UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA DENGAN MODEL KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA DI KELAS VIIID SMP N 2 PAKEM Iis Yuliani Dewi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas PGRI Yogyakarta email: [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa pada materi Luas Permukaan dan volume Prisma dan Limas siswa di kelas VIIID SMP N 2 Pakem.Penelitian ini dilakukan di SMP N 2 Pakem pada tahun 2015. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) secara kolaboratif dan partisipatif. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIIID SMP N 2 Pakem Semester genap tahun pembelajaran 2014/2015 yang berjumlah 30 siswa. Obyek penelitian ini adalah pelaksanaan pembelajaran matematika dengan model kooperatif. Penelitian ini terdiri dari dua siklus, siklus pertama dan kedua dilaksanakan masing-masing dalam 3 pertemuan. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, tes, dan dokumentasi. Teknik analisa data yang digunakan terdiri dari reduksi data, triangulasi, pengumpulan data, dan penarikan kesimpulan dengan rumus rata-rata dan persentase.Hasil penelitian tindakan kelas peningkatan kemampuan komunikasi matematika siswa kelas VIIID dilihat dari nilai ketuntasan pra penelitian 52,00% dengan kategori sedang dan setelah dilaksanakan pembelajaran pada siklus I meningkat menjadi 69,00% dengan kategori tinggi. Pada siklus II meningkat menjadi 80,14% dengan kategori sangat tinggi. Ratarata pra penelitian dibandingkan dengan siklus I meningkat 17. Rata-rata komunikasi matematika siklus I dibandingkan siklus II meningkat 9,76. Berdasarkan hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran dengan model kooperatif yang dilakukan terlaksana 84,60% dengan kategori sangat tinggi. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan model kooperatif dapat meningkatkan komunikasi matematika. Kata Kunci: Model Kooperatif, Komunikasi Matematika matematika memerlukan kerja keras 1. PENDAHULUAN Mata pelajaran matematika dari otak. Anggapan ini merupakan salah satu mata pelajaran menyebabkan yang banyak digunakan pada mata semangat dan bahkan malas untuk pelajaran lainnya, misalnya fisika, lebih giat mempelajari matematika. kimia, biologi, ekonomi dan ilmu Salah pengetahuan lainnya. Banyak siswa mungkin karena matematika yang beranggapan bersifat abstrak. untuk mempelajari satu mereka faktor patah penyebabnya SMP N 2 Pakem merupakan satu 2014/2015 diketahui sebanyak 23 sekolah yang terletak di siswa Kaliurang km 20 Jalan nilainya belum mencapai Kecamatan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Sleman. yaitu 7,50. Dari hasil analisa jawaban Berdasarkan hasil observasi di kelas soal uraian sebagian besar siswa VIIID yang telah dilakukan peneliti, menjawab tidak sesuai dengan apa proses kegiatan mengajar di kelas yang tersebut dengan sekedar menjawab pertanyaan tanpa melalui mengetahui permasalahan yang ada. pemberian Ketika diberikan soal lain yang pemberian sejenis dengan kalimat yang berbeda Hargobinangun, dilakukan menyampaikan ceramah guru materi dilanjutkan contoh-contoh soal dan diharapkan, hanya tugas. Siswa belajar dengan cara mereka mendengarkan penjelasan guru, menjawab. Sebagian besar siswa mencatat mengerjakan soal. tidak terbiasa menuliskan apa yang Siswa kurang terlibat aktif dalam diketahui dan apa yang ditanyakan mengembangkan dari soal. Siswa juga kurang terbiasa dan kemampuannya masih mereka secara mandiri. Siswa hanya aktif mengerjakan membuat bervariasi catatan, dalam kemampuannya tetapi kurang kesulitan dalam soal-soal terlihat saat yang diminta mengembangkan mengerjakan di depan kelas mereka dalam masih melihat pekerjaan temannya. berkomunikasi. Pada saat pembelajaran berlangsung Berdasarkan data akademik siswa mereka kelas VIIID SMPN 2 Pakem yang memperhatikan berjumlah membicarakan hal-hal diluar materi 30 siswa, pada ulangan tengah semester 2 tahun ajaran pelajaran. cenderung Hal dan ini lebih tidak suka menunjukkan kurangnya kemampuan komunikasi kurang. matematika berlangsung siswa mengintepretasikan dalam Saat pembelajaran siswa cenderung pemahamannya mengobrol sendiri dengan teman- tentang soal matematika sehingga temannya daripada memperhatikan walaupun diberikan soal dengan penjelasan guru sehingga partisipasi bahasa yang sedikit berbeda beberapa siswa masih kurang. Hal tersebut siswa masih kurang tepat dalam mengindikasikan bahwa kemampuan menafsirkan komunikasi matematika siswa masih maksud dari soal tersebut. rendah. Berdasarkan wawancara terhadap Kemampuan Komunikasi guru matematika kelas VIIID SMPN Matematika 2 Pakem diperoleh informasi tentang untuk berkomunikasi yang meliputi kemampuan dalam kegiatan penggunaan ide/gagasan menulis, menyimak, siswa menyampaikan adalah kemampuan keahlian menelaah, matematika secara lisan maupun menginterpretasikan, tertulis mengevaluasi ide, simbol atau istilah dari kontekstual masih serta informasi matematika yang kurang, kemampuan menggunakan diamati melalui proses mendengar, simbol atau notasi matematika serta mempresentasi, dan diskusi (Yani melakukan operasi matematika masih Ramdani, 2012: 47-48). Kemampuan belum tepat. Sebagian siswa masih komunikasi kurang penting rumus, (soal permasalahan tepat cerita) dan dalam kemampuan menuliskan dalam matematika bagi siswa menjadi untuk menyampaikan ide atau gagasan menjelaskan gambar ke dalam uraian terkait materi pelajaran yang yang kontekstual dan sesuai masih diungkapkan dalam bentuk tertulis. Ide atau gagasan yang disampaikan komunikasi siswa. Pada model ini tersebut siswa berisi tentang materi akan lebih banyak matematika yang dipelajari siswa, berkesempatan berupa konsep, rumus atau strategi kemampuan yang dimiliki terutama penyelesaian suatu masalah. dalam dalam berkomunikasi Di mengembangkan mengkomunikasikan suatu harus gagasan dalam pelajaran matematika. dipikirkan bagaimana caranya agar Berdasarkan uraian di atas, peneliti apa dapat melakukan pendekatan dengan guru dipahami oleh orang lain. Dalam hal dan sepakat untuk meningkatkan ini perlu dirancang suatu model kemampuan komunikasi matematika pembelajaran mampu siswa dengan menggunakan model dapat kooperatif. Melalui model Kooperatif yang disampaikan yang memfasilitasi siswa agar berinteraksi dan bekerja sama diharapkan dengan baik, mudah kemampuan komunikasi matematika materi dapat memahami mengkomunikasikan dapat meningkatkan siswa. pengetahuan yang mereka peroleh. Pemilihan model yang tepat dalam 2. KAJIAN TEORI Komunikasi pembelajaran membantu oleh guru guru dapat menciptakan matematika mencakup ketrampilan/kemampuan menulis, pembelajaran yang kondusif sehingga membaca, akan (mendiskusikan) memudahkan penyampaian materi. dalam Model (menaksir), discussing and dan assesing discourse (wacana). Sintaks dari model pembelajaran kooperatif adalah salah pembelajaran kooperatif terdiri satu model yang dapat digunakan dari untuk Menyampaikan meningkatkan aktivitas enam fase yakni: tujuan 1) dan mempersiapkan peserta didik, 2) menyajikan informasi, 3) 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Mengorganisir peserta didik ke Hasil dalam menggunakan tim-tim belajar, 4) Membantu kerja tim dan belajar, penelitian tindakan dengan kelas model kooperatif yang dilaksanakan di kelas 5) Mengevaluasi, 6) Memberikan pengakuan atau penghargaan. VIIID SMP Negeri menunjukkan 3. METODE PENELITIAN Penelitian ini 2 Pakem peningkatan kemampuan komunikasi matematika dirancang dengan siswa. Hal ini terlihat berdasarkan menggunakan penelitian tindakan data yang diperoleh dari hasil tes kelas. Jenis penelitian tindakan kelas komunikasi matematika pada siklus I yang dilaksanakan bersifat dan siklus II dan hasil observasi partisipatif dan kolaboratif. keterlaksanaan pembelajaran. Penelitian ini dilaksanakan pada Berdasarkan evaluasi yang dilakukan bulan Mei 2015 di kelas VIIID SMP pada siklus I dan siklus II siswa, N 2 Pakem pada semester genap terlihat bahwa ada peningkatan nilai tahun ajaran 2014/2015. Subjek rata-rata hasil tes komunikasi siswa. penelitian ini adalah siswa kelas VIIID SMP N 2 Pakem yang Pada akhir setiap siklus diadakan tes berjumlah individu, 30 siswa. Teknik berdasarkan tes siklus I pengumpulan data yang digunakan pembelajaran dalam antara komunikasi matematika sebesar 69%. lain,observasi, tes, dokumentasi dan Pada siklus II meningkat menjadi catatan lapangan. Analisa data yang 80,14%. digunakan dalam penelitian ini terdiri komunikasi matematika meningkat dari reduksi data, triangulasi, dan sebesar 11,14%. Berdasarkan analisis penarikan kesimpulan. hasil tes siklus I dan siklus II penelitian ini pada hasil Peningkatan hasil tes diperoleh sebanyak 25 siswa dari 30 dalam proses pembelajaran sehingga siswa proses pembelajaran dapat berjalan mengalami peningkatan kemampuan komunikasi matematika dengan pada materi bangun ruang prisma dan pembelajaran matematika mulai dari limas. Penelitian yang sama juga siklus I sampai dengan siklus II. dilakukan oleh Runtyani Irjayanti Guru telah menunjukkan sikap yang Putri melalui penerapan pendekatan memang seharusnya dilakukan oleh Reciprocal Teaching dengan model seorang guru dalam menerapkan kooperatif yang dilakukan di Kelas pembelajaran VIIID SMP N 4 Magelang, juga kooperatif. terjadi disimpulkan peningkatan kemampuan baik. Selama dengan Secara bahwa model umum dapat pembelajaran komunikasi matematika siswa yang dengan dapat dilihat dari hasil tes siklus I meningkatkan sebesar 76,52% naik menjadi 85,96% matematika pada siswa kelas VIIID di siklus II. SMP Negeri 2 Pakem. Tercapainya hasil belajar proses yang mendukung pembelajaran, kooperatif dapat komunikasi yang optimal tersebut, dikarenakan banyak aspek model proses 5. KESIMPULAN Penerapan Pembelajaran model kooperatif dengan selama dapat kesesuaian meningkatkan kemampuan antara tindakan yang dilakukan oleh komunikasi matematika pada materi guru dengan rencana tindakan yang Luas permukaan dan volume prisma telah dipersiapakan peneliti dalam dan limas siswa kelas VIIID SMP N RPP yang telah disetujui guru yang 2 Pakem karena siswa sudah terbiasa bersangkutan, serta sikap siswa kelas belajar dengan berdiskusi. Hasil VIIID yang bersedia bekerjasama presentase belajar siswa sebesar 52,00% dengan kategori sedang prasiklus, 69,00% dengan kategori Dalam Pembelajaran Matematika Melalui Model Kooperatif tinggi pada siklus I dan presentase 80,14% dengan kategori sangat tinggi Tipe Teams Games Tournament (TGT) Siswa Kelas VIIID SMP Negeri 2 Sleman. Yogyakarta: Skripsi UNY. pada siklus II. Erman Hasil Pembelajaran pengamatan menunjukkan bahwa keterlaksanaan pembelajaran dengan model kooperatif mengalami peningkatan untuk setiap siklusnya. Pada siklus I hasil keterlaksanaan Suherman, dkk. 2001. Strategi Pembelajaran matematika. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Fitri Nugraheni. Meningkatkan Komunikasi 2013. Upaya Kemampuan Matematika dengan guru pembelajaran menggunakan \ Menggunakan Model Pembelajaran dengan model kooperatif adalah 80% Kooperatif Tipe Think Pair Share dengan kategori tinggi, pada siklus II (TPS) pada Materi Fungsi Siswa Kelas VIIIA SMPN 2 Gamping. meningkat sebesar 84,6% dengan Yogyakarta: kategori sangat tinggi. Yogyakarta. Universitas PGRI Hamzah B. Uno & Satrio Koni, 6. REFERENSI 2012. Agus Suprijono. 2010. Cooperative Learning. Yogyakarta: Assesment Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Pustaka MM. Endang S, dan Sumaryanta. Belajar. 2005. Aris Shoimin. Pembelajaran Teknologi 2014. Model PembelajaranMatematika. Inovatif dalam Universitas PGRI Yogyakarta. Kurikulum 2013. Jakarta: Ar-Ruzz Nana Media. Sudjana, Ibrahim. 2010. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Aji Bandhi. Meningkatkan Komunikasi 2009. Upaya Kemampuan Matematika Siswa Bandung: Sinar Baru Algesindo. NCTM. (1989). Curriculum and Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Evaluation Standards for SchooL Penelitian Mathematics. Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Reston, VA : NCTM. Trianto. 2009. Mendesain Model Suatu pembelajaran Pendekatan Inovatif-Progresif. Novan dan Muhammad Irham. 2013. Jakarta: Kencana Prenada Media Psikologi Pendidikan. Jakarta: Ar- Group. Ruzz Media. Yani Sumaryanta. 2009. Pembelajaran Yogyakarta: 2012. Pengembangan Matematika. Bahan Ajar untuk Meningkatkan Universitas PGRI Yogyakarta. Kemampuan Instrumen dan Komunikasi, Penalaran, dan Koneksi Matematis Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan, pendekatan kuantitatif, kualitatif, Ramdani. Perencanaan dan R&D, Bandung: Alfabeta. dalam Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara. Integral. Jurnal FMIPAUNISBA, (online),vol 13, No. 1 (http://jurnal .upi.edu/file/6yani ramdhani.pdf, diakses 25 Maret 2015) Suharsimi Arikunto, dkk. 2008. Konsep