Surat 3 Yohanes (Bagian 92) Friday, May 26, 2017 Kita beribadah bukan sebagai orang yang beragama, tetapi sebagai kehidupan yang sudah mengalami pekerjaan Kurban Kristus, orang yang telah ditebus, yang beribadah, melayani, mengikut Yesus. Banyak orang menyatakan diri sebagai pengikut Yesus. Kita bukan hanya menjadi pengikut Yesus, tetapi harus menjadi pengikut Yesus yang dikasihi. Mengikut Yesus ada ukuran. Jangan menjadi pengikut yang pada akhirnya meninggalkan Yesus, meskipun sudah menerima pemeliharaan, mujizat, tanda, dan jabatan dari Tuhan, seperti Yudas dan lima ribu orang. Rasul Paulus melalui anak didiknya Timotius, telah menubuatkan bahwa di akhir zaman, banyak manusia yang tidak bisa menerima ajaran yang sehat, melainkan mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan, sampai menerima stempel. Tetapi kita yang mengikut Yesus, harus memiliki tanda: yang pertama dan sangat kuat adalah tanda Salib. Mengikut Tuhan dengan tanda Salib, dijamin akan berhasil. Luk. 9:23 – inilah harga, ketetapan, ukuran, agar pengikutan kita diterima oleh Tuhan. Tidak menyangkal diri = menjadi seteru Salib. Di atas Salib, Yesus menang atas daging, dunia, dan maut. Jika dalam pegikutan ini kita ada tanda Salib, maka kita tdkk akan direpotkan oleh daging, dunia, maupun pencobaan. Pengikutan tanpa tanda Salib adalah pengikutan yang beresiko diancam daging, dunia, dan maut. Mengikut Yesus = menyangkal diri/daging, harus dan setiap hari. Dan seperti teladan Yesus, kita tidak hanya memikul Salib, tetapi sampai tersalib (Luk. 9:24-25). Banyak orang takut kehilangan nyawa demi kepentingan daging, tetapi Yesus telah mengatakan “Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri?” Mempertahankan daging = tidak mau memikul Salib = membinasakan diri sendiri. Praktek menyangkal daging dimulai dari mendengar Firman Allah (Luk. 9:26). Mau mengakui Firman Allah = mau mengakui pekerjaan Firman Allah dalam urapan Roh Kudus, mau menerima pengajaran dan pekerjaan Firman Allah dalam urapan Roh Kudus. Mendengar adalah pekerjaan, pekerjaan pertama yang dikehendaki oleh Bapa. Jika kita mau mendengar Firman Allah dalam urapan Roh Kudus, maka Firman Allah itu sendiri yang nanti akan bekerja, memampukan kita untuk menyangkal daging. Kehidupan yang menyangkal daging = menyerahkan nyawa, akan dikasihi Bapa (Yoh. 10:17) seperti yang telah diteladankan oleh Yesus. Marilah kita juga menjadi pengikut Yesus yang dikasihi Bapa. 3 Yoh. 1:13-15 1:13 Banyak hal yang harus kutuliskan kepadamu, tetapi aku tidak mau menulis kepadamu dengan tinta dan pena. 1:14 Aku harap segera berjumpa dengan engkau dan berbicara berhadapan muka. 1:15 Damai sejahtera menyertai engkau! Salam dari sahabatsahabatmu. Sampaikanlah salamku kepada sahabat-sahabat satu per satu. - dikerjakan oleh Roh Kudus. 1 - Lebih dari surat yang sudah dituliskan kepada sahabat-sahabatnya, rasul Paulus merindu kiranya Firman Allah yang telah disampaikan, tertulis di dalam hati masing-masing sahabatnya. Surat yang telah ditulis kepada sahabat-sahabatnya itu bukan hasil pikiran manusia, tetapi dorongan Roh Kudus. Roh Kudus yang mendorong rasul Yohanes ini jugalah yang akan bekerja untuk menuliskan pada hati sahabat-sahabatnya. Di samping itu, rasul Yohanes juga mempunyai kerinduan untuk bertemu kembali dengan sahabat-sahabatnya. Pada saat pertemuan itulah, rasul Yohanes ingin melihat bahwa Firman Allah yang telah dia sampaikan secara tertulis, sudah terukir di dalam hati sahabat-sahabatnya. Itu sebabnya, dalam kata penutup rasul Yohanes mengatakan ‘Damai sejahtera menyertai engkau!’ Kerinduan yang Page - - - ▫ ▫ Perkataan ‘Damai sejahtera’ menunjuk kepada berkat yang ditinggalkan dan diberikan oleh Yesus Kristus sebelum DIA pergi meninggalkan murid-murid-Nya atau terangkat ke Surga (pergi = matibangkit - naik ke Surga). Damai sejahtera menunjuk kepada Roh Kudus (Roh Kebenaran). Dalam Yoh. 14:16-17, Yesus menyebut Roh Kudus dengan sebutan ‘seorang Penolong’. Sebagai seorang Penolong, apa yang DIA kerjakan? Menyertai dan diam di dalam kehidupan orang-orang percaya. a. Dalam penyertaan-Nya, DIA bekerja untuk mengajar dan mengingatkan orang-orang percaya kepada setiap perkataan yang telah disampaikan oleh Yesus Kristus (Yoh. 14:26). b. Dalam tinggal diam, DIA bekerja untuk memampukan orang-orang percaya menurut berpegang melakukan segala ketetapan Bapa (Yeh. 36:27). Setiap orang percaya yang menerima ‘Damai sejahtera’ Allah (atau menerima Roh Kudus), akan mengalami kedua pekerjaan dari Roh Kudus. Dia bukan saja menerima penyertaan Roh Kudus yang mengajar dan mengingatkan, tetapi sampai kepada menurut, berpegang, dan puncaknya adalah melakukan segala ketetapan Tuhan – puncak karya rohani. Jika sudah sampai pada ‘melakukan’, maka pada Yeh. 36:28 Allah berkata Dan kamu akan diam di dalam negeri yang telah Kuberikan kepada nenek moyangmu dan kamu akan menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allahmu. Terjadi suatu pertemuan – persekutuan yang kuat, yang kekal, dan yang mulia, ▫ ▫ ▫ antara Allah dan gereja-Nya, di negeri perjanjian. Perhatikan: Ada suatu perjalanan panjang dan naik bersama dengan Roh Kudus, dimulai dari mendengar apa yang diajarkan dan dingatkan oleh Roh Kudus, kemudian dilanjutkan kepada menurut, berpegang, sampai melakukan Firman Allah. Ini merupakan suatu perjalanan menuju kepada suatu kehidupan yang ‘menyembah’ Allah, bahkan sampai pada puncak penyembahan. Setiap orang percaya yang hidup dalam penyertaan ‘Damai sejahtera’ akan dibawa kepada jenis kehidupan yang menyembah, masuk dalam proses perobekan daging, sampai pada saatnya daging tidak bersuara (puncak penyembahan). Hal ini dimaksudkan supaya pada saatnya, kita bisa bertemu bahkan tinggal bersama-sama dengan Yesus Kristus, di dalam langit baru dan bumi baru, di mana hanya ada kebenaran (segala sesuatu baru, manusia baru, dengan bahasa baru, nyanyian baru). Kehidupan yang menyembah adalah kehidupan yang mengalami pendamaian demi pendamaian, dan keubahan demi keubahan. Kesaksian Yesus ▫ Hal ini pernah dinubuatkan Yesus melalui peristiwa yang dialami oleh Yesus saat DIA bersama-sama dengan Petrus, Yakobus, dan Yohanes, berada di atas gunung untuk berdoa. Saat Yesus berdoa, di sana terjadi suatu keubahan. ▫ Seperti tertulis dalam Wah. 19:10 Sembahlah Allah! Karena kesaksian Yesus adalah roh nubuat." Apa yang dikerjakan oleh Yesus selama di bumi, mengandung nubuatan yang pasti akan digenapi bagi gereja-Nya. ▫ Perhatikan kalimat ‘Sembahlah Allah’. Dengan cara bagaimana kita menyembah Allah? Dengan cara masuk dalam ‘kesaksian Yesus’ mengikuti atau mengerjakan seperti yang Yesus kerjakan, sebab segala sesuatu yang dikerjakan Yesus selama di dunia adalah langkah-langkah penyembahan kepada Bapa, sampai pada saatnya daging-Nya harus disalibkan. Luk. 9:28-29 Di sini kita temukan langkah ‘naik’. Secara jasmani, ‘naik ke atas gunung’ memerlukan tenaga dan stamina yang prima. Saat naik gunung, tidak ada satu pun organ dalam tubuh kita yang tidak bekerja, semuanya bekerja dan dilatih. Page - 2 9:28 Kira-kira delapan hari sesudah segala pengajaran itu, Yesus membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus, lalu naik ke atas gunung untuk berdoa. - - Dalam kehidupan rohani, grafik kita juga harus mengalami peningkatan. Dimulai dari mendengar segala apa yang diajarkan dan diingatkan oleh Roh Kudus. Selanjutnya menurut, berpegang, dan melakukan setiap perkataan Yesus Kristus. Saat kita melakukan apa yang menjadi kehendak Firman, pada saat itulah kita berada pada puncak doa, di mana daging tidak bersuara. Perhatikan: pengertian sederhana dari doa adalah datang kepada Bapa untuk memuliakan Bapa yang adalah Terang (Mat. 6:9). Pengertian yang meningkat dari ‘datang kepada Bapa’ adalah melakukan yang benar -- inilah puncak doa, jauh dari kejahatan, hanya melakukan yang benar (Yoh. 3:21). - Inilah kehidupan dalam penyembahan, yaitu hidup senantiasa datang kepada Tuhan, memuliakan Tuhan, melakukan Firman Allah. Saat kita hidup dalam penyembahan, maka yang terjadi adalah keubahan. 9:29 Ketika Ia sedang berdoa, rupa wajah-Nya berubah dan pakaian-Nya menjadi putih berkilau-kilauan. - - - Perhatikan: saat Yesus ‘sedang’ berdoa, terjadi suatu ‘keubahan’. Sementara doa ‘sedang’ berlangsung, atau sementara kita ‘sedang’ melakukan kehendak Firman Allah, Tuhan mengerjakan keubahan dalam kehidupan kita. Keubahan adalah mujizat pertama yang dikerjakan oleh Yesus (di Kana, Yoh. 2:11, Yoh. 1:14, Yoh. 11:4 -Yesus = kemuliaan,). Pada saat keubahan terjadi, pada saat itulah Yesus sedang menyatakan kemuliaan-Nya. Banyak orang meng-klaim telah menerima mujizat dari Allah, tetapi yang menjadi pertanyaan adalah: apakah orang yang telah mengalami mujizat itu juga mengalami ‘keubahan’? Perhatikan: saat kita mengalami keubahan, pada saat itulah kemuliaan Allah dinyatakan pada kita. Peristiwa ‘keubahan’ ini terjadi di Kana, di mana Yesus mengubah ‘air menjadi air anggur’ (Yoh. 2:9). Keubahan di sini bukan saja keubahan warna atau rasa, tetapi lebih mendasar, yaitu Tuhan mengubah sifat dan tabiat (zat atau unsur kimia dari air dan air anggur itu berbeda). Air ▫ ▫ Dalam Yes. 57:20, air adalah gambaran dari kehidupan orang-orang jahat yang tidak memiliki perhentian. Kehidupannya tidak tenang (jauh dari damai sejahtera, ayat 21), yang ditimbulkan dari dalam hatinya adalah kesia-siaan, bau busuk (pikiran, perasaan, perkataan, perbuatan, semua busuk dan sia-sia) dan dosa. Dalam Wah. 17:1, 15, air adalah gambaran dari kehidupan yang dikuasai oleh ‘sundal besar’, satu kehidupan yang hanya terdiri dari daging dan hidup bersekutu dengan dunia. Kehidupan yang dipersiapkan untuk masuk kebinasaan. Anggur - Air anggur adalah gambaran dari kehidupan yang menyenangkan, bahkan menyenangkan Imam Besar. Dalam Yoh. 2:10, dengan adanya air anggur hasil keubahan yang dikerjakan oleh Yesus, pimpinan pesta itu berkata "Setiap orang menghidangkan anggur yang baik dahulu dan sesudah orang puas minum, barulah yang kurang baik; akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai sekarang." - Tetapi janganlah rusakkan minyak dan anggur itu." (Wah. 6:6) 3 - Tuhan ingin mengerjakan keubahan dari dalam kehidupan kita, dari kehidupan yang gampang menggelora, sia-sia, berbau busuk, dan dikuasai dosa, menjadi kehidupan yang baik di hadapan Allah (memuaskan hati Allah). Bahkan sampai pada akhir pesta, anggur baik ini masih tampil. Kita tidak tahu sampai kapan kita diijinkan Tuhan untuk mengikuti pesta (ibadah, pelayanan, dan nikah), tetapi biarlah kita tetap menjadi anggur yang baik sampai akhir pesta itu, sampai langkah terakhir pengikutan. Kehidupan yang menyenangkan hati Tuhan adalah kehidupan yang dibela oleh Tuhan. Bahkan sampai pada akhir zaman, Tuhan katakan "Secupak gandum sedinar, dan tiga cupak jelai sedinar. Page - ▫ ▫ ▫ Keubahan terjadi saat Yesus ‘sedang’ berdoa. Demikian juga di Kana, keubahan itu dikerjakan oleh Yesus, saat hamba-hamba Tuhan yang setelah mendengar perintah Tuhan, ‘sedang’ melakukan kehendak Yesus Kristus. Yesus mengerjakan keubahan yang sangat mendasar, yaitu mengubah sifat dan tabiat. Perhatikan kembali apa yang tertulis dalam Luk. 9:29 Ketika Ia sedang berdoa, rupa wajah-Nya berubah dan … Kesaksian Yesus ini harus kita alami. Jika Yesus mengalami keubahan pada ‘wajah’, maka Yesus juga ingin mengubah ‘wajah’ kita. Tuhan ingin mengubah – mengoperasi – memperindah wajah kita, supaya jangan ada kerut, noda, dan cacat pada wajah kita. Mengapa wajah kita harus diubah? Kej. 4:6 4:6 Firman TUHAN kepada Kain: "Mengapa hatimu panas dan mukamu muram? - - - - Inilah alasan mengapa wajah manusia harus mengalami keubahan, sebab muka manusia adalah muka yang muram (geram, mbesengut). Wajah berhubungan erat dengan hati. Dari hati yang panas, tampilah wajah yang muram. Jadi, jika Yesus hendak mengubah wajah kita, berarti Yesus hendak mengubah hati manusia. Hati manusia adalah hati yang panas, hati yang dikuasai dosa, hati yang menjadi tempat tinggal roh-roh jahat dan menjadi tempat persembunyian roh-roh najis dan kebencian (Wah. 18:2, Mar. 7:21-22). Kebencian sekarang merajarela di dunia, termasuk juga di dalam gereja Tuhan. Orang Kristen yang hidup ibadahnya tidak mengalami keubahan, dia akan menjadi serupa dengan dunia, hidup dalam kebencian. Kebencian hanya menimbulkan pertengkaran. Kehidupan yang dikuasai kebencian, gampang menggelora, dan apapun yang dia kerjakan seperti sampah yang berbau busuk di hadapan Tuhan. Lawan dari kebencian adalah Kasih. (Ams. 10:12 Kebencian menimbulkan pertengkaran, tetapi kasih menutupi segala pelanggaran.). ▫ ▫ ▫ ▫ Perhatikan: kehidupan kita adalah kehidupan yang telah dibeli bahkan telah dilahirkan oleh Allah di dalam Yesus Kristus, menjadi anak-anak Allah. Tuhan telah menghapus dosa kita dan telah memberikan hati nurani yang baik (saat di baptis). Jika hati nurani yang baik ini tidak kita pakai untuk menjadi tempat tinggalnya Firman Allah dan Roh Allah, maka iblis sudah bersiap sedia untuk menempati hati. Seharusnya, hati nurani yang baik yang diberikan Allah saat kita dilahirkan kembali, harus didiami oleh Firman Allah dan Roh Allah yang senantiasa membaharui ‘hati dan pikiran’ kita. Jadi, jika kehidupan anak-anak Tuhan tidak masuk dalam proses penyangkalan daging atau proses penyembahan, yang ditakutkan adalah hati ini akan dikuasai kembali roh yang dulu pernah menguasai, bahkan dia akan mengajak tujuh roh lain yang lebih jahat (Mat. 12:43-45) Orang semacam ini hidup di luar Kasih Allah, dia hidup dalam kejahatan, kenajisan, kebencian, dan sangat sulit untuk bisa hidup menurut, berpegang, dan melakukan Firman Allah. Dia tidak bisa hidup mengasihi Allah dan sesama, apalagi mengasihi musuh yang menganiaya dan yang tidak tahu berterima kasih. Kel. 34:29 Wajah Musa Berubah 34:29 Ketika Musa turun dari gunung Sinai -- kedua loh hukum Allah ada di tangan Musa ketika ia turun dari gunung itu -- tidaklah ia tahu, bahwa kulit mukanya bercahaya oleh karena ia telah berbicara dengan TUHAN. keubahan (bukan pandai, tapi berubah). 4 Musa adalah kehidupan yang mengalami ‘keubahan wajah’. Keubahan ini dihasilkan oleh karena ia telah berbicara dengan Tuhan -- inilah kehidupan yang berhasil dalam ibadah. Dalam ibadah, Tuhan berbicara kepada kita, harus ada keubahan. Saat dia beribadah, dia bertemu dengan Tuhan. Hasil bertemu dengan Tuhan, pada dia adalah loh hukum Allah. Bukti pada kita ada Firman Allah adalah Page - - - ▫ ▫ ▫ ▫ Perhatikan: sementara Musa berbicara dengan Tuhan, Musa dalam keadaan berpuasa, hidup dalam penyangkalan daging. Dalam keadaan hidup menyangkal daging inilah, Tuhan mempercayakan Firman-Nya (sekarang bukan pada loh batu, tetapi pada loh hati) dan mengubah wajah Musa (sekarang mengubah hati dan pikiran, sifat dan tabiat). Selama empat puluh hari dan empat puluh malam, Musa tidak kena mengena dengan roti dan air, tetapi Musa hanya hidup oleh perkataan Allah (Kel. 34:28). Musa memperagakan bagaimana manusia bisa hidup hanya dengan Firman Allah, bahkan selanjutnya Musa bersama dengan bangsa Israel, dipelihara Allah hanya dengan roti kehidupan dan air kehidupan selama 40 tahun. Pada Kel. 34:29-30 disebutkan bahwa ‘wajah Musa’ bercahaya. Sekarang perhatikan apa yang Tuhan katakan tentang Musa dalam Bil. 12:3 Adapun Musa ialah seorang yang sangat lembut hatinya, lebih dari setiap manusia yang di atas muka bumi. Inilah yang sebenarnya Tuhan kerjakan di dalam keubahan wajah, yaitu ‘hati’. Awalnya, hati Musa adalah hati yang gampang menggelora. Saat Musa melihat seorang dari mereka dianiaya oleh seorang Mesir; maka Musa membela orang yang dianiaya itu dengan membunuh orang Mesir. Musa tidak lebih dari seorang pembunuh. Musa adalah pribadi yang mewarisi sifat tabiat Kain. Tetapi Tuhan mampu mengubah hati seorang pembunuh menjadi hati yang sangat lembut. Tidak ada yang mustahil bagi orang percaya, yang hidup dalam penyembahan (perobekan daging). Saat Musa hidup dalam penyangkalan daging, hidup dalam penyembahan, hidup bergaul karib dengan Allah, Allah mengerjakan keubahan yang sangat mendasar. Sifat – tabiat Musa yang kasar, pikiran yang dikuasai hikmat Mesir, diubah oleh Tuhan. Kel. 34:31-32 Perkataan 34:31 Tetapi Musa memanggil mereka, maka Harun dan segala pemimpin jemaah itu berbalik kepadanya dan Musa berbicara kepada mereka. 34:32 Sesudah itu mendekatlah segala orang Israel, lalu disampaikannyalah kepada mereka segala perintah yang diucapkan TUHAN kepadanya di atas gunung Sinai. - - Sekarang perhatikan gaya bahasa Musa berbicara. Perkataan yang keluar dari mulut Musa adalah perkataan Firman Allah. DIA berbicara seperti apa yang diperintahkan oleh Allah. Coba bandingkan dengan cara bicara Musa sebelumnya. Jika kita perhatikan dalam Kel. 3 dan 4, sebanyak enam kali Musa terus membantah perkataan Tuhan, bahkan pada Kel. 4:14 dikatakan sampai murka Tuhan bangkit mendengar perbantahan Musa. Dalam Injil Matius, Perkataan juga tidak bisa dilepaskan dari hati (Mat. 12:34-35, bukan pandai berkata-kata, tetapi bisa memberi jawab, seperti Yesus di padang gurun, semua kembali pada ‘ada tertulis’). ▫ ▫ Inilah yang sedang Tuhan kerjakan atas kehidupan orang-orang percaya yang hidup dalam doa dan penyembahan, yaitu keubahan. Saat keubahan terjadi, pada saat itulah kemuliaan Allah dinyatakan, sehingga kemuliaan Allah bisa dilihat dalam hati kita, dalam pikiran kita, dalam perkataan, dan perbuatan kita. Hati yang memuliakan Tuhan, pikiran yang memuliakan Tuhan, pandangan yang memuliakan Tuhan, keinginan yang memuliakan Tuhan, perkataan dan perbuatan yang memuliakan Tuhan. Menjadi anak-anak Tuhan yang memuliakan Tuhan, dalam keubahan. 5 - Dalam Kol. 3:17, perkataan dan perbuatan adalah satu kaitan yang erat. Hal ini berbicara tentang ‘pakaian’. Jadi, Tuhan tidak hanya mengubah perkara-perkara yang ada di dalam (sifat, tabiat, pandangan, dan keinginan), tetapi sampai pada tutur kata dan perbuatan. Segala perkataan dan perbuatan dikerjakan dalam pimpinan Roh Kudus dan seturut dengan Firman Allah. Dalam 1 Pet. 4:7-11, rasul Petrus menjelaskan bagaimana seharusnya orang Kristen (pengikut Yesus) hidup. Perkataan dan perbuatannya menampilkan Kasih. Page -