10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa 2.1.1 Pengertian Banyak pengertian mengenai keberadaan suatu proses yang mendefinisikan komunikasi dalam ilmunya. Para ahli telah banyak memberikan beberapa konseptulitas dalam memahami suatu proses hubungan mengenai keberadaan dirinya untuk melakukan penerimaan dan mengirimkan berbagai bentuk pesan, dengan mengharapakan berbagai tujuan. Sebagai bagian dari ilmu yang ditemukan dan dapat dipelajari oleh berbagai pihak, banyak pendapat mengemukakan bahwa komunikasi sebagai ilmu merupakan sesuatu yang bersifat umum dan sistematik, yang dapat disimpulkan dalam dalil-dalil tertentu menurut kaidah-kaidah umum (Nasir, 1988), selain itu rasionalitas, dapat digeneralisasi, dan disistematisasi (Shaphere, 1974), dan masih banyak pendapat mengenai keilmuan yang memberikan dasar pengertian komunikasi sebagai ilmu. Ruang lingkup kehidupan manusia berkaitan mengenai fungsi dalam bersosialisasi antar manusia lain. Sifat manusia untuk menyampaikan keinginannya dan untuk mengetahui hasrat orang lain, merupakan awal keterampilan manusia berkomunikasi secara otomatis melalui lambang-lambang isyarat, kemudian disusul 10 11 dengan kemampuan untuk memberi arti setiap lambang-lambang itu dalam bahasa verbal maupun non-verbal (Hafied Cangara).7 Manusia sebagai bentuk eksistensi pikiran, sikap, dan perilaku dalam bentuk berkehidupan memiliki suatu pola pengembangan identitas yang alami antara dirinya dengan ruang lingkup beserta berbagai aspek pesan di dalamnya (sosial). Pemahaman mengenai aspek pesan dalam ruang lingkup kehidupannya, manusia memerlukan kesadaran guna melihat atau membaca, mengartikan, serta memahami pola tanda atau simbolik yang ada dan masuk (interpretasi) yang hadir dalam mengguga nalurinya berdasarkan pemahaman mengenai keberadaanya dan menimbulkan peran tersendiri dengan menjadikanya sebuah arti untuk berbagai fungsi dan tujuan atas reaksi dan interaksi. Melihat keberadaanya mengenai siapa, dan apa yang terdapat sebagai pesan, lanjutnya pengertian mengenai proses komunikasi menjadi lebih variatif dangan membentuk sistematis mengenai keberadaan dirinya sebagai komunikator, melihat keberadaan khusus dari yang bersifat umum pada dirinya (coding intrapersonal), menimbulkan reaksi sifat dari suatu kebutuhan dan fungsi keberadanya, mengolah bentuk isyarat dan menciptakan pesan terhadap sesuatu bentuk yang berkarakter dari keberadaan yang lain (komunikan), yang berkoneksi terhadap sesuatu yang umum. Proses tersebut membagi beberapa bentuk komunikasi atas komunikasi intrapersonal, komunikasi interpersonal dan komunikasi massa. Komunikasi massa merupakan konsep hubungan pesan yang disalurkan atau tersalurkan melalui media terhadap khalayak luas, artinya hubungan sebuah 7 Cangara, Hafied. Pengantar Ilmu Komunikasi. Rajawali Perss, Jakarta. 2003. 12 komunikasi massa memiliki perhatian penting atas kahalayak yang luas, struktur media, dan efek dalam kondisi tertentu sebagai pengaruh media atas komunikator atau situasi yang mempengaruhi media atas komunikator. Hal menarik mengenai konsep efek dalam komunikasi massa adalah peran sosial dari media terhadap kemampuannya untuk mengubah perilaku komunikan, 8 hal tersebut diuraikan melalui proses komunikasi massa pada masalah sosial yang terjadi. Berbicara mengenai pengertian komunikasi massa pada referensi masalah sosial yang ada, jelas konstruksi uraiannya dengan mengidentifikasi khalayak, media, konsep pesan, dan efek sebagai fenomena komunikasi massa. Seperti yang telah diuraikan dalam formula Lasswell mengenai teorinya, komunikasi massa merupakan suatu proses yang menggambarkan siapa pelaku yang akan memberikan apa mengenai pesan, melalui saluran mana, kepada siapa pesan tersebut disampaikan, dan efek apa yang muncul dari pesan yang disampaikan. Selain itu, komunikasi massa yang merupakan bagian dari proses komunikasi dua arah, De Fleur menambahkan adanya perangkat umpan balik setelah pesan disampaikan oleh komunikator kepada komunikannya, Shannon – Weaver mengungkapakan hubungan mengenai transmitter pesan yang disampaikan berupa sinyal terlebih dahulu akan melewati gangguan kepada penerima yang mengalami medianisasi.9 Media penyiaran televisi dalam konteks komunikasi massa, prosesnya dimulai dari kegiatan pengumpulan, pengolahan, dan penyebaran informasi sebagai pesan pada channel 8 Suprapto, Tommy. Berkarier Di Bidang Broadcasting. Media Pressindo. Yogyakarta, 2006. S. Djuarsa Sendjaja, Ph.D., Dkk. Teori Komunikasi: Teori-Teori Dasar Komunikasi Massa “buku materi pokok modul 1-9” 2002 9 13 (stasiun televisi) disebarkan kepada khalayaknya melalui perangkat elektronik pemancar dan penerima. 2.1.2 Proses Komunikasi Massa Mengenai pola kehidupan manusia dalam hubungan atau interaksi sosial antara dirinya, kelompok, dengan ruang lingkup yang luas, proses penerapan media sebagai sumber dalam tejadinya komunikasi massa terhadap khalayak, mengidikasikan peran khalayak sebagai bahan penyedian pesan atas komunikator dan pihak lain sebagai rantai, terkait teori komunikasi yang merupakan proses kontak mengenai pesan untuk maksud dan tujuan masing-masing. Aspek keterkaitan mengenai unsur komunikasi massa sangat luas, menimbang prosesnya yang selalu menerapkan efek terhadap kemajemukan dari komunikannya. Komunikasi massa memilki pengaruh yang dihadapkan dengan berbagai bentuk penerima pesan dari sumber atau komunikator. Berbagai pengaruh mengenai efek dari komunikasi massa, menimbulkan beberapa teori yang berkaitan mengenai proses pesan dari sumbernya terhadap khalayaknya baik individu atau kelompok pada proses feed back. Pengaruh komunikasi massa terhadap individu menciptakan kesimpulan mengenai adanya teori dalam bentuk stimulus-respons, di mana efek merupakan reaksi terhadap stimulu tertentu, dengan demikian seseorang dapat mengharapkan atau memperkirakan sesuatu kaitan erat antara pesan-pesan media dan reaksi audiensnya10. Proses mengenai pengaruh dari komunikasi massa terhadap individu juga dapat terjadi dengan adanya sebuah posisi dari tingkat penengah sebagai karakter 10 Ibid, hal.5.14 14 yang beperan bagi pemuka pendapat atau ahli untuk memberikan pengaruh dengan orang lain. Pengaruh komunikasi massa terhadap individu juga dapat dikenal dengan teori difusi inovasi, yaitu mengubah perilaku melalui penyebaran informasi dan upaya mempengaruhi motivasi dan sikap. Everett M. Rogers dan Floyd G. Shoemaker (1973) merumuskan dengan memberikan asumsi bahwa sedikitnya terdapat empat tahap dalam suatu proses difusi inovasi, yaitu pengetahuan, persuasi, keputusan, dan konfirmasi.11 2.1.3 Karakteristik Komunikasi Massa Proses yang tidak terlepas mengenai media massa atau saluran sebagai sarana penyedia pesan kepada khalayak luas, media massa memiliki karakteristik sebagai alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, televisi, dan komputer berjaringan. Komunikasi massa memiliki ciri tersendiri, diantaranya pesan yang bersifat terbuka dengan khalayak yang variatif, sumber dan penerima dihubungkan oleh saluran yang telah diproses secara mekanik, sumber juga merupakan suatu lembaga atau institusi yang terdiri dari banyak orang meskipun dapat dikonstruksikan sebuah sumber oleh seorang komunikator, arus dari pesan komunikasi massa berlangsung satu arah dan tanggapan baliknya lambat serta terbatas, selain itu penyebaran pesan melalui media massa berlangsung begitu cepat, 11 Ibid,hal.5.17 15 serempak, dan luas, mampu mengatasi jarak dan waktu, dengan kekhasannya sebagai bagian teknis media dalam bentuk dokumentasi.12 Guna menarik khalayak dalam menggunakan salah satu dari berbagai media massa, karakteristik dari isi media massa terdiri atas berbagai unsur-unsur sepeti novelity atau sesuatu yang baru, jarak mengenai kedekatan isi dari media massa terhadap khalayak, popularitas atau ketertarikan atas sesuatu yang menarik dan terkenal, pertentangan atau konflik yang menimbulkan reaksi berbagai khalayak untuk mengikuti, seks dan keindahan sebagai bagian yang menarik khalayak terhadap bentuk sensualitas, emosi yang merupakan bagian dari curahan khalayak mengenai perasaan mereka, nostalgia yang banyak mengandung memori bagi khalayak untuk tergugah mengetahuinya, human interest yang merupakan bagian dari keinginan khalayak terhadap sesuatu untuk diketahui, humor yang merupakan bentuk hiburan yang bersifat hal-hal lucu. 2.1.4 Fungsi dan Tujuan Komunikasi Massa Sebagai sarana mempermudah efektifitas proses komunikasi antara komunikator dengan khalayak yang luas, komunikasi massa memiliki fungsi dalam menyebarluaskan informasi dari berbagai aspek segi kehidupan seperti ekonomi, pendidikan, dan hiburan. Fungsi komunikasi massa seiring perkembangan teknologi, mengalami beberapa perubahan. Menurut Sean MacBride, ketua komisi masalahmasalah komunikasi UNESCO (1980), komunikasi yang tidak hanya dapat diartikan sebagai pertukaran berita dan pesan, komunikasi juga merupakan kegiatan individu 12 Cangara, Hafied. Pengantar Ilmu Komunikasi. Rajawali Perss, Jakarta. 2003. 16 dan kelompok mengenai pertukaran data, fakta, dan ide. Hingga komunikasi massa memiliki fungsi sebagai bentuk informasi dalam kegiatan untuk mengumpulkan, menyimpan data, fakta dan pesan, opini dan komentar, sehingga orang biasa mengetahui keadaan yang terjadi di luar dirinya.13 Komunikasi massa juga memiliki fungsi sebagai bentuk sosialisasi yang menyediakan dan mengajarkan ilmu pengetahuan agar setiap orang dapat bersikap sesuai nilai-nilai yang ada, serta bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif. Selain itu komunikasi massa memilki fungsi sebagi motivasi untuk orang agar dapat mendorong seperti orang lain yang lebih baik melalui media, bahan diskusi sebagai pemecahan masalah yang menyangkut orang banyak,. Banyak pakar menilai bahwa komunikasi adalah suatu kebutuhan yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat. Profesor Wilbur Schramm memberikan pengertian dengan menyebutkan komunikasi dalam masyarakat adalah dua kata kembar yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain, bahwa tanpa komunikasi tidak mungkin masyarakat terbentuk dan tanpa masyarakat maka manusia tidak mungkin dapat mengembangkan komunikasi (Schramm; 1982).14 Harlod D. Lasswell salah seorang peletak dasar ilmu komunikasi lewat ilmu politik menyebutkan tiga fungsi dasar yang menjadi penyebab mengapa manusia perlu berkomunikasi. Dari teori dasar biologi menyebut adanya dua kebutuhan apa yang mendorong manusia hingga ingin berkomunikasi, yakni kebutuhan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dan kebutuhan untuk menyesuaikan diri 13 S. Djuarsa Sendjaja, Ph.D., Dkk. Teori Komunikasi: Pengaruh Komunikasi Massa Terhadap Individu “buku materi pokok modul 1-9” 2002 14 Ibid hal 4.21 17 dengan lingkungannya. Teori dari fungsi dasar Lasswell dalam manusia berkomunikasi berkaitan mengenai teori dasar biologi yakni, hasrat manusia untuk mengontrol lingkungannya, upaya manusia untuk dapat beradaptasi dengan lingkungannya, dan upaya untuk melakukan transformasi warisan sosialisasi. Mengenai prosesnya, komunikasi merupakan kegiatan yang berlangsung dinamis, unsur-unsur yang ada di dalamnya bergerak aktif, dinamis dan tidak statis (Berlo, The Process of Communication, 1960)15 Pengaruh lain mengenai efek komunikasi massa selain pengaruh terhadap individu yaitu pengaruh komunikasi massa terhadap masyarakat dan budaya. Pengaruh mengenai komunikasi massa terhadap masyarakat dan budaya pada umumnya mengacu pada suatu efek jangka panjang yang tidak langsung. Teori yang menjelaskan mengenai efek komunikasi massa sebagai pengaruh terhadap masyarakat dan budaya diantaranya agenda setting, dependency, spiral of silence, dan information gaps. Agenda Setting yang memberikan pengertian mengenai prioritas topik dari suatu media dalam mempengaruhi perhatian audiens terhadap topik mana yang dianggap lebih penting, sehingga media dapat mempengaruhinya dalam tataran kognitif. Teori Dependensi menyatakan bahwa efek dari suatu proses komunikasi massa merupakan hasil interaksi berbagai subsistem dalam suatu sistem sosial tertentu yang memiliki tiga tataran dalam kognitif, afektif, dan kognatif. Sedangkan mengenai teori Spiral of Silence menjelaskan bahwa keberaneka ragaman mengenai pendapat atau ungkapan yang berbeda akan tersingkirkan dengan meluasnya pendapat 15 Ibid, hal. 1.9 18 yang dominan melalui media. Information Gaps muncul yang diakibatkan pemberian intensitas, kualitas, atau pemerataan yang sama mengenai pesan, disampaikan kepada khalayak luas yang beraneka ragam atau berbeda dari orang atau kelompok dalam potensi masyarakat untuk menyerap atau menerima bentuk informasi.16 Efek maupun pengaruh dari proses hubungan komunikasi massa berlanjut dengan pengayaan mengenai perspektif komunikasi massa dua arah, yang memberikan gambaran adanya hubungan timbal balik mengenai sumber terhadap audiensnya. Hubungan timbal balik tersebut dijelaskan lebih lanjut mengenai pendekatan khusus dalam sikap aktif audiens terhadap keterlayakan isi media, di mana khalayak memiliki ragam dan macam mengenai penggunaan serta kebutuhan dari pesan dan saluran komunikasi massa. Hal-hal mengenai proses komunikasi massa, fungsi, dan efek, merupakan dasar dalam mengenal tujuan pada aspek komunikasi massa khususnya. Hal tersebut menimbulkan banyak variasi dalam menciptakan pesan serta saluran bagi keberadaan media di tengah-tengah khalayak. Berawal dari media cetak sebagai bagian dari media massa, hingga media elektronik seperti radio dan televisi mulai banyak menentukan dan menciptakan berbagai variasi isi dari media massa guna memenuhi penggunaan dan kebutuhan khalayak sebesarbesarnya. 16 S. Djuarsa Sendjaja, Ph.D., Dkk. Teori Komunikasi: Pengaruh Komunikasi Massa.“buku materi pokok modul 1-9” 2002 19 2.2 Televisi 2.2.1 Pengertian Televisi Sebagai Media dan Perkembangannya Perkembangan media massa elektronik khususnya membawa kemajuan teknologi yang bersifat elastis terus berubah secara teknis dalam memberikan isi pesan berupa program siaran. Televisi merupakan media massa elektronik yang mengembangkan teknik perpaduan gambar dan suara. Media penyiaran televisi merupakan industri besar yang dikelola dengan beberapa bagian pokok antara tingkat manajemen finansial sebagai perusahaan dengan pengelolaan teknis mengenai kendali siar dan isi mengenai visi dan misi sebagai bentuk idealisme. Ada yang mengatakan bahwa proses sosial dalam komunikasi saat ini adalah televisi sebagai trend media, The Age of Television atau televisi telah menjadi kotak ajaib yang membius para penghuni gubuk-gubuk reyot masyarakat di dunia ketiga, disampaikan oleh martin Essin.17 Ungkapan mengenai konsep televisi sebagai media muncul pada saat situasi khalayak sebagai audiens menggunakan channel media televisi, memperlihatkan situasi atau fenomena candu yang menyatakan bahwa masyarakat setidaknya harus tetap terpaku selama 4 sampai 6 jam sehari di depan layar kaca, dan bahkan memberikan dampak kemalasan bagi anak-anak yang sedikitnya 53,4% dari mereka mengakui bahwa waktu belajarnya lebih sedikit di banding lama menonton dari waktu yang mereka peroleh. Televisi sebagai media massa memiliki beberapa daya tarik pesan sebagai komoditas fungsi individu dan sosial yaitu hiburan dan informatif, berbagai khalayak memilki prioritas masing- 17 Suprapto, Tommy. Berkarier Di Bidang Broadcasting. Media Pressindo. Yogyakarta, 2006. 20 masing yang menggambarkan beberapa teori komunikasi massa atas efek yang telah digarisbesarkan sebelumnya. Praktisnya televisi merupakan media yang memilki prangkat unggulan sebagai media yang memberikan kemudahan dalam mengintrepetasikan pesan oleh khalayak luasnya dengan bentuk gambar dan suara. Komoditas sosial dan individu dalam media massa televisi sebagai audiens terlihat sebagai khalayak yang luas mencakup berbagai pola dan kondisi yang berbeda-beda, hal ini terkait mengenai keberadaan audiens dalam televisi yang tidak mempertimbangkan keragaman massa, sebaliknya akumulasi berbagai cakupan atau koleksi masyarakat di dalamnya yang berbentuk kelompok-kelompok atau sendiri merupakan pengamalan media secara umum18 dengan menciptakan proyek komunikasi dalam bidang sosial, bisnis, dan hiburan. Sebagai alat yang berfungsi medianisasi pesan terhadap khalayak luasnya yang bersifat abstrak dan tak terhingga, sumber melalui televisi sebagai media mengkontribusikan sebanyak-banyaknya khalayak melalui penyajian programprogram acara yang memungkinkan setiap waktu sebagai komoditas barang yang dapat diperjualbelikan. Di Indonesia beberapa bentuk televisi sebagai media penyiaran yang berkembang saat ini merupakan televisi komersial dan publik dengan sistem nasional dan daerah. Secara praktis, aplikasi prinsip-prinsip transmisi informasi visual dimulai pada tahun 1884 oleh Paul Nipkow, ilmuwan berkembangsaan jerman dengan karyanya “scanning – disc transmitter and receiver” pada saat yang tidak jauh berbeda, Edward Mubridge dan J.D Isaacs berhasil dalam membuat proyeksi gambar. 18 Bignel, Jonathan. An Television to Television Studies. Routledge. London and New York, 2004. 21 Hasil eksperimen ini kemudian digunakan oleh Thomas Alva Edison dalam mengembangkan alat yang disebut kinetoscope, sebuah kamera yang digunakan untuk mengambil gambar melalui gulungan film, kemudian televisi mulai diperkenalkan kepada publik pada acara pameran dunia 1939. Perjalanan terus melaju sehingga tahun 1950-an dikenal sebagai “Television’s Golden Era”. Sejalan dengan itu televisi terus berkembang pesat dan semangkin populer sebagai perkembangan teknologi komunikasi dan informasi. Di Indonesia, televisi lahir tahun 1962, pada saat itu Indonesia terpilih sebagai tuan rumah dalam pesta olahraga Asian Games ke IV. Untuk memenuhi kebutuhan khalayak Indonesia mengenai media akan publikasi peristiwa bergengsi dan penting dalam proyek visual yang terjadi saat itu, pemerintah dianggap perlu untuk mendirikan sebuah setasiun penyiaran televisi publik, proyek utamanya sebagai media yang dapat meliput berita-berita atau menayangkan peristiwa mengenai olah raga akbar saat itu. Bulan Agustus Presiden Soekarno meresmikan Televisi Republik Indonesia (TVRI), sekaligus pionir dalam pertelevisian Indonesia hingga saat ini. Perkembangan media massa melalui teknologi memberikan nuansa bagaimana sumber melalui channelnya berkompetisi menciptakan pengaruh dan gaya komoditas sosial terhadap khlayak yang menjadi trend dari waktu ke waktu, hal itu dapat diuraikan dalam kasus globalisasi media dan postmodern televisi. Pokok pemikiran sosial dari televisi sebagai media ialah kondisi kultulral yang menaungi berbagai khalayaknya di berbagai daearahnya, selanjutnya komoditas sosial tersebut dapat mengganggu kelompok individual yang lebih kecil, sebagai dampak terbawanya pada 22 pola eksekutif globalisasi media dan perkembangan nilai-nilai kapitalistik, melalui peradaban modern dalam efesiensi dan efektifisme bidang komunikasi massa 2.2.2 Karakteristik Televisi Sebagai Media Beberapa ciri atau karakteristik dari televisi sebagai media massa elektronik diantaranya: Informasi yang disampaikan kepada komunikan melalui proses pemancaran gelombang elektronik, isi pesan berupa audio-visual, sifat periodik atau tidak dapat diulang, transitory atau hanya dapat didengar dan dilihat sekilas, serentak dan global, meniadakan jarak dan waktu, dapat menyajikan bentuk pesan atau informasi secara langsung orsinil atau tunda, tujuan akhir dari penyampaian pesan untuk menghibur, mendidik, kontrol, sosial, sebagai penghubung atau bahan informasi. Karakteristik-karakteristik televisi sebagai media adalah ciri khas dari sebuah proses perkembangan komunikasi massa dan teknologi, untuk itu karakteristik televisi sebagai media massa memilki kaitan erat mengenai fungsi sosial terhadap khalayak, struktur media dalam penyajian pesan, dan perangkat teknis sebagai komponen komunikasi. Dalam artikel Television as New Religion oleh Gerbner dan Conolly, keistimewaan karakteristik televisi sebagai media, dapat digambarkan melalui uraian berikut:19 A.Televisi menghabiskan waktu dan tingkat perhatian yang lebih dari masyarakatnya dibanding media lain dalam menyerap nilai dan pengetahuan di dalamnya, 19 Ashari Siregar. Menyingkap Media Penyiaran Membaca Televisi dan Melihat Radio. LP3Y, 2001. 23 B.Televisi tidak membutuhkan aktivitas khusus untuk mengaksesnya, perangkatnya tersedia di rumah-rumah atau di mana saja dan kapan pun, C.Televisi tidak membutuhkan keahlian khusus dalam menyimak seperti keterbatasan dalam buta huruf atau tingkat pendidikan, D.Televisi memberikan akses gratis bagi khalayaknya untuk dilihat didengarkan secara umum, E.Televisi merupakan sistem simbol sebuah media komunikasi seperti media lainnya, televisi menyebarkan pesan bersamaan secara luas kepada seluruh khalayak yang dapat mengaksesnya, kebanyakan masyarakat menggunakan televisi secara acak tidak memilih. Cara lain menggambarkan karakteristik atau ciri dari televisi sebagai media massa, menjelaskan televisi sebagai alat yang menghubungkan proses komunikasi dan bentuk pesan mengenai isi yang tersirat di dalamnya. Televisi sebagai channel komunikasi massa merupakan media massa elektronik penyiaran, prosesnya membutuhkan prangkat elektronik melalui sistem transmisi glombang elektromagnetik atau pemancar satelit yang diterima melalui perangkat pesawat televisi sebagai alat teknis yang menerima signal berupa signal analog atau digital berupa gambar dan suara. Artinya televisi sebagai channel dalam media komunikasi massa memilki karakteristik seperti yang telah disebutkan diatas yaitu: prosenya yang melalui gelombang dan pemancar dalam bentuk audio-visual, meniadakan jarak melalui perangkat elektronik, diterima oleh khalayak luas melalui perangkat elektroniknya, sifatnya melalui transmisi hanya dapat dilihat dan didengara sekilas atau transitory. 24 Mengenai konsep pesan dari televisi dalam media komunikasi massa sebagai sumber, media televisi memilki produk-produk siaran yang dapat disampaikan kepada khalayaknya secara luas sebagai karakteristik pesan media massa publik, fungsinya memberikan efek secara langsung dalam menghibur dan mendidik kepada khalayaknya secara individu atau menyeluruh. Produk-produk siaran merupakan isi program penyiaran yang berkaitan dengan aktivitas sosial untuk menarik perhatian dari berbagai khalayak terkait individu di berbagai bidang. Sebagai media massa, isinya menyampaikan apa yang patut dan dapat disampaikan kepada publik sebagai bagian konsumsi khalayak banyak, disamping strateginya sebagai media dalam tahap positioning dan targeting terhadap khalayak. Artinya televisi sebagai media massa memiliki karakteristik atau peran, sebagai sumber yang menghubungkan pesan terhadap khalayak luas dengan teknis secara langsung atau tunda, selain itu kontrol sosial dengan cepat melalui informasi terhadap berbagai fungsionalis struktur peranperan khalayak di masyarakat sosial, serta penghubung mengenai informasi dan pesan dalam situasi atau kondisi yang diperlukan secepatnya. Memahami televisi sebagai media massa elektronik, perannya dalam proses komunikasi masa untuk menyampaikan pesan kepada khalayak luas menimbulkan karakteristik yang menggambarkan beberapa point sebagai uraian strategis khalayak dalam menggunakan televisi. Dengan demikian kita dapat meninjau beberapa signifikansi karakteristik televisi atas kebermanfaatan media komunikasi massa, salah satunya dengan cara menggambarkan situasi sosial keterlayakan media televisi di tengah-tengah khalayak 25 2.2.3 Kelebihan dan Kekurangan Televisi Sebagai Media Target televisi sebagai media adalah audiensi khalayak sebesar-besarnya, khalayak merupakan masyarakat sebagai publik umum yang berada dimana saja dan kapan pun dengan keterlayakan medianya televisi. Bagaimana televisi sebagai channel dapat dikatakan sebagai media komunikasi massa yang memilki keterlayakan dengan kebermanfaatan pesan di dalamnya bagi khalayak, sedikit menerangkan adalah dengan menjelaskan melalui beberapa peran televisi sebagai kondisi dari alat komunikasi media massa antara komunikator dan komunikannya. Televisi merupakan sarana atau perangkat yang berfungsi dalam menyediakan atau menghubungkan pesan kepada khalayak sebagai saluran komunikasi massa, proses itu membentukkan karakter khusus dari televisi sebagai media massa elektronik. Sebagai perngkat teknis saluran pesan media massa elektronik, televisi memiliki kriteria khusus dalam fungsi media, dan memiliki posisi khusus dalam kebermanfaatan media bagi sumber dan khalayaknya. Pada era ini, televisi merupakan salah satu dari bentuk kemajuan konvergensi bidang teknologi dalam komunikasi, praktisnya seluruh masyarakat dapat mengenal berbagai informasi dengan cepat secara bersamaan kepada siapa saja dan di mana pun, kemajuan teknologi membantu banyak khalayak dalam menerima pesan melalui format audio-visual untuk memudahkan intersepsi akan gambaran pesan secara singkat, selain itu televisi sebagai sarana untuk menyampaikan pesan kepada khalayak luas mewakili berbagai aspek ketertarikan individu dalam berbagai bidang. Berbicara secara terkait mengenai media massa elektronik televisi, ada beberapa hal yang patut di perhatikan untuk mempelajari atau memperjelas 26 karakteristik televsi sebagai media massa yang efektif atas keterlayakannya pada kriteria saluran media massa dalam proses komunikasi. Pada dasarnya televisi merupakan perangkat teknis yang membutuhkan kelengkapan sistem telekomunikasi audio-visual, khalayak untuk mendapatkannya sebagai pesan memerlukan perangkat penerima atau recever television sets tergantung modul atau sistemnya, sementara media televisi sebagai sumber membutuhkan pemancar melalui gelombang elektromagnetik atau mekanisme rangkaian alat seperti kabel dan sirkuit sebagai perangkat teknisnya, singkatnya televisi memerlukan perangkat dari sumber dan penerima, proses medianisasi pesan oleh sumber melalui televisi sebagai saluran komunikasi menggunakan keterlayakan media melalui perkembangan teknologi yang sepadan, gangguan perangkat teknologi secara teknis membutuhkan kelayakan alat dalam mekanisme fungsional benda. Seperti yang telah diungkapkan Shannon and Weaver secara teknis, dalam proses komunikasi selama pesan masih disampaikan kepada komunikan, hubungan itu pasti melewati noise yang menggangu isi pesan hingga ditangkap oleh penerima dari sumbernya dapat tidak efektif atau medianisasi yang tidak layak sebagai saluran penghubung komunikasi. Selain hal tersebut, televisi sebagai media memilki keterbatasan waktu melalui air time yang disampaikan kepada khalayak dengan sangat cepat, hingga tidak memungkinkan setiap individu memilki porsi yang sama dalam menginterpretasikan pesannya pada waktu yang bersamaan. Membaca khalayak yang siapa saja dapat menggunakan televisi sebagai media massa, dan dengan sangat cepat melalui masing-masing kemampuan individu mengenali fungsi pesan yang disampaikan melalui gambar dan suara membawa kondisi sosial sebagai powerfull effect yang kolektif, lebih jauh lagi televisi sebagai 27 alat memerlukan pengawasan extra sebagai komoditas sosial menjaga efek yang positif bagi setiap individunya, hingga lebih dalam televisi sebagai media massa melalui pesannya terhadap khalayak seperti pisau bermata dua yang dapat membawa kebaikan dan keburukan konsekuensi kebermanfaatan media yang khas. Pada dasarnya juga terdapat 3 aspek dari fungsi televisi sebagai media penyiaran yang menjadi perspektif kebermanfaatannya yaitu: A.berkualitas B. baik, C.dan benar. Siaran yang berkualitas adalah siaran yang kualitas suara dan atau gambar dalam keadaan prima, siaran yang baik adalah siaran yang isi pesannya baik audio maupun visual bersifat: A. informatif B. edukatif C. persuasif D. akumulatif E. komunikatif, F. dan stimulatif. Selain itu siaran yang benar adalah siaran yang isi pesannya baik audio maupun visualnya diproduksi sesuai dengan sifat fisik medium radio dan atau televisi (wahyudi,1994).20 20 Suprapto, Tommy. Berkarier Di Bidang Broadcasting. Media Pressindo. Yogyakarta, 2006. 28 2.2.4 Fungsi Media Televisi Bagi Masyarakat Sosial Masyarakat sosial merupakan kondisi kolektifitas individu yang ada dalam interaksi dari peran-peran subyektifitasnya terhadap kesamaan cakupan teritorial secara menyeluruh. Televisi sebagai media memilki peran sebagai komoditas pesan pada fungsi sosial, banyak kepentingan yang bermain dalam mempengaruhi isi atau kebijakan-kebijakan dalam mengatur dan menglola struktur pemograman mengenai pola tayangan. Untuk mengetahui isi media penyiaran televisi, terlebih dahulu perlu diketahui kepentingan televisi sebagai media publik yang memiliki bentuk dalam membawa fungsi bagi masyarakatnya atau khalayak sebagai audiens. Hal yang menjadi kajian televisi sebagai media massa terhadap khalayak yang membawa pesan bagi audiensnya melalui konsep segmentasi. Publik sebagai khalayak media massa televisi terbagi atas kelas dan usia, dua hal itu akan menjadi perhatian khusus bagi media televisi dalam membawa kepentingan penyelenggaraan penyiaran terhadap fungsi-fungsinya sebagai media massa bagi khalayak. Pada awal berdirinya media penyiaran televisi sebagai media, televisi sebagai media massa sudah wajib menentukan visi dan misinya untuk menciptakan media bagi khalayak, fondasi ini sudah memberikan bentuk dari televisi yang dimaksud sebagai televisi yang membawa kepentingan atas khalayaknya dalam menyajikan dan memberikan pesan sebagai sumber. Sangat banyak kepentingan umum yang terdiri dari berbagai individu dan kelompok dengan membawa fungsi sosial dalam menyelengarakan penyiaran, paling tidak secara geografis perbedaan waktu yang terdapat antara penyedia acara dari stasiun televisi terkait dengan daerah-daerah 29 bagian lain mempengaruhi format siaran yang membawa fungsi kepentingan umum setempat akan acara yang sepadan (unsur strategis). Fungsi umum atas penyelengaraan acara televisi sebagai media dibagi atas 2 bagian besar yaitu fungsi mendidik dengan sajian informasi dan menghibur dengan sajian acara hiburan. Sajian-sajian mendidik dapat didasari atas kebutuhan khalayak akan informasi, dan strategi media dalam memberikan informasi sebagai perkembangan khalayak akan informasi. Sajian-sajian menghibur didasari atas kebutuhan khalayak yang sesuai akan hiburan melalui acara-acara hiburan televisi. Untuk memenuhi fungsi sosial melalui penyajian acara, televisi membagi melalui ragam siaran dan penyelenggaraan penyiaran televisi. Ragam siaran dibagi dalam siaran lokal, regional, jaringan, dan berlangganan. Sementara itu penyelenggaraan penyiaran televisi dibagi atas televisi berazaskan siaran umum, pendidikan, close circuit (komunitas), berlangganan, dan televisi pemberitaan.21 Melalui cici-ciri karakteristik media massa televisi dalam ragam siaran dan penylenggaraannya, televisi memiliki fungsi sosial pada media massa yang membawa kepentingan berbagai karakter individu dalam kelompok besar atas informasi dalam situasi sosial terkait, serta hiburan yang memegang kondisi sosiologi berbagai kahalayaknya. Melalui beberapa asumsi teori kultivasi televisi yang positif terkait fungsi sosial, televisi merupakan komsumsi publik atas media yang membawa realitas sosial, membawa banyak sekali pesan-pesan televisi atas pandangan masyarakat pada hubungan sosial terkait, serta memberikan pengaruh dalam 21 Soenarto, RM. Progama Televisi: Dari Penyusunan Sampai Pengaruh Siaran. FFTV-IKJ Press. Jakarta. 2007. 30 kemampuan memantapakan dan menyamakan pandangan atau persepsi sebagai informasi untuk memperjelas masalah sosial terkait. Dapat dikatakan bahwa televisi dengan bentuk medianya sebagai saluran komunikasi massa dengan fungsi sosial yang bersifat objektif, mewakili kebutuhankebutuhan instant terhadap pemberian efek bersamaan, melalui penyajian acara-acara sebagai isi media penyiaran. 2.2.5 Isi Media Penyiaran Televisi Isi media penyiaran meliputi 3 aspek penting antara media sebagai sumber atas ideologi atau visi dan misinya, instansi atau pihak terkait menyangkut kepentingan media yang menghidupinya, dan consumer sebagai target audiens atas kepentingan medianya. Melihat kepentingan media sebagai dasar mempengaruhi muatan isi yang akan disiarkan, telah disebutkan beberapa ragam penyelenggaraan televisi seperti televisi swasta komersial umum, pemberitaan, atau pendidikan dan televisi pemerintah sebagai media publik. Secara teknik isi media penyiaran televisi terdiri atas gambar (visual) dan suara (audio), didistribusikan melalui ketentuan atau kapasitas air-time dalam format standar baku penyiaran. Sudah barang tentu isi media penyiaran televisi merupakan materi fisik multimedia yang diedit melalui perangkat produksi dan disampaikan kepada audiensnya sebaik mungkin untuk menarik perhatian khlayak lain. Hampir keseluruhan materi teknologi audio-visual yang ada pada era ini dapat disampaikan melalui media penyiaran televisi. Jadi sebaik mungkin perangkat yang digunakan 31 dalam menerima standar materi televisi sebagai isi media penyiaran, sebaik pula isi media penyiaran yang diterima oleh khalayak. Kajian pesan dalam isi media penyiaran televisi merupakan komoditas sosial terkait perspektif media massa. Dalam beberapa teori dalam ilmu komunikasi, komunikasi merupakan ilmu yang mendukung berbagai macam teknik profesionalisme dari berbagai ilmu di dalamnya. Komunikasi merupakan kajian multidisipliner, khusus mengenai kajian dalam media massa televisi, kelompokkelompok pesan difungsikan dengan berbagai aspek sosial dan berbagai bidang, dengan idelalisme seumum-umumnya dan audiens sebanyak mungkin. Isi media penyiaran televisi atas masing-masing kepentingan pelaku komunikasi massa, membaca kapasitas pesan sebagai isi media massa, dengan mengkhalayakan kelompok terbesar hingga kelompok terkecil yang menyangkut pola karakteristik masyarakatnya di berbagai bidang. Artinya televisi sebagai media komunikasi massa, memiliki kajian atas perspektif sosial yang mencakup kepentingan khalayak terhadap konteks teritorialnya. Isi media penyiaran televisi sebagai media masa pada kelompok acara yang diprogramkan, dikategorikan dalam karya jurnalis dan seni yang sedikit di singgung di pembahasan sebelumnya. Karya jurnalistik merupakan acara televisi yang bersifat informatif dengan fungsi utamanya sebagai produk pemberitaan untuk melaporkan, menginformasikan, atau mengangkat situasi serta kondisi sosial sebagai materi yang ada dan dibutuhkan di masyarakat di berbagai bidang seperti pembangunan, ekonomi, budaya, olahraga, kriminal, politik, pendidikan, dan lain-lain dengan peritimbangan asas kedekatan dan konsekuensi dalam wawasan atau mendidik. Isinya bisa terkait 32 konflik, emosi atau ketertarikan, dan spekulasi sosial yang faktual, semua isi berita dikategorikan dalam jenis berita ringan dan berat. Karya artistik merupakan acara televisi yang bersifat menghibur, fungsi utamanya sebagai materi-materi yang dapat menghibur atau menyuguhkan ketertarikan berupa imajinasi bersifat fiksi dan khayalan, yang isinya dapat memberikan kepuasan sikologi masyarakat sebagai kebutuhan khalayak dalam program-program hiburan. 22 Isi media penyiaran televisi baik secara teknik dengan fungsi kontrol materi audio-visual dengan penyelenggaraan ideologi atas visi-misinya, memilki pola utama sebagai manajemen komunikasi massa atas khalayaknya yang tidak individual. Penyelenggaraan pesan-pesannya atau isinya distrategikan pada acara-acara siaran yang memilki ketertarikan akan khalayak luasnya melalui program acara televisi. 2.3 Program Televisi 2.3.1 Pengertian Program Siaran Acara Televisi Telah diuraikan secara singkat proses media penyiaran televisi dalam komunikasi massa, bahwa televisi memiliki peran sebagai sumber melalui perangkat elektronik dalam menyediakan atau menyampaikan pesannya. Lebih lengkap diuraikan bahwa pengertian televisi sebagai channel dalam proses medianisasi pesan tanpa intervensi muatan yang memiliki pengaruh tidak langsung melalui komoditas sosialnya, yakni fungsi utama televisi sebgai media sebagai bentuk penyediaan, 22 Ashari Siregar. Menyingkap Media Penyiaran Membaca Televisi dan Melihat Radio. LP3Y, 2001. 33 menyampaikan, atau menghubungkan pesan-pesan kepada khalayak dalam programprogram yang dibutuhkan, melihat permintaan yang luas. Program penyiaran televisi memiliki karakteristik pesan media massa audiovisual yang berada dalam kapasistas waktu siaran atas acara-acaranya. Aspek-aspek penyiaran program televisi, terkait atas kondisi dan waktu bagaimana isi media penyiaran televisi berpola pada sistem penyiaran. Program-program televisi ditentukan oleh konsep penyiaran yang memanfaatkan waktu sebagai medianisasi pesan. Penyiaran memiliki kata dasar siar dengan definisi teknik, objeknya ialah menyebutkan apa saja yang dapat disiarkan. Media massa televisi merupakan media penyiaran karena melalui karakteristik pesan yang disiarkan seperti yang telah diuraikan sebelumnya, isi-isinya terkelola dalam aktivitas siaran. Televisi menggunakan kapasitas waktu sebagai medium penyampaian pesan, 24 x 60” x 60’ /jam / 7x / rata-rata 30 x 12 / setahun dalam setiap harinya dapat digunakan lembaga penyiaran terkait sebagai barang yang memiliki nilai jual. Penggunaan gelombang udara sebagai “lapak” kapabilitas televisi umum yang konvensional juga diatur melalui regulasi pemerintah dalam lembaga exsekutif. Semua ketentuan jalur peredaran pesan-pesan yang ada di dalamnya, sangat perlu diisi oleh acara-acara yang bersifat sestrategis dan seobjektif mungkin. Berbagai isi media siaran televisi adalah materi gambar dan atau suara yang “diprogram” atau disebut program televisi, artinya berbagai materi isi siaran televisi yang disiarkan telah mendasari fungsi strategis didalamnya. Sebelum mengenal sifat strategis penyelenggaraan media penyiaran televisi, perlu diketahui objek (massa) yang strategis menurut lembaga penyiaran terkait. 34 Sebelum mengenal dan mengulas kata sratregis dalam media penyiaran televisi, perlu diketahui apa yang menciptakan karakteristik strategis (teknik) dalam media penyiaran televisi. Hal yang dapat melatari serta proses yang dilalui untuk mencapai kepentingan media penyiaran terkait pada tahap strategis ialah manajemen dalam peluang, salah satunya adalah menentukan produk, harga, dan pasar. Aspek manajemen dalam mengelola dan mendistribusikan pesan-pesan acara siaran televisi, tergabung dalam lingkup program sebagai materi acara yang akan disiarakan kepada khalayak melalui beberapa isi siaran televisi. Program merupakan struktur atau rangkaian dari aspek manajemen, bentuknya merupakan kombinasi dari kebijakan yang membuat pola terencana terkait materi isi siaran. Secara verbal, program dapat diuraikan sebagai istilah dari objek yang menyandang predikat sehingga memerlukan kata pelengkap sebagai keterangan. Kata program dapat diuraikan sebagai pola terencana dalam menstrukturisasi atau merangkai suatu materi. Pengertian program terkait media penyiaran televisi diartikan menurut kamus WJS Purwodarminto sebagai acara, sementara kamus Webster International volume 2 lebih merinci lagi, yakni program adalah suatu jadwal (schedule) atau perencanaan untuk ditindaklanjuti dengan penyusunan “butir” siaran yang berlangsung sepanjang siaran itu berada di udara.23 Program, dalam materi media penyiaran televsi memiliki aspek-aspek terkait permasalahan fungsi dan tujuan pesan dalam apa yang yang layak disuguhkan untuk siapa pada saat kapan. Pada saat seorang pria atau wanita dewasa memiliki 23 Soenarto, RM. Progama Televisi: Dari Penyusunan Sampai Pengaruh Siaran. FFTV-IKJ Press. Jakarta. 2007. 35 kesempatan atau waktu dalam menyimak acara televisi, program memiliki fungsi dalam mengkontribusikan materi siarannya sebagai acara yang cocok dengan tujuannya. Hal ini terkait proses dalam menciptakan program pada istilah pemograman, namun lebih dekat kita akan melihat apa saja yang diprogramkan oleh media penyiaran televisi terkait bentuk-bentuk program pada bidang penyiaran. 2.3.2 Program Media Penyiaran Televisi Berbagai kepentingan pelaku komunikasi massa melalui isi penyiaran media televisi, semua isinya merupakan program media penyiaran televisi. Dapat diuraikan bahwa isi program penyiaran media televisi yang terdiri 2 bagian besar antara program reguler sebagai acara siaran yang menarik khalayak terkait, dan intrupsi reguler sebagai bagian kepentingan media dalam menyelenggarakan program reguler terkait, diisi dan didistribusikan dalam pembinaan penyelenggaraan waktu siaran atau air time berdasarkan media penyelenggaraannya. Program-program reguler merupakan acara televisi yang disegmentasikan menurut target audiens, terkait asas penyelenggaraannya yang biasa disebut kelompok dan format acara, dibagi atas 2 kelompok besar antara karya jurnalistik yang bersifat informatif dan karya artistik yang bersifat entertaining atau menghibur. Interupsi-interupsi reguler merupakan komoditas penyelenggaraan media yang dapat mewakili kepentingan media sebagai instansi atau pihak yang menghidupi, mendirikan, atau mengelolanya seperti informasi publik, iklan, dan promo acara, continuity, dan lain-lain sebagai penyela jeda program reguler. 36 Sebagai contoh program dari penyelengaraan media televisi komersial dalam asas pemberitaan, program-program regulernya mendominasi pola siaran atas karya jurnalisme yang bersifat informatif seperti news magazine, dokumenter, feature, talk show, dan acara-acara lainnya yang bersifat informatif mengangkat pesan atas fenomena dan situasi sosial. Intrupsi regulernya berupa promo, layanan masyarakat, dan iklan-iklan dengan segmentasi terkait yang berfungsi memenuhi kebutuhan operasional sebagai penyelengaraan media penyiaran televisi swasta komersil. Dalam hal ini biasanya sebuah media penyiaran televisi swasta komersil membagi tidak boleh lebih dari 20% waktu siarannya (spot iklan), dengan rata-rata durasi 15-30 detik per spot kemunculannya sebagai intrupsi reguler dalam sebuah program acara.24 Lebih umum telah digariskan untuk intrupsi reguler dalam iklan niaga dan iklan layanan masyarakat ditentukan pada UU no.32 tahun 2002 tentang penyiaran bab kedelapan pasal 46 ayat 8 dan 9, bahwa lembaga penyiaran swasta termasuk televisi wajib mengelola iklan layanan masyarakat sedikitnya 10% dan iklan niaga paling banyak 20% dari keseluruhan waktu siarannya. Untuk lembaga penyiaran publik termasuk televisi wajib mengelola iklan layanan masyarakat sedikitnya 30% dan iklan niaga paling banyak 15% dari keseluruhan waktu siarannya. Sebagai contoh isi media penyiaran pada pembagian durasi atas program reguler dan interupsinya dalam sebuah program televisi, biasanya program berdurasi 30’ dibagi atas 4 sementasi dengan 3x break, 60’ dibagi atas 7 segmentasi dan 6x break, 90’ dibagi atas 80x break dan seterusnya. 24 Soenarto, RM. Progama Televisi: Dari Penyusunan Sampai Pengaruh Siaran. FFTV-IKJ Press. Jakarta. 2007. 37 Beberapa bentuk program televisi dapat diperoleh dari membeli produk jadi sebagai canned product dari berbagai pihak yang menyediakan atau menawarkannya seperti production house atau production company. Perlu diketahui bahwa sebuah acara yang masih dalam format audio-visual di luar produksi perusahaan penyiaran terkait, belum dapat dikatakan sebagai program acara televisi, sehubungan aktualisasi program adalah tujuan materi audio-visual sebagai materi penyiaran yang melalui konsep strategis penyangan acaranya.Sebuah media penyiaran televisi biasanya membuat dan memproduksi acaranya sendiri, atau dengan berkerja sama dari berbagai pihak dalam menciptakan program-programnya, terkait strategi dan manajemen penyiaran sebagai industri strategis proyek komunikasi. Untuk membahas unsur strategis dalam menciptakan pola pemograman yang sefektif mungkin dan mengelola isi-isi siarannya yang seefisien mungkin sebagai program media penyiaran televisi, lebih lengkap kita akan menguraikan beberapa isi siaran televisi sebagai program acara televisi. 2.3.3 Jenis-Jenis Format / Genre Dalam Program Acara Televisi Program televisi didasari oleh format atau jenis penyajian acara yang dapat diberikan dalam media penyiaran televisi. Program acara televisi dibagi dalam karya juranlistik dan artistik seperti yang telah diuraikan sebelumnya. Format jurnalistik merupakan program berita yang memiliki nilai pokok informatif, materinya dibagi atas news sebagai materi dengan nilai berita yang baru disajikan dan current affairs sebagai materi berita informatif yang bersifat mendalam 38 atau berkelanjutan. Beberapa format jurnalistik yang termasuk dalam program news and current affairs acara televisi diantaranya : a) laporan berita harian / daily reporting, documenter b) feature c) Magazine d) formal dialogue e) talk show f) editorial atau ulasan pengemukaan. Kategori format artistik yang termasuk dalam program acara televisi adalah program drama dan non-drama. Perkembangan program televisi pada format artistik membutuhkan tingkat kreatifitas yang tinggi guna menarik berbagai khalayak sebagai program yang diminati dan dinikmati, proses kreatifisme melahirkan beberapa tipe program televisi sebagai genre-genre baru yang kemudian berkembang lagi sebagai program dengan menggabungkan aspek lain di dalamnya, isinya menciptakan kombinasi yang lebih variatif sebagai sub-genre. Program televisi sebagai bagian karya artistik memiliki 2 kategori antara drama dan non-drama. Beberapa tipe program non-drama biasanya disebut sebagai television show atau acara pertunjukan yang bersifat attractive yaitu acara yang memberikan kepuasan langsung dalam menghibur pada khususnya. Program nondrama televisi memilki beberapa format atau genre populer yang diantaranya adalah: a) reality television/show b) variety show c) quiz and game show 39 d) dan television comedy. Masing-masing genre berkembang dan meluas melalui sub-genrenya terkait isi atau komposisi gabungan materi pada aktivitas objek dengan subjeknnya, yang mempengaruhi serta menciptakan gaya baru sebagai karakteristik program televisi. 2.4 Pengertian Reality Show Sesuai dengan namanya reality show atau televisi mengetengahkan perasaan tertentu seseorang yang semula tidak mempunyai harapan memperbaiki hidupnya, kemudian ada yang membantunya, jangankan rumah dalam kehidupan sehari-hari saja sudah sangat sudah mereka alami. 25 Yang diharapkan dalam acara reality show ini adalah dimana adanya pengungkapan perasaan “nyata” seseorang, yang tidak dibuat-buat dan direkayasa dalam menghadapi suatu peristiwa, yang dirasakannya.26 Namun bukan hanya itu reality televisi juga dapat dikatakan sebagai reality show, karena dalam program yang disuguhkan, stasiun swasta tersebut mencoba menyajikan suatu situasi seperti konflik, persaingan/hubungan. Berdasarkan realitas yang sebenarnya jadi menyajikan situasi sebagaimana apa adanya. 2.4.1 Jenis-jenis Reality Show Ada beberapa jenis-jenis reality TV yang dibuat INDOSIAR dengan sebutan reality show yang dimana mereka menyuguhkan program tersebut sedemikian rill 25 Morrisan, Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio dan Televisi, Ramdina Prakarsa, Tangerang, 2005, hal. 135-143 26 Ibid, hal. 143 40 sehingga audiens/khalayak merasakan sesuatu yang beda dari biasanya, diantara lainnya :27 A. TAKE ME OUT(INDOSIAR) B. STARDUT dan SUPERMAMA (INDOSIAR) C. SUPERSELEP SHOW (INDOSIAR) D. 3D (INDOSIAR) E. AFI (INDOSIAR) F. SUPER SOLMET (INDOSIAR) G. AFI JUNIOR (INDOSIAR) 2.4.2Krakteristik Reality Show Program yang disesuaikan dalam reality televise atau reality show ini sangat unik, dimana keunikan menjadi unsur utama dalam pencarian ajang bakat apapun dan merupakan unsur penilaian yang paling utama dalam proses penilaian masyarakat.28 Karakteristik itu mencakup beberapa hal dan salah satunya yaitu : sesuatu yang nyata dan rill serta original dan membuat para audiens juga merasakan. Hal yang dirasakan oleh peserta yang mengikuti program acara yang disuguhkan atau dibuat oleh stasiun televise tersebut. 27 28 http://www. indosiar. com/show/ Kapan lagi.com/13/11/08 reality show (.red ) 41 2.4.3Perkembangan Reality Show Reality show menurut harian Kompas Jum’at, 14 Mei 2004, bukan suatu barang baru buat insan production house, stasiun televisi swasta di Indonesia, kalau dahulu kala sifatnya hanya hiburan kini fungsinya bertambah yaitu merupakan sarana untuk mencari bibit baru dan sekarang reality show sudah menjadi bagian dari hidup khalayak.29 Kemudian reality show tidka sekadar memotret kehidupan orang. Reality show pun jadi ajang kompetisi. Kompetisi pertama yang langsung mendapat sambutan gila-gilaan adalah survivor Dalam program ini sejumlah orang dikumpulkan untuk tinggal bersama dalam sebuah pulau. Yang menang adalah dia yang bias bertahan hidup dengan cara apapun, termasuk boleh mencurangi teman sendiri. Pada perkembangan selanjutnya, kompetisinya sedikit bergeser menjadi kontes pencarian bakat.30 Reality show merupakan salah satu jenis genre yang menjadi program tayangan kuis. Genre ini mulai berkembang di tanah air sejak reformasi pada era reformasi kompetisi program dari para penyelenggara siaran apapun mulai terasa ketat. Perkembangannya itu bermula dari munculnya industri-industri pertelevisi. Hadirnya sejumlah production house menjadikan keraaman jenis genre kuis untuk mendapatkan kemenangan. Dalam suatu pemasaran produksi tayangan reality di era reformasi mengandalkan jenis pemasaran following marketing. Dimana akibatnya terjadi 29 30 http://64.203.71.11/kompas-cetal/0405/14/muda/1024717.htm Ibid 42 homogimisiasi dimana kesuksesan suatu acara akan ditiru stasiun televisi laind an berharap ikut meraih sukses. 2.5 Pencarian Bakat (Talent Search) Munculnya televisi swasta dan media promosi lainnya membuka peluang lebih luas bagi lahirnya profesi baru yang berkaitan dengan dunia hiburan salah satunya adalah profesi pencarian bakat (talent search). Munculnya pencarian bakat ini karena stasiun televisi ingin mencari bibit baru untuk menduduki profesi di dunia hiburan. Program reality pencarian bakat yaitu program yang menjelaskan unsur seseorang yang memiliki karismatik (pembawaan) yang diasah dari lahir dan dilatih sedemikian rupa sehingga yang tadinya biasa menjadi luar biasa, misalkan dari progam reality show yang bertemakan “TAKE ME OUT” di INDOSIAR ini mereka melakukan ajang pencarian bakat dengan mencari sosok anak yang memiliki kemampuan lebih dan bakat yang tinggi, dan mama yang berperan sebagai manajer. 2.6 PERSEPSI 2.6.1 Pengertian persepsi Ketika anda menyaksikan acara televisi anda akan mulai membayangkan dan menangkap makna dari apa yang anda tonton, maka jadilah persepsi.sensasi adalah bagian dari persepsi yang dapat mempengaruhi perssepsi.walaupun begitu menafsirkan makna informasi indrawi tidak hanya melibatkan sensasi tetapi juga atensi,ekspektasi, motivasi dan memori (Desiderato, 1976 : 129 ). Persepsi seperti juga sensasi, ditentukan oleh faktor personal dan faktor situasional. David Krech dan Richard S.Crutchfild ( 1977 : 235 43 )menyebut faktor fungsional dan sruktural. Selain faktor itu juga ada faktor lain yang sangat mempengaruhi persepsi yaitu perhatiaRobert A. Baron dan Paul B. Paulus dalam Deddy Mulyana mengatakan, bahwa persepsi adalah proses yang memungkinkan kita memilih, mengorganisasikan dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita, dan proses tersebut mempengaruhi perilaku kita.31 Sedangkan Brian Fellows dalam Deddy Mulyana mendefinisikan, bahwa persepsi adalah proses yang memungkinkan suatu organism menerima dan menganalisis informasi. 32 Pendefinisian persepsi yang lain juga diungkapkan oleh Joseph A. Devito yakni, proses dengan mana kita menjadi sadar akan banyaknya stimuli yang mempengaruhi indra kita.33 Jadi dapat dikatakan bahwa persepsi ini merupakan cara pandang seseorang terhadap sesuatu atau informasi. Bisa saja dalam situasi yang sama seseorang akan memiliki pandangan yang berbeda dengan orang lain, hal ini bisa terjadi karena setiap orang akan melihat sesuatu hal melalui panca inderanya. Namun setiap orang akan berbeda dalam mengikuti, mengatur dan menginterprestasikan informasi yang masuk. Faktor perhatian yang mempengaruhi persepsi terjadi bila kita mengkontrasikan diri pada salah satu alat indra kita dan mengesampingkan masukan masukan melaluli alat indra yang lain. Faktor ekstenal penarik perhatian yaitu gerakan, intensitas stimuli, kebaruan, dan perulangan.faktor internal penarik perhatian yaitu faktor biologis, faktor sosio psikologis dan motif sosio genesis. Jadi perhatian adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam 31 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Remaj Rosdakarya, 2000, hal. 167 Ibid, hal. 168 33 Ibid, hal. 168 32 44 kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah. Definisi yang diberikan oleh Kenneth E. Anderson (1972 : 46 ) dalam buku yang ditulisnya sebagai pengantar pada teori komunikasi. 34 2.6.2 Faktor faktor Fungsional yang menentukan persepsi Faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal lain yang termasuk apa yang kita sebut sebagai faktor faktor personal yang menentukan persepsi bukan jenis atau stimuli, tetapi karakteristik orang yang memberikan respon dalam stimuli itu Krech dan Crutchfield merumuskan dalil persepsi yang pertama selektif secara fungsional.dalil itu berarti bahwa objek -objek yang mendapatkan tekanan dalam persepsi kita biasanya objek- objek yang memenuhi tujuan individu yang melakukan persepsi biasanya dipengaruhi dari kebutuhan, kesiapan mental, suasana emosional, dan latar belakang budaya terhadap persepsi. Faktor-faktor fungsional yang mempengaruhi persepsi lazim disebut sebagai kerangka rujukan, Mula-mula konsep ini berasal dari penelitian psikofisik yang berkaitan dengan persepsi objek.. 2.6.3 Faktor-faktor stuktural yang menentukan persepsi Faktor-faktor struktural berasal semata-mata dari sifat stimuli fisik dan efekefek saraf yang ditimbulkan pada sistem syaraf individu. Para psikolog Gestalt seperti Kohler, Warthheimer dan Koffka merumuskan prinsip-prinsip yang bersifat struktural. Menurut teori ini bila kita mempersepsikan sesuatu, kita mempersepsikannya sebagai suatu keseluruhan. Kita tidak melihat bagian-bagiannya 34 Rakhmat jalaludin “psikologi komunikasi” 45 lalu menghimpunnya dengan kata lain bagian dari medan persepsi yang terpisah berada pada interdependesi yang dinamis yakni dalam interaksi dan karena itu dinamika khusus dalam interaksi menentukan distribusi fakta dan kualitas lokalnya. Mungkin agak sukar dicerna menurut Kohler jika kita ingin memahami suatu peristiwa, kita tidak dapat meneliti fakta-fakta yang terpisa, kita harus memandangnya dalam hubungan keseluruhan. Untuk memahami seseorang , kita harus melihatnya dengan konteksnya, dalam lingkungannya , dan dalam masalah yang dihadapinya. Dari prinsip ini Krech dan Crutchfield melahirkan dalil persepsi yang yang kedua ; Medan perceptual dan kognitif selalu diorganisasikan dan diberi arti. Dalil persepsi yang ketiga sifat-sifat perseptual dan kognitif dari substuktur ditentukan pada umumnya pada sifat-sifat struktur secara keseluruhan jadi menurut dalil ini jika individu dianggap sebagai anggota kelompok, semua sifat individu yang berkaitan dengan sifat kelompok akan dipengaruhi oleh keanggotaan kelompoknya, dengan efek yang berupa asimilasiatau kontras.35 2.6.4 Dimensi-dimensi persepsi Pada proses persepsi terdapat dua tahapan, antara lain : perhatian (attention) dan penafsiran (interpretation). Kemudian setelah tahapan tersebut akan muncul suatu respon yang disebut kognitif. Proses terjadinya persepsi dapat dilihat dengan skema model : 35 Ibid 46 Stimulus ----> atensi ----> interprestasi ----> kognisi36 1. Perhatian (attention) Faktor yang sangat mempengaruhi persepsi adalah perhatian (attention) perhatian adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah. Perhatian terjadi bila kita mengkonsentrasikan diri pada salah satu alat indera lain. 37 Manusia akan lebih memperhatikan hal-hal yang dianggap menarik dari pada tidak menarik. Apa yang menjadi perhatian kita, kadang-kadang dapat lolos dari perhatian orang lain. Kita cenderung memperhatikan hal-hal tertentu yang penting dan yang diminati saja. Kita cenderung menonton program atau acara ditelevisi tertentu, hal-hal seperti akan menentukan kita untuk menaruh perhatian. Keaneth A. Anderson memberikan definisi tentang perhatian yang merupakan proses mental ketika stimuli/rangkaian stimuli/rangkaian stimuli menjadi menonjol pada saat stimuli lainnya melemah.38 Pada tahap perhatian setiap individu dalam memberikan perhatian terhadap suatu stimuli dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor situasional yang lebih menitikberatkan pada apa yang ada pada stimuli itu sendiri dan faktor proposal yang berasal dari individu itu sendiri, dan faktor yang ada pada stimuli antra lain ukuran, arahan kontras, warna bentuk dan posisi. 36 Dabid A. Aaker and John G. Mayer, Advertising Management, Prencise Hall, Inc, New Jersey, 1996, hal. 236 37 Ibid, hal. 237 38 Dedi Sudiana, Komunikasi Periklanan, Remaja Rosdakarya,m 1986, hal. 39 47 Demikian juga diketahui bahwa suatu program reality show dapat membangkitkan perhatian melalui penggunaan bentuk-bentuk dan kata-kata yang ada pada tayangan program tersebut. Atensi rangsangan terbagi dalam dua faktor (persepsi bersifat selective) yaitu : a. Faktor internal Faktor-faktor sosial, budaya, biologis, psiologis dan psikologis b. Faktor internal Yakni atribut-atribut objek yang dipersepsikan seperti gerakan intensitas, kontras, kebaruan dan perulangan objek yang dipersepsikan.39 2. Penafsiran (interpretation) Sebuah perhatian dalam tahap interprestasi mengandung makna dan persepsi pada tahap ini terjadi proses penyederhanaan (simplication), pengolahan (distort), serta penyusunan (organize). Persepsi menurut Alie Djahri adalah merupakan proses dimana rangsangan terhadap alat indra mendapat makna lain pengertian. Dalam proses inilah segala macam pengalaman atas objek, peristiwa atau hal-hal lain ditafsirkan dan disimpulkan sehingga menjadi informasi kegiatan proses ini melibatkan unsur-unsur seperti harapan, motivasi dan memori.40 Proses pembentukan kesan/persepsi : 39 40 Alie Djahri, Modul Psikologi Komunikasi, Fisip UI Jakarta, 1992, hal. 27 Alie Djahri, Modul Psikologi Komunikasi, Fisip UI Jakarta, 1992, hal. 27 48 a. Stereotyping, yaitu pengalaman-pengalaman baru akan dimasukan pada laci kategori yang ada dalam memori kita. b. Implicit personality theory, yaitu setiap orang mempunyai konsepsi tentang sifatsifat apa yang berkaitan dengan sifat-sifat apa. c. Atribusi, yaitu proses penyimpulan motif, maksud dan karakteristik orang lain dengan melihat pada prilakunya tampak. Untuk lebih memahami persepsi berikut adalah beberapa definisi persepsi lainnya yang penulis tutup dibuku ilmu komunikasi suatu pengantar Deddy Mulyana, diantara lain : a. Brian Fellows Persepsi adalah proses yang memungkinkan suatu organism menerima dan menganalisis informasi. b. Kenneth A. Sereno dan Edward M. Bodakan Persepsi adalah sarana yang memungkinkan kita memperoleh kesadaran di luar sekeliling dan lingkungan kita. a. Fhilip Goodacve dan Jeniffer Foiters Persepsi ditentukan oleh faktor-faktor sebagai berikut : 41 1. Latar belakang budaya. 2. Pengalaman masa lalu. 3. Nilai yang dianut. 4. Bentuk yang berkembang.41 Rhenald Kasali, Manajemen Public Relations, PT. Grafiti, Jakarta, 1994, hal. 23 49 3. Pengetahuan (kognitif) Kemudian, setelah tahap perhatian dan interprestasikan, akan muncul respon yang disebut kognitif. Kognitif terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami atau dipersepsikan mahasiswa. Kognitif terjadi pada diri komunikan yang sifatnya informative bagi dirinya. Kognitif membahas tentang bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan pengetahuannya (kognitif), melalui media massa, dapat diperoleh berbagai informasi tentang tempat yang belum pernah dikunjungi, orang teknologi baru atau benda. Pada saat mempresepsikan, hal ini berkaitan dengan kebutuhan kognitif, yaitu usaha untuk memperkuat informasi, pengetahuan serta pengertian tentang lingkungan eksternal. Huffman mengatakan bahwa “persepsi” adalah proses penginterpretasian stimuli, data atau informasi yang berasal dari luar diri seseorang. Persepsi dalam penelitian ini akan diukur dengan menggunakan tahapan komponen dari faktor-faktor sosiopsikologis dalam bukunya Jalaludin Rahmat tentang psikoogi komunikasi, sebagai berikut : 1. Atensi (afektif) ialah tahapan yang mengawali proses terjadinya persepsi dengan sikap dan emosi, yang terjadi pada saat memperhatikan suatu stimuli. 2 Interpretasi (konatif) ialah proses penyederhanaan, pengolahan, serta penyusunan informasi yang diterima otak untuk kemudian ditafsirkan makna dari tayangannya. 50 3. Kognisi (kognitif) ialah proses dimana stimuli-stimuli yang masuk ditransformasikan, dikurangi, diperinci, disimpan, diselubungi, maupun digunakan. Komponen kognitif dalam penelitian ini adalah remaja yang mempelajari, memperhatikan, mempersepsikan dan memahami pesan. 2.7 DEWASA 2.7.1 Pengertian Dewasa Konsep tentang “dewasa”,seorang individu yang sudah tergolong dewasa peran dan tanggung jawabnya tentu makain bertambah besar. Iatak lagi harus bergantung secara ekonomis, sosiologis ataupun psikologis pada orang tuanya. Mereka justru merasa tertangtang untuk membuktikan dirinya sebagai seorang pribadi dewasa yang mandiri. Segala urusan ataupun masalah yang dialami dalam hidupnyasedapat mungkian akan ditangani sendiri tanpa bantuan orang tua maupun orang lain. Secara fisik seorang dewasa menampilkan profil yang sempurna dalam arti bahwa pertumbuhan dan perkembangan aspek aspek fisiologi telah mencapai posisi puncak, mereka memilikidaya tahan dan taraf kesehatan yang prima sehingga dalam melakukan berbagai kegiatan tampak inisiatif, kreatif, energik, cepat, dan proaktif. Secara umum mereka yang tergolong dewasa ialah mereka yang berusia 20-40 tahun menurut seorang ahli psikologis perkembangan, Santrock (1999), orang dewasa 51 termasuk masa transisi, baik transisi secara fisik, transisi secara intelektual, serta transisi secara sosial42. 42 Agus, Dariyo. Psikologi Perkembangan Dewasa. Grasindo Hal 3