan Agustus ini, saya mengikuti pengajaran sebelum saya nantinya mengucapkan komitmen sebagai Covenant pada komunitas DOJCC. Sebenarnya keinginan ini sudah tertunda 1 tahun.Dan jika saya mengingat 1 tahun terakhir ini, ternyata saya melewati begitu banyak hal mengagumkan yang tidak pernah saya pikirkan atau rencanakan. Satu tahun yang lalu, ketika saya mengatakan bahwa saya mau ikut, hal tersebut tidak bisa diberikan pada saya.Ada beberapa hal yang saat itu dinilai belum bisa. Jika saat ini saya menuliskannya dengan begitu mudah, tidak demikian 1 tahun yang lalu.Saya mengartikannya sebagai sebuah penolakan, dan saya begitu marah, sedih dan kecewa. Enam bulan setelahnya, saya tidak pernah aktif dalam berbagai kegiatan komunitas.Pendampingan dan konseling yang diberikan oleh Romo Wenz, sepertinya tidak menghasilan apapun. Hari demi hari berlalu, kejadian demi kejadian terjadi pada diri saya dan sahabat-sahabat terdekat saya, “memaksa” saya untuk kembali ke komunitas. Pada saat saya memutuskan kembali, itu bukanlah dengan perasaan yang pulih. Banyak tanda tanya dalam diri saya, masih banyak komplain dalam diri saya. Tetapi saya tidak bisa menahan dorongan di dalam diri saya, untuk kembali pada komunitas. Sampai saat ini, belum semua pertanyaan tersebut terjawab.Tetapi jauh di dalam lubuk hati saya muncul damai sejahtera.Dan saat ini saya mendapati diri saya, dalam kondisi hati dan hubungan denganNYa yang jauh berbeda dibandingkan 1 tahun lalu. Jika dulu saya marah pada si pengambil keputusan tersebut, maka saat ini saya bisa Berterima Kasih untuk Keputusan itu. Apa yang dulu saya pikir sebagai kesalahan, ternyata mengubahkan saya. Dan bukan hanya saya :-) Hidup memang penuh dengan hal-hal yang tidak kita sukai atau mengerti. Tapi Tuhan tidak akan membiarkan kesulitan kecuali Dia akan entah bagaimana menggunakannya untuk kebaikan kita. Dia berjanji dalam Roma 8:28, “Semua hal yang bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Tuhan.” Tidak beberapa hal, tapi semua hal. Itu berarti rasa sakit, kehilangan, ketika mimpi tidak berhasil, ketika orang yang dicintai mengkhianati kita, bahkan di dalam jam tergelap kita, Tuhan memiliki rencana. AMIN Siska Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 37 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 82 / 2016 Memahami Sabtu 24 September 2016 Luk 9:44-45:”Mereka tidak mengerti perkataan itu, sebab artinya tersembunyi bagi mereka, sehingga mereka tidak dapat memahaminya. Dan mereka tidak berani menanyakan arti perkataan itu kepada-Nya.” Pkh. 11:9-12:8; Mzm.90:3-4. 5-6, 12-13, 14, 17’ Luk. 9:4 Bukanlah suatu hal yang mudah untuk dapat memahami suatu perkataan atau tindakan yang dilakukan oleh seseorang apabila kita berpendapat bahwa yang di katakan atau dilakukan itu tidak sejalan dengan pikiran kita. Karena itu untuk dapat mendengarkan , memahami dan menerima suatu pesan dibutuhkan bukan hanya telinga dan mata jasmani, tetapi juga telinga dan mata rohani, namum yang lebih penting lagi adalah hati yang terbuka dan penuh kasih , sehingga walaupun pesan itu tidak sejalan dengan pikiran kita, kita tetap dapat menerimanya. Dalam injil hari ini Yesus mengatakan sesuatu yang amat sulit untuk dipahami oleh para muridNya yaitu :” ...Anak Manusia akan di serahkan ke dalam tangan manusia.” Menurut logika hal ini tidak mungkin terjadi , bagaimana mungkin Yesus sang Mesias akan dan dapat diserahkan kedalam tangan atau kekuasaan manusia. Yesus yang dapat membuat orang lumpuh berjalan, orang buta melihat, orang sakit disembuhkan bahkan orang matipun dapat dihidupkan kembali, tentu dengan kekuasaan yang dimilikiNya dapat dengan mudah mematahkan dan mengalahkan segala kekuatan yang mencoba untuk mengendalikanNya. Yesus tahu apa yang akan terjadi, dan segala FirmanNya adalah benar walau menurut kita tidak mungkin dan tidak benar karena tidak sesuai dengan keinginan dan bukan merupakan hal yang menyenangkan. Namum demikian misi Yesus tak terkondisi oleh keinginan hati para muridNya. Ia harus menyatakan kebenaran tentang misiNya, agar cepat atau lambat para pengikutNya siap menerima konsekwensi dari pilihan mereka. Sama seperti para murid pada waktu itu, kita dewasa inipun ada kalanya merasa sulit untuk menerima , memahami dan menyesuaikan keinginan kita dengan rencana Tuhan bagi kita. Tapi inilah maksud Yesus untuk kita dengan sabdaNya pada hari ini, bahwa seperti Yesus yang sesulit apapun telah patuh pada kehendak dan rencana Bapa, maka kitapun dalam perjuangan kita melaksanakan kehendakNya senantiasa taat dan setia padaNya karena kita percaya inilah yang terbaik bagi kita karena Ia adalah Kasih yang menyertai kita sampai selamanya. Betty Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 38 Fresh Juice ! Vol. 82 / 2016 www.DOJCC.com Karma Am 6:1a,4-7; Mzm. 146:7,8-9a,9bc-10; 1Tim. 6:11-16; Luk. 16:19-31 Minggu 25 September 2016 Luk. 16:25, Tetapi Abraham berkata: “Anak, ingatlah bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita.” Banyak orang percaya kepada karma. Kalau kita kita berbuat baik, kita akan mendapatkan kebaikan, tetapi kalau kita berbuat jahat, kitapun akan menerima kejahatan. Melihat bacaan injil hari ini bisa jadi itu adalah karma.Orang yang kaya tersebut menikmati kekayaannya tanpa peduli sedikitpun kepada Lazarus yang kelaparan dan akhirnya mati.Dan dikatakan bahwa selanjutnya si kaya juga mati. Dan jelas-jelas dikatakan bahwa “engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk.Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita.” Apakah salah menjadi orang kaya yang menikmati kekayaan hasil kerja kerasnya? Tidak! Yang menjadi kesalahan adalah ketidakpedulian si kaya akan Lazarus si miskin. Itu saja.Alangkah enaknya kalau kita bisa menikmati “kebahagiaan” di dunia dan juga kebahagiaan kekal di surga.Alangkah senangnya bila kita tidak menderita di dunia ini dan juga tidak menderita di alam baka nanti.Dan inilah yang dikecam oleh Tuhan kalau kita hanya “mencari enaknya” saja. Ibu Teresa dari Kalkuta mengatakan bahwa untuk menjadi orang yang rendah hati salah satunya adalah dengan “memilih selalu yang tersulit.” Apa maksudnya? Menjadi orang kaya yang baik, tidaklah gampang alias sulit.Menjadi orang kaya yang bekerja keras tetapi juga selalu berderma tapi tetap rendah hati, pastilah paling sulit. Bacaan injil hari ini sebenarnya mau mengajak kita keluar dari kesombongan dan keegoan yang mau cari enaknya sendiri dan tidak melihat penderitaan orang lain di sekitar kita. Orang kaya di dalam bacaan injil hari ini tidak bisa kembali ke dunia lagi untuk “memperbaiki” kesalahannya atau memberitahukan saudaranya yang lain untuk berbuat baik. Seharusnya kita yang masih hidup ini selalu diberi kesempatan kedua untuk berbuat baik, terutama berbelaskasih dengan menolong orang yang tidak kenal karena hanya Allah Bapa di surga saja yang bisa membalasnya. Mari kita berbuat kasih dengan berbagi. Rm. Vincent Widi MGL Renungan Harian Audio Katolik bisa klik di www.DailyFreshJuice.net Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 39 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 82 / 2016 Kehilangan Senin 26 September 2016 Kosmas & Damianus Ayb. 1:6-22; Mzm. 17:1,2-3,6-7; Luk. 9:46-50. Ayb 1:21 Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan Peristiwa kehilangan sesuatu yang berharga merupakan hal yang paling menyedihkan. Kehilangan barang, kehilangan teman, apalagi kehilangan orang yang dikasihi. Ayub pun mengalami hal tersebut, bahkan sampai beruntun dan bertubi-tubi. Dimulai dari kehilangan hewan ternaknya, Ayub jatuh miskin dalam sekejap. Belum pulih syoknya, Ayub menghadapi kenyataan, anak-anaknya tewas semua. Setelah itu didera lagi dengan penyakit kulit di sekujur tubuhnya. Ditambah lagi dengan cemoohan istrinya (Ayb 2:9). Bisa dibayangkan betapa menderitanya Ayub, secara lahir dan batin. Namun semua derita itu tak menjatuhkan iman Ayub. Tak ada satu hujatan pun yang dilontarkan Ayub pada Tuhan. Sebaliknya dengan penuh iman, Ayub menyadari bahwa apa yang dia miliki di dunia ini bukanlah miliknya, melainkan milik Tuhan. Kalau Tuhan ingin mengambilnya, itu menjadi hak Tuhan. Saya mengenal satu keluarga yang kehilangan anak bungsunya dalam sebuah kecelakaan tragis di laut. Kesedihan menyelimuti mereka sampai berbulan-bulan lamanya. Namun peristiwa kehilangan ini, mengantarkan ayah dan ibunya pada Yesus. Sang anak yang adalah Katolik, sebelum meninggal, berpesan pada orang tuanya, “ Pa, Ma betapa indahnya kalau kita semua terkumpul dalam agama yang sama, nanti saat di surga kita bisa bersama lagi”. Tak berapa lama setelah anaknya dipanggil Tuhan, ayah ibunya memutuskan untuk dibaptis. Bahkan beberapa tahun sesudahnya, anggota keluarga mereka yang lain pun turut dibaptis. Sekarang mereka semua tergabung dalam iman yang sama. Saat kepedihan hidup melanda, kita kadang tak mengerti, mengapa semua itu harus terjadi, namun Tuhan tahu apa yang kita alami, dan Dia tak menutup mata. Yang diperlukan dari kita adalah sikap pasrah dan tetap bertahan dalam iman, hanya berharap pada Tuhan. Selalu ada pelangi sehabis hujan. Ada berkat tersembunyi di balik tiap cobaan yang kita alami. Dalam deritanya Ayub tetap bertahan, tak sekali pun ia menghujat Tuhan, Ayub tak berbuat dosa dengan bibirnya (Ayb 2:10). Tuhan pun melihat setianya, dan memulihkan keadaan Ayub (Ayb 42:7-17). Marilah kita selalu meneladani Ayub. Agatha Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 40 Fresh Juice ! Vol. 82 / 2016 www.DOJCC.com Pengampunan Peringatan Wajib St. Vinsensius a Paulo Ayb. 3:1-3,11-17,20-23; Mzm. 88:2-3,4-5,6,7-8; Luk. 9:51-56. Selasa 27 September 2016 Luk.9:55”Anak Manusia datang bukan untuk membinasakan orang, melainkan untuk menyelamatkannya.” Pada hari ini kita mendengarkan bacaan dari kitab Ayub dan Injil Lukas, dimana dalam Kitab Ayub kita mendengar bahwa Ayub putus asa dan mengeluh kepada Allah atas penderitaan yang dialaminya. Ya terkadang kita seperti Ayub, mengeluh dan protes kepada Allah bahkan membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain. Tak jarang juga kita memaksakan ke hendak kita kepada Allah. Kita lebih suka kalau apa yang kita mau dapat kita peroleh dengan mudah. Ketika apa yang kita kehendaki tak dapat kita peroleh kita mulai protes dan menjadikan Allah sebagai penyebabnya. Itulah sisi kemanusiaan kita tak tahu bersyukur dan berterima kasih. Terkadang kita juga membuat janji dengan Allah. Contoh Tuhan kalau tahun ini aku dapat peringkat satu nanti aku mau berbagi sedikit dari apa yang aku miliki saat ini. Tapi apa yang terjadi ketika apa yang kita inginkan tercapai. Kita cuek, pura-pura ngga tahu atau kita buat alasan lain lagi. Dalam Injil Lukas, Tuhan Yesus mengajarkan kita untuk mengampuni dan menerima segala sesuatu apa adanya. Saya dan saudara pasti pernah mengalami, berhadapan dengan orang yang menyebalkan dan merepotkan kita.Atau kita pernah memiliki teman atau saudara yang kelewat sabar membuat kita gregetan dan kesal. Itulah uniknya Allah kita, karena dia menjadikan setiap pribadi berbeda. Ada yang sabar, menyebalkan, periang,mudah memaafkan dan masih banyak lagi. Mari kita teladani sikap Tuhan Yesus pada hari ini. Bahwa kita harus saling mengasihi sesama manusia dengan tulus hati. Semoga saya dan saudara memiliki hati yang mengasihi dengan tulus tanpa memandang apakan orang itu sudah melakukan sesuatu untuk kita terlebih dahulu. Hal yang mudah dalam hidup ialah mengasih orang yang juga mengasihi kita. Sebaliknya hal yang sulit dalam hidup adalah mengasihi musuh. Rossa Olla DT Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 41 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 82 / 2016 Mengikuti Tuhan Rabu 28 September 2016 Luk 9:57 ”Aku akan mengikuti Engkau, kemana saja Engkau pergi.” Wenseslaus, Laurensius Ruiz Ayb 9:1-12,14-16 ; Mzm 88:10bc-11,12-13,14-15 ; Luk 9:57-62 Pada Lukas 9:57-62, menurut saya ada 3 hal yang Tuhan Yesus ingin sampaikan pada kita dalam hal mengikuti Tuhan.Yang pertama adalah ketika mengajak kita untuk mengikutiNya, Yesus ingin kita mengikutiNya karena kita mengasihi dan menghormatiNya sebagai pribadi Tuhan dan juru slamat kita. Dalam perumpamaan yang Ia katakan, Yesus tidak mengiklankan dirinya muluk-muluk, bahkan menyebut diriNya sebagai Anak Manusia yang tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepalaNya. Disini Ia hendak mengajarkan bahwa Ia tidak terikat dengan keduniawian, maka hendaknya dalam mengikutiNya, niat kita jangan karena berkat-berkat yang akan kita terima, jangan karena kita menginginkan jaminan hidup yang tanpa masalah, jangan karena kehormatan / pujian ataupun kekayaan. Yang kedua adalah Tuhan juga ingin kita mengarahkan hati sepenuhnya pada Tuhan. Menomor satukan Tuhan diatas segalanya. Hal ini bukan berarti kita harus berdoa dan pelayanan 24 jam penuh. Tetapi kita harus mencari tahu, dalam kehidupan ini mana hal yang memang perlu kita lakukan dan itu sesuai kehendak Tuhan atau tidak. Pada ayat 60, jawaban Tuhan, “Biarlah orang mati menguburkan orang mati.”, bukan berarti kita tidak perlu menghormati orang tua atau mengabaikan segala kewajiban kita. Tapi “orang mati” disini berarti orang-orang yang hidupnya hanya mementingkan kesenangan duniawi saja, dan tidak memberikan tempat bagi Tuhan dalam kehidupannya. Tuhan adalah sumber kehidupan, maka ketika mengikutiNya, kita yang “hidup” harus menempatkan Tuhan diatas segalanya..... menjalani hidup ini sesuai kehendak Tuhan, bukan sesuai dengan ego / untuk memuaskan nafsu duniawi kita. Yang ketiga adalah Yesus mengatakan “setiap orang yang siap untuk membajak tapi menoleh kebelakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah.”.Janganlah bimbang dan ragu dalam mengikuti Tuhan.Kita diminta untuk teguh / gigih...dan tetap setia.Bukan melarikan diri dari rencana yang Tuhan tetapkan untuk kita, walaupun sering kita menemui masalah / godaan dalam melakukannya.Seandainya pun kita “jatuh” / “pernah melarikan diri” dalam mengikuti Tuhan...kita harus tetap kembali berusaha lagi. Memang bukan hal yang mudah untuk mengikuti Tuhan dijaman sekarang yang serba sibuk, banyak godaan dan tuntutan.Tapi yakinlah kita punya Tuhan yang baik dan penuh belas kasih.Ia mengerti segala keterbatasan kita. Ia akan menghargai setiap usaha kita, jatuh bangun kita untuk mengikutiNya. Jesus Bless Us Lia Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 42 Fresh Juice ! Vol. 82 / 2016 www.DOJCC.com Malaikat Agung Pesta St. Mikael, Gabriel, dan Rafael, Malaikat Agung Dan. 7:9-10,13-14 atau Why. 12:7-12a; Mzm. 138:1-2a,2bc-3,4-5; Yoh. 1:47-51 Kamis 29 September 2016 Yoh 1:51 “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia “ Mengikuti Yesus, adalah sebuah tawaran dan tidak pernah dipaksakan. Tawaran yang banyak ditolak padahal di situ ada jaminan keselamatan.Ada pelindung sejati yang diberikan oleh Allah. Malaikat Mikael, Gabriel dan Rafael, para malaikat agung yang selalu mendampingi dan melindungi kita. Ada banyak malaikat pelindung yang di berikan kepada kita, tetapi malaikat Mikael, Gabriel dan Rafael adalah malaikat yang agung. Tawaran indah tentang jaminan keselamatan dari Allah, sering kali tidak diterima oleh orang.Sama seperti kisah Natanael, yang pada saat filipus mengatakan kepadanya bahwa sosok yang dinubuatkan sudah ditemukan.Tetapi jawaban Natanael meragukan hal itu.”Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazareth? Filipus hanya menjawab : ‘Mari dan lihatlah. Filipus mengajarkan bahwa kita harus sabar di saat Yesus diragukan oleh orang lain. Filipus tidak marah mendengar natanael meragukan Yesus.Filipus tidak memaksakan Natanael untuk percaya pada hal yang dipercayainya, melainkan membiarkan Natanael menerima dan percaya secara sendirinya dari dalam hatinya. Di sekitar kita banyak sekali terjadi peristiwa di mana Yesus dan para malaikat diragukan oleh orang lain, dan kebanyakan dari saudara kita merasa tidak terima dan marah. Filipus mengajarkan kita untuk bersabar dan tidak perlu membalas dengan kemarahan apabila Yesus diragukan. Karena kepercayaan akan Yesus sebagai jaminan keselamatan dan juga para malaikat agung Nya sebagai pelindung itu merupakan sebuah tawaran yang harus diterima dari hati masing-masing. Jadi tidak perlu membalas hujatan-hujatan orang lain bagi Tuhan dan para malaikat, karena membalas hujatan itu tidak diajarkan oleh Yesus sendiri. Yesus mengajarkan kasih,sabar,percaya pada perlindunganNya. Alin Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 43 www.DOJCC.com Fresh Juice ! Vol. 82 / 2016 Jumat 30 September 2016 Menjadi pendengar yang baik Luk 10:16 Barangsiapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku; dan barangsiapa menolak kamu, ia menolak Aku; dan barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku.” Peringatan Wajib St. Hieronimus, ImPujG Ayb. 38:1,12-21; 39:36-38; Mzm. 139:1-3,7-8,9-10,13-14ab; Luk. 10:13-16 Pada suatu hari, ada teman satu asrama mengajak saya curhat. Walaupun sudah agak malam dan waktunya istirahat, tapi saya coba menerima ajakan dari dia. Obrolan anak asrama secara garis besar, pasti tidak jauh-jauh dari pelajaran di sekolah, kegiatan seharihari di asrama, dan pastinya obrolan mengenai naksir teman asrama putri. Teman saya akhirnya mulai bercerita bahwa perasaan dia kacau balau dan bingung harus berbuat apa, terhadap teman asrama putri yang dia sukai. Singkat cerita, saya benarbenar mendengarkan curhat dia selama kurang lebih 1 jam, tidak terasa juga sampai akhirnya saya mulai mengantuk. Mau pamit tidur dulu, nanti dikira sebagai sahabat yang gak solider sama teman. Tapi, dengerin terus curhat dia juga, bisa-bisa sampai subuh selesainya. Menjadi seorang pendengar yang baik memang susah. Kita di tuntut memiliki kepekaan dan kerelaan untuk membiarkan telinga kita “dimasuki” ucapan, curhatan, dan omongan orang lain kepada kita. Dengan menjadi pendengar yang baik, kita bisa menjadi saluran berkat bagi teman yang bercerita kepada kita. Seperti apa yang diucapkan Yesus kepada murid-muridNya dalam bacaan Injil hari ini. Barangsiapa mendengarkan murid-murid Yesus mewartakan kabar sukacita, maka mereka pun secara tidak langsung mendengarkan juga sabda Yesus yang disampaikan melalui perantaraan para murid-Nya. Jadi, jangan langsung menolak ketika seseorang meminta anda menjadi teman curhat atau teman ngobrol anda. Melalui teman anda, Tuhan terkadang “berbicara” mengenai apa yang baik, yang harus anda lakukan, ataupun apa yang kurang berkenan kepadaNya, yang harus anda hindari. KRIS Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 44 Fresh Juice ! Vol. 82 / 2016 www.DOJCC.com Freddy mendaki Gunung Agung Kamis 31 Maret 2016 Disciples Choir Bagi yang rindu melayani dalam paduan suara, memperdalam tehnik vokal dan menyanyi. Mari bergabung bersama kami Disciples Choir Hubungi Telp/SMS: 0878 6180 5088