FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

advertisement
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.1 (2013)
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL
PADA INDUSTRI CONSUMER GOODS YANG TERDAFTAR DI BEI
PERIODE 2007-2011
Jemmi Halim Liem
Manajemen/Fakultas Bisnis dan Ekonomika
[email protected]
Dr. Werner R. Murhadi, S.E., M.M.
Manajemen/Fakultas Bisnis dan Ekonomika
[email protected]
Bertha Silvia Sutejo, S.E., M.Si.
Manajemen/Fakultas Bisnis dan Ekonomika
[email protected]
Abstract – Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor – faktor apa saja yang
mempengaruhi struktur modal pada badan usaha industri barang konsumsi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007 – 2011. Teori yang terkait ialah
trade-off theory, pecking order theory, dan agency theory. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif model Least Square (LS). Penelitian ini
menggunakan objek penelitian berupa badan usaha industri barang konsumsi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007 – 2011. Jumlah objek penelitian
yang digunakan adalah sebesar 29 badan usaha. Temuan penelitian ini yaitu
variabel profitabilitas dan non-debt tax shield berpengaruh negatif signifikan
terhadap struktur modal. Di lain sisi, variabel struktur aktiva berpengaruh positif
signifikan terhadap struktur modal. Sedangkan variabel ukuran perusahaan
berpengaruh negatif tidak signifikan dan variabel growth berpengaruh positif tidak
signifikan terhadap struktur modal.
Kata kunci: struktur modal, profitabilitas, growth, ukuran perusahaan, struktur
aktiva, non-debt tax shield
Abstract –The aims of this research is to understand the factors affecting the
capital structure for consumer goods enterprises enlisted in Indonesian Stock
Exchange period 2007-2011. The related theories being used in this research are
trade-off theory, pecking order theory, and ag ency theory. This research uses
quantitative perspective with Least Square (LS). Objects used in this research are
consumer goods enterprises enlisted in Indonesian Stock Exchange period 20072011. About 29 objects are investigated. After conducting this research, the writer
found that profitability variable and non-debt tax shield variable has significant
negative effects to the capital structure. On the other hand, Assets Structure have
significant positive effects to the capital structure. Furthermore, firm’s size has
insignificant negative effects and growth variable has insignificant positive effects
to the capital structure.
Keywords: capital structure, profitability, growth, size, assets structure, non-debt
tax shield.
1
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.1 (2013)
PENDAHULUAN
Struktur modal selalu menjadi topik yang menarik untuk di kaji lebih
lanjut. Menurut Murhadi (2011), struktur modal merupakan topik yang komplek
dan salah satu faktor yang menentukan nilai perusahaan. Struktur modal itu
penting bagi perusahaan karena jika struktur modal suatu perusahaan mengalami
error, hal ini dapat menimbulkan biaya bagi perusahaan serta dapat
mengakibatkan suatu perusahaan tidak efisien. Sedangkan struktur modal yang
baik dapat meminimumkan biaya modal dan memaksimumkan nilai perusahaan
yang mencerminkan harga saham suatu perusahaan serta kesejahteraan pemegang
saham. Keputusan mengenai penggunaan utang atau ekuitas dalam pembiayaan
investasi di pegang sepenuhnya oleh manager keuangan. Disini peran manajer
keuangan sangat besar guna menemukan proporsi penggunaan dana investasi yang
tepat bagi perusahaan. Hal ini untuk menentukan nilai dan meminimalkan risiko
yang besar terkait penggunaan utang.
Riyanto (1995) dalam Nurrohim (2008) menyatakan struktur modal adalah
pembelanjaan permanen yang mencerminkan pertimbangan atau perbandingan
antara utang jangka panjang dengan modal sendiri. Struktur modal menunjukan
proporsi penggunaan utang untuk membiayai investasinya, maka dengan hanya
melihat struktur modal perusahaan, investor dapat mengetahui keseimbangan
antara risk dan return. Perusahaan dituntut untuk bijak dalam menentukan tingkat
utang yang digunakan. Hal ini berkaitan juga dengan kewajiban yang harus
mereka penuhi.
Selain menggunakan dana eksternal seperti utang perusahaan juga dapat
menerbitkan saham untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan. Utang dan
penerbitan saham termasuk dalam sumber dana eksternal. Perusahaan juga dapat
menggunakan sumber dana internalnya, yaitu laba di tahan. Kedua jenis sumber
dana tersebut memiliki kelemahan dan kelebihan. Penggunaan utang dapat
meminimalkan biaya modal dan meningkatkan ROE bagi pemegang saham. Disisi
lain, penggunaan utang yang tinggi dan penggunaan yang tidak bijak akan
memunculkan biaya keagenan utang yang tinggi dan akhirnya merugikan
pemegang saham. Penggunaan dana internal terbilang sangat baik karena
perusahaan mengurangi ketergantungan dari pihak luar. Tetapi disisi lain jumlah
2
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.1 (2013)
laba di tahan tidak terlalu besar, sehingga untuk kebutuhan dana yang sangat
tinggi perusahaan cenderung harus menggunakan sumber dana eksternal.
Murhadi (2011) melakukan pengujian terhadap perbedaan penentuan
struktur modal pada perusahaan yang ada pada sektor pertambangan di negara
ASEAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 70 perusahaan
yang ada dalam sektor pertambangan dengan kriteria sampel yang digunakan
adalah perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan lengkap dan tersedia di
database Osiris. Penelitian ini menggunakan 6 variabel, variabel dependen yang
digunakan adalah utang, sedangkan variabel independennya adalah profitabilitas,
ukuran perusahaan, asset tangibility, pertumbuhan perusahaan dan non-debt tax
shield. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh positif signifikan antara
asset tangibility dan ukuran perusahaan terhadap utang. Untuk non-debt tax shield
hasilnya positif tidak signifikan, sedangkan profitabilitas dan pertumbuhan
perusahaan memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap leverage.
Nurrohim (2008) melakukan pengujian terhadap faktor–faktor yang
mempengaruhi struktur modal di perusahaan manufaktur yang terdaftar di Jakarta
Stock Exchange pada tahun 2001–2005. Penelitian ini menggunakan 5 v ariabel,
antara lain capital structure sebagai variabel dependen, sedangkan variabel
independen yang digunakan antara lain profitabilitas, fixed asset ratio, kontrol
kepemilikan, assets structure. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh
negatif signifikan antara profitabilitas terhadap struktur modal. Assets structure
dan fixed asset ratio menunjukkan pengaruh negatif tidak signifikan terhadap
struktur modal. Sedangkan kontrol kepemilikan memiliki pengaruh yang negatif
signifikan terhadap struktur modal.
Sulistyowati (2009) melakukan pengujian terhadap faktor – faktor yang
mempengaruhi struktur modal di perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) pada periode 2004–2007. Penelitian ini menggunakan 7
variabel, antara lain leverage sebagai variabel dependen. Tangibility, profitability,
growth, non-debt tax shields, cash holding, firm size menjadi variabel independen.
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh positif signifikan antara
tangibility, non-debt tax shields dan firm size terhadap leverage. Untuk growth
3
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.1 (2013)
dan cash holding memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap leverage,
sedangkan profitability memiliki pengaruh negatif tidak signifikan.
Penelitian ini menggunakan objek berupa perusahaan industri Consumer
Goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dikarenakan oleh beberapa alasan
yaitu, jumlah penjualan barang konsumsi yang relatif stabil dan tidak banyak
dipengaruhi oleh situasi perekonomian negara. Hal ini disebabkan barang
konsumsi termasuk barang kebutuhan sehari-hari atau kebutuhan primer. Oleh
karena itu, dengan penjualan yang relatif stabil maka terdapat kecenderungan laba
yang lebih besar dan perusahaan dapat lebih banyak membiayai proses
operasionalnya dengan dana tersebut.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh profitabilitas,
growth, ukuran perusahaan, struktur aktiva, dan non-debt tax shield terhadap
struktur modal pada perusahaan di industri Consumer Goods yang terdaftar di BEI
selama periode 2007-2011. Dan penelitian ini menggunakan 29 pe rusahaan
industri Consumer Goods yang mengeluarkan laporan keuangan setiap tahun dan
diaudit, serta tidak dalam proses delisting dan desuspen. Hipotesisnya adalah:
1. H 0 : β 1 ≥ 0, profitabilitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
struktur modal
H 1 : β 1 < 0, profitabilitas berpengaruh secara negatif signifikan terhadap
struktur modal.
2. H 0 : β 1 ≥ 0, growth tidak berpengaruh secara signifikan terhadap struktur
modal
H 1 : β 1 < 0, growth berpengaruh secara negatif signifikan terhadap struktur
modal.
3. H 0 : β 1 ≤ 0, ukuran perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
struktur modal.
H 1 : β 1 > 0, ukuran perusahaan berpengaruh secara positif signifikan terhadap
struktur modal.
4. H 0 : β 1 ≤ 0, struktur aktiva tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
struktur modal.
H 1 : β 1 > 0, struktur modal berpengaruh secara positif signifikan terhadap
struktur modal.
4
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.1 (2013)
5. H 0 : β 1 ≥ 0, non-debt tax shield tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
struktur modal
H 1 : β 1 < 0, non-debt tax shield berpengaruh secara negatif signifikan terhadap
struktur modal.
METODE PENELITIAN
Prosedur pengumpulan data
Prosedur pengumpulan data adalah sebagai berikut: (1) Menetapkan data
yang diperlukan sesuai dengan variabel yang diukur dalam proses penelitian ini;
(2) Mencari dan mengunduh data sekunder dari situs penyedia data IDX; (3)
Mengolah data mentah yang diperoleh sesuai dengan kebutuhan analisis; (4)
Membuat tabulasi data.
Metode Pengolahan data
Dalam penelitian ini, hipotesis diuji dengan menggunakan regresi linier
berganda. Dalam rangka untuk mengidentifikasi gejala asumsi klasik dengan
tujuan agar model regresi dapat menghasilkan penduga yang tidak bias (sahih).
Pengujian yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji data menggunakan uji
normalitas (uji Jarque-Berra), uji multikolinearitas (koefisien korelasi),
autokorelasi (Durbin-Watson), dan heteroskedastisitas (uji White). Setelah uji
asumsi klasik telah selesai, penelitian dilanjutkan dengan analisis regresi dan uji
hipotesis. Langkah pertama dalam menganalisis model regresi menentukan regresi
yang digunakan dalam penelitian. Persamaan yang digunakan untuk pengujian
hipotesis adalah:
DR = α + β 1 ROA + β 2 GROWTH + β 3 TA + β 4 TANG + β 5 NDTS + e
Keterangan:
DR
= Debt Ratio pada badan usaha i pada periode t
α
= Konstanta (intercept)
β 1, β 2, β 3, β 4, β 5 = Koefisien regresi
ROA
= Profitabilitas pada badan usaha i pada periode t
5
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.1 (2013)
GROWTH
= Tingkat pertumbuhan pada badan usaha i pada periode t
TA
= Ukuran perusahaan pada badan usaha i pada periode t
TANG = Tangibility pada badan usaha i pada periode t
NDTS
= Non-debt tax shield pada badan usaha i pada periode t
e
= Kesalahan (standar error)
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Debt Ratio. Definisi Debt
Ratio adalah rasio keuangan yang mengindikasikan persentase aset perusahaan
yang disediakan melalui utang. Variabel-variabel independen yang digunakan
dalam penelitian ini antara lain: profitabilitas, growth, ukuran perusahaan, struktur
aktiva, non-debt tax shield
Peneliti mengharapkan bahwa koefisien masing-masing variabel independen
signifikan pada tingkat 5%. Analisis regresi linier dengan menggunakan Eviews
4.1 for windows diperlukan untuk menjawab hipotesis dan analisis tambahan
untuk mendapatkan nilai konstanta dan koefisien dari setiap variabel dalam
regresi linier. Analisis regresi yang perlu dilakukan adalah F-test (untuk menguji
dampak dari variabel independen terhadap variabel dependen secara bersamaan).
Dan T-test (untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen secara parsial).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1
Persamaan Regresi Linier
Variabel
All Sample
Coefficient
t-Statistic
0.131263
0.871083
-0.276559*
-3.488177
GROWTH
0.090632
1.832151
TA
-0.003382
-0.285126
TANG
0.182361*
2.352163
NDTS
-4.406125*
-4.444775
(Konstanta)
ROA
Adjusted R-squared
F-statistic
0.2706
10.31264
Keterangan: *signifikan 5%
6
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.1 (2013)
Variabel profitabilitas mempunyai pengaruh negatif signifikan terhadap
struktur modal. Hasil tersebut membuktikan bahwa hipotesis 1 diterima.
Hubungan negatif ini menunjukkan bahwa jika variabel profitabilitas mengalami
kenaikan maka menyebabkan penurunan terhadap variabel utang dan begitu pula
sebaliknya. D idukung oleh penelitian Myers (1984) dalam Murhadi (2011)
menyebutnya ‘pecking order theory’ yang menyatakan bahwa perusahaan lebih
prefer menggunakan pendanaan internal yang bersumber dari laba ditahan,
kemudian menerbitkan utang dan terakhir baru menerbitkan saham. Bevan dan
Danbolt (2002) dalam Murhadi (2011) menyatakan bahwa semakin tinggi profit
suatu perusahaan maka semakin besar dana internalnya sehingga penggunaan
utang seharusnya akan berkurang. Temuan ini konsisten dengan hasil penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Murhadi (2011) dan Nurrohim (2008) yaitu
variabel profitabilitas berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal.
Semakin tinggi tingkat profitabilitas suatu perusahaan maka akan berdampak
semakin rendah tingkat utangnya karena telah memiliki dana internal yang cukup
untuk mendanai investasinya.
Variabel growth mempunyai pengaruh positif tidak signifikan terhadap
struktur modal. Hasil ini membuktikan bahwa hipotesis 2 di tolak. Hubungan
positif ini menunjukkan bahwa jika variabel growth mengalami kenaikan maka
menyebabkan kenaikan terhadap variabel utang dan begitu pula sebaliknya. Hal
ini didukung dengan penelitian Um (2001) dalam Murhadi (2011) menyatakan
bahwa perusahaan yang sedang bertumbuh mendapatkan tekanan untuk
membiayai kesempatan investasinya yang melebihi laba ditahan yang ada,
sehingga sesuai ‘pecking order’ maka perusahaan lebih senang menggunakan
utang daripada ekuitas. Berdasarkan pada teori informasi asimetris p ada kasus
perusahaan di Libya, maka terdapat hubungan positif antara pertumbuhan dengan
utang perusahaan. Booth et al. (2001) dalam Murhadi (2011) menyatakan bahwa
hubungan ini umumnya adalah positif di berbagai Negara yang menjadi sampel
penelitian kecuali untuk Korea Selatan dan Pakistan. Sedangkan Pandey (2001)
dalam Murhadi (2011) menemukan hubungan positif antara pertumbuhan dan
utang baik utang jangka panjang maupun jangka pendek di Malaysia. Variabel
growth tidak berpengaruh signifikan terhadap utang disebabkan karena
7
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.1 (2013)
peningkatan aset tidak serta merta membuat utang perusahaan meningkat.
Perusahaan yang memiliki aliran kas melimpah dapat menggunakan dana
internalnya untuk melakukan pembelian aset tanpa harus menggunakan utang.
Temuan ini tidak konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Murhadi (2011) dan Sulistyowati (2009) yang berpendapat bahwa ada
hubungan negatif dan signifikan antara growth dan struktur modal.
Variabel ukuran perusahaan mempunyai pengaruh negatif tidak signifikan
terhadap struktur modal. Hasil ini membuktikan bahwa hipotesis 3 dapat ditolak.
Hubungan negatif ini menunjukkan bahwa jika variabel ukuran perusahaan
mengalami kenaikan maka akan menyebabkan penurunan terhadap variabel utang
dan begitu pula sebaliknya. Titman dan Wessel (1988) dalam Hadianto (2007)
menyatakan penerbitan ekuitas pada perusahaan kecil lebih banyak mengeluarkan
biaya daripada perusahaan besar. Dengan kata lain, semakin besar ukuran
perusahaan, biaya penerbitan ekuitas menjadi lebih murah. Pengaruh yang tidak
signifikan disebabkan karena kenaikan ukuran perusahaan belum tentu akan
menyebabkan kenaikan struktur modal. Kenaikan ukuran perusahaan yang diukur
dengan menggunakan natural logaritma asset total sangat kecil setiap tahun tidak
mempengaruhi kenaikan utang secara signifikan (lihat lampiran 2). Temuan ini
tidak konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Murhadi
(2011) dan Sulistyowati (2009) yang berpendapat bahwa ada hubungan positif
antara ukuran perusahaan dan struktur modal. Akan tetapi konsisten dengan
penelitian Nurrohim (2008) yang berpendapat bahwa variabel ukuran perusahaan
berpengaruh negatif dan tidak signifikan.
Variabel tangibility mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap
struktur modal. Hasil ini membuktikan bahwa hipotesis 4 diterima. Hubungan
positif menunjukkan bahwa bila variabel tangibility mengalami kenaikan maka
menyebabkan kenaikan terhadap variabel utang dan begitu pula sebaliknya. Hasil
penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya, yaitu oleh Wiwattanakantang
(1999) di Thailand dalam Murhadi (2011) dan Um (2001) di Korea dalam
Murhadi (2011) menemukan hasil terdapatnya hubungan positif antara aset nyata
dan utang. Titman dan Wessels (1988) dalam Sulistyowati (2008) menyatakan
bahwa semakin banyak tangibility yang dimiliki oleh perusahaan, maka semakin
8
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.1 (2013)
banyak jaminan asset yang dapat digunakan untuk mendapatkan sumber dana
eksternal berupa hutang. Hasil temuan ini konsisten dengan hasil penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Murhadi (2011) dean Sulistyowati (2009) yang
menyatakan tangibility berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal.
Variabel non-debt tax shield mempunyai pengaruh negatif signifikan
terhadap struktur modal. Hasil tersebut membuktikan bahwa hipotesis 5 diterima.
Hubungan negatif ini menunjukkan bahwa jika variabel non-debt tax shield
mengalami kenaikan maka akan menyebabkan penurunan terhadap variabel utang
dan begitu pula sebaliknya. Didukung oleh penelitian DeAngelo dan Masulis
(1980) dalam Murhadi (2011) menunjukkan model struktur modal yang optimal
sehubungan dengan adanya pajak baik personal maupun badan, dan non-debt tax
shield
(penghematan
pajak
dari
akun
non-utang).
Hasil
penelitiannya
menunjukkan bahwa pengurangan pajak dari depresiasi akan mensubstitusi
manfaat pajak dari pendanaan secara kredit. Sehingga perusahaan dengan nondebt tax shield yang besar akan menggunakan sedikit utang. Temuan ini tidak
konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Murhadi
(2011) dan Sulistyowati (2009).
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji F,
diperoleh hasil bahwa variabel profitabilitas, growth, ukuran perusahaan, struktur
aktiva, dan non-debt tax shield berpengaruh secara serempak dan signifikan
terhadap struktur modal pada industri Consumer Goods yang terdaftar pada Bursa
Efek Indonesia selama periode 2007 – 2011.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan melakukan uji t, didapatkan
hasil bahwa variabel profitabilitas, tangibility, dan non-debt tax shield
berpengaruh signifikan terhadap struktur modal pada tingkat α=5% pada industri
Consumer Goods yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia selama periode 2007 –
2011. Sedangkan variabel growth dan ukuran perusahaan berpengaruh tidak
signifikan terhadap struktur modal pada tingkat α=5%.
Berdasarkan
menunjukkan
nilai
koefisien
variabel-variabel
determinasi
independen
9
dalam
(R2)
sebesar
penelitian
27,06%
ini
yaitu
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.1 (2013)
profitabilitas, growth, ukuran perusahaan, struktur aktiva, dan non-debt tax shield
mampu menjelaskan struktur modal pada industri Consumer Goods yang terdaftar
pada Bursa Efek Indonesia selama periode 2007 – 2011. Sementara sisanya
sebesar 72,94% dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar penelitian ini.
Berdasarkan penelitian ini, Badan usaha Consumer Goods yang terdaftar
pada Bursa Efek Indonesia selama periode 2007 – 2011 perlu memperhatikan
faktor – faktor profitabilitas, struktur aktiva dan non-debt tax shield dalam
mengambil keputusan pendanaan berupa bauran ekuitas dan utang. Hal ini
dikarenakan ketiga faktor tersebut berpengaruh signifikan terhadap struktur
modal. Bagi investor yang akan berinvestasi pada badan usaha industri barang
konsumsi dengan tingkat utang yang tinggi, maka sebaiknya mempertimbangkan
faktor profitabilitas, struktur aktiva, dan non-debt tax shield yang dimiliki oleh
badan usaha tersebut.
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan antara lain: pertama, nilai
koefisien determinasi yang rendah penelitian ini menunjukkan bahwa masih
banyak variabel lain yang mempengaruhi struktur modal seperti liquidity, capital
expenditure, dividen, dan struktur kepemilikan Kedua, peneliti lain diharapkan
dapat menggunakan sampel yang lebih besar, seperti semua perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia sehingga dapat mencerminkan reaksi pasar
modal secara keseluruhan. Oleh karena itu, penelitian selanjutnya diharapkan
untuk menambah variabel-variabel kinerja keuangan maupun variabel makro
ekonomi diluar variabel penelitian ini yang mungkin mempengaruhi struktur
modal. Selain itu, penelitian selanjutnya diharapkan memperluas obyek penelitian
dengan menggunakan seluruh industri yang terdaftar di BEI serta memperpanjang
periode penelitian agar hasil penelitian menjadi lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Deesomsak, R., Paudyal, K., dan Pescetto, G., 2004, The Determinants of Capital
Structure: Evidence from The Asia Pacific Region, Journal of Multi
Financial Management, Volume 14: 387-405.
Gitman, L.J., 2006, Principles of Managerial Finance, 4th Edition, AddisonWesley, Pearson Education Inc.
10
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.1 (2013)
Gujarati, D. N., 2004, Basic Economics, 4th Edition, McGraw Hill International.
Lakshmi, K., 2001, O wnership Structure and Capital Structure: Evidence from
Indian Firms, Working Paper, VIT Business School.
Mazur, K., 2007, The Determinants of Capital Structure Choice: Evidence from
Polish Companies, International Atlantic Economic Society, Volume 13:
495-514.
Megginson, W.L., 1997, Corporate Finance Theory, Addison-Wesley.
Murhadi, W.R., 2011, Determinan Struktur Modal: Studi di Asia Tenggara, Jurnal
Manajemen dan K ewirausahaan, UK Petra, Terakreditasi DIKTI,
September 2011.
Nurrohim, H., 2008, Pengaruh Profitabilitas, Fixed Asset Ratio, Kontrol
Kepemilikan dan Struktur Aktiva terhadap Struktur Modal pada Perusahaan
Manufaktur di Indonesia, Kajian Bisnis dan Manajemen, Volume 10: 11-18.
Sulistyowati, W.A., 2009, Penentuan Kebijakan Struktur Modal Pada
Perusahaan
Manufaktur
di
Bursa
Efek
Indonesia,
http://eprints.undip.ac.id/8145/1/Wiwit_Apit.pdf.
Utami, S.E., 2009, F aktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal
Perusahaan Manufaktur, FENOMENA, Vol. 7, No. 1, h al. 39-47,
Universitas Mercubuana.
------------, 2011, Pedoman Penulisan Skripsi Jurusan Manajemen, Fakultas
Bisnis dan Ekonomika, Universitas Surabaya.
www.idx.co.id
www.wernermurhadi.wordpress.com
11
Download