BAB II TINJAUAN PUSTAKA

advertisement
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Komunikasi Massa
2.1.1 Pengertian
Banyak pengertian mengenai keberadaan suatu proses yang mendefinisikan
komunikasi dalam ilmunya. Para ahli telah banyak memberikan beberapa
konseptulitas dalam memahami suatu proses hubungan mengenai keberadaan dirinya
untuk melakukan penerimaan dan mengirimkan berbagai bentuk pesan, dengan
mengharapakan berbagai tujuan. Sebagai bagian dari ilmu yang ditemukan dan dapat
dipelajari oleh berbagai pihak, banyak pendapat mengemukakan bahwa komunikasi
sebagai ilmu merupakan sesuatu yang bersifat umum dan sistematik, yang dapat
disimpulkan dalam dalil-dalil tertentu menurut kaidah-kaidah umum (Nasir, 1988),
selain itu rasionalitas, dapat digeneralisasi, dan disistematisasi (Shaphere, 1974), dan
masih banyak pendapat mengenai keilmuan yang memberikan dasar pengertian
komunikasi sebagai ilmu.
Ruang lingkup kehidupan manusia berkaitan mengenai fungsi dalam
bersosialisasi antar manusia lain. Sifat manusia untuk menyampaikan keinginannya
dan untuk mengetahui hasrat orang lain, merupakan awal keterampilan manusia
berkomunikasi secara otomatis melalui lambang-lambang isyarat, kemudian disusul
10
11
dengan kemampuan untuk memberi arti setiap lambang-lambang itu dalam bahasa
verbal maupun non-verbal (Hafied Cangara).7
Manusia sebagai bentuk eksistensi pikiran, sikap, dan perilaku dalam bentuk
berkehidupan memiliki suatu pola pengembangan identitas yang alami antara dirinya
dengan ruang lingkup beserta berbagai aspek pesan di dalamnya (sosial). Pemahaman
mengenai aspek pesan dalam ruang lingkup kehidupannya, manusia memerlukan
kesadaran guna melihat atau membaca, mengartikan, serta memahami pola tanda atau
simbolik yang ada dan masuk (interpretasi) yang hadir dalam mengguga nalurinya
berdasarkan pemahaman mengenai keberadaanya dan menimbulkan peran tersendiri
dengan menjadikanya sebuah arti untuk berbagai fungsi dan tujuan atas reaksi dan
interaksi.
Melihat keberadaanya mengenai siapa, dan apa yang terdapat sebagai pesan,
lanjutnya pengertian mengenai proses komunikasi menjadi lebih variatif dangan
membentuk sistematis mengenai keberadaan dirinya sebagai komunikator, melihat
keberadaan khusus dari yang bersifat umum pada dirinya (coding intrapersonal),
menimbulkan reaksi sifat dari suatu kebutuhan dan fungsi keberadanya, mengolah
bentuk isyarat dan menciptakan pesan terhadap sesuatu bentuk yang berkarakter dari
keberadaan yang lain (komunikan), yang berkoneksi terhadap sesuatu yang umum.
Proses tersebut membagi beberapa bentuk komunikasi atas komunikasi intrapersonal,
komunikasi interpersonal dan komunikasi massa.
Komunikasi massa merupakan konsep hubungan pesan yang disalurkan atau
tersalurkan melalui media terhadap khalayak luas, artinya hubungan sebuah
7
Cangara, Hafied. Pengantar Ilmu Komunikasi. Rajawali Perss, Jakarta. 2003.
12
komunikasi massa memiliki perhatian penting atas kahalayak yang luas, struktur
media, dan efek dalam kondisi tertentu sebagai pengaruh media atas komunikator
atau situasi yang mempengaruhi media atas komunikator. Hal menarik mengenai
konsep efek dalam komunikasi massa adalah peran sosial dari media terhadap
kemampuannya untuk mengubah perilaku komunikan, 8 hal tersebut diuraikan melalui
proses komunikasi massa pada masalah sosial yang terjadi. Berbicara mengenai
pengertian komunikasi massa pada referensi masalah sosial yang ada, jelas konstruksi
uraiannya dengan mengidentifikasi khalayak, media, konsep pesan, dan efek sebagai
fenomena komunikasi massa.
Seperti yang telah diuraikan dalam formula Lasswell mengenai teorinya,
komunikasi massa merupakan suatu proses yang menggambarkan siapa pelaku yang
akan memberikan apa mengenai pesan, melalui saluran mana, kepada siapa pesan
tersebut disampaikan, dan efek apa yang muncul dari pesan yang disampaikan. Selain
itu, komunikasi massa yang merupakan bagian dari proses komunikasi dua arah, De
Fleur menambahkan adanya perangkat umpan balik setelah pesan disampaikan oleh
komunikator kepada komunikannya, Shannon – Weaver mengungkapakan hubungan
mengenai transmitter pesan yang disampaikan berupa sinyal terlebih dahulu akan
melewati gangguan kepada penerima yang mengalami medianisasi.9 Media penyiaran
televisi dalam konteks komunikasi massa, prosesnya dimulai dari kegiatan
pengumpulan, pengolahan, dan penyebaran informasi sebagai pesan pada channel
8
Suprapto, Tommy. Berkarier Di Bidang Broadcasting. Media Pressindo. Yogyakarta, 2006.
S. Djuarsa Sendjaja, Ph.D., Dkk. Teori Komunikasi: Teori-Teori Dasar Komunikasi Massa “buku
materi pokok modul 1-9” 2002
9
13
(stasiun televisi) disebarkan kepada khalayaknya melalui perangkat elektronik
pemancar dan penerima.
2.1.2 Proses Komunikasi Massa
Mengenai pola kehidupan manusia dalam hubungan atau interaksi sosial
antara dirinya, kelompok, dengan ruang lingkup yang luas, proses penerapan media
sebagai
sumber
dalam
tejadinya
komunikasi
massa
terhadap
khalayak,
mengidikasikan peran khalayak sebagai bahan penyedian pesan atas komunikator dan
pihak lain sebagai rantai, terkait teori komunikasi yang merupakan proses kontak
mengenai pesan untuk maksud dan tujuan masing-masing. Aspek keterkaitan
mengenai unsur komunikasi massa sangat luas, menimbang prosesnya yang selalu
menerapkan efek terhadap kemajemukan dari komunikannya. Komunikasi massa
memilki pengaruh yang dihadapkan dengan berbagai bentuk penerima pesan dari
sumber atau komunikator. Berbagai pengaruh mengenai efek dari komunikasi massa,
menimbulkan beberapa teori yang berkaitan mengenai proses pesan dari sumbernya
terhadap khalayaknya baik individu atau kelompok pada proses feed back.
Pengaruh komunikasi massa terhadap individu menciptakan kesimpulan
mengenai adanya teori dalam bentuk stimulus-respons, di mana efek merupakan
reaksi terhadap stimulu tertentu, dengan demikian seseorang dapat mengharapkan
atau memperkirakan sesuatu kaitan erat antara pesan-pesan media dan reaksi
audiensnya10. Proses mengenai pengaruh dari komunikasi massa terhadap individu
juga dapat terjadi dengan adanya sebuah posisi dari tingkat penengah sebagai karakter
10
Ibid, hal.5.14
14
yang beperan bagi pemuka pendapat atau ahli untuk memberikan pengaruh dengan
orang lain. Pengaruh komunikasi massa terhadap individu juga dapat dikenal dengan
teori difusi inovasi, yaitu mengubah perilaku melalui penyebaran informasi dan upaya
mempengaruhi motivasi dan sikap. Everett M. Rogers dan Floyd G. Shoemaker
(1973) merumuskan dengan memberikan asumsi bahwa sedikitnya terdapat empat
tahap dalam suatu proses difusi inovasi, yaitu pengetahuan, persuasi, keputusan, dan
konfirmasi.11
2.1.3 Karakteristik Komunikasi Massa
Proses yang tidak terlepas mengenai media massa atau saluran sebagai sarana
penyedia pesan kepada khalayak luas, media massa memiliki karakteristik sebagai
alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak dengan
menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, televisi,
dan komputer berjaringan. Komunikasi massa memiliki ciri tersendiri, diantaranya
pesan yang bersifat terbuka dengan khalayak yang variatif, sumber dan penerima
dihubungkan oleh saluran yang telah diproses secara mekanik, sumber juga
merupakan suatu lembaga atau institusi yang terdiri dari banyak orang meskipun
dapat dikonstruksikan sebuah sumber oleh seorang komunikator, arus dari pesan
komunikasi massa berlangsung satu arah dan tanggapan baliknya lambat serta
terbatas, selain itu penyebaran pesan melalui media massa berlangsung begitu cepat,
11
Ibid,hal.5.17
15
serempak, dan luas, mampu mengatasi jarak dan waktu, dengan kekhasannya sebagai
bagian teknis media dalam bentuk dokumentasi.12
Guna menarik khalayak dalam menggunakan salah satu dari berbagai media
massa, karakteristik dari isi media massa terdiri atas berbagai unsur-unsur sepeti
novelity atau sesuatu yang baru, jarak mengenai kedekatan isi dari media massa
terhadap khalayak, popularitas atau ketertarikan atas sesuatu yang menarik dan
terkenal, pertentangan atau konflik yang menimbulkan reaksi berbagai khalayak
untuk mengikuti, seks dan keindahan sebagai bagian yang menarik khalayak terhadap
bentuk sensualitas, emosi yang merupakan bagian dari curahan khalayak mengenai
perasaan mereka, nostalgia yang banyak mengandung memori bagi khalayak untuk
tergugah mengetahuinya, human interest yang merupakan bagian dari keinginan
khalayak terhadap sesuatu untuk diketahui, humor yang merupakan bentuk hiburan
yang bersifat hal-hal lucu.
2.1.4 Fungsi dan Tujuan Komunikasi Massa
Sebagai
sarana
mempermudah
efektifitas
proses
komunikasi
antara
komunikator dengan khalayak yang luas, komunikasi massa memiliki fungsi dalam
menyebarluaskan informasi dari berbagai aspek segi kehidupan seperti ekonomi,
pendidikan, dan hiburan. Fungsi komunikasi massa seiring perkembangan teknologi,
mengalami beberapa perubahan. Menurut Sean MacBride, ketua komisi masalahmasalah komunikasi UNESCO (1980), komunikasi yang tidak hanya dapat diartikan
sebagai pertukaran berita dan pesan, komunikasi juga merupakan kegiatan individu
12
Cangara, Hafied. Pengantar Ilmu Komunikasi. Rajawali Perss, Jakarta. 2003.
16
dan kelompok mengenai pertukaran data, fakta, dan ide. Hingga komunikasi massa
memiliki fungsi sebagai bentuk informasi dalam kegiatan untuk mengumpulkan,
menyimpan data, fakta dan pesan, opini dan komentar, sehingga orang biasa
mengetahui keadaan yang terjadi di luar dirinya.13 Komunikasi massa juga memiliki
fungsi sebagai bentuk sosialisasi yang menyediakan dan mengajarkan ilmu
pengetahuan agar setiap orang dapat bersikap sesuai nilai-nilai yang ada, serta
bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif. Selain itu komunikasi massa
memilki fungsi sebagi motivasi untuk orang agar dapat mendorong seperti orang lain
yang lebih baik melalui media, bahan diskusi sebagai pemecahan masalah yang
menyangkut orang banyak,.
Banyak pakar menilai bahwa komunikasi adalah suatu kebutuhan yang sangat
fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat. Profesor Wilbur Schramm
memberikan pengertian dengan menyebutkan komunikasi dalam masyarakat adalah
dua kata kembar yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain, bahwa tanpa komunikasi
tidak mungkin masyarakat terbentuk dan tanpa masyarakat maka manusia tidak
mungkin dapat mengembangkan komunikasi (Schramm; 1982).14
Harlod D. Lasswell salah seorang peletak dasar ilmu komunikasi lewat ilmu
politik menyebutkan tiga fungsi dasar yang menjadi penyebab mengapa manusia
perlu berkomunikasi. Dari teori dasar biologi menyebut adanya dua kebutuhan apa
yang mendorong manusia hingga ingin berkomunikasi, yakni kebutuhan untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya dan kebutuhan untuk menyesuaikan diri
13
S. Djuarsa Sendjaja, Ph.D., Dkk. Teori Komunikasi: Pengaruh Komunikasi Massa Terhadap
Individu “buku materi pokok modul 1-9” 2002
14
Ibid hal 4.21
17
dengan lingkungannya. Teori dari fungsi dasar Lasswell dalam manusia
berkomunikasi berkaitan mengenai teori dasar biologi yakni, hasrat manusia untuk
mengontrol lingkungannya, upaya manusia untuk dapat beradaptasi dengan
lingkungannya, dan upaya untuk melakukan transformasi warisan sosialisasi.
Mengenai prosesnya, komunikasi merupakan kegiatan yang berlangsung dinamis,
unsur-unsur yang ada di dalamnya bergerak aktif, dinamis dan tidak statis (Berlo, The
Process of Communication, 1960)15
Pengaruh lain mengenai efek komunikasi massa selain pengaruh terhadap
individu yaitu pengaruh komunikasi massa terhadap masyarakat dan budaya.
Pengaruh mengenai komunikasi massa terhadap masyarakat dan budaya pada
umumnya mengacu pada suatu efek jangka panjang yang tidak langsung. Teori yang
menjelaskan mengenai efek komunikasi massa sebagai pengaruh terhadap masyarakat
dan budaya diantaranya agenda setting, dependency, spiral of silence, dan
information gaps. Agenda Setting yang memberikan pengertian mengenai prioritas
topik dari suatu media dalam mempengaruhi perhatian audiens terhadap topik mana
yang dianggap lebih penting, sehingga media dapat mempengaruhinya dalam tataran
kognitif. Teori Dependensi menyatakan bahwa efek dari suatu proses komunikasi
massa merupakan hasil interaksi berbagai subsistem dalam suatu sistem sosial
tertentu yang memiliki tiga tataran dalam kognitif, afektif, dan kognatif. Sedangkan
mengenai teori Spiral of Silence menjelaskan bahwa keberaneka ragaman mengenai
pendapat atau ungkapan yang berbeda akan tersingkirkan dengan meluasnya pendapat
15
Ibid, hal. 1.9
18
yang dominan melalui media. Information Gaps muncul yang diakibatkan pemberian
intensitas, kualitas, atau pemerataan yang sama mengenai pesan, disampaikan kepada
khalayak luas yang beraneka ragam atau berbeda dari orang atau kelompok dalam
potensi masyarakat untuk menyerap atau menerima bentuk informasi.16
Efek maupun pengaruh dari proses hubungan komunikasi massa berlanjut
dengan pengayaan mengenai perspektif komunikasi massa dua arah, yang
memberikan gambaran adanya hubungan timbal balik mengenai sumber terhadap
audiensnya. Hubungan timbal balik tersebut dijelaskan lebih lanjut mengenai
pendekatan khusus dalam sikap aktif audiens terhadap keterlayakan isi media, di
mana khalayak memiliki ragam dan macam mengenai penggunaan serta kebutuhan
dari pesan dan saluran komunikasi massa. Hal-hal mengenai proses komunikasi
massa, fungsi, dan efek, merupakan dasar dalam mengenal tujuan pada aspek
komunikasi massa khususnya. Hal tersebut menimbulkan banyak variasi dalam
menciptakan pesan serta saluran bagi keberadaan media di tengah-tengah khalayak.
Berawal dari media cetak sebagai bagian dari media massa, hingga media elektronik
seperti radio dan televisi mulai banyak menentukan dan menciptakan berbagai variasi
isi dari media massa guna memenuhi penggunaan dan kebutuhan khalayak sebesarbesarnya.
16
S. Djuarsa Sendjaja, Ph.D., Dkk. Teori Komunikasi: Pengaruh Komunikasi Massa.“buku materi
pokok modul 1-9” 2002
19
2.2
Televisi
2.2.1 Pengertian Televisi Sebagai Media dan Perkembangannya
Perkembangan media massa elektronik khususnya membawa kemajuan
teknologi yang bersifat elastis terus berubah secara teknis dalam memberikan isi
pesan berupa program siaran. Televisi merupakan media massa elektronik yang
mengembangkan teknik perpaduan gambar dan suara. Media penyiaran televisi
merupakan industri besar yang dikelola dengan beberapa bagian pokok antara tingkat
manajemen finansial sebagai perusahaan dengan pengelolaan teknis mengenai
kendali siar dan isi mengenai visi dan misi sebagai bentuk idealisme.
Ada yang mengatakan bahwa proses sosial dalam komunikasi saat ini adalah
televisi sebagai trend media, The Age of Television atau televisi telah menjadi kotak
ajaib yang membius para penghuni gubuk-gubuk reyot masyarakat di dunia ketiga,
disampaikan oleh martin Essin.17 Ungkapan mengenai konsep televisi sebagai media
muncul pada saat situasi khalayak sebagai audiens menggunakan channel media
televisi, memperlihatkan situasi atau fenomena candu yang menyatakan bahwa
masyarakat setidaknya harus tetap terpaku selama 4 sampai 6 jam sehari di depan
layar kaca, dan bahkan memberikan dampak kemalasan bagi anak-anak yang
sedikitnya 53,4% dari mereka mengakui bahwa waktu belajarnya lebih sedikit di
banding lama menonton dari waktu yang mereka peroleh. Televisi sebagai media
massa memiliki beberapa daya tarik pesan sebagai komoditas fungsi individu dan
sosial yaitu hiburan dan informatif, berbagai khalayak memilki prioritas masing-
17
Suprapto, Tommy. Berkarier Di Bidang Broadcasting. Media Pressindo. Yogyakarta, 2006.
20
masing yang menggambarkan beberapa teori komunikasi massa atas efek yang telah
digarisbesarkan sebelumnya. Praktisnya televisi merupakan media yang memilki
prangkat
unggulan
sebagai
media
yang
memberikan
kemudahan
dalam
mengintrepetasikan pesan oleh khalayak luasnya dengan bentuk gambar dan suara.
Komoditas sosial dan individu dalam media massa televisi sebagai audiens terlihat
sebagai khalayak yang luas mencakup berbagai pola dan kondisi yang berbeda-beda,
hal ini terkait
mengenai keberadaan audiens dalam televisi
yang tidak
mempertimbangkan keragaman massa, sebaliknya akumulasi berbagai cakupan atau
koleksi masyarakat di dalamnya yang berbentuk kelompok-kelompok atau sendiri
merupakan pengamalan media secara umum18 dengan menciptakan proyek
komunikasi dalam bidang sosial, bisnis, dan hiburan.
Sebagai alat yang berfungsi medianisasi pesan terhadap khalayak luasnya
yang bersifat abstrak dan tak terhingga, sumber melalui televisi sebagai media
mengkontribusikan sebanyak-banyaknya khalayak melalui penyajian programprogram acara yang memungkinkan setiap waktu sebagai komoditas barang yang
dapat diperjualbelikan. Di Indonesia beberapa bentuk televisi sebagai media
penyiaran yang berkembang saat ini merupakan televisi komersial dan publik dengan
sistem nasional dan daerah.
Secara praktis, aplikasi prinsip-prinsip transmisi informasi visual dimulai
pada tahun 1884 oleh Paul Nipkow, ilmuwan berkembangsaan jerman dengan
karyanya “scanning – disc transmitter and receiver” pada saat yang tidak jauh
berbeda, Edward Mubridge dan J.D Isaacs berhasil dalam membuat proyeksi gambar.
18
Bignel, Jonathan. An Television to Television Studies. Routledge. London and New York, 2004.
21
Hasil eksperimen ini kemudian digunakan oleh Thomas Alva Edison dalam
mengembangkan alat yang disebut kinetoscope, sebuah kamera yang digunakan untuk
mengambil gambar melalui gulungan film, kemudian televisi mulai diperkenalkan
kepada publik pada acara pameran dunia 1939. Perjalanan terus melaju sehingga
tahun 1950-an dikenal sebagai “Television’s Golden Era”. Sejalan dengan itu televisi
terus berkembang pesat dan semangkin populer sebagai perkembangan teknologi
komunikasi dan informasi.
Di Indonesia, televisi lahir tahun 1962, pada saat itu Indonesia terpilih sebagai
tuan rumah dalam pesta olahraga Asian Games ke IV. Untuk memenuhi kebutuhan
khalayak Indonesia mengenai media akan publikasi peristiwa bergengsi dan penting
dalam proyek visual yang terjadi saat itu, pemerintah dianggap perlu untuk
mendirikan sebuah setasiun penyiaran televisi publik, proyek utamanya sebagai
media yang dapat meliput berita-berita atau menayangkan peristiwa mengenai olah
raga akbar saat itu. Bulan Agustus Presiden Soekarno meresmikan Televisi Republik
Indonesia (TVRI), sekaligus pionir dalam pertelevisian Indonesia hingga saat ini.
Perkembangan media massa melalui teknologi memberikan nuansa bagaimana
sumber melalui channelnya berkompetisi menciptakan pengaruh dan gaya komoditas
sosial terhadap khlayak yang menjadi trend dari waktu ke waktu, hal itu dapat
diuraikan dalam kasus globalisasi media dan postmodern televisi. Pokok pemikiran
sosial dari televisi sebagai media ialah kondisi kultulral yang menaungi berbagai
khalayaknya di berbagai daearahnya, selanjutnya komoditas sosial tersebut dapat
mengganggu kelompok individual yang lebih kecil, sebagai dampak terbawanya pada
22
pola eksekutif globalisasi media dan perkembangan nilai-nilai kapitalistik, melalui
peradaban modern dalam efesiensi dan efektifisme bidang komunikasi massa
2.2.2 Karakteristik Televisi Sebagai Media
Beberapa ciri atau karakteristik dari televisi sebagai media massa elektronik
diantaranya: Informasi yang disampaikan kepada komunikan melalui proses
pemancaran gelombang elektronik, isi pesan berupa audio-visual, sifat periodik atau
tidak dapat diulang, transitory atau hanya dapat didengar dan dilihat sekilas, serentak
dan global, meniadakan jarak dan waktu, dapat menyajikan bentuk pesan atau
informasi secara langsung orsinil atau tunda, tujuan akhir dari penyampaian pesan
untuk menghibur, mendidik, kontrol, sosial, sebagai penghubung atau bahan
informasi.
Karakteristik-karakteristik televisi sebagai media adalah ciri khas dari sebuah
proses perkembangan komunikasi massa dan teknologi, untuk itu karakteristik
televisi sebagai media massa memilki kaitan erat mengenai fungsi sosial terhadap
khalayak, struktur media dalam penyajian pesan, dan perangkat teknis sebagai
komponen komunikasi. Dalam artikel Television as New Religion oleh Gerbner dan
Conolly, keistimewaan karakteristik televisi sebagai media, dapat digambarkan
melalui uraian berikut:19
A.Televisi menghabiskan waktu dan tingkat perhatian yang lebih dari masyarakatnya
dibanding media lain dalam menyerap nilai dan pengetahuan di dalamnya,
19
Ashari Siregar. Menyingkap Media Penyiaran Membaca Televisi dan Melihat Radio. LP3Y, 2001.
23
B.Televisi tidak membutuhkan aktivitas khusus untuk mengaksesnya, perangkatnya
tersedia di rumah-rumah atau di mana saja dan kapan pun,
C.Televisi tidak membutuhkan keahlian khusus dalam menyimak seperti keterbatasan
dalam buta huruf atau tingkat pendidikan,
D.Televisi memberikan akses gratis bagi khalayaknya untuk dilihat didengarkan
secara umum,
E.Televisi merupakan sistem simbol sebuah media komunikasi seperti media lainnya,
televisi menyebarkan pesan bersamaan secara luas kepada seluruh khalayak yang
dapat mengaksesnya, kebanyakan masyarakat menggunakan televisi secara acak
tidak memilih.
Cara lain menggambarkan karakteristik atau ciri dari televisi sebagai media
massa, menjelaskan televisi sebagai alat yang menghubungkan proses komunikasi
dan bentuk pesan mengenai isi yang tersirat di dalamnya. Televisi sebagai channel
komunikasi massa merupakan media massa elektronik penyiaran, prosesnya
membutuhkan
prangkat
elektronik
melalui
sistem
transmisi
glombang
elektromagnetik atau pemancar satelit yang diterima melalui perangkat pesawat
televisi sebagai alat teknis yang menerima signal berupa signal analog atau digital
berupa gambar dan suara. Artinya televisi sebagai channel dalam media komunikasi
massa memilki karakteristik seperti yang telah disebutkan diatas yaitu: prosenya yang
melalui gelombang dan pemancar dalam bentuk audio-visual, meniadakan jarak
melalui perangkat elektronik, diterima oleh khalayak luas melalui perangkat
elektroniknya, sifatnya melalui transmisi hanya dapat dilihat dan didengara sekilas
atau transitory.
24
Mengenai konsep pesan dari televisi dalam media komunikasi massa sebagai
sumber, media televisi memilki produk-produk siaran yang dapat disampaikan
kepada khalayaknya secara luas sebagai karakteristik pesan media massa publik,
fungsinya memberikan efek secara langsung dalam menghibur dan mendidik kepada
khalayaknya secara individu atau menyeluruh. Produk-produk siaran merupakan isi
program penyiaran yang berkaitan dengan aktivitas sosial untuk menarik perhatian
dari berbagai khalayak terkait individu di berbagai bidang. Sebagai media massa,
isinya menyampaikan apa yang patut dan dapat disampaikan kepada publik sebagai
bagian konsumsi khalayak banyak, disamping strateginya sebagai media dalam tahap
positioning dan targeting terhadap khalayak. Artinya televisi sebagai media massa
memiliki karakteristik atau peran, sebagai sumber yang menghubungkan pesan
terhadap khalayak luas dengan teknis secara langsung atau tunda, selain itu kontrol
sosial dengan cepat melalui informasi terhadap berbagai fungsionalis struktur peranperan khalayak di masyarakat sosial, serta penghubung mengenai informasi dan pesan
dalam situasi atau kondisi yang diperlukan secepatnya.
Memahami televisi sebagai media massa elektronik, perannya dalam proses
komunikasi masa untuk menyampaikan pesan kepada khalayak luas menimbulkan
karakteristik yang menggambarkan beberapa point sebagai uraian strategis khalayak
dalam menggunakan televisi. Dengan demikian kita dapat meninjau beberapa
signifikansi karakteristik televisi atas kebermanfaatan media komunikasi massa, salah
satunya dengan cara menggambarkan situasi sosial keterlayakan media televisi di
tengah-tengah khalayak
25
2.2.3 Kelebihan dan Kekurangan Televisi Sebagai Media
Target televisi sebagai media adalah audiensi khalayak sebesar-besarnya,
khalayak merupakan masyarakat sebagai publik umum yang berada dimana saja dan
kapan pun dengan keterlayakan medianya televisi. Bagaimana televisi sebagai
channel dapat dikatakan sebagai media komunikasi massa yang memilki keterlayakan
dengan kebermanfaatan pesan di dalamnya bagi khalayak, sedikit menerangkan
adalah dengan menjelaskan melalui beberapa peran televisi sebagai kondisi dari alat
komunikasi media massa antara komunikator dan komunikannya. Televisi merupakan
sarana atau perangkat yang berfungsi dalam menyediakan atau menghubungkan
pesan kepada khalayak sebagai saluran komunikasi massa, proses itu membentukkan
karakter khusus dari televisi sebagai media massa elektronik. Sebagai perngkat teknis
saluran pesan media massa elektronik, televisi memiliki kriteria khusus dalam fungsi
media, dan memiliki posisi khusus dalam kebermanfaatan media bagi sumber dan
khalayaknya.
Pada era ini, televisi merupakan salah satu dari bentuk kemajuan konvergensi
bidang teknologi dalam komunikasi, praktisnya seluruh masyarakat dapat mengenal
berbagai informasi dengan cepat secara bersamaan kepada siapa saja dan di mana
pun, kemajuan teknologi membantu banyak khalayak dalam menerima pesan melalui
format audio-visual untuk memudahkan intersepsi akan gambaran pesan secara
singkat, selain itu televisi sebagai sarana untuk menyampaikan pesan kepada
khalayak luas mewakili berbagai aspek ketertarikan individu dalam berbagai bidang.
Berbicara secara terkait mengenai media massa elektronik televisi, ada
beberapa hal yang patut di perhatikan untuk mempelajari atau memperjelas
26
karakteristik televsi sebagai media massa yang efektif atas keterlayakannya pada
kriteria saluran media massa dalam proses komunikasi. Pada dasarnya televisi
merupakan perangkat teknis yang membutuhkan kelengkapan sistem telekomunikasi
audio-visual, khalayak untuk mendapatkannya sebagai pesan memerlukan perangkat
penerima atau recever television sets tergantung modul atau sistemnya, sementara
media televisi sebagai sumber membutuhkan pemancar melalui gelombang
elektromagnetik atau mekanisme rangkaian alat seperti kabel dan sirkuit sebagai
perangkat teknisnya, singkatnya televisi memerlukan perangkat dari sumber dan
penerima, proses medianisasi pesan oleh sumber melalui televisi sebagai saluran
komunikasi menggunakan keterlayakan media melalui perkembangan teknologi yang
sepadan, gangguan perangkat teknologi secara teknis membutuhkan kelayakan alat
dalam mekanisme fungsional benda. Seperti yang telah diungkapkan Shannon and
Weaver secara teknis, dalam proses komunikasi selama pesan masih disampaikan
kepada komunikan, hubungan itu pasti melewati noise yang menggangu isi pesan
hingga ditangkap oleh penerima dari sumbernya dapat tidak efektif atau medianisasi
yang tidak layak sebagai saluran penghubung komunikasi. Selain hal tersebut, televisi
sebagai media memilki keterbatasan waktu melalui air time yang disampaikan kepada
khalayak dengan sangat cepat, hingga tidak memungkinkan setiap individu memilki
porsi yang sama dalam menginterpretasikan pesannya pada waktu yang bersamaan.
Membaca khalayak yang siapa saja dapat menggunakan televisi sebagai media
massa, dan dengan sangat cepat melalui masing-masing kemampuan individu
mengenali fungsi pesan yang disampaikan melalui gambar dan suara membawa
kondisi sosial sebagai powerfull effect yang kolektif, lebih jauh lagi televisi sebagai
27
alat memerlukan pengawasan extra sebagai komoditas sosial menjaga efek yang
positif bagi setiap individunya, hingga lebih dalam televisi sebagai media massa
melalui pesannya terhadap khalayak seperti pisau bermata dua yang dapat membawa
kebaikan dan keburukan konsekuensi kebermanfaatan media yang khas.
Pada dasarnya juga terdapat 3 aspek dari fungsi televisi sebagai media
penyiaran yang menjadi perspektif kebermanfaatannya yaitu:
A.berkualitas
B. baik,
C.dan benar.
Siaran yang berkualitas adalah siaran yang kualitas suara dan atau gambar dalam
keadaan prima, siaran yang baik adalah siaran yang isi pesannya baik audio maupun
visual bersifat:
A. informatif
B. edukatif
C. persuasif
D. akumulatif
E. komunikatif,
F. dan stimulatif.
Selain itu siaran yang benar adalah siaran yang isi pesannya baik audio maupun
visualnya diproduksi sesuai dengan sifat fisik medium radio dan atau televisi
(wahyudi,1994).20
20
Suprapto, Tommy. Berkarier Di Bidang Broadcasting. Media Pressindo. Yogyakarta, 2006.
28
2.2.4 Fungsi Media Televisi Bagi Masyarakat Sosial
Masyarakat sosial merupakan kondisi kolektifitas individu yang ada dalam
interaksi dari peran-peran subyektifitasnya terhadap kesamaan cakupan teritorial
secara menyeluruh. Televisi sebagai media memilki peran sebagai komoditas pesan
pada fungsi sosial, banyak kepentingan yang bermain dalam mempengaruhi isi atau
kebijakan-kebijakan dalam mengatur dan menglola struktur pemograman mengenai
pola tayangan. Untuk mengetahui isi media penyiaran televisi, terlebih dahulu perlu
diketahui kepentingan televisi sebagai media publik yang memiliki bentuk dalam
membawa fungsi bagi masyarakatnya atau khalayak sebagai audiens.
Hal yang menjadi kajian televisi sebagai media massa terhadap khalayak yang
membawa pesan bagi audiensnya melalui konsep segmentasi. Publik sebagai
khalayak media massa televisi terbagi atas kelas dan usia, dua hal itu akan menjadi
perhatian khusus bagi media televisi dalam membawa kepentingan penyelenggaraan
penyiaran terhadap fungsi-fungsinya sebagai media massa bagi khalayak.
Pada awal berdirinya media penyiaran televisi sebagai media, televisi sebagai
media massa sudah wajib menentukan visi dan misinya untuk menciptakan media
bagi khalayak, fondasi ini sudah memberikan bentuk dari televisi yang dimaksud
sebagai televisi yang membawa kepentingan atas khalayaknya dalam menyajikan dan
memberikan pesan sebagai sumber. Sangat banyak kepentingan umum yang terdiri
dari berbagai individu dan kelompok dengan membawa fungsi sosial dalam
menyelengarakan penyiaran, paling tidak secara geografis perbedaan waktu yang
terdapat antara penyedia acara dari stasiun televisi terkait dengan daerah-daerah
29
bagian lain mempengaruhi format siaran yang membawa fungsi kepentingan umum
setempat akan acara yang sepadan (unsur strategis).
Fungsi umum atas penyelengaraan acara televisi sebagai media dibagi atas 2
bagian besar yaitu fungsi mendidik dengan sajian informasi dan menghibur dengan
sajian acara hiburan. Sajian-sajian mendidik dapat didasari atas kebutuhan khalayak
akan informasi, dan strategi media dalam memberikan informasi sebagai
perkembangan khalayak akan informasi. Sajian-sajian menghibur didasari atas
kebutuhan khalayak yang sesuai akan hiburan melalui acara-acara hiburan televisi.
Untuk memenuhi fungsi sosial melalui penyajian acara, televisi membagi
melalui ragam siaran dan penyelenggaraan penyiaran televisi. Ragam siaran dibagi
dalam siaran
lokal,
regional,
jaringan,
dan
berlangganan.
Sementara
itu
penyelenggaraan penyiaran televisi dibagi atas televisi berazaskan siaran umum,
pendidikan, close circuit (komunitas), berlangganan, dan televisi pemberitaan.21
Melalui cici-ciri karakteristik media massa televisi dalam ragam siaran dan
penylenggaraannya, televisi memiliki fungsi sosial pada media massa yang membawa
kepentingan berbagai karakter individu dalam kelompok besar atas informasi dalam
situasi sosial terkait, serta hiburan yang memegang kondisi sosiologi berbagai
kahalayaknya. Melalui beberapa asumsi teori kultivasi televisi yang positif terkait
fungsi sosial, televisi merupakan komsumsi publik atas media yang membawa
realitas sosial, membawa banyak sekali pesan-pesan televisi atas pandangan
masyarakat pada hubungan sosial terkait, serta memberikan pengaruh dalam
21
Soenarto, RM. Progama Televisi: Dari Penyusunan Sampai Pengaruh Siaran. FFTV-IKJ Press.
Jakarta. 2007.
30
kemampuan memantapakan dan menyamakan pandangan atau persepsi sebagai
informasi untuk memperjelas masalah sosial terkait.
Dapat dikatakan bahwa televisi dengan bentuk medianya sebagai saluran
komunikasi massa dengan fungsi sosial yang bersifat objektif, mewakili kebutuhankebutuhan instant terhadap pemberian efek bersamaan, melalui penyajian acara-acara
sebagai isi media penyiaran.
2.2.5 Isi Media Penyiaran Televisi
Isi media penyiaran meliputi 3 aspek penting antara media sebagai sumber
atas ideologi atau visi dan misinya, instansi atau pihak terkait menyangkut
kepentingan media yang menghidupinya, dan consumer sebagai target audiens atas
kepentingan medianya. Melihat kepentingan media sebagai dasar mempengaruhi
muatan isi yang akan disiarkan, telah disebutkan beberapa ragam penyelenggaraan
televisi seperti televisi swasta komersial umum, pemberitaan, atau pendidikan dan
televisi pemerintah sebagai media publik.
Secara teknik isi media penyiaran televisi terdiri atas gambar (visual) dan
suara (audio), didistribusikan melalui ketentuan atau kapasitas air-time dalam format
standar baku penyiaran. Sudah barang tentu isi media penyiaran televisi merupakan
materi fisik multimedia yang diedit melalui perangkat produksi dan disampaikan
kepada audiensnya sebaik mungkin untuk menarik perhatian khlayak lain. Hampir
keseluruhan materi teknologi audio-visual yang ada pada era ini dapat disampaikan
melalui media penyiaran televisi. Jadi sebaik mungkin perangkat yang digunakan
31
dalam menerima standar materi televisi sebagai isi media penyiaran, sebaik pula isi
media penyiaran yang diterima oleh khalayak.
Kajian pesan dalam isi media penyiaran televisi merupakan komoditas sosial
terkait perspektif media massa. Dalam beberapa teori dalam ilmu komunikasi,
komunikasi
merupakan
ilmu
yang
mendukung
berbagai
macam
teknik
profesionalisme dari berbagai ilmu di dalamnya. Komunikasi merupakan kajian
multidisipliner, khusus mengenai kajian dalam media massa televisi, kelompokkelompok pesan difungsikan dengan berbagai aspek sosial dan berbagai bidang,
dengan idelalisme seumum-umumnya dan audiens sebanyak mungkin. Isi media
penyiaran televisi atas masing-masing kepentingan pelaku komunikasi massa,
membaca kapasitas pesan sebagai isi media massa, dengan mengkhalayakan
kelompok terbesar hingga kelompok terkecil yang menyangkut pola karakteristik
masyarakatnya di berbagai bidang. Artinya televisi sebagai media komunikasi massa,
memiliki kajian atas perspektif sosial yang mencakup kepentingan khalayak terhadap
konteks teritorialnya.
Isi media penyiaran televisi sebagai media masa pada kelompok acara yang
diprogramkan, dikategorikan dalam karya jurnalis dan seni yang sedikit di singgung
di pembahasan sebelumnya. Karya jurnalistik merupakan acara televisi yang bersifat
informatif dengan fungsi utamanya sebagai produk pemberitaan untuk melaporkan,
menginformasikan, atau mengangkat situasi serta kondisi sosial sebagai materi yang
ada dan dibutuhkan di masyarakat di berbagai bidang seperti pembangunan, ekonomi,
budaya, olahraga, kriminal, politik, pendidikan, dan lain-lain dengan peritimbangan
asas kedekatan dan konsekuensi dalam wawasan atau mendidik. Isinya bisa terkait
32
konflik, emosi atau ketertarikan, dan spekulasi sosial yang faktual, semua isi berita
dikategorikan dalam jenis berita ringan dan berat. Karya artistik merupakan acara
televisi yang bersifat menghibur, fungsi utamanya sebagai materi-materi yang dapat
menghibur atau menyuguhkan ketertarikan berupa imajinasi bersifat fiksi dan
khayalan, yang isinya dapat memberikan kepuasan sikologi masyarakat sebagai
kebutuhan khalayak dalam program-program hiburan. 22
Isi media penyiaran televisi baik secara teknik dengan fungsi kontrol materi
audio-visual dengan penyelenggaraan ideologi atas visi-misinya, memilki pola utama
sebagai manajemen komunikasi massa atas khalayaknya yang tidak individual.
Penyelenggaraan pesan-pesannya atau isinya distrategikan pada acara-acara siaran
yang memilki ketertarikan akan khalayak luasnya melalui program acara televisi.
2.3
Program Televisi
2.3.1 Pengertian Program Siaran Acara Televisi
Telah diuraikan secara singkat proses media penyiaran televisi dalam
komunikasi massa, bahwa televisi memiliki peran sebagai sumber melalui perangkat
elektronik dalam menyediakan atau menyampaikan pesannya. Lebih lengkap
diuraikan bahwa pengertian televisi sebagai channel dalam proses medianisasi pesan
tanpa intervensi muatan yang memiliki pengaruh tidak langsung melalui komoditas
sosialnya, yakni fungsi utama televisi sebgai media sebagai bentuk penyediaan,
22
Ashari Siregar. Menyingkap Media Penyiaran Membaca Televisi dan Melihat Radio. LP3Y, 2001.
33
menyampaikan, atau menghubungkan pesan-pesan kepada khalayak dalam programprogram yang dibutuhkan, melihat permintaan yang luas.
Program penyiaran televisi memiliki karakteristik pesan media massa audiovisual yang berada dalam kapasistas waktu siaran atas acara-acaranya. Aspek-aspek
penyiaran program televisi, terkait atas kondisi dan waktu bagaimana isi media
penyiaran televisi berpola pada sistem penyiaran. Program-program televisi
ditentukan oleh konsep penyiaran yang memanfaatkan waktu sebagai medianisasi
pesan. Penyiaran memiliki kata dasar siar dengan definisi teknik, objeknya ialah
menyebutkan apa saja yang dapat disiarkan. Media massa televisi merupakan media
penyiaran karena melalui karakteristik pesan yang disiarkan seperti yang telah
diuraikan sebelumnya, isi-isinya terkelola dalam aktivitas siaran.
Televisi menggunakan kapasitas waktu sebagai medium penyampaian pesan,
24 x 60” x 60’ /jam / 7x / rata-rata 30 x 12 / setahun dalam setiap harinya dapat
digunakan lembaga penyiaran terkait sebagai barang yang memiliki nilai jual.
Penggunaan gelombang udara sebagai “lapak” kapabilitas televisi umum yang
konvensional juga diatur melalui regulasi pemerintah dalam lembaga exsekutif.
Semua ketentuan jalur peredaran pesan-pesan yang ada di dalamnya, sangat perlu
diisi oleh acara-acara yang bersifat sestrategis dan seobjektif mungkin. Berbagai isi
media siaran televisi adalah materi gambar dan atau suara yang “diprogram” atau
disebut program televisi, artinya berbagai materi isi siaran televisi yang disiarkan
telah mendasari fungsi strategis didalamnya.
Sebelum mengenal sifat strategis penyelenggaraan media penyiaran televisi,
perlu diketahui objek (massa) yang strategis menurut lembaga penyiaran terkait.
34
Sebelum mengenal dan mengulas kata sratregis dalam media penyiaran televisi, perlu
diketahui apa yang menciptakan karakteristik strategis (teknik) dalam media
penyiaran televisi. Hal yang dapat melatari serta proses yang dilalui untuk mencapai
kepentingan media penyiaran terkait pada tahap strategis ialah manajemen dalam
peluang, salah satunya adalah menentukan produk, harga, dan pasar.
Aspek manajemen dalam mengelola dan mendistribusikan pesan-pesan acara
siaran televisi, tergabung dalam lingkup program sebagai materi acara yang akan
disiarakan kepada khalayak melalui beberapa isi siaran televisi. Program merupakan
struktur atau rangkaian dari aspek manajemen, bentuknya merupakan kombinasi dari
kebijakan yang membuat pola terencana terkait materi isi siaran. Secara verbal,
program dapat diuraikan sebagai istilah dari objek yang menyandang predikat
sehingga memerlukan kata pelengkap sebagai keterangan. Kata program dapat
diuraikan sebagai pola terencana dalam menstrukturisasi atau merangkai suatu materi.
Pengertian program terkait media penyiaran televisi diartikan menurut kamus WJS
Purwodarminto sebagai acara, sementara kamus Webster International volume 2
lebih merinci lagi, yakni program adalah suatu jadwal (schedule) atau perencanaan
untuk ditindaklanjuti dengan penyusunan “butir” siaran yang berlangsung sepanjang
siaran itu berada di udara.23
Program, dalam materi media penyiaran televsi memiliki aspek-aspek terkait
permasalahan fungsi dan tujuan pesan dalam apa yang yang layak disuguhkan untuk
siapa pada saat kapan. Pada saat seorang pria atau wanita dewasa memiliki
23
Soenarto, RM. Progama Televisi: Dari Penyusunan Sampai Pengaruh Siaran. FFTV-IKJ Press.
Jakarta. 2007.
35
kesempatan atau waktu dalam menyimak acara televisi, program memiliki fungsi
dalam mengkontribusikan materi siarannya sebagai acara yang cocok dengan
tujuannya. Hal ini terkait proses dalam menciptakan program pada istilah
pemograman, namun lebih dekat kita akan melihat apa saja yang diprogramkan oleh
media penyiaran televisi terkait bentuk-bentuk program pada bidang penyiaran.
2.3.2 Program Media Penyiaran Televisi
Berbagai kepentingan pelaku komunikasi massa melalui isi penyiaran media
televisi, semua isinya merupakan program media penyiaran televisi. Dapat diuraikan
bahwa isi program penyiaran media televisi yang terdiri 2 bagian besar antara
program reguler sebagai acara siaran yang menarik khalayak terkait, dan intrupsi
reguler sebagai bagian kepentingan media dalam menyelenggarakan program reguler
terkait, diisi dan didistribusikan dalam pembinaan penyelenggaraan waktu siaran atau
air time berdasarkan media penyelenggaraannya.
Program-program reguler merupakan acara televisi yang disegmentasikan
menurut target audiens, terkait asas penyelenggaraannya yang biasa disebut
kelompok dan format acara, dibagi atas 2 kelompok besar antara karya jurnalistik
yang bersifat informatif dan karya artistik yang bersifat entertaining atau menghibur.
Interupsi-interupsi reguler merupakan komoditas penyelenggaraan media yang dapat
mewakili kepentingan media sebagai instansi atau pihak yang menghidupi,
mendirikan, atau mengelolanya seperti informasi publik, iklan, dan promo acara,
continuity, dan lain-lain sebagai penyela jeda program reguler.
36
Sebagai contoh program dari penyelengaraan media televisi komersial dalam
asas pemberitaan, program-program regulernya mendominasi pola siaran atas karya
jurnalisme yang bersifat informatif seperti news magazine, dokumenter, feature, talk
show, dan acara-acara lainnya yang bersifat informatif mengangkat pesan atas
fenomena dan situasi sosial. Intrupsi regulernya berupa promo, layanan masyarakat,
dan iklan-iklan dengan segmentasi terkait yang berfungsi memenuhi kebutuhan
operasional sebagai penyelengaraan media penyiaran televisi swasta komersil.
Dalam hal ini biasanya sebuah media penyiaran televisi swasta komersil
membagi tidak boleh lebih dari 20% waktu siarannya (spot iklan), dengan rata-rata
durasi 15-30 detik per spot kemunculannya sebagai intrupsi reguler dalam sebuah
program acara.24 Lebih umum telah digariskan untuk intrupsi reguler dalam iklan
niaga dan iklan layanan masyarakat ditentukan pada UU no.32 tahun 2002 tentang
penyiaran bab kedelapan pasal 46 ayat 8 dan 9, bahwa lembaga penyiaran swasta
termasuk televisi wajib mengelola iklan layanan masyarakat sedikitnya 10% dan
iklan niaga paling banyak 20% dari keseluruhan waktu siarannya. Untuk lembaga
penyiaran publik termasuk televisi wajib mengelola iklan layanan masyarakat
sedikitnya 30% dan iklan niaga paling banyak 15% dari keseluruhan waktu siarannya.
Sebagai contoh isi media penyiaran pada pembagian durasi atas program reguler dan
interupsinya dalam sebuah program televisi, biasanya program berdurasi 30’ dibagi
atas 4 sementasi dengan 3x break, 60’ dibagi atas 7 segmentasi dan 6x break, 90’
dibagi atas 80x break dan seterusnya.
24
Soenarto, RM. Progama Televisi: Dari Penyusunan Sampai Pengaruh Siaran. FFTV-IKJ Press.
Jakarta. 2007.
37
Beberapa bentuk program televisi dapat diperoleh dari membeli produk jadi
sebagai canned product dari berbagai pihak yang menyediakan atau menawarkannya
seperti production house atau production company. Perlu diketahui bahwa sebuah
acara yang masih dalam format audio-visual di luar produksi perusahaan penyiaran
terkait, belum dapat dikatakan sebagai program acara televisi, sehubungan aktualisasi
program adalah tujuan materi audio-visual sebagai materi penyiaran yang melalui
konsep strategis penyangan acaranya.Sebuah media penyiaran televisi biasanya
membuat dan memproduksi acaranya sendiri, atau dengan berkerja sama dari
berbagai pihak dalam menciptakan program-programnya, terkait strategi dan
manajemen penyiaran sebagai industri strategis proyek komunikasi. Untuk membahas
unsur strategis dalam menciptakan pola pemograman yang sefektif mungkin dan
mengelola isi-isi siarannya yang seefisien mungkin sebagai program media penyiaran
televisi, lebih lengkap kita akan menguraikan beberapa isi siaran televisi sebagai
program acara televisi.
2.3.3 Jenis-Jenis Format / Genre Dalam Program Acara Televisi
Program televisi didasari oleh format atau jenis penyajian acara yang dapat
diberikan dalam media penyiaran televisi. Program acara televisi dibagi dalam karya
juranlistik dan artistik seperti yang telah diuraikan sebelumnya.
Format jurnalistik merupakan program berita yang memiliki nilai pokok
informatif, materinya dibagi atas news sebagai materi dengan nilai berita yang baru
disajikan dan current affairs sebagai materi berita informatif yang bersifat mendalam
38
atau berkelanjutan. Beberapa format jurnalistik yang termasuk dalam program news
and current affairs acara televisi diantaranya :
a) laporan berita harian / daily reporting, documenter
b) feature
c) Magazine
d) formal dialogue
e) talk show
f)
editorial atau ulasan pengemukaan.
Kategori format artistik yang termasuk dalam program acara televisi adalah
program drama dan non-drama. Perkembangan program televisi pada format artistik
membutuhkan tingkat kreatifitas yang tinggi guna menarik berbagai khalayak sebagai
program yang diminati dan dinikmati, proses kreatifisme melahirkan beberapa tipe
program televisi sebagai genre-genre baru yang kemudian berkembang lagi sebagai
program dengan menggabungkan aspek lain di dalamnya, isinya menciptakan
kombinasi yang lebih variatif sebagai sub-genre.
Program televisi sebagai bagian karya artistik memiliki 2 kategori antara
drama dan non-drama. Beberapa tipe program non-drama biasanya disebut sebagai
television show atau acara pertunjukan yang bersifat attractive yaitu acara yang
memberikan kepuasan langsung dalam menghibur pada khususnya. Program nondrama televisi memilki beberapa format atau genre populer yang diantaranya adalah:
a) reality television/show
b) variety show
c) quiz and game show
39
d) dan television comedy.
Masing-masing genre berkembang dan meluas melalui sub-genrenya terkait
isi atau komposisi gabungan materi pada aktivitas objek dengan subjeknnya, yang
mempengaruhi serta menciptakan gaya baru sebagai karakteristik program televisi.
2.4
Pengertian Reality Show
Sesuai dengan namanya reality show atau televisi mengetengahkan perasaan
tertentu seseorang yang semula tidak mempunyai harapan memperbaiki hidupnya,
kemudian ada yang membantunya, jangankan rumah dalam kehidupan sehari-hari
saja sudah sangat sudah mereka alami. 25
Yang diharapkan dalam acara reality show ini adalah dimana adanya
pengungkapan perasaan “nyata” seseorang, yang tidak dibuat-buat dan direkayasa
dalam menghadapi suatu peristiwa, yang dirasakannya.26 Namun bukan hanya itu
reality televisi juga dapat dikatakan sebagai reality show, karena dalam program yang
disuguhkan, stasiun swasta tersebut mencoba menyajikan suatu situasi seperti
konflik, persaingan/hubungan. Berdasarkan realitas yang sebenarnya jadi menyajikan
situasi sebagaimana apa adanya.
2.4.1 Jenis-jenis Reality Show
Ada beberapa jenis-jenis reality TV yang dibuat INDOSIAR dengan sebutan
reality show yang dimana mereka menyuguhkan program tersebut sedemikian rill
25
Morrisan, Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio dan Televisi, Ramdina Prakarsa, Tangerang,
2005, hal. 135-143
26
Ibid, hal. 143
40
sehingga audiens/khalayak merasakan sesuatu yang beda dari biasanya, diantara
lainnya :27
A. TAKE ME OUT(INDOSIAR)
B. STARDUT dan SUPERMAMA (INDOSIAR)
C. SUPERSELEP SHOW (INDOSIAR)
D. 3D (INDOSIAR)
E. AFI (INDOSIAR)
F. SUPER SOLMET (INDOSIAR)
G. AFI JUNIOR (INDOSIAR)
2.4.2Krakteristik Reality Show
Program yang disesuaikan dalam reality televise atau reality show ini sangat
unik, dimana keunikan menjadi unsur utama dalam pencarian ajang bakat apapun dan
merupakan unsur penilaian yang paling utama dalam proses penilaian masyarakat.28
Karakteristik itu mencakup beberapa hal dan salah satunya yaitu : sesuatu yang nyata
dan rill serta original dan membuat para audiens juga merasakan. Hal yang dirasakan
oleh peserta yang mengikuti program acara yang disuguhkan atau dibuat oleh stasiun
televise tersebut.
27
28
http://www. indosiar. com/show/
Kapan lagi.com/13/11/08 reality show (.red )
41
2.4.3Perkembangan Reality Show
Reality show menurut harian Kompas Jum’at, 14 Mei 2004, bukan suatu
barang baru buat insan production house, stasiun televisi swasta di Indonesia, kalau
dahulu kala sifatnya hanya hiburan kini fungsinya bertambah yaitu merupakan sarana
untuk mencari bibit baru dan sekarang reality show sudah menjadi bagian dari hidup
khalayak.29 Kemudian reality show tidka sekadar memotret kehidupan orang. Reality
show pun jadi ajang kompetisi. Kompetisi pertama yang langsung mendapat
sambutan gila-gilaan adalah survivor
Dalam program ini sejumlah orang dikumpulkan untuk tinggal bersama dalam
sebuah pulau. Yang menang adalah dia yang bias bertahan hidup dengan cara apapun,
termasuk boleh mencurangi teman sendiri. Pada perkembangan selanjutnya,
kompetisinya sedikit bergeser menjadi kontes pencarian bakat.30
Reality show merupakan salah satu jenis genre yang menjadi program
tayangan kuis. Genre ini mulai berkembang di tanah air sejak reformasi pada era
reformasi kompetisi program dari para penyelenggara siaran apapun mulai terasa
ketat. Perkembangannya itu bermula dari munculnya industri-industri pertelevisi.
Hadirnya sejumlah production house menjadikan keraaman jenis genre kuis untuk
mendapatkan kemenangan.
Dalam suatu pemasaran produksi tayangan reality di era reformasi
mengandalkan jenis pemasaran following marketing. Dimana akibatnya terjadi
29
30
http://64.203.71.11/kompas-cetal/0405/14/muda/1024717.htm
Ibid
42
homogimisiasi dimana kesuksesan suatu acara akan ditiru stasiun televisi laind an
berharap ikut meraih sukses.
2.5
Pencarian Bakat (Talent Search)
Munculnya televisi swasta dan media promosi lainnya membuka peluang
lebih luas bagi lahirnya profesi baru yang berkaitan dengan dunia hiburan salah
satunya adalah profesi pencarian bakat (talent search). Munculnya pencarian bakat
ini karena stasiun televisi ingin mencari bibit baru untuk menduduki profesi di dunia
hiburan.
Program reality pencarian bakat yaitu program yang menjelaskan unsur
seseorang yang memiliki karismatik (pembawaan) yang diasah dari lahir dan dilatih
sedemikian rupa sehingga yang tadinya biasa menjadi luar biasa, misalkan dari
progam reality show yang bertemakan “TAKE ME OUT” di INDOSIAR ini mereka
melakukan ajang pencarian bakat dengan mencari sosok anak yang memiliki
kemampuan lebih dan bakat yang tinggi, dan mama yang berperan sebagai manajer.
2.6 PERSEPSI
2.6.1 Pengertian persepsi
Ketika anda menyaksikan acara televisi anda akan mulai membayangkan dan
menangkap makna dari apa yang anda tonton, maka jadilah persepsi.sensasi adalah bagian
dari persepsi yang dapat mempengaruhi perssepsi.walaupun begitu menafsirkan makna
informasi indrawi tidak hanya melibatkan sensasi tetapi juga atensi,ekspektasi, motivasi dan
memori (Desiderato, 1976 : 129 ). Persepsi seperti juga sensasi, ditentukan oleh faktor
personal dan faktor situasional. David Krech dan Richard S.Crutchfild ( 1977 : 235
43
)menyebut faktor fungsional dan sruktural. Selain faktor itu juga ada faktor lain yang sangat
mempengaruhi persepsi yaitu perhatiaRobert A. Baron dan Paul B. Paulus dalam Deddy
Mulyana mengatakan, bahwa persepsi adalah proses yang memungkinkan kita
memilih, mengorganisasikan dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita, dan
proses tersebut mempengaruhi perilaku kita.31
Sedangkan Brian Fellows dalam Deddy Mulyana mendefinisikan, bahwa
persepsi adalah proses yang memungkinkan suatu organism menerima dan
menganalisis informasi. 32 Pendefinisian persepsi yang lain juga diungkapkan oleh
Joseph A. Devito yakni, proses dengan mana kita menjadi sadar akan banyaknya
stimuli yang mempengaruhi indra kita.33
Jadi dapat dikatakan bahwa persepsi ini merupakan cara pandang seseorang
terhadap sesuatu atau informasi. Bisa saja dalam situasi yang sama seseorang akan
memiliki pandangan yang berbeda dengan orang lain, hal ini bisa terjadi karena setiap
orang akan melihat sesuatu hal melalui panca inderanya. Namun setiap orang akan
berbeda dalam mengikuti, mengatur dan menginterprestasikan informasi yang masuk.
Faktor
perhatian
yang
mempengaruhi
persepsi
terjadi
bila
kita
mengkontrasikan diri pada salah satu alat indra kita dan mengesampingkan masukan
masukan melaluli alat indra yang lain. Faktor ekstenal penarik perhatian yaitu
gerakan, intensitas stimuli, kebaruan, dan perulangan.faktor internal penarik perhatian
yaitu faktor biologis, faktor sosio psikologis dan motif sosio genesis. Jadi perhatian
adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam
31
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Remaj Rosdakarya, 2000, hal. 167
Ibid, hal. 168
33
Ibid, hal. 168
32
44
kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah. Definisi yang diberikan oleh Kenneth
E. Anderson (1972 : 46 ) dalam buku yang ditulisnya sebagai pengantar pada teori
komunikasi. 34
2.6.2 Faktor faktor Fungsional yang menentukan persepsi
Faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal lain
yang termasuk apa yang kita sebut sebagai faktor faktor personal yang menentukan
persepsi bukan jenis atau stimuli, tetapi karakteristik orang yang memberikan respon
dalam stimuli itu Krech dan Crutchfield merumuskan dalil persepsi yang pertama
selektif secara fungsional.dalil itu berarti bahwa objek -objek yang mendapatkan
tekanan dalam persepsi kita biasanya objek- objek yang memenuhi tujuan individu
yang melakukan persepsi biasanya dipengaruhi dari kebutuhan, kesiapan mental,
suasana emosional, dan latar belakang budaya terhadap persepsi. Faktor-faktor
fungsional yang mempengaruhi persepsi lazim disebut sebagai kerangka rujukan,
Mula-mula konsep ini berasal dari penelitian psikofisik yang berkaitan dengan
persepsi objek..
2.6.3 Faktor-faktor stuktural yang menentukan persepsi
Faktor-faktor struktural berasal semata-mata dari sifat stimuli fisik dan efekefek saraf yang ditimbulkan pada sistem syaraf individu. Para psikolog Gestalt seperti
Kohler, Warthheimer dan Koffka merumuskan prinsip-prinsip yang bersifat
struktural.
Menurut
teori
ini
bila
kita
mempersepsikan
sesuatu,
kita
mempersepsikannya sebagai suatu keseluruhan. Kita tidak melihat bagian-bagiannya
34
Rakhmat jalaludin “psikologi komunikasi”
45
lalu menghimpunnya dengan kata lain bagian dari medan persepsi yang terpisah
berada pada interdependesi yang dinamis yakni dalam interaksi dan karena itu
dinamika khusus dalam interaksi menentukan distribusi fakta dan kualitas lokalnya.
Mungkin agak sukar dicerna menurut Kohler jika kita ingin memahami suatu
peristiwa, kita tidak dapat meneliti fakta-fakta yang terpisa, kita harus
memandangnya dalam hubungan keseluruhan. Untuk memahami seseorang , kita
harus melihatnya dengan konteksnya, dalam lingkungannya , dan dalam masalah
yang dihadapinya. Dari prinsip ini Krech dan Crutchfield melahirkan dalil persepsi
yang yang kedua ; Medan perceptual dan kognitif selalu diorganisasikan dan diberi
arti. Dalil persepsi yang ketiga sifat-sifat perseptual dan kognitif dari substuktur
ditentukan pada umumnya pada sifat-sifat struktur secara keseluruhan jadi menurut
dalil ini jika individu dianggap sebagai anggota kelompok, semua sifat individu yang
berkaitan dengan sifat kelompok akan dipengaruhi oleh keanggotaan kelompoknya,
dengan efek yang berupa asimilasiatau kontras.35
2.6.4 Dimensi-dimensi persepsi
Pada proses persepsi terdapat dua tahapan, antara lain : perhatian (attention)
dan penafsiran (interpretation). Kemudian setelah tahapan tersebut akan muncul
suatu respon yang disebut kognitif.
Proses terjadinya persepsi dapat dilihat dengan skema model :
35
Ibid
46
Stimulus ----> atensi ----> interprestasi ----> kognisi36
1. Perhatian (attention)
Faktor yang sangat mempengaruhi persepsi adalah perhatian (attention)
perhatian adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi
menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah. Perhatian terjadi bila
kita mengkonsentrasikan diri pada salah satu alat indera lain. 37
Manusia akan lebih memperhatikan hal-hal yang dianggap menarik dari pada
tidak menarik. Apa yang menjadi perhatian kita, kadang-kadang dapat lolos dari
perhatian orang lain. Kita cenderung memperhatikan hal-hal tertentu yang penting
dan yang diminati saja. Kita cenderung menonton program atau acara ditelevisi
tertentu, hal-hal seperti akan menentukan kita untuk menaruh perhatian.
Keaneth A. Anderson memberikan definisi tentang perhatian yang merupakan
proses mental ketika stimuli/rangkaian stimuli/rangkaian stimuli menjadi menonjol
pada saat stimuli lainnya melemah.38
Pada tahap perhatian setiap individu dalam memberikan perhatian terhadap
suatu stimuli dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor situasional yang lebih
menitikberatkan pada apa yang ada pada stimuli itu sendiri dan faktor proposal yang
berasal dari individu itu sendiri, dan faktor yang ada pada stimuli antra lain ukuran,
arahan kontras, warna bentuk dan posisi.
36
Dabid A. Aaker and John G. Mayer, Advertising Management, Prencise Hall, Inc, New Jersey, 1996,
hal. 236
37
Ibid, hal. 237
38
Dedi Sudiana, Komunikasi Periklanan, Remaja Rosdakarya,m 1986, hal. 39
47
Demikian juga diketahui bahwa suatu program reality show dapat
membangkitkan perhatian melalui penggunaan bentuk-bentuk dan kata-kata yang ada
pada tayangan program tersebut.
Atensi rangsangan terbagi dalam dua faktor (persepsi bersifat selective) yaitu :
a.
Faktor internal
Faktor-faktor sosial, budaya, biologis, psiologis dan psikologis
b.
Faktor internal
Yakni atribut-atribut objek yang dipersepsikan seperti gerakan intensitas,
kontras, kebaruan dan perulangan objek yang dipersepsikan.39
2. Penafsiran (interpretation)
Sebuah perhatian dalam tahap interprestasi mengandung makna dan persepsi
pada tahap ini terjadi proses penyederhanaan (simplication), pengolahan (distort),
serta penyusunan (organize).
Persepsi menurut Alie Djahri adalah merupakan proses dimana rangsangan
terhadap alat indra mendapat makna lain pengertian. Dalam proses inilah segala
macam pengalaman atas objek, peristiwa atau hal-hal lain ditafsirkan dan
disimpulkan sehingga menjadi informasi kegiatan proses ini melibatkan unsur-unsur
seperti harapan, motivasi dan memori.40
Proses pembentukan kesan/persepsi :
39
40
Alie Djahri, Modul Psikologi Komunikasi, Fisip UI Jakarta, 1992, hal. 27
Alie Djahri, Modul Psikologi Komunikasi, Fisip UI Jakarta, 1992, hal. 27
48
a. Stereotyping, yaitu pengalaman-pengalaman baru akan dimasukan pada laci
kategori yang ada dalam memori kita.
b. Implicit personality theory, yaitu setiap orang mempunyai konsepsi tentang sifatsifat apa yang berkaitan dengan sifat-sifat apa.
c. Atribusi, yaitu proses penyimpulan motif, maksud dan karakteristik orang lain
dengan melihat pada prilakunya tampak.
Untuk lebih memahami persepsi berikut adalah beberapa definisi persepsi
lainnya yang penulis tutup dibuku ilmu komunikasi suatu pengantar Deddy Mulyana,
diantara lain :
a. Brian Fellows
Persepsi adalah proses yang memungkinkan suatu organism menerima dan
menganalisis informasi.
b. Kenneth A. Sereno dan Edward M. Bodakan
Persepsi adalah sarana yang memungkinkan kita memperoleh kesadaran di
luar sekeliling dan lingkungan kita.
a. Fhilip Goodacve dan Jeniffer Foiters
Persepsi ditentukan oleh faktor-faktor sebagai berikut :
41
1.
Latar belakang budaya.
2.
Pengalaman masa lalu.
3.
Nilai yang dianut.
4.
Bentuk yang berkembang.41
Rhenald Kasali, Manajemen Public Relations, PT. Grafiti, Jakarta, 1994, hal. 23
49
3. Pengetahuan (kognitif)
Kemudian, setelah tahap perhatian dan interprestasikan, akan muncul respon
yang disebut kognitif.
Kognitif terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami atau
dipersepsikan mahasiswa. Kognitif terjadi pada diri komunikan yang sifatnya
informative bagi dirinya.
Kognitif membahas tentang bagaimana media massa dapat membantu
khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan
keterampilan pengetahuannya (kognitif), melalui media massa, dapat diperoleh
berbagai informasi tentang tempat yang belum pernah dikunjungi, orang teknologi
baru atau benda. Pada saat mempresepsikan, hal ini berkaitan dengan kebutuhan
kognitif, yaitu usaha untuk memperkuat informasi, pengetahuan serta pengertian
tentang lingkungan eksternal.
Huffman mengatakan bahwa “persepsi” adalah proses penginterpretasian
stimuli, data atau informasi yang berasal dari luar diri seseorang. Persepsi dalam
penelitian ini akan diukur dengan menggunakan tahapan komponen dari faktor-faktor
sosiopsikologis dalam bukunya Jalaludin Rahmat tentang psikoogi komunikasi,
sebagai berikut :
1. Atensi (afektif) ialah tahapan yang mengawali proses terjadinya persepsi dengan
sikap dan emosi, yang terjadi pada saat memperhatikan suatu stimuli.
2 Interpretasi (konatif) ialah proses penyederhanaan, pengolahan, serta penyusunan
informasi yang diterima otak untuk kemudian ditafsirkan makna dari tayangannya.
50
3.
Kognisi
(kognitif)
ialah
proses
dimana
stimuli-stimuli
yang
masuk
ditransformasikan, dikurangi, diperinci, disimpan, diselubungi, maupun digunakan.
Komponen kognitif dalam penelitian ini adalah remaja yang mempelajari,
memperhatikan, mempersepsikan dan memahami pesan.
2.7
DEWASA
2.7.1 Pengertian Dewasa
Konsep tentang “dewasa”,seorang individu yang sudah tergolong dewasa
peran dan tanggung jawabnya tentu makain bertambah besar. Iatak lagi harus
bergantung secara ekonomis, sosiologis ataupun psikologis pada orang tuanya.
Mereka justru merasa tertangtang untuk membuktikan dirinya sebagai seorang pribadi
dewasa yang mandiri. Segala urusan ataupun masalah yang dialami dalam
hidupnyasedapat mungkian akan ditangani sendiri tanpa bantuan orang tua maupun
orang lain.
Secara fisik seorang dewasa menampilkan profil yang sempurna dalam arti
bahwa pertumbuhan dan perkembangan aspek aspek fisiologi telah mencapai posisi
puncak, mereka memilikidaya tahan dan taraf kesehatan yang prima sehingga dalam
melakukan berbagai kegiatan tampak inisiatif, kreatif, energik, cepat, dan proaktif.
Secara umum mereka yang tergolong dewasa ialah mereka yang berusia 20-40 tahun
menurut seorang ahli psikologis perkembangan, Santrock (1999), orang dewasa
51
termasuk masa transisi, baik transisi secara fisik, transisi secara intelektual, serta
transisi secara sosial42.
42
Agus, Dariyo. Psikologi Perkembangan Dewasa. Grasindo Hal 3
Download